BENTUK INTERVENSI PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF
Gagal jantung adalah ditandai dengan keluhan/kelelahan terus menerus
sepanjang hari, insomnia, nyeri dada dengan aktivitas dispnea pada istirahat atau pengerahan tenaga. Yang ditandai gelisah, perubahan status mental misalnya letargi dan perubahan tanda vital pada saat aktivitas. Berikut intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan ;
1.) Curah jantung menurun berhubungan dengan perubahan kontraktilitas,
miokardial/perubahan inotropik Intervensi : - Auskultasi nadi Apikal: Kaji frekuensi, irama jantung - Catat bunyi jantung - Palpasi nadi perifer - Pantau TD - Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis - Pantau haluaran urine, catat penurunan haluaran dan kepekatan/konsentrasi urine - Kaji perubahan pada sensori, contoh letargi, bingung, disorientasi, cemas dan depresi. - Berikan istirahat semi rekumben pada tempat tidur atau kursi. Kaji dengan pemeriksaan fisik sesuai indikasi. - Berikan istirahat psikologi dengan lingkungan tenang; menjelaskan manajemen medik/keperawatan; membantu pasien menghindari situasi stress. Mendengar atau berespons terhadap ekspresi perasaan/takut. - Berikan pispot di samping tempat tidur. Hindari aktifitas respon valsalva, contoh mengejan selama defekasi, menahan napas selama perubahan posisi. - Tinggikan kaki, hindari tekanan pada bawah lutut. Dorong olahraga aktif/pasif. Tingkatkan ambulasi/aktivitas sesuai toleransi. - Periksa nyeri tekan betis, menurunnya nadi peal, pembengkakan, kemerahan lokal atau pucat pada ekstremitas - Jangan beri preparat digitalis dan laporkan dokter bila perubahan nyata terjadi pada frekuensi jantung atau irama atau tanda toksisitas digitalis. - Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker sesuai indikasi - Berikan obat sesuai indikasi
2. Pola napas tidak efektive berhubungan dengan curah jantung
Intervensi: - monitor pernafasan - monitor usaha dan kedalamam pernafasan - berikan posisi semi fowler - anjurkan pasien untuk lebih rileks dengan nafas dalam - kolaborasi pemberian oksigen tambahan.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen Intervensi : - pantau haluaran urine - catat jumlah dan warna saat hari dimana deuresis terjadi - pantau/hitung masukan dan pengeluaran selama 24 jam - pertahankan posisi duduk atau semifowler selama akut - buat jadwal pemasukan cairan, di gabung dengan keinginan minum - kaji distensi vena jungularis, dan nadi perifer, - ubah posisi sesering mungkin - Tinggikan kaki bila duduk - auskultasi bunyi nafas, catat penurunan dan/atau bunyi tambahan - pantau TD dan CP - kolaborasi: pemberian obat sesuai indikasi: obat deuretik: Tiasid - pempertahankan cairan/pembatasan natrium sesuai indikasi
4. Resiko cidera berhubungan dengan gangguan regulasi
Intervensi - lakukan uji pengelihatan dan - anjurkan keluarga mendampingi pasien saat melakukan aktivitas terutama di malam hari - kolaborasi dalam pemberian obat dan pemberian alat seperrti kaca mata dan alat pendengaran untuk menunjang fungsi pendengaran
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan dengan perubahan persepsi sensori
Intervensi - memeriksa tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas - mengkaji penyebab kelemahan - mengevaluasi peningkatan aktivitas - menganjurkan keluarga mendampingi saat aktivitas - menyelingi aktivitas dengan istirahat.