Anda di halaman 1dari 3

HASIL EVALUASI PROSES ASUHAN KEPERAWATAN

MINGGU KE 1

Nama : Meyti Oktapiani


NIM : 020519402
DosenPembimbing : Ns. Mila Sartika, S.Kep., M.Kep.

1. Hasil Evaluasi Analisa Video


Dari hasil analisa video berdasarkan kasus asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan system neurologi yaitu stroke iskemik, hasil dari pengkajian didapatkan
diagnosa keperawatan salah satunya gangguan mobilitas fisik dimana pasien mengalami
hemiparesis dufleks. Salah satu intervensi yang dapat digunakan untuk mencegah
kekauan otot, mencegah kontraktur pada ekstremitas dan mencegah stroke berulang, serta
memperlancar peredaran darah yaitu dengan intervensi latihan gerak ROM (rage of
motion). Latihan gerak ROM juga dapat dilakukan oleh keluarga di rumah untuk anggota
keluarga yang mengalami bedrest ataupun stroke.
Dalam video tersebut, pasien dapat melakukan latihan gerak ROM yang aktif
maupun pasif, dimana pasien melakukannya dengan baik dari awal sampai akhir. Dan
pasien pun kooperatif, dimana pasien mengatakan setelah mengikuti latihan gerak ROM
pasien merasa lebih ada tenaga dan merasa tidak terlalu kaku ektremitasnya. Sehingga
pada pasien kelolaan di rumah sakit di ruang stroke unit dapat dilakukan latihan gerak
ROM secara pasif.

2. Hasil Evaluasi Analisa Jurnal


Dalam evaluasi jurnal tentang Pengaruh Latihan ROM Terhadap Peningkatan
Kekuatan Otot Pada Pasien Stroke Iskemik Di RSUDZA Banda Aceh. Evaluasi hasil
penelitian dilakukan setelah 6 hari dengan menilai kekuatan otot. Hasil penelitian
menunjukkan nilai rata-rata kekuatan otot responden pada latihan ROM sebelum
intervensi adalah 3,68 dengan standar deviasi 1,62. Pada pengukuran sesudah intervensi
didapat rata-rata 4,60 dengan standar deviasi 0,81. Terlihat nilai mean perbedaan antara
pengukuran pertama dan kedua 0,92 dengan standar deviasi 1,07. Hasil uji statistic
didapatkan nilai (Pvalue=0,000) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
bermakna kekuatan otot sebelum dan sesudah tindakan ROM pada pasien stroke iskemik.
Sehingga secara efektif dapat digunakan oleh pasien kelolaan di stroke unit.
Didaptkan program latihan ROM makin dini dilakukan maka makin bagus pula
hasilnya karena tidak ada kerusakan lanjut yang tidak dapat disembuhkan, makin cepat
otot menjadi kuat maka makin sedikit pula kemungkinan terjadi atropi, makin dini pasien
di berikan latihan maka makin kesempatan adanya perubahan osteoporotic yang terjadi
pada tulang panjang. Program latihan ROM dapat mengoptimalkan kekuatan otot
sehingga meningkatkan perawatan diri secara maksimal. Pelaksanaan latihan ROM pada
pasien stroke secara intens, terarah dan teratur, maka dapat mempengaruhi kemampuan
motorik pasien untuk meningkatkan kemandirian. Setelah latihan ini dilakukan maka
pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari sehingga pasien pulang tidak lagi
ketergantungan pada perawat dan keluarga ataupun orang lain.
Pada saat pengkajian kekuatan otot pasien ektremitas kanan atas 2, ekstremitas
kanan bawah 2, dan kekuatan ektremitas kiri atas 0 dan ektremitas kiri bawah 0. Sehingga
pada setelah melakukan ROM pada pasien kelolaan di stroke unit pasien selama 6 hari
perawatan dapat menggerakan ekstremitas sebelah kanan dengan kekuatan otot
ekstremitas atas 3 dan ekstremitas bawah 3, tetapi ekstremitas sebelah kiri kekuatan
ototnya masih 0.

3. Hasil Evaluasi Case Study Asuhan Keperawatan Dan Implementasi


Dalam asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan system respiratori
didapatkan pasien pasien didiagnosa asma bronchial dimana pasien memiliki riwayat
penyakit sesak nafas ini sejak 8 tahun yang lalu disebabkan oleh alergi debu. Pasien
mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak, dimana pasien sebelumnya tidak dapat
mengeluarkan dahak dan melakukan batuk efektif. Setelah melakukan analisa data
didapatkan diagnosa keperawatan bersihan jalan tidak efektik, pola nafas tidak efektik.
Salah satu implementasi yang dilakukan pada pasien yaitu dengan meberikan
terapi nebulizer dimana tujuannya itu untuk memasukan obat secara langsung ke saluran
nafas, untuk mengencerkan secret, mengoptimalkan kapasitas paru-paru, meringankan
sesak nafas pada pasien, sehingga setelah dilakukan terapi nebulizer. Setelah dilakukan
terapi nebulizer. Pasien mengatakan sesak sudah sedikit berkurang , pasien mengatakan
sekarang sudah dapat mengeluarkan dahak , pasien mengatakan masih terasa sedikit
lemas, pasien mengatakan tenggorokannya sedikit lebih lega, k/u sedang, kes :
composmentis, TTV : TD 110/70 mmHg, Nadi : 85x/menit, RR : 25x/menit, Suhu :
36,2oc, Pasien terpasang oksigen 3 lpm binasal, Suara nafas whezzing, dan ronchi, pasien
dapat melakukan batuk efektif dan dahak sedikit sedikit dapat dikeluarkan, sputum
berwarna putih kental.

4. Kesimpulan
Hasil dari kesimpulan semuannya yaitu bagian asuhan keperawatannya tidak
sesuai dengan analisa video dan jurnal, dimana asuhan keperawatan pada bagian system
respiratori, sedangkan pada telaah jurnal dan video pada gangguan system neurologi
sehingga tidak menujuru pada satu system saja.

Anda mungkin juga menyukai