PENDAHULUAN
1.2. TUJUAN
Sebagai acuan penyelenggaraan pelayanan transfusi darah di UTD, Pusat
Plasmapheresis, BDRS dan Rumah Sakit dalam rangka peningkatan mutu, keamanan,
dan kemanfaatan pelayanan darah.
1.3. PENGERTIAN
1. Pelayanan transfusi darah adalah upaya pelayanan kesehatan yang meliputi
perencanaan, pengerahan dan pelestarian pendonor darah, penyediaan darah,
pendistribusian darah, dan tindakan medis pemberian darah kepada pasien
untuk tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
2. Unit Transfusi Darah (UTD) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan donor darah, penyediaan darah, dan pendistribusian darah.
3. Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) adalah suatu unit pelayanan di Rumah Sakit
yang bertanggung jawab atas tersedianya darah untuk transfusi yang aman,
bermutu, dan dalam jumlah yang cukup untuk mendukung pelayanan kesehatan
di Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
4. Pusat Plasmapheresis adalah unit yang melaksanakan penyediaan plasma dari
pendonor darah melalui cara apheresis.
5. Penyediaan darah adalah rangkaian kegiatan pengambilan darah dan pelabelan
darah pendonor, pencegahan penularan .penyakit, pengolahan darah, dan
penyimpanan darah pendonor.
6. Pendonor darah adalah orang yang menyumbangkan darah atau komponennya
kepada pasien untuk tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
7. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif, maupun rehabilitative yang dilakukan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, dan atau masyarakat.
REKRUTMEN DONOR
SELEKSI DONOR
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU PELAYANAN DARAH
Persyaratan
1. Sistem manajemen mutu harus dijalankan, dan kinerja system harus dipantau
secara teratur.
2. Semua proses produksi harus ditetapkan dengan jelas didalam kebijakan dan
Standar Prosedur Operasional (SPO).
3. Proses harus dipantau secara teratur, dan menunjukkan kemampuan untuk
memproduksi komponen darah secara konsisten sesuai spesifikasi yang
ditetapkan.
4. Peralatan dan bahan harus dikualifikasi, proses dan metoda harus divalidasi
sebelum digunakan pada produksi komponen untuk transfusi atau pengolahan
lebih lanjut.
5. Semua Sumber Daya Manusia (SDM) yang diperlukan harus disiapkan. Hal ini
mencakup kecukupan jumlah SDM yang terlatih dan terkualifikasi, gedung dan
ruangan yang memadai, peralatan yang sesuai, bahan yang tepat, prosedur
dan instruksi yang disetujui, penyimpanan dan transportasi yang memadai.
6. Harus ada sistem pelacakan terhadap semua komponen darah yang
dikeluarkan untuk menyiapkan penelusuran kembali (lookback) atau pemberian
nasihat klinis kepada pendonor, jika diperlukan penarikan kembali setiap
komponen darah yang dicurigai tidak memenuhi persyaratan.
7. Harus ada sistem untuk menangani keluhan pendonor.
8. Harus ada sistem untuk untuk memperbaiki fungsi dan meningkatkan kegiatan
terkait proses dan sistem manajemen mutu.