Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM LEMBAR KERJA 2

PEMBIBITAN AWAL PADA TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis.)

NAMA : DESSY NOVITA SARI. SP

ASAL SEKOLAH : SMK UNGGUL NEGERI BA III

PROVINSI : SUMATERA SELATAN

PELATIHAN DARING GURU KEJURUAN PERTANIAN


MATA DIKLAT PEMBIBITAN TANAMAN PERKEBUNAN
2020
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................................ 2
DaftarIsi................................................................................................................................... 3
Daftar Gambar......................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang..........................................................................................
....... 4
1.2. Tujuan dan Manfaat Mengecambah biji
karet............................................. 4
BAB II METODE PRAKTIKUM
1.1. Tempat dan Waktu
Pelaksanaan......................................................................5
1.2. Alat dan
Bahan................................................................................................ 5
1.3. Prosedur dan Pelaksanaan
Praktek.................................................................. 6
1.3.1. Persiapan Tempat Perkecambahan............................... ………………………...6
1.3.2. Penyiapan Bahan Tanam...........................................................................6
1.3.3. Penanaman Benih/Biji pada Media Perkecambahan............................... 6
1.3.4. Pemeliharaan Kecambah ..........................................................................6
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil............................................................................................................... 7
3.2. Pembahasan.....................................................................................................7
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan.......................................................................................................8
4.2. Saran................................................................................................................8
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................................................................9
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................................................10
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Iv yang berjudul Pembibitan Awal (Pre Nursery)
Pada Tanaman Karet, Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu selaku
fasilitator pada mata diklat ini yang telah memberikan tugas ini dan memberikan arahan
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata diklat yang saya
ikuti.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik panitia SIMFAL,
panitia LMS dan Peserta yang telah membagi sebagian pengetahuan berkaitan dengan diklat
ini sehingga saya dapat menyelesaikan laporan tugas I ini.

Saya menyadari, laporan yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan laporan
ini.

palembang, 14 Agustus 2020

Penulis

Dessy Novita Sari, SP


I.         PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang

Tanaman karet berasal dari bahasa latin yang yaitu Havea brasiliensis yang berasal dari
Negara Brazil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan tanaman karet alam dunia. Tanaman
karet adalah tanaman tahunan yang dapat tumbuh sampai umur 30 tahun Padahal jauh sebelum
tanaman karet ini dibudidayakan, penduduk asli diberbagai tempat seperti: Amerika Serikat, Asia dan
Afrika Selatan menggunakan pohon lain yang juga menghasilkan getah Getah yang mirip lateks juga
dapat diperoleh dari tanaman Castillaelastica (family moraceae). Sekarang tanaman tersebut kurang
dimanfaatkan lagi getahnya karena tanaman karet telah dikenal secara luas dan banyak
dibudidayakan. Sebagai penghasil lateks tanaman karet dapat dikatakan satu-satunya tanaman yang
dikebunkan secara besar- besaran. (Nazarudin dkk, 1992)

Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jadi, jumlah biji biasanya tiga, kadang enam,
sesuai dengan  jumlah ruang. Ukuran biji besar dengan kulit keras. Warnanya cokelat kehitaman
dengan bercak- bercak berpola yang khas Ukuran biji besar dengan kulit keras. Warnaya coklat
kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas (Pathamus, 1982).

Bibit karet yang baik adalah bibit yang unggul dan bermutu. Bibit karet yang
dianjurkan adalah bibit karet yang berasal dari klon unggul sesuai dengan potensinya, yang
diperbanyak secara okulasi. Bahan tanam bermutu baik ialah bahan tanam yang dipelihara
dengan baik sehingga pertumbuhan cepat dan seragam, Sehingga dapat mempersingkat masa
Tanaman Belum Menghasilkan.
Biji tidak dapat disimpan lama karena bersifat rekalsitran (cepat kehilangan viabilitas/daya
kecambah). Daya kecambah akan menurun sampai 45% jika disimpan satu bulan  Terdapat
dua metode seleksi biji,metode yang digunakan yaitu metode pemantulan, dilakukan dengan
menjatuhkan biji diatas lantai yang keras. Biji yang melenting memiliki daya kecambah lebih
dari 80 (Setiamidjaja, 1999)

1.2         Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :


1.        Mengetahui cara dan teknik melakukan pembibitan karet yang baik dan benar menggunakan
polibag pada pembibitan langsung polibag (PLP).
2.        Mengetahui cara melakukan perawatan pada kebun entres dan batang bawah tanaman karet.
3.        Mengetahui cara melakukan okulasi yang baik dan benar.
4.         Terampil dalam membuat jendela okulasi dan pengambilan mata entres (okulasi).

