Anda di halaman 1dari 33

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/341432305

PENGELOLAAN TERNAK KAMBING DAN DOMBA

Book · November 2018

CITATIONS READS

0 3,912

4 authors, including:

Peni Patriani
University of Sumatera Utara
30 PUBLICATIONS   9 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Socialization of the Law Animal Livestock and Health Prevention of Productive Female Cattle Slaughter in Tebo District View project

All content following this page was uploaded by Peni Patriani on 16 May 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


1
2
BUKU AJAR

PENGELOLAAN TERNAK
KAMBING DAN DOMBA

Oleh :
Prof. Dr. Ir. Hasnudi, M.S
Dr. Ir. Nurzainah Ginting, M.Sc
Peni Patriani, S.Pt.,M.P
Uswatun Hasanah, S.Pt.,M.Si

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018

3
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT

atas karunia dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyusun buku ajar ini.

Buku ajar Pengelolaan Ternak Kambing dan Domba ini disusun sebagai bahan

pengajaran untuk mata kuliah Ilmu Produksi Ternak Potong bagi mahasiswa

semester VI Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara. Buku ini didesain untuk membantu mahasiswa dan

praktisi di dalam pengelolaan dan pemeliharaan ternak kambing dan domba.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

Dekan Fakultas Pertanian USU dan Ketua Program Studi Peternakan Fakultas

Pertanian USU atas kerjasama yang baik selama ini.

Semoga buku ajar ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan pembaca

lainnya. Saran dan kritik untuk perbaikan buku ajar ini sangat penulis

harapkan.

Medan, November 2018


Penulis

Prof. Dr. Ir. Hasnudi, M.S


Dr. Ir. Nurzainah Ginting, M.Sc
Peni Patriani, S.Pt.,M.P
Uswatun Hasanah, S.Pt, M.Si

4
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR . .................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
I. BANGSA DAN ASAL KAMBING DAN DOMBA .............................. 1
II. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KAMBING
DAN DOMBA ......................................................................................... 18
III. KANDANG DAN PERLENGKAPANNYA.......................................... 25
IV. PAKAN KAMBING DAN DOMBA ..................................................... 32
V. PERKEMBANGBIAKAN KAMBING DAN DOMBA ........................ 42
VI. PEMELIHARAAN KAMBING DAN DOMBA ................................... 47
VII. SELEKSI BIBIT KAMBING DAN DOMBA ........................................ 62
VIII. PENYAKIT KAMBING DAN DOMBA .............................................. 67
IX. SATUAN TERNAK DAN KOEFISIEN TERNAK .............................. 75
X. CONTOH ANALISI EKONOMI BUDIDAYA KAMBING…………. 83
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 85

5
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman
1 : Perbandingan Tingkah Laku Makan Dan Fisiologi
Saluran Pencernaan Kambing Dan Domba ............................................ 13
2 : Perbedaan Fisik (Exterior) Kambing Dan Domba .................................. 14
3 : Perbedaan Sifat Biologis Domba dan Kambing ...................................... 14
4 : Ukuran Dan Tingkat Kepadatan Domba Atau Kambing
Dalam Kandang ....................................................................................... 28
5 : Dosis Pakan Untuk Penggemukan Kambing dan Domba ....................... 39
6 : Daftar Satuan Ternak (ST) ...................................................................... 75
7 : Daya Dukung Tanaman Pangan .............................................................. 76
8 : Jumlah Ternak Per Tenaga Kerja ............................................................ 78
9 : Koefisien Teknis Untuk Kambing dan Domba ....................................... 79

6
DAFTAR GAMBAR

Nomor
Halaman
1 : Model Kandang Panggung Dengan Sistim Atap Monitor ...................... 27
2 : Penempatan Ternak Dalam Kandang ...................................................... 27
3 : Lantai dan Bahan Untuk Membuat Kandang .......................................... 29
4 : Teknik Pemberian Ransum Pada Penggemukan
Kambing dan Domba. ............................................................................. 37
5 : Perawatan Anak Yang Baru Lahir .......................................................... 50
6 : Cara Memotong Kuku Domba Dan Kambing ........................................ 54
7 : Susunan Gigi Kambing/Domba .............................................................. 57
8 : Pencukuran Bulu Domba ........................................................................ 58
9 : Kambing dan Domba Calon Bibit ........................................................... 63
10 : Cacat Tubuh Kambing dan domba .......................................................... 63
11 : Cara-Cara Penularan / Kejadian Penyakit Pada Ternak .......................... 71
12 : Cara-Cara Penularan / Kejadian Penyakit Pada Ternak .......................... 72

7
I. BANGSA KAMBING DAN DOMBA

A. Pendahuluan
Kambing dan domba merupakan ruminansia kecil yang memiliki potensi
cukup besar untuk dikembangkan di Indonesia sebagai sumber produk hewani
yang diambil daging dan susunya. Beternak kambing dan domba memiliki
berbagai keuntungan diantaranya adalah mudah beradaptasi dengan
lingkungan, membutuhkan modal tidak terlalu besar, serta pemeliharaanya
mudah.
Di Indonesia populasi kambing tercatat 17.847.197 ekor pada tahun 2016
dan meningkat menjadi 18.410.379 ekor pada tahun 2017 (Kementerian
Pertanian, 2017). Populasi kambing berkembang salah satunya karena kambing
sangat cocok dengan iklim di Indonesia. Kambing merupakan ternak yang
licah dan gesit dan hasil dari domestikasi hewan liar. Pada awalnya kambing
dimanfaatkan untuk diambil dagingnya dan diperah susunya. Penggolongan
kambing didasarkan pada 4 cara yaitu berdasarkan asal usulnya, kegunaanya,
besar tubuhnya, dan panjang telinganya (Williamson dan Payne, 1993).
Domba merupakan ternak yang mudah dipelihara dan berkembang di
Indonesia. Populasi domba pada tahun 2016 tercatat 15.716.667 ekor
meningkat di tahun 2017 menjadi 16.462.274 ekor (Kementerian Pertanian,
2017). Untuk mengetahui asal-usul domba yang dipelihara di berbagai penjuru
dunia tidaklah mudah, termasuk di Indonesia. Hal tersebut karena jumlah dan
jenis domba yang diternakkan tidaklah sedikit.
Tujuan mempelajari asal-usul kambing dan domba adalah agar dapat
membedakan jenis-jenis domba dan kambing berdasarkan asalnya, produksinya
dan iklim yang cocok untuk pengelolaan ternak tersebut. Pada bab ini dibahas
mengenai asal-usul kambing dan domba bersasal dari luar negeri maupun yang
ada di Indonesia.

