A. Politik
Politik berasal dari bahasa Belanda politiek dan bahasa Inggris politics, yang
masing-masing bersumber dari bahasa Yunani (politika - yang berhubungan dengan
negara) dengan akar katanya (polites - warga negara) dan (polis - negara kota).
Kemudian arti itu berkembang menjadi polites yang berarti warganegara, politeia
yang berarti semua yang berhubungan dengan negara, politika yang berarti
pemerintahan negara dan politikos yang berarti kewarganegaraan.
Dalam bahasa Indonesia, Secara umum politik mempunyai dua arti, yaitu politik
dalam arti kepentingan umum (politics) dan politik dalam arti kebijakan (policy).
Politik dalam arti politics adalah rangkaian asas/prinsip, keadaan, jalan, cara atau
alat yag akan digunakan untuk mencapai tujuan. Sedangkan politik dalam arti policy
adalah penggunaan pertimbangan tertentu yang dapat menjamin terlaksananya
usaha untuk mewujudkan keinginan atau cita-cita yang dikehendaki.
B. Kesehatan
Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek. Ini juga
merupakan tingkat fungsional dan atau efisiensi metabolisme organisme, sering
secara implisit manusia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mendefinisikan
kesehatan didefinisikan sebagai "keadaan lengkap fisik, mental, dan kesejahteraan
sosial dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan"
Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi,
serta kemampuan fisik. Secara keseluruhan kesehatan dicapai melalui kombinasi
dari fisik, mental, dan kesejahteraan sosial, yang, bersama-sama sering disebut
sebagai "Segitiga Kesehatan"
C. Politik Kesehatan
Politik kesehatan merupakan upaya pembangunan masyarakat dalam bidang
kesehatan. Bambra et al (2005) dan fahmi umar (2008) mengemukakan mengapa
kesehatan itu adalah politik, karena dalam bidang kesehatan adanya disparitas
derajat kesehatan masyarakat, dimana sebagian menikmati kesehatan sebagian
tidak. Oleh sebab itu, untuk memenuhi equity atau keadilan harus diperjuangkan.
Kesehatan adalah bagian dari politik karena derajat kesehatan atau masalah
kesehatan ditentukan oleh kebijakan yang dapat diarahkan atau mengikuti kehendak
(amenable) terhadap intervensi kebijakan politik. Kesehatan bagian dari politik
karena kesehatan adalah hak asasi manusia.
Para ahli kesehatan masyarakat selalu memandang kesehatan adalah utama dan
satu satunya cara dalam mencapai kesejahteraan, kesehatan ibu dan anak adalah
prioritas, ketimpangan kaya dan miskin adalah sumber masalah kesehatan.
kebijakan dan politik kesehatan harus berbasis bukti dan pendekatan pencegahan
penyakit adalah yang utama. Sayangnya para pemimpin politik, tidak memandang
sama dalam melihat persoalan pembangunan kesehatan, keputusan-keputusan
politik lebih didasari kepada hasil survey popularitas dan prioritas pembangunan
lebih kepada yang terlihat cepat di mata konstituen. perbedaan masalah ini berakar
dari para ahli kesehatan masyarakat yang enggan untuk memahami masalah politik
pembangunan, terutama pembangunan dalam bidang kesehatan. Sehingga tidak
dapat dipungkiri bahwa masalah kesehatan adalah masalah politik.
Masalah kesehatan bukan lagi hanya berkaitan erat dengan tehnis medis, tetapi
sudah lebih jauh memasuki area-area yang bersifat social, ekonomi dan politik
karena masalah kesehatan merupakan masalah politik maka untuk
memecahkannya diperlukan komitmen politik. Namun, untuk memecahkan masalah
tersebut ternyata tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Disini aktor politik
kesehatan belum mampu meyakinkan bahwa kesehatan adalah investasi, sector
produktif dan bukan sector konsumtif. Praktisi kesehatan juga belum mampu
memperlihatkan secara jelas di dalam mempengaruhi para pemegang kebijakan
tentang manfaat investasi bidang kesehatan yang dapatmenunjang pembangunan
bangsa.
