Disusun Oleh :
Segala Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “ASUHAN
KEPERAWATAN ANAK DENGAN JUDUL COVID-19” yang diajukan untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Keperawatan Anak.
Makalah ini berisi tentang definisi, etiologi, patofisiologi, pathway, klasifikasi,
manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, dan pencegahan,
serta mengatahui kasus semu dari pasien anak dengan Covid-19.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai usaha kita.
Penulis
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ...............................................................................................… i
DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................1
Latar Belakang .................................................................................................1
Rumusan Masalah ............................................................................................1
Tujuan ..............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI ......................................................................................... 3
Definisi .............................................................................................................3
Etiologi ..............................................................................................................3
Klasifikasi ..........................................................................................................4
Patofisiologi ..................................................................................................... 5
Pathway ........................................................................................................... 7
Manifestasi Klinis .............................................................................................8
Komplikasi ........................................................................................................ 8
Pemeriksaan Penunjang ................................................................................... 8
Penatalaksanaan .............................................................................................. 9
Pencegahan.................................................................................................... 10
Konsep Asuhan Keperawatan ........................................................................ 10
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KASUS SEMU ................................... 14
Kasus ..............................................................................................................14
Pengkajian ......................................................................................................14
Analisa data ...................................................................................................16
Diagnosa ........................................................................................................17
Intervensi .......................................................................................................18
BAB IV KESIMPULAN ............................................................................................20
Kesimpulan ....................................................................................................20
Saran ...............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Coronavirus disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan yang
disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome virus corona 2 (SARS-CoV-2) atau yang
sering disebut virus Corona. Virus ini memiliki tingkat mutasi yang tinggi dan merupakan
patogen zoonotik yang dapat menetap pada manusia dan binatang dengan presentasi klinis
yang sangat beragam, mulai dari asimtomatik, gejala ringan sampai berat, bahkan sampai
kematian.
Penyakit ini dilaporkan memiliki tingkat mortalitas 2-3%. Beberapa faktor risiko dapat
memperberat keluaran pasien, seperti usia >50 tahun, pasien imunokompromais, hipertensi,
penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus, penyakit paru, dan penyakit jantung.[1-3]
COVID-19 dapat dicurigai pada pasien yang memiliki gejala saluran pernapasan, seperti
demam >38⁰C, batuk, pilek, sakit tenggorokan yang disertai dengan riwayat bepergianke daerah
dengan transmisi lokal atau riwayat kontak dengan kasus suspek atau kasus konfirmasi COVID-
19. Hasil pemeriksaan laboratorium pada pasien COVID-19 tidak spesifik, tetapi limfopenia,
peningkatan laktat dehidrogenase, dan peningkatan aminotransferase, umumnya sering
ditemukan.
1.2 Rumusan Masalah
1
1.3 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
3
aerosol selama 3 jam. Pada permukaan solid, SARS-CoV-2 ditemukan lebih stabil dan dapat
hidup pada plastik dan besi stainless selama 72 jam, pada tembaga selama 48 jam, dan pada
karton selama 24 jam.
2.3 Klasifikasi
Berikut jenis klasifikasi corona yang pernah ada di dunia, seperti rangkum dari berbagai
sumber (Lancet, 2020; WHO, 2020)
a) HCoV-229E (alphacoronavirus).
Virus ini muncul pertama kali pada 1960-an. Virus ini dapat menginfeksi manusia. Menurut
laporan, gejala terkena virus ini sama seperti flu biasa. HCoV-229E lebih rentan menyerang
anak-anak dan usia lanjut. Hingga saat ini belum ada laporan HCoV-229E mengakibatkan
korban jiwa.
b) HCoV-NL63 (alphacoronavirus)
Pada 2004 silam ada kasus manusia pertama kali terinfeksi HCoV-NL63, di Amsterdam. Dia
pun lantas mendapatkan isolasi ketat dari pihak medis. Bukan usia dewasa maupun lanjut,
orang yang pertama kali terkena itu adalah seorang bayi berusia 7 bulan. Gejalanya mirip
dengan bronkhitis.
c) HCoV-OC43 (betacoronavirus)
Virus corona ini biasa menyebabkan flu. Umum terjadi di beberapa belahan dunia. Virus ini
dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan bagian bawah, dan dapat mengakibatkan
keparahan usia anak-anak. Virus ini pertama kali ditemukan pada 2005 di Hong Kong. HCoV-
HKU1 dilaporkan telah menginfeksi seorang kakek berusia 71 tahun.
d) Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Kasus pertama pada sudah terjadi di provinsi Guangdong, Cina Selatan pada tahun 2002.
SARS coronavirus (SARS-CoV) baru bisa diidentifikasi pada 2003. Virus ini dipercaya berasal
dari hewan yang diduga kelelawar, lalu menyebar ke hewan lain (luwak), hingga terkena
manusia.Virus ini juga dapat menyebar hingga ke negara lain. SARS menyebar ke lebih dari
dua lusin negara di Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Asia. Pada saat itu virus
telah menyerang lebih dari 8.000 orang di seluruh dunia, dan telah membunuh hampir 800
orang.
e) Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus (MERS-CoV)
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) adalah penyakit pernapasan yang disebabkan
oleh virus corona (Middle Eastrespiratory syndrome syndrome, atau MERS-CoV). Virus ini
pertama kali diidentifikasi pada 2012 silam di Arab Saudi.Beberapa kasus menyebutkan
4
pasien tidak menunjukkan gejala klinis. Namun mereka terbukti positif terinfeksi MERS-CoV.
Tapi umumnya gejala MERS di antaranya ialah demam, batuk dan sesak napas. Pneumonia
mungkin juga bisa terjadi, tetapi tidak selalu ada. Gejala gastrointestinal, termasuk diare,
juga pernah dilaporkan.
f) 2019 Novel Coronavirus atau Covid-19
Virus corona pertama kali diketahuimuncul di kota Wuhan, China pada akhirDesember 2019.
Ternyata virus itusudahmenyebar dan menginfeksibanyak orang. Mereka diduga sempat
memiliki gejala sama setelah mengunjungi pasar basah makanan laut dan hewan lokal di
Wuhan. Dilansir dari The New York Times, pasar tersebut lalu ditutup dan didesinfeksi.
Hampir tidak mungkinmenyelidikihewan mana yang mungkin merupakan asal mula Covid-
19. Namun satu hewan yang dianggap paling memungkinkan adalah kelelawar. Karena
kelelawar dapat hidup berdampingan dengan banyak virus. Sama halnya tempat hidup virus
SARS.
2.4 Patofisiologi
5
yang dikeluarkan kemudian akan menginfeksi sel ginjal, hati, intestinal, dan limfosit T, dan
traktusrespiratori bawah, yang kemudian menyebakan gejala pada pasien.
2.5 Pathway
6
Infeksi virus
SARS-CoV-2/COVID-19
Radang bronkial
Radang/inflamasi bronkus
HIPERTERMI
Produksi mukus kontraksi berlebihan
hypoxemia
7
infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek,
batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh
atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi,
batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul
ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona.
Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus
Corona, yaitu:
a. Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)
b. Batuk kering
c. Sesak napas
Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus Corona meskipun lebih
jarang, yaitu:
a. Diare
b. Sakit kepala
c. Konjungtivitis
d. Hilangnya kemampuan mengecap rasa atau mencium bau
e. Ruam di kulit
Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah
penderita terpapar virus Corona.
2.7 Komplikasi
8
a. Medis
Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bias diobati, tetapi ada beberapa langkah
yang dapat dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya dan mencegah penyebaran virus
yaitu:
1. Merujuk penderita COVID-19 yang berat untuk menjalani perawatan dan karatina di
rumah sakit rujukan.
2. Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita.
3. Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi mandiri dan istirahat yang
cukup.
4. Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk menjaga kadar
cairan tubuh
Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan menanyakan
gejala yang dialami pasien dan apakah pasien baru saja bepergian atau tinggal di daerah
yang memiliki kasus infeksi virus Corona sebelum gejala muncul. Dokter juga akan
menanyakan apakah pasien ada kontak dengan orang yang menderita atau diduga
menderita COVID-19. Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan melakukan
beberapa pemeriksaan berikut:
a. Rapid test untuk mendeteksi antibodi (IgM dan IgG) yang diproduksi oleh tubuh untuk
melawan virus Corona
b. Swabtest atau tes PCR (polymerasechainreaction) untuk mendeteksi virus Corona di
dalam dahak
c. CT scan atau Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru
Hasil rapidtest COVID-19 positif kemungkinan besar menunjukkan bahwa Anda memang
sudah terinfeksi virus Corona, namun bisa juga berarti Anda terinfeksi kuman atau virus
yang lain. Sebaliknya, hasil rapidtest COVID-19 negatif belum tentu menandakan bahwa
Anda mutlak terbebas dari virus Corona.
b. Keperawatan
Tak ada perawatan khusus untuk mengatasi infeksi virus corona. Umumnya pengi dapatkan
pulih dengan sendirinya. Namun, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk
meredakan gejala infeksi virus corona. Contohnya:
1. Minum obat yang dijual bebas untuk mengurangi rasa sakit, demam, dan batuk. Namun,
jangan berikan aspirin pada anak-anak. Selain itu, jangan berikan obat batuk pada anak
di bawah empat tahun.
9
2. Gunakan pelembap ruangan atau mandi air panas untuk membantu meredakan sakit
tenggorokan dan batuk.
3. Perbanyak istirahat.
4. Perbanyak asupan cairan tubuh.
5. Jika merasa khawatir dengan gejala yang dialami, segeralah hubungi penyedia layanan
kesehatan terdekat.
1. Pengkajian
a. Identitas
Terdiri dari Nama, No.Rek.Medis, Umur , Agama, Jenis Kelamin ,Pekerjaan, Status
perkawinan, Alamat, Tanggal masuk, Yang mengirim, Cara masuk RS, dan Diagnosa
medis dan nama Identitas Penanggung Jawab meliputi : Nama, Umur, Hub dengan
pasien, Pekerjaan dan Alamat
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Keluhan utama merupakan hal-hal yang dirasakan oleh pasien sebelum masuk ke
rumah sakit. Riwayat Kesehatan Sekarang
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
3) Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya pasien mempunyai anggota keluarga yang pernah menderita penyakit yang
sama dengan pasien.
c. Pemeriksaan Fisik (dada Paru)
1. Inspeksi:
a) Amati bentuk thorax
b) Amati Frekuensi napas, irama, kedalamannya
10
c) Amati tipe pernapasan : Pursed lip breathing, pernapasan diapragma,
penggunaan otot Bantu pernapasan
d) Tanda tanda reteraksi intercostalis , retraksi suprastenal
e) Gerakan dada
f) Adakan tarikan didinding dada , cuping hidung, tachipnea
g) Apakah ada tanda tanda kesadaran meenurun
2. Palpasi
a) Gerakan pernapasan
b) Raba apakah dinding dada panas
c) Kaji vocal premitus
d) Penurunan ekspansi dada
3. Auskultasi
a) Adakah terdenganr stridor
b) Adakah terdengar wheezing
c) Evaluasi bunyi napas, prekuensi,kualitas, tipe dan suara tambahan
4. Perkusi
a) Suara Sonor/Resonans merupakan karakteristik jaringan paru normal
b) Hipersonor , adanya tahanan udara
c) Pekak/flatness, adanya cairan dalan rongga pleura
d) Redup/Dullnes, adanya jaringan padat
e) Tympani, terisi udara
d. Pola Kebutuhan
a) Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan, insomnia
Tanda : Letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas.
b) Sirkulasi
Gejala : Riwayat adanya
Tanda : Takikardia, penampilan kemerahan, atau pucat
c) Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual,dan muntah
Tanda : Kistensi abdomen, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan kakeksia
(malnutrisi)
d) Neurosensori
Gejala : Sakit kepala daerah frontal (influenza)
11
Tanda : Perusakan mental (bingung)
e) Nyeri/kenyamanan
Gejala : Sakit kepala, nyeri dada (meningkat oleh batuk), imralgia, artralgi
Tanda : Melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit untuk membatasi
gerakan)
f) Pernafasan
Gejala : Adanya riwayat ISK kronis, takipnea (sesak nafas), dispnea.
Tanda : Sputum: merah muda, berkarat
perpusi: Pekak datar area yang konsolidasi
premikus: Taksil dan vocal bertahap meningkat dengan konsolidasi
Bunyi nafas menurun : Warna: pucat/sianosis bibir dan kuku
g) Keamanan
Gejala : Riwayat gangguan sistem imun misal: AIDS, penggunaan steroid, demam.
Tanda : Berkeringat, mengg igil berulang, gemetar.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d hipersekresi jalan napas d.d dispnea
2. Hipertmia b.d peningkatan laju metabolism d.d suhu tubuh diatas nilai normal
3. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient d.d nafsu makan menurun
4. Ansietas b.d ancaman terhadap konsep diri d.d merasa bingung
5. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d mengeluh lelah,merasa lemah
3. Intervensi
DX LUARAN INTERVENSI
a. Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan napas
keperawatan 2x24 jam maka Observasi :
bersihan jalan napas Monitor pola napas (frekuensi, kedalamn,usaha
meningkat,dengan kriteria napas)
hasil : Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling,
1. Produksi sputum mengi, wheezing,ronkhi kering)
(cukup menurun) Monitor sputum (jumlah,warna, aroma)
2. Dyspnea (cukup
menurun) Terapeutik
3. Sianosis (menurun) Pertahankan kepatenan jalan napas dengan
hrad-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga
trauma servikal)
Posisi semi-flowler atau flawer
Berikan minuman hangat
Lakukan fisioterapi dada,jika perlu
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15
detik
12
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari,jika tidak
konraindikasi
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodolator,
ekspektoran mukolitik, jika perlu
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena,jika perlu
13
BAB III
KASUS SEMU
3.1 KASUS
An. A umur 12 tahun dibawa ke RSUD Mardy Waluyo dengan keluhan batuk pilek, panas,
pusing, sesak nafas mulai 5 hari yang lalu dan nafsu makan menurun, Pasien mempunyai
riwayat berlibur ke rumah keluarganya di jakarta. Setelah dilakukan anamnesa di dapatkan hasil
Tanda-tanda vital : Tekanan darah 110/70 MmHg, Nadi 90 X/menit, suhu 38,6°C,RR 28 X/menit,
hasil pemeriksaan laboratorium Rapid Test Reaktif, PCR Reaktif, Pemeriksaan fisik ditemukan
bunyi nafas tambahan Ronkhi dan Wheezing pada sebagian lapang paru.
1. Pengkajian
a. Identitas
Nama : An.A
Jenis Kelamin : laki-laki
Umur : 12 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : pelajar
Status perkawinan : belum kawin
Alamat : Blitar
No.Rek : 123xxx
Tanggal masuk : 18-10-2020
Diagnosa medis : Covid-19
Nama Penanggung Jawab
Nama : Tn. B
Umur : 30 tahun
Hub dengan pasien : Ayah
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Blitar
b. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama
14
Pasien mengeluh Batuk pilek, panas, sesak nafas mulai 5 hari yang lalu
b) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit yang sama seperti ini
c) Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit menular
d. Pola Kebutuhan
a) Aktivitas/istirahat
Gejala : kelelahan
Tanda : sesak nafas ketika aktifitas
b) Sirkulasi
Gejala : tidak ada ganguan
Tanda : tidak ada
c) Makanan/cairan
Gejala : Nafsu makan menurun
Tanda : porsi makan tidak habis
d) Neurosensori
Gejala : Pusing
Tanda : Perusakan mental (bingung)
e) Nyeri/kenyamanan
Gejala : tidak ada ganguan
Tanda : tidak ada ganguan
f) Pernafasan
Gejala : takipnea (sesak nafas}
15
Tanda : Sputum: Putih
Bunyi nafas : Ronkhi dan Whezing
g) Keamanan
Gejala : tidak ada ganguan
Tanda : tidak ada ganguan
3.2 ANALISA DATA
kontraksi berlebihan
hiperventilasi paru
atelectasis
hypoxemia
Produksi mukus
16
- Rapid Test Reaktif Radang bronkial
- PCR Reaktif
Radang/inflamasi bronkus
Hipertermi
3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola Nafas Tidak Efektif b.d peningkatan frekuensi napas d.d dispnea
2. Hipertermi b.d inflamasi pada bronkus d.d suhu tubuh diatas nilai normal
3. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif b.d hipersekresi jalan napas d.d ronkhi, whezing
3.4 Intervensi
D LUARAN INTERVENSI
x
1. Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Jalan napas
selama 2x24 jam, maka Pola Napas membaik,
Observasi
dengan kriteria hasil :
- Monitor pola napas ( frekuensi,
- Kapasitas vital meningkat
kedalaman, usaha napas )
- Tekanan ekspirasi meningkat
- Monitor bunyi napas tambahan
- Tekanan inspirasi meningkat
( mis. gurgling, mengi, wheezing,
- Dispnea menurun
ronkhi kering )
- Pemanjangan fase ekspirasi menurun
- Monitor sputum ( jumlah , warna,
- Frekuensi napas membaik
aroma )
- Kedalaman napas membaik
Terapeutik
- Pertahankan kepatenan jalan
napas dengan head-tilt dan chin-lift
( jaw-thrust jika curiga trauma
servikal )
- Posisikan semi fowler dan fowler
- Berikan minum hangat
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
- Lakukan menghisapan lender
kurang dari 15 detik
- Berikan oksigen jika perlu
Edukasi
- anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari,jika tidak kontraindikasi
17
- ajarkan tekhnik batuk efektif
Kolaborasi
kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu
2. Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Hipertermia
selama 2x24 jam, maka Termoregulasi
Observasi
membaik, dengan kriteria hasil :
- identifikasi penyebab hipertermia
- menggigil menurun
( mis. dehidrasi, terpapar
- kulit merah menurun
lingkungan panas, penggunaan
- takikardi menurun
incubator )
- takipnea menurun
- monitor suhu tubuh
- bradikardi menurun
- minitor kadar elektrolit
- hipoksia menurun
- monitor haluaran urine
- suhu tubuh membaik
- monitor komplikasi akibat
- suhu kulit membaik hipertermia
- ventilasi membaik
Terapeutik
- tekanan darah membaik
- Sediakan lingkungan yang dingin
- Longgarkan atau lepaskan pakaian
- Basahi dan kipasi permukaan tubuh
- Berikan cairan oral
-
- Ganti linen setiap hari atau lebih
sering jika mengalami
hyperhidrosis ( keringat berlebih )
- Lakukan pendinginan eksternal
( mis. selimut hiportermia atau
kompres dingin pada dahi, leher,
aksila, dada, abdomen )
- Hindari pemberian antipiretik atau
aspirin
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
18
intravena, jika perlu
-
3. Setelah dilakukan intervensi keperawatan Latihan Batuk efektif
selama 2x24 jam, maka Bersihan Jalan Napas
Observasi
meningkat, dengan kriteria hasil :
- Identifikasi kemampuan batuk
- Produksi sputum menurun
- Monitor adanya retensi sputum
- Wheezing menurun
- Monitor tanda dan gejala infeksi
- Gelisah menurun
saluran napas
- Fekuensi napas membaik
- Monitor input dan output cairan
- Pola napas membaik
( mis. jumlah dan karakteristik )
Terapeutik
- Atur posisi semi fowler atau fowler
- Pasang perlak dan bengkok
dipangkuan pasien
- Buang secret pada tempat sputum
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur batuk
efektif
- Anjurkan tarik napas dalam melalui
hidung selama 4 detik, ditahan
selama 2 detik, kemudia keluarkan
dari mulut dengan bibir mencucu
( dibulatkan ) selama 8 detik
- Anjurkan mengulangi tarik napas
dalam hingga 3 kali
- Anjurkan batuk dengan kuat
langsung setelah tarik napas dalam
yang ke 3
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian mukolitik
dan ekspektoran, jika perlu
-
19
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari apa yang telah dibahas, saya menarik kesimpulan dan menjadikannya
beberapa poin, sebagai berikut :
1. Aplikasikan bagaimana cara pencegahan penyebaran COVID-19 dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Hindari kontak langsung dengan orang lain, dan usahakan agar tidak keluar rumah kecuali
di saat yang genting.
3. COVID-19 adalah virus yang merusak sistem pernapasan dan dapat menyebabkan
beberapa komplikasi akibat infeksinya hingga kematian.
4. Jangan terlalu merasa tertekan dan terbebani selama masa pandemi wabah ini, karena
yang dibutuhkan adalah kuatnya sistem imun atau metabolisme tubuh dan dapat
meningkatkan imun denngan olahraga serta makan makanan yang sehat.
4.2 Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Defiinisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.