Anda di halaman 1dari 5

Nama : Wahyu Haryanto Putra

NIM : 04181079

Tugas Resume Pemrograman Peralatan (Touch Eggs


Incubator)

Rancang Bangun Desain Hubungan Mikrkontroller Sebagai Pusat Kontrol dan Studi Penerapan
Sensor Suhu & Kelembapan dengan Pengaruh Set Variabel Suhu dan Kadar Air pada One Touch
Eggs Incubator

Incubator ialah suatu tempat atau rang yang bertugas menajaga keadaan suhu pada ruangan sesuai
yang kita butuhkan sehingga suatu benda yang ditaruh di dalamnya akan menghasilkan sesuai yang
diinginkan atau dibutuhkan.

Alat dan Bahan yang diperlukan :

 Arduino ATmega 328 dengan 14 pin dan 6 pinnya adalah PWM keluaran, 12v
 DHT22 untuk membaca suhu dan kelembapan, 3.3 – 6v DC, kelembapan 5% dan suhu 0.5 drajat
celcius.
 Real Time Clock DS 3231 memiliki tingkat akurat yang tinggi dibandingkan dengan RTC tipe
lainnya.
 Relay 50 DC untuk memutus dan menyambungkan arus
 Servo untuk memutar telur agar hangat pada telur merata
 LCD untuk membaca keluaran
 TTP223B untuk mengatur 1 sentuhan untuk mengaktifkan ataupun mematikan incubator
 Push Button untuk mengatur suhu pada letak posisi telur
 Kipas untuk melancarkan sirkulasi di dalam incubator agar udara di dalam tidak pengap.
 lampu 25 watt untuk mendapatkan panas yang cepat dan tepat

Perancangan Mekanikal

 Desain Incubator dengan Warna : putih tulang


 Luas : 25cm2
 Berat : 2kg
 luas ruang besin : 25x25x10 cm
 Kapasitas rak : 3 butir telur
 Sumber tegangan : 220 volt

Pengaturan suhu

 If (currentTime – previousTime >= Interval) {


 If (digitalRead (UB) == 0) Setvariable = Setvariable + 1;
 If (digitalRead (DB) == 0) Setvariable = Setvariable - 1;
 previousTime = currentTime;

 If (temp>Setvariable)
 {digitalWrite (LAMPU, HIGH);}
 If (temp<Setvariable)
 {digitalWrite (LAMPU, LOW); }

Pemutaran Rak telur otomatis

const int Hour 1 = 06;


DS3231 const int Min 1 = 01;
const int Sec 1 = 00;
Arduino Uno

const int Hour 2 = 18;


const int Min 2 = 01;
Servo
const int Sec 2 = 10;
if (t.hour == Hour 1 && t.min == Min 1 && light == 0) {
digitalWrite (Servo 1, HIGH);
for (pos = 0; <= 120; pos += 1 ) {
myservo, write (pos);
delay (50);
}
Light = 1;
}

 Jalur Konfigurasi
Keterangan Jumlah Pin ( satuan Arduino

Touch Sensor 3 Vcc, Gnd, Pin 2


DHT22 3 Vcc, Gnd, Pin 3
Delay (lampu) 3 Vcc, Gnd, Pin 4
Delay Kipas 3 Vcc, Gnd, Pin 5
Relay 3 Vcc, Gnd, Pin 6
Motor Servo 3 Vcc, Gnd, Pin 7
Tombol Up 3 Vcc, Gnd, Pin 8
Tombol Down 3 Vcc, Gnd, Pin 9
LCD (12C) 4 Vcc, Gnd, SDA, SCL
RTC D5321 4 Vcc, Gnd, A4, A5

Start A

Inisialisasi pin
dan variable Pembacaan suhu

Mengaktifkan
touch sensor
Apakah
kelembapan < 62?
No
Pembacaan suhu
Yes

Kipas menyala
Pembacaan
setVariabel

Pembacan
waktu

Apakah suhu <=


setVariable?
No
Yes Apakah waktu
menunjukkan 06 01 atau
18 01 ?
Lampu menyala No

A Servo berputar
Kesimpulan
Yes
Terdapat kesimpulan yang diperoleh pada saat pengujian pada suhu 36 samapai 40 derajat
diperoleh sebagai berikut End
1. Sistem Mikrokontroler dapat bekerja sesuai dengan perancangan saat suhu diatas 40 derajat maka
lampu otomatis akan mati dan pada saat suhu dibawah 30 derajat,maka lampu otomatis akan
menyala kembali
2. Telur tidak dapat menetas, disebabkan oleh sensor DHT22 tidak dapat membaca kondisi
kelembapan. Dimana sensor ini seharusnya mendeteksi adanya kelembapan yang naik turun yang
mengkondisikan bahwa itu terbaca kering atau kelembapan semakin turun.
3. Air pada incubator berkurang 100 ml/hari karena kelembapann semakin kering karena diakukan
pemanasan di dalam incubator

Kesimpulan yang diperoleh saat dilakukan pengujian per suhu, diperoleh bahwa :
1. Sensor DH22 dapat membaca suhu dan kelembapan
2. Setiap kenaikan dibutuhan 18 menit

Pengujian Tanpa telur dengan Variasi Kadar air dan set variabel per satu suhu

pengujian dilakukan dengan Set Variabel (SV) per suhu (38, 39, 40 derajat celcius) dan variasi
kadar air (700 ml, 1000 ml, dan 1300 ml). berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
setiap penambahan 300 ml air dapat meningkatkan kelembapan sebesar 1 sampai 2%, dan semakin tinggi
kadar air maka semakin rendah terjadinya ONN/OFF pada lampu per menitnya. Perbandingan dengan
telur dan tanpa telur terletak pada kenaikan per satu suhu. Tanpa telur cukup meerlukan 3 menit dan
dengan telur embutuhkan 18 meit sehingga dapat disimpulkan 1 bytir telur dapat menghambat kenaikan
suhu saat awal pengujian yaitu sekitar 6 menit.

 Pengujian Tanpa Telur dengan Variasi Kadar Air dan Set Variabel 38 – 39 derajat celcius
Pada pengujian ini, saat suhu mencapai 39 derajat celcius aliran listrik akan putus dan
menurunkan suhu hingga 38 drajar celcius. Apabila tellah 38 drajat celcius maka airan listrik akan
terhubung kembali dan menyalakan lampu. Saat aliran listrik terputus, kelembapan dapat meningkat
diakibatkan suhu panas berkurang dalam incubator. Selain itu terjadinya ON/OFF pada lampu saat
pengujian ini dipengaruhi oleh jumlah kadar air.

 Pengujian Tanpa Telur dengan Kipas, Variasi Kadar Air dan Set Variabel per Satu Suhu
Saat penambahan kipas dapat mepertahankan kelembapan diantara 63 – 67%. Akan tetapi, untuk
set variable 40 derajat celcius tidak dapat mempertahankan kelembapan karena suhu yang terlalu panas.
 Pengujian Tanpa Telur dengan Kipas, Variasi Kadar Air dan Set Variabel 38 – 39 derajat
celcius
Pada pengujian ini selain kipas dapat mempertahankan kelembapan 63 – 67%, tetapi juga
mempercepat kenaikan kelembapan saat kipas menyala.

 Selisih Sensor DHT22 dan Thermo-Hygrometer Mini Digital


selisih antara sensor DHT 22 dan Thermo-Hygrometer hampir seluruhnya dibawah batas
maksimal keakuratan alat, dimana seain suhu dibawah 1 derajat celcius da kelembapan dibawah 5%. Ini
menunjukkan sensor DHT22 dapat menjadi acuan untuk pengujian pada Incubator Telur

 Diperoleh Kesimpulan Keseluruhan sebagai berikut :


1. Penggunaan “One Touch Egg Incubator” dapat menjadi solusi untuk penetasan telur secara
otomatis.
2. Arduino Uno dapat menajdi pusat control pada incubator dengan menghubungkannya pada DHT22,
relay, motor servo, RTC, LCD dan sensor sentuh.
3. Lampu dapat bekerja sesuai set variable yang ditetapkan. Servo dapat membalikkan telur tepat waktu.
Sensor DHT22 dapat membaca suhu dan kelembapan yang ditampilkan oleh LCD, dan sensor sentuh
yang berfungsi sebagai saklar incubator.
4. Setiap penambahan 300 ml air dapat meningkatkan kelembapan sebesar 1-2% dan semakin tinggi
kadar air maka frekuensi ON/OFF pada lampu maupun kipas semakin rendah
5. Penggunaan set variable 38 – 39 derajat celcius dan penggunaan kipas pada rentang 62 – 67% dapat
menjaga suhu dan kelembapan selalu stabil dalam jangka waktu yang cukup lama.

 Saran :
1. Melakukan pengujian penetasan telur dengan saran yang telah diberikan pada aporan ini.
2. Perlu adanya pengembangan berupa pompa air, dikarenakan 100 ml air berkurang setiap harinya pada
incubator.
3. Tampilan luar yang dapat diubah, sehingga menarik dilihat.

Anda mungkin juga menyukai