Tidak ada batasan yang jelas siapa aktor politik kesehatan yang sesungguhnya,
namun dapat dikatakan bahwa aktor politik kesehatan adalah orang, lembaga atau
profesi yang berjuang untuk mewujudkan rakyat yang sehatdan sejahtera. Akan
tetapi karena masalah politik adalah masalah kesehatan, maka tentu saja tidak perlu
semua aktor politik adalah orang kesehatan atau orang dengan latar belakang
kesehatan akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana para aktor politik
mempunyai wawasan kesehatan.
Dalam beberapa aspek kehidupan, manusia sering melakukan tindakan politik, baik
politik dagang, budaya, sosial, maupun dalam aspek kehidupan lainnya.
Demikianlah politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat
(public goals) dan bukan tujuan pribadi seseorang (private goals). Politik
menyangkut kegiatan berbagai kelompok, termasuk partai politik dan kegiatan-
kegiatan perseorangan (individu).
Politik Kesehatan adalah Ilmu dan seni untuk memperjuangkan derajat kesehatan
masyarakat dalam satu wilayah melalui sebuah sistem ketatanegaraan yang dianut
dalam sebuah wilayah atau negara untuk menciptakan masyarakat dan lingkungan
sehat secara keseluruhan. Untuk meraih tujuan tersebut diperlukan kekuasaan.
Dengan kekuasaan yang dimiliki, maka akan melahirkan kebijakan yang pro rakyat
untuk menjamin derajat kesehatan masyarakat itu sendiri. Kebijakan pemerintah
dapat terwujud dalam dua bentuk, yaitu:
1. Peraturan pemerintah dalam bidang kesehatan meliputi undang-undang,
peraturan presiden, keputusan menteri, peraturan daerah, baik tingkat provinsi
maupun kabupaten kota, dan peraturan lainnya.
2. Kebijakan pemerintah dalam bentuk program adalah segala aktifitas pemerintah
baik yang terencana maupun yang insidentil dan semuanya bermuara pada
peningkatan kesehatan masyarakat, menjaga lingkungan dan masyarakat agar
tetap sehat dan sejahtera, baik fisik, jiwa, maupun sosial.
Oleh karena itu, untuk menciptakan kesehatan masyarakat yang prima maka
dibutuhkan berbagai peraturan yang menjadi pedoman bagi petugas kesehatan
dan masyarakat luas, sehingga suasana dan lingkungan sehat selalu tercipta. Di
samping itu pemerintah harus membuat program yang dapat menjadi stimulus bagi
anggota masyarakat untuk menciptakan lingkungan dan masyarakat sehat, baik
jasmani, rohanio, rohani, sosial serta memampukan masyarakat hidup produktif
secara sosial ekonomi.
Seorang senior perawat dari USA mengatakan bahwa, sejarah profesi keperawatan di
sana dulunya juga tak ubahnya kondisi profesi keperawatan di Indonesia saat ini. Dan
melalui dunia politiklah regulasi-regulasi terkait profesi keperawatan akan terwujud,
namun sejauh mana peran perawat dalam meng-goal-kan regulasi tersebut?
Berikut ini kami coba membahas mengenai profesi keperawatan dan dunia politik,
dimulai dari bahasan politik secara umum hingga pentingnya dunia perpolitikan bagi
profesi keperawatan baik di lihat dari regulasi pendidikan maupun regulasi kewenangan
perawat di lahan klinik. Diharapkan dari ulasan yang kami sampaikan ini akan
membawa wacana baru bagi kita semua mengenai dunia politik.
Secara umum politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam
masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam
negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang
berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik (wikipedia Indonesia).
Disebutkan juga bahwa politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara
konstitusional maupun nonkonstitusional.
Dalam teori politik menunjuk pada kemampuan untuk membuat orang lain melakukan
sesuatu yang tidak dikehendakinya. Max Weber menuliskan adanya tiga sumber
kekuasaan: pertama dari perundang-undangan yakni kewenangan; kedua, dari
kekerasan seperti penguasaan senjata; ketiga, dari karisma.
Kondisi politik Indonesia saat ini tak ubahnya transisi menuju demokrasi atau lebih
tepatnya pelembagaan demokrasi. Yaitu bagaimana menjadikan perilaku pengambilan
keputusan untuk dan atas nama orang banyak bisa berjalan sesuai dengan norma-
norma demokrasi, umumnya yang harus diatasi adalah merobah lembaga feodalistik
(perilaku yang terpola secara feodal, bahwa ada kedudukan pasti bagi orang-orang
berdasarkan kelahiran atau profesi sebagai bangsawan politik dan yang lain sebagai
rakyat biasa) menjadi lembaga yang terbuka dan mencerminkan keinginan orang
banyak untuk mendapatkan kesejahteraan.
Ada banyak hal yang dapat dilakukan seorang perawat dalam berperan secara active
maupun passive dalam dunia politik. Mulai dari kemampuan yang harus dimiliki bidang
politik hingga talenta yang harus di miliki mengenai sense of politic.
Dalam wikipedia Indonesia disebutkan bahwa seseorang dapat mengikuti dan berhak
menjadi insan politik dengan mengikuti suatu partai politik atau parpol, mengikuti ormas
atau organisasi masyarakat atau LSM (lembaga swadaya masyarakat). Maka dari hal
tersebut seseorang berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai
insan politik guna melakukan perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh
undang-undang dasar dan perundangan hukum yang berlaku.
Dari hal tersebut, perawat yang merupakan bagian dari insan perpolitikan di Indonesia
juga berhak dan berkewajiban ikut serta dan mengambil sebuah kekuasaan demi
terwujudnya regulasi profesi keperawatan yang nyata. Dari hal tersebut juga terlihat
bahwa perawat dapat memperjuangkan banyak hal terkait dengan umat maupun nasib
perawat itu sendiri.
Dunia politik bukan dunia yang asing, namun terjun dan berjuang bersamanya mungkin
akan terasa asing bagi profesi keperawatan. Hal ini di tunjukkan belom adanya
keterwakilan seorang perawat dalam kancah perpolitikan Indonesia.
Tidak di pungkiri lagi bahwa seorang perawat juga rakyat Indonesia yang juga memiliki
hak pilih dan tentunya telah melakukan haknya untuk memilih wakil-wakilnya sebagai
anggota legislative namun seakan tidak ada satupun suara yang menyuarakan hati
nurani profesi keperawatan. Akankah hal ini di biarkan begitu saja? Tentunya tidak,
karena profesi kita pun mebutuhkan penyampaian aspirasi yang patut untuk di dengar
dan di selesaikannya permasalahan yang ada, yang tentunya akan membawa
kesejahteraan rakyat seluruh profesi keperawatan.
Sulitnya menjadikan Rancangan Undang-Undang (RUU) Keperawatan seringkali
dikaitkan dengan tidak adanya keterwakilan seorang perawat di badan legislative.
Regulasi pendidikan
Banyak hal yang dapat di lakukan oleh seorang perawat sehingga mampu terjun ke
dunia politik. Salah satu yang paling umum dilakukan adalah mendukung salah satu
partai politik. Partai politik ini akan menjadi motor penggerak pembawa di kancah
perpolitikan Indonesia.
Banyak partai yang menawarkan posisi legislative, ada partai yang melakukan
pengkaderan dari awal yang mampu menyiapkan calon-calon legislative dari embrio
yang akan di berikan suntikan idiologi dari pertain tersebut, ada juga partai yang
memberikan kesempatan kepada siapa saja yang siap untuk berjuang bersama-sama
mendukung partainya dan menjadi calon legislative.
TUGAS ILMU POLITIK
DISUSUN OLEH
SRI WAHYUNI, AMK
ANGKATAN 2013