Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan kehadirat SWT karena atas
ijinnya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul
Pendidikan Dalam Keperawatan, yang mungkin masih jauh dari kesempurnaan.

Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mengalami hambatan


dikarenakan kurangnya sumber-sumber teori yang memadai, untuk itu kami
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan
makalah kami selanjutnya.

Akhirnya, meskipun dengan berbagai keterbatasan waktu, pengetahuan serta


sumber-sumber, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
khususnya dan bagi pihak-pihak lain sebagai bahan referensi.

Mamuju, November 2013

Penyusun

Sri Wahyuni

1
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….1

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………3


B. Tujuan Penulisan…………………………………………………..……..4
C. Metode Penulisan……………………………………………………..….4
D. Sistematika Penulisan………………………………………………..…..4

BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi Pendidikan Dalam Keperawatan…………………………..…5
B. Sejarah dan Perkembangan Pendidikan Keperawatan……………...6.
C. Tujuan Pendidikan Dalam Keperawatan……………………………....8
D. Fungsi Pendidikan Keperawatan……………………………………...11
E. Peran Pendidikan Tinggi Keperawatan…………………………........12
F. Penataan Pendidikan Tinggi Keperawatan…………………………..13
G. System Pendidikan Tinggi Keperawatan……………………………..14
H. Pendidikan Profesi Keperawatan……………………………………...15

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………....17

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Dalam Keperawatan yaitu pendidikan tinggi setelah program


sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan
persyaratan keahlian khusus.

Sedangkan jenjang pendidikan keperawatan mencakup program pendidikan


diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor. Pendidikan keperawatan di
indonesia mengacu kepada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem  Pendidikan
Nasional. Jenis pendidikan keperawatan di Indonesia mencakup:

Pendidikan Vokasional;

yaitu jenis pendidikan diploma sesuai dengan jenjangnya untuk memiliki


keahlian ilmu terapan keperawatan yang diakui oleh pemerintah Republik
Indonesia.

Pendidikan Akademik ;

yaitu pendidikan tinggi program sarjana dan pasca sarjana yang diarahkan
terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu

Pendidikan Profesi;
Sesuai dengan amanah UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 tersebut Organisasi
Profesi yaitu Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan Asosiasi
Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI), bersama dukungan dari Kementerian
Pendidikan Nasional (Kemendiknas), telah menyusun dan memperbaharui
kelengkapan sebagai suatu profesi. 
 
Perkembangan pendidikan keperawatan sungguh sangat panjang dengan
berbagai dinamika perkembangan pendidikan di Indonesia, tetapi sejak tahun
1983 saat deklarasi dan kongres Nasional pendidikan keperawatan indonesia
yang dikawal oleh PPNI dan diikuti oleh seluruh komponen keperawatan
indonesia, serta dukungan penuh dari pemerintah kemendiknas dan kemkes saat
itu serta difasilitasi oleh Konsorsium Pendidikan Ilmu kesehatan saat itu, sepakat
bahwa pendidikan keperawatan Indonesia adalah pendidikan profesi dan oleh
karena itu harus berada pada pendidikan jenjang Tinggi.dan sejak itu pulalah

3
mulai dikaji dan dirangcang suatu bentuk pendidikan keperawatan Indonesia yang
pertama yaitu di Universitas Indonesia yang program pertamannya dibuka tahun
1985.
 

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang diharapkan dalam pembuatan makalah ini adalah agar
mahasiswa lebih memahami dan mendapat gambaran yang jelas mengenai materi
Pendidikan Dalam Keperawatan.

C. Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini kami menggunakan metode studi kepustakaan yaitu
dengan mencari dari internet dan membaca bahan-bahan yang bersifat teoritis
yang berkaitan dengan judul makalah ini melalui buku-buku atau literature-
literature yang berkaitan.

D. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran keseluruhan mengenai makalah ini kami membagi


makalah ini menjadi 3 bab dimana pada setiap bab mempunyai beberapa sub bab
yang secara garis besar adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang penulisan, tujuan penulisan, metode penulisan dan
sistematika penulisan.

BAB II PEMBAHASAN

Terdiri dari defenisi pendidikan dalam keperawtan, sejarah dan perkembangan


pendidikan dalam keperawatan, tujuan pendidikan dalam keperawatan, fungsi
pendidikan keperawatan, peran pendidikan tinggi keperawatan, penataan
pendidikan tinggi keperawatan, system pendidikan tinggi keperawatan dan
pendidikan profesi keperawatan.

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

4
BAB II
PEMBAHASAN

PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN

A. Defenisi Pendidikan dalam Keperawatan

Untuk mengatahui definisi pendidikan dalam perspektif kebijakan, kita


telah memiliki rumusan formal dan operasional, sebagaimana termaktub
dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, yakni:Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencanauntuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untukmemiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang


merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga kelompok dan masyarakat,
baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Pendidikan dalam keperawatan adalah usaha sadar dan terencana


untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan ilmu dan
kiat keperawatan yang dimilikinya sehingga dapat diaplikasikan dalam bentuk
pelayanan professional yang berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga kelompok dan masyarakat,
baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Pendidik kesehatan adalah seseorang yang memberi pendidikan


maupun bimbingan kepada orang lain dibidang kesehatan, dengan tujuan
terjadinya perubahan tingkah laku positif tentang kesehatan untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal.

Peserta didik adalah klien (individu,keluarga,masyarakat) yang


mendapatkan materi pendidikan atau bimbingan di bidang kesehatan,
sehingga klien tersebut secara mandiri mau melakukan perubahan tingkah
laku yang positif dan permanen dalam meningkatkan derajat kesehatannya.

5
B. Sejarah dan Perkembangan Pendidikan Keperawatan

1. Sejarah Pendidikan Keperawatan

a. Zaman purbakala ( Primitif Culture )

Manusia percaya bahwa apa yang ada di bumi, mempunyai kekuatan


spritual/mistik yang mempengaruhi kehidupan manusia (animisme)
Sakit di sebabkan oleh kekuatan alam/kekuatan gaib (batu-batu besar,
gunung tinggi & pohon-pohon besar) serta masyarakat masih percaya
pada dukun

b. Zaman mesir

Masyarakat percaya dewa ibis mampu menyembuhkan penyakit di


Cina, syetan sebagai penyebab penyakit akibatnya perawat tidak di
perkenankan untuk merawat.

c. Pertengahan abad VI masehi

Keperawatan berkembang di benua asia tepatnya asia barat daya yaitu


timur tengah seiring dengan perkembangan agama Islam.

d. Abad VII

Di jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti ilmu pasti,


ilmu kimia, hygiene dan obat-obatan.

Keperawatan mengalami kemajuan dengan prinsip dasar kesehatan


pentingnya kebersihan diri (personal hygiene), kebersihan makanan, air
& lingkungan. Tokoh yang terkenal dari dunia arab pada masa itu
adalah Rafidah.

e. Permulaan abad XVI

Orientasi masyarakat pada saat terjadi perang dimana rumah ibadah


banyak yang tutup yang biasanya di gunakan untuk merawat orang
sakit.

Perawat di gaji rendah dengan jam kerja yang lama pada kondisi kerja
yang buruk. Sisi positif dari perang untuk perkembangan keperawatan
korban banyak membutuhkan tenaga sukarela sebagai perawat (orde-
orde agama, istri yg mengikuti suami perang & tentara-tentara yang
merangkap sebagai perawat) konsep P3K.

6
Rumah sakit yang berperan besar tahap perkembangan keperawatan
pada masa kini (zaman pertengahan) yaitu hotel Dieu di Lion awalnya
perawat mantan seks yang bertobat, tidak lama kemudian menggunakan
perawat yang terdidik dari rumah sakit tersebut.

Hotel Dieu di Paris orde agama, setelah revolusi orde agama dihapus di
ganti orang-orang bebas yang tidak terikat agama, pelapor perawat
terkenal rumah sakit ini yaitu Genevieve Bouquet

St. Thomas Hospital, di dirikan tahun 1123 M Florence Nigtingale


memperbaharui keperawatan.

f. Pertengahan abad XVIII – XIX

Keperawatan mulai di percaya orang yaitu Florence Nigthingale.Beliau


lahir tahun 1820 dari keluarga kaya, terhormat, tumbuh & berkembang di
Inggris, di terima mengikuti kursus pendidikan perawat usia 31 tahun.

2. Perkembangan Keperawatan Di Indonesia

a. Masa pemerintahan Belanda

Perawat berasal dari penduduk pribumi (Velpleger) di bantu penjaga


orang sakit (Zieken Oppaser)

Bekerja di R.S Binnen Hospital di Jakarta (1799) memelihara


kesehatan staf & tentara Belanda.

