Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN

MANAJERIAL, KEPEMIIKAN INDIVIDUAL, KEPEMILIKAN ASING,


KEPEMILIKAN NEGARA, KEPEMILIKAN KELUARGA,
KEPEMILIKAN MASYARAKAT, KAP, DEWAN KOMISARIS, KOMITE
AUDIT, DAN DEWAN DIREKSI TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA
DATA KONVENSIONAL DAN DATA SYARIAH DI TAHUN 2010-2018

OLEH

CLARENSIA ANJALI (180503112)

MEININA KARLINA TARIGAN (18050390)

LOLA YOLANDA GINTING (180503113)

PROGRAM STUDI STRATA 1

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2020
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Menurut Teori Keagenan, teori ini mencoba memahami hubungan antara


dua kelompok orang yakni kepentingan antara agen dan prinsipal. Prinsipal sebagai
pemegang saham sedangkan agen sebagai pihak manajemen. Prinsipal akan
mengontrak seorang agen untuk mengelola dan mengoperasikan perusahaan selain
itu prinsipal adalah seseorang menyediakan dana untuk kegiatan operasi
perusahaan serta berkewajiban memberi imbalan atas jasa yang dilakukan agen,
sedangkan agen bertanggung jawab mengelola dan mengoprasikan perusahaan
serta wajib melaporkan segala aktivitas yang dilakukan pihak manajemen
mengenai operasi perusahaan dalam bentuk laporan keuangan. Mengingat ini
kekuasaan yang didelegasikan kepada agen, teori agensi mengasumsikan bahwa
agen, didorong oleh kepentingan pribadi, akan melakukan kegiatan yang akan
memaksimalkan kepentingan pribadinya, terkadang dengan cara yang dapat
membahayakan situasi ekonomi para pelaku (Deegan dan Unerman, 2011). Salah
satu metode yang disarankan untuk melakukan itu adalah agen yang diunjuk untuk
mengalihkan organisasi sumber daya untuk penggunaan pribadinya sendiri
(Lambert, 2001), seperti halnya penggunaan pihak terkait transaksi.

Menurut Jansen dan Meckling (1976) yang menyatakan bahwa perusahaan


yang memisahkan fungsi pengelolaan dan fungsi kepemilikan akan rentan terhadap
terjadinya konflik, sebab adanya perbedaan kepentingan antara pihak pengelola dan
pihak pemilik. Dimana pemilik ingin perusahaan beroperasi dengan baik sehingga
laba yang dihasilkan tinggi sedangkan pihak manajeman sebagai pengelola
perusahaan ingin mendapatkan kompensasi yang tinggi dari pihak pemilik atas
kinerja yang telah diberikan. Pihak manajemen beranggapan jika laba yang
dihasilkan tinggi maka kompensasi yang diberikan tinggi pula. Namun ketika
kinerja perusahaan buruk maka kompensasi yang diberikan akan rendah. Maka
untuk menutupi kinerja yang buruk tersebut manajemen akan melakukan
manajemen laba, agar laba terlihat tinggi dengan begitu pihak prinsiple tidak akan
mengetahui bahwa perusahaan menghasilkan kinerja yang buruk dan pihak
manajemen tetap mendapatkan kompensasi yang tinggi.
2.2 Manajemen Laba

2.3 Kepemilikan Institusional

2.4 Kepemilikan Manajerial

2.5 Kepemilikan Individual

2.6 Kepemilikan Asing

2.7 Kepemilikan Negara

Literatur yang ada menunjukkan bahwa kepemilikan negara memerlukan


kualitas tata kelola yang lebih rendah dibandingkan dengan kepemilikan pribadi,
karena masalah kemampuan kontrak (Alchian, 1977; Shleifer, 1998). Perusahaan
dengan kepemilikan pribadi (Individu) akan memiliki masalah keagenan yang tidak
terlalu serius, dan karenanya insentif yang lebih rendah untuk meningkatkan
pendapatan. Secara lebih spesifik, kami memperkirakan bahwa konsentrasi
kepemilikan akan menimbulkan efek manajemen laba yang lebih lemah pada
perusahaan milik swasta daripada di perusahaan milik negara.

Perusahaan milik BUMN mengalami masalah keagenan lebih sulit


dibandingkan dengan di perusahaan swasta karena ada hubungan keagenan ekstra
di perusahaan milik negara dibandingkan dengan perusahaan swasta, karena
pemilik pengendali sendiri adalah agen dari pemilik sebenarnya: negara. Menurut
Hovey et al. (2003) menemukan bahwa kepemilikan saham badan hukum
berhubungan positif dengan penilaian perusahaan, sedangkan kepemilikan saham
negara tidak. Lebih lanjut, Wang (2002) menegaskan bahwa intervensi pemerintah
adalah alasan utama ketidakefisiensian kepemilikan saham negara dari perspektif
apolitik. Kepentingan para pengendali negara sangat mungkin berbeda dengan
kepentingan pemegang saham minoritas, dan kepentingan negara yang mereka
wakili. Ketika pemilik menguasai perusahaan, mereka akan mengejar kepentingan
mereka sendiri dengan mengorbankan pemegang saham minoritas dan negara.
Artinya, walaupun konsentrasi kepemilikan menyelesaikan masalah keagenan
antara pemilik pengendali dan pemegang saham minoritas, masalah konflik
keagenan lain tetap ada di perusahaan milik negara. Karena ada satu lagi jenis
badan usaha milik negara, yaitu biaya keagenan antara negara dan pemilik
pengendali, dan jenis biaya keagenan ini tidak dapat ditangani hanya dengan
konsentrasi kepemilikan, kami memperkirakan bahwa efek manajemen laba dari
konsentrasi kepemilikan terhadap pendapatan manajemen lebih serius di
perusahaan milik negara daripada di perusahaan swasta

2.8 Kepemilikan Keluarga

Teori keagenan adalah kerangka teoritis dominan dalam studi tata kelola
perusahaan keluarga, dan telah secara luas diterapkan di bidang bisnis keluarga dan
tata kelola perusahaan (Siebels & Knyphausen-Aufseb, 2011). Di sisi lain,
perusahaan keluarga mungkin terkena lebih banyak biaya agensi daripada rekan
non-keluarga mereka karena 1) perilaku altruistik, dan 2) manajemen pengukuhan
dan pengambilalihan pemegang saham (Schulze, Lubatkin, Dino & Buchholz,
2001). Sejalan dengan dua pandangan berlawanan tentang biaya agensi di
perusahaan yang dikendalikan keluarga, ada juga dua hal yang berlawanan sudut
pandang teoritis terkait dengan dampak kontrol kepemilikan keluarga dalam
manajemen laba. Dalam pandangan pertama, kendali keluarga mengurangi tingkat
Manajemen Laba. Studi Jiraporn dan Dadalt (2007) dan Wang (2006) yang
berbasis di AS dan yang berbasis di Italia studi Prencipe dan Bar-Yosef (2011)
semuanya memberikan bukti empiris bahwa tingkat akrual abnormal lebih rendah
untuk perusahaan keluarga daripada rekan non-keluarga mereka. Penemuan ini
menunjukkan bahwa keluarga pendiri sudah lama masa kerja di perusahaan
menyebabkan mereka lebih fokus pada jangka panjang dan membatasi ketakutan
manajemen untuk bertemu ekspektasi pendapatan jangka pendek. Selain itu, masa
kerja panjang mereka memberikan pengetahuan khusus perusahaan, yang
memungkinkan mereka untuk memantau manajemen dengan lebih baik.

Salah satu karakteristik utama perusahaan keluarga adalah hubungan yang


erat antara anggota keluarga dan manajer; di sebagian besar perusahaan keluarga
manajer adalah anggota keluarga pengendali atau terkait dengannya melalui
hubungan pribadi yang dekat. Hubungan yang dekat ini dapat mengarahkan
manajer untuk mengelola pendapatan menuju tujuan dari keluarga pengendali
dengan mengorbankan kekayaan pemegang saham minoritas.

2.9 Kepemilikan Masyarakat

Kepemilikan masyarakat adalah proporsi atau jumlah kepemilikan saham


yang dimiliki oleh masyarakat umum yang tidak memiliki hubungan yang istimewa
dengan perusahaan. Kepemilikan masyarakat merupakan persentase kepemilikan
saham yang dimiliki oleh pihak luar (outsider ownership). Tujuan perusahaan yaitu
meningkatkan nilai perusahaan maka diperlukan pendanaan yang diperoleh baik
pendanaan internal maupun pendanaan eksternal. Sumber pendanaan eksternal di
peroleh dari saham masyarakat.

2.10 KAP

Krishnan (2003) menunjukkan bahwa auditor KAP big four lebih baik
dalam menghambat klien melakukan manajemen laba dibandingkan dengan KAP
non-big four, dan klien KAP non-big four memiliki jumlah discretionary accrual
(DA) lebih tinggi. Luhgiatno (2010) menemukan bahwa unexpected accruals akan
berkurang jika perusahan yang telah mengalami go public menggunakan KAP big
four. Pada KAP besar atau afiliasinya, faktor ketergantungan ekonomi auditor
terhadap klien menjadi lebih kecil, artinya independensi auditor pada KAP besar
lebih terjaga.

2.11 Dewan Komisaris

2.12 Komite Audit

2.13 Dewan Direksi

2.14 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian Starga Lamora P, Vince dan Kamaliah (2011) meneliti tentang


Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan Keluarga
pada Manajemen Laba di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan sebanyak
60 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di tahun 2008-2011. Hasil
penelitian ini menunjukkan Kepemilikan manajerial dan institusional tidak
berpengaruh terhadap besaran earnings management pada perusahaan
berkepemilikan ultimat di Bursa Efek Indonesia sedangkan Kepemilikan keluarga
berpengaruh terhadap besaran earnings management pada perusahaan
berkepemilikan ultimat di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini berjudul “Pengaruh
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional Dan Kepemilikan Keluarga
Terhadap Manajemen Laba (Earning Management) Pada Perusahaan
Berkepemilikan Ultimat Yang Terdaftar Di BEI”.

Widya Atri Faranita (2017) meneliti tentang Pengaruh Leverage,


Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Asing, Biaya Audit dan Ukuran KAP
Terhadap Manajemen Laba. Sampel yang digunakan sebanyak 112 perusahaan
manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2015.
Hasil penelitian ini adalah bahwa manajemen laba dipengaruhi oleh leverage
sedangkan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan asing,
biaya audit dan ukuran KAP tidak memengaruhi manajemen laba.

Gunawan dan Elona Meita Situmorang (2016) meneliti tentang Pengaruh


Dewan Komisaris, Kepemilikan Manajerial dan Komite Audit terhadap
Manajemen Laba. Sampel yang digunakan sebanyak 17 perusahaan BUMN yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2015. Hasil penelitian
ini adalah bahwa Dewan Komisaris Independen berpengaruh negatif terhadap
manajemen laba sedangkan Kepemilkan Manajerial dan Komite Audit tidak
berpegaruh manajemen laba.

Elysa Manora Manurung dan Deannes Isynuwardhana (2016) meneliti


tentang Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Leverage, dan Profitabilitas Terhadap
Manajemen Laba. Sampel yang digunakan sebanyak 72 perusahaan manufaktur
yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2015. Hasil
penelitian ini adalah bahwa Kepemilikan Manajerial dan Leverage secara parsial
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba sedangkan
Profitabilitas secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba
dengan arah Positif.

Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian


Kepemilikan manajerial dan
Independen:
institusional tidak berpengaruh
Kepemilikan
terhadap besaran earnings
Manajerial,
management pada perusahaan
Kepemilikan
Starga Lamora berkepemilikan ultimat di Bursa
Institusional, dan
1 P, Vince dan Efek Indonesia sedangkan
Kepemilikan
Kamaliah Kepemilikan keluarga berpengaruh
Keluarga
terhadap besaran earnings
management pada perusahaan
Dependen:
berkepemilikan ultimat di Bursa
Manajemen Laba
Efek Indonesia
2 Widya Atri Independen: Manajemen laba dipengaruhi oleh
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
leverage sedangkan kepemilikan
institusional,
manajerial, kepemilikan
kepemilikan asing,
Faranita institusional, kepemilikan asing,
biaya audit dan
biaya audit dan ukuran KAP tidak
ukuran KAP
memengaruhi manajemen laba.

Dependen:
Manajemen Laba
Independen: dewan
komisaris, Dewan Komisaris Independen
kepemilikan berpengaruh negatif terhadap
Gunawan dan
manajerial dan manajemen laba sedangkan
3 Elona Meita
komite audit Kepemilkan Manajerial dan Komite
Situmorang
Audit tidak berpegaruh manajemen
Dependen: laba
Manajemen Laba
Independen:
Kepemilikan Manajerial dan
Kepemilikan
Elysa Manora Leverage secara parsial tidak
Manajerial,
Manurung dan memiliki pengaruh signifikan
Leverage dan
4 Deannes terhadap manajemen laba sedangkan
Profitabilitas
Isynuwardhan Profitabilitas secara parsial memiliki
a pengaruh signifikan terhadap
Dependen:
manajemen laba dengan arah Positif.
Manajemen Laba

2.14 Kerangka Konseptual

Untuk membantu memahami pengaruh variabel independen terhadap


variabel dependen, maka diperlukan suatu kerangka pemikiran. Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah manajemen laba dan variabel independen adalah
Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Individual,
Kepemilikan Asing, Kepemilikan Negara, Kepemilikan Keluarga, Kepemilikan
Masyarakat, KAP, Dewan Komisaris, Komite Audit, Dan Dewan Direksi.
Dari teori yang telah diuraikan di atas, maka disusun hipotesis yang
merupakan alur pemikiran dari peneliti kemudian digambarkan dalam kerangka
teoretis yang disusun secara berikut.

Kepemilikan Dewan
Institusional H1 H11 Direksi

Kepemilikan Komite
H10
Manajerial H2 Audit
Manajemen
H3 Laba H9 Dewan
Kepemilikan
Individual Komisaris
H4 H8

Kepemilikan
H5 H7 KAP
Asing H6

Kepemilikan Kepemilikan Kepemilikan


Negara Keluarga Masyarakat

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah keterkaitan antara teori–teori atau konsep


yang mendukung dalam penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam
menyusun sistematis penelitian.  Kerangka konseptual menjelaskan bagaimana
hubungan antara variabel yang diteliti, yaitu variabel independen dan dependen.
Hubungan tersebut menjadi salah satu yang mempengaruhi dalam penarikan suatu
hipotesis pada penelitian.

Kerangka konseptual dalam penelitian ini menggambarkan variabel


independen yaitu Kepemilikan Institusional (X1), Kepemilikan Manajerial (X2),
Kepemilikan Individual (X3), Kepemilikan Asing (X4), Kepemilikan Negara (X5),
Kepemilikan Keluarga (X6), Kepemilikan Masyarakat (X7), KAP (X8), Dewan
Komisaris (X9), Komite Audit (X10), dan Dewan Direksi (X11) memiliki
hubungan terhadap Manajemen Laba sebagai variabel dependen (Y). Hubungan
antara X1 dengan Y disebut sebagai hipotesis satu (H1), seterusnya sampai X11
dengan Y disebut sebagai hipotesis empat (H11). Peneliti juga akan mencari
hubungan antara keseluruh variabel independen (X) dan variabel dependen (Y)
yang disebut sebagai hipotesis dua belas (H12). Kerangka konseptual ini menjadi
gambaran dari penelitian yang akan dilakukan sebagaimana telah dijabarkan
sebelumnya.

2.15 Hipotesis

1. Hubungan Kepemilikan Institusional dengan Manajemen Laba

2. Hubungan Kepemilikan Manajerial dengan Manajemen Laba

3. Hubungan Kepemilikan Individual dengan Manajemen Laba

4. Hubungan Kepemilikan Asing dengan Manajemen Laba

5. Hubungan Kepemilikan Negara dengan Manajemen Laba

Yang menarik perhatian terkait kepemilikan negara di perusahaan BUMN


adalah siapa yang sebenarnya memegang kepemilikan, baik rakyat (pembayar
pajak) atau birokrat. Birokrat cenderung memaksimalkan pengeluaran. Hal tersebut
menyebabkan perusahaan milik negara cenderung dikelola secara tidak efisien.
Kekurangan ini menyebabkan bahwa siapa yang memiliki perusahaan negara dapat
menyebabkan praktik manajemen laba (Arun dan Turner, 2004).

Bennasr dkk. (2015), meneliti kualitas laba yang dihasilkan oleh


perusahaan kepemilikan negara dengan menggunakan discretionary accruals
(Modified Jones Model) sebagai ukuran kualitas laba dan disimpulkan bahwa
kepemilikan negara dikaitkan dengan kualitas penghasilan yang rendah.
Perusahaan milik negara umumnya menunjukkan keagenan masalah dengan tujuan
yang bertentangan.

H5: Kepemilikan negara berpengaruh positif terhadap manajemen laba

6. Hubungan Kepemilikan Keluarga dengan Manajemen Laba

Kepemilikan keluarga merupakan kepemilikan saham oleh individu


maupun perusahaan yang bukan publik (Faccio dan Lang, 2002). Perusahaan
dikatakan dimiliki oleh keluarga (family owned) jika keluarga tersebut merupakan
controlling shareholders, atau mempunyai saham setidaknya 20% dari voting rights
dan merupakan pemilik saham tertinggi dibandingkan dengan shareholders lainnya
(Chakrabarty, 2009). Perusahaan keluarga sering memunculkan isu tentang
pengungkapan perusahaan terutama tentang kualitas pengungkapan perusahaan.
Menurut Stockmans, Lybaert dan Voordeckers (2010) isu tentang rendahnya
kualitas pengungkapan perusahaan, dalam hal ini manajemen laba dikarenakan
tingginya level konsentrasi kepemilikan saham dan kurangnya market monitoring
yang menyebabkan tingginya kemungkinan controlling shareholders untuk
mengekspropriasi atau mengambil alih minority shareholders.

H6 : Kepemilikan keluarga berpengaruh positif terhadap manajemen laba

7. Hubungan Kepemilikan Masyarakat dengan Manajemen Laba

Menurut Wuryaningsih (2004) pemegang saham besar atau masyarakat


mempunyai arti penting dalam memonitor perilaku manajer dalam perusahaan.
Dengan demikian, semakin besar persentase saham yang dimiliki oleh institutional
investors (masyarakat) akan menyebabkan usaha monitoring menjadi semakin
efektif dan berpengaruh terhadap manajemen laba. Bathala (1994) melakukan
penelitian dengan bukti empiris yang diperoleh bahwa kepemilikan modal
eksternal institutional atau masyarakat berpengaruh atau mempunyai hubungan
negatif terhadap manajemen laba. Bukti empiris tersebut mendasari perumusan
hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

H7 : Kepemilikan masyarakat mempunyai pengaruh yang negatif terhadap


manajemen laba

8. Hubungan KAP dengan Manajemen Laba

KAP big 4 merupakan perusahaan audit yang berkualitas tinggi sehingga


dianggap memiliki sikap independensi dan kemampuan dalam mengaudit yang
tinggi. Perusahaan auditor yang besar memiliki pengalaman yang lebih baik
sehingga dapat memberikan dampak bagi manajer untuk menghindari manajemen
laba. Hal tersebut didukung dengan pernyataan bahwa auditor pada perusahaan
besar akan dengan cepat menemukan adanya manajemen laba yang dilakukan oleh
manajer. Selain itu, KAP big 4 diharapkan mampu mengurangi asimetri informasi
antara manajer dan pemegang saham. Apabila asimetri informasi berkurang maka
aktivitas manajemen laba pada perusahaan akan berkurang (Setiawan, 2014). Oleh
karena itu, perusahaan auditor yang besar lebih efektif mengurangi manajemen
laba untuk mempertahankan nama baik dan menghindari sanksi hukum (Alzoubi,
2016).
Bukti dari penelitian dengan kuat menyebutkan bahwa perusahaan audit
big 4 menghasilkan pengauditan tambahan yang efisien dibandingkan dengan non-
big 4, dan membatasi aktivitas manajemen laba dan oleh karena itu, hipotesis
selanjutnya adalah:

H8: KAP berpengaruh positif terhadap manajemen laba

9. Hubungan Dewan Komisaris dengan Manajemen Laba

10. Hubungan Komite Audit dengan Manajemen Laba

11. Hubungan Dewan Direksi dengan Manajemen Laba


DAFTAR PUSTAKA

Alhadab, M., Abdullatif, M., Mansour, I. (2020). Related Party Transactions And
Earning Management In Jordan: The Role Of Ownership Structure. Journal of
Financial Reporting and Accounting. doi : 10.1108/JFRA-01-2019-0014

Abbas, A. (2018) Earnings Management in Banking Industry And Its Impact On


The Firm Value. AKRUAL: Jurnal Akuntansi. 10(1): 69-84. doi:
http://dx.doi.org/10.26740/jaj.v10n1.p69-84

Hutchinson, M. R., Percy, M., Erkurtoglu, L. (2009). An Investigation Of The


Association Between Corporate Governance, Earnings Management And The
Effect Of Governance Reforms. Accounting Research Journal. 21(3): 239-262. doi:
10.1108/10309610810922495

Ding, Y,. Zhang, H., Zhang, J. (2007). Private vs State Ownership And Earnings
Management: Evidence From Chinese Listed Companies. Journal Compilation
Blackwell Publishing. 15(2): 223-238. doi: 10.1111/j.1467-8683.2007.00556.x

Lamora P. S., Vince, Kamailah. (2011). Pengaruh Kepemilikan Manajerial,


Kepemilikan Institusional Dan Kepemilikan Keluarga Terhadap Manajemen Laba
(Earning Management) Pada Perusahaan Berkepemilikan Ultimat Yang Terdaftar
Di BEI. Journal Accounting Universitas Riau.

Faranita W. A. (2017). Pengaruh Leverage, Struktur Kepemilikan, Dan Kualitas


Audit Terhadap Manajemen Laba. Diponegoro Journal of Accounting. 6(3): 1-12.
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting

Gunawan, Situmorang E. M. (2016). Pengaruh Dewan Komisaris, Kepemilikan


Manajerial dan Komite Audit terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan BUMN
di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2015. Jurnal Ekonomi, Manajemen
dan Perbankan. 2(2): 55-62.

Manurung, E. M., Isynuwardhana D. (2016). Pengaruh Kepemilikan Manajerial,


Leverage, dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba (Studi Kasus pada
Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-
2015).

Sadjiarto, Arja, Monica, Chaterine Cinthya, Budiarti, Windasari Rizky. (2019).


Ownership Structure and Earnings Management in Indonesian Listed Banks.
Journal of Economics and Business. 2 (2): 261-272. DOI:
10.31014/aior.1992.02.02.85

Anda mungkin juga menyukai