Anda di halaman 1dari 3

ETIKA PROFESI DAN PENERAPAN SARBANES-OXLEY ACT DALAM

MENGATUR PERILAKU AKUNTAN DI INDONESIA

Hakem Ramadhana dan Meta Vira Faizinia

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi, Universitas Syiah Kuala

PENDAHULUAN

Etika Profesi Akuntan merupakan kajian dan masalah yang paling disorot saat dunia
Kantor Akuntan Publik dihadapkan dengan beberapa kasus besar yang cukup serius. Publik
dikejutkan oleh kejadian di USA yang dipicu oleh skandal Enron, Worldcom dan beberapa
perusahaan besar di USA di sekitar tahun 2002. Kejadian tersebut menyebabkan Enron dan
Kantor Akuntan Publik terbesar di dunia saat itu, Andersen, ditutup. Kejadian yang sama juga
terjadi di Indonesia seperti kasus PT Telkom, PT Kereta Api Indonesia, dan PT Kimia Farma.
Para ahli berpendapat masalah-masalah tersebut dipicu oleh kegagalan penerapan Etika
Profesi Akuntan dalam praktek Akuntan Publik. Meskipun prinsip-prinsip Etika Akuntan
juga selain dapat digunakan untuk profesi Akuntan Publik juga dapat mengikat profesi-
profesi lain di bidang akuntansi.
Penelitian di bidang etika profesi terus dilakukan yang melibatkan perilaku Akuntan,
diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ludigdo (1999) memberikan rumusan
berupa seharusnya pelanggaran etika tidak terjadi jika Akuntan memiliki pengetahuan,
pemahaman, dan keinginan dalam melaksanakan pekerjaannya menerapkan nilai-nilai moral
dan etika dengan benar. Kemudian, hasil Penelitian Payamta (2002) memberikan pemahaman
berdasarkan Pedoman Etika IFAC, yang mana syarat-syarat etika suatu organisasi akuntan,
seharusnya berpedoman pada prinsip-prinsip dasar yang mengatur perilaku akuntan dalam
melaksanakan tugas profesionalnya. Prinsip-prinsip tersebut meliputi: (1) Integritas, (2)
Obyektifitas, (3) Independensi, (4) Kepercayaan, (5) Standar-standar teknis, (6) Kemampuan
Profesional, dan (7) Perilaku Etika.
Penyebab jatuhnya perusahaan besar, Enron dan WorldCom, di bursa saham Amerika
Serikat tahun 2002 adalah karena salah urus dan manipulasi (fraud) laporan keuangan yang
mengakibatkan munculnya keraguan dari kalangan publik dan investor untuk kembali
mempercayai perusahaan tersebut. Sebagai upaya mengembalikan kepercayaan pasar, maka
dikeluarkanlah regulasi Sarbanes-Oxley Act (2002) oleh US Securities and Exchange
Commission (SEC) yang berisi ketentuan baru untuk memperkuat governance dan struktur
akuntabilitas perusahaan publik.
Sarbanes oxley act (SOA/SOX) merupakan hukum federal Amerika Serikat yang
menetapkan standar baru untuk semua perusahaan publik kelas atas AS, manajemen dan
perusahaan akuntan publik. Hukum ini diberi nama oleh Senator AS Paul Sarbanes (D-MD)
dan Perwakilan AS Michael G. Oxley (R-OH). Sebagai hasil dari SOX, manajemen puncak
sekarang harus lebih individual menyatakan keakuratan informasi keuangan. Selain itu, denda
untuk kegiatan keuangan penipuan jauh lebih parah. Selain itu, SOX meningkatkan
independensi auditor luar yang meninjau keakuratan laporan keuangan perusahaan, dan
meningkatkan peran pengawasan dari dewan direksi.
Hukum ini berisi 11 judul, atau bagian, dimulai dari  tanggung jawab perusahaan
untuk hukuman pidana, dan membutuhkan Securities and Exchange Commission (SEC)
untuk menerapkan hukum tentang persyaratan yang mematuhi hukum. Harvey Pitt, ketua 26
dari SEC, memimpin SEC yang diadopsi dari puluhan aturan untuk melaksanakan Sarbanes-
Oxley Act., Akuntansi Perusahaan Publik Dewan Pengawas, atau PCAOB, bertugas
mengawasi, mengatur, memeriksa dan mendisiplinkan perusahaan akuntansi dalam peran
mereka sebagai auditor perusahaan publik. Tindakan ini juga mencakup isu-isu seperti
independensi auditor, tata kelola perusahaan, penilaian pengendalian internal, dan
pengungkapan keuangan ditingkatkan. Lengan nirlaba Eksekutif Keuangan Internasional
(FEI), Eksekutif Keuangan Research Foundation (FERF), menyelesaikan studi penelitian
yang luas untuk membantu mendukung dasar tindakan.

PEMBAHASAN
DAFTAR REFERENSI
Koenta Adji Koerniawan. 2013. ETIKA PROFESI DALAM PROBLEMATIKA DI ERA
COMPETITIF MENURUT SISI PANDANG AKUNTAN PUBLIK. Volume 9, Nomor 1.
Prodi Akuntansi Universitas Kanjuruhan Malang.

Anda mungkin juga menyukai