Anda di halaman 1dari 3

KD 3.

14 MENERAPKAN METODE PENYUSUTAN ASSET TETAP DAN PENCATATANNYA


KD4.13 MELAKUKAN PENCATATAN PENYUSUTAN ASSET TETAP DAN PENCATATANNYA

Mengenal Metode Penyusutan Aktiva Tetap dalam Akuntansi


Depresiasi atau metode penyusutan tidak bisa terlepas dari keberadaan aset tetap. Aset tetap adalah kekayaan perusahaan
dengan usia pemakaian lebih dari satu tahun yang digunakan untuk operasional perusahaan dan bukan untuk dijual.
Seiring waktu, nilai aset tetap akan mengalami penyusutan, seperti bangunan dan mesin. Pasalnya, semakin lama digunakan,
bangunan dan mesin akan semakin rusak sehingga nilainya berkurang. Namun, hal ini tidak berpengaruh pada tanah karena
nilainya akan terus naik.
Secara singkat, metode penyusutan adalah penghitungan biaya aset selama masa penggunaannya. Penyusutan dapat
diartikan sebagai nilai aset bisnis selama masa manfaatnya yang biasa dikenal dengan “depresiasi”.

A. Faktor yang Memengaruhi Depresiasi

Harga Perolehan (Acquisition Cost)


Harga Perolehan adalah harga barang ditambah dengan semua biaya yang menyertainya. Harga Perolehan menjadi dasar
penghitungan besarnya penyusutan yang harus dikeluarkan dalam satu periode akuntansi (satu tahun.) Oleh karena itu, harga ini
menjadi faktor yang paling pengaruh dalam biaya depresiasi.

Harga Buku Aset Tetap


Dalam metode penyusutan, harga buku aset tetap adalah hasil yang diperoleh dari harga Perolehan dikurangi jumlah penyusutan
aset tetap.

Nilai Residu atau Nilai Sisa (Salvage Value)


Nilai residu adalah perkiraan nilai aset tetap yang akan masuk ke dalam kas jika aset tersebut dijual pada saat penarikan atau
penghentian aset. Nilai ini bergantung pada usia ekonomis aset tetap setelah dimanfaatkan. Namun, tidak semua aset tetap
memiliki nilai residu.

Usia Ekonomis Aset (Economical Life Time)


Usia ekonomis aset terbagi menjadi dua, yaitu usia fisik dan usia fungsional. Usia fisik berhubungan dengan kondisi fisik aset itu.
Sedangkan usia fungsional berhubungan dengan manfaat yang dimiliki aset ketika digunakan.

B. Metode-Metode Penyusutan dan Cara Menghitungnya


Akuntansi mengenal 5 metode penyusutan, yaitu metode garis lurus, metode saldo menurun ganda, metode jumlah angka tahun,
metode satuan jam kerja, dan metode satuan hasil produksi.

1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)


Metode ini adalah metode depresiasi aset tetap yang biaya penyusutannya tetap sama setiap tahunnya hingga akhir usia ekonomis
aset tetap tersebut. Metode ini digunakan jika nilai ekonomis aset tetap terus sama setiap tahun. Fungsinya adalah untuk
menyusutkan aset-aset yang manfaatnya tidak terpengaruh oleh besar kecilnya volume jasa atau produk yang diproduksi seperti
peralatan kantor dan bangunan.
Ada dua cara menghitungnya, yaitu:
a. Menggunakan nilai sisa
Depresiasi = (Harga Perolehan – Nilai Sisa) : Usia Ekonomis
Contoh soal ada nilai sisa atau residu
PD Cahaya memiliki kendaraan dengan harga Rp.11.000.000 dengan nilai sisa 1.000.000 usia penggunaan ditaksir 5 tahun, maka
perhitungannya sebagai berikut :
(Rp.11.000.000-Rp.1.000.000) : 5 tahun = Rp.2.000.000 pertahun dan kalau perbulan Rp.2.000.000 : 12 bulan =166.700 kalau
dibulatkan
Jurnalnya,
Beban penyusutan kendaraan 166.700 -
- Akumulasi penyusutan kendaraan - 166.700

b. Tanpa nilai sisa


Depresiasi = Harga Perolehan : Umur Ekonomis
Contoh soal tanpa nilai residu
PD CANTIKA memiliki kendaraan yang harganya Rp.6.000.000 tanpa nilai residu ditaksir memiliki usia penggunaan 3 tahun, maka
perhitungannya sebagai berikut :
Rp.6.000.000 : 3 tahun = Rp.2.000.000 pertahun dan perbulan 2.000.000 : 12 bulan = 170.000 kalau dibulatkan ke dalam puluhan
ribu
Beban penyusutan kendaraan 170.000 -
- Akumulasi penyusutan kendaraan - 170.000

