Makalah Macroekonomi
Makalah Macroekonomi
MAKALAH
Oleh
A. PENDAHULUAN
Pada 1936, John Maynard Keynes menulis The General Theory of Employment,
Interest and Money. Di dalamnya, ia mengusulkan cara baru untuk menganalisis
perekonomian, yang ia hadirkan sebagai alternatif dari teori klasik. Visinya tentang
bagaimana perekonomian bekerja, dengan cepat menjadi pusat kontroversi. Tetapi, ketika
ekonom memperdebatkan The General Theory, pemahaman baru tentang fluktuasi ekonomi
secara bertahap mulai berkembang.
Model Keynes” diartikan berbeda-beda oleh banyak orang. Hal yang berguna untuk
memikirkan modelKeynes buku teks dasar sebagai perincian dan perluasan dari “teori
klasik”. Perputaran uang variabel dan harga “kaku”-nya mencerminkan kepercayaan Keynes
bahwa kelemahan model klasik berasal dari asumsi terlalu-ketat nya tentang perputaran
konstan serta upah dan harga yang sangat fleksibel.
Permintaan agregat adalah seluruh permintaan terhadap barang dan jasa yang terjadi
dalam suatu perekonomian, baik dari dalam maupun dari luar negeri.
Dalam menganalisis permintaan agregat, dua ekonom terkenal yaitu Keynes dan
Pigou mempunyai pendapat yang berbeda.
2|Page
Menurut Keynes, apabila terjadi perubahan harga, maka jumlah yang beredar riil
(Ms/P) akan berubah, akibatnya terjadi perubahan pada tingkat bunga (i). Selanjutnya
perubahan tingkat bunga tersebut akan mempengaruhi investasi (I) yang pada akhirnya akan
mempengaruhi pendapat nasional.
Jadi pada intinya, perbedaan pendapat kedua ekonom tersebut terletak pada perubahan
variabel-variabel ekonomi akibat adanya perubahan harga. Keynes menitik beratkan pada
perubahan tingkat bunga, sedangkan Pigou menitik beratkan perubahan konsumsi ketika
terjadi perubahan harga.
Pasar barang dan kurva IS (singkatan dari investasi dan saving/tabungan) memplot
hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang muncul di pasar dan jasa.
3|Page
Pasar uang dan Kurva LM (singkatan dari likuiditas dan money/uang) memplot
hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang muncul di pasar uang.
Karena tingkat bunga mempengaruhi baik investasi dan permintaan uang, ia adalah
variabel yang menghubungkan dua bagian model IS-LM. Model menunjukan bagaimana
interaksi antara pasar-pasar ini menentukan posisi dan kemiringan kurva permintaan agregat,
dan karenanya, tingkat pendapatan nasional dalam jangka pendek. Dalam General Theory of
Money, Interest and Employment (1936), Keynes menyatakan pendapatan total
perekonomian, dalam jangka pendek, ditentukan sebagaian besar oleh keinginan belanja
rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah. Semakin orang ingin belanja, semakin banyak
barang dan jasa yang perusahaan dapat jual. Semakin banyak yang perusahaan jual, semakin
banyak output yang mereka akan pilih untuk diproduksi dan semakin banyak yang mereka
akan pilih untuk dipekerjakan. Jadi, masalah selama resesi dan depresi,menurut Keynes,
adalah belanja yang tidak cukup. Perpotongan Keynes adalah usaha untuk memodelkan
wawasan ini.
C. INVESTASI
4|Page
Investasi adalah pengeluaran oleh swasta untuk pembelian barang-barang dan jasa
yang akan dipakai dalam proses produksi atau dengan kata lain sama dengan permintaan oleh
swasta terhadap barang dan jasa (input) yang diperlukan untuk investasi produktif. Faktor
yang menentukan pengeluaran investasi berbeda dengan konsumsi.Perbedaanya terletak
dalam hal tujuan membeli barang, yaitu untuk invesatasi dengan harapan untuk mendapatkan
keuntungan sedangkan konsumsi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pokok.
Perbedaan lain adalah sumber pembiayaan untuk investasi dapat berasal dari berbagai
sumber pembiayaan dan keuangan dimana jumlahnya tidak tergantung dari kondisi keuangan
sekarang tetapi pada harapan kondisi keuangan dimasa mendatang. Pembiayaan konsumsi
rumah tangga berasal berasal dari pendapatan sekarang.Jadi pengeluaran investasi jumlahnya
bisa jauh melebihi jumlah pendapatan sekarang, jadi tidak tergantung dengan income.Apa
yang menentukan besarnya investasi dalam masyarakat?
