Renstra Bappeda PDF
Renstra Bappeda PDF
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, dimana
melalui bimbinganNya, Tim penyusun dapat merampungkan perumusan Rencana
Strategik (Renstra) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Kota Medan Tahun 2011-2015 sebagai landasan dan eksistensi Bappeda guna
mendukung terwujudnya Medan Kota yang Berdaya Saing, Nyaman, Peduli dan
Sejahtera. Di samping itu, perumusannya juga dimaksudkan untuk memenuhi
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
Renstra Bappeda Kota Medan ini memuat visi dan misi perencanaan
pembangunan kota beserta tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan
kegiatan berdasarkan tugas pokok dan fungsi Bappeda sesuai dengan Peraturan
Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan.
Akhirnya, kepada semua pihak yang membantu penyusunan Renstra ini kami
ucapkan terima kasih, semoga Tuhan yang Maha Esa memberkati dan
melimpahkan rahmatNya kepada kita semua.
Terima Kasih
i
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ………………………………… i
ii
3.4. Telaah RTRW dan Kajian Lingkungan …………………………………. III-17
Hidup Strategis Kota Medan 2010-2030
3.5. Identifikasi dan Analisis Lingkungan …………………………………. III-27
Strategis
3.6. Analisis Keterkaitan Lingkungan …………………………………. III-28
Strategis
3.7. Analisis Isu Strategis …………………………………. III-32
iii
BAB I
PENDAHULUAN
- RUTRD Cita-Cita
- RPJPD Kota Pembangunan
Medan 2006-2025 Kota
Implementasi Pelaksanaan
Renstra Bappeda
Kota Medan Urusan
Tahun 2011-2015 Perencanaan Pembangunan
2. Sekretariat, membawahi:
a. Sub Bagian Umum
b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian Penyusunan Program
KEPALA BADAN
SEKRETARIAT
UPT
JUMLAH Persentase
NO. URAIAN
(ORANG) (%)
1. Jumlah Pegawai 44
2. Kualifikasi Menurut Pendidikan :
1.1. SLTA Sederajat 7 15.91
1.2. D – III 0 0.00
1.3. S 1 25 56.82
1.4. S 2 12 27.27
3. Kualifikasi Menurut Golongan
3.1. Golongan II 7 15.91
3.2. Golongan III 30 68.18
3.3. Golongan IV 7 15.91
4. Kualifikasi Menurut Jabatan
4.1. Eselon II 1 5.88
4.2. Eselon III 5 29.41
4.3. Eselon IV 11 64.71
Sumber : Bappeda Kota Medan tahun 2010
Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan keuangan SKPD antara lain adalah:
1. Adanya perubahan peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan
keuangan daerah yang cepat.
2. Kurangnya sosialisasi peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan
keuangan daerah.
3. Rendahnya pemahaman tentang teknis dan administrasi penatausahaan
keuangan daerah.
4. Rendahnya kapasitas aparatur dalam pengelolaan program dan kegiatan yang
berbasis kinerja.
5. Belum tertatanya manajemen keuangan daerah.
6. Masih lemahnya pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan program
dan kegiatan yang berdampak kepada keuangan daerah.
3.1. Permasalahan
Berbagai permasalahan pokok yang dihadapi dalam penyelenggaraan
perencanaan pembangunan kota dalam 5 (lima) tahun ke depan dapat disajikan
sebagai berikut :
1. Ketersediaan Rencana Pembangunan Kota
Masalah dan tantangan pokok penyediaan rencana pembangunan kota yang
utama adalah :
a. Tahapan penyusunan dan penetapan rencana pembangunan kota yang
belum sepenuhnya tepat waktu, baik RPJPD, RPJMD/Renstra-SKPD,
RKPD, Renja-SKPD, KUA dan PPAS.
b. Tahapan penyampaian, pembahasan dan persetujuan Ranperda
APBD/P.APBD yang belum sepenuhnya tepat waktu.
2. Peningkatan Kualitas Rencana Pembangunan Kota
Masalah dan tantangan pokok peningkatan kualitas rencana pembangunan
kota adalah :
a. Masih rendahnya koordinasi, keterpaduan, singkronisasi dan sinergitas
rencana pembangunan kota antara APBD Kota dan APBD Propinsi,
antara APBD Kota dengan APBN, antara Kota dengan Kota/Kabupaten
lain dan antar SKPD.
b. Terbatasnya sumber daya pembangunan yang dapat dikelola dalam
pembangunan kota.
c. Relatif masih terbatasnya penyelenggaraan fungsi-fungsi pembinaan,
fasilitasi penyusunan rencana pembangunan kota, khususnya di
tingkat SKPD.
d. Terbatasnya dukungan kerangka studi, instrumen analisis dan studi
lapangan yang dilakukan sebelum menyusun rencana pembangunan kota.
e. Masih terbatasnya wadah dan sarana partisipasi publik dalam proses
perencanaan pembangunan kota.
Makna utama dan perwujudan visi pembangunan kota tahun 2011-2015 secara
subtantif dideskripsikan sebagai berikut :
1. Kota metropolitan sebagaimana yang diatur dalam tata ruang nasional dan
propinsi sumatera utara, Kota Medan berstatus kota metropolitan yang
berfungsi sebagai pusat kegiatan penyelengaraan pemerintahan berskala kota
dan propinsi, pusat kegiatan kehidupan politik lokal, pusat perdagangan dan
jasa secara regional, serta merupakan hunian permukiman yang terintegrasi
dengan sistem struktur ruang.
Kota Metropolitan juga didukung oleh kawasan industri yang besar dan
terspesialisasi sebagai kawasan khusus yang pengembangannya dipicu dengan
kemudahan, fasilitas dan insentif penanaman modal yang sangat menarik bagi
investor. Kota Metropolitan yang dikehendaki juga adalah kota yang kegiatan
sosial ekonominya mensinergikan usaha besar-sedang-kecil secara saling
ketergantungan, membutuhkan dan menguntungkan. Intinya,
Kota Metropolitan yang dibangun secara terstruktur baik fisik, sosial budaya
maupun ekonominya, sehingga serasi, selaras dan seimbang dengan
Kota berdaya saing yang ingin diwujudkan adalah kota yang mengoptimalkan
pemanfaatan tenaga kerja yang semakin terdidik dan produktif dengan
dukungan ketersediaan infrastruktur yang handal. Kemampuan daya saing
yang ingin diwujudkan juga adalah kemampuan untuk mengantisipasi
pengaruh eksternal dari lingkungan makro dan stratejiknya, sehingga
Kota Medan tetap menjadi pilihan berinvestasi yang menonjol dengan
menghasilkan berbagai produk dengan kualitas tinggi dan terspesialisasi,
tetapi dengan harga yang ekonomis. Untuk itu, kota kompetitif yang
diwujudkan mengacu kepada prinsip keunggulan kompetitif dan keunggulan
skala ekonomi, dengan kemampuan menciptakan regional branding dan
3. Nyaman diartikan sebagai kota yang yang aman, tertib, beradab dan
bersahaja bagi seluruh warga kota dan warga asing yang melakukan aktifitas
di Kota Medan. Kota yang memberikan kenyamanan bagi setiap warga atau
kelompok masyarakat untuk mengekspresikan dan menjalankan aktivitas
sosial ekonomi dan budaya yang mereka kehendaki serta terlindungi dari
berbagai ancaman.
Kota yang nyaman diindikasikan oleh terwujudnya rasa aman, tenang, damai
masyarakat, bebas dari bahaya, ancaman dari luar dan gangguan dari dalam,
bebas dari rasa takut dan khawatir, terpeliharanya tertib sosial, rasa tentram
dan rasa damai, tidak ada konflik, kerusuhan, permusuhan, hidup rukun,
tegaknya hukum serta tingginya peradaban dalam suatu kota.
Dengan demikian, Kota Medan yang nyaman sesungguhnya merefleksikan
citra, persepsi, keagungan dari Kota Medan. Pada tingkat individu/masyarakat
kota yang nyaman direfleksikan oleh individu/kelompok masyarakat yang
berintegritas, berilmu dan bersahaya.