2. Metode Saldo Menurun Ganda (DOUBLE DECLINING BALANCES)


Metode ini adalah metode depresiasi yang ditentukan berdasarkan persentase dari suatu harga buku pada tahun tertentu.
Rumusnya adalah:
Depresiasi = { 2 x (100% : Usia Ekonomis) } x Harga Beli atau Nilai Buku
Contoh sebuah kendaraan dengan harga perolehan Rp.12.000.000 dengan usia penggunaan 4 tahun tanpa nilai residu, maka
perhitungannya
Untuk perhitungan persentasenya : 2 X (100% : 4 tahun) = 50 %, maka tabel penyusutannya sebagai berikut :
3. Metode Satuan Jam Kerja (Service Hours Method)
Tarif Depresiasi Tiap Jam = Harga Perolehan DIKURANGI Nilai Sisa : Jumlah Total Jam Kerja Penggunaan Aset Tetap
Beban Depresiasi per Tahun = Jam Kerja yang Dapat Dicapai x Tarif Depresiasi Tiap Jam

CONTOH SOAL :
Sebuah mesin dengan harga perolehan Rp.11.000.000 dengan nilai residu Rp.1.000.000 dengan usia penggunaan 5000 jam untuk
3 tahun. Tahun pertama 1500 jam, tahun ke dua 2000 jam dan tahun ke tiga 1500 jam, maka perhitungan sebagai berikut :
Tarif per jam untuk depresiasi (Rp.11.000.000 – Rp.1.000.000) : 5000 jam = Rp.2000/ jam
Penyusutan pertahun :
TAHUN KE JUMLAH JAM BEBAN PENYUSUTAN
1 1500 1500 jam X Rp.2000 = Rp.3.000.000
2 2000 2000 jam X Rp.2000=Rp.4.000.000
3 1500 1500 jam X Rp.2000=Rp.3.000.000
JUMLAH RP.10.000.000

4. Metode Penyusutan Satuan Hasil Produksi (Productive Output


Method)
Menurut metode ini, beban penyusutan aktiva tetap ditetapkan berdasarkan jumlah
satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan. Beban depresiasi
dihitung dengan dasar satuan hasil produksi sehingga depresiasi tiap periode akan
berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi hasil produksi.

Tarif Depresiasi per Unit = Harga Perolehan dikurangi Nilai Sisa : Jumlah Total unit produksi Penggunaan Aset Tetap
Beban Depresiasi per Tahun = unit produksi yang Dapat Dicapai x Tarif Depresiasi per unit

CONTOH SOAL :
Sebuah mesin dengan harga perolehan Rp.10.000.000 tanpa nilai residu dengan usia penggunaan 4000 unit untuk 3 tahun. Tahun
pertama 1800 unit, tahun ke dua 1500 unit dan tahun ke tiga 700 unit, maka perhitungan sebagai berikut :
Tarif per jam untuk depresiasi (Rp.10.000.000 – Rp.0) : 4000 jam = Rp.2500/ jam
Penyusutan pertahun :
TAHUN KE JUMLAH UNIT BEBAN PENYUSUTAN Nilai akumulasi Penyusutan
1 1800 1800 unit X Rp.2500 = Rp.4.500.000 4.500.000+0 = 4.500.000
2 1500 1500 unit X Rp.2500=Rp.3.750.000 4.500.000+3.750.000=8.250.000
3 700 700 unit X Rp.2500=Rp.1.750.000 8.250.000+1.750.000=10.000.000
JUMLAH RP.10.000.000
Untuk jurnal sama

Anda mungkin juga menyukai