Anda di halaman 1dari 2

ANGINA PEKTORIS

No. Dokumen :
No. Revisi : 00
SOP TanggalTerbit :
Halaman :1/2

Herlia neti,Amd.Kep
PUSKESMAS NIP.19740808200012
SAMBIREJO 2002
1. Pengertian Angina pektoris ialah suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri dada yang khas
, yaitu seperti rasa ditekan atau terasa berat di dada yang sering menjalar ke
lengan kiri. Nyeri dada tersebut biasanya timbul pada saat melakukan aktivitas
dan segera hilang bila aktivitas dihentikan
2.Tujuan Sebagai pedoman langkah-langkah dalam penatalaksaan angina pektoris di
Puskesmas Sambirejo
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Sambirejo. NO. / tentang standar layanan klinis
4. Referensi Permenkes RI nomor 5 tahun 2014 tentang panduan praktik klinis bagi dokter di
fasilitas pelayanan kesehatan primer
5. Alat &Bahan 1. Tensimeter
2. stetoskop
3. termometer
4. buku register
5. rekamedis
6. alat tulis
7. senter/peen light
8. EKG
9. Oksigen
10. Obat-obatan: nitrat, beta blocker, calsium channel blocker, antiplatelet
6. Prosedur / 1. Petugas melakukan anamnesa pada pasien didapatkan keluhan:
Langkah - Pasien datang dengan keluhan nyeri dada yang khas, yaitu seperti rasa
langkah ditekan atau terasa berat seperti ditimpa beban yang sangat berat.
2. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pada pasien ditemukan:
a. Sewaktu angina dapat tidak menunjukkan keainan. Walau jarang pada
auskultasi dapat terdengar derap atrial atau ventrikel dan mur mur
sistolik di daerah apeks. Frekuensi denyut jantung dapat menurun,
menetap atau meningkat pada waktu serangan angina
b. Dapat ditemukan pembesaran jantung

4. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang pada pasien


a. EKG
b. Foto toraks
5. Petugas melakukan penegakan diagnosa berdasarkan anamnesa,
1
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
6. Petugas melakukan penatalaksaan pada pasien
a. Modifikasi gaya hidup
1) Mengontrol emosi dan mengurangi kerja berat
2) Mengurangi konsumsi makanan berlemak
3) Berhenti merokok dan alkohol
4) Mengatur pola makan
5) Melakukan olahraga ringan secara teratur
6) Melakukan kontrol terhadap kadar serum lipid
7) Mengontrol tekanan darah
b. Terapi farmakologi
1) Nitral dikombinasi dengan ß-blocker atau calcium channel
Blocker (CCB) non dihidropidin yang tidak meningkatkan heart
rate (verapamil, diltiazem). Pemberian dosis pada serangan akut:
nitral 10 mg sublingual, beta bloker (Propanolon 20-80 mg atau
Bisoprolol 2,5-5 mg per 24 jam), calcium channel bloker (CCB)
dipakai bila beta bloker merupakan kontraindikasi (verapamil 80
mg, diltiazem 30 mg)
2) Antipletelet: aspirin 160-320 mg dan oksigen dimulai 21/menit
7. Petugas melakukan konseling dan edukasi pada pasien tentang penyakit
7.Diagram Alir
1. Ruangan Poli umum
2. Ruangan KIA-KB
8. Unit terkait
3. Ruangan Lansia
4. Ruangan
9. Rekaman NO YANG ISI PERUBAHAN TANGGAL MULAI
Historis DIRUBAH DIBERLAKUKAN

perubahan

Anda mungkin juga menyukai