Anda di halaman 1dari 33

Nastiti Kaswandani

Situasi COVID-19 (23 September 2020)

https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019
https://covid19.go.id/peta-sebaran
COVID-19 pada Anak
Jumlah kasus Jumlah kematian

9.7%
(24.966) 1.8%
(179)

Kematian anak akibat COVID-19= 0.72% https://covid19.go.id/peta-sebaran


Anak vs Dewasa? • Anak lebih banyak di dalam rumah
• Anak lebih sering terkena infeksi
coronavirus lainnya, proteksi silang?
• Sistem imun masih berkembang

Rivellese, F., & Prediletto, E. (2020). Autoimmunity reviews, 19(6), 102536. https://doi.org/10.1016/j.autrev.2020.102536
Gejala Klinis
Masa inkubasi : 1 – 14 hari (3 – 7 hari)

Gejala klinis
Tanpa gejala
Demam 47.5 % 3 hari
Batuk 41.5 %
Pnemonia 36.9 %
Isolasi (-)
Faring hiperemis 20.6 %
Takikardi 18.6 %
Takipneu 13.4 % Gejala membaik :
Pilek 11.2 % 1 – 2 minggu
Manifestasi 0.5% - 7.1 - 8.1 %
sal.cerna (nyeri
Komorbid : Influenza A, B, RSV,
perut, diare, mual CMV, M. pneumoniae,
muntah) E. aerogenes
Gagal nafas 1.8%
Hipoksemia 1.3%
Insight into COVID-2019 for pediatricians. Pediatric Pulmonology. 2020
Clinical Manifestations of Children with COVID-19: a Systematic Review. 2020
Pemeriksaan Penunjang : Laboratorium

Wang dkk ! spesimen dari BAL (93%), biopsi fibrobronchoscope brush (46%), sputum
(72%), swab nasofaring (63%), swab orofaring (32%), feses (29%), darah (1%), urine (0%)
Detection of SARS-CoV-2 in different types of clinical specimens. JAMA. 2020
Detection Assays using Seven Different Primer/Probe Sets and One Assay Kit. 2020
Pemeriksaan Penunjang : Radiologi

✓Pada fase awal: multiple small patchy shadows and interstitial


changes, terutama di daerah perifer
✓Pada fase selanjutnya: multiple ground glass shadows and infiltrate
shadows
✓Kasus berat: dapat ditemukan konsolidasi

http://kjfy.meetingchina.org/msite/news/show/cn/3337.html
Foto Thorax

Tipikal Pnemonia Atipikal Pnemonia


COVID-19 COVID-19

International Expert Consensus Statement on Dhest Imaging in Pediatric COVID-19 Patient Management : Imaging Finding, Imaging Study Reporting and Imaging Study Recommendations. Radiology. 2000
Foto Thorax
Manifestasi COVID-19 pada CT –scan :
1. Fase awal : lesi paru unilateral, bilateral, normal,
infiltrat lokal pada subpleura, konsolidasi dengan
halo sign, GGO, nodul
2. Fase lanjut : lesi pada bbrp lobus paru penebalan
septum interlobular, fibrosis, air bronchogram
3. Fase kritis : white lung, air bronchogram, GGO,
penebalan pleura
4. Fase recovery : konsolidasi --> GGO, lesi membaik

Clinical and CT features in pediatric patients with COVID-19 infection: Different points from adults. Pediatric Pulmonology. 2020
Gejala Klinis
Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C)

Anak dan remaja 0-19 tahun yang mengalami demam ≥ 3 hari


DAN disertai dua dari:
Ruam atau konjungitvitis bilateral non purulenta atau tanda inflamsi mukokutaneus pada mulut, tangan
dan kaki
Hipotensi atau syok
Gambaran difungsi miokardium, pericarditis, valculitis, abnormalitas coroner (terdiri atas kelainan pada
ekokardiografi, peningkatan Troponin/NT-proBNP)
Bukti adanya koagulopati (dengan peningkatan PT, APTT, d-dimers)
Gejala gastrointesitanal akut (diare, muntah, atau nyeri perut)
DAN
Peningkatan marker inflamasi seperti LED, CRP atau procalcitonin
DAN
Tidak ada penyebab keterlibatan etiologi bakteri yang menyebabkan inflamasi meliputi sepsis bakteri,
sindrom syok karena Stafilokokkus atau Streptokokkus
DAN
Terdapat bukti COVID-19 (berupa RT-PCR, positif tes antigen atau positif serologi) atau kemungkinan besar
kontak dengan pasien COVID-19
Tata Laksana
Klasifikasi Definisi

Asimtomatik Hasil uji SARS-CoV-2 positif tanpa ada tanda dan gejala klinis.

Gejala infeksi saluran napas atas seperti demam, fatigue, mialgia, batuk, nyeri tenggorokan, pilek,
Ringan dan bersin. Beberapa kasus mungkin tidak disertai demam, dan lainnya mengalami gejala saluran
pencernaan seperti mual, muntah, nyeri perut, diare, atau gejala non-respiratori lainnya.

Gejala dan tanda klinis pneumonia. Demam, batuk, takipnu*, dapat disertai ronki atau wheezing
pada auskultasi paru tanpa distres napas dan hipoksemia.

Sedang

*Takipnu= Frekuensi napas <2 bulan: ≥60x/menit, 2–11 bulan: ≥50x/menit, 1–5 tahun: ≥40x/menit,
>5 tahun: ≥30x/menit

• Gejala dan tanda klinis pneumonia berat berupa napas cuping hidung, sianosis, retraksi
subkostal, desaturasi (saturasi oksigen <94%).

Berat • Adanya tanda dan gejala bahaya umum seperti kejang, penurunan kesadaran, muntah profuse,
tidak dapat minum, dengan atau tanpa gejala respiratori.

Pasien mengalami perburukan dengan cepat menjadi acute respiratory distress syndrome (ARDS)
Kritis atau gagal napas atau terjadi syok, ensefalopati, kerusakan miokard atau gagal jantung,
koagulopati, gangguan ginjal akut, dan disfungsi organ multiple atau manifestasi sepsis lainnya.
Kegawatan : Segitiga Penilaian Pediatrik
Kegawatan : Segitiga Penilaian Pediatrik
Kegawatan : ABCDE
CIRCULATION :
AIRWAY : - Frekuensi nadi
- Bebas - Perfusi
- Dapat dipertahankan - Tekanan darah
- Tersumbat
- Perlu intubasi DISABILITY :
- Kesadaran
- Fungsi batang otak
BREATHING : - Motorik
- Frekuensi
- Upaya napas EXPOSURE :
- Keluar/masuk udara - Ruam
- Warna kulit - Hematom
- Ikterus
- dll
TERAPI UTAMA COVID-19 ADALAH TERAPI
SUPORTIF
Kontak Erat Tanpa gejala Tanpa gejala Suspek/Probable/ Kasus suspek berat dan Kasus probable/
terkonfirmasi, suspek/ Terkonfirmasi Sedang kritis konfirmasi berat dan
probable/terkonfirmasi kritis, MIS-C
ringan

Isolasi mandiri di rumah Rawat jalan, isolasi Rawat inap isolasi Rawat inap Isolasi Rawat inap ruangan
selama 14 hari mandiri di rumah Non-farmakologis : tekanan negative intensif tekanan negative
Pemberian Vit C (1-3 oksigenasi, cairan, nutrisi Non-farmakologis : Non-farmakologis :
tahun maksimal 400mg/ Farmakologis : oksigenasi, cairan, nutrisi oksigenasi, cairan, nutrisi
hari; 4-8 - Suportif Farmakologis : Farmakologis :
tahun maksimal 600mg/ - Antibiotik intravena, - Suportif - Suportif
hari; 9-13 tahun Ceftriaxon IV 50-100 mg/ - Antibiotik intravena, - Antibiotik intravena,
maksimal 1,2gram/hari; kgBB/24jam Ceftriaxon IV 50-100 mg/ Ceftriaxon IV 50-100 mg/
12-18 tahun maksimal dan/atau Azitromisin 10 kgBB/24jam kgBB/24jam
1,8gram/hari) dan Zink mg/kg jika curiga dan/atau Azitromisin 10 dan/atau Azitromisin 10
20mg/hari. disertai pneumonia mg/kg jika curiga mg/kg jika curiga
atipikal disertai pneumonia disertai pneumonia
- Curiga ko-infeksi atipikal atipikal
influenza : Oseltamivir - Curiga ko-infeksi - Pertimbangkan
- Vit C influenza : Oseltamivir enggunaan antivirus
- Vit C potensial dan
Terapi Spesifik
REMDESIVIR
• Dosis anak dan dewasa (verifikasi dosis dan preparat dengan pabrik)
• <40 kg: 5 mg/kg IV loading dose pada hari ke-1; diikuti 2,5 mg/kg IV tiap 24 jam
• ≥40 kg: 200 mg IV loading dose pada hari ke-1; diikuti 100 mg IV tiap 24 jam

• Durasi yang direkomendasikan: hingga 10 hari, durasi 5 hari dianjurkan untuk respon cepat (durasi 5 atau
10 hari masih dinilai dalam uji coba klinis)

Keterangan:
• Tersedia melalui permintaan khusus untuk anak-anak (per 14 April 2010)
• Anak usia >12 tahun sedang melakukan uji coba klinis di lokasi tertentu (NCT04292730 dan NCT04292899)
• BPOM: Anak >12 tahun dengan BB ≥40 kg yang memerlukan ventilasi mekanik invasif dengan dosis hari
ke-1 200 mg IV, hari ke-2 sd ke-9 100mg IV, selama 30-120 menit
HIDROKSIKLOROKUIN
• Bayi, anak, dan remaja
• 13 mg/kg (maks: 800 mg) PO diikuti 6,5 mg/kg (maks: 400 mg) PO pada 6, 24, dan 48 jam setelah dosis awal
(durasi dapat diperpanjang hingga 5 hari berdasarkan kasus)
atau
• 6,5 mg/kg/dosis (maks: 400 mg/dosis) PO 2x1 pada hari 1, diikuti 3,25 mg/kg/dosis (maks: 200 mg/dosis) PO
2x1 hingga 5 hari

• Neonatus
• Dosis belum ditetapkan; pertimbangkan penggunaan berdasarkan kasus

• Durasi yang direkomendasikan: tidak lebih dari 5 hari. Durasi yang diteliti untuk malaria akut selama 3 hari

Keterangan
• Pertimbangkan jika pasien bukan kandidat untuk pemberian remdesivir atau remdesivir tidak tersedia
• Tidak direkomendasikan kombinasi terapi dengan Azitromisin
• BPOM: usia >6 tahun
Dosis anak: 6,5 mg/kg/dosis PO 2x1 pada hari 1, diikuti 3,25 mg/kg/dosis 2x1 hingga hari ke-5 (sampai dosis
maksimal dewasa)
LOPINAVIR-RITONAVIR
• Neonatus (usia kehamilan ≥42 minggu) berusia ≥14 hari hingga anak usia <18 tahun
• Lopinavir 300 mg/m2 (maks: 400 mg/dosis) PO 2x1

• Durasi yang direkomendasikan: 7–14 hari

Keterangan:
• Panel dibagi berdasarkan apakah Lopinavir-Ritonavir harus/dapat dipertimbangkan untuk
semua pasien dengan COVID-19
• Tidak direkomendasikan kombinasi terapi dengan Ribavirin
• BPOM: Anak berdasarkan dosis dewasa, tidak boleh lebih dari 10 hari
1 tab=100/25mg
• BB 15-25 kg : 2x2 tab
• BB >25-30 kg: 2x3 tab
• BB >35 kg : 2x4 tab
Pemberian Antivirus pada Pasien dengan
Komorbid
Kondisi atau
Contoh
karakteristik penyerta
Penyakit paru • Terdaftar untuk transplantasi paru
penyerta berat • Oksigen pada ventilasi non-invasif selagi sadar atau tertidur
atau untuk penyakit paru, penyakit jantung, atau hipertensi
pulmonal
• Penyakit pernapasan kronik berat (termasuk fibrosis kistik,
displasia bronkopulmoner, penyakit paru interstisial atau
difus, bronkiektasis, skoliosis, hernia diafragmatika
kongenital, hipoplasia paru) dengan ≥3 rawat inap di rumah
sakit dalam 12 bulan terakhir
Penyakit jantung • Kardiomiopati
penyerta berat • Gagal jantung New York Heart Association/Ross kelas II-IV
• Penyakit jantung congenital sianotik yang belum diperbaiki
• Single ventricle physiology
Resipien transplant sel hematopietik
• Durasi waktu post-allogenic HCT <100 hari atau post-auto HCT <30 hari
• ALC <300/mm3
• Riwayat terkini terapi antilimfosit (ATG <3 bulan atau Alemtuzumab <6 bulan) atau HCT
dengan deplesi sel T ex vivo dalam 6 bulan sebelumnya
• Graft-versus-host disease yang membutuhkan terapi imunosupresi
Resipien transplant organ padat
• Riwayat terkini transplantasi organ padat atau imunosupresi tingkat tinggi (risiko terkait
dengan waktu sejak transplantasi dan derajat imunosupresi dapat bervariasi berdasarkan jenis
organ)
• Terapi dengan ATG (<3 bulan) atau Alemtuzumab (<6 bulan)
• Riwayat terkini terapi imunosupresi untuk rejeksi transplant (<3 bulan)
Mendapat kemoterapi antikanker
Imunokompromais •
Leukemia limfoblastik pada induksi atau mendapat terapi untuk penyakit relaps atau refrakter
berat
(khususnya jika ALC <100/mm3)
• Kanker lain meliputi leukemia myeloid akut, leukemia limfoblastik akut dalam remisi, limfoma
sel B dan T, dan tumor padat/otak dan mendapat kemoterapi dengan ALC <100/mm3
Imunodefisiensi primer
• Imunodefisiensi kombinasi berat atau gangguan kongenital lain yang berhubungan dengan
disfungsi atau defisiensi sel T berat atau riwayat infeksi oportunistik sebelumnya
Infeksi human immunodeficiency virus dengan hitung CD4 <15% atau <200/mm3
Pengobatan dan kondisi imunosupresi lain
• Alemtuzumab (<6 bulan)
• ATG (<3 bulan)
• Inhibitor kostimulasi (Belatacept, Abatacept) untuk pemeliharaan imunosupresi
• Kortikosteroid dosis tinggi (≥2 mg/kg/hari Prednison-ekuivalen selama >2 minggu)
• Disfungsi sel T berat atau ALC <100/mm3
Neonatus
Manajemen Ibu dengan Suspek/Konfirmasi SARS-
CoV-2 dan bayinya dalam periode perinatal.

Ruang persalinan/isolasi Ruang perawatan

Rumah Sakit Ruang operasi COVID-19


COVID-19
Ruang NICU isolasi
Pulang dari RS

Ruang
resusitasi

Trevisanuto D, Moschino L, Doglioni N, Roehr CC, Gervasi MT, Baraldi E. Neonatal resuscitation where the mother has a suspected or confirmed novel coronavirus (SARS-
CoV-2) infection: suggestion for a pragmatic action plan. Neonatology. 2020 Apr 24:1-8.
European Resuscitation Council COVID-19 Guidelines. 24 April 2020
Persiapan Ruangan resusitasi
Untuk Bayi dari Ibu dengan Suspek / Konfirmasi COVID-19

Resusitasi dilakukan di ruangan yang terpisah ATAU di ruangan yang sama


dengan jarak > 2 meter dari ibu (dapat dipertimbangkan pemakaian tirai
pelindung)

Chandrasekharan P, Vento M, Trevisanuto D, Partridge E, Underwood MA, Wiedeman J, Katheria A, Lakshminrusimha S. Neonatal Resuscitation and Postresuscitation Care of
Infants Born to Mothers with Suspected or Confirmed SARS-CoV-2 Infection. American Journal of Perinatology. 2020 Apr 8.
Tatalaksana Neonatus

• Tata laksana neonatus dilahirkan dari ibu terkait COVID-19 dilakukan di ruang isolasi khusus
untuk COVID-19

• Definisi kasus neonatus ditentukan oleh status definisi kasus maternal


• Neonatus tanpa gejala lahir dari ibu tersangka COVID-19:
Skrining petanda infeksi neonatal awitan dini (darah tepi, CRP, PCT, persepsin, dll)
sesuai kemampuan fasilitas kesehatan minimal 12-24 jam pasca lahir
Hasil skrining minimal dua petanda infeksi (limfositopeni, leukopeni, peningkatan
CRP, dan petanda infeksi lainnya)
→ segera lakukan apus nasofaring, idealnya dua kali dengan interval 24 jam
• Neonatus bergejala:
Pemeriksaan laboratorium dan pencitraan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
• (WHO) Ibu dengan status covid positif (+) bukan kontra
indikasi melakukan IMD
• (Indonesia) IMD
• dipertimbangkan setelah edukasi keluarga
• pada ibu dengan kondisi asimptomatik atau dengan gejala ringan
• dengan catatan ibu menggunakan APD minimal masker bedah.
Menyusui pada Ibu dengan COVID-19

• Ibu dengan COVID-19 masih boleh menyusui (WHO)


• Pada Ibu dengan gejala asimptomatik atau gejala ringan
dapat menyusui dengan syarat selama menyusu Ibu
Menggunakan masker bedah (+ kacamata/face shield POGI)
• Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
• Bersihkan dan disinfeksi permukaan yang dipegang ibu
secara rutin

https://www.who.int/news-room/q-a-detail/q-a-on-covid-19-pregnancy-childbirth-
and-breastfeeding
• Asi perah : pada ibu yang memiliki gejala
sedang sampai dengan gejala berat
tetapi masih dapat memerah Asi, Asi
tetap dapat diberikan ke bayi.
• Perhatikan tatacara kelolah Asi yang baik
dan optimal sehingga meminimalkan
kontaminasi pada Asi.
Rawat Gabung
• Rawat gabung pada kondisi Ibu positif COVID, asimptomatik atau
simptomatik ringan-sedang dengan syarat :
• Ruang rawat gabung hanya untuk satu orang
• Jarak Ibu dengan bayi selama tidak menyusui 2 meter
• Dapat dipisahkan dengan tirai, atau bayi diletakan didalam inkubator
• Ventilasi ruangan baik
• Ibu disiplin dalam menjaga Hygiene dan menggunakan APD minimal masker
bedah
RINGKASAN

• Walaupun COVID-19 pada anak cenderung lebih


ringan, akan tetapi beberapa menimbulkan kematian
terutama pada anak dengan komorbid
• Ilmu mengenai COVID-19 terus berkembang, selalu
update guideline yang digunakan
• Strategi terbaik pada anak : PENCEGAHAN

Anda mungkin juga menyukai