Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ANGARAN PERUSAHAAN

SISTEM BREAK EVEN POINT DALAM ANGGARAN


Dosen : Dra Febriati, M.M.

DISUSUN OLEH :

1. Julita (1710426259)
2. Abdul Rhasyid (1710426265)

UNIVERSITAS PANCA BAKTI


FAKULTAS EKONOMI
2019
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………….........................


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………..
1.4 Manfaat…………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Break Even Point……………………………………………………


1.2 Manfaat Analisis Break Even Point……………………………………………..
1.3 Jenis Biaya Berdasarkan Break Even Point……………………………………..
1.4 Menentukan Break Even Point (BEP)/ Titik Impas……………………………..
1.5 Keterbatasan Analisis Break Even Point………………………………………..

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

SARAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya,kami dapat menyelesaikan makalah materi mata kuliah Anggaran

Perusahaan yang berjudul “SISTEM BREAK EVEN POINT DALAM ANGGARAN”

tepat pada waktunya.

Makalah ini berisi uraian mengenai Break Even Point mulai dari Manfaat Analisis

Break Even (Titik Impas) ,Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik Impas),  Cara

Menentukan Break Even Point (BEP)/Titik Impas,dan Keterbatasan Analisis Break Even

Point. Tak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu selaku Dosen kami

dalam pembelajaran mata kuliah Angaran perusahaan,dan juga kepada teman-teman yang

telah memberikan dukungan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Harapan terdalam kami, semoga penyusunan makalah ini bisa bermanfaat bagi kita

semua serta menjadi tambahan informasi mengenai “ BREAK EVEN POINT”bagi para

pembaca.

Kami menyadari jika dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, dengan hati yang terbuka kritik serta saran yang konstruktif guna

kesempurnaan tugas makalah ini. Demikian makalah ini kami susun,apabila ada kata-kata

yang kurang berkenan dan banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-

besarnya. Semoga bermanfaat. Termakasih .


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sebelum memproduksi suatu produk, perusahaan terlebih dulu merencanakan

seberapa besar laba yang diinginkan. Ketika menjalankan usaha maka tentunya akan

mengeluarkan biaya produksi, maka dengan analisis titik impas dapat diketahui pada

waktu dan tingkat harga berapa penjualan yang dilakukan tidak menjadikan usaha

tersebut rugi dan mampu menetapkan penjualan dengan harga yang bersaing pula tanpa

melupakan laba yang diinginkan.

Hal tersebut dikarenakan biaya produksi sangat berpengaruh terhadap harga jual dan

begitu pula sebaliknya,sehingga dengan penentuan titik impas tersebut dapat diketahui

jumlah barang dan jumlah harga pada penjualan. Analisis break even point sering

digunakan dalam hal yang lain misalnya dalam analisis laporan keuangan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian Break Even Point?

2. Bagaimanakah Manfaat Analisis Break Even (Titik Impas)?

3. Bagaimanakah Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik Impas) ?

4. Bagaimanakah Cara Menentukan Break Even Point (BEP) / Titik Impas ?

5. Bagaimana Keterbatasan Analisis Break Even Point ?     


1.3  TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat disimpulkan tujuan dari penulisan adalah

sebagai berikut:

1. Memahami Manfaat Analisis Break Even (Titik Impas).

2. Memahami Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik Impas).

3. Memahami Cara Menentukan Break Even Point (BEP).

4. Memahami  Keterbatasan Analisis Break Even Point.

1.4 MANFAAT

Manfaat dalam pembuatan makalah ini agar pembaca bisa mengetahui dan menambah

wawasan pembaca yang menegenai materi yang telah dibuat. Setelah membaca makalah

ini pembaca diharapkan dapat menambah pengetahuan.

               
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Break Even Point

Break Even Point (BEP) adalah titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan

biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam

suatu perusahaan.

Break Even Point ini digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh mana banyaknya

jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk

mendapatkan titik impas atau kembali modal.

2.2  Manfaat Analisis Break Even (Titik Impas)

Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana

perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita

kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol.

Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap,

dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel.

Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap,

maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh

keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di

keluarkan.

Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan,

bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan
yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis break even dapat membantu

pimpinan dalm mengambil keputusan mengenaihal-hal sebagai berikut:

a. Jumlah penjualan minimalyang harus dipertahankanagar perusahaan tidak

mengalami kerugian.

b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.

c. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.

d. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume

penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.

2.3 Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik Impas)

Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Variabel Cost (biaya Variabel)

Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan

perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya

variabel total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan

persentase tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan dengan

penjualan dalam unit.

2. Fixed Cost (biaya tetap)

Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh

volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time)

sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu. Contoh biaya
sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap

dikeluarkan.

3. Semi Varibel Cost

Semi variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian

tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang

tergolong jenis ini misalnya: Sales expense atau komisi bagi salesman dimana

komisi bagi

Laboratorium Pengembangan Akuntansi 43

salesman ini tetap untuk range atau volume tertentu, dan naik pada level yang

lebih tinggi.

2.4   Menentukan Break Even Point (BEP) / Titik Impas

 Mathematical Approach

BEP-Rupiah    =   Total Fixed Cost  x  Harga jual / unit

Harga jual perunit - variable cost                                                                              

BEP-Unit        =          Fixed Cost

Harga Jual – Variabel Cost

BEP untuk produk ganda = FC/ [(1-v/c)xWi]

Keterangan :

Biaya Tetap(FC) adalah biaya yang jumlahnya tetap walaupun usaha anda tidak

sedang berproduksi seperti biaya gaji karyawan, biaya penyusutan peratalan

usaha, biaya asuransi. Dll.

Biaya Variable (VC) adalah biaya yang jumlahnya akan meningkat seiring dengan

peningkatan jumlah produksi. Misalnya bahan baku, bahan bakar, biaya listrik dll.
Harga per unit adalah harga jual barang atau jasa yang dihasilkan.

Biaya Variable per unit adalah total biaya variable dibagi dengan jumlah unit

yang di produksi atau dengan kata lain biaya rata-rata per unit.

Margin Kontribusi per unit adalah selisih harga jual per unit dengan biaya

variable per unit.

Wi: presentasi dari total penjualan (Rp) tiap produk, disebut bobot kontribusi

margin.

2. Contoh 1

Fixed Cost suatu toko sepatu : Rp.500.000,-

Variable cost    Rp.10.000 / unit

Harga jual   Rp. 20.000 / unit

Maka BEP per unitnya adalah

BEP      =   Fixed Cost

Harga Jual – Variabel Cost

BEP     =   Rp.500.000

20.000 – 10.000

= 50 unit

Artinya perusahaan perlu menjual 50 unit sepasang sepatu agar terjadi break even

point. Pada pejualan unit ke 51, maka toko itu mulai memperoleh keuntungan.

Contoh BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar

terjadi BEP :
Total Fixed Cost

________________________________   x  Harga jual / unit

Harga jual per unit - variable cost

Dengan menggunakan contoh soal sama seperti diatas maka uang penjualan yang

harus diterima agar terjadi BEP adalah

Rp.500.00              x Rp.20.000 = Rp.1.000.000,

20.000 – 10.000

2. Contoh 2

Sebuah perusahaan yang diberi nama “Usaha Maju” memiliki data-data biaya dan

rencana produksi seperti berikut ini :

a. Biaya Tetap sebulan adalah sebesar Rp.140juta yaitu terdiri dari :

biaya gaji pegawai + pemilik = Rp.75,000,000

biaya penyusutan mobil kijang = Rp. 1,500,000

biaya asuransi kesehatan = Rp.15,000,000

biaya sewa gedung kantor = Rp.18,500,000

biaya sewa pabrik = Rp.30,000,000

b. Biaya variable per unit Rp. 75,000.00 yaitu terdiri dari :

biaya bahan baku = Rp.35,000

biaya tenaga kerja langsung = Rp.25,000

biaya lain = Rp.15,000

c. Harga Jual per Unit Rp.95,000.

Sekarang mari kita hitung berapa tingkat BEP usaha tersebut baik dalam unit

maupun  dalam rupiah :


BEP unit adalah

= Biaya Tetap / (harga per unit – biaya variable per unit)

= Rp.140juta / (Rp.95,000 – Rp.75,000)

= Rp.140juta / Rp.20,000

= 7,000 unit

BEP Rupiah adalah

=   Total Fixed Cost  x  Harga jual / unit

Harga jual per unit - variable cost                                                                         

= Rp.140 juta  x  Rp. 95.000

= Rp.95.000 – Rp.75.000

= Rp.140 juta   x  Rp. 95.000

= Rp. 20.000

= Rp 665.000.000

Penjelasan perhitungan BEP :

Untuk dapat beroperasi dalam kondisi BEP yaitu laba nol, perusahaan Usaha

Maju  harus dapat menghasilkan produk sebanyak 7,000 unit dengan harga

Rp.95,000 unit, maka jumlah penjualannya akan menjadi Rp.665.000.000

Aplikasi BEP untuk penghitungan target laba.

Dengan mengetahui kapan perusahaan melewati tingkat BEP, maka anda

sebagai manager atau pemilik Usaha Maju Terus akan dapat menghitung berapa

minimal penjualan untuk mendapatkan laba yang anda targetkan, yaitu dengan
cara menambahkan laba yang ditargetkan tersebut dengan biaya tetap yang anda

miliki.

Misalkan target laba anda sebulan adalah Rp.75 juta, maka minimal penjualan

yang anda harus capai adalah sebagai berikut :

BEP – Laba     = (Biaya Tetap + Target Laba) / (Harga per unit – Biaya

Variable/ unit)

= (Rp.140juta + Rp.75juta) / (Rp.95,000 – Rp.75,000)

= Rp.215juta / Rp.20,000

= 10,750 unit

Mari kita buktikan perhitungan tersebut diatas, apakah benar dengan menjual

sebanyak 10,750 unit Usaha Maju Terus akan mendapatkan laba sebesar

Rp.75,000,000.

A. Penjualan Rp.1.021.250.000

B. Dikurangi:

1. biaya tetap

Rp. 140.000.000

2. biaya variabel (10.750xRp.75.000)

Rp. 806.250.000

Total biaya

Rp. 946250000

C. Laba/Rugi

Rp. 75.000.000

Kesimpulan : Terbukti.
 Graphical Approach

Secara grafis titik break even ditentukan oleh persilangan antara garis total

revenue dan garis total cost.

2.5 Keterbatasan Analisis Break Even Point

Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even dapat

dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini at dipertahankan apabila biaya-

biaya dan harga jual dalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan

mempengaruhi titik break even. Dalam kenyataan analisis ini agak sukar untuk

diterapkan. Oleh sebab ini bagi analis perlu diketahui bahwa analisis break even

mempunyai limitasi-limitasi tertentu, yaitu:

 Fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of out put tertentu

Laboratorium Pengembangan Akuntansi 45

 Variabel cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan

 Sales price perunit tidak berubah dalam periode tertentu

 Sales mix adalah konstan

Berdasarkan limitasi-limitasi tersebut, BREAK EVEN POINT (BEP) akan

bergeser atau berubah apabila:

1. Perubahan FC, terjadi sebagai akibat bertambahnya kapasitas produksi,

dimana        perubahan ini di tandai dengan naik turunnya garis FC dan TC-

nya, meskipun perubahannya tidak mempengaruhi kemiringan garis TC. Bila

FC naik BEP akan bergeser keatas atau sebaliknya.


2. Perubahan pada variabel cost ratio atau VC per unit, dimana perubahan ini

akan       menentukan bagaimana miringnya garis total cost. Naiknya biayaVC

per unit akan menggeser BEP keatas atau sebaliknya.

3. Perubahan dalam sales price per unit

Perubahan ini akan mempengaruhi miringnya garis total revenue (TR).

Naiknya harga jual per unit pada level penjualan yang sama walaupun semua

biaya adalah tetap, akan menggeser kebawah atau sebaliknya.

Terjadinya perubahan dalam sales mix

Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk maka

komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales

mix) haruslah tetap. Apabila terjadi perubahan misalnya terjadi kenaikan 20%

pada produk A sedangkan produk B tetap maka BEP pun akan berubah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Break Even Point  (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan

dimana perusahaan di dalam operasinyan tidak memperoleh keuntungan dan tidak

menderita kerugian. Tujuan dari analisis break event point yaitu untuk mengetahui

pada volume penjualan atau produksi berapakah suatu perusahaan akan mencapai

laba tertentu.

Analisis Break Even Point secara umum dapat memberikan informasi kepada

pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan

tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjulalan tertentu.

Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even dapat

dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini dapat dipertahankan apabila

biaya-biaya dan harga jual adalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan

biaya akan mempengaruhi titik break even.


B. Saran

Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk maka

komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales mix)

haruslah tetap. Karena keadaan ini dapat dipertahankan apabila biaya-biaya dan

harga jual adalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan

mempengaruhi titik break even.

Jadi,Tujuan dari analisis break event point yaitu untuk mengetahui pada volume

penjualan atau produksi berapakah suatu perusahaan akan mencapai laba tertentu.

Demikianlah makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.

Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada

kami. Apabila ada terdapat kesalahan kami mohon dapat memaafkan dan

memakluminya, TERIMAKASIH.

Anda mungkin juga menyukai