Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN MODUL EKOLOGI LAHAN BASAH SEBAGAI

MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL DI SMA DALAM UPAYA


MENGEMBANGKAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN
PEMBENTUKAN CALON KADER KONSERVASI BANTARAN SUNGAI

Oleh

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
MARET 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi
keguruan. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.

Banjarmasin, Maret 2015

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pendidikan konservasi dan lingkungan mutlak diperlukan untuk
meningkatkan kepedulian terhadap kelestarian sumber daya alam. Oleh
sebab, itu menanamkan tentang konservasi, pentingnya menjaga satwa-
satwa liar dan memelihara lingkungan sejak dini. Oleh karena itu
pengetahuan tentang konservasi, flora, dan fauna yang terancam punah
sudah saatnya dimasukkan dalam muatan kurikulum mulai tingkat SD,
SMP dan SMA. Pembelajaran konservasi, flora dan fauna yang
terancam punah dan lingkungan hidup hendaknya disampaikan dengan
menarik yang melibatkan aspek kognitif (otak, kecerdasan), afektif
(perasaan), motorik (gerakan), dan sosial (hubungan antar manusia).

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah kelayakan modul Ekologi Lahan Basah yang dapat diajarkan
di SMA sebagai mata pelajaran muatan lokal dalam upaya menumbuhkan
berpikir tingkat tinggi dan pembentukan kader konservasi bantaran sungai
Barito.
2. Bagaimanakah kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa SMA setelah
melakukan pembelajaran dengan menggunakan modul Ekologi Lahan Basah
yang dikembangkan.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Kelayakan modul Ekologi Lahan Basah yang dapat
diajarkan di SMA sebagai mata pelajaran muatan lokal dalam
upaya menumbuhkan berpikir tingkat tinggi dan pembentukan
kader konservasi bantaran sungai Barito.
2. Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa SMA setelah
melakukan pembelajaran dengan menggunakan modul
Ekologi Lahan Basah yang dikembangkan.
Lingkup Penelitian dan Gall (1983) 3. Indikator
dalam Sugiyono keberhasilan
Untuk
(2010). Pembentukan
mengarahkan
kader konservasi
jalannya penelitian, 2. Modul yang
dengan
maka masalah dikembangkan
menggunakan
penelitian dibatasi adalah modul
modul Ekologi
sebagai berikut : Ekologi Lahan
Lahan Basah
Basah
1. Prosedur berdasarkan
Kalimantan
pengembangan Arikunto (1998).
Selatan oleh
yang dilakukan
Dharmono
berdasarkan Borg
(2011).

A. definisi istilah pembuatan urutan penyajian


materi pelajaran, dan
1. modul adalah suatu cara
synthesizing yang mengacu pada
pengorganisasian materi
upaya untuk menunjukkan
pelajaran yang memperhatikan
kepada siswa tentang keterkaitan
fungsi pendidikan. strategi
antara fakta, konsep, prosedur
pengorganisasian materi
dan prinsip yang terkandung
pembelajaran mengandung
dalam materi pembelajaran.
squencing yang mengacu pada
2. BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA DALAM PENELITIAN INI
MELIPUTI EMPAT INDIKATOR YANG DIOBSERVASI SELAMA
KEGIATAN PEMBELAJARAN, YAITU:
a. KOLABORATIF DAN KELOMPOK,
b. MODEL DAN STRATEGI DAYA PIKIR,
c. PROYEK DAN DEMONSTRASI,
d. BELAJAR/ PRAKTIK MANDIRI.
3. KADER KONSERVASI ADALAH SESEORANG/SEKELOMPOK
ORANG YANG DIDIDIK ATAU DITETAPKAN OLEH INSTANSI
PEMERINTAH ATAU LEMBAGA NON PEMERINTAH YANG SECARA
SUKARELA BERPERAN SEBAGAI PENERUS UPAYA KONSERVASI
SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA, BERSEDIA
DAN MAMPU MENYAMPAIKAN PESAN-PESAN KONSERVASI
KEPADA MASYARAKAT. PADA PENEILITIAN INI PENETAPAN
CALON KADER KONSERVASI ADALAH SISWA YANG MEMILIKI
KEMAMPUAN PENGETAHUAN YANG BAIK TENTANG BANTARAN
SUNGAI DAN MEMILIKI SIKAP KEPEMIMPINAN.
B. Manfaat
Bila penelitian ini telah dilaksanakan, maka manfaat yang diharapkan adalah:
1. Memberi informasi pada guru dan calon guru tentang perlunya pengembangan
modul belajar agar tujuan pembelajaran tercapai dalam upaya menumbuhkan
berpikir tingkat tinggi pembentukan calon kader konservasi bantaran sungai
Barito.
2. Memberikan sumbangan bagi guru Biologi agar dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pembelajaran yang akan datang.
3. Memberikan rekomendasi dalam memasukkan mata pelajaran Ekologi Lahan
Basah sebagai muatan lokal dalam upaya menumbuhkan berpikir tingkat
tinggi pembentukan calon kader konservasi bantaran sungai Barito.
4. Bahan acuan penelitian selanjutnya dalam pengembangan modul dalam
proses pembelajaran dan pengaruhnya terhadap hasil belajar dan sikap siswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan adalah jenis penelitian pengembangan
(Research and Development). Menurut Marzuki (1999) penelitian
pengembangan adalah penelitian untuk menemukan dan mengembangkan
suatu prototipe baru atau yang sudah ada dalam rangka penyempurnaan
dan pengembangan sehingga diperoleh hasil yang lebih produktif, efektif dan
efisien.

B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas 2 SMAN Rantau Badauh dan
SMAN 1 Marabahan.

C. Tempat /Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di SMAN Rantau Badauh dan SMAN 1
Marabahan Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan.

D. Instrumen Penelitian 
Beberapa instrument yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
perangkat pembelajaran, perangkat penilaian modul, lembar kerja siswa,
lembar observasi, jurnal pembelajaran, dan soal objektif tes.

E. Teknik Pengumpulan Data 
Teknik  pengumpulan  data  yang  akan dilakukan  dalam penelitian ini
adalah teknik penilaian modul pembelajaran sesuai dengan prosedur
penelitian pengembangan model pembelajaran. Observasi dilakukan untuk
mengamati dan mengambil data aktifitas dan keaktifan belajar mahasiswa
selama proses perkuliahan berlangsung. Data hasil belajar siswa diperoleh
melalui pemberian tes.
Penentuan nilai hasil belajar mahasiswa menggunakan rumus :
F. Teknik Analisis Data 
Data aktivitas siswa akan disajikan secara kualitatif berdasarkan hasil
penelitian. Aspek yang dinilai adalah seluruh aktivitas siswa selama
pembelajaran berlangsung. Untuk data hasil belajar siswa akan disajikan secara
kuantitatif dan dikategorikan sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Adnyana Putu Budi & Desak Made Citrawathi. 2008. Pengembangan modul
biologi berorientasi siklus belajar untuk meningkatkan penalaran dan
keterampilan inkuiri siswa. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
(JPPP) Volume 2 No.3 Desember, 2008. ISSN 1979-7109. Lembaga
Penelitian Undiksha.

Amir, Noorhidayati, Sri Amintarti. (2009). Inventarisasi Lahan Basah obat yang
digunakan masyarakat Dayak Bakumpai di tepian sungai Barito desa Ulu
Benteng Kecamatan Marabahan Kabupaten Barito Kuala. Jurnal Pendidikan
Biologi “ Wahanabio” Edisi 3 Juli, 2010. Unlam Press Banjarmasin.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.

Belawati Octa. 2012. “Pengetahuan, Kepemimpinan, Proses Kinerja, dan


Berpikir Tingkat Tinggi pada Pembelajaran Konsep Objek dan
Permasalahan Biologi Melalui Pendekatan Lingkungan untuk Pembentukan
Calon Kader Konservasi Mangrof”. Tesis Magister Pendidikan Biologi,
Universitas lambung Mangkurat Banjarmasin.
SOAL LATIHAN

Pertanyaan
1. Buatlah daftar isi dari tulisan diatas?
2. Rapikan tulisan diatas?
3. Buatkan halamannya dengan ketentuan yang berlaku di UNLAM?

Anda mungkin juga menyukai