Anda di halaman 1dari 8

Nama : Afan Alfayad

NIM : 101911535046
Kelas : IKM PSDKU 2019
Mata Kuliah :Pengembangan Kelompok
Kesehatan Masyarakat

LEADERSHIP

1. Apa peranan kepemimpinan?


Menurut Burt Nanus (dalam Ardana, 2009) . Seorang pemimpin diharapkan
dapat berperan sebagai berikut :
1) Pemberi arah
Seorang pemimpin diharapkan mampu memberi pengarahan, sehingga
dapat diketahui sampai sejauh mana efektifitas maupun efisiensi pelaksanaan
dalam upaya pencapaian tujuan.
2) Agen Perubahan
Seorang pemimpin sebagai katalisator perubahan pada lingkungan
eksternal. Untuk itu, pemimpin harus mampu mengantisipasi perkembangan
dunia luar, serta menganalisis implikasinya terhadap organisasi, menetapkan
visi yang tepat untuk menjawab hal yang utama dan prioritas atas perubahan
tersebut, mempromosikan penelitian, serta memberdayakan karyawan, dan
menciptakan perubahan-perubahan yang penting.
3) Pembicara
Pemimpin sebagai pembicara ahli, pendengar yang baik,dan penentu
visi organisasi merupakan penasihat negosiator organisasi dari pihak luar, agar
memperoleh informasi dukungan, ide dan sumber daya yang bermanfaat bagi
perkembangan organisasi.
4) Pembina
Pemimpin adalah pembina tim yang memberdayakan individu-individu
dalam organisasinya dan mengarahkan prilaku merekasesuai visi yang telah
dirumuskan. Dengan kata lain ia berperan sebagai mentor, yang menjadikan
visi menjadi realitas.

2. Siapa saja yang dapat menjadi pemimpin?


Seorang yang akan menjadi pemimpin adalah mereka yang memiliki kapasitas
diri sesuai dengan teori-teori kepemimpinan berikut:
1. Teori Personal Situasional
Teori ini dikemukakan oleh beberapa tokoh seperti Benard (1938);
Bass (1960); J.F Brown (1936); dan Case (1933) Teori Personal – Situasional
merupakan gabungan dari teori kepemimpinan manusia agung, teori sifat, dan
teori situasional. Penelitian yang dilakukan berdasarkan teori ini menunjukan
bahwa pembahasan mengenai kepemimpinan harus bersifat afektif, intelektual
dan tindakan, maupun kondisi kondisi spesifik yang mempengaruhi seseorang.
2. Teori Interaksi Harapan
Homan (1950) menyatakan semakin tinggi kedudukan individu dalam
kelompok maka aktivitasnya semakin meluas dan semakin banyak anggota
kelompok yang berhasil diajak berinteraksi.
3. Teori Humanistik
Teori ini dikemukakan oleh beberapa tokoh seperti Blake & Mouton
(1964); Likert (1961); Maslow (1965). Teori – Teori Humanistik membahas
perkembangan individu di dalam organisasi organisasi yang efektif dan
kohesif. Mereka yang mengambil perspektif teoritis ini menganggap bahwa
manusia pada dasarnya adalah mahluk yang memiliki motivasi, dan bahwa
organisasi pada dasarnya terstruktur dan terkendali. Menurut mereka,
kepemimpinan berfungsi untuk mengubah batasan – batasan organisasional
agar tersedia kebebasan bagi para individu sehingga mereka bisa mewujudkan
potensi mereka sepenuhnya dan memberikan kontribusi terhadap organisasi
tersebut.
4. Teori Lingkungan
Mumford (1909) Menyatakan bahwa pemimpin muncul oleh
kemampuan dan keterampilan yang memungkinkan dia memecahkan masalah
sosial dalam keadaan tertekan, perubahan, dan adaptasi. Sedangkan Murphy
(2005) menyatakan bahwa kepemimpinan tidak terletak dalam dari individu
melainkan merupakan fungsi dari suatu peristiwa
5. Teori Psikoanalisis
Dikemukakan oleh beberapa tokoh seperti Erikson (1964); Freud
(1913;1922); Fromm (1941). Pemimpin bertindak sebagai figure ayah, sebagai
sumber dari kasih sayang atau rasa takut, sebagai perwujudan dari superego,
saluran keluar emosi untuk frustasi – frustasi maupun agresi destruktif para
pengikut.

3. Bagaimana munculnya seorang pemimpin?


Suwatno (2001:161), mengatakan bahwa ada faktor-faktor yang
mempengaruhi kepemimpinan memunculkan seorang pemimpin adalah sebagai
berikut :
1. Faktor genetis
Adalah faktor yang menampilkan pandangan bahwa seseorang menjadi
pemimpin karena latar belakang keturunannya.

2. Faktor sosial
Faktor ini pada hakikatnya semua orang sama dan bisa menjadi
pemimpin. Setiap orang memiliki kemungkinan untuk menjadi seorang
pemimpin, dan tersalur sesuai lingkungannya.
3. Faktor bakat
Faktor yang berpandangan bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi
seorang pemimpin yang baik, apabila orang itu memang dari sejak kecil sudah
membawa bakat kepemimpinan.

4. Apa saja sifat yang dimiliki pemimpin?


Menurut Faisal Afiff (2012) Berikut ini adalah karakter yang dimiliki oleh
seorang pemimpin yang baik, yaitu:
1) Jujur
Kejujuran adalah simbol moralitas tertinggi yang harus dimiliki oleh
seorang pemimpin. Kejujuran harus melekat erat pada diri seorang pemimpin
karena jabatan adalah kepercayaan. Apabila seorang pemimpin tidak jujur
kepada anggotanya, maka anggota cenderung melakukan hal yang sama
karena beranggapan bahwa pemimpin ialah panutannya. Ketidakjujuran akan
menimbulkan rasa saling curiga antar anggota aupun anggota terhadap
pemimpinnya, apabila tidak ada kepercayaan dalam suatu organisasi maka
hubugan dalam organisasi tersebut tidak akan harmonis. Sebaliknya, apabila
pemimpin jujur maka anggota juga akan mengikuti sikap jujur yang diterapkan
oleh pemimpin karena bagi anggota pemimpin ialah panutannya. Pemimpin
yang memiliki sifat jujur adalah mereka yang tindakannya dan ucapannya
selalu berorientasi pada kebenaran. Seorang pemimpin akan melakukan apa
yang benar dan akan mengatakan apabila memang salah. Kejujuran seorang
pemimpin dapat kita lihat dari sikap dan perilakunya. Dengan adanya sifat
jujur pada diri pemimpin maka organisasi akan berjalan dengan baik,
hubungan antar anggota maupun anggota dengan pemimpin dapat terjalin
dengan baik serta proses berjalannya organisasi dapat transparan.
2) Kompeten
Kompeten adalah cakap dan berkuasa. Seorang pemimpin harus
memiliki pengetahuan secara wawasan yang luas sehingga ia mengetahui apa
yang harus dilakukan terhadap organisasi tersebut serta seorang pemimpin
harus memiliki kekuasaan agar dapat memutuskan sesuatu serta dapat
mengkoordinasikan anggotanya dengan baik. kemauan untuk merealisasikan
dalam kerja nyata. Seorang pemimpin harus kompeten agar ia tahu apa yang
harus dilakukan terhadap organisasinya.
3) Berpandangan ke depan
Seorang pemimpin harus memiliki pandangan kedepan yang
maksudnya adalah pemimpin harus mengetahui apa yang harus dilakukan agar
organisasi dapat bergerak maju ke depan. Organisasi yang hanya melihat
keadaan saat ini saja tanpa memiliki tujuan kedepan maka organisasi tersebut
akan tertinggal dan tidak akan maju ke depan. Pemikiran ke depan dibutuhkan
agar organisasi berkembang serta memiliki tujuan yang jelas. Pemimpin
dengan pandangan dan orientasi ke depan juga akan mampu menggerakkan
anggotanya menjadi sebuah mesin kerja yang efisien, efektif, dan inovatif.
4) Menginspirasi
Pemimpin berperan sebagai penggerak maka pemimpin harus mampu
menjadi pemicu untuk menggerakkan potensi SDM yang ada menjadi suatu
hasil yang bermanfaat. Pemimpin harus mampu memunculkan ide-ide baru
dan mampu menggerakkan anggotanya untuk selalu mencari ide kreatif bagi
kemajuan lembaga atau organisasi kerjanya. Dalam konteks ini, pemimpin
dapat menggerakkan anggotanya atau masyarakatnya untuk selalu belajar
karena dengan banyak belajar akan memunculkan inovasi atau ide baru. Suatu
organisasi, lembaga, atau perusahaan yang dikelola dengan ide-ide baru akan
selalu berkembang, tidak monoton, dan tidak pula statis. Ide atau inovasi baru
tetap harus mengacu pada potensi yang dimiliki organisasi tersebut.
Sebaliknya, pemimpin yang hanya terpaku pada kinerja saat ini tanpa mencari
ide baru maka sudah pasti organisasi yang dipimpin akan jalan di tempat.
5) Cerdas
Kecerdasan merupakan point utama yang menentukan seberapa baik
langkah yang diambil oleh seorang pemimpin jika dihadapkan oleh suatu
masalah kelompok. Pemimpin yang memiliki kecerdasan tinggi cenderung
memahami langkah yang harus diambil olehnya. Pemimpin ideal adalah
pemimpin yang cerdas dalam membawa diri yang didukung dengan
keunggulan berfikir dan peka terhadap hal-hal sekitar. Dalam menjalankan
tugasnya, seorang pemimpin yang ideal akan mampu berfikir luwes dan
memiliki ide-ide segar untuk keberlangsungan kepentingan kelompoknya.
6) Adil
Sebagai pemimpin yang membawahi banyak anggota atau masyarakat
akan sangat sulit untuk menerapkan keadilan bagi semuanya.
Kepemimpinannya tidak boleh condong pada golongannya. Adil tidak harus
sama rata, tetapi tetap sesuai porsinya masing-masing. Penentuan kebijakan
serta pengambilan keputusan dan hukum yang diterapkan harus objektif.
Pertentangan, keributan, dan permusuhan antaranggota kelompok atau
masyarakat lebih banyak diakibatkan ketidakadilan pemimpinnya.
7) Berwawasan luas
Sebagai pusat informasi dan sebagai pusat pemecahan masalah,
seorang pemimpin harus memiliki wawasan yang luas. Organisasi yang
dikelola harus selalu mengikuti perkembangan zaman sehingga pemimpin
harus selalu menggali informasi, harus selalu belajar agar wawasannya
semakin luas. Wawasannya haruslah diinformasikan kepada anggotanya agak
kinerja organisasi semakin cepat. Ilmu pengetahuan dan teknologi akan selalu
berkembang pesat. Apabila seorang pemimpin tidak memiliki wawasan yang
luas, akan selalu tertinggal. Perkembangan ilmu dan teknologi harus selalu
diterapkan pada organisasinya
8) Berani
Sebagai pucuk pimpinan pengambilan keputusan, kebijakan serta
penegakan peraturan akan dibebankan di pundaknya. Menjadi pemimpin
adalah jabatan yang tidak selamanya akan digenggam, tetapi pada saatnya
akan dilepaskan. Seorang pemimpin tidak boleh ragu-ragu dan takut
mengambil keputusan karena itu menjadi risiko jabatan dan kepercayaan yang
diembannya. Sikap ragu-ragu akan menyebabkan kapal organisasinya semakin
terombang-ambing oleh gelombang dan akan semakin mendekati kehancuran.
Apabila seorang pemimpin selalu berpegang pada kejujuran dan keadilan,
tidak akan pernah ada kata ragu dalam menjalankan kepemimpinannya.
Pemimpin yang cerdas serta berwawasan luas maka risiko yang dihadapi dari
keputusan yang diambil akan rendah.
9) Bertanggung Jawab
Bertanggung jawab berarti berani untuk menanggung efek dari segala
keputusan yang timbul akibat tindakan yang telah dilaksanakan. Selain cerdas
dan berinisatif, seorang pemimpin yang ideal tentunya perlu memiliki sifat
bertanggung jawab. Pengambilan keputusan terhadap cara kerja dan
pelaksanaan misi suatu kelompok tentunya diputuskan dengan tidak tergesa-
gesa. Pemimpin yang bertanggung jawab adalah pemimpin yang tetap teguh
dan mampu berfikir taktis untuk menerima segala resiko yang timbul dari
keputusan yang diambil.
10) Imajinatif
Mampu melakukan perubahan pada waktu yang tepat, dengan
menggunakan pemikiran, rencana, dan metode yang tepat pula. Juga mampu
menampilkan kreativitas dengan menciptakan tujuan baru yang lebih baik,
sekaligus menemukan ide inovatif dan solusi atau resolusi baru untuk
memecahkan masalah. Daya imajinasi bukanlah sekadar hayalan belaka, tetapi
imajinasi yang dapat dikembangkan menjadi hal yang bermanfaat. Seorang
pemimpin sebagai nakhoda harus selalu berimajinasi mengenai organisasinya
ke depan. Berimajinasi untuk mengembangkan usahanya akan menjadi
pendorong pemimpin dalam menggerakan anggotanya untuk lebih kreatif dan
inovatif. Imajinasi akan berubah menjadi inovasi-inovasi baru dan manfaat-
manfaat baru.
DAFTAR PUSTAKA

Afiff, Faisal. 2012. Kepemimpinan & Kewirausahaan Multi Talenta. Bandung:


Asean Plant Consult.

Ardana, Komang, dkk. 2009. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Graha Ilmu

Covey, R. Stephen. 1991. Principle Centered Leadership. New York: Covey Leadership
Center.

Covey, R. Stephen. 2004. The 8th Habits. New York: Covey Leadeship
Center.

Hasibuan, Malayu S.P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:


Bumi Aksara

Imam,Moejiono, 2002, “Kepemimpinan dan Keorganisasian”, Yogjakarta : UII

Press.

Miftah Thoha (2010), Kepemimpinan dan Manajemen, Devisi Buku Perguruan Tinggi, PT.

Raja Grafindo Persada, Kakarta.

Robbins, Stephen P. (1994). Teori Organisasi: Struktur, Desain & Aplikasi. a.b.
Jusuf Udaya, Lic.,Ec. Englewood Cliffs:Prentice Hall, Inc - Jakarta:
Penerbit Arcan

Suwatno, 2001. Asas-asas Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Sucipress.

Wahjosumidjo (2005). Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teori dan

Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Wijaya, Candra. 2017. Perilaku Organisasi. Medan : Lembaga Peduli Pengembangan


Pendidikan Indonesia (LPPPI)

Anda mungkin juga menyukai