Anda di halaman 1dari 14

MODUL PERKULIAHAN

Etik UMB

Mengenali Potensi Diri

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

02
Fakultas Teknik Program U00100009 Sigit Mareta, SE., M.Ak
StudiTeknik Sipil

Abstract Kompetensi
Banyak orang yang tidak mengetahui Dalam materi bab 2 ini, mahasiswa
diharapkan mampu menjelaskan
potensi dirinya. Tidak tahu apa saja
perbedaan pekerjaan dan karir,
kelebihan yang dimilikinya. Potensi diri yang menjelaskan pengertian passion
(hasrat), menjelaskan dan mengenali
terus tumbuh dan berkembang akan menjadi
jenis-jenis kepribadian dirinya,
modal kesuksesan. menjelaskan macam-macam
kecerdasan, mengidentikasi potensi diri.
Mengenali Potensi Diri
Pendahuluan

Sukses adalah mengetahui potensi apa yang tersedia dan menggunakannya sebaik mungkin.
Bayangkan kebesaran yang dapat dimiliki jika kita dapat mengeksplorasi dan menemukan
potensi yang kita miliki secara penuh
A. Perbedaan Pekerjaan dan Karir
Pekerjaan

Adalah sekumpulan kedudukan (posisi) yang memiliki persamaan kewajiban atau tugas-tugas
pokoknya. Dalam kegiatan analisis jabatan, satu pekerjaan dapat diduduki oleh satu orang
atau beberapa orang yang tersebar di berbagai tempat

Karir

Menurut Gibson (1995:305) karir adalah rangkaian sikap dan perilaku yang berkaitan dengan
pengalaman dan aktivitas kerja selama rentang waktu kehidupan seseorang dan rangkaian
aktivitas kerja yang terus berkelanjutan

Passion (Hasrat)
adalah segala hal yang kita sukai atau minati sedemikian rupa sehingga tidak terpikir untuk
tidak melakukannya. Passion adalah segala macam wujud keunikan, keistimewaan yang kita
miliki dan rasakan (Suhardono, 2012)
Banyak diantara kita tidak mengenal diri sendiri, Sacrotes mengatakan bahwa agar manusia
berhasil di dunia, Manusia harus mengenal diri sendiri.

B. Mengapa Kita Harus Mengenal Diri?


Dalam pergaulan kerap ditemui orang yang persepsi tentang dirinya sendiri tidak klop dengan
kenyataan.Tapi umumnya orang mengatakan, saya paham betul siapa dirinya. Semakin tua
orang diharapkan semakin matang.Bisa diibaratkan seperti bawang, yang terkelupas kulitnya
satu per satu, sehingga tidak perlu membentengi dirinya dengan segala macam kebohongan
atau kepura-puraan.Ia tak perlu topeng, sehingga hidupnya lebih enak, lebih ringan, karena
menjadi diri sendiri.

2020 Etik UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Sigit Mareta, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Tapi tidak demikian dengan Bu Intan.Ia tak pernah menampilkan diri apa adanya. Wanita
pintar berambut lebat ini lebih suka menarik diri dari pergaulan karena tidak bisa berbahasa
Inggris.“Dibanding teman-teman, saya bukan apa-apa,” katanya.Ia minder, merasa dirinya
tidak pantas diperhitungkan dan tempatnya di belakang, karena tidak pernah bisa
berkomunikasi jika ada tamu bule. Maka Bu Intan selalu menyingkir atau pura-pura sakit jika
harus bertemu orang dari negara lain.
Padahal teman-temannya tidak pernah menganggapnya remeh. Bu Intan bahkan sangat
disukai dan dihormati, karena ia orang yang paling teliti dalam pekerjaan. Ia juga pendengar
yang baik, sehingga menjadi tempat curhat teman-temannya.
Sayangnya hal-hal positif itu tidak dianggapnya penting, dan dia lebih menampilkan dirinya
sebagai orang yang nilainya lebih rendah. Padahal, banyak orang lain yang tidak bisa bahasa
Inggris tetap sukses dalam pekerjaan dan pergaulan.
Ini berkebalikan dengan Pak Badu, sebutlah begitu.Anak muda yang belum lama masuk
dunia politik ini, menilai dirinya terlalu besar. Dengan posisi politik dan kedudukannya
sebagai anggota DPR, ia mengira bisa mengatur negara dan menentukan ini itu seperti yang
diinginkannya. Di hadapan rekan-rekannya dalam suatu acara reuni misalnya, dia bisa
berkata, “Oh, gampang itu.Saya akan atur nanti supaya si Itu dilepaskan dari kabinet dan
diganti dengan si Ini.”
Dalam acara dengar pendapat dengan seorang penegak hukum yang reputasi, integritas, dan
moralnya sangat bagus dia berkata, “Saya ingin menguji Saudara….,” atau bahkan, “Saya
ingin menasihati Saudara….”
Mendengar itu semua, teman yang mengenal Pak Badu terheran-heran.“Dia itu siapa, kok,
berani-beraninya bicara begitu kepada orang tua yang sangat disegani itu.” Temannya yang
lain berkomentar, “Kasihan betul Badu ini, dia sudah tidak kenal lagi siapa dirinya.”
Kenyataan dan Asumsi
Mengapa orang bisa seperti itu?Mengapa harus membohong terus?Mungkin mereka dan
bahkan kita sendiri mencoba tampil seperti yang kita kira bagus, tapi sebetulnya tidak sesuai
dengan kenyataan diri kita.
Lalu, siapa diri kita sebenarnya?Apa yang kita tahu betul tentang diri kita? Apakah kita tahu
tentang kelemahan dan kekuatan kita? Dan apa yang kita kira kita tahu tentang diri sendiri itu
lantas terbukti atau sesuai dengan kenyataan? Kalau itu kelebihan, apakah orang lain juga
mengakuinya? Dan kalau itu kita kira sebagai kekurangan, apakah orang lain juga mengakui
itu kekurangan kita?

2020 Etik UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Sigit Mareta, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Semakin mendekati jarak antara kenyataan dengan apa yang kita asumsikan tentang diri kita,
itu berarti baik karena kita mengenal diri sendiri. Begitu pula sebaliknya. Semakin jauh jarak
antara kenyatan dengan apa yang kita perkirakan tentang diri sendiri, artinya buruk sekali
pengenalan diri kita.

Apa akibatnya jika orang tidak kenal dirinya, sehingga jarak antara asumsi dan kenyataan
tentang diri sendiri begitu jauh? Tak bisa lain, orang itu harus terus berusaha mengingkari
kenyataan tentang dirinya. Barangkali dalam kenyataan sehari-hari muncul dan sering kita
temui dalam bentuk over compensation, membual, melebih-lebihkan, atau bahkan
mengecilkan orang lain untuk meninggikan diri sendiri, berbohong dan seterusnya jika
merasa dirinya paling hebat. Ia tidak berpijak pada kenyataan, sehingga dalam bekerja
biasanya hanya omong doang.

Begitu pula sebaliknya orang yang mengira diri sendiri negatif, akan sangat minder, menarik
diri dari pergaulan, mengurung diri, tidak mau melakukan apa pun. “Apalah artinya saya,
siapa yang mau mendengarkan saya,” adalah contoh ungkapan yang sering diucapkan orang
dengan persepsi diri negatif.Orang ini sebetulnya sangat tertekan pada kelemahan dirinya.

Baik yang menilai dirinya terlalu tinggi maupun terlalu rendah, keduanya tidak sesuai
kenyataan dan itu berarti jelek.Hal ini secara mental atau psikologis tidak sehat. Orang yang
selalu pakai kedok akan capek, lalu memberikan stres yang besar pada diri sendiri.

Solusi

Dalam psikologi ada konsep yang disebut Johari Window atau Jendela Johari, yang
menggambarkan pengenalan diri kita.Ada empat jendela dalam Jendela Johari.
1. Jendela terbuka. Hal-hal yang kita tahu tentang diri sendiri, tapi orang lain pun tahu.
Misalnya keadaan fisik, profesi, asal daerah, dan lain-lain.
2. Jendela tertutup. Hal-hal mengenai diri kita yang kita tahu tapi orang lain tidak tahu.
Misalnya isi perasaan, pendapat, kebiasaan tidur, dan sebagainya.
3. Jendela buta. Hal-hal yang kita tidak tahu tentang diri sendiri, tapi orang lain tahu.
Misalnya hal-hal yang bernilai positif dan negatif pada kepribadian kita.
4. Jendela gelap. Hal-hal mengenai diri kita, tapi kita sendiri maupun orang lain tidak
tahu. Ini adalah wilayah misteri dalam kehidupan.

2020 Etik UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Sigit Mareta, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Semakin besar daerah/jendela terbuka kita akan semakin baik, karena berarti kita mengenal
diri secara baik. Orang yang memiliki daerah tertutup lebih besar akan mengalami kesulitan
dalam pergaulan. Adapun mereka yang memiliki daerah buta sangat besar, bisanya akan
membuat orang lain merasa kasihan.
Kepada orang yang kita kenal dekat, jendela itu harus dibuka semakin besar, juga bila kita
ingin bekerjasama dengan orang lain.
Mengenal diri dibutuhkan usaha yang sungguh-sungguh dan waktu yang kita luangkan untuk
melakukannya. Untuk mengenal orang lain, kita mungkin terpisahkan oleh jarak, namun
untuk mengenal diri jarak tidak menjadi hambatan. Kita hakikatnya selalu bersama dengan
diri kita.Meskipun begitu kenapa tidak sedikit orang yang merasa asing dengan dirinya
sendiri sehingga mulai bertanya-tanya siapa saya?dan mengalami krisis identitas.
C. Tips-Tips untuk dapat mengenal diri kita:
Luangkan waktu untuk diri kita sendiri
Kompleksitas yang kita hadapi pada era modern ini telah banyak sekali menyita waktu kita
karena semakin kompleks sebuah permasalahan semakin banyak waktu dan tenaga yang
harus kita curahkan.Jangankan waktu untuk diri sendiri, waktu untuk keluarga pun
tersita.Namun bukan berarti kita tidak memiliki waktu untuk diri kita sendiri, yang ada adalah
kita tidak cukup memiliki keinginan untuk mengenal diri kita. Manfaatkan waktu
kesendirian kita untuk merenung dan memikirkan siapa kita, apa yang telah kita lakukan,
mengapa kita melakukannya, bagaimana dampaknya terhadap orang lain dan lingkungan.
Lakukan saat-saat luang kita seperti setelah sholat, pada saat istirahat makan siang, sore hari
atau waktu-waktu luang lainnya.Jadi jangan semua waktu kita dihabiskan untuk berinteraksi
dengan dunia luar.Akrablah dengan diri kita sendiri, cobalah berkomunikasi dengan diri kita
sendiri sehingga kita tidak menjadi orang asing di tubuh dan jiwa kita sendiri.
Tanyakan pada orang lain (keluarga, teman, guru dan orang-orang di sekitar kita)
Selain merenung dan berkomunikasi dengan diri sendiri kita dapat bertanya dengan orang-
orang di sekitar kita.Tanyakan mengenai sifat-sifat kita, perilaku kita, pendapat mereka
tentang kita dan sebagainya. Karena sangat mungkin orang lain lebih mengenal diri kita
dibandingkan diri kita sendiri. Namun sebelum melakukannya, berusahalan untuk berpikiran
positif dan bersedia untuk menerima pendapat serta kritikan orang lain sebagai sesuatu yang
membangun dan media evaluasi diri.
Catat kejadian-kejadian yang kita alami setiap hari

2020 Etik UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Sigit Mareta, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Untuk poin ini bagi yang suka menulis diary.Karena dengan menulis pengalaman sehari-hari
kita, kita dapat membacanya dan merenungkannya di kemudian hari. Di dalam diary selain
pengalaman turut tertuang emosi, perasaan dan pikiran kita atas apa yang dialami. Makanya
tidak mengherankan para Psikolog dan Psikiater menggunakan diary ini sebagai salah satu
sarana untuk mengevaluasi atau menilai kepribadian seseorang.

D. Tipe-Tipe Kepribadian
Setiap orang dilahirkan dengan sekumpulan karakter kepribadian yang unik, sering kali
berbeda antara kakak dan adik. Setiap orang tua akan setuju pada kenyataan bahwa, dari
kebanyakan kasus, anak-anak mereka memperlihatkan perbedaan jelas dalam perilaku
mereka. Yang satu mungkin sangat penuntut sementara yang lain cukup puas untuk tumbuh
dewasa secara tenang. Setiap orang mengetahui bahwa tidak ada dua sidik jari yang sama.
Bukankah kepribadian manusia seunik sidik jari juga??
Sebagian orang melihat dunia melalui kacamata merah sementara yang lain melihatnya
dengan kacamata gelap. Sayangnya, kita tidak dapat mengganti kepribadian seperti kita
mengganti kacamata.Kepribadian terdiri dari banyak sisi dan pilihan. Kita hanya dapat
memahami kepribadian kita sendiri dengan membuka mata untuk satu pemahaman baru yang
menyeluruh mengenai diri kitadan orang lain.
Karakter kepribadian Anda menentukan apakah Anda mudah terkena depresi, santai, formal,
hati-hati, atau acuh tak acuh.Karakter kepribadian Anda menentukan apakah Anda pasif atau
asertif. Kepribadian Anda adalah apa yang menyebabkan Anda beraksi dan bereaksi dengan
cara Anda. Dalam banyak hal kepribadian mengawasi Anda dan merupakan penyebab
mengapa Anda berbeda dari orang lain. Kepribadian cenderung kaku, menolak perubahan,
dan sangat protektif terhadap diri sendiri dan Anda. Kepribadian menerima Anda sebagai
satu-satunya pemimpin dan tidak suka untuk mencoba mengalami serta memahami tipe-tipe
kepribadian orang lain. Walaupun kepribadian akan menerima kritik dari Anda, kepribadian
Anda tidak akan siap menerima kritik yang tidak diharapkan orang lain. Pada kenyataannya,
kepribadian sering akan menyerang jika merasa diancam oleh seorang penyusup.
Untuk memahami sifat dasar kita, perlu diketahui pengelompokan kepribadian atau watak
yang mula - mula ditetapkan oleh Hippocrates. Antara lain :
1. Tipe Kepribadian Sanguinis
Tipe ini paling baik dalam hal berurusan dengan orang lain secara antusias;
menyatakan pemikiran dengan penuh gairah; memperlihatkan perhatian. Kelemahan

2020 Etik UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Sigit Mareta, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
tipe ini adalah berbicara terlalu banyak; mementingkan diri sendiri; sulit
berkonsentrasi; kurang disiplin.

2. Tipe Kepribadian Melankolis


Tipe ini paling baik dalam hal mengurus perincian dan pemikiran secara mendalam,
memelihara catatan, bagan dan grafik; menganalisis masyarakat yang terlalu sulit bagi
orang lain. Kelemahan tipe ini adalah mudah tertekan; menunda - nunda suatu
pekerjaan; mempunyai citra diri yang rendah; mengajukan tuntutan yang tidak
realistis pada orang lain.

3. Tipe Kepribadian Koleris


Tipe ini paling baik dalam hal pekerjaan yang memerlukan keputusan cepat;
persoalan yang memerlukan tindakan dan pencapaian seketika; bidang-bidang yang
menuntut kontrol dan wewenang yang kuat. Kelemahan tipe ini adalah tidak tahu
bagaimana cara menangani orang lain; sulit mengakui kesalahan; sulit bersikap sabar;
terlalu pekerja keras.

4. Tipe Kepribadian Phlegmatis


Tipe ini paling baik dalam posisi penengahan dan persatuan; badai yang perlu
diredakan; rutinitas yang terus membosankan bagi orang lain. Kelemahan tipe ini
adalah kurang antusias; malas; tidak berpendirian; sering mengalami perasaan sangat
khawatir, sedih dan gelisah.
Setelah kita mulai memahami perbedaan-perbedaan dalam watak dasar kita, hal itu
menyingkirkan tekanan dari hubungan antar manusia. Kita bisa saling melihat kepada
perbedaan lainnya dengan cara yang positif dan tidak berusaha membuat setiap orang
jadi seperti kita.
Kita akan bersenang-senang dengan orang Sanguinis, yang mengeluarkan
antusiasme. Kita akan semis dengan orang Melankolis, yang berusaha mengejar
kesempurnaan dalam segala hal. Kita akan maju ke depan bersama orang Koleris,
yang dilahirkan dengan bakat pemimpin. Kita akan rileks dengan orang Phlegmatis,
yang dengan bahagia menerima kehidupan. Seseorang mungkin saja tidak mumi
memiliki 1 tipe tertentu, tetapi gabungan antara beberapa tipe namun tetap memiliki
sebagian besar/kecenderungan pada 1 tipe tertentu.
Ada 6 tipe kepribadian yang dikaitkan dengan pekerjaan, antara lain :

2020 Etik UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Sigit Mareta, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
1. Tipe Realistik
Orang yang menyukai aktivitas di luar ruangan.Mereka sering menganggap tidak
begitu penting bersosialisasi dan lebih suka bekerja sendiri. Jika harus bekerja dalam
tim, ia lebih suka dengan orang yang setipe. Orang ini tidak suka bergosip dan hanya
berkonsentrasi pada tugasnya. Tipe ini tidak pernah melimpahkan pekerjaannya pada
orang lain
.
2. Tipe Investigatif
Orang selalu tertarik pada gagasan dan ide-ide.la merasa membuang waktu dengan
masalah yang melibatkan emosi. Tipe ini sering berkonflik dengan orang yang biasa
bergosip.

3. Tipe Artistik
Orang yang senang dengan ide-ide dan materi untuk diekspresikan dengan cara yang
unik. Tipe ini sangat menghargai kebebasan.Sayangnya, tipe ini rentan jadi santapan
gosip karena caranya yang unik dan sering menimbulkan interpretasi yang biasa.

4. Tipe Sosial
Orang yang berorientasi untuk dan dengan orang lain. Tipe ini cenderung mempunyai
orientasi untuk menolong, memelihara dan mengembangkan orang lain. Karena
kepekaan dan kepeduliannya, orang ini seorang mengurus hal-hal yang terlalu pribadi.
Bila tidak diimbangi dengan kematangan, ia mudah tergelincir untuk menjadi
penggosip.

5. Tipe Wiraswasta
Orang yang lebih berorientasi pada ‘orang’ daripada gagasan.la mendominasi orang
lain untuk mencapai tujuannya. la pintar mengatur kerja orang lain, mempersuasi
orang dan bernegosiasi. Kemampuan bicaranya sangat diperlukan, biasanya ia
menunjukkan sifat bossy dan pemarah di lingkungan kerjanya.
6. Tipe Konvensional
Orang ini biasanya berfungsi paling baik dalam lingkungan dan pekerjaan yang
terstruktur dengan baik serta memerlukan keletihan.la biasanya tidak suka bekerja
dengan ide-ide dan orang lain.

2020 Etik UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Sigit Mareta, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tipe-tipe kepribadian sangat
penting manfaatnya dalam berbagai macam situasi. Diantaranya:
• Kita dapat lebih memahami orang lain dan mempelajari sejumlah alternatif
dalam pola perilaku kita sendiri. Kita dapat mulai memandang kehidupan dari
sudut pandang yang lebih luas.
• Sebagai sarana penting untuk mengembangkan hubungan dengan keluarga,
teman dan mitra kerja.
Oleh karena itu, marilah kita mulai belajar untuk saling memahami
kepribadian - kepribadian yang berbeda, sehingga kita akan senang bisa mengenali
pola kepribadian seseorang dan dapat membantu kita dalam hubungan dengan orang
lain serta dalam mengantisipasi reaksi orang lain, serta belajar bagaimana caranya
menerima bahkan menikmati ciri khas yang membuat kita masing-masing begitu
berbeda. Dengan demikian diri kita akan mudah untuk memaafkan dan menerima
orang lain apa adanya.
Mengenal Kepribadian Anda: Jadilah yang Positif
Apa yang membuat diri anda begitu istimewa ?
Setiap orang menginginkan kepribadian yang lebih baik.Kita semua dilahirkan dengan
ciri khas watak kita sendiri. Setelah kita tahu siapa diri kita maka kita bisa mulai memahami
jiwa kita, meningkatkan kepribadian kita dan belajar menyesuaikan diri dengan orang lain.
Begitu anda memahami bagaimana cara mengeluarkan apa yang terbaik dari diri Anda maka
Anda akan mendapatkan bahwa orang lain juga kelihatan lebih baik.
Langkah-Langkah Membangun Kepribadian Positif
1. Terimalah tanggung jawab
"Tanggung jawab hanya menghampiri orang-orang yang mampu memikulnya," begitu
orang bijak selalu berkata. Pada saat seseorang menerima tanggung jawab tambahan,
pada dasarnya mereka mempromosikan diri untuk naik kelas.
Perilaku bertanggung jawab adalah menerima akuntabilitas dan mencerminkan
adanya kematangan. Penerimaan tanggung jawab adalah cerminan dari sikap kita dan
lingkungan dimana kita berada. Kebanyakan manusia begitu cepat mengklaim telah
berbuat bilamana sesuatu berjalan sesuai rencana, namun sangat sedikit manusia yang
mau menerima tanggung jawab bila sesuatu berjalan salah. Seorang yang tidak
bertanggung jawab tidak perlu diberi tanggung jawab. Perilaku bertanggung jawab
harus ditanamkan secara benar sejak masa kanak-kanak. Ia tidak bisa diajarkan tanpa
kepedulian.

2020 Etik UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Sigit Mareta, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Untuk menjadi orang yang bertanggung jawab, maka manusia harus menghentikan
kebiasaan suka melempar kesalahan. Manusia yang tidak bertanggung jawab biasanya
suka menyalahkan orang tua mereka, guru, genetik, Tuhan, nasib, keberuntungan, dan
sebagainya atas kesalahan yang muncul.

2. Penuh Pertimbangan
Ada sebuah cerita tentang seorang anak laki-laki yang mampir di kedai es krim. Di
sebuah meja ia duduk dan bertanya kepada pelayan: "Berapa harga sebuah ice cream
cone?" Pelayan itu menjawab: "Lima ribu rupiah." Anak laki-laki itu menghitung
uang di kantungnya. Kemudian ia bertanya, berapa harga es krim yang lebih kecil. Si
pelayan dengan tidak sabar menjawab, "Tiga ribu rupiah." Lantas si anak itu
mengatakan, "Saya pesan es krim yang kecilsaja." Setelah mendapatkan es krim yang
dipesan dan membayar, dia pergi. Saat si pelayan mengambil nampan yang sudah
kosong, dia tersentuh. Di bawah bukti pembayaran terdapat uang tip Rp 1000.
Rupanya, si anak laki-laki tadi memiliki pertimbangan terhadap si pelayan sebelum
memesan es krim. Ia menunjukkan adanya sensitivitas dan kepedulian. Dia berpikir
tentang orang lain pertama kali ketimbang dirinya.
Sungguh dunia ini akan sangat indah bila semua orang berpikir seperti si anak kecil
tadi. Orang-orang akan menunjukkan adanya pertimbangan, penghormatan, dan
kesopanan terhadap orang lain.

3. Berpikir sama-sama menang


Perilaku lebih lanjut dari sikap penuh pertimbangan membuat setiap orang berpikir
dan bertindak dengan prinsip sama-sama menang (win-win). Saat kita melayani
pelanggan, keluarga kita, bos perusahaan dn karyawan, saat itulah secara otomatis
kita meraih kemenangan. Hasilnya adalah kebahagiaan, kesejahteraan, kegembiraan,
dan ketulusan.

4. Pilihlah kata-kata secara hati-hati


Orang-orang yang bercerita tentang apa yang disukainya biasanya diakhiri dengan
apa yang tidak ia sukai. Tapi cobalah untuk bertindak taktis. Taktik adalah memilih
kata-kat secara hati-hati danmengetahui sampai sejauh mana ia sebaiknya diucapkan.
Itu juga berarti, mengetahui apa yang harus diucapkan dan apa yang sebaiknya tidak
perlu diucapkan. Kata-kata mencerminkan sikap. Ucapan bisa melukai perasan

2020 Etik UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Sigit Mareta, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
danmenghancurkan hubungan. Lebih banyak jumlah orang yang terluka karena
pemilihan kata-kata yang tidak tepat daripada bencana alam.pilihlah apa yang akan
anda ucapkan ketimbang mengucapkan apa yang and pilih. Itulah perbedaan antara
kebijakan dan kedunguan.
Pembicaraaan berlebihan tidak berarti komunikasi. Berbicaralah lebih sedikit;
berkatalah lebih banyak.

5. Jangan selalu mengkritik dan komplain


Umumnya kritik bermakna negative, oleh sebab itu orang yang melulu mengkritik
tidak baik. Saat irang dikrituk, ia akan menjadi defensive. Tidak berarti kita tidak
boleh mengkritik. Kritik haruslah bersifat positif, kritik yang membangun.
Kritik positif. Apa yang disebut dengan kritik positif? Kritik yang disampaikan
dengan semangat penuh utnukmembantu, bukan untuk menjatuhkan. Tawarkan
solusi dalam kritik yang anda sampaikan. Kritiklah perilaku bukan pribadi seseorang.
Sebab, saat kita mengkritik pribadi seseorang, kita melukai kepercayaan dirinya.
Selama tindakan mengkritik tidak menimbulkan kenikmatan kepada pengkritik itu
sendiri, hal itu tidak masalah. Tapi, kalau anda merasa nikmat dengan
menyampaikan kritik, berhentilah melakukannya.
Jika anda tidak mau dikritik, itu sama artinya anda tidak berbuat apa-apa, tidak
berkata apa-apa atau tidak memiliki apa-apa. Anda akan benar-benar tidak menjadi
apa-apa.
Ketidakmampuan menerima kritik membangun adalah sinyal rendahnya kepercayaan
diri. Biasakan untuk menerima kritikan dengan menganggapnya sebagai
penyemangat, belajarlah dari kritik, terimalah denagn pikiran terbuka, dan berterima
kasihlah kepada orang yang menyampaikan kritik positif. Orang yang memiliki
kepercayaan diri tinggi menerima kritik positif untuk menjadi lebih baik, bukan
malah menjadi sewot. Persoalannya, manusia lebih suka dipuji,dan merasa kalah bila
kemudian dikritik.
Komplain. Beberapa orang menjadi tukang komplain yang akut. Setiap hari adalah
hari yang buruk. Semua serba terlalu, tidak ada yang pas. Mereka bahkan tetap
komplain kendati semuanya berjalan baik. Kenapa tabiat suka komplain itu tidak
baik? Karena 50% manusia tidak peduli jika anda mendpatkan masalah dan 50% lagi
merasa gembira jika anda mendapat masalah. Tidak ada manfaat dari sikap suka
komplain. Ia sudah menjadi sifat bawaan. Sama seperti kritik, bukan berarti kita tidak

2020 Etik UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Sigit Mareta, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
boleh mengkomplain. Komplain pun ada yang bersifat membangun dengan
menunjukkan kepedulian dan memberikan kesempatan kedua untuk memperbaiki
diri.

6. Tersenyum dan bersikap baik


Keriangan mengalir dari orang yang sehat. Sebuah senyuman bias palsu tapi juga
bias sangat tulus. Kuncinya bagaimana memiliki senyuman yang tulus. Lebih banyak
energi atau tenaga yang dibutuhkan untuk bersikap cemberut ketimbang tersenyum.
Senyuman meningkatkan nilai seseorang. Ia cara termurah untuk meningkatkan nilai
seseorang. Wajah yang selalu tersenyum selalu disambut hangat. Pokoknya, untuk
tersenyum itu tidak butuh biaya, tetapi sebaliknya menghasilkan banyak hal.

7. Terjemahkan secara positif perilaku orang lain


Dalam keadaan dimana ketiadaan fakta-fakta memadai, manusia secara inisiatif
membuat interpretasi negative terhadap tindakan atau sikap tidak bertindak orang
lain. Banyak orang menderita paranoia. Mereka berpikir dunia tidak bersahabat. Itu
nggak bener. Dengan memulai secara positif, kita memiliki kesempatan yang lebih
baik untuk membangun kepribadian yang menyenangkan dan berujung pada
terciptanya hubungan yang baik. Misalnya, sering kita mencoba menghubungi
seseorang ke ponsel mereka, maupun dengan mengirim pesan singkat, tetapi tidak
kunjung ditelpon balik atau dijawab. Setelah beberapa hari, secara otomatis kita
menyimpulkan, orang itu mengabaikan diri kita, tidak peduli, dan sebagainya.
Semuanya serba negative.
Tapi, kita tidak pernah berpikir dengan sikap empati. Bias saja ia sudah berusaha
menghubungi balik, tetapi gagal; pesan balasan yang dikirim tidak sampai; dia dalam
keadaan darurat; pesan tersebut justru tidak pernah diterimanya. Ada banyak
kemungkinan di balik itu.

8. Jadilah pendengar yang baik


Apa perasaan anda saat anda ingin didengarkan orang lain, orang tersebut malah
lebih banyak menyerocos dengan menyampaikan pikirannya sendiri? Banyak sekali
kejadian di mana mereka melakukan interupsi di setiap penggalan ucapan anda,
mereka tidak sabar dan langsung saja mengakhiri setiap kalimat yang anda
sampaikan, mereka secara fisik ada tetapi secara mental tidak ada, mereka

2020 Etik UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Sigit Mareta, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
mendengarkan tetapi tidak memperhatikan, mereka membuat kesimpulan yang tidak
terkait dengan fakta yang ada.
Saat semua kejadian di atas terjadi, Anda pasti merasa diingkari keberadaannya,
ditolak, dicuekin, tidak penting, kecil, diabaikan, bodoh, tidak berharga, dihina, dan
seterusnya.Scenario buruk ini harus diubah total. Jangan ikuti perilaku seperti ini.
Jadilah pendengar yang baik. Anda akan merasa penting, disambut hangat, puas,
dipedulikan, hebat, gembira, dan termotivasi bila apa yang anda bicarakan
didengarkan orang lain.
Mau mendengarkan orang lain menunjukkan kepedulian. Saat anda menunjukkan
kepedulian kepada orang lain, orang itu akan merasa penting. Saat ia merasa penting,
ia akan termotivasi dan lebih mudah menerima ide anda.

9. Bersemangatlah
Antusiasme dan sukses adalah dua hal yang saling terkait, tetapi antusiasme harus
lebih dulu ada. Antusiasme memunculkan percaya diri, meningkatkan semangat,
membangun loyalitas, dan tidak ternilai harganya. Antusiasme itu bersifat menyebar.
Anda akan merasa antusias dengan cara orang berbicara, berjalan, atau berjabatan
tangan. Antusiasme adalah kebiasaan yang bias diperoleh dan dipraktikkan oleh
setiap orang. Hiduplah saat masih merasa hidup. Jangan merasa mati sebelum anda
mati betulan. Antusiasme dan hasrat adalah factor utama yang mampu mengubah
sesuatu yang bersifat biasa-biasa saja menjadi ekselen. Majalah Human Capital
Juni-Juli 2006.

2020 Etik UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Sigit Mareta, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Artiningrum, Primi, Kurniasih, Augustina, Nurgroho, Arissetyanto, 2013,
Etika dan Perilaku Profesional Sarjana, Graha Ilmu, Yogyakarta

Febe Victoria Chen, 2012, Soft Skill for success, Sikap Tepat Karier
Hebat,BIP Gramedia, Jakarta

2020 Etik UMB Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14 Sigit Mareta, SE., M.Ak http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai