Anda di halaman 1dari 17

Pilihan Kata (DIKSI)

Bahasa Indonesia
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Tugas Terstruktur Pada Mata

Kuliah Bahasa Indonesia Yang Langsung Di Bimbing Oleh: Endah Jubaedah, M.Pd

Disusun Oleh:

Wina Aurelia

Syahifatul Fikri

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


STAI AL-MUSADDADIYAH GARUT
2020M/1442H
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelasaikan
tugas ini dengan baik. Tak lupa shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Karena Beliaulah yang telah menghantarkan kita dari zaman jahiliyah menuju
zaman yang penuh berkah.

Adapun judul makalah yang akan dibahas adalah “Pilihan Kata (Diksi)” dan kami sangat berharap
dengan adanya makalah ini kami dapat memberikan sedikit gambaran dan memperluas wawasan ilmu
yang kami miliki.

Dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikanya makalah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama
kepada yang terhormat, Ibu Endah Jubaedah, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Bahasa
Indonesia yang telah membimbing kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Majalaya, Oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…...................................................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................

1.3 Tujuan Penulisan .........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kosa Kata …………..………….....................................................

2.2 Jenis Kata dalam Bahasa Indonesia……………………..


………….................................................

2.3 Kata Serapan………..................................................................

BAB III PENUTUP

Kesimpulan......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia dalam perkembangannya memang telah mengalami pasang surut. Pemakaian
kata dan struktur ejaannya sering dikacaukan karena mengikuti perkembangan zaman. Bahkan atas
nama modernisasi,orang jadi cenderung malu untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan
benar. Sehingga orang semakin mengesampingkan pentingnya penggunaan bahasa, terutama dalam
tata cara pemilihan kata. Terkadang kita pun tidak mengetahui pentingnya penguasaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan maupun tulisan, sering
mengalami kesalahan dalam penggunaan kata, frasa, paragraf, dan wacana. Agar tercipta suatu
komunikasi yang efektif dan efisien, pemahaman penggunaan diksi atau pemilihan kata dirasakan sangat
penting, bahkan mungkin vital, terutama untuk menghindari kesalapahaman dalam berkomunikasi.
Dengan demikian, kata-kata yang digunakan untuk berkomunikasi harus dipahami dalam konteks alinea
dan wacana. Kata sebagai unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan
tetapi, kata-kata tersebut harus digunakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang benar.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Definisi Kosa Kata?

2. Bagaimana Jenis Kata dalam Bahasa Indonesia?

3. Apa Yang dimaksud dengan Kata Serapan?

4. Apa Yang dimaksud dengan Kata Pinjaman?

5. Bagaimana Imbuhan dalam Bahasa Indonesia?

6. Apa Yang dimaksud dengan Hubungan Antarmakna?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Definisi Kosa Kata

2. Untuk mengetahui Jenis Kata dalam Bahasa Indonesia

3. Untuk mengetahui Kata Serapan

4. Untuk mengetahui Kata Pinjaman

5. Untuk mengetahui Imbuhan dalam Bahasa Indonesia

6. Untuk mengetahui Imbuhan Antarmakna


BAB II

Pembahasan

2.1 Definisi Kosa Kata

Kosa kata merupakan salah satu aspek kebahasaan yang harus diperhatikan dan dikuasai guna
menunjang kelancaran berkomunikasi baik dalam lisan maupun tulisan. (Sudjianto dan Dahidi,
2004: 97)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 597) definisi kosakata adalah pembendaharaan kata.
Adapun menurut Soedjito dalam Labib (2016: 13) kosakata adalah :

a. Semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa.

b. Kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara atau penulis.

c. Kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan.

d. Daftar kata yang disusun seperti kamus yang disertai penjelasan secara singkat dan praktis.

Dari beberapa pengertian tentang kosakata di atas, dapat disimpulkan bahwa kosakata adalah kata-
kata yang dipahami baik maknanya maupun cara pengguanaannya oleh seseorang.

2.2 Jenis Kata dalam Bahasa Indonesia

1. KATA KERJA

Kata kerja (verba) adalah kata yang menyatakan makna perbuatan, pekerjaan, tindakan, proses,
atau keadaan. Kata kerja memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Umumnya menempati fungsi predikat dalam kalimat.

Contoh: Kucing mengeong.

S P

Ibu membuatkan ayah kue ulang tahun.

S P O Pel.

 Mengandung makna perbuatan (aksi), proses, atau keadaan.

Contoh: memberi, mengajarkan, berair.

 Tidak dapat didahului kata paling.

Contoh: paling tidur, paling mandi, paling makan (?)

 Dapat didahului oleh kata keterangan akan, sedang, dan sudah.

Contoh: akan bekerja, sedang mandi, sudah pergi.


 Dapat didahului kata ingkar tidak.

Contoh: tidak belajar, tidak bekerja sama, tidak menolong.

 Dapat dipakai dalam kalimat perintah, khususnya yang bermakna perbuatan.

Contoh: Ambilkan buku itu!

 Bentuk dasar dan bentuk turunan

Ditijau dari bentuknya, kata kerja dibedakan menjadi:

Kata kerja bentuk dasar, contoh: makan, duduk, tidur.

Kata kerja bentuk turunan, contoh: mengajari, malam-malam, rendah hati.

 Transitif-intrasitif

Ditinjau dari hubungannya dengan unsur lain dalam kalimat, kata kerja dibedakan atas:

1. Kata kerja transitif, yakni kata kerja yang memerlukan objek atau pelengkap,

Contoh: Kucing itu menangkap anak burung merpati.

2. Kata kerja intrasitif, yakni kata kerja yang tidak memerlukan objek atau pelengkap,

Contoh: Ibu sedang memasak didapur.

 Aktif-pasif

Dilihat dari makna yang dikandungnya, kata kerja dibedakan atas:

Kata kerja aktif, contoh: membaca, memakan, menjual.

Kata kerja pasif, contoh: diminum, dinaikkan, terdengar.

2. KATA BENDA

Kata benda (nomina) adalah kata yang mengacu pada manusia, benda, konsep, atau
pengertian. Kata benda memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

 Umumnya menduduki fungsi subjek, objek, atau pelengkap.

Contoh: mereka menghadiai kami buku pelajaran

 Dapat didahului kata ingkar bukan dan tidak dengan kata tidak

Contoh: bukan nasi yang makan, melainkan jagung.

 Dapat diikuti kata sifat, baik secara langsung maupun dengan perantaraan kata yang.

Contoh: baju baru, pekerjaan yang mudah, ibu yang baik


Kata benda terbagi ke dalam beberapa jenis, yakni sebagai berikut:

1. Bentuk dasar dan bentuk turunan

 Bentuk dasar, contoh: gambar, meja,tahun, hari.

 Bentuk turunan, contoh: pembeli, kemenangan, ayunan.

2. Konkret-abstrak

Di tinjau dari wujudnya,kata benda terbagi atas:

 Kata benda konkret, contoh: meja, lampu

 Kata benda abstrak, contoh: permainan, keindahan

3. KATA GANTI

Kata ganti (pronomina) adalah kata yang menggantikan kata benda atau kata yang dibendakan.
Menurut fungsinya, kata ganti dibedakan sebagai berikut:

Kata ganti orang, adalah kata ganti yang mengacu pada orang. Seperti orang pertama, kedua, dan
ketiga.

Kata petunjuk, meliputi:

o Petunjuk umum, contoh: ini, itu, anu.

o Petunjuk tempat, contoh: sini, situ, sana.

o Petunjuk ihwal, contoh: begini, begitu.

Kata penanya, adalah kata ganti yang dipakai untuk menandai suatu pertanyaan. Hanya ada dua
unsur yang mendasari kata tanya, yakni apa dan mana.

D. KATA BILANGAN

Kata bilangan (numeralia) adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya wujud (orang,
binatang, atau barang) dan konsep. Berdasarkan bentuknya, kata bilangan terbagi ke dalam dua jenis,
yakni:

a) Bilangan pokok, contoh: nol, tujuh, sepuluh

b) Bilangan tingkat, contoh: kedua, ketiga, keempat.

Berdasarkan tentu atau tidaknya, kata bilangan diklasifikasikan menjadi:

Bilangan tentu, contoh: satu, tiga, delapan, sepersepuluh.

Bilangan tak tentu, contoh: beberapa, banyak, sedikit.

E. KATA SIFAT
Kata sifat (ajektiva) adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang,
benda, atau binatang.

F. KATA KETERANGAN

Kata keterangan (adverbia) adalah kata yg memberi keterangan atau penjelasan pada kata lainnya.

Kata keterangan terbagi ke dalam dua bentuk, yakni:

 Bentuk dasar, contoh: sangat, hanya, lebih, segera.

 Bentuk turunan, contoh: diam-diam, setinggi-tingginya.

Kata keterangan turunan dapat dibentuk dengan cara-cara berikut:

1. Dengan mengulang kata dasar, contoh: diam-diam, lekas-lekas, pelan-pelan.

2. Dengan mengulang kata dasar dan menyertainya dengan akhiran –an, contoh: habis-
habisan, mati-matian.

3. Dengan mengulang kata dasar dan menambahkan imbuhan se-nya, contoh: setinggi-
tingginya, sedalam-dalamnya.

4. Dengan menambahkan afiks pada kata dasar, contoh: sebaiknya, selekasnya.

5. Dengan menambahkan –nya pada kata dasar, contoh: agaknya, biasanya.

G. KATA TUGAS

Berbeda dengan jenis-jenis kata sebelumnya, kata tugas hanya mempunyai arti gramatikal dan tidak
memiliki arti leksikal. Berdasarkan peranannya dalam frase atau kalimat, kata tugas dibagi menjadi
beberapa kelompok, yakni:

1. Kata Depan

Kata depan (preposisi) adalah kata tugas yang berfungsi sebagai unsure pembentuk frase
preposisional.

2. Kata Penggabung

Kata penggabung (konjungsi) adalah kata tugas yang menghubungkan dua klausa, kalimat,
atau paragraf. Konjungsi dibagi ke dalam lima kelompok.

a. Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menggabungkan dua klausa yang memiliki
kedudukan yang setara.

 Dan, menandai hubungan penambahan.

 Atau, menandai hubungan pemilihan

 Tetapi, menandai hubungan perlawanan.

Penggunaan ketiga jenis konjungsi di atas menghasilkan kalimat majemuk setara.


b. Konjunjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menggabungkan dua klausa atau lebih yang
memiliki hubungan bertingkat.

c. Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menggabungkan dua kata, frase, atau klausa, dan
hubungan kedua unsur itu memiliki derajat yang sama.

d. Konjungsi antar kalimat adalah menghubungkan satu kalimat dengan kaimat yang lain. Karena
itu, konjungsi macam itu selalu memulai suatu kalimat yang baru dan tentu saja huruf pertamanya di
tulis dengan huruf kapital.

e. Konjungsi antar paragraf, dimana kepaduan antar paragraf dapat dilihat dari pemakaian kata
yang menghubungkan paragraf-paragraf itu. Hubungan antar paragraf dapat di pererat dengan
menggunakan kata penggabung.

3. Kata Seru

Kata seru (interjeksi) adalah kata tugas yang mengungkapkan rasa hati manusia. Untuk memperkuat
rasa gembira, sedih, jijik, orang biasanya memakai kata tertentu di samping kalimat yang mengandung
makna pokok yang dimaksud. Secara garis besar, kata seru mengacu pada sikap yang: (1) positif, (2)
negatef, (3) keheranan, dan (4) netral atau campuran.

2.3 Kata Serapan

Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke dalam suatu
bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum.

Masyarakat Indonesia sekarang, telah banyak menggunakan kata – kata serapan. Mereka
berpendapat bahwa menggunakan kata – kata serapan adalah suatu hal yang dapat menjadikan
mereka dianggap sebagai orang yang terpelajar, gaul, modern dan lain-lain. Padahal, di sisi lain
penggunaan kata serapan tidak hanya menimbulkan dampak positif, namun juga akan
menimbulkan dampak negatif yang tidak disadari oleh masyarakat.

Ironisnya, masyarakat kita kurang menyadari itu. Mereka justru menunjukkan pemahaman yang
rendah terhadap pemakaian bahasa. Hal ini mengakibatkan terjadinya kesalahan yang berterima.
Artinya, pemakaian bahasa tersebut salah tetapi karena banyak pemakai di masyarakat akhirnya
diterima.

Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa Indonesia
bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia menggunakan
salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu. Penutur Bahasa Indonesia
kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek
Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di
perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan
berbagai forum publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa Bahasa Indonesia digunakan
oleh semua warga Indonesia.

Proses Penyerapan Kata

Ada beberapa proses atau cara masuknya bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia sehingga bisa
terserap. Di bawah ini adalah proses penyerapan tersebut:
1. Adopsi

Proses adopsi adalah terserapnya bahasa asing karena pemakai bahasa tersebut mengambil kata
bahasa asing yang memiliki makna sama secara keseluruhan tanpa mengubah lafal atau ejaan
dengan bahasa Indonesia.

Contoh: Hotdog, Shuttle cock, reshuffle, plaza, supermarket, dan lain-lain.

2. Adaptasi

Proses adaptasi adalah proses diserapnya bahasa asing akibat pemakai bahasa mengambil kata
bahasa asing, tetapi ejaan atau cara penulisannya berbeda dan disesuaikan dengan aturan bahasa
Indonesia.

Contoh:

Option = Opsi

Fluctuate = Fluktuatif

Organization = Organisasi

Maximal = maksimal

3. Pungutan

Masuknya bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia terjadi akibat pemakai bahasa mengambil
konsep dasar yang ada dalam bahasa sumbernya, kemudian dicarikan padanan katanya dalam
bahasa Indonesia. Cara ini dapat disebut juga dengan konsep terjemahan dimana kata serapan
dihasilkan dengan cara menerjemahkan kata / istilah tersebut tanpa mengubah makna kata
tersebut.

Contoh:

Spare part = Suku cadang

Try out = Uji coba

Latar Belakang Munculnya Kata Serapan

Yang melatar belakangi munculnya kata serapan adalah kosakata bahasa indonesia yang semakin
bertambah, yang tentunya pertambahan itu sejalan dengan perkembangan masyrakat dan
lingkungan hidup.

Sumber perluasan kosakata itu pada garis besarnya ada dua macam, yaitu sumber dalam dan
sumber luar.

1. Sumber Dalam

Sumber dalam adalah berasal dari bahasa Indonesia sendiri. Bahasa itu dapat berwujud:

a. Pengaktifan kata-kata lama


b. Pembentukan baru

c. Penciptaan kata-kata baru

d. Pengakroniman

2. Sumber Luar

Sumber luar perluasan kosakata Indonesia adalah kata-kata dari:

a. Bahasa serumpun (bahasa-bahasa daerah yang terdapat di Indonesia/rumpun bahasa


Austronesia)

b. Bahasa asing (Arab, Sansekerta, Portugis, Belanda, Inggris, dan sebagainya).

Kata-kata yang diambil dari sumber lua ini disebut kata pungutan, atau lebih akrab disebut sebagai
kata serapan.

D. Contoh Kata-kata serapan

Kata – kata serapan yang digunakan kebanyakan masyarakat Indonesia diambil dari beberepa
sumber. Seperti berikut.

Bahasa Arab menjadi sumber serapan ungkapan, terutama dalam bidang agama Islam. Sebagian
kata-kata Arab ini masih utuh dalam arti yang sesuai antara lafal dan maknanya, dan ada sebagian
lagi berubah. Seperti,

1. Lafal dan arti masih sesuai dengan aslinya

a. abad, abadi, abah, abdi, adat, adil, amal, aljabar, almanak, awal, akhir,

b. bakhil, baligh, batil, barakah,

c. daftar, hikayat, ilmu, insan, hikmah, halal, haram, hakim,

d. khas, khianat, khidmat, khitan, kiamat

e. musyawarah, markas, mistar, mahkamah, musibah, mungkar, maut,

f. kitab, kuliah, kursi, kertas, nisbah, nafas,

g. syariat, ulama, wajib, ziarah.

