Anda di halaman 1dari 9

TK 5043

TOPIK-TOPIK PILIHAN PENGOLAHAN LIMBAH

TUGAS III
Rangkuman Buku Wastewater Biology – The Life Process (Chapter 4)

Oleh:

Andi Rina Ayu Astuti

(23019005)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020

1
BAB 4 – BAKTERI HETEROTROF DAN AUTOTROF

DEFINISI ISTILAH

• Autotrophs adalah organisme yang menggunakan CO2 sebagai sumber karbon untuk
pertumbuhan.
• Heterotrophs adalah organisme yang menggunakan komponen organik sebagai sumber
karbon untuk pertumbuhan.
• Phototrophs adalah organisme yang mendapatkan energi dari sinar matahari.
• Chemoorganotrophs adalah organisme yang mendapatkan energi dari oksidasi komponen
organik. Kebanyakan bakteri heterotrof termasuk kategori ini.
• Photoautotrophs adalah organisme yang mendapatkan energi dari sinar matahari dan
sumber karbon dari CO2. Organisme ini dapat tumbuh pada kondisi nutrisi yang rendah
selama CO2, sinar matahari, nitrogen, dan sulfur tersedia.
• Photoheterotrophs adalah organisme yang mendapatkan energi dari sinar matahari dan
sumber nutrisi karbon dari komponen organik.
• Chemoautotrophs adalah organisme yang mendapatkan sumber karbon dari CO2 dan
mendapatkan energi dari oksidasi komponen anorganik.
• Chemoheterotrophs adalah organisme yang mendapatkan karbon dan energi dari
komponen organik.

METABOLISME HETEROTROF DAN AUTOTROF

Metabolisme adalah seluruh reaksi biokimia yang terjadi dalam sel. Tiga proses metabolisme
yang terjadi pada makhluk hidup, baik heterotrof atau autotrof yaitu:

(1) Seluruh organisme mampu mengkonversi sumber karbon menjadi penyusun sel
(2) Organisme memiliki sumber reducing power
(3) Organisme menggunakan sumber energi untuk membentuk adenosine triphosphate (ATP)
yang dapat digunakan sebagai sumber energi untuk reaksi biosintetik di dalam sel.

Reducing power adalah sumber hidrogen yang digunakan untuk mengkonversi sumber karbon
menjadi penyusun sel. ATP dapat disebut “energy dollars” yang digunakan oleh sel dengan
oksidasi dan dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas yang membutuhkan energi seperti
membuat sel baru atau pergerakan dari suatu tempat ke tempat lain.

Respirasi aerobik. Kemoheterotrof mengoksidasi senyawa organik dan menghasilkan energi.


Reducing power dibutuhkan untuk membentuk penyusun sel yang bersumber dari oksidasi

1
senyawa organik yang sama. Saat senyawa organik terurai, hidrogen dihilangkan dan
ditransfer ke co-enzyme pembawa elektron khusus yang disebut nicotinamide adenine
dinucleotide (NAD). Produk yang terbentuk adalah hasil penguraian NAD dan kemudian
membentuk NADH2. Proton dari hidrogen kemudian ditransfer ke luar membran sel dan
elektron ditransfer ke protein membran dan kofaktor yang disebut electron transport system.
Elektron berpindah dari satu protein ke protein lainnya hingga mencapai terminal akseptor
elektron yaitu oksigen. Hasil perpindahan antara proton di luar dan elektron di dalam membran
membentuk miniatur baterai. Energi yang berpotensi dari hasil perbedaan tersebut digunakan
untuk membentuk ATP. Proses ini menggunakan enzim yang disebut ATPase. Sehingga
kemoheterotrof memperoleh karbon, energi, dan mengurangi daya dari senyawa organik
dimana bakteri dapat tumbuh.

Respirasi anaerobik. Mikroorganisme yang terlibat dalam respirasi anaerobik menggunakan


senyawa anorganik seperti nitrat atau sulfat sebagai terminal akseptor elektron tanpa adanya
oksigen. Denitrifikasi adalah contoh dari respirasi anaerobik. Pada proses ini, nitrat berfungsi
sebagai akseptor elektron dan senyawa organik seperti metanol sebagai donor elektron. Proses
ini menggunakan bakteri heterotrof yang ditemukan pada lumpur aktif yang dapat melakukan
denitrifikasi termasuk spesies Alcaligenes, Achromobacter, Bacillus, Hyphomicrobium,
Micrococcus, dan Pseudomonas. Organisme ini mampu menggunakan oksigen ketika
tersedia, sehingga kondisi anaerobik membutuhkan penghilangan nitrat. Konsentrasi oksigen
yang tinggi menghambat denitrifikasi dengan cara menghambat enzim yang terlibat pada
proses.

Fermentasi. Beberapa chemoheterotrophs, atau sering disebut anaerobes, tidak mampu


menggunakan oksigen atau senyawa anorganik sebagai akseptor elektron. Organisme ini ini
harus menggunakan produk terurai dari substrat pertumbuhannya sebagai akseptor elektron
melalui proses yang disebut fermentasi. Selama proses fermentasi, substrat pertumbuhan
seperti glukosa diurai menjadi asam piruvat yang berfungsi sebagai akseptor elektron. Produk
akhir adalah asam laktat, beberapa asam lainnya, dan etanol.

C6H12O6 (glukosa) → 2CH3COCOOH (asam piruvat) → 2CH3CHOHCOOH (asam laktat)

Chemolitotrophy. Kemolitotrof menghasilkan energi dari oksidasi senyawa anorganik. Pada


nitrifikasi, amonia dioksidasi menjadi nitrit oleh Nitrosomonas dan nitrit kemudian dioksidasi
menjadi nitrat oleh Nitrobacter. Bakteri nitrifikasi membutuhkan oksigen sebagai akseptor
elektron. Organisme seperti Thiobacillus mengoksidasi hidrogen sulfida menjadi sulfat.

2
Penggabungan karbon dioksida. Autotrof harus menghilangkan karbondioksida ke
penyusun sel. Organisme ini menggabungkan CO2 dengan reaksi biokimia. Akibat penyusun
sel dihilangkan lebih banyak (memiliki lebih banyak hidrogen atau elektron) dibandingkan
dengan karbondioksida, organisme ini harus memiliki sumber eksternal dalam mengurangi
daya untuk mendapatkan hidrogen atau elektron.

HUBUNGAN BAKTERI HETEROTROF DAN AUTOTROF TERHADAP OKSIGEN

Beberapa kategori bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen:

• Strict aerobs membutuhkan oksigen sebagai akseptor elektron, kebanyakan populasi


mikroba ini pada perlakuan aerasi.
• Facultative anaerobes dapat tumbuh pada ketersediaan atau tanpa ketersediaan oksigen
jika sumber karbon yang cukup tersedia.
• Microaerophiles membutuhkan oksigen tapi pada oksigen yang rendah. Organisme ini
hidup pada lingkungan yang berdekatan dengan aerob di mana level oksigen sedikit.
• Aerotolerant anaerobes adalah organisme yang mampu hidup dengan ketersediaan
oksigen tetapi tidak mampu menggunakannyanya untuk metabolisme. Umumnya
diakibatkan karena kurangnya sistem perpindahan elektron.
• Strict anaerobes tidak mampu hidup dengan adanya oksigen. Bakteri ini ini menggunakan
fermentasi atau menggunakan senyawa organik sebagai akseptor elektron terminal.

Oksigen bisa berbahaya pada organisme karena terbentuknya hidrogen peroksida dan
komponen beracun lainnya oleh mikroba itu sendiri ketika oksigen tersedia. Organisme yang
hidup pada ketersediaan oksigen harus memiliki enzim yang melindungi mereka dari efek
beracun oksigen.

PERAN HETEROTROF PADA PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH SECARA


AEROB

• Degradasi senyawa organik


Peranan utama bakteri heterotrof pada proses pengolahan air limbah adalah penghilangan
senyawa organik yang terlarut dan tidak terlarut. Mikroba yang berperan pada proses
aerobik terdiri dari organisme heterotrof. Bakteri aerobik dan fakultatif mendominasi
proses pengolahan aerobik.