B. Bangsa-Bangsa Kambing
Kambing merupakan ruminansia kecil yang populasinya tersebar di
seluruh wilayah Indonesia. Ternak kambing memiliki keunggulan diantaranya
memiliki kemampuan adaptasi terhadap kondisi ekstrim, tahan terhadap

8
berbagai penyakit, cepat berkembang biak dan bersifat profilik. Berikut ini
adalah bangsa kambing yang berkembang dan diternakkan oleh peternak :

1. Kambing Kacang/ Kambing Jawa


Kambing kacang merupakan kambing lokal Indonesia yang disebut juga
sebagai kambing kerikil karena postur badannya kecil, beratnya yang jantan 
30 kg, sedangkan yang betina  20 – 25 kg, lebih dikenal juga di masyarakat
sebagai kambing gembel karena bulunya keriting dan kotor.
Ciri-cirinya :
a. Kambing jantan dan betina bertanduk relatif pendek dan melengkung ke
atas sampai kebelakang.
b. Bentuk hidungnya lurus, leher pendek dan pada kambing jantan tumbuh
janggut di dagunya
c. Warna bulu coklat, hitam, putih dan atau kombinasi warna-warna
tersebut.
d. Leher pendek dan punggung melengkung.
e. Pada umur 6 bulan, kambing kacang sudah dewasa kelamin dan
melahirkan pertama pada umur 12 bulan. Biasanya melahirkan anak
kembar dua dan atau tiga ekor dan jarak beranak lebih pendek.
f. Daun telinga pendek, berdiri tegak dan mengarah ke depan dan ke
samping.
g. Tinggi gumba pada kambing jantan 60-65 cm sedangkan pada kambing
betina 56 cm (Gunawan, 2013)
h. Sebagai penghasil daging dan kulit

2. Kambing Etawah/ Jamnapari


Kambing Etawah berasal dari daerah Jamnapari, India dan di import ke
Indonesia dengan tujuan memperbaiki kambing asli Indonesia yaitu dengan
cara mengawinkannya dengan kambing kacang. Kambing etawa memiliki
tingkat produksi susu, pertumbuhan, dan kemampuan adaptasi baik terhadap
kondisi lingkungan yang ekstrim, karena alasan inilah kambing etawa sering
digunakan untuk memperbaiki mutu kambing lokal di Indonesia. Biasanya

9
kambing Etawah menghasilkan daging dan susu atau tipe dwiguna, hasil
susunya ± 1- 3 liter sehari.
Ciri-cirinya :
a. Ambing besar dengan putingnya yang panjang
b. Postur tubuhnya besar, beratnya bisa mencapai 40 – 70 kg. Kambing
etawa jantan biasanya mencapai bobot 90 kg dan betina hanya 60 kg
c. Memiliki tanduk pendek mengarah ke belakang
d. Produksi susu kambing etawa sangat tinggi yaitu 235 kg per masa laktasi
selama 261 hari, pada puncak laktasinya produksi susu dapat mencapai
3,8 kg per hari (Gunawan, 2013).
e. Panjang badan kambing jantan  85 – 100 cm dan kambing betina 70 –
80 cm.
f. Hidungnya melengkung dan cembung, telinganya panjang dan
menggantung dengan panjang 25-40 cm, lebarnya 8 – 13,5 cm.
g. Kaki panjang dan tegak, tinggi kambing etawah untuk yang betina 75 –
85 cm pada umur 3 tahun.
h. Tinggi gumba untuk kambing betina 70-90 cm dan jantan 90-110 cm
(Widagdo, 2013)
i. Pada kaki bagian belakang sering ditumbuhi oleh bulu yang panjang.
j. Warna bulu bermacam-macam: kebanyakan belang, bercak-bercak hitam
atau merah, coklat dan putih.

3. Kambing Jawarandu
Kambing Jawarandu merupakan hasil persilangan antara kambing
Etawah dan kambing Kacang. Kambing Jawarandu banyak terdapat
disepanjang pantai utara pulau Jawa. Bentuk tubuh dan sifat-sifatnya berada di
antara kambing etawah dan kambing kacang. Produksi susu mencapai 1 – 1 ½
liter per hari. Ciri-ciri kambing jawarandu :
a. Warna bulu hitam, putih, coklat atau kombinasi dari ketiga warna
b. Punggung melengkung ke bawah
c. Telinga lebar dan menggantung
d. Bobot jantan dewasa lebih dari 40 kg dan betina dewasa mencapai 40 kg
e. Merupakan tipe dwiguna yaitu penghasil daging dan susu

10
4. Kambing Gembrong
Kambing Gembrong tersebar di daerah kawasan timur pulau Bali
terutama di Kabupaten Karangasem. Ciri khas dari kambing gembrong adalah
bulunya panjang (Prabowo, 2010). Besar badannya antara kambing etawah dan
kambing kacang, tetapi bukan hasil perkawinan kambing etawah dan kambing
kacang. Kambing ini ada hubungannya dengan kambing kashmir yang di
import ke Nusa Tenggara dan Jawa Barat. Ciri-cirinya kambing gembrong
adalah sebagai berikut:
a. Tanduknya tumbuh subur, panjang dan berkelok
b. Berat kambing gembrong 32-45 kg dan tinggi gumba 58-65 cm.
c. Hidung ada yang lurus ada yang bengkok
d. Pada yang jantan pada dahinya ada jumbal. Jumbal itu sampai menutupi
mata dan mukanya.
e. Jantan dan betina berjenggot
f. Bulunya panjang dan halus terutama pada leher dan punggung bulunya
lebih panjang dan berwarna putih sebagian coklat.

5. Kambing Saanen
Kambing Saanen berasal dari lembah Saanen dari Swiss bagian barat
Pertama di import tahun 1982 dari Belanda ke Bandung dan Kerawang, import
kedua tahun 1978 dari Australia ke seluruh daerah di Indonesia. Kambing ini
dwiguna yaitu penghasil susu dan daging
Ciri-cirinya kambing saanen :
a. Leher panjang, telinga pendek dan tegak dan mengarah ke depan
b. Bulu umumnya putih dan kadang terdapat bercak hitam di bagian
hidung, telinga atau ambingnya
c. Pada masa laktasi produksi susu 740 kg selama 250 hari (Gunawan,
2013).
d. Dada lebar dan dalam
e. Tubuhnya panjang
f. Kaki lurus dan kuat

11
g. Ambing dan puting besar dan lunak
h. Berat badan jantan dewasa 68-91 kg dan betina dewasa 36-63 kg
i. Ekornya tipis dan pendek
j. Sensitif terhadap sinar matahari

6. Kambing Anggora
Kambing Anggora pernah dimasukkan ke Indonesia sebelum Perang
Dunia II dan disebarkan di Jawa Barat. Sekarang kambing ini sudah tidak ada
lagi yang asli. Bangsa kambing ini termasuk bangsa yang besar, rambutnya,
panjang dan bagus yang dinamakan “Mohair”. Warnanya putih bersih dan
mengkilat.
Ciri-ciri fisik kambing angora :
a. Jantan dan betina bertanduk
b. Tanduk jantan spiral dan ujung tanduknya menjauh dari kepala
sedangkan pada betina tanduk relatif kecil cenderung tidak spiral
c. Telinga Tebal terkulai ke bawah
d. Berbulu panjang dan lebat
e. Berat kambing jantan dewasa 55-80 kg dan betina 35-40 kg
f. Karakteristik jantan dan betina mirip dengan domba

7. Kambing Kashmir
Kambing Kashmir sama halnya dengan kambing anggora, pernah di
import ke Indonesia dan disebarkan di Jawa Barat dan Nusa Tenggara.
Kambing ini juga termasuk bangsa kambing yang besar, rambutnya mirip
dengan kambing anggora juga dinamakan mohair, tetapi warnanya abu-abu.
Bangsa kambing ini yang asli sekarang tidak ada lagi. Salah satu keturunannya
adalah kambing gembrong di Bali. Ciri-ciri fisik kambing kashmir (Gunawan,
2013) :
a. Bulunya lebat, halus dan dominan putih (tipe pedaging dan penghasil bulu
untuk membuat pakaian)
b. Bobot badan jantan dewasa 60 kg dan betina 40 kg

12
8. Kambing Marica
Kambing Marica terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan, bentuk dan ciri
kambing ini mirip dengan kambing kacang tetapi lebih kecil jika dibandingkan
dengan kambing kacang. Ciri-ciri kambing marica menurut (Prabowo, 2010) :
a. Penampilan tubuh lebih kecil dibanding dengan kambing kacang
b. Telinga berdiri menghadap samping, arah ke depan
c. Tanduk relatif kecil dan pendek
d. Berat betina 20 kg dan jantan 22 kg
e. Berbulu halus dan warna bulu kecoklatan, hitam, kemerahan atau
kombinasi
f. Panjang badan betina 56 cm dan jantan 58 cm.
g. Gerakan lebih lincah dan agresif.

9. Kambing Samosir
Kambing Samosir terdapat di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.
Kambing Samosir memiliki bentuk hampir sama dengan kambing kacang
tetapi kambing samosir lebih dominan berwarna putih seperti domba. Ciri-ciri
kambing samosir menurut Doloksaribu et.all (2006):
a. Warna bulu putih atau belang putih atau campuran belang putih-hitam
dengan bulu halus
b. Bobot badan betina dewasa 26 kg jantan 20 kg
c. Jumlah kelahiran 1-2 ekor
d. Kaki kuat dan kokoh namun pendek seperti kambing kacang
e. Tanduk keatas dan berwarna kecoklatan
f. Garis muka lurus/ datar

10. Kambing Muara


Kambing muara tersebar di Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli
Utara Sumatera Utara. Kambing Muara merupakan kambing tipe pedaging
yang cukup baik. Ciri-ciri kambing muara (Pamungkas et all, 2009)
a. Bulu berwarna coklat, kemerahan, putih dan hitam
b. Bobot kambing muara jantan 68 kg dan betina 49 kg dengan panjang
badan jantan 96 cm dan betina 75 cm

13
c. Profilik (dapat beranak 2-4 dalam 1 kali kelahiran)
d. Bentuk telinga agak panjang dan menggantung
e. Tubuh kekar dan gagah dengan susunan yang kompak
f. Produksi susu relatif bagus

11. Kambing Kosta


Kambing Kosta tersebar di wilayah Banten, Serang, Padeglang. Kambing
Kosta merupakan persilangan anatara kambing lokal Indonesia dan kambing
Khasmir yang tersebar di wilayah India. Kambing kosta terdaftar sebagai
plasma nutfah Indonesia yang harus dijaga kelestarianya. Ciri-ciri Kambing
kosta adalah :
a. Bentuk tubuh sedang, bentuk hidung rata dan ada yang melengkung
b. Terdapat motif garis sejajar pada bagian kiri juga kanan mukanya
c. Bulu halus dan pendek dengan warna bulu coklat sampai hitam.
d. Bertanduk pendek, telinga tegak
e. Bobot badan betina sekitar 24 kg dan jantan 46 kg

12. Kambing Boer


Kambing Boer berasal dari afrika selatan. Kambing Boer merupakan
kambing tipe pedaging terbaik. Persilangangan kambing jantan Boer dan betina
Etawa/Peranakan Etawa menghasilkan kambing Boerawa sedangkan
persilangan kambing jantan Boer dan kambing betina kacang menghasilkan
kambing Boerka. Ciri-ciri kambing Boer :
a. Tubuhnya panjang dan lebar, berhidung cembung
b. Berbulu putih dan berkaki pendek
c. Telinga panjang dan menggantung
d. Warna kepala coklat muda hingga coklat tua kemerahan, memiliki garis
putih dibawah wajah
e. Bobot kambing Boer jantan 120-150 kg dan betina 80-90 kg

13. Kambing Peranakan Etawa (PE)


Kambing PE merupakan persilangan dari kambing etawa dengan
kambing kacang. Kambing etawa merupakan kambing tipe dwiguna yaitu
dapat menghasilkan daging dan susu.

14
Ciri- ciri kambing PE adalah sebagai berikut:
a. Bentuk muka cembung, dan memiliki janggut di dagu
b. Telinga panjang dan menggantung
c. Ujung tanduk melengkung
d. Bulu memanjang dibagian leher, pundak, punggung dan paha dengan
warna bulu putih, coklat dan hitam
e. Bobot kambing PE betina 40 kg dan kambing PE jantan 60 kg
f. Bentuk garis punggung mengombak ke belakang

14. Kambing Benggala


Kambing Benggala merupakan kambing yang tergolong kecil, dan
tersebar di wilayah Bangladesh. Kambing Benggala secara umum lebih besar
daripada kambing kacang, biasanya di dominasi warna hitam dan warna
kecoklatan. Kmabing Benggala merupakan kambing potong yang umumnya
cukup profikik. Ciri- ciri kambing Benggala ialah:
a. Telinga terkulai menghadap samping dan menggantung
b. Garis muka datar dan garis punggung lurus
c. Bulu sedang dan tanduk mengarah tegak ke belakang
d. Berat kambing jantan antara 40 kg dan betina 38 kg
e. Merupakan tipe pedaging dan profilik

15. Kambing Alpen


Kambing Alpen berasal dari pegunungan Alpen. Kambing alpen
merupakan tipe penghasil susu yang baik dan memiliki daya adaptasi yang
cukup baik. Kambing Alppen tersebar di Amerika dan Perancis. Ciri-ciri
kambing Alpen adalah sebagai berikut:
a. Memiliki bulu berwarna putih, coklat, kelabu, hitam, dengan kombinasi
warna.
b. Di sekitar punggung ada bulu panjang
c. Pada pejantan memiliki janggut
d. Tanduk panjang meruncing kearah belakang
e. Kualitas produksi susu baik

15
16. Kambing Toggenburg
Kambing Toggenburg berasal dari daerah toggenburg di Timur Laut
Swiss. Kambing Toggenburg merupakan kambing tipe perah yang diambil
susunya. Ciri-ciri kambing Togenburg adalah :
a. Telinga tegak ke arah depan
b. Memiliki janggut pada kambing jantan
c. Bulu berwarna merah tua, coklat ataupun dengan bercak putih
d. Hidung cembung dan berbulu halus
e. Bobot badan jantan 80 kg dan betina 60 kg
f. Produksi susu 600 kg / masa laktasinya
g. Masa produktivitas kambing toggenburg jantan 7 bulan dan betina 7-8
bulan.

C. Bangsa-Bangsa Domba

1. Domba Asli Indonesia


Disebut domba lokal atau domba kampong. Karkas atau daging yang
dihasilkan relatif rendah sehingga kurang menguntungkan jika diusahakan
secara komersial. Ciri-ciri domba asli Indonesia :
- Ukuran tubuhnya kecil dengan pertumbuhan yang cukup lambat
- Bulunya kasar dan panjang dengan warna beragam
- Daun telinga kecil dan pendek
- Bobot badan domba jantan antara 30-40 kg dan betina 15-20 kg
- Memiliki ekor kecil dan pendek
- Domba betina bertanduk sedangkan domba jantan bertanduk

2. Domba Ekor Tipis


Domba ekor tipis merupakan domba local di Indonesia dengan
kemampuan adaptasi yang baik. Domba ekor tipis tersebar di wilayah Jawa
Barat dan Jawa Tengah. Ciri-ciri domba ekor tipis :
- Ekor domba kecil dan tipis
- Warna bulu putih, kadang berwarna belang hitam disekitar mata
- Domba betina umumnya tidak bertanduk, domba jantan bertanduk kecil
- Berat domba jantan sekitar 30-40 kg dan betina 15-20 kg

16
3. Domba Ekor Gemuk (DEG)
Domba ini banyak terdapat dari Indonesia bagian Timur : Madura,
Sulawesi dan Lombok. Ciri-ciri domba ekor gemuk :
- Bentuk badan yang lebih besar
- Domba jantan dan betina tidak bertanduk
- Warna domba sebagian besar putih, tetapi kadang berwarna hitam atau
kecoklatan
- Berat badan domba jantan sekitar 50-70 kg sedangkan berat domba
betina 25-40 kg
- Domba jantan bertanduk, tetapi yang betina tak bertanduk
- Tanda-tanda yang khas ialah ekor yang panjang, pada bagian
pangkalnya tempat menimbun lemak yang banyak, sedangkan bagian
ujung ekornya kecil, karena tidak ada lemak.

4. Domba Priangan/ domba Garut


Domba Priangan sering juga disebut dengan domba garut, banyak
terdapat di Jawa Barat. Diperkirakan domba ini hasil persilangan segitiga
antara domba asli Indonesia, domba merino, dan domba ekor gemuk dari
Afrika Selatan. Ciri-ciri domba Priangan ialah:
- Berbadan agak besar, lebar dengan leher yang kuat, bisa digunakan
sebagai domba aduan.
- Domba jantan bertanduk cukup besar, melengkung ke belakang dan
berbentuk spiral, pangkal tanduk kanan dan kiri hampir bersatu,
sedangkan yang betina tidak bertanduk
- Bulunya lebih panjang dan halus dari pada domba asli Indonesia
- Dau telinga kecil dan kokoh
- Berat domba jantan antara 60-80 kg dan betina 30-40 kg
- Ekornya kecil (disebut juga domba ekor kurus)

5. Domba Texel
Domba Texel dikenal dengan nama Dombos (Domba Texel
Wonosobo). Domba texel merupakan tipe pedaging selain itu juga diambil
bulunya/ wol.

17
Ciri-ciri domba texel adalah sebagai berikut:
- Memiliki bulu wol halus dan keriting berbentuk spiral dan warna putih
- Bobot badan domba jantan dapat mencapai 100 kg dan betina 80 kg
- Beranak pertama kali umur 15 bulan
- Dapat melahirkan kembali 8 bulan setelah beranak pertama kali

6. Domba Batur Banjarnegara (Domas)


Domba Batur adalah domba hasil persilangan antara domba ekor
tipis, domba Suffolk dan domba Texel. Domba ini pada awalnya
berkembang di daerah Banjarnegara Jawa Tengah, dan menjadi ikon
Banjarnegara dan kini telah menyebar ke berbagai wilayah Jawa dan
Sumatera. Ciri-ciri domba Batur adalah sebagai berikut:
- Memiliki tubuh panjang, besar dan kuat dan kaki cenderung pendek
- Domba jantan dan betina tidak bertanduk
- Warna bulu dominan putih, kulitnya tipis disbanding domba lainya
- Bebot jantan dewasa 90 – 140 kg dan betina 60 – 80 kg
- Proporsi daginya tinggi dan empuk.

7. Domba Merino
Asal domba Merino dari Asia kecil. Domba merino tersebar di Spanyol,
Inggris dan Australia. Domba merino merupakan penghasil wol terbaik dengan
panjang bulu 10 cm untuk 10 kg wol selain itu juga sebagai penghasil
daging.Ciri-ciri domba merino adalah:
- Yang jantan bertanduk besar dan membelit, tetapi yang betina tak
bertanduk
- Seluruh badannya tertutup wool sampai pada mukanya, sehingga
domba ini termasuk dalam tipe wool
- Berat badan domba jantan 64-79 kg dan betina 45-57 kg (ukuran
sedang)

8. Domba Rambouliet
Asalnya dari domba Merino yang telah lama diternakkan di Perancis.
Domba rambouliet merupakan tipe domba dwiguna yaitu dapat diambil
dagingnya dan sebagai penghasil wol.

18
Ciri-ciri domba Rambouliet :
- Badan besar, padat, dalam dan lebar, tulang-tulangnya kuat
- Kepala tegak dan bergerak lincah
- Domba jantan bertanduk besar, yang betina tak bertanduk
- Penghasil wool dan daging yang baik.

9. Domba Southdown
Berasal dari Inggris. Domba southdown merupakan domba dwiguna
karena dapat menghasilkan daging sekaligus wol. Ciri-ciri domba Southdown
adalah sebagai berikut:
- Tubuhnya relatif kecil, lebar dan bulat, perdagingan padat
- Leher pendek dan tebal
- Garis punggung sampai ke muka lurus
- Kaki pendek, telinga pendek
- Tak bertanduk baik jantan maupun betina
- Penghasil daging dan wol yang sangat baik

10. Domba Suffolk


Domba Suffolk didatangkan dari Australia ke Indonesia pada tahun 1975.
Domba Suffolk merupakan domba tipe pedaging dan penghasil bulu. Ciri- ciri
domba Suffolk adalah sebagai berikut :
- Memiliki warna hitam pada wajah
- Tidak memiliki tanduk
- Telinga panjang, hitam dan bertekstur halus
- Leher panjang, kokoh dan bahu lebar
- Lapisan wol berserat rapat dan halus
- Kulit berwarna merah muda dan halus

11. Domba Dorset


- Domba dorset berasal dari Inggris dan masuk ke Indonesia melalui
Australia. Domba dorset merupakan domba tipe dwiguna karna dapat
diambil daging dan bulunya. Ciri –ciri domba dorset adalah sebagai
berikut :
- Domba dorset memiliki tubuh panjang, lebar, dalam

19
- Domba jantan memiliki bobot sekitar 100 kg sedangkanbetina 80 kg.
- Domba jantan dan betina tidak memiliki tanduk
Ada perbedaan yang jelas antara kambing dan domba seperti yang disajikan
pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Perbandingan Tingkah Laku Makan Dan Fisiologi Saluran


Pencernaan Kambing Dan Domba

No. Karakter Kambing Domba

1 Aktifitas Berdiri dengan Berjalan dengan


kedua kaki dan jarah lebih dekat
berjalan dengan
jarak yang lebih
jauh
2 Cara makan Pemakan semak dan Pemakan rumput dan
lebih memilih kurang memilih
3 Daun semak dan pohon Sangat suka Kurang suka
4 Pakan yang terdiri Suka memilih Kurang memilih
berbagai jenis
5 Kemampuan merasa Lebih tajam Kurang tajam
6 Tingkat sekresi ludah Lebih besar Sedang
7 Daur ulang urea pada liur Lebih besar Kurang
8 Komsumsi bahan kering
- Untuk pedaging 3% dari berat badan 3% dari berat badan
- Untuk menyusui 3% dari berat badan 3% dari berat badan
9 Efisiensi pencernaan Lebih efisien Kurang efisien
hijauan kasar
10 Waktu penyimpanan Lebih lama Lebih pendek
pakan dalam pencernaan
11 Komsumsi air per satuan Lebih rendah Lebih tinggi
komsumsi pakan (bahan
kering)
12 Konsentrasi NH3 dalam Lebih tinggi Lebih rendah
rumen
13 Efisiensi pemakaian air Lebih efisien Kurang efisien

Tingkat penggantian Lebih rendah Kurang tinggi


14 Kecepatan penggunaan Lebih nyata Kurang nyata
lemak selama waktu
kekurangan pakan
15 Dehidrasi Sedikit air yang Relatif banyak air
- Kotoran hilang yang hilang
- Air seni Lebih pekat Kurang pekat
16 Tanin Lebih tahan Kurang tahan

20
Tabel 2. Perbedaan Fisik (Exterior) Antara Kambing dan Domba
No Karakter Kambing Domba

1 Lekuk air mata Tidak ada Ada lekuk


2 Ekor Ke atas Ke bawah
3 Kuku Tidak ada saku Ada saku
diantara 2 kuku
4 Kelenjar bau dipangkal ekor Mempunyai Tidak mempunyai
5 Janggot Berjanggot Tidak ada
6 Tanduk Jarang Berpenampang segi
berpenampang tiga
bentuk kotrek Bentuk spiral

Tabel 3. Perbedaan sifat biologis antara domba dan kambing


No Sifat Biologis Domba Kambing
1 Siklus birahi 17 hari 14-21 hari
2 Lama Birahi 30 jam 24-36 jam
3 Birahi Pertama 8-10 bulan 10-12 bulan
4 Perkawinan I 18 bulan 10-12 bulan
5 Perkawinan II 34 bulan 24 bulan
6 Lama Bunting 141-159 hari 147 hari
7 Umur disapih 5-6 bulan 4 bulan

8 Interval beranak 7-8 bulan 7-8 bulan


9 Jumlah anak 1-4 ekor 1-3 ekor

10 Dewasa Tubuh 18-24 bulan 18-20 bulan

11 Kebiasaan merumput Pagi dan sore Sepanjang hari

12 Sifat bergerombol Besar kurang


13 Berat lahir 1-4 kg 3-5 kg
14 Berat karkas 8,7 kg (kurus) 9,7 kg (kambing
11,3 kg (gemuk) kacang)
11,8 kg (kambing
peranakan)
15 Berat Hidup 18,8 kg (kurus) 21,14 kg (kambing
23,9 kg (gemuk) kacang)
25,2 kg (peranakan)

21
Rangkuman
1) Bangsa dan jenis kambing yang berkembang saat ini meliputi : Kambing
Kacang, Etawah, Jawarandu, Gembrong, Saanen, Anggora, Kashmir,
marica, Muara, Samosir, Kosta, Boer, Benggala, Peranakan Etawa,
Toggenburg dan alpen.
2) Bangsa dan jenis domba meliputi: Domba asli Indonesia, domba ekor
gemuk, domba ekor tipis dan domba pariangan sedangkan domba dari luar
negeri meliputi: Domba Marino, Ramboliet, Dorset, Southdown dan
Sufflok.
3) Perbedaan antara domba dan kambing meliputi : perbedaan fisiologi,
perbedaab saluran cerna, tingkah laku dan fisik

Evaluasi dan Soal Pelatihan Bab I


1. Sebut dan Jelaskan 3 jenis bangsa kambing yang berkembang di Indonesia
beserta ciri-cirinya!
2. Sebutkan kambing tipe perah/penghasil susu!
3. Sebutkan kambing tipe pedaging!
4. Sebut dan jelaskan 3 jenis domba yang berkembang di Indonesia!
5. Sebut dan jelaskan ciri-ciri domba yang asalnya dari luar negeri!
6. Domba apa saja jenis yang menghasilkan susu, wol dan pedaging?
7. Apa perbedaan domba dan kambing berdasarkan perbedaan fisik dan
tingkah lakunya?
8. Apa saja perbedaan biologis domba dan kambing?

Reverensi Bab I
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian.
2017.Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2017. Direktoran
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Http://ditjen pkh.
Pertanian.go.id.
Dolokaribu M, Batubara A, Elieser S.2006. Karakteristik Morfologik Kambing
Spesifik Lokal di Kabupaten Samosir Sumatera Utara. Seminar Nasional
Teknologi Peternakan dan Veteriner, Hal 544-549.
Gunawan, H. 2013. Prospek Penggemukan Kambing Potong. Pustaka Baru
Press,Yogyakarta.

22
Pamungkas FA, Batubara A, Doloksaribu M, Sihite E. 2009. Petunjuk Teknis
Potensi Plasma Nutfah Kambing Lokal Indonesia.Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan, Medan.
Widagdo, D. 2013. Etawa Taktis dan Jitu.Hafamira, Jawa Tengah.
Prabowo A.2010.Petunjuk Teknis Budidaya Ternak Kambing.Balai Pengkajian
Teknologi Petanian Sumatera Selatan.
Williamson, G. dan W. J. A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah
Tropis (Diterjemahkan oleh S.G.N.D. Darmadja). Edisi 1 Gadjah Mada
University Press Yogyakarta.

23
Sesi Perkuliahan Ke : I dan II

I. Kemampuan Akhir yang Diharapkan :


1. Mahasiswa dapan menjelaskan dan memahami tentang jenis kambing
dan domba berdasarkan asal-usulnya
2. Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami perbedaan antara domba
dan kambing
Deskripsi Singkat :
Kambing dan domba merupakan ruminansia kecil yang memiliki potensi
cukup besar untuk dikembangkan di Indonesia sebagai sumber produk
hewani yang diambil dagingnya. Beternak kambing dan domba memiliki
berbagai keuntungan diantaranya adalah mudah beradaptasi dengan
lingkungan, membutuhkan modal tidak terlalu besar, serta pemeliharaanya
mudah. Tujuan mempelajari asal-usul domba dan kambing adalah agar
dapat membedakan jenis-jenis domba dan kambing berdasarkan asalnya,
produksinya dan iklim yang cocok untuk ternak tersebut.

II. Bahan Bacaan :


1. Dolokaribu M, Batubara A, Elieser S.2006. Karakteristik Morfologik
Kambing Spesifik Lokal di Kabupaten Samosir Sumatera Utara.
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Hal 544-549.
2. Gunawan, H. 2013. Prospek Penggemukan Kambing Potong. Pustaka
Baru Press,Yogyakarta.
3. Pamungkas FA, Batubara A, Doloksaribu M, Sihite E. 2009. Petunjuk
Teknis Potensi Plasma Nutfah Kambing Lokal Indonesia.Pusat
Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Medan.
4. Widagdo, D. 2013. Etawa Taktis dan Jitu.Hafamira, Jawa Tengah.
5. Prabowo A.2010.Petunjuk Teknis Budidaya Ternak Kambing.Balai
Pengkajian Teknologi Petanian Sumatera Selatan.
6. Williamson, G. dan W. J. A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan di
Daerah Tropis (Diterjemahkan oleh S.G.N.D. Darmadja). Edisi 1
Gadjah Mada University Press Yogyakarta.

III. Bacaan Tambahan


Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian
Pertanian. 2017.Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2017.
Direktoran Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Http://ditjen pkh.
Pertanian.go.id

IV Pertanyaan Soal dan Tugas


1. Sebut dan Jelaskan 3 jenis bangsa kambing yang berkembang di
Indonesia beserta ciri-cirinya!
2. Sebutkan kambing tipe perah/penghasil susu!
3. Sebutkan kambing tipe pedaging!
4. Sebut dan jelaskan 3 jenis domba yang berkembang di Indonesia!
5. Sebut dan jelaskan ciri-ciri domba yang asalnya dari luar negeri!

24
II. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
KAMBING DAN DOMBA

A. Pendahuluan
Ternak kambing dan domba seperti halnya mahluk hidup lainnya yaitu
mengalami pertumbuhan terus-menerus. Pertumbuhan ini dimulai semenjak
kambing dan domba masih di dalam rahim sampai menjadi dewasa. Adapun
yang dimaksud dengan pertumbuhan disini adalah berkenaan dengan
peningkatan berat hidup kambing dan domba sampai mereka mencapai berat
tertentu sesuai dengan kemasakan tubuh. Pertumbuhan merupakan proses
bertambahnya ukuran seperti tinggi, berat dan volume dan tak dapat kembali ke
bentuk semula sebagai contoh adalah pertambahan berat dan tinggi badan sapi.
Sedangkan yang dimaksud dengan perkembangan adalah berkenaan dengan
suatu perubahan bentuk tubuh, misalnya pertumbuhan jaringan ambing pada
saat kambing dan domba mengalami kebuntingan. Perkembangan merupakan
suatu proses biologis suatu ternak untuk mencapai tingkat kedewasaan dapat
berupa bentuk, susunan, dan fungsi organ tubuh mencapai kedewasaan.
Sebagai contohnya adalah kematangan organ-organ reproduksi domba dan
kambing. Berbagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan antara lain :
- Faktor genetik: gen dapat mempengaruhi sifat mahluk hidup misalnya
bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna bulu
- Faktor hormonal: tiroksin mempengaruhi pertumbuhan, somatomedin
mempengaruhi pertumbuhan tulang
- Faktor external: suhu, cahaya dan air juga mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan ternak

B. Pertumbuhan Sebelum Lahir


Kehidupan kambing dan domba dimulai semenjak konsepsi, yakni pada
saat bersatunya sel telur dengan sel jantan. Pada saat itu dari masing-masing
tetua mereka memberikan separuh substansi (faktor alam) kepada
keturunannya, walaupun variasinya atau presentasenya berbeda.

25
Pada awal kebuntingan perkembangan foetus berlangsung sangat lambat.
Foetus itu diselubungi suatu cairan dan jaringan yang terdapat di dalam uterus.
Cairan tersebut berfungsi sebagai tilam yang berguna untuk melindungi foetus
terhadap segala kemungkinan yang membahayakan keselamatannya sewaktu
masih di dalam kandungan. Misalnya kambing/domba sering kena benturan
dari luar akibat perkelaian, pukulan kawan dengan tanduk, tergelincir, dan lain
sebagainya. Dengan adanya tilam tadi, maka foetus dalam batas-batas tertentu
akan tetap aman dan terlindung.
Pertemuan sel telur dan sperma menghasilkan zigot yang selanjutnya
berkembang menjadi beberapa tahap yaitu pembelahan zigot,
morula/pembelahan sel, blastula, gastrula dan organogenesis. Pada fase-fase
kebuntingan berikutnya, pertumbuhan dan perkembangan foetus berlangsung
cepat, apalagi pada akhir masa bunting. Akibat proses pertumbuhan ini pula,
akhirnya foetus mendesak cairan dan jaringan yang menyelubunginya. Pada
saat itu para peternak harus menyediakan makanan yang bermutu. Ingatlah
bahwa pada akhir pertumbuhan ini, 2/3 bagian pertumbuhan foetus (janin) itu
hanya berlangsung singkat, yakni hanya 1/3 waktu daripada seluruh waktu
kebuntingan. Embriogenesis adalah proses pertumbuhan embrio yang meliputi
pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel.

C. Berat anak kambing/domba waktu lahir


Besarnya anak kambing/domba waktu lahir ditentukan oleh :
- Pakan induk selama bunting
- Bangsa kambing/domba
- Jumlah anak yang dikandung
- Jenis kelamin
Diantara keempat faktor ini yang terpenting ialah faktor keturunan dan
jumlah anak yang dilahirkan. Anak kambing/domba yang diturunkan dari
bangsa yang besar akan tumbuh menjadi kambing/domba yang besar pula,
apabila pemeliharaan atau kondisi memadai. Jika jumlah anak yang dikandung
itu hanya 2 ekor, maka mereka akan lebih besar daripada kalau akan dalam
kandungan itu berjumlah sampai 3 ekor. Anak kambing/domba yang waktu

26
lahir berat akan tumbuh tinggi adalah sangat penting, sebab hal ini akan
berpengaruh besar terhadap pertumbuhan lebih lanjut.
Anak kambing/domba yang sehat dan berat di waktu lahir, akan tumbuh
lebih cepat, terutama pada umur dua tiga minggu yang pertama. Hal ini pernah
dibuktikan adanya anak domba yang lahir hanya seekor dengan berat 7 kg. Jika
ia dipiara baik-baik, dalam waktu 10 – 12 minggu saja bisa mencapai berat 36
kg. Tetapi kambing/domba yang waktu lahir beratnya hanya 4 kg, untuk
mencapai berat yang sama memerlukan waktu 2 minggu lebih.

D. Pertumbuhan Sesudah Lahir


Semua jenis hewan pada umumnya akan mengalami proses pertumbuhan
yang sama, yakni pada awalnya pertumbuhan itu berlangsung lambat,
kemudian semakin lama semakin meningkat lebih cepat. Pertumbuhan tersebut
akhirnya kembali lebih lambat pada saat kambing/domba itu mendekati
kemasakan tubuh. Pertumbuhan yang paling cepat dialami pada beberapa bulan
pertama saja. Namun demikian perlu diingat bahwa pertumbuhan ini bisa
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
- Faktor genetis atau keturunan
- Faktor lingkungan, seperti iklim dan tatalaksana
Faktor keturunan ini lebih membatasi kemungkinan pertumbuhan dan besarnya
tubuh yang bisa dicapai. Sedangkan lingkungan seperti pemberian makanan,
pencegahan/pemberantasan penyakit serta tatalaksana akan menentukan tingkat
pertumbuhan dalam mencapai kedewasaan.

E. Gelombang Pertumbuhan Yang Dialami Ternak Kambing dan Domba

1. Pertumbuhan Awal
Pada saat kambing dan domba itu lahir, kepalanya relatif besar, kaki
panjang, tubuh kecil. Pada saat telah mencari kedewasaan, maka proporsi
tubuh menjadi serasi, karena kepala kecil, kaki pendek. Proses pertumbuhan
kambing/domba semenjak di dalam kandungan tidak serentak, melainkan
masing-masing bagian tubuh mengalami laju pertumbuhan yang berbeda-beda.
Disini terlihat bahwa kepala dan kaki sebagian kerangka tubuh, tumbuh lebih
awal daripada bagian lain. Sedangkan tubuh, terutama pada bagian punggung

27
dan paha tumbuh kemudian terbentuknya karkas. Pada saat pasca sapih
pertumbuhan anak kambing akan ditentukan oleh berbagai faktor seperti
potensi genetic dan daya dukung faktor lingkungan terutama jumlah dan
kualitas pakan yang dikonsumsi (Sutama, 1999).
Pertumbuhan menjadi karkas terdiri atas 3 jaringan utama yakni :
- Tulang yang membentuk kerangka
- ototyang membentuk daging, dan
- fat (lemak)
Ketiga jarigan tubuh ini tumbuh sangat teratur dan serasi. Ketiga jaringan
tersebut, jaringan tulanglah yang tumbuh paling awal, kemudian disusul oleh
pertumbuhan otot yang menyelubungi kerangka. Sedangkan lemak (fat)
tumbuh terakhir dan tumbuh paling cepat pada saat domba itu mendekati
kemasakan tubuh. Ternak kambing dan domba yang masih muda presentase
tulangnya lebih tinggi, tetapi sebaliknya presentase daging dan fatnya rendah.
Hal ini adalah suatu yang sangat ironis, sebab umumnya konsumen
menghendaki daging kambing dan domba muda.
Peternak harus pandai memproduksi daging-daging domba muda dengan
jalan memberikan ransum yang baik, semenjak awal hidup mereka. Sehingga
hasil karkas akhir yang dimiliki mencapai proposisi yang maksimum. Kambing
dan domba yang dipotong jauh sebelum mendekati kemasakan, lemaknya
sangat rendah. Sehubungan dengan gelombang pertumbuhan yang dialami
ternak kambing dan domba ini, maka ada domba yang “masak awal” dan ada
pula domba yang “masak lambat”

2. Kambing dan Domba Yang Masak Awal


Bagi kelompok kambing/domba yang termasuk masak awal, laju
pertumbuhannya sangat cepat. Dengan demikian kelompok kambing/domba ini
apabila dimasukkan sebagai produksi daging atau sebagai kambing/domba
potongan bisa digemukkan dan dijual lebih awal. Termasuk bangsa
kambing/domba penghasil daging yang masak awal, misalnya: Southdown,
Ryeland

28
3. Kambing dan Domba Yang Masak Lambat
Bangsa-bangsa yang masak lambat ini, laju pertumbuhannya rendah.
Sehingga apabila domba ini dipiara dengan tujuan penggemukan diperlukan
waktu yang lebih lama. Dengan demikian hal ini menuntut jumlah makanan
yang lebih banyak, sehingga nilai ekonomis dalam usaha ternak tersebut
menjadi berkurang. contoh bangsa domba ini ialah : Lincoln, Leicester, domba
asli Indonesia.

F. Perubahan Organ Tubuh


Perubahan yang terjadi pada tubuh ternak kambing dan domba adalah
seirama dengan laju pertumbuhan yang terjadi pada organ tubuh bagian dalam.
Organ tubuh utama yang mengalami perkembangan, pertama-tama adalah otak,
kedua jantung, dan ketiga sistim alat perncernaan. Sampai beberapa waktu
yang cukup lama organ atau alat reproduksi dan jaringan ambing domba betina
tak mengalami suatu perkembangan apapun.
Seperti telah dijelaskan di muka bahwa ternak kambing dan domba
waktu lahir memiliki pertumbuhan otak yang baik, demikian pula paru-paru
dan jantungnya. Sistem alat pencernaannya baru bisa tumbuh dengan baik
sesudah mencapai umur 3 minggu. Sedangkan alat reproduksi mulai tumbuh
dan berfungsi pada saat kambing dan domba mencapai umur 6-8 bulan.
Ambing dalam waktu yang cukup lama tidak akan tumbuh, kecuali apabila
domba tersebut mengalami masa laktasi.

29
Rangkuman

1. Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran seperti tinggi, berat


dan volume dan tak dapat kembali ke bentuk semula sebagai contoh adalah
pertambahan berat dan tinggi badan sapi.
2. Perkembangan adalah berkenaan dengan suatu perubahan bentuk tubuh,
misalnya pertumbuhan jaringan ambing pada saat kambing/domba
mengalami kebuntingan. Perkembangan merupakan suatu proses biologis
suatu ternak untuk mencapai tingkat kedewasaan dapat berupa bentuk,
susunan, dan fungsi organ tubuh mencapai kedewasaan. Sebagai contohnya
adalah kematangan organ reproduksi.

Evaluasi dan Soal Pelatihan Bab II


1. Jelaskan pengertian beserta contoh pertumbuhan
2. Jelaskan pengertian beserta contok perkembangan
3. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan & perkembangan
4. Pertumbuhan menjadi karkas terbentuk melalui tahap apa saja?

Daftar Pustaka
Soenardirahardjo B.P.2017.Teratologi pada Hewan dan Ternak. Fakultas
Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya

I.K. Sutama.I.G.M, Budiarsana, I.W. Mathius. Dan E. juarini. 1999. Growth


and sexual development of Etawah-cross kids from does of different
levels of milk production. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 4 (2): 95-
100.

30
DAFTAR PUSTAKA

Anisa Pusparini, H.Idrijani, S.Nurachmah.2015.Seleksi Awal Performa


Calon Bibit Domba Garut Jantan dan Betina di UPTD BPPTD Margawati
Garut. Universitas Padjajaran

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian


Pertanian. 2017.Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2017.
Direktoran Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Http://ditjen pkh.
Pertanian.go.id

Dolokaribu M, Batubara A, Elieser S.2006. Karakteristik Morfologik


Kambing Spesifik Lokal di Kabupaten Samosir Sumatera Utara. Seminar
Teknologi dan Peternakan Veteriner.

Chalid Talib, R.H. Matondang, T. Herwati. Model Pembibitan Kambing dan


Domba di Indonesia.2011.Workshop Nasional Diversifikasi Pangan Daging
Ruminansia Kecil.Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor

Goodwin D.H. 1981. Sheep Management and Production 2nd Ed.


Hutchington & Co. Ltd. London

Gunawan, H. 2013. Prospek Penggemukan Kambing Potong. Pustaka Baru


Press,Yogyakarta

I.K. Sutama.I.G.M, Budiarsana, I.W. Mathius. Dan E. juarini. 1999. Growth


and sexual development of Etawah-cross kids from does of different levels
of milk production. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 4 (2): 95-100.

Ludgate, P.J. 1989. Penelitian Ternak Kambing dan Domba di Pedesaan


(Kumpulan Peragaan). Balai Penelitian Ternak, Puslitbangnak,
Balitbangtan, Departemen pertanian, Jakarta

K.H. Nugroho. 2017. Perencanaan Usaha Pembibitan Sapi Perah.


Kementerian Pertanian.BPTUHTP Baturaden

Kurniasih N.N. A M Fuah, R Priyanto.2013.Karakteristik dan Reproduksi


Perkembangan Populasi Kambing Peranakan Etawa di Lahan Pasca galian
Pasir. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Vol I No.3

Spesifik Lokal di Kabupaten Samosir Sumatera Utara. Seminar Nasional


Teknologi Peternakan dan Veteriner, Hal 544-549

MT. Farm dan Bagus Hariyanto.2012. Bisnis Penggemukan Domba.PT


Agromedia Pustaka, Jakarta

Mitra farm Tani. 2018. Untung dari Bisnis Domba dan Kambing ala MT
Farm. PT AgroMedia Pustaka. Jakarta

31
Pamungkas FA, Batubara A, Doloksaribu M, Sihite E. 2009. Petunjuk
Teknis Potensi Plasma Nutfah Kambing Lokal Indonesia.Pusat Penelitian
dan Pengembangan Peternakan, Medan

Spedding, C.R.W, 1970. Sheep Production and Frazing Management 2nd


Ed. Bailliere, Tindal & Cassel, London
Suparman.2007. Beternak Kambing. Azka Press.Jakarta
Syarief, M. Z. dan C. D. A. Sumoprastowo. 1985. Ternak Perah.
CV.Yasaguna. Jakarta

Prabowo A.2010.Petunjuk Teknis Budidaya Ternak Kambing.Balai


Pengkajian Teknologi Petanian Sumatera Selatan.

Soenardirahardjo B.P.2017.Teratologi pada Hewan dan Ternak.Fakultas


Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya

Sugeng, Y.B. 1985. Beternak Domba. Penelitian Swadaya, Jakarta

Widagdo, D. 2013. Etawa Taktis dan Jitu.Hafamira, Jawa Tengah

Yunus, A. 2013. Panduan Budidaya Kambing Etawa.Pustaka Baru Press,


Yogyakarta

Williamson, G. dan W. J. A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah


Tropis (Diterjemahkan oleh S.G.N.D. Darmadja). Edisi 1 Gadjah Mada
University Press Yogyakarta

32
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai