Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ETNOBOTANI

(ABKC 2312)

KAJIAN ETNOBOTANI TUMBUHAN SANGKUANG

(Dracontomelon dao Merr.)

Oleh :
Nadia Astuti
1710119120016
Kelompok XIV

Dosen Pengasuh:
Dr. Dharmono, M.Si.
Mahrudin, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
DESEMBER
2018
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, dimana atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang membahas tentang
“Kajian Etnobotani Tumbuhan Sangkuang (Dracontomelon dao (Blanco) Merr. & Rolfe.).
Shalawat beriring salam tak lupa penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
menerangi semua umat di muka bumi ini dengan cahaya kebenaran.
Penyusunan makalah ini merupakan tugas dalam mata kuliah Etnobotani (ABKC-2312)
sekaligus sebagai wahana pembelajaran bagi pembaca dalam mempelajari pemanfaatan
tumbuhan sangkuang serta kaitannya dengan kearifan lokal.
Dalam penyusunan makalah ini saya telah mendapat bantuan dari beberapa pihak. Untuk
itu dalam kesempatan ini kami bermaksud menyampaikan rasa terima kasih kepada Bapak Dr.
Dharmono, M.Si dan Bapak Mahrudin, S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah
Etnobotani (ABKC-2312) teman-teman mahasiswa FKIP PMIPA Pendidikan Biologi yang sudah
membantu serta orang yang telah memberikan do’a, bantuan dan semangat yang sangat berarti
bagi penulis.
Tak lupa pula penulis berdo’a semoga amal baik mereka mendapat imbalan pahala dari
Allah SWT. Dan penulis juga berharap Laporan Akhir ini juga dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak tertama pembaca yang memerlukannya.
Banjarmasin, 5 Januari 2019

Nadia Astuti
(1710119120016)

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah............................................................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................................................2
1.4 Metode Penulisan............................................................................................................................2
BAB II..........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..........................................................................................................................................2
2.1. Kajian Botani Tumbuhan Sangkuang (Dracontomelon dao Merr.)......................................2
2.2. Kajian Etno-Linguistik Tanaman Sangkuang (Dracontomelon dao (Blanco) Merr. & Rolfe).
....................................................................................................................................................
7
2.3. Kajian Etno-Ekologi Tanaman Sangkuang (Dracontomelon dao (Blanco) Merr. & Rolfe)...7
2.4. Kajian Etno-Ekonomi Tanaman Sangkuang (Dracontomelon dao (Blanco) Merr. & Rolfe).8
2.5. Kajian Etno-Farmakologi Tanaman Sangkuang (Dracontomelon dao (Blanco) Merr. &
Rolfe) 8
Djarwanto.............................................................................................................................................8
2.6. Kajian Etno-Antropologi Tanaman Sangkuang (Dracontomelon dao (Blanco) Merr. &
Rolfe) 9
BAB III......................................................................................................................................................10
PENUTUP.................................................................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Etnobotani merupakan cabang ilmu dari etnobiologi yang mengkaji berbagai pemanfaatan
tumbuhan berdasarkan kearifan-kearifan lokal yang dimiliki suatu komunitas masyarakat. Utami
danHaneda (2010) mengatakan bahwa etnobotani merupakan pewarisan pengalaman hidup,
pengetahuan asli (indigenous knowledge) dan kearifan lokal (local wisdom) mengenai
pemanfaatan tumbuhan yang diturunkan dari nenek moyang suatu komunitas masyarakat ke
anak-cucu merek.
Indonesia dikenal mempunyai keanekaragaman hayati yang tinggi, baik flora maupun
fauna. Selain keanekaragaman hayati tersebut, Indonesia juga memiliki keanekaragaman yang
lain yaitu keanekaragaman suku/etnis yang tersebar diseluruh Indonesia. Setiap suku di Indonesia
mempunyai pengetahuan tradisional yang biasanya diwariskan secara turun-temurun kepada
generasi berikutnya, yang pada umumnya dilakukan secara oral. Salah satu pengetahuan
tradisional yang dimiliki suku di Indonesia yaitu pemanfaatan tumbuhan untuk kebutuhan sehari-
hari.
Pengetahuan tradisional yang dimiliki setiap suku di Indonesia perlu didokumentasikan
melalui kajian etnobotani supaya pengetahuan pemanfaatan tumbuhan yang dimiliki dari setiap
suku tidak hilang ditelan modernisasi budaya. Menurut Soekarman dan Riswan (1992),
etnobotani adalah ilmu yang mempelajari hubungan langsung manusia dengan tumbuhan dalam
kegiatan pemanfaatannya secara tradisional. Adanya modernisasi budaya tersebut di atas dapat
menyebabkan hilangnya pengetahuan tradisional yang dimiliki oleh masyarakat (Santhyami &
Sulistyawati 2010).

1
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana kajian tentang Botani Tumbuhan Sangkuang ?
2. Bagaimana kajian tentang Etno-Linguistik Tumbuhan Sangkuang ?
3. Bagaimana kajian tentang Etno-Ekologi Tumbuhan Sangkuang ?
4. Bagaimana kajian tentang Etno-Ekonomi Tumbuhan Sangkuang ?
5. Bagaimana kajian tentang Etno-Farmakologi Tumbuhan Sangkuang ?
6. Bagaimana kajian tentang Etno-Sosioantropologi Tumbuhan Sangkuang ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kajian tentang Botani Tumbuhan Sangkuang.
2. Untuk mengetahui kajian tentang Etno-Linguistik Tumbuhan Sangkuang.
3. Untuk mengetahui kajian tentang Etno-Ekologi Tumbuhan Sangkuang.
4. Untuk mengetahui kajian tentang Etno-Ekonomi Tumbuhan Sangkuang.
5. Untuk mengetahui kajian tentang Etno-Farmakologi Tumbuhan Sangkuang.
6. Untuk mengetahui kajian tentang Etno-Sosioantropologi Tumbuhan Sangkuang.

1.4 Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode kepustakaan, yaitu
suatu metode informasi atau data empiris yang telah dikumpulkan orang lain, berupa laporan
hasil penelitian atau laporan-laporan resmi, buku-buku yang tersimpan dalam perpustakaan,
maupun buku-buku elektronik yang ada di media online.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kajian Botani Tumbuhan Sangkuang (Dracontomelon dao Merr.)


Kajian botani adalah kajian yang meliputi jenis perakaran, percabangan batang serta
mengukur bagian-bagian batang (tinggi, diameter, interkalar), daun, bunga dan buah
dihabitat aslinya.
Menurut Lemmens 1995 dalam Indriyana (2007) mengklasifikasikan sangkuang sebagai
berikut.
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Dracontomelon
Spesies : Dracortomelon dao Merr
Dracontomelon dao Merr merupakan salah satu jenis dari suku Anacardiaceae.
Tanaman ini umumnya dikenal dengan sebutan dahu. Di Kalimantan disebut dengan
sengkuang, atau disebut basoung di Irian Jaya. Di Malaysia tanaman ini dikenal dengan
nama unkawang atau sarunsab. Jenis ini mempunyai beberapa sinonim yaitu Dacrontomelon
mangiferum Blume, D. Edule (Blanco) Skeels, D. Puberulum Miq, dan D. sylvestre Blume.
Jenis tumbuhan ini tersebar di Cina, India, Myanmar, Thailand, Kamboja, Malaysia, Filipina,
Indonesia, New Guinea sampai ke Kepulauan Solomon. Tumbuhan ini dapat dijumpai di
hutan-hutan primer atau sekunder, di dataran rendah dengan ketinggian sampai dengan 500
m dpl, kadang-kadang dapat ditemui sampai dengan ketinggian 1000 m dpl di area yang
curah hujannya cukup tinggi. Dracontomelon dao dapat tumbuh pada tanah dengan drainase
baik maupun buruk, terutama pada tanah aluvial atau rawa-rawa. Di Kalimantan tumbuhan

3
ini dapat dijumpai pada tanah organol, tanah berhumus atau tanah podsolik merah – kuning
(E.K. Agustin, 2011).
D. Dao merupakan tanaman asli hutan sungai dan kapur yang banyak tersebar di
Kamboja, Cina, India, Malaysia, Myanmar, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon dan
Thailand. Di Indonesia, D.Dao banyak ditemukan di seluruh wilayah Sumatera, Kalimantan
Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Maluku
dan Papua. Pada umumnya, D. Dao tumbuh tersebar pada tanah datar kering atau di pinggir
sungai yang kadang-kadang digenangi air, pada tanah liat atau tanah berbatu. Jenis tanaman
ini menghendaki iklim basah dengan tipe curah hujan A pada ketinggian s/d 1.000 meter
diatas permukaan laut (Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan,2012).
Menurut E.K. Agustin (2011) Dracontomelon dao merupakan pohon dengan tinggi
mencapai 45–55 m. Tinggi pokok batang tanpa cabang antara 20–25 m dengan diameter
batang 1–1,5 m. Permukaan batang kadang-kadang bersisik, berwarna coklat keabuaabuan,
sedangkan bagian dalamnya berwarna merah jambu atau merah.
Tinggi pohon mencapai 55 m dengan tinggi bebas cabang mencapai 25 m dan
diameter batang mencapai 150 cm Kulit batang berwarna coklat kehijauan atau abu-abu
kecoklatan, beralur dangkal dan sedikit mengelupas. Kulit bagian dalam halus berwarna
kuning semu coklat atau semu merah jambu dan terdapat sedikit getah yang berwarna merah
muda pucat. (Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan,2012).

Sumber: Rony Rodd, 2014

Gambar 1.1. Batang Tumbuhan Sangkuang.

4
Tumbuhan sangkuang (Dracontomelon dao (Blanco) Merr. & Rolfe) menurut E.K.
Agustin (2011) memiliki akar papan (banir) dapat mencapai tinggi 6–8 m. Akar banir, yaitu
akar berbentuk seperti papan-papan yang diletakkan miring untuk memperkokoh berdirinya
batang pohon yang tinggi besar (Tjitrosoepomo,2016).

Sumber: Williams, J.B, 2014

Gambar 1.2. Akar Tumbuhan Sangkuang.


Daunnya merupakan daun majemuk gasal yang tersusun spiral, padat pada ujung
ranting. Panjang tangkai daun berkisar antara 6–25 cm dengan jumlah anak daun antara 9–19
pasang, yang tersusun saling bersilangan sampai berhadapan. Panjang daun berkisar antara
4,5–20 cm. dengan lebar 2–7 cm, dengan permukaan halus atau kadang-kadang berbulu
halus (E.K. Agustin, 2011).

National Parks Board, Singapore, 2013

Gambar 1.3. Daun Tumbuhan Sangkuang.

5
Menurut Heyne (1987) tumbuhan sangkuang memiliki tipe perbungaan aksiler atau
terminal, berbentuk tandan. Bunga biseksual, aktinomorfik, sedikit berbau harum, berwarna
putih sampai putih kehijauan. Buah drupe berbentuk bulat dengan diameter kurang lebih 2
cm, berwarna kuning.
Bunga biseksual, bentuk tandan dan bersimetri banyak, sedikit harum, berwarna putih
sampai putih kehijauan. Bunga terdiri dari 5 bagian, berukuran 7-10 cm, panjang malai
sampai 50 cm. Kelopak bunga membulat, mahkota bunga tidak saling menutupi, namun
saling menutup di bagian atas. Bunga berbulu halus di permukaan luar atau pada kedua
permukaan, tetapi ada beberapa yang tidak berbulu Dao berbunga dan berbuah hampir
sepanjang musim. Buah masak pada bulan November-Februari. (Direktorat Perbenihan
Tanaman Hutan,2012).

National Parks Board, Singapore, 2013

Gambar 1.4. Bunga Tumbuhan Sangkuang.

Buah drupe berbentuk bulat, diameter sekitar 2 cm, berwarna kuning. Buah terdiri dari
5 bagian, tiap bagian masing-masing dengan 2 operculum. Kulit buah bagian dalam keras.
Biji terpisah dari kulit, dalam 1 buah rata-rata terdapat 2-3 benih. Bentuk benih bulat pipih
memanjang, berwarna putih. Dalam 1 kg terdapat 70 buah segar atau 520 – 620 benih
(Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan,2012).
Exocarp Dracontomelon berwarna coklat sampai hitam dan mesocarp tipis dan
berdaging. Permukaan endocarp bervariasi dari yang halus hingga menonjol secara nyata
6
atau bergetar. Genus ini bervariasi dalam bentuk, ukuran, dan simetri endokarp yang
mencerminkan jumlah lokulus yang dikembangkan. Jumlah karpel biasanya lima, tetapi
perkembangannya sering tidak merata. Ketika lima lokula kurang lebih sama berkembang,
maka buah dan batu berhamburan menjadi subglobosa. Seringkali dua atau tiga lokula
menjadi membesar sementara yang lain tetap kecil. Dracontomelon costatum Blume luar
biasa karena hanya memiliki satu lokula yang berkembang penuh (empat gagal) dan buah
prolate, sedangkan buah-buahan dalam spesies lain biasanya pentalokular dan oblate. Bagian
melintang khatulistiwa menunjukkan endokarps pentagonal ke melingkar. Letaknya sebagian
besar berbentuk elips. Bagian longitudinal dari drupes menunjukkan bahwa sumbu panjang
dari lokula seperti yang terlihat pada bagian sagital berubah bentuk (Steven. R. Manchester,
et all, 2018).

Steven. R. Manchester, 2018 T Abe Llyod, 2014

Gambar 1.4. Buah Tumbuhan Sangkuang.

7
2.2. Kajian Etno-Linguistik Tanaman Sangkuang (Dracontomelon dao (Blanco) Merr. &
Rolfe)
Berdasarkan hasil dari mewawancarai kakek saya yang bernama Saidi, beliau
mengatakan bahwa beliau menyebut tanaman sangkuang dengan sebutan samkuang, hal ini
karena buahnya yang memiliki rasa asam.

2.3. Kajian Etno-Ekologi Tanaman Sangkuang (Dracontomelon dao (Blanco) Merr. &
Rolfe)
Dracontomelon dao mempunyai beberapa kegunaan. Di beberapa daerah, jenis ini
dimanfaatkan sebagai obat tradisional, kulit kayunya digunakan sebagai obat disentri
sedangkan kulit ini juga dapat diseduh untuk membantu persalinan pada wanita. Selain itu
daun dan bunganya juga digunakan untuk obat. Masyarakat lokal di Papua Nugini
memanfaatkan daun dan bunga sebagai sayur, sedangkan di Maluku dimanfaatkan sebagai
penyedap makanan. Di Filipina, masyarakat memakan buahnya yang terasa manis. Kayu D.
dao mempunyai tekstur yang agak halus, berserat lurus, berwarna kelabu kecoklat-coklatan
atau kehijau-hijauan dengan garis-garis tidak teratur yang berwarna coklat tua bahkan hampir
hitam. Kayunya termasuk dalam katagori kayu perdagangan (Heyne, 1987). Jenis ini dapat
memberikan penghasilan tambahan kepada masyarakat bila dikelola dengan baik. Bukan saja
setelah tanaman ini tumbuh menjadi pohon dan kayunya bernilai komersil (E.K. Agustin,
2011).
Eksplorasi Sumber Daya Genetik BPTP Balitbangtan Kaltim di Kecamatan
Kaliorang, Kutai Timur ditemukan jenis tanaman buah yang oleh masyarakat sekitar sampai
saat ini masih dipertahankan dan dibudidayakan. “Sengkuang” (Dracontomelon dao
(Blanco) Merril and Rolf namanya. Tanaman Sengkuang tumbuh di daerah aliran sungai,
sehingga bisa menjadi penahan erosi. Tanaman ini ditemukan dengan vegatasi sekitar
tanaman berupa tanaman pekarangan antara lain pisang, mangga, awar-awar, rambutan dll.
Buah Sengkuang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk konsumsi langsung dan
sekaligus digunakan untuk bahan memasak ikan. Rasa asam inilah yang digunakan
masyarakat untuk mengurangi bau amis dan menambah rasa pada ikan (Sumarmiyati, 2017)

8
2.4. Kajian Etno-Ekonomi Tanaman Sangkuang (Dracontomelon dao (Blanco) Merr. &
Rolfe)
Setelah melakukan wawancara dengan kakek saya, beliau mengatakan tidak ada lagi
orang yang menjual buah sangkuang, karena tidak tumbuh lagi didaerah kita. Menurut beliau
mungkin di daerah Kalimantan Timur atau Kalimantan Tengah masih banyak tumbuh
dibandingkan di Kalimantan Selatan.

2.5. Kajian Etno-Farmakologi Tanaman Sangkuang (Dracontomelon dao (Blanco) Merr.


& Rolfe)
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Saidi, buah sangkuang dapat dijadikan obat
diare. Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan untuk membuatan obat tersebut adalah bagian
kulit batangnya. Beliau memaparkan cara pembuatan ramuan dengan singkat, kulit batang
sangkuang di potong dengan pisau lalu kira-kita potongannya sebesar telapak tangan orang
dewasa. Kemudian kulit batang yang telah dipotong tadi dicuci hingga bersih lalu direbus
hingga mendidih dan warna air berubah menjadi agak coklat. Setelah itu ditunggu hangat
kemudian disaring dan diminum air saringannya.
Dracontomelon dao kulit batang membantu keluarnya ari-ari pada wanita bersalin
Djarwanto

2.6. Kajian Etno-Antropologi Tanaman Sangkuang (Dracontomelon dao (Blanco) Merr. &
Rolfe)

9
10
Noorhidayah, Sidiyasa, Kade. 2005. Keanekaragaman Tumbuhan Berkhasiat Obat di
Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan.2.2.115-
128

11
BAB III
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
1. Reptil adalah kelompok hewan yang hidupnya bergerak dengan cara merayap,
oleh karena itu disebut juga sebagai hewan melata.
2. Angota-angota reptilia berdarah dingin, eluruh pernapasan dilakukan oleh paru-
paru, kecuali pada beberapa anggota, kulit kering hampir tidak mengandung
kelenjar kulit, tertutup oleh sisik-sisik epidermis atau lempeng-lempeng tulang
dibawah epidermis misal pada buaya.
3. Filum Reptilia memiliki beberapa ordo yaitu Testudinata (Chelonia),
Rhynchocephalia, Squamata, dan Crocodila (Loricata).
4. Sistem organ pada reptil terdiri atas sistem pencernaan, sistem peredaran darah,
sistem pernapasan, sistem ekskresi dan reproduksi serta sistem saraf.
5. Reptil memiliki peranan yang menguntungkan yaitu sebagai predator alami, bahan
pangan, bahan obat-obatan, serta kulitnya dapat diperdagangka. Peranan yang
merugikan yaitu dapat memangsa hewan ternak dan membunuh manusia
contohnya ular.
1.2. Saran
Menyadari penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber
yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pembenihan Tanaman Hutan. 2012. Informasi Singkat Benih Dracontomelon dao
(Blanco) Merr. & Rolfe. (pdf) http://sipth.sim-pdashl.menlhk.go.id/seed/cari_seed. Diakses pada
tanggal 26 Desember 2018.

Tony, Rodd. 2014. Gambar Batang Pohon Sangkuang.


http://tropical.theferns.info/image.php?id=Dracontomelon+dao. Diakses pada tanggal 26
Desember 2018.

Williams, J.B. 2014. Gambar Akar Pohon Sangkuang.


https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Nakatambol_tree,_Dracontomelon_vitiense,_Vatthe_C
onservation_Park,_Espiritu_Santo,_Vanuatu._An_underutilised_tropical_fruit_tree_-_2.jpg.
Diakses pada tanggal 26 Desember 2018.

13
National Parks Board, Singapore, 2013. Gambar Daun Tumbuhan Sangkuang.
https://florafaunaweb.nparks.gov.sg/special-pages/plant-detail.aspx?id=3287. Diakses pada
tanggal 26 Desember 2018.

Sumarmiyati. 2017. Sengkuang Buah Pinggiran yang Kaya Manfaat.


http://kaltim.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?
option=com_content&view=article&id=964:sengkuang-buah-pinggiran-yang-kaya-
manfaat&catid=60:pernik&Itemid=97. Diakses pada tanggal 31 Desember 2018.

14

Anda mungkin juga menyukai