Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH:
REKA LAURA
NIM: 2019.NS.A.07.062
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan
Keperawatan ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
Perubahan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran Di Rumah Sakit Jiwa Dr.
Radjiman Wediodiningrat Lawang” yang susun penulis untuk memenuhi tugas
Stase Keperawaatan Jiwa program studi Ners STIKes Eka Harap Palangka Raya.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini secara khusus penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Meilitha Carolina, Ners, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners.
3. Kedua Orang Tua yang selama ini telah memberikan dukungan, kasih sayang
dan bantuan moril maupun materil serta doanya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Asuhan Keperawatan ini.
Penulis berharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua
pihak demi lebih di waktu yang akan datang, semoga Asuhan Keperawatan ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi perawat dan instansi lainnya khususnya bagi
mahasiswa Sarjana Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya.
Penulis
3
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 5
1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................ 6
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 53
5.2 Saran ................................................................................................... 53
BAB 1
PENDAHULUAN
Sehubungan dengan hal tersebut diatas peran dan fungsi perawat sangatlah
penting dalam hal memperbaiki derajat kesehatan khususnya mengatasi masalah
penyakit Halusinasi Pendengaran. Dalam hal pelaksanaan asuhan keperawatan
meliputi aspek promotif (memberikan penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan
status kesehatan ), preventif ( untuk mencegah atau mengontrol halusinasi antara
lain menutup kedua mata dan mengatakan pergi...., pergi.....,) kuratif (
memperhatikan dan mengatur klien untuk minum obat), dan rehabilitatif ( Dokter,
Perawat dan peran serta keluarga agar lebih memperhatikan dalam perbaikan fisik
dan perawatan diri yang optimal).Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
mengangkat studi kasus tentang bagaimana pelaksanaan “Asuhan Keperawatan
pada pasien dengan Perubahan persepsi sensori: Halusinasi Pendengaran Di
Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.3 Etiologi
Menurut Stuart dan Laraia (2001) dalam Pambayun (2015), faktor-faktor
yang menyebabkan klien gangguan jiwa mengalami halusinasi adalah sebagai
berikut :
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor genetis
Secara genetis, skizofrenia diturunkan melalui kromosom-kromosom
tertentu. Namun demikian, kromosom ke berapa yang menjadi faktor
penentu gangguan ini sampai sekarang masih dalam tahap penelitian.
Anak kembar identik memiliki kemungkinan mengalami skizofrenia
sebesar 50% jika salah satunya mengalami skizofrenia, sementara jika
dizigote, peluangnya sebesar 15%. Seorang anak yang salah satu orang
tuanya mengalami skizofrenia berpeluang 15% mengalami skizofrenia,
sementara bila kedua orang tuanya skizofrenia maka peluangnya menjadi
35%.
b. Faktor neurobiologis
Klien skizofrenia mengalami penurunan volume dan fungsi otak yang
abnormal. Neurotransmitter juga ditemukan tidak normal, khususnya
dopamin, serotonin, dan glutamat.
1) Studi neurotransmitter
Skizofrenia diduga juga disebabkan oleh adanya ketidak
seimbangan neurotransmitter. Dopamin berlebihan, tidak seimbang
dengan kadar serotonin.
2) Teori virus
Paparan virus influenza pada trimester ketiga kehamilan dapat
menjadi faktor predisposisi skizofrenia.
3) Psikologis
Beberapa kondisi psikologis yang menjadi faktor predisposisi
skizofrenia antara lain anak yang diperlakukan oleh ibu yang
pencemas, terlalu melindungi, dingin, dan tak berperasaan, sementara
ayah yang mengambil jarak dengan anaknya.
10
2. Faktor Presipitasi
1) Berlebihannya proses informasi pada sistem saraf yang menerima dan
memproses informasi di thalamus dan frontal otak.
2) Mekanisme penghantaran listrik di syaraf terganggu.
3) Kondisi kesehatan, meliputi: nutrisi kurang, kurang tidur,
ketidakseimbangan irama sirkadian, kelelahan, infeksi, obat-obat
sistem syaraf pusat, kurangnya latihan, hambatan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan.
4) Lingkungan, meliputi : lingkungan yang memusuhi, krisis masalah di
rumah tangga, kehilangan kebebasan hidup, perubahan kebiasaan
hidup, pola aktivitas sehari-hari, kesukaran dalam hubungan dengan
orang lain, isolasi sosial, kurangnya dukungan sosial, tekanan kerja,
kurang ketrampilan dalam bekerja, stigmatisasi, kemiskinan,
ketidakmampuan mendapat pekerjaan.
5) Sikap/perilaku, meliputi : merasa tidak mampu, harga diri rendah,
putus asa, tidak percaya diri, merasa gagal, kehilangan kendali diri,
merasa punya kekuatan berlebihan, merasa malang, bertindak tidak
seperti orang lain dari segi usia maupun kebudayaan, rendahnya
kernampuan sosialisasi, perilaku agresif, ketidakadekuatan
pengobatan, ketidakadekuatan penanganan gejala.
stimulus yang diterimanya, yang disebut sebagai ilusi. Klien mengalami jika
interpresentasi yang dilakukan terhadap stimulus panca indera tidak sesuai
stimulus yang diterimanya,rentang respon tersebut sebagai berikut :
1 2 3
2.1.8 Penatalaksanaan
Menurut Keliat (2011) dalam Pambayun (2015), tindakan keperawatan
untuk membantu klien mengatasi halusinasinya dimulai dengan membina
hubungan saling percaya dengan klien.Hubungan saling percaya sangat penting
dijalin sebelum mengintervensi klien lebih lanjut.Pertama-tama klien harus
difasilitasi untuk merasa nyaman menceritakan pengalaman aneh halusinasinya
agar informasi tentang halusinasi yang dialami oleh klien dapat diceritakan secara
konprehensif.Untuk itu perawat harus memperkenalkan diri, membuat kontrak
asuhan dengan klien bahwa keberadaan perawat adalah betul-betul untuk
membantu klien.Perawat juga harus sabar, memperlihatkan penerimaan yang
tulus, dan aktif mendengar ungkapan klien saat menceritakan
halusinasinya.Hindarkan menyalahkan klien atau menertawakan klien walaupun
pengalaman halusinasi yang diceritakan aneh dan menggelikan bagi
perawat.Perawat harus bisa mengendalikan diri agar tetap terapeutik.
Setelah hubungan saling percaya terjalin, intervensi keperawatan
selanjutnya adalah membantu klien mengenali halusinasinya (tentang isi
17
kambuh lagi.Alasan kedua, halusinasi sebagai salah satu gejala psikosis bisa
berlangsung lama (kronis), sekalipun klien pulang ke rumah, mungkin masih
mengalarni halusinasi. Dengan mendidik keluarga tentang cara penanganan
halusinasi, diharapkan keluarga dapat menjadi terapis begitu klien kembali ke
rumah. Latih pasien menggunakan obat secara teratur:
Jenis-jenis obat yang biasa digunakan pada pasien halusinasi adalah:
a. Clorpromazine ( CPZ, Largactile ), Warna : Orange
Indikasi:
Untuk mensupresi gejala – gejala psikosa : agitasi, ansietas, ketegangan,
kebingungan, insomnia, halusinasi, waham, dan gejala – gejala lain yang
biasanya terdapat pada penderita skizofrenia, manik depresi, gangguan
personalitas, psikosa involution, psikosa masa kecil.
Cara pemberian:
Untuk kasus psikosa dapat diberikan per oral atau suntikan intramuskuler.
Dosis permulaan adalah 25 – 100 mg dan diikuti peningkatan dosis hingga
mencapai 300 mg perhari. Dosis ini dipertahankan selama satu minggu.
Pemberian dapat dilakukan satu kali pada malam hari atau dapat diberikan
tiga kali sehari.Bila gejala psikosa belum hilang, dosis dapat dinaikkan
secara perlahan – lahan sampai 600 – 900 mg perhari.
Kontra indikasi:
Sebaiknya tidak diberikan kepada klien dengan keadaan koma, keracunan
alkohol, barbiturat, atau narkotika, dan penderita yang hipersensitif terhadap
derifat fenothiazine.
Efek samping:
Yang sering terjadi misalnya lesu dan mengantuk, hipotensi orthostatik,
mulut kering, hidung tersumbat, konstipasi, amenore pada wanita,
hiperpireksia atau hipopireksia, gejala ekstrapiramida. Intoksikasinya untuk
penderita non psikosa dengan dosis yang tinggi menyebabkan gejala
penurunan kesadaran karena depresi susunan syaraf pusat,
hipotensi,ekstrapiramidal, agitasi, konvulsi, dan perubahan gambaran irama
EKG. Pada penderita psikosa jarang sekali menimbulkan intoksikasi.
b. Haloperidol ( Haldol, Serenace ), Warna : Putih besar
19
Indikasi:
Yaitu manifestasi dari gangguan psikotik, sindroma gilies de la tourette
pada anak – anak dan dewasa maupun pada gangguan perilaku yang berat
pada anak – anak.
Cara pemberian:
Dosis oral untuk dewasa 1 – 6 mg sehari yang terbagi menjadi 6 – 15 mg
untuk keadaan berat. Dosis parenteral untuk dewasa 2 -5 mg intramuskuler
setiap 1 – 8 jam, tergantung kebutuhan.
Kontra indikasi:
Depresi sistem syaraf pusat atau keadaan koma, penyakit parkinson,
hipersensitif terhadap haloperidol.
Efek samping:
Yang sering adalah mengantuk, kaku, tremor, lesu, letih, gelisah, gejala
ekstrapiramidal atau pseudoparkinson.Efek samping yang jarang adalah
nausea, diare, kostipasi, hipersalivasi, hipotensi, gejala gangguan
otonomik.Efek samping yang sangat jarang yaitu alergi, reaksi
hematologis.Intoksikasinya adalah bila klien memakai dalam dosis melebihi
dosis terapeutik dapat timbul kelemahan otot atau kekakuan, tremor,
hipotensi, sedasi, koma, depresi pernapasan.
c. Trihexiphenidyl ( THP, Artane, Tremin ), Warna: Putih kecil
Indikasi:
Untuk penatalaksanaan manifestasi psikosa khususnya gejala skizofrenia.
Cara pemberian:
Dosis dan cara pemberian untuk dosis awal sebaiknya rendah ( 12,5 mg )
diberikan tiap 2 minggu. Bila efek samping ringan, dosis ditingkatkan 25
mg dan interval pemberian diperpanjang 3 – 6 mg setiap kali suntikan,
tergantung dari respon klien. Bila pemberian melebihi 50 mg sekali
suntikan sebaiknya peningkatan perlahan – lahan.
Kontra indikasi:
Pada depresi susunan syaraf pusat yang hebat, hipersensitif terhadap
fluphenazine atau ada riwayat sensitif terhadap phenotiazine.Intoksikasi
biasanya terjadi gejala – gejala sesuai dengan efek samping yang hebat.
20
BAB 3
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. Z (L/P)
Umur : 36 Tahun
Alamat : Mojokerto
Pendidikan : SDN
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Pekerjaan : Buruh Bangunan
Jenis Kel. : Laki-laki
No CM : 120306
II. ALASAN MASUK
a. Data Primer
Pasien mengatakan dibawa kerumah sakit jiwa karena saya mendengar
suara-suara dan saya melempar barang dirumah.
b. Data Sekunder
Pasien masuk karena marah-marah bicara sendiri 2 hari yang lalu dan
memecahkan barang-barang karena tersinggung dengan omongan
tetangga perilah rumahnya yang kurang layak bicara ngelantur.
c. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Pasien mengatakan hari ini saya masih mendengar suara-suara yang
memerintahkan saya untuk sholat
2. Faktor Penyebab/Pendukung :
a. Riwayat Trauma
Usia Pelaku Korban Saksi
1. Aniaya fisik
2. Aniaya seksual
3. Penolakan
4. Kekerasan dalam keluarga 17 Tahun √
5. Tindakan kriminal
Jelaskan:
Jika ya Jelaskan
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit fisik maupun
gangguan tumbuh kembang.
Pasien pernah dirawat di RSJ lawang sebelumnya, Karena putus obat dan
tidak kontrol
Ada
Tidak
Jika ada:
Hubungan keluarga:
Tidak ada
Gejala:
Tidak ada
Riwayat pengobatan:
Tidak ada
Keterangan
= Meninggal
= Laki-laki = Pasien
= Perempuan
------ = Tinggal serumah
= Hubungan Keluarga
= Pasien
Jelaskan:
Sejak kecil pasien di asuh oleh orang tuanya (Ibu) pola komunikasi antara
keluarga baik, pasien mampu mengambil keputusan secara sederhana tapi bila
ada masalah dalam keluarga ayah dominan sebagai pengambil keputusan.
1. Konsep Diri
a. Citra tubuh:
Pasien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya.
b. Identitas:
Pasien mengatakan nama saya Z umur saya 36 thn, agama saya islam
dan saya bangga sebagai seorang laki-laki karena kuat
c. Peran:
Pasien merupakan anak ketiga dari 7 bersaudara, dirumah sakit pasien
sebagai pasien yang mengikuti kegiatan dan aturan
24
d. Ideal diri:
- Dirumah sakit pasien menginginkan cepat sembuh dan pulang
kerumah dan berharap diterima kembali oleh keluarga dan lingkungan
e. Harga diri:
Pasien mengatakan dirinya merasa tidak diperhatikan oleh keluarganya
sehingga dirinya malu untuk keluar rumah klien selalu menghindar bila
bertemu orang lain karena malu oleh kondisinya sekarang
2. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti/terdekat
Klien mengatakan orang terdekat adalah ibunya
3. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasein mengatakan dirinya beragama islam dan mengatakan bahwa
penyakit yang dialami sekarang adalah cobaan dari Allah dan pasien
meyakini pasien sembuh.
b. Kegiatan ibadah
Selama dirumah selalu melakukan ibadah sholat
Selama di RSJ pasien selalu melakukan ibadah sholat
Diagnosa Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
25
2. Kesadaran (Kuantitas)
Klien sadar penuh dengan nilai GCS 15 (E=4, V=5, M=6)
3. Tanda vital:
TD : 120/70 mm/Hg
N : 82 x/menit
S : 36 CO
RR : 22 x/menit
4. Ukur:
BB : 53 Kg
TB : 156 Cm
5. Keluhanfisik:
Jelaskan :
Klien tidak ada mengeluh sakit pada fisiknya.
VII.STATUS MENTAL
1. Penampilan (Penampilan usia, cara perpakaian, kebersihan)
Jelaskan:
3. Aktifitasmotorik / Psikomotor
Kelambatan :
Hipoaktifitas
Katalepsi
Sub stupor katatonik
Fleksibilitasserea
Jelaskan:
Pasien suka duduk menyendiri tidak mau mengikuti kegiatan tampa
diperintah
Pasien malas berkativitas dan berinteraksi
Peningkatan :
Hiperkinesia,hiperaktifitas Grimace
Stereotipi Otomatisma
GaduhGelisahKatatonik Negativisme
Mannarism Reaksikonversi
Katapleksi Tremor
Tik Verbigerasi
Ekhopraxia Berjalankaku/rigid
Command automatism Kompulsif :sebutkan tidak ada
Jelaskan:
Diagnosa Keperawatan: -
b. Afek
Sesuai Tidaksesuai
Tumpul/dangkal/datar Labil
Jelaskan:
Afek dan ekspresi sesuai dengan stimulus yang diterima seperti wajah
pasien sedih, menunduk
5. InteraksiSelamaWawancara
Bermusuhan Kontak mata kurang
Tidak kooperatif Defensif
Mudah tersinggung Curiga
Jelaskan:
- Kontak mata pasien baik
- Pasien kooperatif saat berkomunikasi
Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial
6. PersepsiSensorik
a. Halusinasi
√ Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penciuman
b. Ilusi
Ada
Tidak ada
Jelaskan:
Isi dari halusinasi
Pasien mengatakan mendengar bisikan yang memerintahnya untuk
melempar barang-barang dan juga menyuruhnya untuk sholat, frekwensi
4-5 kali sehari pada waktu sore dan malam pada saat pasien menyendiri,
saat mendengar suara tersebut pasien langsung mengamuk dan melempar
barang.
Diagnosa Keperawatan: gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran
28
7. Proses Pikir
a. Arus Pikir:
√ Koheren Inkoheren
Sirkumtansial Asosiasilonggar
tangensial Flight of Idea
Blocking Perseverasi
Logorhoe Neologisme
Clang Association Main kata kata
Afasia Lain lain…
Jelaskan:
Pasien diajak berkomunikasi pasien menjawab sesuai dengan
pertanyaan yang diberikan.
b. Isi Pikir
Obsesif Fobia,sebutkan tidak ada
Ekstasi Waham:
Fantasi o Agama
Alienasi o Somatik/hipokondria
Pikiran bunuh diri o Kebesaran
Preokupasi o Kejar / curiga
√ Pikiran isolasi sosial o Nihilistik
Ide yang terkait o Dosa
Pikiran Rendah diri o Sisip pikir
Pesimisme o Siar piker
Pikiran magis o Kontrol pikir
Pikiran curiga Lain lain :
Jelaskan:
Pasien senang menyendiri, malas beraktifitas, malas interaksi
c. Bentuk pikir :
Realistik
Non realistik
Dereistik
Otistik
Jelaskan: pembicaraan pasien sesuai relita kenyataan sekarang
DiagnosaKeperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
29
8. Kesadaran
Orientasi (waktu, tempat, orang)
Jelaskan:
Saat diajak berinteraksi pasien menjawab sesuai dengan pertanyaan
yang diberikan dan tidak keluar dari topik pembicaraan, bisa
mengenal pagi siang malam, sekarang berada di ruang kenari rsj
lawang, pasien mengenal nama perawat nn.T .
Meninggi
Menurun:
Kesadaran berubah
Hipnosa
Confusion
Sedasi
Stupor
Jelaskan:
Pasien tidak mengalami kesadaran yang meninggi maupun yang menurun.
Diagnosa Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
9. Memori
Gangguandayaingatjangkapanjang ( > 1 bulan)
Gangguandayaingatjangkamenengah ( 24 jam - ≤ 1 bulan)
Gangguandayaingatpendek (kurunwaktu 10 detiksampai 15 menit)
Jelaskan:
Jangka panjang pasien mampu mengingat >1 bulan, klien menjawab 3
tahun yang lalu pernah dirawat di RSJ. Jangka menengah: klien mampu
mengingat 12 hari yang lalu pernah mengamuk dan melempar barang-
barang dirumah. Jangka pendek: klien mampu mengingat apa yang
dilakukan hari ini seperti mandi dipagi hari dan makan disiang hari dan
ingat menu makan tadi
Diagnosa Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
b. Berhitung
Jelaskan:
Pasien mampu berhitung sederhana yaitu berhitung 1-10 angka tetapi
harus mendapatkan arahan berulang kali.
Diagnosa Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan.
Jelaskan :
Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam dukungan kelompok
Masalahdenganpekerjaan, spesifiknya
Jelaskan :
Pasien tidak ada masalah dengan pekerjaan
No DATA DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. DS: Pasien mengatakan masih Gangguan persepsi sensori:
mendengar bisikan-bisikan yang halusinasi pendengaran
tidak nyata.
DO:
- Pasien berbicara sendiri
- Pasien menyendiri
- Pasien duduk didekat jendela
- Pasien tertawa sendiri
2 DS: Pasien mengatakan marah-marah Resiko perilaku kekerasan
saat dirumah dan melempar
barang-barang
DO:
- Pasien memandang tajam
- Pasien merasa tidak aman
- Expresi wajah pasien marah jika
kita ajak bicara tentang masalah
dirumah
3 DS: Pasien mengatakan ingin sendiri Isolasi Sosial
tidak mau ditemani oleh siapapun,
malas aktifitas
DO:
- Pasien menyendiri
- Pasien malas untuk beraktivitas
- Pasien merasa malu dan tidak
berguna
4 DS: Pasien mengatakan dirinya merasa Gangguan Konsep Diri:
tidak diperhatikan oleh Harga Diri Rendah
keluarganya,.malu dengan
kondisinya sekarang ini
DO:
- Pasien sering sedih
- Pasien selalu menghindar bila
bertemu mahasiswa
36
Nama Klien : Tn Z
DX Medis : F.23,2 Acute Schizophrenia- like psychotic disoreder
No Cm : 120306
Ruangan : Kenari RSJ Radjiman Wediodiningrat Lawang
lain. b. Bercakap-cakap
- Mengontrol halusinasi dengan orang lain.
dengan melakukan c. Melakukan
kegiatan. kegiatan.
4. Dorong pasien untuk
melakukan tindakan
sesuai dengan cara
yang telah dipilih.
5. Diskusikan dengan
pasien upaya hasil
yang telah dilakukan.
TUK 4: Setelah 1 x pertemuan, 1. Bina hubungan saling
Pasien mendapat klien mendapat percaya dengan
dukungan keluarga dukungan dari keluarga. keluarga klien.
untuk Pasien merasa 2. Buat kontrak
mengendalikan diperhatikan oleh pertemuan dengan
halusinasinya. keluarga. keluarga.
- Keluarga dapat 3. Mendiskusikan
membina hubungan dengan keluarga
saling percaya. tentang pengertian,
- Keluarga mengetahui tanda gejala, proses
halusinasi yang dialami terjadinya, cara yang
pasien dilakukan dengan
- Keluarga mengetahui klien dan keluarga
tindakan yang dilakukan untuk memutuskan
dalam merawat pasien halusinasi, obat, cara
merawat klien
dirumah, beri info
waktu follow up.
4. Beri reinforcement
atas keterlibatan
keluarga.
41
Keluhan Asessment
- Pasien mampu membina hubungan saling
- Pasien sudah mengetahui nama mahasiswa
percaya
Asessment
Planing
- Pasien mampu menbina hubungan saling
Lanjutkan planning perawat SP 1 (TUK 1)
percaya
pasien mampu membina hubungan saling
Diagnosa Keperawatan percaya
Tindakan Keperawatan
- Pasien mampu menbina hubungan saling - Pasien mampu membina hubungan saling
percaya percaya
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran Lanjutkan planning perawat SP 1 (TUK 2) Klien
mampu mengenal halusinasi.
Tindakan Keperawatan
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran - Pasien mau mengobrol dengan mahasiswa
Asessment
Tindakan Keperawatan
- Pasien mampu mengenal halusinasi
47
09.00 WIB TUK 3 : Pertemuan 1 Pasien mengatakan “ saat muncul suara saya
menutup telinga dan saya berkata kamu tidak
Data Obyektif
nyata jangan ganggu saya pergi…. pergi
- Pasien berbicara sendiri
Obyektif
- Pasien bingung
- Pasien sering mondar mandir - Pasien kooperatif
- Pasien gelisah - Pasien menutup kedua telinga
Keluhan - Kontak mata (+)
- Pasien bisa meperagakan cara menghardik
- Pasien mengatakan saat suara bisikan muncul
didepan mahasiswa
klien hanya diam saja tan
Asessment
Asessment
Pasien mampu mengontrol halusinasinya Pasien mampu mengontrol halusinasinya dengan
48
09.00 WIB TUK 3 : Pertemuan 2 Pasien mengatakan “saat muncul suara saya
mengajak teman saya untuk bercaka- cakap”
Data Obyektif
Obyektif
- Pasien berbicara sendiri
- Pasien sering mondar mandir - Pasien kooperatif
- Pasien gelisah - Kontak mata (+)
Keluhan - Pasien bisa meperagakan cara menghardiks
didepan mahasiswa
- Pasien mengatakan saat suara bisikan muncul
- Pasien bercakap – cakap dengan teman
klien menggunakan cara meghardisk
sekamar.
49
Asessment Asessment
09.00 WIB TUK 3 : Pertemuan 3 Pasien mengatakan “ saat muncul suara saya
menutup telingan dan berdoa”
Data Obyektif
Obyektif
- Pasien bercakap-cakap dengan orang sekitar
- Pasien sering mondar mandir - Pasien kooperatif
Keluhan - Kontak mata (+)
- Pasie bisa meperagakan cara menghardiks
Pasien mengatakan saat suara bisikan muncul klien
50
SP 1,2, 3 ( TUK 3) Pasien mampu mengontrol Lanjutkan planning perawat TUK 4 Pasien
halusinasi mendapat dukungan keluarga untuk
mengendalikan halusinasinya
51
BAB 4
LAPORAN KEGIATAN
4.1.3 Hambatan
Hambatan yang di dapat ada beberapa pasien yang kurang memahami dan
harus di jelaskan beberapa kali agar pasien mengerti. Tapi dalam praktiknya ada 6
orang yang mengikuti kegiatan. Tetapi secara umum kegiatan TAK sesi 1 sampai
5 terasa tidak ada kendala karena semua pasien koperatif. Tim berperan sesuai
dengan tugas dan fungsinya masing-masing mulai dari yang bertugas sebagai
Leader, co leader, fasilitator, observer.
4.1.4 Solusi
Solusi dalam kegiatan TAK selanjutnya kelompok harus memilih dan
memilah dulu mana-mana pasien yang wajib dan boleh mengikuti kegiatan TAKS
dan mana pasien yang tidak boleh mengikuti kegiatan TAK.
53
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kegiatan pembentukkan kreativitas ini bukan yang pertama kalinya
diadakan di RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Malang, karena di tahun-
tahun sebelumnya pernah diadakan oleh mahasiswa Prodi Ners Keperawatan
STIKES Eka Harap Palangka Raya, namun antusias para pasien di setiap kegiatan
dalam upaya peningkatan kreativitas selalu ada. Dukungan dari RSJ Dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang Malang sangat diharapkan, agar kegiatan TAK dapat
terlaksana secara berkelanjutan.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan diatas diharapkan pelaksanaan kegiatan TAKS ini
dapat menjadi informasi dan ilmu bagi petugas kesehatan maupun
Mahasiswa/mahasiswi yang berada dan praktik di Rumah Sakit Jiwa Dr.
Radjiman Wediodiningrat Lawang.
Apabila ada kekurangan dalam pembuatan laporan ini, kami menerima
masukan, kritikan dan saran yang membangun penulisan laporan ini sehingga
laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita khususnya pihak yang
memerlukan dan yang akan mengaplikasikan nanti.
54
DAFTAR PUSTAKA
Darmaja, I Kade. 2014. Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Tn.
“S” Dengan Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran Diruang
Kenari Rsj Dr. Radjiman Wedioningrat Lawang Malang. Program Studi
Profesi (Ners) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bakti Indonesia
Banyuwangi.
Yusuf, dkk. (2015). Buku Ajar: Keperawatan Kesehatan Jiwa. Surabaya: Salemba
Medika.