Membentuk dinas kesehatan tentara & dinas kesehatan rakyat

b. Masa VOC (Gubenur Inggris Rafles 1812-1816)

Kesehatan adalah milik manusia melakukan pencacaran umum.

Membenahi cara perawatan pasien dengan gangguann jiwa.

Memperhatikan kesehatan & perawatan para tahanan.

3. Perkembangan Organisasi Profesi Keperawatan

Beberapa organisasi keperawatan

a. ICN (International Council of Nurses) organisasi profesional wanita


pertama di dunia di dirikan tgl 1 Juli 1899 o/ Mrs.Bedford Fenwick.

7
Tujuannya:

• Memperkokoh silaturahmi perawat seluruh dunia

• Memberi kesempatan bertemu bagi perawat di seluruh dunia untuk


membicarakan masalah keperawatan.

• Menjunjung peraturan dlm ICN agar dapat mencapai kemajuan


dalam pelayanan, pendidikan keperawatan berdasarkan kode etik
profesi keperawatan.

b. ANA di dirikan tahun 1800 yg anggotanya dari negara- negara bagian,


berperan:

• Menetapkan standar praktek keperawatan.

• Canadian Nurse Association (CNA) tujuan sama dengan ANA


memberikan izin praktek keperawatan mandiri.

c. NLN (National League for Nursing) di dirikan tahun 1952, tujuan untuk
pengembangan & peningkatan mutu pelayanan keperawatan &
pendidikkan keperawatan.

d. British Nurse Association di dirikan tahun 1887, tujannya:

memperkuat persatuan & kesatuan seluruh perawat di Inggris &


berusaha memperoleh pengakuan terhadap profesi keperawatan.

e. PPNI di dirikan 17 Maret 1974.

C. Tujuan Pendidikan Dalam Keperawatan

Tujuan pendidikan sering bersifat sangat umum, seperti menjadi manusia


yang baik, bertanggung jawaab, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara, dan sebagainya.

Dalam dunia pendidikan dikenal sejumlah usaha untuk menguraikan tujuan


yang sangat umum tersebut. Salah seorang diantaranya adalah Herbert Spencer
(1860) yang menganalisis tujuan pendidikan dalam lima bagian, yang berkenaan
dengan:

1. Kegiatan demi kelangsungan hidup.

2. Usaha mencari nafkah.

8
3. Pendidikan anak.

4. Pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan negara.

5. Penggunaan waktu senggang.

Tujuan pendidikan yang dikemukakan Herbert Spencer tersebut didasarkan


atas apa yang dianggapnya paling berharga dan perlu untuk setiap orang bagi
kehidupannya dalam masyarakat.

Bloom cs mebedakan tiga kategori tujuan pendidikan, yaitu :

1. Kognitif (head)

Tujuan kognitif berkenaan dengan kemampuan individual mengenal dunia


sekitarnya yang meliputi perkembangan intelektual atau mental. Tujuan kognitif
dibagi dalam 6 bagian, yaitu;

a). Knowledge (Pengetahuan)

Meliputi informasi dan fakta yang dapat dikuasai melalui hafalan untuk
diingat.

b). Comprehension (Pemahaman)

Merupakan kesanggupan untuk menyatakan suatu definisi, rumusan,


menafsirkan suatu teori.

c). Application (Penerapan)

Merupakan kesanggupan menerapkan atau menggunakan suatu


pengertian, konsep, prinsip, teori yang memerlukan penguasaan
pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam.

d). Analysis (Analisis)

Yaitu kemampuan untuk menguraikan sesuatu dalam unsur-unsurnya


misalnya analisis hubungan antara masyarakat dengan alam dan jagad
raya.

e). Synthesis (Sintesis)

Yaitu kesanggupan untuk melihat hubungan antara sejumlah unsur.

f). Evaluation (Penilaian)

Penilaian berdasarkan bukti-bukti atau kriteria tertentu.

9
2. Afektif (heart)

Tujuan afektif mengenai perkembangan sikap, perasaan, dan nilai-nilai atau


perkembangan emosional dan moral. Tujuan afektif dibagi dalam 5 bagian,
yaitu;

a). Receiving

Menerima, menaruh perhatian terhadap nilai tertentu.

b). Responding (Merespon)

Yaitu memperlihatkan reaksi terhadap norma tertentu, menunjukan


kesediaan dan kerelaan untuk merespon, merasa puas dalam merespon.

c). Valuing (Menghargai)

Yaitu menerima suatu norma, menghargai suatu norma, dan mengikat diri
pada norma tersebut.

d). Organization (Organisasi)

Membentuk suatu konsep tentang suatu nilai, menyusun suatu sistem


nilai-nilai.

e). Characterization by Value or Value Complex

Mewujudkan nilai-nilai dalam pribadi sehingga merupakan watak


seseorang, norma itu menjadi bagian diri pribadi.

3. Psikomotor (hand)

Tujuan psikomotor menyangkut perkembangan keterampilan yang


mengandung unsur motoris.

Peran perawat tidak hanya care giver (pemberi asuhan) saja tetapi juga
sebagai concelor, educator dan concultant, sehingga dengan perannya
tersebut seorang perawat memerlukan pengetahuan tentang pendidikan agar
bisa memberikan pendidikan secara sistematis sesuai cara, metode dan
media pendidikan yang benar dan tepat terhadap klien, sehingga hasil dari
pendidikan yang diberikan kepada klien bisa tercapai tepat sasaran dan tepat
guna.

Perawat Harus menguasai bidang pendidikan, karena dengan


mempelajari ilmu pendidikan seorang mahasiswa prodi keperawatan
diharapkan dapat memberi dan menerima informasi yang akan dibutuhkan

10
dalam menghadapi pasien ( orang lain) sehingga mampu mengarahkan pada
pencapaian kompetensi profesional.

D. Fungsi Pendidikan Keperawatan

1. Fungsi pendidikan

Fungsi ini terdiri atas tiga hal yang perlu mendapat perhatian yaitu :

a. Peserta didik dalam hal kaulifikasi/persyaratan, mekanisme seleksi dan


penerimaan, serta daya tampung peserta didik.

b. Proses pendidikan yang mencakup tujuan pendidikan/rumusan


kompetensi, kurikulum pendidikan, proses pembelajaran/evaluasi hasil
belajar, fasilitas sumber daya pendidikan, dan rumah sakit pendidikan.

c. Lulusan yang mencakup kaulifikasi/persyaratan, mekanisme penilaian


akhir/keprofesian, dan jumlah yang diluluskan dan sebaran.

2. Fungsi penelitian

Fungsi ini mencakup :

a. Berperan aktif dalam riset dasar dan terapan, pengembangan ilmu


pengetahuan ilmu keperawatan, mengembangangkan teknologi
keperawatan, meningkatkan mutu, dan memperluas jangkauan
pelayanan

b. Manfaatkan tekhnologi maju secara tepat dalam rangka meningkatkan


mutu dan memperluas jangkauan pelayanan professional

c. Melaksanakan berbagai bentuk kegiatan ilmiah yang meliputi


ceramah/diskusi ilmiah, forum ilmiah, tulisan ilmiah/majalah ilmiah dan
pengawal ilmu keperawatan.

3. Fungsi pengabdian masyarakat

Fungsi ini mencakup :

a. Pelayanan kepada masyarakat melalui berbagai bentuk, sifat dan


jenjang pelayanan kepada masyarakat, serta membangun model
pelayanan/asuhan keperawatan

b. Pendidikan dan bimbingan masyarakat dengan cara membina


kemampuan masyarakat mengatasi masalah keperawatan yang
dihadapi.

11
c. Mengarahkan kemampuan masyarakat untuk mengorganisir dan
melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan professional

d. Memberi konsultasi dalam keperawatan kepada berbagai pihak yang


memerlukan.

E. Peran Pendidikan Tinggi Keperawatan

1. Membina sikap pandangan dan kemampuan professional

Pendidikan tinggi keperawatan sangat berperan dalam membina


sikap, pandangan dan kemampuan professional, lulusannya. Diharapkan
perawat mampu bersikap dan berpandangan professional, berwawasan
keperawatan yang luas, serta mempunyai pengetahuan ilmiah
keperawatan yang memadai, dan menguasai keterampilan professional
secara baik dan benar (Husin, 1966).

Sebagai perawat profesioanal diperoleh kepuasaan kerja yang


selanjutnya memacu pencapaian kemampuan melalui penampilan kerja
yang lebih baik lagi. Kemampuan berpikir kritis dalam mengambil
keputusan serta mampu mempertanggungjawabkan keputusan dan
tindakan yang dilakukan merupakan salah satu factor utama tercapainya
kepuasaan kerja (Jones dan Beck, 1996). Kepuasaan kerja perawat akan
menghasilkan kepuasaan pada pemakai jasa keperawatan, baik
masyarakat maupun intitusi tempat bekerja.

2. Meningkatkan mutu pelayanan/ askep dan kesehatan

Pendidikan keperawatan menghasilkan perawat yang bersikap


professional mencakup keterampilan intelektual, interpersonal, dan
tekhnikal, mampu mempertanggungjawabkan secara legal, keputusan dan
tindakan yang dilakukan sesuai dengan standar dan kode etik profesi,
serta dapat menjadi contoh peran bagi perawat lain.

Teori dan model keperawatan dapat dikatakan bermanfaat, jika bisa


diterapkan dipelayanan, begitu pula dengan system manajemen
keperawatan yang dipelajari selama pendidikan. Fasilitas pelayanan yang
dapat digunakan sebagai sumber pendidikan yang diharapkan cukup
kondusif untuk proses pembelajaran peserta didik (Hamid, 1997)

3. Menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan iptek


keperawatan melalui keperawatan

12
Kerja sama yang terjalin dengan baik antara institusi pendidikan dan
pelayanan memungkinkan terjadinya transformasi IPTEK, termasuk
teridentifikasinya masalah kesehatan, khususnya yang terkait dengan
masalah keperawatan untuk penelitian keperawatan yang bertujuan
menghasilkan jawaban terhadap pertanyaan, menghasilkan solusi
masalah, baik melalui produk berupa tekhnologi atau metode baru
maupun produk jasa serta menguji teori berdasarkan kondisi atau fakta
baru. (Leddy dan Pepper, 1993; Mayer, Medden dan Lawrence, 1990)

4. Meningkatkan kehidupan keprofesian melalui organisasi profesi

Pendididkan tinggi keperawatan akan memfasilitasi perkembangan


kehidupan organisasi keperawatan untuk lebih professional. Dengan
pendidikan profesioanal, perawat sebagai anggota dari suatu organisasi
profesi akan lebih memahami dan menghayati peran, tanggung jawab,
dan haknya sebagai anggota organisasi profesi yang memiliki sifat,
pandangan, dan kemampuan professional sangat memungkinkan
organisasi keperawatan berperan sabagai pengendali mutu pelayanan
asuhan keperawatan kepada masyarakat melalui pengaturan hak,
tanggung jawab, dan kewengan tiap perawat berdasarkan kompetensi
yang dimiliki (SCHMALE,1996).

Selain itu, organisasi profesi akan lebih berperan dalam proses


pengembangan dan pembinaan keterampilan professional dan
menerapkan kode etik profesi bagi tiap anggotanya melalui pengaturan
dan pengadaan system pendidikan berkelanjutan serta mengendalikan
pemanfaatan dan pengembangan IPTEK keperawatan(husin, 1999).

F. Penataan Pendidikan Tinggi Keperawatan

Penataan pendidikan ini dimulai dengan penataan system pendidikan


keperawatan yang dimulai dari:

1. Program pendidikan D-III keperawatan program pendidikan ini akan


menghasilkan perawat Vokasional (ahli madya keperawatan) yang
dikembangkan dengan landasan keilmuan dan keprofesian serta
diharapkan memiliki tingkah laku dan kemampuan professional serta
akuntabel dalam melaksanakan asuhan keperawatan dasar secara mandiri
dibawa sepervisi. Mereka diharapkan mempunyai kemampuan mengelolah
peraktek keperawatan yang sesuai dangan kebutuhan klien.

13
2. Program pendidikan ners

Program pendidikan ini menghasilkan sarjana keperawatan dan


professional (Ns = first professional degree) dengan sikap, tingkah laku,
dan kemampuan professional, serta akuntabel untuk melaksanakan
asuhan keperawatan dasar sampai dengan tingkat kerumitan tertentu
secara mandiri. Mereka dituntut untuk memiliki kemampuan dalam
meningkatkan mutu pelayanan dengan memanfaatkan IPTEK keperawatan
yang maju secara tepat guna, serta kemampuan melaksanakan riset
keperawatan dasar dan penerapan yang sederhana.

3. Program magister keperawatan program ini menghasilkan perawat ilmuan


(scintist) dengan sikap tingkah laku dan kemampuan sebagai ilmuan
keperawatan yang diharapkan mempunyai kemampuan: meningkatkan
pelayanan profesi dengan jalan penelitian dan pengembangan,
berpartisipasi dalam pengembangan bidang ilmunya, mengembangkan
penampilanya dalam spectrum yang lebih luas dengan mengaitkan
ilmu/profesi yang serupa serta merumuskan pendekatan penyelesaian
berbagai masalah masyarakat dengan cara penalaran ilmiah (keputusan
Mendikbud Nomor.056/U/1994/pasal 2 ayat 3).

4. Program pendidikan ners spesialis

Program pendidikan ini menghasilkan perawat ilmuan (magister) dan


professional (Ns spesialis = second professional degree) dengan sikap,
tingkah laku, dan keterampilan professional serta akuntabel untuk
melaksanakan prektik keperawatan spesialistik ners spesialis merupakan
ilmuan dalam bidang ilmu keperawatan klinik dengan kemampuan dan
tanggung jawab sebagai ilmuan klinik (SK Mendikbud No.056/U/1994).

G. Sistem Pendidikan Tinggi Keperawatan

Kata sistem menjadi populer dengan munculnya pendekatan sistem


yang digunakan dalam berbagai bidang ilmu. Sistem secara teknis berarti
seperangkat komponen yang saling berhubungan dan bekrja bersama –
sama untuk mencapai suatu tujuan . kata sistem berasal dari bahasa latin
(syst dan ema) dan bahasa yunani (sust dan ema ) adalah suatu kesatuan
yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi, atau energi. istilah ini sering
digunakan untuk menggambarkan suatu kesatuan yang berintraksi, ketika
suatu model matematika sering kali dapat buat.

14
sistem merupakan kesatuan bagian – bagian yang saling
berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item
penggerak. misalnya, negara yang merupakan suatu kumpulan dalam
beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan
sehingga membentuk suatu negara dengan rakyat sebagai penggeraknya. ‘’
sistem’’ sering kali digunakan baik dalam prcakapan sehari-hari , forum
diskusi maupun dokumen ilmiah.

Landasan pembangunan sistem pendidikan tinggi keperawatan di


indonesia merupakan bagian terintegrasi dari sistem pendidikan tinggi
nasional karena hakikat pendidikan tinggi keperawatan sebagai pendidikan
profesi dan tuntutan kebutuhan masyarakat. Melalui pelaksanaan tiga fungsi
pokok pendidikan tinggi keperawatan, yaitu pendidikan keperawatan, riset
keperawatan dan pengabdian masyarakat ,di harapkan pendidikan tinggi
keperawatan menghasilkan berbagai karakter dan sifat lulusan yang
kompoten dalam bidang pelayanan dan konsultasi keperawatan bagi
masyarakat. Pengembangan kurikulum pendidikan keperawatan merupakan
pandangan filosifis atau paradigma tentang keperawatan , orientsi
pendidikan tinggi , kerangka konsep pendidikan tinggi keperawatan , dan
kelompok ilmu keperawatan.

H. Pendidikan Profesi Keperawatan

Pendidikan tinggi keperawatan dikembangkan berdasarkan dan


bertolak dari paradigma keperawatan. Orientasi pendidikan tinggi
keperawatan yang mantap dan kerangka konsep pendidikan tinggi yang
kokoh memungkinkan profesi keperawatan menghadapi masa depan dan
tidak tergoyangkan oleh perubahan – perubahan pandangan perorangan,
terutama yang bersifat menyimpang dari hakikat keperawatan yang
sesungguhnya. Kperawatan berkeyakinan dan berpandangan bahwa
manusia dan kemanusian merupakan focus utama dari setiap upaya
pelayanan keperawatan dengan menjunjung tinggi nilai dan martabatnya
sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Bertolak dari pandangan ini disusun
paradigm keperawatan yang terdiri dari 4 konsep yaitu manusia, lingkungan,
sehat, dan Keperawatan.

Kelly (1981) dalam Ma’rifin (2003) mengembangkan criteria profesi meliputi :

1. Layanan yang diberikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
kemanusiaan.

15
2. Adanya body of knowledge yang khusus dipelajari dan dikembangkan
melalui proses penelitian.

3. Layanan yang diberikan termasuk aktivitas intelektual, tanggung jawab dan


tanggung gugat secara individu merupakan suatu tangtangan yang besar
dan harus dijawab.

4. Perawat praktisi relative bebas dan dapat mengontrol kebijakan dan


aktivitas yang mereka perbuat (otonomi).

5. Perawat praktisi harus memiliki dasar pendidikan di institusi pendidikan


tinggi.

6. Pearwat praktisi`memberikan pelayanan dengan motivasi altruistikdan


menganggap bahwa pekerjaan yang mereka lakukan merupakan kegiatan
terpenting di hidupnya

7. Terdapat kode etik yang memberikan panduan dalam mengambil


keputusan dan meneruskan praktik yang mereka lakukan

8. Terdapat organisasi profesi yang dapat memberikan bantuan dan


dorongan dalam menerapkan standar praktek keperawatan.

Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi mengarahkan hasil


pendidikan menjadi tenaga professional. Melalui sistim pendidikan ini,
dihasilkan perawat yang dapat menjalankan peran dan fungsinya sesuai
dengan tuntutan profesi untuk memberikan pelayanan professional kepada
masyarakat. Peran perawat sebagai :

1. Mitra kerja

Hubungan perawat-klien merupakan hubungan yang memerlukan kerja


sama yang harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa
saling percaya, mengasihi dan menghargai.

2. Sumber informasi

Perawat harus mampu memberikan informasi yang akurat, jelas, dan


rasional kepada klien dalam suasana yang bersahabat dan akrab.

3. Pendidik

Perawat harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan dan


bimbingan pada klien atau keluarganya terutama dalam mengatasi
masalah kesehatan.

16
4. Pemimpin

Perawat harus mampu memimpin klien atau keluarga untuk memecahkan


masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi klien.

5. Wali atau pengganti

Perawat merupakan individu yang dipercaya klien untuk berperan sebagai


orang tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna membantu memenuhi
kebutuhan.

6. Konselor

Perawat harus dapat memberi bimbingan terhadap masalah klien


sehingga pemecahan masalah akan mudah dilakukan.

Akan tetapi pendidikan profesi keperawatan yang bertujuan


mewujudkan pelayanan professional harus dilandasi oleh kemampuan meneliti
dari peserta didiknya. Kemampuan ini ditimbulkan melalui keingintahuan yang
tinggi selama proses pendidikan yang dipelihara sedemikan rupa sehingga
setelah lulus perawat dapat memberikan pelayanan keperawatan yang
berbasis fakta (Evidence based practice)

17
BAB III
PENUTUP

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah merupakan


aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan
membuat potensi-potensi pribadinya yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budi
nurani) dan jasmani (pancaindera serta keteratmpilan-keterampilan).

Pendidikan juga berarti juga lembaga yang juga bertanggung


jawabmenetapkan cita-cita tujuan pendidikan, isi, system, dan organisasi
pendidikan. Lembaga ini meliputi : keluarga, sekolah dan masyarakat.

Pendidikan keperawatan sebagai profesi dituntut untuk memiliki landasan


ilmu pengetahuan dan kemampuan professional (penerapan pengetahuan) dan
memiliki keterampilan intelektual, tehnikal dan interpersonal. Perlu dipersiapkan
melalui program pendidikan tinggi dan melalui proses sosialisasi professional
(pengalaman belajar klinik dan pengalaman belajar lapangan) dalam suatu
komunitas professional pada tatanan nyata institusi pelayanan dan masyarakat.

Salah satu ciri system pendidikan yaitu adanya masukan (input) kemudian
diolah dalam suatu proses sehingga menghasilkan keluaran (out put). Sebagai
masukan (input) adalah siswa, proses adalah kegiatan mendidik, dan keluaran
(output)nya adalah lulusan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian
pengelola bekerja secaralebih rasional dan professional karena berpedoman pada
suatu patokan yang jelas.

18
DAFTAR PUSTAKA

Zulhaini Sartika AP,S.Kep,Ns,M.kes 2011 Pendidikan Dalam Keperawatan.

Salam dan Salmon, Ferry, 2009. PendidikanDalam Keperawatan.


Jakarta,Salemba.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/12/04/defenisi-pendidikan-defenisi-
pendidikan-menurut-uu-no-20-tahun-2003-tentang-sisdiknas/

http://keperawatanadil.blogspot.com/2007/11/pendidikan-keperawatan.html

19
MAKALAH PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH :

SRI WAHYUNI

STIKES ST.FATIMAH MAMUJU SUL-BAR


2013

20
21

Anda mungkin juga menyukai