4. Peduli diartikan sebagai kota yang penuh empati dan tulus dalam
memberikan pelayanan dan perhatian terhadap seluruh kebutuhan masyarakat
Kota Medan tanpa membeda-bedakan wilayah, suku, ras, agama, dan
strata ekonomi.
Sebagai salah satu wujud besar masa depan yang diinginkan maka peduli
bermakna kepekaan dan rasa empati terhadap lingkungan sosial yang
dilandasi kesanggupan dan kekuatan untuk melakukan tugas, fungsi dan
peranan-peranan sosial yang luas, sehingga bermanfaat besar secara sosial.
Kultur yang mewarnai sikap dan perilaku peduli yang akan terus
ditumbuhkembangkan adalah kedisiplinan, kejujuran, kerendahan hati, cinta
6 Persentase tingkat
keberhasilan
pelaksanaan tugas
(penugasan khusus) 100% 100% 100%
dari pemerintah
kota/walikota
18 Dokumen pelaporan
pelaksanaan
ada ada ada
pembangunan kota
Medan
19 Dokumen laporan
ada ada ada
tugas
ISU STRATEGIS
BAPPENAS BAPPEDA PROPINSI BAPPEDA KOTA
Demokratisasi pemerintahan Mewujudkan perencanaan
pembangunan yang
berorientasi pada good
governance secara akuntabel
dan transparan dengan
mengakomodasi aspirasi
masyarakat ;
desentralisasi sumber daya manusia Mewujudkan visi dan misi
dibidang perencanaan dengan
mekanisme perencanaan
berbasis kebutuhan
masyarakat;
otonomi daerah ekonomi Pemberdayaan masyarakat
dalam proses perencanaan
yang didukung ketersediaan
anggaran dan regulasi dibidang
perencanaan;
perubahan iklim sarana dan prasarana Peningkatan kualitas
perencanaan yang didukung
kualitas dan motivasi SDM
yang potensial;
ketegangan lintas batas lingkungan hidup Peningkatan kinerja SKPD
antarnegara dengan meningkatkan
koordinasi antar/lintas SKPD
serta penyediaan sarana
prasarana yang memadai;
percepatan penyebaran tata ruang/wilayah Peningkatan kualitas pelayanan
wabah penyakit publik dengan menyediakan
akses data/informasi
perencanaan untuk masyarakat.
Dalam konteks rencana struktur ruang Kota Medan terdiri atas rencana sistem
pusat-pusat pelayanan yang terdiri Pusat Pelayanan Kota dan Subpusat Pelayanan
Kota.
Sistem pusat pelayanan Kota Medan direncanakan terdiri atas 2 (dua) Pusat
pelayanan kota, yaitu satu Pusat pelayanan kota di Utara dan 1 (satu) Pusat
pelayanan kota di Pusat Kota dan didukung oleh 8 (delapan) sub pusat pelayanan
kota. Adanya dua pusat ini dimaksudkan untuk lebih mendorong perkembangan
kota ke arah utara agar perkembangan kota antara bagian selatan dan utara dapat
lebih merata. Untuk pengembangan sub pusat Pelayanan Kota berfungsi sebagai
penyangga dua Pusat Pelayanan Kota dan meratakan pelayanan pada skala
subpusat pelayanan kota. Penyebaran sub pusat Pelayanan Kota juga dimaksudkan
untuk mendukung keserasian perkembangan kegiatan pembangunan antar sub
pusat wilayah kota. Adapun kedelapan sub pusat pelayanan kota adalah sebagai
berikut: subpusat pelayanan kota Medan Belawan, subpusat pelayanan kota
2. Kampus USU
Kampus Universitas Sumatera Utara tidak hanya menjadi pusat pendidikan tinggi
di Provinsi Sumatera Utara, tetapi merupakan pusat pendidikan tinggi di Pulau
Sumatera.
Bandara Udara Polonia adalah pintu gerbang utama lewat udara di Indonesia
bagian barat (selain Batam). Bandara Udara Polonia bertarap internasional,
walaupun secara kondisi fisik dan kelengkapan sarana prasarananya dinilai sudah
tidak memadai lagi sehingga sudah direncanakan pemindahan bandara udara baru
di Kuala Namo (Kabupaten Deli Serdang).
4. Terminal Amplas
Terminal Amplas termasuk dalam terminal tipe A yaitu berperan sebagai simpul
pergerakan regional Metropolitan Mebidang ke wilayah sebelah timur. Terminal
ini berada di Kota Medan di Kecamatan Medan Amplas. Fungsi terminal sebagai
tempat turun naik penumpang kurang berfungsi karena sebagian besar kendaraan
umum menaikkan dan menurunkan penumpang di luar terminal dan di
persimpangan sebelum masuk pintu terminal sehingga kemacetan selalu terjadi di
persimpangan dan di luar terminal.
Terminal Pinang Baris termasuk dalam terminal tipe A yaitu berperan sebagai
simpul pergerakan regional Metropolitan Mebidang ke wilayah sebelah barat.
Terminal ini berada di Kecamatan Sunggal. Sama dengan Terminal Amplas,
fungsi terminal sebagai tempat turun naik penumpang kurang berfungsi karena
sebagian besar kendaraan umum menaikkan dan menurunkan penumpang di luar
terminal dan di persimpangan sebelum masuk pintu terminal sehingga kemacetan
selalu terjadi di persimpangan dan di luar terminal.
Pada saat ini kawasan utara Kota Medan diidentikkan dengan kawasan yang
rawan kemiskinan dengan ketersediaan infrastruktur yang minim. Kawasan Utara
Medan mempunyai potensi yang sangat besar untuk pengembangan Kota Medan
pada masa yang akan datang, mengingat pada ketersediaan lahan yang cukup luas.
Selain itu adanya rencana pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus diharapkan
akan lebih mendorong kawasan utara lebih berkembang.
7. Pelabuhan Belawan
Pergerakan orang dan barang melalui moda transportasi laut dilayani oleh
Pelabuhan Belawan. Dalam hal ini perkembangan Pelabuhan Belawan telah
menjadi kawasan pintu keluar (exit gate) untuk koleksi dan distribusi barang
dalam skala nasional bahkan internasional.
Kawasan industri Medan berlokasi di Kecamatan Medan Deli dan jaraknya cukup
dekat dengan Pelabuhan Belawan.
Selain dengan keberadaan pusat – pusat kegiatan, struktur ruang juga dapat
terbentuk dengan sistem jaringan transportasi. Kondisi yang ada menunjukkan
Kota Medan memiliki pola jaringan jalan yang berbentuk grid/kisi-kisi pada
daerah pusat kota dan bentuk radial pada daerah pinggiran kota. Jalan utama
sebagai koridor dalam kota dimana untuk koridor luar yang menghubungkan
daerah pinggiran kota yaitu Jalan KL.Yos Sudarso, Jalan Putri Hijau dan Jalan
Untuk menghubungkan daerah pinggiran kota secara langsung tanpa harus melalui
pusat kota disediakan jalan lingkar Utara yaitu Jalan Kapten Sumarsono yang
menghubungkan daerah bagian Utara dengan daerah bagian Timur sedangkan
daerah bagian Selatan dengan daerah bagian Timur dihubungkan oleh jalan
lingkar Selatan yaitu Jalan Tritura dan Jalan Karya Jasa serta Jalan Ngumban
Surbakti. Selain itu juga terdapat jalan Tol yang menghubungkan daerah bagian
Selatan yaitu Tanjung Morawa dengan daerah bagian Utara (Belawan) yang
dibangun memanjang pada daerah bagian Timur. Keberadaan jalan lingkar dan
jalan tol ini sangat membantu dalam mengalihkan arus kendaraan menerus yang
melalui pusat kota sehingga mengurangi kepadatan volume dalam lalu-lintas kota
serta merangsang pertumbuhan daerah pinggiran kota.
Pola ruang kawasan lindung di wilayah Kota Medan secara umum bertujuan untuk
mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup dan melestarikan fungsi
lindung kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, kawasan
perlindungan setempat, dan kawasan lindung lainnya, serta menghindari berbagai
usaha dan/atau kegiatan di kawasan rawan bencana.
Untuk jenis pemanfaatan ruang kawasan budidaya di Kota Medan terdiri dari
(i) Kawasan perumahan dan permukiman; (ii) Kawasan perdagangan dan jasa;
(iii) Kawasan perkantoran; (iv) Kawasan industri; (v) Kawasan pariwisata;
(vi) Kawasan ruang terbuka non hijau kota; (v) Kawasan ruang evakuasi bencana;
(vi) Kawasan peruntukan ruang bagi sektor informal; dan (vii) Kawasan
peruntukan lainnya.
Rencana pola ruang Kota Medan baik pemanfaatannya untuk kawasan lindung
maupun kawasan budidaya didasarkan atas beberapa aspek antara lain
perkembangan sosial-kependudukan, prospek pertumbuhan ekonomi, daya
dukung fisik dan lingkungan, daya dukung prasarana dan fasilitas perkotaan,
kondisi fisik dasar dan daya dukung lahan, penggunaan lahan eksisting dan
Kecenderungan perkembangan fisik kota, batas kawasan lindung, kebijakan
pembangunan dan tata ruang yang hendak dituju, serta perkembangan dan
kebijakan pembangunan wilayah sekitar,
Di Kota Medan saat ini memiliki kantor pemerintahan yang tersebar di seluruh
wilayah kota. Kantor pemerintahan kecamatan dan kelurahan berada pada masing-
masing wilayah, sedangkan kawasan perkantoran dinas-dinas/Satuan Kerja
Perangkat Daerah tersebar di beberapa lokasi di wilayah utara, barat, tengah dan
selatan Kota Medan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan
pelayanan publik terutama jika dihubungkan dengan konsep pelayanan satu atap
untuk mempercepat dan mempermudah urusan perizinan dan pelayanan kepada
masyarakat (terutama investor). Kondisi tersebut juga memiliki beberapa
permasalahan keterjangkauan, aksesibilitas serta kelancaran koordinasi.
Sesuai dengan perkembangan sejarah kota, distrik utama perbankan pertama yang
terdapat di wilayah Kota Medan terletak di koridor Jalan Pemuda di Kecamatan
Medan Maimun, kemudian berkembang pula ke koridor Jalan Zainul Arifin yang
berada di Pusat Kota. Kedua koridor tersebut berkembang secara alamiah sebagai
distrik bisnis dan perbankan, sehingga fasilitas publiknya, seperti: parkir,
pedestrian dan segala fasilitas pendukung bagi karyawan untuk tempat makan
siang dan pertemuan informal belum terakomodasi dengan baik.
Dalam rangka mewujudkan rencana struktur dan pola ruang Kota Medan,
Bappeda telah menyusun program dan kegiatan pembangunan lima tahunan
diantaranya sebagai berikut:
Selain rencana kegiatan yang dilaksanakan Bappeda Kota Medan, juga ada
beberapa SKPD teknis yang akan melaksanakan kegiatan untuk mendukung
terwujudnya rencana struktur ruang dan pola ruang Kota Medan secara bertahap
untuk lima tahun yang akan mendatang serta dukungan dari Pemerintah Pusat
maupun swasta.
3. Sebagai kota industri dan jasa, Kota Medan juga sangat rentan terhadap
berbagai buangan, baik langsung maupun tidak langsung. Terbatasnya daya
dukung kota, terhadap kemungkinan pencemaran akan menyebabkan Kota
Medan pada masa yang akan datang, sangat rentan terhadap pencemaran yang
dapat berupa karbon monoksida (CO), sulfur oksida (SO), hidrokarbon (HC)
dan partikel dari sampah.
5. Dari hasil pemantauan kualitas udara ambient pada tahun 2006 – 2008 yang
dilakukan dengan menggunakan peralatan pemantauan kualitas udara
ambient (AQMS) dapat diketahui bahwa dari 365 hari pemantauan, diketahui
bahwa kualitas udara kota berstatus BAIK 28 Hari, SEDANG 283 hari,
TIDAK SEHAT 51 hari, BERBAHAYA 3 hari dan SANGAT
BERBAHAYA 0 hari. Parameter dominan yang mengkontribusi kondisi
kualitas udara kota Medan adalah PM10 (partikel padat dengan diameter 10
µm) dan SO2 ( sulfur dioksida )
8. Permasalahan pokok yang dihadapi dalam bidang sumber daya alam antara
lain adalah pemanfaatan dan eksploitasi sumber daya alam yang dilakukan
secara tidak efisien dan berorientasi kepada kepentingan jangka pendek, akan
mengakibatkan pengurangan sumber daya alam secara tidak terkendali dan
akhirnya akan menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan. Hal tersebut
juga diakibatkan oleh pemahaman masyarakat dan para pelaku usaha tentang
pengelolaan lingkungan masih sangat rendah dimana peran serta masyarakat
dalam pengelolaan dan pelestarian lingkungan juga sangat rendah.
9. Dari tataran konsep untuk penataan kawasan bencana sudah diterapkan pada
rencana tata ruang. Dalam Pola Pemanfaatan Ruang RTRWN dan RTRWP,
penataan kawasan rawan bencana di wilayah Medan ditetapkan Mitigasi
Bencana di Kota Medan Bidang Penataan Ruang terdiri dari Kawasan Rawan
Banjir, Kawasan rawan Gempa Bumi dan Tsunami, Kawasan rawan
4 Perencanaan pembangunan
kota yang akuntabel dan
transparan berdasarkan
pengalaman dan pengetahuan 10 9 9 8 9 9 54 II
merupakan tolok ukur upaya
memberikan pelayanan
masyarakat secara optimal;
7 Pelaksanaan manajemen
berbasis kinerja, dukungan
pimpinan daerah, komitmen
para pemangku kepentingan
dan kemampuan komunikasi 8 7 7 8 8 7 45 X
publik yang andal
meningkatkan efektivitas
perencanaan pembangunan
kota.
13 Peningkatan kemampuan
8 7 6 7 6 6 40 XIV
koordinasi dan komunikasi
publik; serta penguatan
Makna Visi :
Proses perencanaan pembangunan kota harus melibatkan para pelaku
pembangunan dan dilaksanakan secara akuntabel serta diarahkan untuk
menyelesaikan permasalahan pembangunan di berbagai bidang. Sejalan dengan
itu, maka pengertian perencanaan profesional dan partisipatif serta fungsi
akselerasi pembangunan kota dimaknai sebagai berikut :
Profesional : Segenap jajaran Bappeda Kota Medan mampu bekerja sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya, serta mampu melakukan
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi rencana pembangunan
sesuai dengan tujuan pembangunan kota yang akan dicapai, fokus
terhadap tujuan yang akan dicapai serta peka terhadap segala
Makna Misi :
Misi merupakan langkah utama dalam mencapai visi “Terwujudnya
Bappeda yang Profesional dan Partisipatif untuk Mendukung Akselerasi
Pembangunan Kota.” Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Medan
berkewajiban dan bertanggung jawab dalam meningkatkan kualitas ketersediaan
rencana pembangnan kota, meningkatkan efektivitas pengukuran, pemantauan,
evaluasi dan pelaporan capaian kinerja pembangunan kota serta meningkatkan
integrasi dan koordinasi rencana pembangunan kota.
Lebih spesifik, makna masing-masing misi Bappeda Kota Medan
Tahun 2011-2015 sebagai berikut :
2. Strategi Internal :
a. Meningkatkan efektivitas manajemen kinerja baik secara kelembagaan
maupun individual
b. Meningkatkan kompetensi tenaga perencana
Sebagai langkah lanjutan dalam pencapaian visi dan misi yang telah
ditetapkan maka penjabaran strategi pembangunan ke dalam program dan
kegiatan perlu dilakukan. Program merupakan penjabaran tentang
langkah-langkah pokok yang diambil untuk menindaklanjuti kebijakan, sedangkan
kegiatan adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh satuan kerja terkait bersama
seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) guna mencapai tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan. Pada dasarnya program dan kegiatan yang dilaksanakan
oleh satuan kerja Bappeda Kota Medan Tahun 2011-2015 dibedakan ke dalam
3 (tiga) kategori, terdiri dari:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Meningkat 1. Dokumen 1 06 21 Program Dokumen 76 29 4,185,000,000 30 5,948,750,000 33 6,320,325,000 12 3,316,610,000 12 3,648,271,000 116 23,418,956,000 Bappeda Medan
kan Tersedianya RPJMD, Perencan RPJMD,
kualitas RPJMD Kota Renstra aan Renstra
rencana Medan Tahun Bappeda, Pembang Bappeda,
pembangu 2011-2015, RKPD, unan RKPD,
nan kota Renstra KUA/PPA Daerah KUA/PPA
jangka Bappeda S, Renja S, Renja
menengah Kota Medan Bappeda Bappeda
dan jangka Tahun 2011- dan dan
pendek. 2015, RKPD rencana rencana
Kota Medan pembang pembang
setiap tahun unan kota unan kota
s/d tahun secara secara
2015, sektoral sektoral
KUA/PPAS yang yang
setiap tahun memiliki memiliki
s/d tahun tujuan, tujuan,
2015, Renja target dan target dan
Bappeda sasaran sasaran
Kota Medan yang jelas yang jelas
setiap tahun serta serta
s/d tahun terukur terukur
2015,dan
rencana-
rencana
pembanguna
n kota secara
sektoral
1 06 21 08 Penyusun Buku 1 1 275,000,000 1 330,000,000 1 363,000,000 1 399,300,000 1 439,230,000 5 1,806,530,000 Bappeda Medan
an RKPD
Rancanga Kota
n RKPD Medan
1 06 21 09 Penyeleng Jumlah 1 1 325,000,000 1 390,000,000 1 429,000,000 1 471,900,000 1 519,090,000 5 2,134,990,000 Bappeda Medan
garaan Musrenban
Musrenba g RKPD
ng RKPD Kota
Medan
1 06 21 17 Penyusun Nota 2 2 275,000,000 2 330,000,000 2 363,000,000 2 399,300,000 2 439,230,000 10 1,806,530,000 Bappeda Medan
an Kesepakat
Kebijakan an
Umum KUA/PPAS
Anggaran
(KUA) dan
Prioritas
Plafon
Anggaran
Sementara
PPAS
Indikator kinerja utama merupakan rincian tujuan dan sasaran yang akan
dicapai dalam lima tahun sebagai penjabaran dari visi, misi, dan strategi serta arah
kebijakan Bappeda tahun 2011-2015. Selain digunakan untuk menyusun Rencana
Strategis Bappeda Tahun 2011-2015, indikator kinerja utama digunakan untuk
penyusunan Rencana Kerja Bappeda setiap tahun, penyusunan dokumen
penetapan kinerja, pelaporan akuntabilitas kinerja, evaluasi kinerja Bappeda; dan
pemantauan serta pengendalian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan-
kegiatan Bappeda.
Dalam pengembangan dan penetapan tujuan dan sasaran jangka menengah
Bappeda Kota Medan yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJM Kota Medan
2011-2015 digunakan prinsip kehati-hatian, kecermatan, keterbukaan, dan
transparansi guna menghasilkan informasi kinerja yang handal.
TABEL 6.1.
INDIKATOR KINERJA BAPPEDA KOTA MEDAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Kondisi
Kinerja
No Indikator Kinerja Program/ Kegiatan pada Awal Target Capaian Setiap Tahun
RPJMD
(2010)
Kondisi
Kinerja pada
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Akhir
2011 2012 2013 2014 2015
Periode
RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Dokumen RPJMD, Renstra Bappeda, RKPD, 76 30 30 34 12 12 118
KUA/PPAS, Renja Bappeda dan Rencana
Pembangunan Kota Secara Sektoral yang
Memiliki Tujuan, Target dan Sasaran yang
Jelas serta Terukur
3 Ketersediaan Buku/Dokumen/ 3 7 7 5 5 6 30
Data/Informasi Perencanaan Pembangunan
Kota
4 Ketersediaan rencana-rencana 2 15 15 16 11 8 65
pembangunan bidang ekonomi daerah
7.2. Evaluasi
Evaluasi merupakan siklus manajemen yang sama pentingnya dengan
perencanaan. Oleh karena itu, implementasi pelaksanaan renstra Bappeda
Kota Medan 2011-2015 harus dievaluasi secara berkala. Evaluasi Renstra
Bappeda juga harus memberikan feed back (umpan balik) terhadap proses
perencanaan yang dilakukan secara berkelanjutan.