Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PSIKOLOG

“MEKANISME COPING”

NAMA : NABILA ARINI TRI AZHARI


NIM : PO.71.4.231.19.1.058
KELAS : D.IV B TINGKAT 1
DOSEN : Dr. YONATHAN RAMBA, S.Pd, Ft.Physio,M.Si

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR


2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Mekanisme Coping”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini, penulis banyak
kekurangan disebabkan oleh keterbatasan penulis, namun berkat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak maka makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulisan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kriti k dan saran dari
berbagai pihak agar melengkapi kekurangan yang banyak terdapat pada makalah ini. Akhir
kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat besar bagi penulis maupun
bagi pembaca pada umumnya.

Makassar, 20 November 2019


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………ii

BAB I

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………………………………….1
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………………………………….…2
C. TUJUAN………………………………………………………………………………………………………………...…2

BAB II

A. PENGERTIAN MEKANISME COPING…............................................................……..3


B. MACAM-MACAM MEKANISME COPING…. ……….............................................…...4
C. JENIS MEKANISME COPING……………………………………………………………………………….6
D. STRATEGI MEKANISME COPING…………………………………………………………………………6
E. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRATEGI MEKANISME COPING…………………….7

BAB III

A. PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
C. DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Coping adalah mekanisme untuk mengatasi perubahan yang dihadapi atau beban
yang diterima. Apabila mekanisme coping ini berhasil, seseorang akan dapat beradaptasi
terhadap perubahan atau beban tersebut.
Seorang ahli medis bernama ZJ Lipowski dalam penelitiannya memberikan definisi
mekanisme coping yaitu semua aktifitas kognitif dan motorik yang dilakukan oleh
seseorang yang sakit untuk mempertahankan integritas tubuh dan psikisnya,
memulihkan fungsi yang rusak, dan membatasi adanya kerusakan yang tidak bias
dipulihkan. Mekanisme coping adalah cara yang dilakukan individu dalam
menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap
situasi yang mengancam (Keliat, 1999). Sedangkan Lazarus (1985), coping adalah
perubahan kognitif dan perilaku secara konstan dalam upaya untuk mengatasi tuntutan
internal dan atau eksternal khusus yang melelahkan atau melebihi sumber individu.
Mekanisme coping terbentuk melalui proses belajar dan mengingat yang dimulai
sejak awal timbulnya stressor dan saat mulai disadari dampak stressor tersebut.
Kemampuan belajar ini tergantung pada kondisi internal dan eksternal, sehingga yang
berperan bukan hanya bagaimana lingkungan membentuk stressor tetapi juga kondisi
temperamen individu, persepsi, serta kognisi terhadap stressor tersebut. Efektifitas
coping memiliki kedudukan sangat penting dalam ketahanan tubuh dan daya penolakan
tubuh terhadap gangguan maupun serangan penyakit (fisik maupun psikis) jadi ketika
terdapat stressor yang lebih berat (dan buka yang biasa diadaptasi), individu secara
otomatis melakukan mekanisme coping, yang sekaligus memicu perubahan
neurohormonal. Kondisi neurohormonal yang terbentuk akhirnya menyebabkan
individu mengembangkan hal baru : perubahan perilaku dan perubahan jaringan organ.
Lipowski membagi coping menjadi : coping style dan coping strategy. Coping style
adalah mekanisme adaptasi individu yang meliputi aspek psikologis, kognitif, dan
persepsi. Coping strategy merupakan coping yang dilakukan secara sadar dan terarah
dalam mengatasi rasa sakit atau menghadapi stressor. Apabila coping dilakukan secara
efektif, stressor tidak lagi menimbulkan tekanan secara psikis, penyakit, atau rasa sakit,
melainkan berubah menjadi stimulant yang memacu prestasi serta kondisi fisik dan
mental yang baik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Mekanisme Coping?
2. Apa saja Macam-macam Mekanisme Coping?
3. Apa saja Jenis-jenis Mekanisme Coping?
4. Apa saja strategi Mekanisme Coping?
5. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi Mekanisme Coping?

A. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian Mekanisme Coping
2. Mengetahui Macam-macam Mekanisme Coping
3. Mengetahui Jenis-jenis Mekanisme Coping
4. Mengetahui strategi Mekanisme Coping
5. Mengetahui faktor yang mempengaruhi Mekanisme Coping
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mekanisme Koping
Koping didefinisikan sebagai strategi untuk memanajemen tingkah laku kepada
pemecahan masalah yang paling sederhana dan realistis, berfungsi untuk
membebaskan diri dari masalah yang nyata maupun tidak nyata, dan koping
merupakan semua usaha secara kognitif dan perilaku untuk mengatasi, mengurangi,
dan tahan terhadap tuntutan-tuntutan (Lazarus, 1984 dalam Safaria, Triantoro, 2009).
Mekanisme koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah,
menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengancam
(Keliat,1999). Jadi menurut kedua pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
mekanisme koping adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh individu untuk
menyelesaikan masalah.

B. Macam-macam Mekanisme Koping


Ada 3 macam mekanisme koping diantaranya :
a) Mekanisme Jangka Pendek
Mekanisme jangka pendek dapat dilakukan melalui beberapa aktivitas
diantaranya :
1. Aktifitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis
identitas, misal : main music dan menonton tv
2. Aktifitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara,
misal : ikut dalam aktifitas sosial, keagamaan
3. Aktifitas yang secara sementara menguatkan perasaan diri, misal :
pencapaian akademik / belajar giat
4. Aktifitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat masalah
identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan individu, misal :
penyalahgunaan obat
b) Mekanisme Jangka Panjang
Ada 2 identitas didalam mekanisme jangka panjang, diantaranya :
1. Penutupan identitas yaitu adaptasi identitas pada orang yang menurut
klien penting, tanpa memperhatikan kondisi dirinya
2. Identitas negative yaitu klien beranggapan bahwa identifikasi yang
tidak wajar akan diterima masyarakat
c) Mekanisme Pertahanan Ego
Mekanisme pertahanan ego sering disebut sebagai mekanisme pertahanan
mental. Macam-macam mekanisme pertahanan ego antara lain :
1) Kompensasi Proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra
diri dengan cara tegas menonjolkan keistimewaan / kelebihan yang
dimilikinya. Contoh : seseorang yang tidak pandai dibidang seni, lalu
orang itu menonjolkan dirinya dibidang Bahasa
2) Penyangkalan (denial ) Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas
dengan mengingkari realitas tersebut. Contoh : seseorang yang baru
kehilangan ayahnya berusaha mengingkari pembicaraan mengenai ayah
3) Pemindahan (displacement ) Mekanisme Koping 8 Pengalihan emosi
yang semula ditujukan kepada seseorang / benda lain yang biasanya
netral atau lebih sedikit mengancam dirinya. Contoh : seseorang yang
sedang bertengkar dengan pacarnya, lalu ia memukul – mukul boneka
pemberian pacarnya
4) Disosiasi Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari
kesadaran atau identitasnya. Contoh : seseorang yang mengamuk dan
ternyata tidak dapat menjelaskan apa yang terjadi (karena lupa
alasannya)
5) Identifikasi Proses dimana seseorang untuk menjadi seseorang yang ia
kagumi berupaya dengan mengambil / menirukan pikiran – pikiran,
perilaku, dan selera orang tersebut. Contoh : seseorang mengidolakan
Michael Jackson dan menirukannya
6) Intelektualisasi Penggunaan logika dan alasan yang berlebihan untuk
menghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya. Contoh :
seseorang tidak suka pergi ke dufan, dan ia beralasan bahwa salah satu
keluarganya ada yang meninggal
7) Introjeksi Suatu jenis identifikasi yang kuat dimana seseorang
mengambil dan melebur nilai – nilai dan kualitas seseorang atau suatu
kelompok kedalam struktur egonya sendiri, merupakan hati nurani.
Contoh : kekecewaan atas orang yang dicintainya dengan menyalahkan
diri sendiri
8) Isolasi Pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang
mengganggu dapat bersifat sementara atau jangka panjang. Contoh :
seseorang punya masalah tetapi tidak mau memikirkan masalah itu
9) Proyeksi Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada
orang lain terutama keinginan, perassaan emosional, dan motivasi yang
tidak dapat ditoleransi. Contoh : seseorang menyangkal bahwa ia
Mekanisme Koping 9 menyukai temannya, berbalik menuduh bahwa
temannya itu berusaha merayunya.
10) Rasionalisasi Mengemukakan penjelasan yang tampak logis dan dapat
diterima masyarakat untuk menghalalkan/membenarkan impuls,
perasaan, perilaku, dan motif yang tidak dapat diterima. Contoh :
seorang murid yang mendapat nilai buruk ketika ditanya orang tuanya
justrumenyalahkan cara mengajar gurunya.
11) Reaksi formasi Pengembangan sikap dan pola perilaku yang ia sadari,
yang bertentangan dengan apa yangsebenarnya ia rasakan atau ingin
lakukan. Contoh : eseorang yang menyukai teman suaminya akan
memperlakukan teman suaminya dengan kasar.
12) Kemunduran akibat stres terhadap perilaku dan merupakan ciri khas
dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini. Contoh : seseorang yang
sudah dewasa, karena ada masalah, justru menjadi seperti anak kecil
kembali.
13) Pemisahan Sikap mengelompokkan orang / keadaan hanya sebagai
semuanya baik atau semuanya buruk;kegagalan untuk memadukan
nilai-nilai positif dan negatif di dalam diri sendiri. Contoh : seseorang
memandang kelompok A buruk, dan kelompok B baik,
selamanyamenganggap seperti itu, padahal tidak selamanya yang buruk
tetap buruk dan sebaliknya.
14) Sublimasi Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya
dimata masyarakat untuk suatu doronganyang mengalami halangan
dalam penyalurannya secara normal. Contoh : penyaluran impuls
agresif ke olah raga atau kegiatan yang bermanfaat
15) Supremasi Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme
pertahanan tetapi sebetulnya merupakananalog represi yang disadari;
pengesampingan yang disengaja tentang suatu bahan dari
kesadaranseseorang; kadang-kadang dapat mengarah pada represi yang
berikutnya.
16) Undoning Mekanisme Koping 10 Tindakan/ perilaku atau komunikasi
yang menghapuskan sebagian dari tindakan/ perilaku ataukomunikasi
sebelumnya; merupakan mekanisme pertahanan primitive
17) Represi Pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran, impuls
atau ingatan yang menyakitkan ataubertentangan, dari kesadaran
seseorang; merupakan pertahanan ego yang primer yang cenderung
diperkuat oleh mekanisme lain
C. Jenis Mekanisme Coping

Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi 2 yaitu:

1) Mekanisme Koping Adaptif adalah mekanisme yang mendukung fungsi integrasi


pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah: berbicara
dengan orang lain, memecahkan masalah secara efektif, teknik relaksasi, latihan
keseimbangan dan aktifitas konstruktif.
2) Mekanisme Koping Maladaptif adalah mekanisme coping yang menghambat
fungsi integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung
menguasai lingkungan. Kategorinya adalah: makan berlebihan atau bekerja
berlebihan serta menghindar.

D. Strategi Koping

Para ahli menggolongkan dua strategi coping, yaitu:

1) Problem Solving Focused Coping merupakan mekanisme seseorang individu


yang secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan
kondisi atau situasi yang menimbulkan stress.
2) Emotion Focused Coping merupakan individu yang melibatkan usaha-usaha
untuk mengatur emosinya dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak yang
akan ditimbulkan. Hasil penelitian membutikan bahwa individu menggunakan
kedua cara tersebut untuk mengatasi berbagai masalah yang menekan dalam
berbagai ruang lingkup kehidupan sehari-hari (Zainun, 2003). Faktor yang
menentukan strategi mana yang paling banyak atau sering digunakan sangat
tergantung pada kepribadian sesesorang, dan sejauh mana tingkat stress dari
suatu kondisi atau masalah yang dialaminya. Contoh seseorang cenderung
menggunakan problem–solving focused coping dalam menghadapi masalah-
masalah yang menurutnya bisa dikontrol. Seperti, masalah-masalah yang
berhubungan dengan sekolah atau pekerjaan. Sebaliknaya ia akan cenderung
menggunakan strategi emotion focused coping ketika dihadapkan pada masalah
yang menurutnya sulit dikontrol. Perilaku koping yang berfokus pada persoalan
berfungsi mengubah relasi antara individu dan lingkungan yang bermasalah
dengan melakukan tindakan langsung pada lingkungan atau individu yang
bersangkutan.
Hampir senada dengan penggolongan jenis koping seperti dikemukakan diatas, dalam
literatur tentang koping juga dikenal dua strategi, yaitu:

1) Active Coping Strategy, yaitu: Strategi yang dirancang untuk mengubah cara pandang
individu terhadap sumber stres. Diantaranya yaitu:
a. Lebih berorientasi pada penyelesaian masalah
b. Meminta dukungan pada individu lain
c. Melihat sesuatu dari segi positifnya
d. Menyusun rencana yang akan dilakukan untuk menyelesaikan masalah
e. Cenderung realistic
2) Avodiant Coping Strategy, yaitu: Strategi yang dilakukan individu untuk menjauhkan diri
dari sumber stres dengan cara melakukan suatu aktivitas atau menarik diri dari suatu
kegiatan atau situasi yang berpotensi menimbulkan stress. Yang biasanya ditandai
dengan :
a. Menjauhi permasalahan dengan cara menyibukkan diri pada aktivitas lain
b. Menarik diri ( whit drawl)
c. Cenderung bersifat emosional
d. Suka berkhayal dan berangan-angan
e. Makan berlebihan
f. Menggunakan obat penenang

Apa yang dilakukan individu dalam avoidant koping strategi sebenarnya merupakan suatu
bentuk mekanisme pertahanan diri, yang sebenarnya dapat menimbulkan dampak negative
pada individu karena cepat atau lambat permasalahan yang ada haruslah diselesaikan oleh
yang bersangkutan (Candra, 2004).

E. Faktor yang mempengaruhi Strategi Mekanisme Koping


Cara individu menangani situasi yang mengandung tekanan ditentukan oleh sumber
daya individu yang meliputi kesehatan fisik atau energi, keterampilan mengatasi
masalah, keterampilan sosial dan dukungan sosial serta materi.
1. Kesehatan Fisik
Kesehatan merupakan hal yang penting dalam usaha mengatasi stress, individu
dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup besar.
2. Keyakinan atau Pandangan Positif
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa
situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif
tindakan, kemudian mempertimbangkan alternative tersebut sehubungan
dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana
dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Mekanisme koping merupakan suatu cara yang dilakukan oelh individu dalam
menghadapi masalah. Mekanisme koping memiliki 2 jenis yaitu mekanisme adaptif dan
maladaptif. Mekanisme adaptif merupakan cara yang baik dari individu dalam
menghadapi masalah, sedangkan mekanisme maladaptif merupakan cara yang tidak
baik dari individu dalam menghadapi suatu masalah. Setiap orang dalam menyelesaikan
masalah menggunakan mekanisme koping yang berbeda satu dengan yang lainnya.

B. SARAN
Mekanisme koping merupakan suatu cara yang dilakukan oelh individu dalam
menghadapi masalah. Mekanisme koping memiliki 2 jenis yaitu mekanisme adaptif dan
maladaptif. Mekanisme adaptif merupakan cara yang baik dari individu dalam
menghadapi masalah, sedangkan mekanisme maladaptif merupakan cara yang tidak
baik dari individu dalam menghadapi suatu masalah. Setiap orang dalam menyelesaikan
masalah menggunakan mekanisme koping yang berbeda satu dengan yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/107501565/MEKANISME-KOPING

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31792/4/Chapter20II.pdf

https://jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/6987/5439 Firdaus dan Eusi Sunarti. 2009. Hubungan


Antara Tekanan Ekonomi dan Mekanisme Koping dengan Kesejahteraan Keluarga Wanita
Pemetik Teh. Bogor : Jurnal Fakultas Pertanian. Vol. 2, No. 1 Krisdianto, Muhammad Agung dan
Mulyanti. 2015. Mekanisme Koping Berhubungan dengan Tingkat Depresi Pada Mahasiswa
Tingkat Akhir . Yogyakarta : Jurnal NERS and Midwifery Indonesia. Vol. 1, No.1

Anda mungkin juga menyukai