II.      METODOLOGI

2.1         Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada praktikum adalah koret, cangkul, gembor, cutter, gunting
pangkas, tutu botol air mineral, ayakan dengan ukuran lubang 0,5 cm, polibag, gunting, Sailer
( untuk merekatkan polibag kembali ), penggaris, spidol / label, gergaji, pisau okulasi, kain
lap, asahan pisau, dan plastik es.

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum pembibitan karet ini adalah Pupuk Mutiara
( dengan kandungan unsur hara NP dan K ), tanah top soil, batang bawang untuk okulasi,
batang atas untuk mata tunas.

2.2         Prosedur Kerja

2.2.1  Perawatan Pada Pohon Induk.

-  Kegiatan dimulai dengan pembersihan gulma terlebih dahulu pada lahan batang bawah


dan kebun entres.  Dilakukan pembersihan agar tidak terjadi persaingan pengambilan unsur
hara pada saat pemupukan.
-  Setelah lahan dibersihkan dari gulma, lalu dilakukan penunasan pada cabang-cabang yang
tidak diinginkan pertumbuhannnya.  Penunasan ini dilakukan pada tanaman karet yang
tingginya belum mencapai 3 meter.  Apabila terdapat cabang pada tanaman karet yang
dibawah 3 m, maka pada saat tanaman siap disadap akan sulit dilakukan penyadapan karena
akan mengganggu.
-  Kemudian setelah dilakukan pembersihan gulma dan penunasan, dilakukan pemupukan.
Pemupukan ini dilakukan dengan ara membuat parit buntu disekeliling tanaman dengan jarak
10-15 cm.  Banyak pupuk yang digunakan per pohon yaitu sebanyak 20 gram atau setara
denga 2 tutup botol air mineral.  Pemupukan ini dilakukan pada batang atas dan batang
bawah.  Setelah pupuk diberikan maka parit buntu yang telah dibuat tadi ditutup kembali,
dengan tujuan agar pupuk tindak menguap dan apabila hujan maka pupuk tidak akan tercuci. 
-  Dilakukan penyiraman pada tanaman setelah pupuk diberikan, agar pupuk dapat segera
bereaksi pada tanaman.

2.2.2  Pembibitan Langsung Polibag


-Dilakukan seleksi benih dengan cara dilentingkan biji dan dilihat warna kulit yang mengkilat,
-Dilakukan pengayakan pada tanah terlebih dahulu sebelum dimasukkan kedalam polibag. Digunakan tanah top
soil karena tanah bagiann ini sangat subur,
-Polybag yang terlalu besar dimodifikasi menjadi ukuran 29 cm x 42 cm
-Dimasukkan tanah yang telah diayak kedalam polybag, usahakan polibag dapat tegak dan tidak patah pinggang.
-Ditanam benih karet pada polybag sebanyak 2 benih untuk 1 polybag kemudian disiram agar benih dapat
berimbibisi Okulasi