Faktor yang menentukan pengeluaran investasi ada dua yaitu harapan keuntungan
(expectation of future profit) yang akan diperoleh dimasa mendatang dan biaya dari uang
yang harus ditanggung akibat pengeluaran uang tersebut. Harapan keuntungan tersebut
biasanya dinyatakan dalam persentase keuntungan per satuan waktu dan biaya penggunaan
dana dinyatakan dalam persentase atau disebut tingkat bunga. Sebuah investasi akan
dilakukan apabila harapan keuntungan lebih besar dari biaya penggunaan dana atau tingkat
bunga (interest rate). Semakin besar selisih kedua faktor ini maka semakin besar pula
investasi yang akan dilakukan. Tingkat keuntungan yang diharapkan tersebut disebut dengan
Marginal Efficiency of Capital (MEC). Semakin besar selisih antara MEC dengan tingakat
bunga yang berlaku maka akan semakin besar pula volume investasi yang akan dilakukan.
Secara grafik dapat dilihat seperti pada Gambar 5.2.Grafik MEC adalah negatif,
berbanding terbalik dengan tingkat bunga yang berlaku.Semakin rendah bunga yang berlaku
maka semakin besar pula harapan keuntungan sehingga investasi juga semakin besar.
I = K – bi b > 0 (5.8)
5|Page
Gambar 5.2
Gambar 5.2.Marginal Efficiensy of Capital atau harapan keuntungan dari investasi yang
dikeluarkan, dapat dinyatakan dengan hubungan investasi kumulatif dengan tingkat bunga
yang berlaku.Semakin rendah bunga yang berlaku berarti semakin tinggi harapan untuk
meraih keuntungan dimasa mendatang sehingga investasi semakin naik.
K adalah investasi yang otonom atau exogenous, i adalah tingkat bunga dan b adalah
koefisien yang menunjukkan seberapa sensitive investasi tersebut terhadap perubahan tingkat
bunga.Sesuai dengan grafik 5.2 diatas maka koefisien b adalah bertanda negatif yang berarti
semakin rendah tingkat bunga maka semakin tinggi pengeluaran investasi karena semakin
banyak proyek investasi yang layak untuk dilaksanakan.
Selain dari faktor bunga, dalam kenyataan sehari-hari investasi bukan hanya
ditentukan oleh bunga tetapi dipengaruhi oleh banyak faktor ekonomi yang lain dan bahkan
juga dipengaruhi oleh faktor sosial dan politik. Misalnya keamanan, kestabilan politik,
kepastian hukum di suatu Negara berpengaruh sangat besar terhadap masuknya investor dari
luar negeri.
6|Page
diprediksi.Faktor yang menentukan besarnya anggaran pemerintah lebih banyak ditentukan
oleh kemauan politik pemerintah, bukan variable ekonomi.
Kedua, pengeluaran investasi juga diasumsikan exogenous, hal ini semat-mata untuk
memudahkan dalam analisis.Sebetulnya investasi, seperti diuraikan diatas, ditentukan oleh
tingkat bunga (i), tetapi dalam uraian berikut ini sementara dainggap exogenous.
Ketiga, analisis dilakukan dalam ekonomi tertutup, artinya tidak ada export dan
import dalam pengeluaran agregat (AD).Ketiga asumsi ini tidak mengurangi atau merubah
validitas analisis yang dilakukan. Bila ketiga asumsi ini dimasukkan dalam analisis maka
hasilnya akan tetap sama.
Sekarang kita mulai analisis dengan sebuah contoh berikut.Misalnya, bila pengeluaran
aggregate dinaikan sebesar D maka berapa besar dampaknya terhadap output? Bila ada
tambahan pengeluaran aggregate atau permintaan agregat sebesar D maka akan terjadi
tambahan produksi sebesar D dan kenaikan output atau income sebesar D juga. Selanjutnya
pengeluaran sebesar D tadi akan menjadi pendapatan bagi penjual yang menerima
pengeluaran D. Oleh penjual ini uang sebesar D akan dibelanjakan lagi untuk memenuhi
kebutuhannya tetapi tidak sebesar D. Besarnya pengeluaran pada putaran kedua ini adalah z∆
D yaitu sesuai dengan kecenderungan berbelanja mereka atau Marginal Propencity to
Consume (MPC). Tambahan income yang tercipta adalah sebesar ∆D + z∆D atau (1+z) ∆D.
Demikianlah seterusnya akan terjadi pelipatan dampak secara berantai melalui putaran
pengeluaran antara konsumen dan penjual atau produsen. Dampak akhir dari tambahan
pengeluaran sebesar ∆D adalah sebesar 1/(1-z) kali ∆D yang merupakan penjumlahan dari
semua tambahan income pada setiap putaran (Tabel 5.1).
7|Page
pengeluaran independent, atau disebut dengan pengeluaran autonomous, artinya tidak
tergantung dengan faktor lain.
Dari uraian diatas dapat ditulis bahwa total tambahan income adalah sebagai berikut:
∆ AD = = ∆ Y0 (5.8)
Bila pengeluaran naik sebesar 100 juta dan MPC adalah 0.8, berapa tambahan
pendapatan akibat tambahan pengeluaran tersebut? Dengan memasukkan angka diatas maka
didapat tambahan pendapatan ∆Y = 1/(1-0,8) kali 100 = 500 juta. Berarti multipliernya
adalah sebesar 5 kali lipat. Multiplier didefinisikan sebagai besarnya kelipatan perubahan
output akibat perubahan satu unit pengeluaran (C, I, G).
Formula multiplier ini dapat diturunkan dengan cara lain. Besarnya setiap perubahan
output yang terjadi harus sama dengan besarnya perubahan aggregate demand sehingga,
∆ Y0 = ∆ AD. (5.9)
∆ AD = ∆ D + c∆Y0 (5.10)
∆ Y0 = ∆ D + c∆Y0
c∆ Y0 = (5.11)
Atau multiplier dapat juga diturunkan dari persamaan konsumsi dan agregat demand seperti
dibawah ini.
Y = AD = C + I + G
Y = a + I + G + cY (5.12)
8|Page
Y – cY = D
Y=D
Proses dari pelipatan income atau multiplier ini dapat digambarkan secara grafis pada
Gambar 5.3.
Pada awalnya titik keseimbangan adalah pada titik E0 dengan pendapatan OY0 dan
pengeluaran agregat OAD0. Kemudian sektor bisnis melihat ada prospek untuk meraih
keuntungan dimasa yang akan datang sehingga mereka menambah investasi sebesar ∆D
(dapat berupa ∆I). Misalkan tambahan investasi ini meningkatkan AD pada putaran pertama
sebesar AE0. Penambahan AD ini langsung menjadi tambahan pendapatan bagi penjual
barang input yang dibeli oleh investor, yaitu sebesar AB dan selanjutnya direspon oleh
produsen dengan manaikan output dengan jumlah yang sama. Pada putaran kedua tambahan
output atau pendapatan kembali dibelanjakan sesuai dengan MPC yaitu sebesar cAB = BC.
Pengeluaran tambahan AD ini kembali menaikan pendapatan dan direspon oleh produsen
dengan menaikan output sehingga akhirnya proses ini berhenti pada titik E1 dengan tingkat
pengeluaran yang lebih tinggi dari semula yaitu, yaitu AD0 AD1.dan pendapatan juga lebih
tinggi yaitu sebesar 1/(1-c) kali lipat dari ∆D atau Y0Y1.
Secara geometric MPC adalah slope atau kemiringan dari kurva kosumsi. Karena
kurva Consumsi menurut persamaan (5.4) adalah C = a + cY, maka MPC adalah koefisien c,
yaitu sama dengan = .
9|Page
Gambar 5.4.Penurunan Multiplier secara garfik. Pada titik keseimbangan E0, Y0 =
AD0 = cY + D. Ketika terjadi penambahan pengeluaran ∆D (dapat berupa I atau G) maka
titik keseimbangan berubah. Mula-mula tambahan permintaan menjadi E0A, tambahan
permintaan ini merupakan tambahan income sebesar AB bagi penjual (E0A=AB). Melalui
proses multiplier tambahan income ini mendorong permintaan lanjutan (BC) yang kemudian
kembali direspon oleh produsen dengan menaikan output. Demikian seterusnya sampai
proses ini berhenti pada titik keseimbangan baru E1 sehingga tambahan AD atau output
menjadi 1/(1-c) kali ∆D yang tidak lain adalah sama dengan Y0Y1= AD0 AD1.
Dari uraian diatasa ternyata besaran multiplier tergantung dengan besaran MPC atau
koefisien c, yaitu proporsi dari income yang dibelanjakan oleh konsumen untuk keperluan
konsumsi.Semakin besar proporsi income yang dibelanjakan maka semakin besar pula
multiplier dan semakin besar pula dampaknya terhadap kenaikan income atau output. Tetapi
harus diingat bahwa proses ini hanya bisa berlangsung dalam waktu pendek. Dalam jangka
panjang hal ini tidak bisa berlanjut karena income tidak bisa ditopang oleh konsumsi yang
tinggi saja karena konsumsi juga teragantung dari income, sedangkan income / output juga
ditentukan oleh faktor ril seperti investasi disamping konsumsi, pengeluaran pemerintah dan
net export.
Secara empiris hal tersebut diatas adalah benar bahwa konsumsi dalam jangka pendek
bisa mendorong pertumbuhan ekonomi karena ekonomi belum mencapai full
employement.Misalnya masih banyak pabrik yang belum bekerja penuh, tenaga kerja banyak
yang menganggur, dan seterusnya sehingga output masih bisa didorong tumbuh tanpa
investasi baru.Tetapi untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang, artinya setelah ekonomi
mencapai full employement, maka diperlukan investasi baru untuk berlanjutnya pertumbuhan
ekonomi.
10 | P a g e
Perpotongan Keynesian
Dalam The General Theory, Keynes menyatakan bahwa pendapatan total
perekonomian, dalam jangka pendek, sangat ditentukan oleh keinginan rumah tangga,
perusahaan, dan pemerintahnuntuk membelanjakan pcndapatannya. Semakin banyak orang
yang mengeluarkan pendapatannya, semakin banyak barang dan jasa yang bisa dijual
perusahaan. Semakin banyak perusahaan menjual. semakin banyak output yang akan mereka
produksi dan semakin banyak pekerja yang akan dikaryakan. Jadi, masalah selama masa
resesi dan depresi, menurut Keynes, adalah pengeluaran yang tidak cukup. Perpotongan
Keynesian adalah sebuah upaya untuk membuat sebuah model dari pandangan ini.
E = C + ¡ + C.
11 | P a g e
C C(Y- T).
I=Ī
Dan juga kita asumsikan bahwa kebijakan fiskal tingkat pembelian dan pajak pernerintah
adalah tetap:
G=G
T = T.
E = C(Y – T)+ Ī +G
12 | P a g e
Perekonomian dalam Ekuilibrium
Bagian berikutnya teori perpotongan Keynesian adalah asumsi bahwa
perekonomian berada dalam ekuilibrium ketika pengeluaran actual sarna dengan pengeluaran
yang direncanakan. Asumsi ini didasarkan pada gagasan bahwa ketika rencana orang-orang
telah direalisasikan, mereka tidak rnernpunyai alasan untuk mengubah apa yang mereka
lakukan. Dengan mengingat kembali bahwa Y sebagai GDP tidak hanya sarna dengan
pendapatan total tetapi juga dengan pengeluaran aktual total atas barang dan jasa. kita bisa
menulis kondisi ekuilibrium ini sebagai
14 | P a g e
Untuk menambahkan hubungan antara tingkat bunga dan investasi ini kita menulis
tingkat investasi yang direncanakan sebagai
I = I (r)
fungsi investasi ini digambarkan pada panel (a) dari gambar dibawah. Karena
tingkat bunga adalah biaya pinjaman untuk membiayai proyek-proyek investasi, kenaikan
suku bunga akan mengurangi investasi yang direncanakan. Akibatnya, fungsi investasi miring
ke bawah.
Untuk menentukan bagaimana pendapatan berubah ketika perubahan tingkat bunga,
kita dapat menggabungkan fungsi investasi dengan diagram perpotongan Keynesian. Karena
investasi berbanding terbalik dengan suku bunga, kenaikan suku bunga dari r1 ke r2
mengurangi jumlah investasi dari I (r1) ke I (r2). Penurunan investasi yang direncanakan,
menggeser fungsi pengeluaran yang direncanakan ke bawah, seperti pada panel (b) dari
gambar dibawah. Pergeseran dalam fungsi pengeluaran yang direncanakan menyebabkan
tingkat pendapatan turun dari Y1 ke Y2. Oleh karena itu, peningkatan tingkat bunga
menurunkan pendapatan.
Kurva IS, yang ditunjukkan pada panel (c) dari gambar dibawah, meringkas
hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan. Pada dasarnya, kurva IS
menggabungkan interaksi antara r dan I yang ditunjukkan oleh fungsi investasi dan interaksi
antara I dan Y ditunjukkan oleh perpotongan Keynesian. Karena peningkatan suku bunga
menyebabkan investasi yang direncanakan menurun, dan menyebabkan pendapatan menurun,
maka kurva IS melandai ke bawah
15 | P a g e
E. Bagaimana Kebijakan Fiskal Menggeser Kurva IS
Kurva IS menunjukkan kepada kita, untuk setiap tingkat bunga yang diberikan,
tingkat pendapatan yang membawa pasar barang ke ekuilibrium. Seperti kita pelajari dari
perpotongan Keynesian, tingkat pendapatan juga tergantung pada belanja pemerintahG dan
pajak T. Kurva IS digambarkan untuk kebijakan fiskal tertentu, yaitu, ketika kita membangun
kurva IS, kita mempertahankan G dan T tetap. Ketika kebijakan fiskal berubah, kurva IS
bergeser.
16 | P a g e
memperluas pengeluaran dan pendapatan, maka hal itu juga menggeser kurva IS ke kanan.
Penurunan belanja pemerintah atau peningkatan pajak mengurangi pendapatan, karena itu,
perubahan dalam kebijakan fiskal menggeser IS kurva ke kiri.
Kurva LM menyatakan hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang muncul
di pasar uang. Untuk memahami hubungan ini, kita mulai dengan melihat teori tingkat bunga,
yang disebut teori preferensi likuiditas.
Untuk mengembangkan teori ini, kita mulai dengan penawaran keseimbangan uang
riil. Jika M menyatakan jumlah uang beredar dan P menyatakan tingkat harga, maka M / P
adalah penawaran keseimbangan uang riil yang tetap. Teori preferensi likuiditas
mengasumsikan adanya penawaran keseimbangan uang riil yang tetap, yaitu
(M / P) = M-/P
Jumlah uang beredar M adalah variabel kebijakan eksogen yang dipilih oleh bank
sentral, seperti Bank Sentral Amerika. Tingkat harga P juga merupakan variabel eksogen
dalam model ini. (Kami mengganggap tingkat harga tertentu karena model IS-LM,
menjelaskan kondisi jangka pendek ketika tingkat harga tetap) Asumsi ini menunjukkan
17 | P a g e
bahwa penawaran keseimbangan uang riil adalah tetap, dan, khususnya, tidak tergantung
pada tingkat bunga, jadi ketika kita menempatkan interaksi antara penawaran keseimbangan
uang riil terhadap tingkat suku bunga dalam Gambar dibawah, kita memperoleh kurva
penawaran vertikal.
(M / P) = L (r)
Dimana fungsi L( ) menunjukkan bahwa jumlah uang yang diminta tergantung pada
para tingkat bunga. Jadi, kurva permintaan dalam gambar dibawah miring ke bawah karena
tingkat bunga yang lebih tinggi mengurangi jumlah keseimbangan uang riil yang diminta.
Menurut teori preferensi likuiditas, penawaran dan permintaan keseimbangan uang riil
menentukan tingkat suku bunga yang berlaku di perekonomian. Yaitu, tingkat bunga
disesuaikan untuk menyeimbangkan pasar uang. Sebagai angka menunjukkan, pada tingkat
bunga ekuilibrium, jumlah keseimbangan uang riil yang diminta sama dengan jumlah yang
ditawarkan.
18 | P a g e
tingkat suku bunga. Misalnya, jika tingkat bunga berada di atas kesetimbangan tingkat,
jumlah keseimbangan uang riil yang ditawarkan melebihi kuantitas menuntut. Individu
memegang kelebihan jumlah uang beredar mencoba untuk mengubah beberapa non-interest-
bearing uang mereka ke berbunga deposito bank atau obligasi. Bank dan penerbit obligasi,
yang lebih memilih untuk membayar tingkat bunga yang lebih rendah, menanggapi ini
kelebihan penawaran uang dengan menurunkan tingkat suku bunga yang mereka tawarkan.
Sebaliknya, jika tingkat bunga di bawah tingkat keseimbangan, sehingga kuantitas uang
diminta melebihi jumlah yang ditawarkan, individu mencoba untuk mendapatkan uang
dengan menjual obligasi atau menarik dananya dari bank. Untuk menarik kembali dana dari
bank dan penerbit obligasi merespon dengan menaikkan suku bunga yang mereka tawarkan.
Akhirnya, tingkat bunga mencapai tingkat ekuilibrium, di mana orang merasa aman dengan
portofolio aset moneter dan nonmoneter mereka.
Sekarang kita telah melihat bagaimana tingkat bunga ditentukan, kita dapat
menggunakan Teori preferensi likuiditas untuk menunjukkan bagaimana tingkat bunga
merespon perubahandalam pasokan uang. Anggaplah, misalnya, bahwa Fed tiba-tiba
menguranginjumlah uang beredar. Penurunan M mengurangi M / P, karena P adalah tetap
dalam model. Itu penawaran keseimbangan uang riil bergeser ke kiri, seperti pada Gambar
dibawah. Ekuilibrium suku bunga naik dari r1 ke r2, dan tingkat bunga yang lebih tinggi
membuat orang puas untuk terus jumlah yang lebih kecil dari uang riil. Sebaliknya, yang
akan terjadi jika Fed tiba-tiba meningkatkan uang beredar. Jadi sesuai dengan teori preferensi
likuiditas, penurunan jumlah uang beredar meningkatkan bunga tingkat, dan peningkatan
jumlah uang beredar menurunkan tingkat bunga.
Setelah mengembangkan teori preferensi likuiditas sebagai penjelasan atas apa yang
menentukan suku bunga, kita sekarang dapat menggunakan teori untuk memperoleh kurva
LM. Kita mulai dengan mempertimbangkan pertanyaan berikut: Bagaimana perubahan dalam
perekonomian tingkat pendapatan Y mempengaruhi pasar untuk keseimbangan uang riil?
Jawaban adalah bahwa tingkat pendapatan mempengaruhi permintaanuang. Ketika
pendapatan tinggi, pengeluaran yang tinggi, sehingga orang-orang terlibat dalam transaksi
lebih yang memerlukan penggunaan uang. Dengan demikian, penghasilan yang lebih besar
19 | P a g e
berarti uang yang lebih besar permintaan. Kita dapat mengekspresikan ide-ide dengan
menulis fungsi permintaan uang sebagai
(M / P) = L (r, Y).
Kuantitas keseimbangan uang riil yang diminta berhubungan negatif dengan bunga
tingkat dan berhubungan positif dengan pendapatan. Menggunakan teori preferensi likuiditas,
kita bisa mengetahui apa yang terjadi pada tingkat bunga ekuilibrium ketika tingkat
perubahan pendapatan. Misalnya, mempertimbangkan apa yang terjadi pada gambar dibawah
ketika pendapatan meningkat dari Y1 ke Y2. Sebagai panel (a) menggambarkan, kenaikan
pendapatan ini menggeser kurva permintaan uang untuk kanan. Dengan penawaran
keseimbangan uang riil tidak berubah, tingkat bunga harus bangkit dari r1 ke r2 untuk
menyeimbangkan pasar uang. Oleh karena itu, menurut teori preferensi likuiditas, pendapatan
yang lebih tinggi menyebabkan tingkat bunga yang lebih tinggi.
Kurva LM pada panel (b) menggambarkan hubungan antara tingkat pendapatan dan
tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat pendapatan, semakin tinggi permintaan terhadap uang
rii dan semakin tilnggi tingkat bunga ekuilibrium. Untuk alasan ini, kurva LM miring ke atas,
seperti pada panel (b) dari gambar tersebut.
Kurva LM menyatakan tingkat bunga yang menyeimbangkan pasar uang pada setiap tingkat
pendapatan. Namun, seperti yang kita lihat sebelumnya, tingkat bunga ekuilibrium juga
tergantung pada penawaran keseimbangan uang riil, M / P. Ini berarti bahwa kurva LM
digambar untuk persediaan tertentu keseimbangan uang riil. Jika keseimbangan uang riil
berubah- misalnya, jika Fed mengubah uang beredar-kurva LM bergeser.
20 | P a g e
Kita bisa menggunakan teori preferensi likuiditas untuk memahami bagaimana
kebijakan moneter menggeser kurva LM. Misalkan bahwa Fed mengurangi jumlah uang
beredar dari M1 ke M2, yang menyebabkan penawaran keseimbangan uang riil turun dari M1
/ P ke M2 / P. Gambar dibawah menunjukkan apa yang terjadi. Memegang konstan jumlah
pendapatan dan sehingga kurva permintaan keseimbangan uang riil, kita melihat bahwa
pengurangan penawaran keseimbangan uang riil menaikkan tingkat bunga yang
menyeimbangkan pasar uang. Oleh karena itu, penurunan jumlah uang beredar menggeser
kurva LM ke atas.
Sekarang kita memiliki semua bagian dari model IS-LM. Kedua persamaan tersebut
adalah:
Y = C (Y - T) + I (r) + G IS,
M / P = L (r, Y) LM.
Model ini menganggap kebijakan fiskal, G dan T, kebijakan moneter M, dan tingkat
harga P sebagai variabel eksogen. Mengingat variabel-variabel eksogen, kurva IS
memberikan kombinasi antara r dan Y yang memenuhi persamaan yang menunjukkan pasar
barang, dan kurva LM memberikan kombinasi antara r dan Y yang memenuhi persamaan
21 | P a g e
yang menunjukkan pasar uang. Kedua kurva ditunjukkan bersama-sama dalam gambar
dibawah (a).
Ekuilibrium perekonomian adalah titik di mana kurva IS dan LM kurva berpotongan. Hal
ini memberikan tingkat bunga r dan tingkat pendapatan Y yang memenuhi kondisi untuk
keseimbangan baik dalam pasar barang dan pasar uang. Dengan kata lain, di perpotongan ini,
pengeluaran aktual sama dengan pengeluaran yang direncanakan, dan permintaan untuk
keseimbangan uang riil sama dengan penawarannya.
Saat kita menyimpulkan, mari kita ingat bahwa kita akhir tujuan dalam mengembangkan
model IS-LM adalah untuk menganalisis fluktuasi jangka pendek dalam aktivitas ekonomi.
Gambar dibawah (b) menggambarkan bagaimana bagian-bagian yang berbeda dari teori kita
cocok bersama. Dalam hal ini pasal ini kita mengembangkan perpotongan Keynesian dan
teori preferensi likuiditas sebagai blok bangunan untuk model IS-LM. Model IS-LM
membantu menjelaskan posisi dan kemiringan permintaan agregat kurva. Kurva permintaan
agregat, pada gilirannya, adalah bagian dari model agregat pasokan dan permintaan agregat,
yang ekonom gunakan untuk menjelaskan dampak jangka pendek dari perubahan kebijakan
dan acara lainnya pada pendapatan nasional.
Gambar (a)
Gambar (b)
22 | P a g e
23 | P a g e
BAB II
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan dalam sistem standar kertas, tidak ada
proses otomatis yang menstabilkan tingkat harga. Disini kaum klasik melihat satu-satunya
peranan makro pemerintah, yaitu mengendalikan jumlah uang beredar sesuai dengan
kebutuhan transaksi masyarakat.
Di dalam sistem standar emas, ada mekanisme otomatis yang menjamin kestabilan
harga. Disini peranan pemerintah tidak dianggap perlu, sebab jumlah uang (emas) yang
beredar akan otomatis menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat.
24 | P a g e
Di Pasar Luar Negeri, mekanisme otomatis menjamin keseimbangan neraca perdagangan
melalui:
Menurut Keynes, situasi makro suatu perekonomian ditentukan oleh apa yang terjadi
dengan permintaan agregat masyarakat apabila permintaan agregat melebihi penawaran
agregat (atau output yang dihasilkan) dalam periode tersebut, maka akan terjadi situasi
“kekurangan produksi”. Pada periode berikutnya output akan naik atau harga akan naik, atau
keduanya terjadi bersama-sama.
Apabila permintaan agregat lebih kecil daripada penawaran agregat, maka situasi
“kelebihan produksi” terjadi. Pada periode berikutnya output akan turun atau harga akan
turun, atau keduanya terjadi bersama-sama.
DAFTAR RUJUKAN
25 | P a g e