Anda di halaman 1dari 4

ARTI PERSAHABATAN

(Fia Nur Qotizah)

Suatu hari di sebuah desa tepatnya di desa Rambutan tinggalah seorang dua anak
perempuanbernama Ani dan Afi mereka berdua bersahabat sejak kecil. Rumah mereka
berdampingan setiap hari meraka berasama. Tapi meraka berasal dari keluarga yang berbeda. Ani
anak orang kaya sedang Afi anak orang yang kurang mampu namun mereka tetap berteman
layaknya orang yang tidak pernah mengenal arti perbedaan. Namun orang tua Ani tidak
mengijinkan Ani untuk berteman dengan Afi karena Afi itu anak yang tidak punya. Dan
sebaliknya Afi tidak boleh berteman dengan karena Ani anak orang kaya dan orang tua Ani juga
tidak suka dengan Afi. Namun tetap saja mereka tetap berteman. Sampai-sampai orang kampung
itu mengira bahwa mereka seperti anak kembar, dimana ada Afi disitu ada Ani. Mereka sahabat
sejati yang tidak dipisahkan. Namun apa daya, orang tua mereka tidak suka satu sama lain.
Waktu itu mereka mendapat sahabat baru yang bernama Riyan,Dika,Wanda. Dan akhirnya
mereka bersahabat. Mereka berlima selalu bersama-sama. Mereka waktu itu duduk di kelas SD.
Sekolah mereka tidak sama Riyan,Ani, sekolah di SD MI sedangkan Afi,Dika,Wanda di SD
Tunas Bangsa.
Sore itu merka berlima ngumpul bareng di rumah Afi untuk bermain. Mereka bermain
bersama anak-anak lain. Mereka bermain Gobak Sodor ,Kasti,Sepak Bola.
Waktu itu waktu pembagian pemain.
“Afi kamu main sama aku” (kata mas Angga)
“iya mas” (jawab Afi)
“Ani kamu sama aku” (kata mas Randi)
“Riyan,Dika,Arna, sama aku”. ( kata mas Angga)
“(iya kak)” (kata jawab mereka)
“Wanda,Ridwan,Rafli ikut saya’ (kata kak Randi)
Dan sampai selesai dan rata pembagian itu.
Mereka bermain bola kasti waktu itu.
Kelompok ani dan kawan-kawan menang sedangkan kelompok Ani dan yang lain kalah akhir
meraka terjadi konflik dan akhirnya mereka musuhan untuk beberapa hari. Afi,Dika,Riyan
ngumpul sendiri sedangkan Ani ,dan Wanda ngumpul sendiri.Waktu itu Afi,Dika,Riyan sedang
ngobrol.
“Eh mau berapa lama kita marahan” (tanya Afi dengan wajah cemas)
“Gak tau.” (jawab Dika sambil menengokkan wajahnya)
“Tapi kan ini cuma masalah sepele itu permainan kenapa harus marahan” (jawab sambil
nangis)
“Kamu jangan nangis secepatnya kita akan baikan tenang saja” (kata Dika sambil
menepuk pundak Afi)
“Janji iya “ (jawab Afi)
“Iya janji” (jawab Dika)

Sore itu Afi ketemu dengan Ani waktu itu coba menyapa
“hey An mau kemana? Tanya Afi sambil tersenyum.
“mau ke warung” (jawab Ani)
“An apa kamu masih marah sama aku ya “ (Tanya Ani sambil meneteskan air mata)
“Aku gak marah kok Af” (jawab Ani sambil tersenyum)
“Kita baikan aja ya aku Riyan dan Dika kangen kamu sama wanda” (jawab afi sambil
tersenyum)
“iya kita baikan “ (jawb Ani)
Akhirnya mereka berteman dan sore itu mereka berkumpul kembali. Canda tawa pun
mewarnai wajah mereka berlima.
Tak tersa ternyata mereka sudah kelas 6 SD dan mereka akan menghadapi ujian nasional.
Akhirnya mereka sekarang jarang berkomunikasi. Ujian pun tinggal satu hari lagi
Ani,Afi,Wanda,Riyan mereka belajar bersama.
“Kita nanti sore belajar di rumah Afi ya” (kata Ani sambil tersenyum)
“Oke siap” (jawab Dika,Riyan,Wanda)
“Gimana Fi kamu mau nggak?” (Tanya Ani)
“oke gak papa” (jawab Afi)
“Kita ke rumah kamu jam 3 ya” (kata Ani)
“iya” (jawab Afi)
Mereka pulang menuju rumah masing masing untuk mengambil tas dan buku. Tak lama
kemudian mereka berjalan menuju rumah Afi.
“ Afi “ (Ani mengetuk pintu)
“iya silah kan masuk” (jawab Afi)
“kita belajar matematika dulu ya!” (kata Afi)
“Iya” (jawab Afi,Dika,Wanda,Riyan)
Akhirnya mereka belajar sesekali bercanda,usil, walaupun mereka tipe anak yang bandel
tapi soal belajar mereka tetap tekun. Hari Senin mereka Ujian Matematika, Seasa : Bahasa
Indonseia, Rabu : IPA.
Ujian pun telah berlalu dan waktu itu mereka menunggu hasil pengumuman. Akhirnya
mereka lulus sekolah mereka tampak senang.
“Kita Lulus”, 9Kata Afi)
“Alhamdulillah (Jawab Wanda, Dika, Riyan, Ani dengan wajah bahagia)
Namun waktu masuk SMP mereka berpisah tapi mereka tetap aja berteman. Ani dan
Wanda berada di sekolah yang sama karena mereka berasal dari keluarga yang kaya, sedangkan
Dika, Riyan dan Afi mereka berasal dari keluarga yang tidak punya.
Namun mereka tetap saja berteman. Hari pertama masuk sekolah mereka naik sepeda
bersama dari rumah mereka pukul 6 karena sekolah Afi, Dika, Riyan jauh. Mereka berlima
berjanji apapun yang terjadi mereka tetap bersahabat.
Pukul 12.00 mereka pulang sekolah, mereka tidka bisa bersama karena di SMP Ani dan
Wanda ternyata ada kelas bilingual (Bahasa Inggris) jadi terpaksa mereka harus pulang sore.
Akhirnya Afi, Dika dan Riyan pulang ke rumah.
“Fi nanti sore main ya” (tanya Dika sambil mengayuh sepeda)
“Maaf Dik, kayaknya nanti sore aku bantu-bantu orangtuaku ke sawah (jawab Afi sambil
menundukkan kepala)
Ya udah lain kali aja”, jawab Dika sambil menampak wajah tersenyum.
“Maaf ya” (Jawab Afi)
“Iya ngak papa kok” (jawab Dika)
Tak terasa bahwa jarak mereka berjauhan mereka sibuk untuk meluangkan waktu
bermain bersama. Malam itu mereka berkesempatan untuk main ke rumah Afi. Mereka
berbincang-bincang.
“Ibu sekarang sedang sakit dan dia dirawat di rumah sakit, sedangkan Ayahku tidak
punya uang” (Kata Riyan sambil meneteskan air mata)
“sabar ya kita pasti ada jalan keluar, kami semua akan membantu (Kata Afi sambil
menepuk bahu Riyan)
“Terima kaih teman-teman (Jawab Riyan sambil tersenyum)
Akhirnya mereka pulang. Keesokan harinya mereka berencana untuk ngamen untuk
mengumpulkan dana untuk membantu meringankan beban keluarga Riyan. Capek, lelah, udah
mereka rasakan tetapi apapun demi sahabat tetap mereka lakukan. Karena mereka ibarat anggota
tubuh sakit di salah satu bagian anggota badan yang lain juga ikut merasakan.

Anda mungkin juga menyukai