2.2.3  Okulasi

-  Disiapkan alat yang akan digunakan terlebih dahulu seperti pisau okulasi, kan lap, dan
plastik. Kemudian bahan yang akan digunakan seperti batang bawah dan mata entres.
-  Dibuat jendela okulasi pada batang bawah dengan ukuran sepertiga lebar dari lilit batang
bawah.  Pembuatan jendela okulasi harus lebih lebar dari lebar mata entres yang akan
ditempel.
-  Cara pembuatan jendela okulasi yaitu dengan membuat dua garis sejajar horizontal
lalu  potong bagian atasnya. Jangan dibuka terlebih dahulu sebelum mata entres diambil.
-  Dilakukan pengambilan mata entres, caranya hampir sama, namun pada peengambilan mata
entres ini dibuat dua garis sejajar terlebih dahulu, lalu dibuat garis memotong. Tekan kedalam
hingga mengenai kayu, dorong pisau keatas menggunakan ibu jari, diusahakan sayantan
melebihi garis sejajar agar tidak merusak sisi kanan dan kiri mata entres yang akan ditempel. 
-  Setelah sampai diatas, diambil secara perlahan kulit yang akan ditempel, mata tunas yang
akan ditempel harus terdapat benjolan, karena benjolan tersebutlah yang akan menjadi
individu baru.  Mata tunas yang akan ditempel tidak boleh kotor dan memar, apabila kotor
dan memar sebaiknya tidak digunakan, karena pertumbuhannya tidak akan baik.
-  Dibuka jendela okulasi yang telah dibuat tadi, lalau ditempelkan mata tunasnya dan diikat
dengan kuat.  Cara mengikatnya yaitu dari bawah lalu keatas, pada saat pengikatan, plastik
yang digunakan harus selalu terbuka lebar agar tidak terdapat lekukan pada saat pengikatan.
-  Setelah 2 minggu okuulasi dilakukan lalu dilakuakan pengecekan denga membuka plastik
yang telah dililitkan dua minggu yang lalu.  Apabila setelah dibuka mata tunas yang
ditempalkan berwarna hijau, maka okulasi berhasil, dan apabila berwarna coklat maka
okulasi gagal.
III.        PEMBAHASAN

3.1  Perawatan

Perawatan tanaman karet pada masa tanaman ditunjukkan untuk mempercepat pertumbuhan
vegetatif tanaman sehingga masa produktif karet tidak menjadi lebih lama. Pada umumnya
masa TBM tanaman karet mencapai lima tahun dan periode ini merupakan masa yang cukup
kritis untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman karet yang baik .Perawatan tanaman karet ini
difokuskan pada tanamannya selain juga terhadap kondisi lahan agar lahan dapat terus
mendukung pertumbuhan tanaman karet. Kegiatan perawatan karet meliputi pemupukan,
pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit. Pemupukan dan pengendalian gulma
merupakan dua kegiatan pemeliharaan yang sangat dominan pada pertanaman karet yang
belum menghasilkan. Pengendalian gulma sebelum pemupukan bertujuan agar pupuk yang
diberikan sepenuhnya dapat dimanfaatkan oleh tanaman karet. Pengendalian gulma dapat
dilakukan beberapa hari sebelum atau sesaat sebelum pemupukan.

Salah satu kriteria pemeliharaan yang baik pada tanaman karet dapat dilihat dari
perkembangan lilit batang tanaman karet. Rata-rata tanaman karet akan bertambah lilit
batangnya sekitar 9 cm pertahun, sehingga pada tahun kelima tanaman sudah memiliki lilit
batang >45 cm. Pada pemupukan tanaman karet, pupuk yang digunakan adalah pupuk NPK
mutiara dengan perbandingan 16:16:16 .  Pupuk ini diberikan selama tanaman belum
menghasilkan setiap 1 bulan sekali. Pada tanaman belum menghasilkan pemberian pupuk
diberikan dengan tujuan agar mempercepat pertumbuhan dan cepat siap matang sadap. Pada
tanaman yang sudah menghasilkan maka  pupuk diberikan setiap 6 bulan sekali,  Tujuan
pemupukan pada tanaman menghasilkan ini agar tanaman berproduksi secara maksimal.

3.2  Pembibitan Langsung Polibag (PLP)

Tanaman karet memiliki umur ekonomis 20-30 tahun, dengan memberikan produk berupa
lateks dan kayu. Oleh karena itu, persiapan bibit harus dilaksanakan dengan benar agar dapat
memberikan jaminan sesuai umur ekonomisnya. Penggunaan bibit dalam polibag
atau Pembibitan Langsung Polibag ( PLP ) merupakan salah satu cara untuk mencapai hal itu.
Bibit dalam polibag mempunyai beberapa keunggulan, antara lain tanaman seragam,
kematian tanaman di lapangan dapat diperkecil, perawatan lebih mudah dibandingkan dengan
bibit yang langsung ditanam di lapangan, dan pertumbuhan awal tanaman lebih jagur
dibandingkan tanaman OMT langsung. Namun pembuatan bibit dalam polibag relatif mahal,
harus disiapkan tanah lapisan atas (top soil, Pertumbuhan tanaman dari bibit dalam polibag
lebih cepat dan tumbuh, seragam, tahan terhadap panas matahari langsung, dan perakaran
sudah mapan sehingga tahan terhadap angin.

