Anda di halaman 1dari 4

Istilah desain pelatihan bemakna adanya keseluruhan, struktur, kerangka, atau outline, dan

urutan atau sistematika kegiatan pelatihan (Gagnon dan Collay, 2001). Selain itu, desain
pelatihan juga dapat diartikan sebagai proses perencanaan yang sistematik yang dilakukan
sebelum kegiatan pengembangan atau pelaksanaan sebuah pelatihan. Konsep desain pelatihan
dikemukakan dalam bentuk model. Sebuah model menggambarkan suatu prosedur atau
kesatuan konsep dengan komponen-komponen yang memiliki keterkaitan satu sama lain.
Model desain pelatihan merupakan sarana konseptual untuk menganalisis, merancang,
memproduksi, menerapkan, dan mengevaluasi sebuah aktivitas atau program pelatihan.
A.    Perumusan Tujuan dan Manfaat Pelatihan
Langka pertama yang perlu dilakukan dalam menerapkan desain pelatihan adalalah
menentukan kemampuan atau kompetensi yang perlu dimiliki oleh peserta pelatihan setelah
menempuh program pelatiahan. Hal ini disebut dengan istilah tujuan pelatian atau
instructional goal.
Rumusan tujuan pelatihan dapat dikembangkan baik dari rumusan tujuan pelatihan yang
sudah ada pada proposal maupun yang dihasilkan dari proses analisis kebutuhan (training
need assessment).
Berdasarkan hasil analisis instruksional, seorang perancang desain system pelatihan perlu
mengembangkan kompetensi atau tujuan pelatihan spesifik (instructional objectives) yang
perlu dikuasai deh peserta pelatihan untuk mencapai tujuan pelatihan yang bersilat umum
(instructional goal). Dalam merumuskan tujuan pelatihan yang bersifat spesifik, ada beberapa
hal yang perlu mendapatkan perhatian, yaitu:
         Menentukan pengetahuan dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh peserta pelatihan
setelah menempuh proses pelatihan
         Kondisi yang diperlukan agar peserta pelatihan dapat melakukan unjuk kemampuan dari
pengetahuan yang telah dipelajari
         Indikator atau kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan keberhasilan peserta
pelatihan dalam menempuh proses pelatihan
         Menyatakan Tujuan (States Objectives)
Menyatakan tujuan adalah tahapan ketika menentukan tujuan pelatihan baik berdasarkan
buku atau kurikulum. Tujuan pelatihan akan menginformasikan apakah yang sudah dipelajari
anak dari pengajaran yang dijalankan. Menyatakan tujuan harus difokuskan kepada
pengetahuan, kemahiran, dan sikap yang baru untuk dipelajari.
Pelatihan mempunyai andil besar dalam menentukan efektifitas dan efisiensi organisasi.
Beberapa manfaat nyata yang ditangguk dari program pelatihan dan pengembangan
(Simamora:2006:278) adalah:
1.      Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas.
2.      Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai standar kinerja yang
dapat diterima.
3.      Membentuk sikap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih menguntungkan.
4.      Memenuhi kebutuhan perencanaan semberdaya manusia
5.      Mengurangi frekuensi dan biaya kecelakaan kerja.
6.      Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka.
Manfaat yang diperoleh dari adanya suatu pelatihan yang diadakan oleh perusahaan
seperti yang dinyatakan oleh Flippo (1988:215) berikut ini yaitu :
         Program-program pengembangan yang direncanakan akan memberikan manfaat kepada
orang berupa peningkatan produktifitas, peningkatan moral, pengurangan biaya , dan
stabilitas serta keluwesan (fleksibilitas) orang yang makin besar untuk menyesuaikan diri
dengan persyaratan-persyararatan eksternal yang berubah.
         Program-program yang semacam itu juga akan membantu memenuhi kebutuhan perorangan
dalam mencari pekerjaan yang bermakna bagi karir seumur hidup.
B.     Perumusan Kurikulum Pelatihan
Perancangan kurikulum pelatihan dapat ditempuh menggunakan berbagai model. Model
perancangan kurikulum menggunakan langkah-langkah :
1. Analisis kebutuhan pelatihan.
2. Penyusunan materi pembelajaran.
3. Penyusunan jadwal pelatihan.
Ada juga beberapa langkah lain dalam penyusunan kurikulum pelatihan, yaitu:
1. Merinci Topik-topik atau Pokok-pokok Bahasan
2. Mengembangkan Sistematika (Outline) Modul
3. Membuat Judul-judul Topik atau Pokok Bahasan
4. Menyusun Kisi-kisi Kurikulum
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun kurikulum pelatihan akan
diketahui sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
1. Jenis pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai apakah yang dibutuhkan calon
perserta pelatihan sehingga mereka mampu dalam menunaikan tugas/perkerjaannya dan
mengembangkan diri.
2. Apakah yang menjadi tujuan belajar dalam pelatihan, dan untuk mencapai tujuan
belajar tersebut  jenis materi pelatihan  apa yang perlu dipelajari oleh perserta pelatihan

3. Bagaimana cara mengkondisikan setiap perserta pelatihan sehingga mereka


termotifasi senang, dan bagai manakan tehnik , metode dan lama waktu yang di butuhkan
serta bagai manacara mengevaluasinya Bagaimana mengatur urutan penyajian setiap materi
pembelajaran, dan lain sebaginya.

3. Penyusunan Jadwal
Menyelenggarakan pelatihan merupakan pembahasan yang meliputi bagaimana cara
menjaring peserta pelatihan dan mengorganisir pelaksanaan pelatihan. Menentukan kapan
waktu pelaksanaan belajar/pelatihan tentunya berkaitan juga dengan tahun anggaran kegiatan
yang tersedia. Selain itu juga terkait dengan ketersediaan waktu dari para peserta pelatihan
yang akan direkrut.
Sangat penting untuk diingat bahwa ketika akan merancang sebuah pelatihan, dalam
menyusun penjadwalan sesi pelatihan, perlu diingat bahwa:
1. Perhatian orang terbatas (fokusnya tidak lama)
2. Terlalu banyak informasi pada suatu waktu merupakan hal yang tidak
efektif dan
3. Tujuan pelatihan tidak untuk itu untuk menghafal serangkaian fakta atau
instruksi melainkan, bahwa dalam jangka panjang, mereka memiliki kemampuan yang
maksimal dan sepenuhnya diwujudkan dalam tingkat kinerja yang efisien dan bermanfaat
bagi bisnis secara keseluruhan.
D.    Training climate
Iklim Pelatihan merupakan hasil interaksi antara peserta dan pelatih dalam
konteks lingkungan pelatihan. Iklim baik dapat menguntungkan atau tidak menguntungkan
untuk suatu kegiatan pelatihan. (Lynton & Pareek, 1990). Iklim menguntungkan dan tidak
menguntungkan seolah-olah hasilnya didasari oleh perasaan pelatih dan peserta pelatihan.
Iklim yang kondusif diwujudkan tingkat tinggi bagi tim kerja, kepercayaan dan komitmen
pada bagian dari pelatih dan peserta pelatihan. Iklim yang kurang mendukung disajikan
dalam kepercayaan yang rendah, persaingan tidak sehat dan kurangnya minat pada bagian
dari pemangku kepentingan.
 Perasaan Peserta
Ini adalah hasil dari interaksi antara factor individu, kelompok, pelatihan dan organisasi.
Faktor individu terkait dengan prioritas masing-masing, situasi kehidupan pribadi dan tingkat
kenyamanan. Faktor kelompok meliputi rasa keterkaitan dalam kelompok, dinamika
kelompok, asosiasi antara anggota kelompok. Faktor Pedagogical yang berkontribusi adalah
kemampuan pelatih untuk berkomunikasi, waktu, penataan, penjadwalan dan metodologi.
Faktor organisasi terkait  dukungan organisasi dan konteks kerja di mana pelatihan akan
dilaksanakan dan dirasakan efek positif atau negatif dari pelatihan peningkatan kinerja dan
penilaian.
 Perasaan Pelatih
Ini tergantung pada faktor-faktor terkait diklasifikasikan sebagai Trainer, Trainee dan
organisasi. Faktor Trainer terkait tergantung pada perintah pelatih atas subjek pelatihan,
tingkat motivasi dan persiapan sebelumnya. Faktor Trainee yang berhubungan dengan peserta
sebelum pemahaman tentang subjek dan keterlibatan dalam program pelatihan. Faktor
Organisasi adalah sumber daya dan komitmen waktu dan pentingnya dirasakan diberikan
pelatihan.

E.     Trainees learning style


Beberapa gaya belajar yang bisa dilakukan pelatih dengan berbagai cara, seperti:
 Belajar dengan melakukan percobaan. Beberapa karyawan akan belajar lebih baik
jika mereka diizinkan untuk bereksperimen, atau melakukan sesuatu dalam praktek Trial and
error sering digunakan dalam jenis pendekatan.
 Belajar dengan mengamati. Beberapa karyawan akan mengelola untuk memahami
sesuatu yang lebih baik jika mereka menonton orang lain melakukan tugas tertentu, dan
kemudian mereka akan mencoba untuk melakukannya sendiri.
 Belajar dengan bertanya. Jenis karyawan yang akan belajar jika mereka diizinkan
untuk memahami seluruh proses. Dengan menghabiskan waktu pada berbagai aspek, dari
bertanya untuk konsultasi, untuk mengevaluasi dan finalisasi, mereka akan berproses untuk
belajar.
 Belajar dengan pola. Karyawan ini akan belajar jika mereka diberi langkah-demi-
langkah gambaran dari tugas di tangan demikian mereka akan membentuk pola dan
menghubungkan mereka satu sama lain sampai proses tersebut selesai.

F.     Training strategies
Bentuk strategi pelatihan yang dapat digunakan dalam mengimplementasikan aktivitas
pelatihan yaitu aktivitas prapelatihan. penyajian materi pelatihan, dan aktivitas tindak lanjut
dari kegiatan pelatihan. Strategi pelatihan yang dipilih untuk digunakan perlu didasarkan
pada faktor-faktor sebagai berikut:
         Teori terbaru tentang aktivitas pelatihan
         Penelitian tentang hasil pelatihan
         Karakteristik media pelatihan yang akan digunakan untuk menyampaikan materi pelatihan
         Materi atau substansi yang perlu dipelajari oleh peserta pelatihan
         Karakteristik peserta pelatihan yang akan terlibat dalam kegiatan pelatihan.
Terdapat lima strategi yang dapat diigunakan dalam menjalankan pelatihan yaitu:[1]
1.      strategi akademik (academic stratedy)
2.      strategi laboratories (labolatories strategy)
3.      strategi tindakan (activity strategy)
4.      strategi pembangunan perseorangan (person development strategy)
5.      strategi pengembangan organisasi (organization develompment strategy)
G.    Training topics
Untuk menentukan topic yang menarik dalam pelatihan, sebelumnya kita harus menentukan
tema pelatihan, tema kemudian dirinci menjadi sejumlah topic atau pokok bahasan pelatihan.
Buatlah daftar (list) dengan bantuan sejumlah pertanyaan. Jawaban-jawaban dari pertanyaan
tersebut, akan menjadi daftar (list) topik-topik belajar/pelatihan yang akan dikembangkan.
Gunakan dua pendekatan (Analisis PSK dan analisis subyek) untuk melakukan hal ini.
Namun setelah topik-topik atau pokok-pokok bahasan sudah dirumuskan, kita masih bisa
mengubah kembali judul-judul topik atau pokok bahasan tersebut agar lebih terukur,
operasional, menarik, dan lugas. Begitu juga dengan judul pelatihan dapat kita periksa
kembali dan kembangkan beberapa alternatif judul yang lebih menarik, tidak terlalu panjang,
dan mudah dipahami.

Sumber: http://thefirstsno.blogspot.com/2014/11/topik-7-desain-pelatihan.html

Anda mungkin juga menyukai