3
• Makromolekul
Makromolekul seperti protein polisakarida, lipid, dan asam nukleat tidak dipindahkan ke
sel heterotrof sebelum pencernaan tetapi harus diurai menjadi sub-unit oleh enzim yang
diekskresikan ke media. Oleh karena itu, organisme ini sangat penting dalam mengolah
makromolekul yang terkandung sebagai komponen utama.
• Senyawa bermolekul kecil
Beberapa variasi sub-unit yang dihasilkan dari penguraian makromolekul menghasilkan
nutrisi dalam jumlah yang banyak untuk bakteri heterotrof yang berbeda. Molekul kecil
ini dipindahkan ke sel dan digunakan untuk energi dan pertumbuhan.
• Xenobiotik
Xenobiotik dihilangkan sebagai hasil dari metabolisme di mana dua atau lebih organisme
bekerja sama untuk menghilangkan suatu senyawa. Contohnya penambahan glukosa dan
nitrogen meningkatkan penurunan 2,4-dinitrophenol.
• Adaptasi biomassa mikroba
Organisme yang memiliki ketertarikan terhadap nutrisi dan oksigen yang berbeda dapat
bekerja pada habitat yang berbeda dengan proses perlakuan yang sama. Ketika perbedaan
fisik dan kondisi nutrisi yang berbeda seperti pH, konsentrasi oksigen, dan temperatur
terjadi, perubahan signifikan pada mikroba akan terjadi. Organisme ini dapat berubah
sesuai dengan respon terhadap kondisi yang dapat menghasilkan penghilangan limbah
yang efisien.
• Formasi flok, sludge bulking, dan foaming.
Pembentukan flok oleh bakteri heterotrof dilakukan dengan bantuan aktivitas bakteri
“zoogloeal” yang memproduksi polimer ekstraseluler (capsules, slime, glycocalyx) dan
menyebabkan individu sel menggumpal menjadi partikel besar yang dapat mengendap di
clarifier.

EFEK KONDISI LINGKUNGAN TERHADAP AKTIVITAS HETEROTROF


• pH
Bakteri heterotrof umumnya tumbuh optimum pada pH mendekati 7 dengan minimum pH
5,5 dan maksimum antara 8,5 dan 9,5. Beberapa bakteri yang menghasilkan asam dapat
tumbuh pada pH 4 sampai 4,5, sedangkan bakteri yang menghasilkan kondisi alkaline
(pengoksidasi urea) bekerja pada pH lebih dari 9,5.

4
• Suhu
Setiap bakteri dikarakterisasi berdasarkan suhu minimum, optimum, dan maksimum.
Psychrophiles tumbuh pada 0-20 oC, dengan suhu optimum 10-15 oC.
Mesophiles pada 10-45 oC, dengan suhu optimum 30-35 oC.
Thermophiles tumbuh pada suhu 40-75 oC, dengan suhu optimum 55-65 oC.

PERAN HETEROTROF PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH SECARA


ANAEROBIK
Kemoheterotrof memiliki peran untuk degradasi limbah pada digester anaerobik yang
digunakan untuk stabilisasi lumpur primer dan sekunder dari pengolahan air limbah industri
dan kota, dan pengolahan air limbah berkekuatan tinggi. Organisme yang terlibat adalah strict
anaerobes atau facultative anaerobes. Pada digester anaerobik, makromolekul organik
kompleks termasuk biomassa mikroba didepolimerisasi (diurai menjadi molekul yang lebih
kecil) kemudian dimetabolisasi menjadi asam lemak, karbon dioksida, dan gas hidrogen yang
dapat digunakan pada pembentukan metana.

PERAN AUTOTROF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH


Bakteri autotrof berperan penting dalam pertukaran elemen pada lingkungan proses
pengolahan air limbah. Organisme ini membawa karbon dari karbon dioksida dan tidak
berkontribusi langsung dalam penghilangan BOD. Organisme ini menghasilkan energi dari
oksidasi senyawa anorganik yang terdapat pada air atau dihasilkan dari dekomposisi nutrisi
oleh heterotrof.

NITRIFIKASI
Pada kondisi aerobik, amonia dihilangkan secara biologi dengan dua tahap proses yaitu amonia
dioksidasi menjadi nitrit, dan nitrit dioksidasi menjadi nitrat. Dua langkah tersebut dapat
dituliskan dalam persamaan reaksi berikut.
NH3 + 3⁄2 O2 → 𝑁𝑂2− + 𝐻+ + H2O

𝑁𝑂2− + 1⁄2 O2 → 𝑁𝑂3−


Reaksi keseluruhan nitrifikasi yaitu:
NH3 + 2 O2 → 𝑁𝑂3− + 𝐻+ + H2O
Bakteri nitrifikasi menggunakan karbondioksida dan alkalinitas bikarbonat sebagai sumber
karbon dan tidak mampu menggunakan senyawa organik dalam jumlah yang signifikan untuk

5
pertumbuhan. Berdasarkan persamaan diatas, nitrifikasi menghasilkan formasi asam yang
dapat menyebabkan turunnya kondisi buffer. Bakteri nitrosomonas adalah organisme yang
paling berperan pada konversi amonia menjadi nitrit, dan bakteri nitrobacter berperan dominan
pada oksidasi nitrit menjadi nitrat.

PARAMETER NITRIFIKASI
• Suhu. Suhu optimum pada sistem seperti lumpur aktif yaitu 25-30 oC. Penumpukan nitrit
dapat terjadi pada suhu yang rendah yang dapat menghambat konversi 6naerob menjadi
nitrit. Peningkatan konsentrasi nitrit juga dapat meracuni bakteri lainnya.
• pH. pH optimum proses nitrifikasi yaitu netralitas kondisi basa (7.5 dan 8.5). pH yang
lebih tinggi dapat mempertahankan ammonia yang tidak terionisasi.
• Oksigen. Konversi ammonia membutuhkan kurang lebih 4 kg (8 lb) oksigen per kg (lb).
• Sensitivitas Metal dan Zat Berbahaya Lainya. Bakteri nitrifikasi 6naerobic terhadap
logam berat dan zat sejenisnya meskipun pada konsentrasi yang rendah. Selain itu, bakteri
nitrifikasi juga 6naerobic terhadap 6naerob dan nitrit pada konsentrasi yang tinggi. Jika
6naerob dikonversi menjadi nitrit pada laju yang lebih cepat dibandingkan dengan
konversi nitrit menjadi nitrat, proses secara keseluruhan akan terhambat. Hal ini dapat
diatasi dengan cara menurunkan laju nitrogen beban per hari.
• Faktor Operasi. Nitrifikasi yang efisien didapatkan dengan mempertahankan pH, suhu,
dan aerasi (lebih dari 1 mg/L oksigen terlarut), meningkatkan waktu kontak, dan
meningkatkan MCRT (mean cell residence time).
• Nitrifikasi dan Denitrifikasi Pada Flok yang Sama. Denitrifikasi dapat terjadi pada
mixed liquor (campuran aerobik dan anaerobik pada digester) jika oksigen memiliki
konsentrasi yang cukup rendah (kurang dari 1 mg/liter). Jika kondisi anoxic berkembang
pada campuran flok, bagian dalam partikel flok menjadi anaerobik sehingga membutuhkan
partikel yang relatif besar. Nitrifikasi dan denitrifikasi yang simultan dapat diperoleh pada
aerasi intermittent di dalam 1 basin, tetapi akan sulit beroperasi

OKSIDASI SENYAWA SULFUR DAN BESI


Bakteri sulfur yang tidak berwarna adalah aerobes yang mendapatkan energi dengan
mengoksidasi senyawa sulfur. Kebanyakan bakteri thiobacilli dapat mengoksidasi sulfur dan
senyawa sulfur seperti hidrogen sulfida. Produk akhir oksidasi adalah asam sulfur yang

6
menurunkan pH. Bakteri besi memasukkan besi ke dalam bahan kapsul atau Leptohrix atau
Gallionella yang mengelilingi sel.

INTERAKSI ANTARA AUTOTROF DAN HETEROTROF


• Siklus karbon. Siklus karbon yaitu antara CO2 dan senyawa organik. Tumbuhan dan
organisme fotosintesis memiliki peran penting untuk konversi autotrof yaitu CO2 menjadi
biomassa. CO2 dikembalikan ke atmosfer oleh heterotrof untuk respirasi aerobik dan
fermentasi. Pada kondisi anaerobik, nutrisi organik tidak dioksidasi secara sempurna
menjadi CO2.
• Siklus nitrogen. Pertama ammonia dihasilkan dari senyawa organik seperti protein oleh
bakteri heterotrof. Pada kondisi aerobik, ammonia dioksida menjadi nitrit dan kemudian
nitrat oleh bakteri nitrikasi. Pada kondisi anaerobik, ammonia tidak dapat dioksidasi.
Hanya jumlah sedikit yang dapat dihilangkan dengan cara asimilasi untuk menumbuhkan
organisme. Kemudian nitrat dikonversi menjadi gas N2 oleh bakteri heterotrof yang
membutuhkan senyawa organik. Pada kondisi aerobik, nitrat diasimilasi oleh organisme
hidup tapi tidak dapat dikonversi menjadi gas N2.
• Fiksasi Nitrogen. Fiksasi nitrogen adalah mekanisme biologi untuk mengembalikan
nitrogen dari atmosfer menjadi bahan biologis dengan persamaan reaksi:
N2 → 2 NH3
Konversi gas nitrogen menjadi ammonia dikatalisasi oleh enzim nitrogenase. Tanpa
bantuan aktivitas bakteri (Azotobacter, photoautotrohic cyanobacteria, Rhizobium),
nitrogen pada atmosfer akan lepas. Fiksasi nitrogen belum diaplikasikan pada limbah
dengan konsentrasi nitrogen rendah.
• Siklus Sulfur. Meskipun sulfur dibutuhkan dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan
nitrogen, sulfur berperan penting sebagai nutrisi. Degradasi limbah kota oleh bakteri
heterotrof menghasilkan sulfur. Pada kondisi aerob, senyawa kimia dioksidasi dan sulfat
dihilangkan menjadi H2S oleh Desulfovibrio. H2S kemudian tidak dapat dimetabolisme
pada kondisi anaerob kecuali oleh bakteri fotoautotrof yang menggunakan H 2S sebagai
donor elektron. Setelah H2S dipindahkan ke kondisi aerob, H2S digunakan sebagai sumber
energi oleh bakteri kemoautotrof untuk dioksidasi menjadi sulfat.
• Korosi. Korosi dengan bakteri melibatkan aktivitas chemoheterotrophs pengoksidasi
sulfida pada kondisi anaerob, dan chemoautotrophs pengoksidasi sulfida pada kondisi
aerob.

7
ORGANISME FOTOTROFIK

Fotosintesis dilakukan oleh alga dan 4 grup bakteri (purple sulfur bacteria, nonsulfur purple
bacteria, green bacteria, dan cyanobacteria). Alga dan cyanobacteria adalah fotoautotrof
yang menghasilkan karbon untuk biosintesies dari CO2 dengan reaksi biokimia.

KELOMPOK UTAMA ORGANISME FOTOSINTESIS

Purple sulfur bacteria tumbuh terbatas hanya pada kondisi anaerob seperti danau atau mata
air sulfur. Organisme ini hanya menggunakan senyawa organik sebagai sumber karbon.

Nonsulfur purple bacteria tidak mampu menggunakan senyawa sulfur sebagai donor
elektron. Bakteri ini termasuk facultative phototrophs yang dapat tumbuh secara fotosintesis
dengan adanya cahaya dan tanpa adanya oksigen, dan dapat tumbuh secara kemoheterotrof
dengan adanya senyawa organik dan oksigen.

Green bacteria termasuk strict anaerobes dan obligate phototrophs. Organisme ini
membutuhkan senyawa sulfur tereduksi untuk tumbuh.

Cyanobacteria berperan pada fotosintesis dan menghasilkan oksigen. Organisme ini lebih
toleran terhadap kondisi ekstrim dibandingkan alga, dan beberapa diantaranya mampu
melakukan fiksasi nitrogen.

Alga berkontribusi pada kandungan oksigen di dalam air dengan memproduksi oksigen selama
fotosintesis.

PERAN ORGANISME FOTOSINTESIS

Aerobik Algae Ponds. Alga dan cyanobacteria menyediakan oksigen untuk penghilangan BOD
pada kolam aerobik. Alga sensitif terhadap zat beracun sehingga kolam aerobik terbatas dalam
pengolahan air limbah beracun.

Facultative Ponds. Ketika terjadi stratifikasi suhu, lapisan atas adalah aerob, sedangkan
lapisan bawah adalah anaerob yang menghasilkan methane dan produk anaerob lainnya menuju
lapisan aerob.

Anaerobik Ponds. Sistem bekerja pada kondisi anaerob jika BOD melebihi produksi oksigen
dari fotosintesis. Aktivitas metabolisme mikroba pada sistem anaerob yaitu senyawa organik
kompleks diurai menjadi asam lemak dan alkohol dengan fermentasi, dan bahan ini dikonversi
menjadi gas methane oleh bakteri methanogenic.

Anda mungkin juga menyukai