SEKTOR TRANSPORTASI
DIREKTORAT TRANSPORTASI – BAPPENAS
Surabaya, 22 Juli 2019
OUTLINE
PN
3
Kerentanan Bencana
Kesetaraan Gender Tata Kelola Modal Sosial Budaya Transformasi Digital
dan Perubahan Iklim
Pengarusutamaan
4
Prasyarat Bidang
DAK
Berdasarkan PP 55 tahun 2005
Dana Pusat yang bersumber dari pendapatan tentang Dana Perimbangan
APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu
dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan Pasal 51 | Merupakan urusan yang menjadi
khusus yang merupakan urusan daerah dan kewenangan daerah
sesuai dengan Prioritas Nasional
(Sumber: UU No.33 Tahun 2004) Pasal 50,52 | Mendukung prioritas nasional
sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah
Mendukung Tema
prioritas nasional serta IKM PASAR PARIWISATAJALAN KESEHATANAIR MINUMSANITASI PERKI
KELAUTA PERTANIANIRIGASI
Arahan Bapak Presiden N KEHUTANAN & M
LINGKUNGAN
lainnya. PERIKANA
N
TRANSPORTASI
PENDIDIKAN *Merupakan Bidang Baru DAK Fisik
LAUT/PERAIRAN
Keterangan:
• DAK Sosial (Reguler) dan DAK Transportasi Laut/Perairan (Penugasan dan Afirmasi) sebagai bidang baru DAK Fisik tahun 2020
• Subbidang Perhubungan sebagai subbidang baru di DAK Fisik bidang Jalan (Penugasan)
• Subbidang Perpustakaan di bidang Pendidikan
• Subbidang KB dan GOR di bidang Kesehatan
• Penyesuaian bidang per-jenis (misalnya Pertanian, KKP dan IKM berubah dari jenis reguler ke Penugasan)
DAK YANG TERKAIT DENGAN SEKTOR
PERHUBUNGAN
Bidang Jalan
Sub Bidang Prasarana Jalan
Bidang Jalan
(Pengampu : Kemen PUPR)
(Pengampu : Kemen PUPR) -
9
KRITERIA PRIORITAS
REPUBLIK
INDONESIA DAK REGULER BIDANG JALAN TAHUN 2020
Jalan Daerah yang mendukung akses menuju simpul-simpul transportasi (dermaga, bandara, terminal, dll)
yang dalam kondisi tidak mantap (rusak berat/rusak ringan)
Jalan Daerah yang terhubung dengan status ruas jalan diatasnya atau dibawahnya, untuk mendukung
keterpaduan sistem jaringan jalan yang dalam kondisi tidak mantap (rusak berat/rusak ringan)
Jalan Daerah yang mendukung mengakses ke kawasan Pariwisata Lokal, Industri Lokal, Pusat Pertumbuhan
Ekonomi Lokal, Pusat Pelayanan Publik Dasar, dan Daerah Terisolir yang dalam kondisi tidak mantap (rusak
berat/rusak ringan)
10
KRITERIA PRIORITAS
REPUBLIK
KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK) DAN KAWASAN INDUSTRI (KI)
INDONESIA
DAK PENUGASAN BIDANG JALAN TAHUN 2020
Jalan Daerah yang menghubungkan langsung antara jalan yang secara Hirarki Lebih Tinggi (Provinsi/
Nasional/ Jalan Tol) dengan Kawasan Industri/ Kawasan Ekonomi Khusus Prioritas Nasional
Jalan Daerah yang menghubungkan Pusat kota dengan Kawasan Industri/ Kawasan Ekonomi Khusus
Prioritas Nasional
Jalan Daerah yang menghubungkan dari produsen bahan mentah/baku ke pusat pengolahan dengan ke
Kawasan Industri/ Kawasan Ekonomi Khusus Prioritas Nasional
KRITERIA PRIORITAS PARIWISATA (KSPN)
REPUBLIK
INDONESIA DAK PENUGASAN BIDANG JALAN TAHUN 2020
Jalan Daerah yang menghubungkan langsung antara jalan yang secara hirarki lebih tinggi (Provinsi/
Nasional/ Jalan Tol) dengan Kawasan Pariwisata Prioritas Nasional
Jalan Daerah yang menghubungkan Pusat kota dengan Kawasan pariwisata Prioritas Nasional
Jalan Daerah yang menghubungkan dari kawasan pariwisata lain dengan Kawasan pariwisata Prioritas
Nasional
Kawasan Perbatasan
Jalan Daerah yang menghubungkan lokasi prioritas perbatasan ke jalan paralel perbatasan
Jalan Daerah yang menghubungkan pusat perekonomian, pendidikan dan kesehatan (pusat
pelayanan dan pemerintahan) ke lokasi prioritas perbatasan
Jalan Daerah yang menghubungkan lokasi prioritas perbatasan dengan Pusat Kegiatan
Strategis Nasional (PKSN) Perbatasan
Jalan Daerah yang menghubungkan lokasi prioritas Perbatsaan ke Pos Lintas Batas Negara
(PLBN)
Jalan Daerah yang menghubungkan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) ke Pos Lintas
Batas Negara (PLBN)
KRITERIA PRIORITAS PEMBANGUNAN PAPUA & PPKT
REPUBLIK
INDONESIA
DAK PENUGASAN BIDANG JALAN TAHUN 2020
Jalan Daerah yang menghubungkan akses menuju simpul-simpul transportasi (dermaga, bandara,
stasiun, terminal, dll)
Jalan Daerah yang menghubungkan status ruas jalan diatasnya, untuk mendukung keterpaduan sistem
jaringan jalan
Jalan Daerah yang menghubungkan akses ke kawasan Pariwisata Lokal, Industri Lokal, Pusat
Pertumbuhan Ekonomi Lokal, Pusat Pelayanan Publik Dasar, dan Daerah Terisolir
KRITERIA PRIORITAS TRANSMIGRASI, KETAHANAN PANGAN & SKPT
REPUBLIK
INDONESIA DAK PENUGASAN BIDANG JALAN TAHUN 2020
Jalan Daerah yang menghubungkan Kawasan Transmigrasi, Kawasan Ketahanan Pangan, dan Kawasan Sentra
Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) ke Jalan menuju Simpul-simpul transportasi (Bandara, Pelabuhan, Terminal).
Jalan Daerah yang menghubungkan antara pusat perekonomian, pendidikan, kesehatan (pusat kota) dengan
Kawasan Transmigrasi, Kawasan Ketahanan Pangan dan Kawasan Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT).
Jalan Daerah yang menghubungkan Kawasan Transmigrasi, Kawasan Ketahanan Pangan, dan Sentra Kelautan
Perikanan Terpadu (SKPT) ke Jalan menuju pusat pengolahan komoditas.
KRITERIA PRIORITAS SIMPUL-SIMPUL TRANSPORTASI
REPUBLIK
INDONESIA DAK PENUGASAN BIDANG JALAN TAHUN 2020
Jalan Daerah yang menghubungkan Akses ke kawasan Pariwisata Lokal, Industri Lokal, Pusat
Pertumbuhan Ekonomi Lokal, Pusat Pelayanan Publik Dasar, dan Daerah Terisolir
Jalan Daerah yang menghubungkan Status ruas jalan diatasnya, untuk mendukung keterpaduan
sistem jaringan jalan
PENILAIAN ASPEK RUAS PRIORITAS
REPUBLIK
INDONESIA
DAK REGULER BIDANG JALAN TAHUN 2020
Periksa: Apakah ruas ini Mendukung akses Periksa: Apakah ruas ini Terhubung dengan Periksa: Apakah ruas ini Mendukung akses ke
menuju simpul-simpul transportasi (dermaga, status ruas jalan diatasnya, untuk mendukung kawasan Pariwisata Lokal, Industri Lokal, Pusat
bandara, stasiun, terminal, dll) yang dalam keterpaduan sistem jaringan jalan yang dalam Pertumbuhan Ekonomi Lokal, Pusat Pelayanan
Periksa: Peta Ruas kondisi tidak mantap (rusak berat/rusak ringan) kondisi tidak mantap (rusak berat/rusak ringan) Publik Dasar, dan Daerah Terisolir yang dalam
Jalan kondisi tidak mantap (rusak berat/rusak ringan)
10
10
10
10
10
10
10
DAK BIDANG
DAK BIDANG DAK BIDANG
KESELAMATAN
KESELAMATAN KESELAMATAN
2011 TRANSPORTASI
DARAT 2012 TRANSPORTASI
DARAT 2013 TRANSPORTASI
DARAT
(PROVINSI;
(KAB/KOTA) (KAB/KOTA)
KAB/KOTA)
2014 TRANSPORTASI
DARAT 2015 TRANSPORTASI
DARAT 2016 PERHUBUNGAN
(PROVINSI;
(PROVINSI; (PROVINSI; KAB/KOTA)
KAB/KOTA) KAB/KOTA)
25
Perkembangan Kebijakan DAK Keselamatan Jalan
Tahun 2015
• Jumlah Daerah Penerima : 450 Kabupaten/Kota
• Total Alokasi : 254,8 M
Tahun 2016
• Jumlah Daerah Penerima : 539 Kabupaten/Kota
• Total Alokasi : 279,3 M
• Nomenklatur menjadi DAK Perhubungan
Isu Strategis dan Arah Kebijakan
…Keselamatan Transportasi…
Safe System Approach
Prioritas Keselamatan Jalan
Pendekatan holistik sistem lalu lintas;
Penyebab kematian ke 2 di dunia tahun 2015
2nd (setelah stroke). Pengguna jalan mungkin melakukan
kesalahan:
2,91% Kerugian terhadap PDB (2015) Sistem tidak mengakibatkan
fatalitas/luka berat.
24.213 Fatalitas kecelakaan lalu lintas (2017)
Lima Pilar Keselamatan Jalan
Fakta Penyebab dan Potret Kecelakaan di Indonesia 1 Menajemen Keselamatan Lalu Lintas
• Penguatan koordinasi: Road Safety Center• Keselamatan jalan daerah
data keselamatan, riset keselamatan Daerah
2016
4 5
Kecelakaan lalu lintas terjadi di jalan daerah jalan Perilaku Pengguna Jalan Penanganan Pasca Kecelakaan
70% provinsi, kabupaten dan kota
• Pendidikan keselamatan • National Command Center 119
sekolah dasar/menengah • Injury surveillance data system
• e-tilang
27
ARAH KEBIJAKAN, TUJUAN & TARGET
SASARAN
DAK Bidang Jalan Sub Bidang Keselamatan Jalan tahun 2020
ARAH KEBIJAKAN
Mendukung peningkatan keselamatan
transportasi darat melalui pemenuhan aspek-
aspek keselamatan jalan pada Kawasan Prioritas
Nasional (Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata
dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional) dan
atau daerah dengan tingkat fatalitas kecelakaan TARGET & SASARAN
lalu lintas yang tinggi. Meningkatkan keselamatan jalan dalam rangka
menurunkan tingkat kecelakaan dan indeks
fatalitas per 10.000 kendaraan dari 3,14 di
tahun 2015 menjadi 1,96 di tahun 2020
TUJUAN kemudian menjadi 1,37 di tahun 2024 pada
jaringan jalan Provinsi & Kab/Kota.
Meningkatkan keselamatan jalan dengan
mengurangi volume kecelakaan dan
menurunkan tingkat fatalitas korban
kecelakaan lalu lintas.
MENU & LOKASI PRIORITAS
DAK BIDANG JALAN SUB BIDANG KESELAMATAN JALAN TAHUN 2020
MENU KEGIATAN 225 lokasi priroitas yang terdiri dari 27 Provinsi 198 Kab/Kota
a) Pengadaan dan Pemasangan perlengkapan
jalan.
b) Pengadaan alat Uji Berkala Kendaraan
Bermotor.
Jalan daerah yang menghubungkan langsung antara Jalan daerah akses menuju simpul-simpul
simpul-simpul transportasi (Bandara, Pelabuhan, transportasi (dermaga, bandara, terminal, dll)
Terminal) dengan Kawasan Pariwisata Prioritas dengan tingkat fatalitas kecelakaan yang tinggi.
Nasional
Jalan daerah terhubung dengan status ruas jalan
Jalan daerah yang menghubungkan langsung antara diatasnya atau dibawahnya, untuk mendukung
jalan yang secara hirarki lebih Tinggi (Provinsi/ keterpaduan sistem jaringan jalan dengan tingkat
Nasional/ Jalan Tol) dengan Kawasan Pariwisata fatalitas kecelakaan yang tinggi
Prioritas Nasional
Jalan daerah yang menghubungkan Pusat kota
Jalan daerah akses ke kawasan Pariwisata Lokal,
dengan Kawasan Pariwisata Prioritas Nasional
Industri Lokal, Pusat Pertumbuhan Ekonomi Lokal,
Jalan daerah yang menghubungkan dari Kawasan Pusat Pelayanan Publik Dasar, dan Daerah dengan
Pariwisata lain dengan Kawasan Pariwisata Prioritas tingkat fatalitas kecelakaan yang tinggi
Nasional
PENILAIAN ASPEK RUAS PRIORITAS DAK PENUGASAN SUB BIDANG KESELAMATAN JALAN 2020 PRIORITAS
REPUBLIK
INDONESIA
PRIORITAS PARIWISATA
VERIFIKASI USULAN DAK SUB BIDANG KESELAMATAN JALAN TAHUN 2020
Provinsi :
Provinsi/Kota/Kab :
Prioritas :
Check list :
USULAN KAWASAN PARIWISATA NASIONAL
RUAS JALAN DAERAH YANG MENGHUBUNGKAN
Langsung antara simpul- Langsung antara Jalan Yang Pusat kota dengan Kawasan Pariwisata lain
NO simpul transportasi (Bandara, secara Hirarki Lebih Tinggi Kawasan Pariwisata dengan Kawasan Keterangan
Pelabuhan, Terminal) dengan (Provinsi/ Nasional/ Jalan Tol) Prioritas Nasional Pariwisata Prioritas Nasional
RINCIAN KEGIATAN DETAIL RINCIAN VOLUME UNIT COST BIAYA
Kawasan Pariwisata Prioritas dengan Kawasan Pariwisata
Nasional Prioritas Nasional
1
2
3
4
5
6
7
8
9 Periksa: Peta Ruas Jalan
10
Pengadaan alat Uji Berkala Kendaraan Bermotor: 1. Alat uji emisi gas buang; 2. alat uji ketebalan Periksa: Apakah ruas ini Periksa: Apakah ruas ini Periksa: Apakah ruas ini Periksa: Apakah ruas ini KETERANGAN WAJIB DI
menghubungkan Langsung menghubungkan Langsung menghubungkan Pusat menghubungkan ISI TERKAIT DENGAN
asap gas buang (smoke tester); 3. alat uji kebisingan suara klakson knalpot; 4. Pengadaan alat uji rem;
antara simpul-simpul transportasi antara Jalan Yang secara kota dengan Kawasan Kawasan Pariwisata lain PENJELASAN MANFAAT
5. alat uji lampu; 6. alat uji kincup roda depan; 7. alat uji penunjuk kecepatan; 8. alat pengukur PENTING PER MASING-
kedalaman alur ban; 9. alat pengukur berat; 10. alat pengukur dimensi; 11. alat uji daya tembus cahaya (Bandara, Pelabuhan, Terminal) Hirarki Lebih Tinggi (Provinsi/ Pariwisata Prioritas dengan Kawasan
MASING USULAN
pada kaca dengan Kawasan Pariwisata Nasional/ Jalan Tol) dengan Nasional Pariwisata Prioritas KEGIATAN
Prioritas Nasional Kawasan Pariwisata Prioritas Nasional
Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas Keselamatan Jalan : 1. alat penerangan jalan umum; 2. pagar Nasional
pengaman jalan; 3. alat pemberi isyarat lalu lintas; 4. marka jalan; 5. rambu lalu lintas; 6. cermin
tikungan; 7. paku jalan; 8. Deliniator; 9. zona selamat sekolah
PENILAIAN ASPEK RUAS PRIORITAS DAK PENUGASAN SUB BIDANG KESELAMATAN JALAN 2020
REPUBLIK
INDONESIA
PRIORITAS FATALITAS KECELAKAAN
VERIFIKASI USULAN DAK SUB BIDANG KESELAMATAN JALAN TAHUN 2020
Provinsi :
Provinsi/Kota/Kab :
Prioritas :
Check list :
USULAN TINGKAT FATALITAS KECELAKAAN
RUAS JALAN DAERAH
Akses menuju simpul-simpul Terhubung dengan status ruas Akses ke kawasan Pariwisata Lokal,
NO transportasi (dermaga, jalan diatasnya atau dibawahnya, Industri Lokal, Pusat Pertumbuhan Keterangan
bandara, terminal, dll) untuk mendukung keterpaduan Ekonomi Lokal, Pusat Pelayanan
RINCIAN KEGIATAN DETAIL RINCIAN VOLUME UNIT COST BIAYA dengan tingkat fatalitas sistem jaringan jalan dengan Publik Dasar, dan Daerah dengan
kecelakaan yang tinggi. tingkat fatalitas kecelakaan yang tingkat fatalitas kecelakaan yang
tinggi tinggi
1
2
3
4
5
6
7
8
9 Periksa: Peta Ruas Jalan
10
Pengadaan alat Uji Berkala Kendaraan Bermotor: 1. Alat uji emisi gas buang; 2. alat uji ketebalan asap gas Periksa: Apakah ruas ini Periksa: Apakah ruas ini Periksa: Apakah ruas ini KETERANGAN WAJIB DI
buang (smoke tester); 3. alat uji kebisingan suara klakson knalpot; 4. Pengadaan alat uji rem; 5. alat uji lampu; 6. menghubungkan Akses menghubungkan Terhubung dengan menghubungkan Akses ke kawasan ISI TERKAIT DENGAN
alat uji kincup roda depan; 7. alat uji penunjuk kecepatan; 8. alat pengukur kedalaman alur ban; 9. alat pengukur menuju simpul-simpul status ruas jalan diatasnya atau Pariwisata Lokal, Industri Lokal, PENJELASAN MANFAAT
berat; 10. alat pengukur dimensi; 11. alat uji daya tembus cahaya pada kaca dibawahnya, untuk mendukung PENTING PER MASING-
transportasi (dermaga, Pusat Pertumbuhan Ekonomi Lokal,
MASING USULAN
Pengadaan dan Pemasangan Fasilitas Keselamatan Jalan : 1. alat penerangan jalan umum; 2. pagar bandara, terminal, dll) dengan keterpaduan sistem jaringan jalan Pusat Pelayanan Publik Dasar, dan KEGIATAN
pengaman jalan; 3. alat pemberi isyarat lalu lintas; 4. marka jalan; 5. rambu lalu lintas; 6. cermin tikungan; 7. paku tingkat fatalitas kecelakaan dengan tingkat fatalitas kecelakaan Daerah dengan tingkat fatalitas
jalan; 8. Deliniator; 9. zona selamat sekolah yang tinggi. yang tinggi kecelakaan yang tinggi
⌾ Bidang Transportasi Laut/Perairan
ARAH KEBIJAKAN, TUJUAN & TARGET
SASARAN
DAK Bidang Transportasi Laut 2020
ARAH KEBIJAKAN
DAK Afirmasi Bidang Transportasi laut: Mendukung
TARGET & SASARAN
peningkatan keselamatan, kualitas pelayanan transportasi
1. Pengembangan/Peningkatan
perairan, serta sebagai feeder /subfeeder tol laut melalui
pemenuhan infrastruktur yang memadai dalam rangka
dermaga/pelabuhan untuk meningkatkan
meningkatkan konektivitas, aksesibilitas dan mobilitas konektivitas transportasi laut sebagai
penumpang dan barang yang diprioritaskan di 8 Provinsi feeder/sub feeder pendukung tol laut.
Kepulauan yang merupakan Daerah Afirmatif yang 2. Pengadaan Sarana (Moda) Transportasi
mengandalkan transportasi perairan sebagai moda utama. Perairan untuk meningkatkan
konektivitas, aksesibilitas dan mobilitas
DAK Penugasan Bidang Transportasi laut: Mendukung
penumpang dan barang.
peningkatan keselamatan, kualitas pelayanan transportasi
perairan, serta sebagai feeder /subfeeder tol laut melalui
pemenuhan infrastruktur yang memadai dalam rangka
meningkatkan konektivitas, aksesibilitas dan mobilitas TUJUAN
penumpang dan barang di 8 Provinsi Kepulauan yang tidak
termasuk Daerah afirmatif dan Kawasan Pengembangan Meningkatan keselamatan, kualitas pelayanan
Pariwisata Nasional (KPPN) yang mengandalkan transportasi perairan, serta mendukung
transportasi perairan sebagai moda utama. sebagai feeder /subfeeder tol laut.
MENU KEGIATAN DAK TRANSPORTASI LAUT
Menu Menu Kegiatan
Pengembangan/ Rehabilitasi Fasilitas 1. Rehabiltasi/Pengembangan Fasilitas Darat
Dermaga/Pelabuhan 2. Rehabiltasi/Pengembangan Fasilitas Perairan
Pengadaan Sarana (Moda) Transportasi 1. Pembangunan Sarana Angkutan Laut/ Angkutan Penyeberangan
Perairan 2. Pembangunan Bus Air
DAK Penugasan
Diprioritaskan pada 22 Provinsi, Kabupaten/ Kota yang terdiri dari :
34 Kabupaten/Kota pada 8 Provinsi Kepulauan yang tidak termasuk Daerah Afirmasi.
19 Kabupaten/Kota pada Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) yang berbasis Pariwisata Maritim dari 50 Destinasi Pariwisata Nasional
37
KRITERIA TEKNIS DAN
KELEMBAGAAN
DATA TEKNIS DAK TRANSPORTASI LAUT KELEMBAGAAN
A. Kriteria Teknis/ Penilaian Rehabilitasi Pelabuhan
• Status aset dan pengelolaan pelabuhan Kelembagaan Pengelolaan DAK Bidang
• Dermaga/Pelabuhan yang melayani angkutan penumpang dan barang. Transportasi Laut :
• Dermaga/Pelabuhan sebagai feeder dan sub feeder tol laut.
• Jumlah penumpang/barang yang diangkut.
• Kondisi Dermaga (Baik, rusak ringan, rusak berat). 1. Dikoordinasikan oleh Bappenas dan
• Jumlah dan Kondisi Kapal Penumpang/Barang yang sandar. Kementerian Perhubungan.
• Jumlah Penumpang Transportasi Air per Tahun kabupaten perdaerah. 2. Tingkat Provinsi : Bappeda, Dinas
• Kepedulian daerah dalam mengalokasikan APBD-nya untuk sektor
Transportasi Perairan. Perhubungan, Balai Pengelola
Transportasi Darat (BPTD)
B. Kriteria Teknis/ Pembangunan Sarana Transportasi Perairan 3. Tingkat Kabupaten/Kota : Bappeda,
• Jumlah penumpang rata-rata harian.
• Jumlah barang/kendaraan yang diangkut. Dinas Perhubungan
• Jumlah kapal eksisting beroperasi.
• Dermaga/pelabuhan yang beroperasi.
• Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) atau Badan Usaha dalam bentuk BUMD
yang beroperasi di sektor Transportasi Perairan.
• Ketersediaan anggaran APBD untuk operasional dan pemeliharaan.
• Ketersediaan SDM dan kelembagaan.
• Jarak lintas/ trayek, kecepatan pelayanan kapal.
• Alur pelayaran dan kondisi perairan.
KRITERIA PRIORITISASI KEGIATAN
REPUBLIK
INDONESIA DAK BIDANG TRANSPORTASI LAUT TAHUN 2020
Prioritas Konektivitas Prioritas Pariwisata
Pelabuhan/Dermaga Penyeberangan milik Daerah yang
melayani rute Tol Laut Pelabuhan/Dermaga milik Daerah yang melayani rute
Pelabuhan/Dermaga Penyeberangan milik Daerah sebagai menuju Kawasan Destinasi Pariwisata Nasional
Sub Feeder Pelabuhan Tol Laut
Pelabuhan/Dermaga Penyeberangan yang masuk dalam Pelabuhan/Dermaga milik Daerah yang melayani rute antar
RIPN Kawasan Destinasi Pariwisata dengan Kawasan Destinasi
Pelabuhan/Dermaga Penyeberangan milik Daerah yang
Pariwisata lainnya antar Provinsi
melayani konektivitas antar provinsi
Pelabuhan/Dermaga Penyeberangan milik Daerah yang
melayani konektivitas antar kabupaten Pelabuhan/Dermaga milik Daerah yang melayani rute antar
Kawasan Destinasi Pariwisata dengan Kawasan Destinasi
Pelabuhan/Dermaga Penyeberangan milik Daerah yang
Pariwisata lainnya dalam 1 Provinsi
melayani konektivitas antar pulau dalam satu kabupaten
Kriteria Teknis pendukung Kriteria Prioritas : Pelabuhan/Dermaga milik Daerah yang melayani rute antar
Kawasan Destinasi Pariwisata dengan Kawasan Destinasi
Pelabuhan/Dermaga umum/pariwisata milik Daerah yang :
a. Masuk dalam RPJMD Pariwisata lainnya dalam 1 kabupaten
b. Memiliki pengelola (UPTD) pelabuhan
USULAN KONEKTIVITAS
PELABUHAN/ DERMAGA PENYEBERANGAN MILIK DAERAH
NO Yang melayani Sebagai Sub Yang masuk dalam Yang melayani Yang melayani Yang melayani Keterangan
RINCIAN KEGIATAN DETAIL RINCIAN VOLUME UNIT COST BIAYA rute Tol Laut Feeder Pelabuhan RIPN konektivitas antar konektivitas konektivitas antar pulau
Tol Laut provinsi antar kabupaten dalam satu kabupaten
8
Periksa: Lokasi Kecamatan
9
10
• Rehabilitasi/Pengembangan Fasilitas Darat
Periksa: Apakah Periksa: Apakah Periksa: Apakah Periksa: Apakah Periksa: Apakah Periksa: Apakah KETERANGAN WAJIB DI
• Pembangunan Sarana Angkutan ISI TERKAIT DENGAN
Pelabuhan/ Dermaga Pelabuhan/ Dermaga Pelabuhan/ Dermaga Pelabuhan/ Dermaga Pelabuhan/ Dermaga Pelabuhan/ Dermaga
Laut/Angkutan Penyebrangan PENJELASAN
penyeberangan milik penyeberangan milik penyeberangan milik penyeberangan milik penyeberangan milik penyeberangan milik
• Rehabilitasi/Pengembangan Fasilitas Perairan MANFAAT PENTING
daerah melayani rute daerah Sebagai Sub daerah Yang masuk daerah melayani daerah melayani daerah melayani
• Pembangunan Bus Air PER MASING-MASING
Tol Laut Feeder Pelabuhan Tol dalam RIPN konektivitas antar konektivitas antar konektivitas antar pulau
Laut provinsi kabupaten dalam satu kabupaten USULAN KEGIATAN
PENILAIAN ASPEK RUAS PRIORITAS DAK PENUGASAN BIDANG TRANSPORTASI LAUT 2020
REPUBLIK
INDONESIA
PRIORITAS PARIWISATA
VERIFIKASI USULAN DAK PENUGASAN BIDANG TRANSPORTASI LAUT TAHUN 2020
Provinsi :
Provinsi/Kota/Kab :
Prioritas :
Check list :
USULAN PARIWISATA
PELABUHAN/ DERMAGA PENYEBERANGAN MILIK DAERAH
Yang melayani rute menuju Yang melayani rute antar Yang melayani rute antar Yang melayani rute antar
NO Kawasan Destinasi Pariwisata Kawasan Destinasi Pariwisata Kawasan Destinasi Pariwisata Kawasan Destinasi Pariwisata Keterangan
RINCIAN KEGIATAN DETAIL RINCIAN VOLUME UNIT COST BIAYA Nasional dengan Kawasan Destinasi dengan Kawasan Destinasi dengan Kawasan Destinasi
Pariwisata lainnya antar Provinsi Pariwisata lainnya dalam 1 (Satu) Pariwisata lainnya dalam 1 (Satu)
Provinsi Kabupaten
10
Dermaga
Jalan Kabupaten
Kawasan
Lokpri Perbatasan
Industri
Batas Negara
Jalan Nasional Perbatasan
Kawasan Ekonomi Khusus
Daerah Tertinggal
Jalan Nasional Jalan Provinsi Jalan Kabupaten Batas Negara
Pelabuhan rute komersial alur arteri sekunder yang harus dimanfaatkan
sebagai terminal hub rute tol laut subsidi guna menurunkan biaya logistik,
mendorong pertumbuhan aktivitas ekonomi dan outbond cargo dari
kawasan tertinggal yang cepat tumbuh
Implementasi kebijakan tol laut (komersial) yang menantang dihadapi
oleh Kemenhub mendorong pengembangan rencana tol laut subsidi
(non-komersial).
PELABUHAN
MENU KEGIATAN:
• Sisi Darat:
Bangunan Terminal dan bangunan Penunjang Lainnya
KRITERIA TEKNIS:
• Aspek Keselamatan
• Kelembagaan pengelola
• SDM pengelola
Type Spesifikasi
Bus Air Roro
1 2 Sinkron 6
DAERAH e-PROPOSAL e-DAK DPR Aplikasi
DAK Fisik
3 MS EXCEL
4
MS EXCEL
E-Planning DAK
5
dan SINKRON
2018
Penilaian Konfirmasi
Pemerintah Pusat Daerah (TAHUN 2018)
2019 7 OMSPAN
Hal-Hal Penting dalam Penyempurnaan
Aplikasi Pengusulan dan Penilaian DAK Fisik
•Pemda akan MEMILIH pilihan yang ada dari Bidang hingga Rincian Menu
Kegiatan. Isian free text hanya dilakukan pada usulan volume, biaya, satuan
Drop down list menu output, serta lokasi detail (contoh: nama ruas jalan baru, dll) antisipasi
kesalahan penginputan
Penyederhanaan data yang •Tidak perlu mengisi data realisasi DAK Fisik tahun sebelumnya
perlu diinput dalam KRISNA •Tidak perlu mengisi data pendukung di setiap usulan
51
TIMELINE PERENCANAAN
DAK FISIK & NON FISIK TAHUN 2020*
M1-2 Juni :
Sidang Kabinet dan Penetapan Perpres
RKP
16 - 30 Juni :
Verifikasi Provinsi untuk usulan Kab/Kota
23 April : Sosialisasi
Verifikasi Bangda untuk usulan Provinsi
Aplikasi Krisna DAK kepada Bappeda
Provinsi
• Meminta seluruh OPD untuk daftar (registrasi) dalam akun krisna dengan portal sesuai dengan masing-masing
daerah (misal : depokkota.krisna.systems), video tutorial dapat di lihat https://youtu.be/jP2xAfkMz1Q
• Admin bappeda melakukan set role sbb :
• Provinsi : Kepala Bappeprov, Bappeprov, Verifikator dan OPD)
• Kab/Kota : Kepala Bappeda, Bappeda dan OPD)
• Menyebarkan rincian menu DAK ke OPD terkait (rincian dapat di download di bit.ly/sosialisasiKRISNADAK)
• Melakukan sosialisasi pengusulan DAK kepada OPD
• Daerah yang mendaftarkan di krisna.systems tidak sesuai dengan surat Kepala Bappeda dan form, mohon dapat di
update
• Link form : bit.ly/daftarakunKRISNADAK2019
• Email surat resmi : otda@bappenas.go.id
• Manual/Panduan Pengusulan DAK dapat di download di bit.ly/manualv2
• Bahan Sosialisasi KRISNA dan RINCIAN MENU KEGIATAN dapat di download di bit.ly/sosialisasiKRISNADAK
(sementara)
• Facebook Fan Page KRISNA : fb.me/KRISNADAK19
• Pengusulan dimulai serentak
JENIS USER ROLE DAN
AKSINYA
DALAM APLIKASI KRISNA-DAK (1)
Nama Role: Admin Nama Role: Nama Role: Admin Nama Role: Bappeprov (Pengusul
• Didaftarkan melalui Bappeda • Didaftarkan melalui surat Kegiatan)
surat resmi per tanggal 9 (Pengusul resmi per tanggal 9 Maret • Mengelola data usulan DAK menambah,
Maret 2018 2018 mengedit, menghapus data usulan di
• Dapat menambahkan
Kegiatan)
• Mengelola data • Dapat menambahkan dan bidang masing-masing
dan mengatur user OPD usulan DAK mengatur user OPD dan • Mengunggah TOR dan RAB di level menu
dan Bappeda sebagai menambah, Bappeda sebagai pengusul kegiatan
pengusul kegiatan mengedit, kegiatan • Mengisi dan mengelola Data Teknis di
• Melihat data usulan menghapus data • Melihat data usulan seluruh seluruh bidang
DAK di seluruh bidang di usulan di seluruh bidang di Provinsi dan • Melihat status perubahan usulan (Log Data)
daerahnya bidang Kab/Kota wilayahnya • Melihat dan mencetak rekapitulasi
• Mengunggah TOR dan • Melihat seluruh usulan seluruh bidang
Nama Role: Bappeda RAB di level menu
(Verifikator) Nama Role: Verifikator Nama Role: Bappeprov (Verifikator
kegiatan
• Menilai usulan dari OPD dan • Mengisi dan (Usulan Kab/Kota) Usulan Provinsi)
memberikan komentar untuk merevisi mengelola Data • Memverifikasi usulan seluruh Kab/Kota • Menilai usulan dari OPD dan memberikan
usulannya (status usulan: pending- Teknis di seluruh komentar untuk merevisi usulannya (status
add)
di provinsi masing-masing dengan cara
bidang usulan: pending-add)
• Mengunci usulan kegiatan untuk Flagging Bendera Kuning: Perlu
• Melihat status • Mengunci usulan kegiatan untuk diverfikasi
diverfikasi oleh Provinsi (status usulan: perbaikan oleh Bappeda Kab/Kota,
perubahan usulan oleh Provinsi (status usulan: ready)
ready) (Log Data) Bendera Hijau: Lolos Verifikasi (Selaras) • Memberikan Skala Prioritas pada setiap
• Memberikan Skala Prioritas pada
• Melihat seluruh usulan • Unggah Surat Rekomendasi bagi seluruh usulan di masing-masing bidang DAK
setiap usulan di masing-masing bidang usulan kab/kota di wilayahnya (telah
di seluruh bidang • Melihat status perubahan usulan (Log Data)
DAK dittd Gubernur dan cap basah)
• Mencetak dan meng- • Melihat dan mencetak rekapitulasi
• Melihat status perubahan usulan (Log
Data)
upload surat • Melihat status perubahan usulan (Log • Melihat seluruh usulan di seluruh bidang
• Melihat dan mencetak rekapitulasi pengantar dan Data) • Mencetak dan meng-upload surat pengantar
• Melihat seluruh usulan di seluruh rekapitulasi usulan • Melihat seluruh usulan di seluruh dan rekapitulasi usulan DAK
bidang DAK kab/kota di wilayahnya
JENIS USER ROLE DAN
AKSINYA
DALAM APLIKASI KRISNA-DAK (2)
Pilih Menu
Kegiatan
Hijau: Kuning: Perlu Abu-Abu:
Perbaikan Belum
Direkomen-
(dengan
dasikan catatan)
terverifikasi
02 Jika ada catatan dari Pusat untuk penyesuaian volume / output (bisa lebih
besar atau lebih kecil).
Unit Cost
Jika ada catatan dari Pusat untuk penyesuaian unit cost (bisa lebih kecil
03 namun jika berubah tidak boleh melebihi usulan per-subbidang/ bidang
yang diinput sebelumnya).
04 Lokasi
Perubahan lokus dan wilayah dimungkinkan jika ada catatan dari Pusat, misalnya perubahan
ruas jalan / sekolah / faskes atau perubahan desa / kelurahan/ kecamatan.
Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan
04
Kesiapan data teknis, data pendukung, dsb.
JADWAL PENILAIAN DAK FISIK
TAHUN 2020
2 Juli 4-5 Juli 21-26 Juli 29-31 Juli 01–24 Ags 25-30 Ags
TM Pagu Indikatif & TM Penilaian Awal TM Penyajian Hasil Daerah melihat hasil Proses Sinkronisasi TM Finalisasi hasil
Verifikasi Pasca (penentuan Penilaian Awal penilaian dan Harmonisasi penilaian akhir
Penutupan Usulan kriteria)
Daerah
01 02 03 04
LEVEL PENILAIAN CARA PENILAIAN KRITERIA PENILAIAN KETERANGAN
KEMENTERIAN Detail Rincian • Memilih tanda Diterima/ 1. Kesesuaian lokasi prioritas Harus menyertakan
PPN/BAPPENAS Ditolak/ Didiskusikan 2. Kesesuaian target output kertas kerja atas
• Wajib ada catatan untuk tanda (tahunan dan jangka menengah) penilaian yang
Ditolak/ Didiskusikan mencakup:
metodologi penilaian,
dasar hukum/dokumen
perencanaan yang
digunakan, serta hasil
K/L TEKNIS Detail Rincian • Memilih tanda Diterima/ 1. Kesesuaian dengan profil daerah penilaian
PENGAMPU DAK Ditolak/ Didiskusikan dan data teknis
• Wajib ada catatan untuk tanda 2. Kewajaran nilai usulan kegiatan
Ditolak/ Didiskusikan
Peran Bappenas:
Peran Kemenhub: Peran Kemenkeu:
1. Perencanaan umum program DAK
1. Pembinaan Perencanaan teknis 1. Merekomendasikan alokasi anggaran
2. Melakukan sinkronisasi dan harmonisasi
2. Bersama-sama dengan Bappenas 2. Menyalurkan Anggaran
program DAK
melakukan verifikasi terhadap usulan 3. Bersama-sama dengan K/L
3. Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan
daerah melakukan verifikasi thd usulan
program
3. Penyusunan Juknis DAK Bidang Jalan daerah
4. Menyusun Pagu indikatif program
Sub Bidang keselamatan Jalan dan DAK 4. Menyusun pagu indikatif
5. Bersama-sama dengan K/L melakukan
Bidang Transportasi Laut 5. Monev aspek Keuangan
verifikasi terhadap usulan daerah
4. Koordinasi Monev
6. Koordinasi Monev DAK
PROVINSI
Bappeda & Dinas Perhubungan Balai Pengelola Transportasi Darat
Peran Provinsi: 1. Bersama-sama dengan Bappeda dan Dinas Perhubungan Provinsi
1. Menyusun Usulan DAK Bidang Jalan Sub Bidang Keselamatan Jalan dan Bidang melakukan verifikasi terhadap usulan DAK Bidang Jalan Sub Bidang
Transportasi Laut Provinsi Keselamatan Jalan dan Bidang Transportasi Laut Provinsi, Kabupaten
2. Bersama-sama dengan BPTD melakukan verifikasi terhadap usulan DAK Bidang dan Kota
Jalan Sub Bidang Keselamatan Jalan dan Bidang Transportasi laut Provinsi, 2. Koordinasi Monev DAK di tingkat Provinsi
Kabupaten dan Kota
3. Koordinasi Monev DAK di tingkat Provinsi
KABUPATEN/KOTA
Peran PKabupaten:
Bappeda & Dinas Perhubungan 1. Menyusun Usulan DAK Bidang Jalan Sub Bidang Keselamatan Jalan dan Bidang
Transportasi Laut Kabupaten/Kota
2. Koordinasi Monev DAK di tingkat Provinsi
DAERAH PENERIMA DAK PERHUBUNGAN
DI PROVINSI JAWA TIMUR
Transportasi Transportasi
Keselamatan Keselamatan
No Prov/Kab/Kota Laut No Prov/Kab/Kota Laut
Jalan Jalan
(Penugasan) (Penugasan)
1 Provinsi Jawa Timur ✅ 17 Kab. Madiun ✅
2 Kab. Pacitan ✅ 18 Kab. Magetan ✅
3 Kab. Trenggalek ✅ 19 Kab. Ngawi ✅
4 Kab. Tulungagung ✅ 20 Kab. Tuban ✅
5 Kab. Blitar ✅ 21 Kab. Lamongan ✅
6 Kab. Malang ✅ 22 Kab. Bangkalan ✅
7 Kab. Lumajang ✅ 23 Kab. Sampang ✅
8 Kab. Jember ✅ 24 Kab. Pamekasan ✅
9 Kab. Banyuwangi ✅ 25 Kab. Sumenep ✅ ✅
10 Kab. Bondowoso ✅ 26 Kota Kediri ✅
11 Kab. Situbondo ✅ 27 Kota Blitar ✅
12 Kab. Probolinggo ✅ 28 Kota Probolinggo ✅
13 Kab. Pasuruan ✅ 29 Kota Pasuruan ✅
14 Kab. Mojokerto ✅ 30 Kota Mojokerto ✅
15 Kab. Jombang ✅ 31 Kota Surabaya ✅
16 Kab. Nganjuk ✅
Sumber:
Krisna DAK, diolah
USULAN DAK PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA
TIMUR Transportasi Laut (Penugasan) Keselamatan Jalan
No Prov/Kab/Kota Total Usulan
Vol Jumlah Vol Jumlah
1 Provinsi Jawa Timur 9,00 17.146.000.000,00 17.146.000.000,00
2 Kab. Pacitan 38,00 9.375.064.000,00 9.375.064.000,00
3 Kab. Trenggalek 70,00 11.901.877.000,00 11.901.877.000,00
4 Kab. Tulungagung 42,00 11.821.000.000,00 11.821.000.000,00
5 Kab. Blitar 28,00 3.380.000.000,00 3.380.000.000,00
6 Kab. Malang 15,00 2.402.138.647,59 2.402.138.647,59
7 Kab. Lumajang 109,00 103.308.500.000,00 103.308.500.000,00
8 Kab. Jember 176,00 35.068.863.600,00 35.068.863.600,00
9 Kab. Banyuwangi 38,00 14.068.000.000,00 14.068.000.000,00
10 Kab. Bondowoso 46,00 13.145.490.000,00 13.145.490.000,00
11 Kab. Situbondo 8,00 7.449.770.000,00 7.449.770.000,00
12 Kab. Probolinggo 126,00 75.485.000.000,00 75.485.000.000,00
13 Kab. Pasuruan 24,00 2.714.500.000,00 2.714.500.000,00
14 Kab. Mojokerto 38,00 4.103.250.000,00 4.103.250.000,00
15 Kab. Jombang 79,00 38.149.100.000,00 38.149.100.000,00
16 Kab. Nganjuk 29,00 2.919.856.000,00 2.919.856.000,00
17 Kab. Madiun 36,00 22.142.136.000,00 22.142.136.000,00
18 Kab. Magetan 51,00 3.845.225.000,00 3.845.225.000,00
19 Kab. Ngawi 19,00 2.815.340.000,00 2.815.340.000,00
20 Kab. Tuban 29,00 3.722.100.000,00 3.722.100.000,00
21 Kab. Lamongan 249,00 25.253.395.000,00 25.253.395.000,00
22 Kab. Bangkalan 13,00 5.000.000.000,00 5.000.000.000,00
23 Kab. Sampang 12,00 8.216.500.000,00 8.216.500.000,00
24 Kab. Pamekasan 35,00 25.039.030.000,00 25.039.030.000,00
25 Kab. Sumenep 4,00 17.645.821.000,00 16,00 3.420.800.000,00 21.066.621.000,00
26 Kota Kediri 19,00 5.138.340.500,00 5.138.340.500,00
27 Kota Blitar 34,00 1.521.154.000,00 1.521.154.000,00
28 Kota Probolinggo 35,00 8.405.750.000,00 8.405.750.000,00
29 Kota Pasuruan 106,00 12.341.320.000,00 12.341.320.000,00
Sumber: 30 Kota Mojokerto 20,00 4.186.849.450,00 4.186.849.450,00
Krisna DAK, diolah 31 Kota Surabaya 15,00 7.356.242.225,00 7.356.242.225,00
4,00 17.645.821.000,00 1.564,00 490.842.591.422,59 508.488.412.422,59
Terima Kasih
Direktorat Transportasi Bappenas
Jl. Taman Suropati No. 2 – Jakarta Pusat
LAMPIRAN
71
1. “Bagaimana cara mengisi “kode detail rincian” dan “nomenklatur detail rincian”?
2. “Bagaimana memilih lokasi jika pelaksanaannya tidak di tingkat desa atau yang bersifat antar
wilayah (tidak di titik tertentu)?
3. “Bagaimana jika usulan memiliki spesifikasi yang lebih rinci dari detail rincian? Di mana harus
menuliskannya?”
4. “Bagaimana jika nama desa yang dimaksud tidak ditemukan?”
5. “Apa yang terjadi jika “usulan tidak dapat tersimpan” dan ada keterangan “duplicated”?
6. “Bagaimana cara upload TOR dan siapa yang dapat melakukannya?”
7. “Siapa yang dapat mengisi data teknis?”
8. “Bagaimana jika tidak dapat mengusulkan di bidang – bidang tertentu?”
9. “Apakah isian dalam unit cost boleh lebih rendah atau lebih tinggi dari standar yang ditampilkan di
aplikasi?”
10. “Apakah satuan dapat diubah?”
11. “Mengapa tidak dapat mengakses menu “rekapitulasi” sebagai user OPD maupun Bappeda?”
12. “Bagaimana cara mengusulkan GOR dan Perpustakaan?”
1. “Bagaimana cara mengisi “kode detail rincian” dan
“nomenklatur detail rincian”?
Dua macam form input isian:
1. bidang dengan data referensi (yang dapat dipilih)
2. bidang tanpa data referensi.
Kesemua bidang tersebut memiliki database lokus yang dapat dipilih dan otomatis terisi
lokasinya (tidak perlu memilih kecamatan dan desanya).
Kolom “Kode Detail Rincian” diisi dengan nomor urut saat mengisi.
Ketika berpindah rincian, dimulai dari awal (nomor 1) walaupun dalam
satu menu kegiatan yang sama.
Kolom “Nomenklatur Detail Rincian” harus diisi dengan nama lokus
yang lebih spesifik misalnya nama BPTU (untuk bidang pertanian)
atau nama pasar (untuk bidang pasar)
Untuk detail rincian dengan lokus yang tidak memiliki nama, kolom
“Nomenklatur Detail Rincian” dapat diisi dengan lokus tersebut dan
disebutkan lokasi. Contoh: “Embung di Desa Lima Warna” atau
“Jaringan Perpipaan SPAM di Desa Telaga Surya” atau “Tangki
Septik Skala Perdesaan Individual di Kecamatan Ledang”
Kode Detail Rincian dan Nomenklatur Detail Rincian WAJIB DIISI
Untuk lokasi dapat dipilih hingga desa. Namun, jika pelaksanaannya
di tingkat kecamatan, maka desa dapat dikosongkan.
2. Bagaimana memilih lokasi jika pelaksanaannya tidak di tingkat
desa atau yang bersifat antar wilayah (tidak di titik tertentu)?
KASUS 1: Jika bersifat lintas wilayah
Contoh: Bidang Jalan yakni pembangunan ruas jalan yang
melintasi beberapa kecamatan.
Pilih salah satu
kecamatan/wilayah terkait dan
tidak perlu memilih desa
Di kolom Keterangan
dituliskan tambahan
informasi. Contoh: “akan
didistribusikan ke seluruh
puskesmas di
Kabupaten…… (nama kab-
nya) ”
2. Bagaimana memilih lokasi jika pelaksanaannya tidak di tingkat
desa atau yang bersifat antar wilayah (tidak di titik tertentu)?
KASUS 3: Jika dilaksanakan di dalam satu desa (lokasi terkecil) dan lokus tidak memiliki nama spesifik.
Contoh: Bidang pertanian, yakni pembangunan beberapa embung di sebuah desa.
Pilih lokasi (kecamatan atau
desanya)
Slide
3. Bagaimana jika usulan memiliki spesifikasi yang lebih rinci dari
detail rincian? Di mana harus menuliskannya?”
Contoh:
1. Bidang Kesehatan untuk rincian kegiatan “Penyediaan Sarana Pendukung Instalasi Farmasi” atau “Pengadaan bahan medis habis pakai puskesmas”, serta
yang sejenis, dibutuhkan keterangan cakupan sarana pendukung atau bahan habis pakai yang dimaksud.
2. Bidang Pertanian dengan rincian kegiatan “pengadaan sarana pendukung Balai/ Instansi Perbibitan dan Hijauan Pakan Ternak” atau “Sarana Pendukung
Rumah Potong Hewan Ruminansia” serta yang sejenis.
Untuk kasus seperti ini, maka cakupan rincian kegiatan dapat dijabarkan dalam kolom “Keterangan”.
Lokasi kecamatan dan desa
di mana fasilitas tsb berada
(misalnya
Data teknis hanya dapat diisi oleh user BAPPEDA karena adanya bidang dengan subbidang yang
dilaksanakan oleh instansi berbeda (misalnya di bidang Kesehatan dan KB serta di bidang Pendidikan di
mana subbidang Perpustakaan dan Olahraga bukan dilaksanakan oleh OPD pendidikan).
User OPD hanya dapat melihat tampilan data teknis sementara submit data teknis hanya dapat diakses
user Bappeda. Namun, input utama data teknis tersebut diharapkan berasal oleh OPD
Format excel data teknis untuk diisi oleh OPD dapat diakses di menu DOKUMENTASI LAIN-LAIN
DATA TEKNIS
8. Bagaimana jika tidak dapat mengusulkan di bidang – bidang
tertentu?”
1. Cek kewenangan (bidang tersebut kewenangan provinsi atau kabupaten/kota? Sebagai contoh, Energi Skala Kecil
hanya untuk Provinsi
2. Apabila sudah sesuai kewenangan, cek apakah itu DAK Reguler, Penugasan, atau Afirmasi?
11. “Mengapa tidak dapat mengakses menu “rekapitulasi” sebagai user OPD
maupun Bappeda?”
1. Menu rekapitulasi hanya berisi fasilitas mencetak Surat Pengantar dari Kepala Daerah sehingga
hanya dapat diakses oleh user Kepala Bappeda
2. Apabila ingin melihat dan download rekapitulasi/ringkasan data usulan, maka dapat menggunakan
menu “treeview ataupun laporan”
12. Bagaimana mengusulkan GOR dan Perpustakaan?
1. GOR dan Perpustakaan Daerah adalah SUB BIDANG BARU DALAM DAK PENDIDIKAN
2. Yang bisa mengusulkan adalah OPD yang mengurus Olahraga dan Perpustakaan (Dinas) perpustakaan dan GOR
dalam satuan pendidikan tidak bisa usul
3. GOR hanya bisa diusulkan oleh KABUPATEN/KOTA, sedangkan Perpustakaan oleh PROVINSI, KAB, DAN KOTA