Kelas : C
A. PENDAHULUAN
1. DEFINISI PESTISIDA
Hasil pertanian di Indonesia semakin meningkat dengan menggunakan pestisida,
Petani menjadi senang dengan melihat hasil tanam yang melimpah serta tidak rusak
diganggu dengan hama dan gulma. Penggunaan pestisida sudah sangat meluas,
berkaitan dengan dampak positifnya, yaitu meningkatnya produksi pertanian dan
menurunnya penyakit-penyakit yang penularannya melalui perantaraan makanan
(foodborne diseases) atau pun vektor (vector-borne diseases). (Weiss et al 2004).
Pestisida berasal dari kata pest, yang berarti hama dan cida, yang berarti pembunuh,
jadi pestisida adalah substansi kimia digunakan untuk membunuh atau mengendalikan
berbagai hama. Secara luas pestisida diartikan sebagai suatu zat yang dapat bersifat
racun, menghambat pertumbuhan/perkembangan, tingkah laku, perkembangbiakan,
kesehatan, pengaruh hormon, penghambat makanan, membuat mandul, sebagai
pengikat, penolak dan aktivitas lainnya yang mempengaruhi OPT. Sedangkan menurut
The United State Federal Environmental Pestiade Control Act, Pestisida adalah semua
zat atau campuran zat yang khusus untuk memberantas atau mencegah gangguan
serangga, binatang pengerat, nematoda, cendawan, gulma, virus, bakteri, jasad renik
yang dianggap hama kecuali virus, bakteri atau jasad renik yang terdapat pada manusia
dan binatang lainnya. Atau semua zat atau campuran zat yang digunakan sebagai
pengatur pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman. Terdapat berbagai jenis
pestisida salah satunya adalah Hidrokarbon Berklor. Kelompok senyawa ini sering sisebut
sebagai organoklorin walaupun penamaannya kurang tepat karena didalamnya termasuk
fosfat organik yang mengandung klor.
2. KLASIFIKASI KIMIAWI PESTISIDA ORGANOKLORIN
Insektisida organoklorin dikelompokkan menjadi tiga golongan berikut:
1. DDT dan analognya, misalnya BHC, dicofol, Klorobenzilat, TDE dan metoxychlor.
2. Senyawa siklodien, misalnya aldrin, dieldrin, endrin, endusulfan dan heptaklor
3. Terpena berklor, misalnya toksafen
Organoklorin Secara kimia tergolong insektisida yang toksisitas relatif rendah akan
tetapi mampu bertahan lama dalam lingkungan. Racun ini bersifat mengganggu susunan
syaraf dan larut dalam lemak. Contoh insektisida ini pada tahun 1874 ditemukan DDT
(Dikloro Difenil Tri Kloroetana) oleh Zeidler seorang sarjana kimia dari Jerman. Pada
tahun 1973 diketahui bahwa DDT ini ternyata sangat membahayakan bagi kehidupan
maupun lingkungan, karena meninggalkan residu yang terlalu lama dan dapat
terakumulasi dalam jaringan melalui rantai makanan. DDT sangat stabil baik di air, di
Sumber: http://www.dioxins.nl/Difference/related_info_diff/related_IMG/Calux_diff.gif
Gambar . Mekanisme masuknya dioksin ke dalam tubuh
Dari hasil penelitian terbukti terdapat hubungan antara risiko kanker otak pada anak-anak dan
paparan ayah untuk pestisida selama 2 tahun sebelum kelahiran, khususnya untuk
astrocytoma dan paparan herbisida.Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:
Bahwa risiko astrocytoma dikaitkan dengan paparan herbisida terhadap penggunaan hunian
mempunyai faktor risiko sebesar 1,9. Paparan tempat tinggal dan pekerjaan orang tua juga
terdapat hubungan yang signifikan dengan faktor risiko sebesar 1,8 (Youn K.Shim,et al, 2009).
Bahwa secara statistik terdapat hubungan yang signifikan untuk multiple myeloma dengan
lamanya paparan permetrin. (Jennifer A. Rusiecki, 2008). Bahwa risiko PIH(Pregnancy induced
hipertension) dan PE (Preeclampsia) telah meningkat dikalangan wanita yang terpapar
pestisida selama trisemester pertama pada kehamilannya.(Tina M Saldana, 2009)
Penggunaan pestisida tanpa diimbangi dengan perlindungan dan perawatan kesehatan,
orang yang sering berhubungan dengan pestisida, secara lambat laun akan mempengaruhi
kesehatannya. Pestisida meracuni manusia tidak hanya pada saat pestisida itu digunakan,
DAFTAR PUSTAKA
95 Spkara, Turkey
Anshari Agus Framana,dkk Pencemaran organoklorin, Fakultas Teknik
Lingkungan, Universitas Lambung mangkurat,2010.
Mc.Kenzie, D.Tiller, D.allen; Organochlorine Pesticide Residues in Water and Sediments from the Oven and
King Rivers, North East Victoria, Autralia: ,,Arch. Environ. Contam Toxicol 26, 483-490, October 1994.
Fadil Hayat, Toksikologi Pestisida , Fadhil Hayat's Blog
http://fadhilhayat.wordpress.com/2010/12/06/toksikologi-pestisida. Diakses pada tanggal 10 Maret 2011
Herawaty, Ahmad Nadhira, Kajian Penggunaan Pestisida Oleh Petani Pemakai serta Informasi Dari Berbagai
Stakeholder Terkait Dikabupaten karo Sumatra Utara.
http://lppm.ut.ac.id/jmst/jurnal_2009.2/persistent_organic_pollutants_dan_konvensi_stockholm.pdf
B. Putra Manuaba, Cemaran Pestisida klor organik dalam air Danau buyan Buleleng Bali, Jurusan Kimia
FMIPA Universitas Udayana,Bukit Jimbaran, JURNAL KIMIA 1 (1), JULI 2007: 39-46 ISSN 1907-9850
Jennifer A. Rusiecki,1 Rahulkumar Patel,1 Stella Koutros,2 Laura Beane-Freeman,Ola Landgren,Matthew R.
Bonner, Joseph Coble,Jay Lubin,Aaron Blair,Jane A. Hoppin,4 and Michael C.R. Alavanja, Cancer
Incidence among Pesticide Applicators Exposed to Permethrin in the Agricultural Health Study,
Environmental Health Perspectives, volume 117, number 4, April 2009
Kardinan A, Pestisida Ramuan Nabati dan Aplikasi, PT. Penebar swadaya, Jakarta, 2000.
Khozanah Munawir, Pemantauan Kadar Pestisida Organoklorin dibeberapa muara Sungai di Perairan Teluk
Jakarta, Oseanologidan Limnologi di Indonesia 2005 - No. 37 : 15 – 25, ISSN 0125 – 9830.
Lina Warlina, Persistent Organic Pollutans(POPS) dan Konvensi Stockholm, Jurnal Matematika, Sains, dan
Teknologi, Volume 10, Nomor 2, September 2009, 102-111, Diakses
Pascale R. Salameh,a,_ Isabelle Baldi,b Patrick Brochard,b and Bernadette Abi Saleha, Pesticides in
Lebanon: a knowledge, attitude, and practice study, Environmental Research 94 (2004) 1–6
Pesticide Action Network Asia and the Pacific. Awas, Pestisida Bebahaya bagi Kesehatan. Yayasan Duta
Awam, 1999
S Burgaz, B.L.Afkham, A.E Karakaya; Organoclorine Pesticide Contaminants in Human Adipose Tissue
Collected in Tebriz (Iran),Bull Environ. Contam Toxicol 1995 54:546-553 Springer Verlag New York inc,
1995.
Sara Yulia Paramita, Katharina Oginawati, Pengaruh Perubahan Musiam Terhadap Residu Insektisida
Organoklorin Pada Ikan, Air, dan Sedimen di DAS Citarum Hulu Segmen Cisanti Sampai Nanjung, Jawa
Barat; ITB
Priyanto, Toksisitas,Obat, Zat kimia dan terapi antidotum, Leskonfi, Jabar, 2007
A.Adiwisastra, Keracunan, Sumber Bahaya serta Penanggulangannya, Penerbit Angkasa, Bandung, 1985
Sartono, Racun & Keracunan, Widya Medika, Jakarta, 2002