2. Lafalnya berubah, artinya tetap

a. berkah, barakat, atau berkat dari kata barakah

b. buya dari kata abuya

c. derajat dari kata darajah

d. kabar dari kata khabar


e. lafal dari kata lafazh

f. lalim dari kata zhalim

g. makalah dari kata maqalatun

h. masalah dari kata mas-alatuna

i. mungkin dari kata mumkinun

j. resmi dari kata rasmiyyun

k. soal dari kata suaalun

l. rezeki dari kata rizq

m. Sekarat dari kata Zakarotil

n. Nama-nama hari dalam sepekan : Ahad (belakangan jadi Minggu artinya=1), Senin (Isnaini=2),
Selasa (Salasa), Rabu (Arba'a), Kamis (Khomsa), Jumat (Jumu'ah) dan Sabtu (sab`atun)

3. lafal dan arti berubah dari lafal dan arti semula, seperti:

a. Keparat dalam bahasa Indonesia merupakan kata makian yang kira-kira bersepadan dengan
kata sialan, berasal dari kata kafarat yang dalam bahasa Arab berarti tebusan.

b. Logat dalam bahasa Indonesia bermakna dialek atau aksen, berasal dari kata lughah yang
bermakna bahasa atau aksen.

c. Naskah dari kata nuskhatun yang bermakna secarik kertas.

d. Perlu, berasal dari kata fardhu yang bermakna harus.

e. Petuah dalam bahasa Indonesia bermakna nasihat, berasal dari kata fatwa yang bermakna
pendapat hukum.

f. Laskar dalam bahasa indonesia bermakna prajurit atau serdadu, berasal dari kata 'askar yang
berarti sama.

Bahasa Inggris juga menjadi salah satu sumber serapan, khususnya dibidang teknologi yang
kebanyakan berbahasa inggris, walaupun produk teknologi tersebut dibuat di Indonesia.
Contohnya:

# application - aplikasi

# actor - aktor

# aquarium - akuarium

# allergy - alergi

# artist - artis
# access - akses

# acting - akting

# accessory - asesori

# activist – aktivis

# ballpoint - bolpen

# balloon - balon

# decade - dekade

# department - departemen

# ice - es

# idol - idola

# infrastructure - infrastuktur

# naturalization - naturalisasi

# national - nasional

# negotiation - negosiasi

# dan lain-lain

Dampak dari penggunaan kata – kata serapan.

Seringnya masyarakat menggunakan kata-kata serapan, dapat menimbulkan dampak positif dan
juga dampak negatif sebagai berikut.

1. Dampak Positif Penggunaan Kata – Kata Serapan

Masyarakat lebih bangga menggunakan kata-kata serapan karena dinilai lebih modern. Para remaja
juga senang memakai kata-kata atau istilah-istilah asing agar dikatakan lebih gaul, dan sebagainya.
Selain itu, dampak positif lain adalah pengucapan kata-kata serapan terkenal lebih singkat dari
pada pengucapan kata-kata Bahasa Indonesia.Seperti, kata “discon” yang dalam Bahasa
Indonesianya berarti “potongan harga”.

2. Dampak Negatif Penggunaan Kata – Kata Serapan

Menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang rendah dimata masyarakat.

Kecintaan masyarakat terhadap Bahasa Indonesia, bahkan Bangsa Indonesia berkurang, lebih
mengutamakan bahsa gaul dari pada bahasa indonesia sebagai bahasa resmi negara.

2.4 Kata Serapan

Kata serapan adalah kata yang di adopsi dari bahasa asing yang sudah sesuai
dengan EYD. Kata serapan merupakan bagian perkembangan bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia telah banyak menyerap terutama dalam unsur kosa kata. Bahasa
asing yang masuk dan memberi pengaruh terhadap kosa kata bahasa Indonesia
antara lain dari bahasa Sansekerta, bahasa Belanda, bahasa Arab, bahasa Inggris
dan ada juga dari bahasa Tionghoa. Analogi dan Anomali kata serapan dalam bahasa
Indonesia. Penyerapan kata ke dalam bahasa Indonesia terdapat 2 unsur, yaitu:
- Keteraturan bahasa (analogi) : dikatakan analogi apabila kata tersebut memiliki
bunyi yang sesuai antara ejaan dengan pelafalannya.
- Penyimpangan atau ketidakteraturan bahasa (anomali) : dikatakan anomali apabila
kata tersebut tidak sesuai antara ejaan dan pelafalannya.

5. Analogi
Karena analogi adalah keteraturan bahasa, tentu saja lebih banyak berkaitan dengan
kaidah-kaidah bahasa, bisa dalam bentuk sistem fonologi, sistem ejaan atau struktur
bahasa. Ada beberapa contoh kata yang sudah sesuai dengan sistem fonologi, baik
melalui proses penyesuaian ataupun tidak, misalnya :

Indonesia Aslinya
aksi action(Inggris)
bait bait (Arab)
boling bowling (Inggris)
dansa dance (Inggris)
derajat darrajat (Arab)
ekologi ecology (Inggris)
fajar fajr (Arab)
insane insane (Arab)

Menurut taraf integrasinya unsur pinjaman ke dalam bahasa asing dapat dibagi dua
golongan. Pertama unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa
Indonesia. Unsur seperti ini di pakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi
penulisan dan pengucapannya masih mengikuti cara asing. Kedua unsur pinjaman
yang pengucapan dan tulisannya telah di sesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.

6. Anomali

Indonesia Aslinya

bank bank (Inggris)


Intern intern (Inggris)
qur’an qur’an (Arab)
jum’at jum’at (Arab)

Kata-kata di atas merupakan beberapa contoh kata serapan dengan unsur anomali.
Bila kita amati, maka akan dapat di simpulkan bahwa lafal yang kita keluarkan dari
mulut dengan ejaan yang tertera, tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Hal
yang tidak sesuai adalah : bank=(nk), jum’at=(’).
Indonesia Aslinya
Expose Expose
Export Export
exodus Exodus

Kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia secara utuh tanpa
mengalami perubahan penulisan memiliki kemungkinan untuk di baca bagaimana
aslinya, sehingga timbul anomali dalam fonologi. Contoh :

Kata kadang-kadang tidak hanya terdiri dari satu morfem, ada juga yang terdiri dari
dua morfem atau lebih. Sehingga penyerapannya dilakukan secara utuh. Misalnya :

Indonesia Aslinya
Federalisme federalism (Inggris)
Bilingual bilingual (Inggris)
Dedikasi dedication (Inggris)
Edukasi education (Inggris)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kreatifitas dalam memilih kata merupakan kunci utama bagi seorang pengarang
maupun untuk penulisan gagasan serta ungkapan. Penguasaan dalam mengolah kata
juga menjadi faktor penting untuk menghasilkan tulisan yang indah dan enak di baca.
sehingga makna dengan tepat pada setiap pilihan kata yang ingin disampaikan.
Diksi adalah kemampuan penulis untuk mendapatkan kata agar dalam pembacaan dan
pengertiannya tepat.
Kata ilmiah adalah kata-kata logis dari bahasa asing yang bisa diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia.
Pembentukan kata atau istilah adalah kata yang mengungkapkan makna konsep,
proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Definisi adalah suatu pernyataan yang menerangkan pengertian suatu hal atau konsep
istilah tertentu.
Kata serapan adalah kata yang di adopsi dari bahasa asing yang sudah sesuai
dengan EYD.
DAFTAR PUSTAKA

Keraf, Gorys. 1985. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Moeliono, Anton M. 1982 “Diksi atau Pilihan Kata: Suatu Spesifikasi di dalam kosa
kata” Dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia. Jilid III. Nomor 3. Jakarta:
Bharata.

Anda mungkin juga menyukai