3.3  Okulasi

Okulasi adalah salah satui teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan
menempelkan mata tunas dari suatu tanaman kepada tanaman lain yang dapat
bergabung( Kompatibel) yang bertujuan menggabungkan sifat-sifat yang baik dari setiap
komponen sehingga di peroleh perumbuhan dan produksi yang baik. Prinsip okulasi sama
yaitu penggabungan batang bawah dengan batang atas, yang
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperbanyak tanaman  karet  dari klon-klon
unggul adalah dengan menggunakan teknik okulasi. Ada tiga macam  teknik okulasi pada
tanaman karet, yaitu okulasi dini, okulasi hijau dan okulasi coklat. Ketiga macam teknik
okulasi tersebut pada prinsip nya relatif sama, perbedaannya hanya terletak pada umur batang
bawah dan umur batang atas.
Amypalupy (1988) menjelaskan bahwa bahan tanaman karet asal okulasi banyak memberi
keuntungan dari sifat-sifat unggul induknya seperti pertumbuhan  tanaman seragam, produksi
tinggi, mulai berproduksi dalam waktu relatif singkat,  mudah dalam penyadapan, dan tahan
terhadap penyakit,hasil okulasi pada tanaman karet salah satunya adalah stum mata tidur.
Stum mata tidur adalah benih hasil okulasi dengan mata tunas okulasi yang belum tumbuh.
Dalam melakukan okulasi dibutuhkan mata tunas (entres) yang merupakan bagian tanaman
batang atas yang akan di okulasikan dengan batang bawah. Mata tunas ini setelah menyatu
dengan batang bawah akan tumbuh menjadi batang tanaman karet Ada tiga jenis mata tunas
yang tampak pada tanaman karet yaitu mata daun, mata sisik dan mata bunga. Mata daun dan
mata sisik dapat dipakai untuk okulasi, sedangkan mata bunga tidak dapat digunakan  Klon-
klon yang dianjurkan sebagai batang bawah adalah klon GT 1, LCB 1320, dan AVROS 2037.
.
IV.        KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum ini adalah:

1.   Pembibitan Langsung Polibag ( PLP ) Bibit dalam polibag mempunyai beberapa


keunggulan, antara lain tanaman seragam, kematian tanaman di lapangan dapat diperkecil,
perawatan lebih mudah dibandingkan dengan bibit yang langsung ditanam di lapangan

2.  Biji tidak dapat disimpan lama karena bersifat rekalsitran (cepat kehilangan viabilitas/daya
kecambah).

3.  Okulasi adalah salah satui teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan
menempelkan mata tunas dari suatu tanaman kepada tanaman lain yang dapat
bergabung( Kompatibel) yang bertujuan menggabungkan sifat-sifat yang baik dari setiap
komponen sehingga di peroleh perumbuhan dan produksi yang baik.

4.  Mahasiswa telah mampu melakukan okulasi dengan baik dan benar.  Okulasi dimulai dari
pengambilan perisai pembuatan jendela hingga dan jiwa kemudian ditempelkan pada jendela
okulasi dan mengikatnya dengan plastik.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. Panduan Dalam Budidaya Karet.Kebun Getas. Salatiga

ndraty, Indyah S. 2010. Mutu Entres untuk Tanaman Karet. Dalam Media perkebunan edisi 85hal 56-58.
Jakarta Pusat. 

dan F.B.Paimin, 2006. Karet Budidaya dan Pengolahan Strategi Pemasaran.Penebar Swadaya. Jakarta.

Santosa. 2007., Karet. (http://id.wikipedia.org/wiki/karet). Diakses tanggal 19 Desember 2014.

dan Andoko A. 2005. Petunjuk Lengkap Budi Daya Karet.PT Agro Media Pustaka. Solo
jaja Djoehana. 1983. Karet: Budidaya dan Pengolahan. Cv. Yasaguna. Jakarta.

Suharyanto. 1989. Klon-Klon Anjuran Karet Dalam Perkebunan Rakyat. Kanisius. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai