Anda di halaman 1dari 56

KELOMPOK KERJA AMPL

KOTA MATARAM 2010

3.1. Kondisi Umum Sanitasi Kota

Desentralisasi kesehatan memberi wewenang kepada kabupaten dan kota


untuk menentukan sendiri prioritas pembangunan Kesehatan daerahnya sesuai
dengan potensi, kondisi dan kemampuan setempat. Menurut Undang-undang
Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Lingkungan, dinyatakan bahwa
“kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis”.
Dalam upaya tetap sehat, maka banyak faktor yang harus diperhatikan.
Kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor (H.L Blum,1974), yaitu : faktor
lingkungan, faktor sarana pelayanan kesehatan, faktor perilaku dan genetik.
Faktor lingkungan memberikan pengaruh terbesar terhadap status kesehatan
dimana ekosistem ikut berperan.
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
peningkatan derajat kesehatan masyarakat, karena lingkungan akan
mempengaruhi berbagai aktifitas kehidupan dan merupakan salah satu media
penularan penyakit infeksi terutama penyakit-penyakit menular (ISPA, Diare,
TB Paru, DBD, dll).
Kota Mataram dengan luas 61.30 Km2, tingkat kerusakan lingkungan
hidup belum pada tingkat yang mengkhawatirkan atau rata-rata masih di bawah
standar baku mutu lingkungan, akan tetapi terdapat beberapa indikasi yang akan
mengancam kerusakan lingkungan di Kota Mataram yang dapat digambarkan
sebagai berikut :
 Pencemaran terhadap kualitas air permukaan/sungai, ada 4 (empat) sungai
yang mengalir di tengah kota, terutama parameter Faecal Coliform yang
disebabkan oleh bakteri Coli alam yang berasal dari hewan dan tumbuhan
serta limbah manusia (buangan domestik);
 Kualitas Udara Ambien Kota Mataram secara umum masih baik, akan tetapi
parameter kebisingan dan timah hitam telah melampaui batas baku mutu
lingkungan;
 Kualitas air tanah secara bakteriologi untuk sumur penduduk sudah
melampaui baku mutu dan secara fisik kimiawi masih dalam batas yang
dapat ditolerir, akan tetapi secara teknis tidak memenuhi standar atau syarat-
syarat teknis untuk jarak 8 meter dari sumur ke septictank.

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 40


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

Gambaran kondisi Lingkungan dan Sanitasi Kota Mataram terlihat dari


Penyediaan Air Bersih, penyehatan lingkungan pemukiman, terutama untuk sub-
sektor persampahan, limbah cair dan drainase serta penyehatan tempat-tempat
umum.
Sejauh ini telah dilakukan upaya penyehatan lingkungan masyarakat,
namun dari data yang akan disajikan dibawah ini menunjukan bahwa tingkat
kesehatan masyarakat masih jauh dari harapan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor
pola hidup masyarakat, cara pandang dan perilaku masyarakat terhadap
kesehatan keluarga baik di rumah maupun di lingkungannya yang masih kurang.
Kondisi lingkungan yang buruk ini dipengaruhi pula dengan mobilitas dan
kepadatan penduduk yang cukup tinggi, dan pertumbuhan ekonomi atau
pembangunan yang tidak diimbangi dengan penyediaan sarana dan prasarana
sanitasi yang memadai.
Timbulan sampah dan genangan air di beberapa titik kota masih nampak,
saluran pembuangan air limbah (SPAL) rumah tangga, industry dan rumah sakit
belum sepenuhnya tertata dengan baik, saluran drainase lingkungan yang tidak
memadai serta adanya sebaran kotoran kuda yang belum tertangani. Buruknya
kondisi sanitasi bukan saja disebabkan terbatasnya akses penduduk pada fasilitas
sanitasi yang layak, tetapi juga disebabkan masih rendahnya kesadaran (dan
pemahaman) masyarakat tentang isu-isu sanitasi dan kesehatan.
Fasilitas-fasilitas di dalam rumah sehat harus mempunyai fasilitas-
fasilitas sebagai berikut: (a). Penyediaan air bersih yang cukup; (b). Pembuangan
Tinja; (c). Pembuangan air limbah (air bekas); (d). Pembuangan sampah; serta
(e). Fasilitas dapur ruang berkumpul keluarga.

Gambar 1. Kondisi Sanitasi Kota Mataram

3.1.1. Kesehatan Lingkungan

Tingginya kepadatan penduduk di Kota Mataram menjadikan banyaknya


lingkungan padat penghuni dan kumuh yang dapat mempengaruhi tingkat
kesehatan penghuninya. Sarana dan prasarana sanitasi dasar belum terpenuhi
seluruhnya, dan pemahaman masyarakat terhadap pola hidup sehat masih
rendah.
Kondisi Kesehatan Lingkungan di Kota Mataram dapat dilhat dari Hasil
kegiatan Program Penyehatan Lingkungan Pemukiman (PLP) meliputi cakupan
Rumah Sehat, Cakupan Jamban Keluarga dan Cakupan Saluran Pembuangan Air
Limbah.

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 41


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

Dari hasil inspeksi Sanitasi Sarana Rumah Sehat diperoleh gambaran


bahwa jumlah rumah sehat yang ditempati Kepala Keluarga mengalami
peningkatan dari 59,12% pada tahun 2007 menjadi 77,07% tahun 2008. Namun
bila dilihat dari wilayah Puskesmas yang terendah di wilayah Puskesmas Karang
Pule (62,36%) dan tertinggi di Puskesmas Mataram (96,42 %).

Tabel 3.1 : Hasil Inspeksi Sanitasi Sarana Rumah Sehat di Kota Mataram
Tahun 2008
Jumlah Jumlah yang
No Puskesmas %
diperiksa memenuhi syarat
1 Ampenan 10.485 7.301 69,63
2 Tanjung Karang 8.863 6.557 73,98
3 Karang Pule 8.818 5.499 62,36
4 Mataram 8.182 7.889 96,42
5 Pagesangan 8.714 7.889 90,53
6 Cakranegara 8.571 7.004 81,72
7 Karang Taliwang 7.892 5.538 70,17
8 Dasan Cermen 4.259 3.029 71,12
Kota Mataram 65.784 50.702 77,07
Tahun 2007 21.736 12.850 59,12
Tahun 2006 19.447 11.498 59,12
Sumber : Profil Kesehatan Kota Mataram 2008

Sedangkan kondisi rumah sehat yang memenuhi syarat mengalami


peningkatan dari 74,73% pada tahun 2007 menjadi 77,07% pada tahun 2008.
Namun bila dilihat dari wilayah Puskesmas cakupan Rumah Sehat yang tertinggi
adalah Puskesmas Mataram sebesar 96,42 % dan terendah di wilayah Puskesmas
Karang Pule sebesar 62,36 %.

Tabel 3.2 : Cakupan Rumah Sehat di Kota Mataram Tahun 2008


Jumlah Jumlah Kondisi rumah sehat
No Puskesmas
KK Rumah Jumlah %
1 Ampenan 12.593 10.485 7.301 69,63
2 Tanjung Karang 9.967 8.863 6.557 73,98
3 Karang Pule 11.588 8.818 5.499 62,36
4 Mataram 10.350 8.182 7.889 96,42
5 Pagesangan 12.679 8.714 7.889 90,53
6 Cakranegara 10.601 8.571 7.004 81,72
7 Karang Taliwang 7.892 7.892 5.534 70,12
8 Dasan Cermen 4.861 4.259 3.029 71,12
TOTAL 80.531 65.784 50.702 77,07
Tahun 2007 76.432 69.589 52,001 74,73
Tahun 2006 74.711 70.719 51.459 72,77
Sumber : Profil Kesehatan Kota Mataram 2008

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 42


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

Kondisi jamban keluarga berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan


inspeksi sanitasi, kondisi jamban yang memenuhi syarat sebesar 52.687 dari
78.223 kepala keluarga. Sedangkan besarnya cakupan jamban keluarga pada
tahun 2008 sebesar 74,31%, mengalami perubahan dari tahun sebelumnya.

Tabel 3.3. Cakupan Jamban Keluarga (JAGA) di Kota Mataram Tahun 2008
Cakupan Jaga
Jumlah Jumlah
No Puskesmas Memenuhi Syarat
KK Jiwa
Sarana %
1 Ampenan 12.593 56.914 8.175 71,82
2 Tanjung Karang 9.967 44.587 7.066 79,24
3 Karang Pule 7.951 36.570 5.436 74,32
4 Mataram 11.948 54.394 7.889 72,52
5 Pagesangan 12.679 57.471 8.550 74,39
6 Cakranegara 10.601 48.254 7.004 72,57
7 Karang Taliwang 7.892 36.274 5.538 76,34
8 Dasan Cermen 4.602 20.067 3.029 75,47
Kota Mataram 78.233 354.531 52.687 74,31
Sumber : Profil Kesehatan Kota Mataram 2008

Dari tabel di atas terlihat bahwa cakupan Jamban yang memenuhi syarat
mengalami peningkatan, pada tahun 2007 tercatat cakupan jamban keluarga
sebesar 74% menjadi 74,31% di tahun 2008. Wilayah Puskesmas Tanjung
Karang menempati posisi tertinggi sebesar 79,24%, sedangkan posisi terrendah
adalah Puskesmas Ampenan sebesar 71,82%.

Tabel 3.4. Hasil Inspeksi Sanitasi JAGA di Kota Mataram Tahun 2008
Jumlah KK dengan Cakupan
No Puskesmas
KK diperiksa JAGA %
1 Ampenan 12.593 8.294 65,86
2 Tanjung Karang 9.967 6.870 68,93
3 Karang Pule 7.951 4.626 58,18
4 Mataram 11.948 7.693 64,39
5 Pagesangan 12.679 7.920 62,47
6 Cakranegara 10.601 5.356 50,52
7 Karang Taliwang 7.892 5.883 74,54
8 Dasan Cermen 4.602 3.438 74,71
Kota Mataram 78.233 50.080 64,01
Tahun 2007 21.736 12.614 58,03
Tahun 2006 19.447 12.402 63,77
Sumber : Profil Kesehatan Kota Mataram 2008

Dari tabel di atas terlihat bahwa dari 78.233 KK yang diperiksa hanya
50.080 KK yang mempunyai JAGA (64,01%). Cakupan terendah di wilayah
Puskesmas Cakranegara (50,52%) dan tertinggi di wilayah Puskesmas Karang
Taliwang (74,54%).

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 43


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

Akses masyarakat pada sumber air tanah yang menggunakan sistem


penyediaan air bersih non perpipaan (sumur gali, pompa dan pompa jet pump)
dengan menggunakan air tanah dalam, air tanah dangkal dan air permukaan
secara umum kualitasnya tidak lebih baik dengan sumber air bersih yang
disalurkan.
Khususnya akses air bersih yang bersumber dari sumur gali memiliki
risiko tercemar lebih tinggi dibandingkan dengan sarana lain seperti sambungan
rumah dan kran umum. Hal ini disebabkan karena sumur gali dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan sekitar sarana.

Tabel 3.5. Jumlah Pelanggan Air Minum menurut Kategori Pelanggan


di Kota Mataram Tahun 2008
Jumlah Pelanggan Air Minum yang
Kategori Pelanggan
(SR) Disalurkan
Rumah Tempat Tinggal 31.119 9.925.690
Hotel dan Objek Wisata 4 1.773
Badan Sosial dan RS 372 403.791
Sosial Umum 452 261.996
Perusahaan, Pertokoan & Industri 2.977 875.182
Instansi Pemerintah 229 438.968
Pelabuhan 2
Jumlah 35.153 11.907.402
Sumber: 16 Tahun Kota Mataram

Berdasarkan tabel 3.3. terlihat bahwa cakupan Sarana Air Bersih setiap
tahun meningkat tidak signifikan karena jumlah pertambahan sarana kurang
seimbang dengan peningkatan jumlah kepala keluarga. Tahun 2006 sebesar
83,48% menjadi 83,52% tahun 2007 dan tahun 2008 sebesar 83,69%.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pencemaran sarana air bersih
dengan resiko pencemaran amat tinggi, tinggi dan sedang semakin menurun
yaitu pencemaran amat tinggi dari sebesar 4,26% tahun 2007 menjadi 3,25%
tahun 2008, pencemaran tinggi dari sebesar 13,28% tahun 2007 menjadi 12,68%
tahun 2008 dan pencemaran sedang dari sebesar 23,99% tahun 2007 menjadi
18,72% tahun 2008. Sedangkan untuk pencemaran rendah mengalami
peningkatan dari sebesar 58,47% tahun 2007 menjadi 65,34% tahun 2008.

3.1.2. Kesehatan dan Pola Hidup Masyarakat

Sejalan dengan laju perkembangan dan perubahan waktu, untuk


mewujudkan masyarakat yang sehat dalam kehidupan keseharian, berbagai
upaya kebijakan dan program telah ditempuh Pemerintah Kota Mataram.
Penyediaan fasilitas kesehatan baik secara kualitatif dan kuantitatif berdampak
terhadap perubahan kondisi kesehatan masyarakat seperti tingkat kematian bagi
masyarakat mengalami penurunan.

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 44


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Mataram berdasarkan


perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan komponen sektor kesehatan
sebagai berikut:
1. Angka Harapan Hidup (AHH) penduduk Kota Mataram mengalami
peningkatan dari usia 65,3 tahun (65 tahun 4 bulan) pada tahun 2002
meningkat menjadi 66,04 (66 tahun 0,4 bulan) pada tahun 2004.
2. Angka Kematian Bayi di Kota Mataram pada tahun 2004 rata-rata
mencapai 44 bayi per 1000 kelahiran, angka ini mengalami penurunan
dibanding tahun 2002 yang mencapai 47 bayi per 1000 kelahiran.

Adapun gambaran sepuluh macam penyakit terbanyak berdasarkan data


kunjungan puskesmas di Kota Mataram tahun 2008 tercatat ada 303.346 kasus.
Kasus Infeksi akut pada saluran bagian Atas (ISPA) dan penyakit lain pada
saluran pernafasan bagian atas yang menduduki peringkat pertama dan kedua
masing-masing dengan 100.822 kasus dan 34.594 kasus memiliki porsi terbesar
dari peringkat 10 jenis penyakit lainnya, yakni sebesar 44,64% dari jumlah
kasus. Sedangkan Penyakit Diare dan Disentri yang berada pada peringkat
terbawah hanya 8,05% dari jumlah kasus. Selengkapnya tertuang dalam tabel
berikut ini :

Tabel 3.6. Sepuluh Penyakit Terbanyak di Kota Mataram Tahun 2008


No. Jenis Penyakit Peringkat Jumlah
1. Infeksi akut lain pada saluran pernafasan bagian I 100.822
atas/ISPA
2. Penyakit lain pada saluran pernafasan bagian atas II 34.594
3. Penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat III 31.516
4. Penyakit pulpa dan jaringan periapikal IV 29.708
5. Penyakit kulit infeksi V 26.198
6. Penyakit kulit alergi VI 25.154
7. Penyakit tekanan darah tinggi VII 15.666
8. Tonsilitis VIII 15.459
9. Diare IX 14.311
10. Disentri X 10.118
Sumber : Subdin Yankes Dikes Kota Mataram

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 45


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

Kejadian ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang tidak


menguntungkan bagi kesehatan, diantaranya adalah tercemarnya udara oleh asap
kendaraan dan terutama kotoran kuda dari alat angkut cidomo yang tercecer di
jalan-jalan. Dari data yang ada jumlah Cidomo yang tercatat beroperasi di Kota
Mataram sebanyak 1.150 buah, jumlah ini masih lebih banyak.

Tabel 3.7. Jumlah Alat transportasi Cidomo menurut Kecamatan


No Kecamatan Jumlah Cidomo
1 Ampenan 200
2 Sekarbela 168
3 Mataram 160
4 Selaparang 62
5 Cakranegara 270
6 Sandubaya 290
TOTAL 1.150
Sumber : Mataram Dalam Angka tahun 2009

Volume limbah kotoran kuda ini lebih dari setengahnya tidak tertampung
dan tidak terkelola dengan baik. Dari jumlah kuda sebanyak 1.150 ekor bisa
dibayangkan berapa jumlah kotoran yang tercecer dan mencemari jalan-jalan dan
udara di kota Mataram. Sudah berbagai cara diupayakan dalam penanganan
limbah kotoran kuda ini namun belum ada satu pola yang dapat berjalan secara
efektif untuk mengendalikan pencemaran lingkungan dari limbah ini.
Sementara untuk wabah penyakit Diare menepati peringkat ke-9 dari
tabel 3.4 di atas. Dan cakupan diare tertinggi berada di wilayah Puskesmas
Karang Taliwang (168,44%) dan terrendah di Puskesmas Pagesangan (35,45%).
Kalau dilihat dari target 24.819 (7% penduduk) Kota Mataram hanya mencapai
22.840 (92,03% penduduk). Insidens diare yang ditemukan di pelayanan
Puskesmas hanya mencapai 22,84/1.000 penduduk (di bawah hasil survey tahun
2000 yaitu 301/1.000 penduduk).

Tabel 3.8. Jumlah Penemuan Diare di Kota Mataram Tahun 2008


Penemuan Kasus
No Puskesmas Target
< 1 Th 1–4 Th > 5 Th Total % M
1 Ampenan 3.984 550 827 1.292 2.669 66,99 0
2 Tj. Karang 3.121 454 842 1.058 2.354 75,42 0
3 Karang Pule 2.560 531 1.515 1.345 3.391 132,46 0
4 Mataram 3.808 350 917 1.229 2.496 65,55 0
5 Pagesangan 4.023 335 484 607 1.426 35,45 0
6 Cakranegara 3.378 830 1.598 2.276 4.707 139,25 0
7 Kr. Taliwang 2.541 627 1.435 2.218 4.280 168,44 0
8 Dsn Cermen 1.405 176 411 930 1.517 107,97 0
Jumlah 24.819 3.853 8.029 10.955 22.840 92,02 0
Tahun 2007 27.130 3.778 7.689 11.252 22.719 83,74 0
Tahun 2006 26.857 4.049 8.028 10.393 22.470 83,67 0
Sumber : Profil Kesehatan Kota Mataram 2008

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 46


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

3.1.3. Kuantitas dan kualitas air

Sumber air di Kota Mataram meliputi sumber air tanah, air permukaan,
mata air dan air hujan. Dengan cadangan air baku di Kota Mataram sebesar
726.205.482 m3 yang digunakan untuk kebutuhan domestik, industri, pertanian
dan kebutuhan lainnya, sedangkan pemanfaatan sumberdaya air relatif kecil
yaitu sekitar 12%. Sisa cadangan air yang tersedia sebesar 641.004.113,98 m3 , hal
ini tergambar dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.9. Kuantitas Air menurut Aktiva dan Pasiva Kota Mataram
AKTIVA PASIVA SALDO
Satuan Juta Eksploitasi Satuan Juta Satuan Juta
Cadangan
m3 Pemanfaatan m3/thn m3/thn
1 Mata Air 93.661.920,00 a Domestik 22.417.268,84
2 Sungai 622.520.640,00 Rumah Tangga 22.136.213,00
3 Air Tanah 10.022.922,00 Hotel 65.535,75
Perkantoran 75.828,75
Pertokoan/R.S. 123.406,50
Peribadatan 400,04
Pelabuhan Udara 1.825,00
Terminal Bus 10.950,00
Sekolah 3.109,80
b Industri 301.988,74
c Pertanian 52.905.396,03
Sawah 52.633.584,00
Perkebunan 2.649,02
Perikanan 154.481,76
Peternakan 114.681,25
d Lain-lain 9.576.714,41
726.205.482,00 Total 85.201.368,02 641.004.113,98
Sumber : Laporan Akhir Neraca Sumberdaya Alam Spasial Kota Mataram, 2006

Pada saat ini kebutuhan Air Bersih untuk Kota Mataram dilayani oleh
PDAM Menang Kota Mataram. Pelayanaan Air Bersih oleh PDAM Menang
Mataram dengan daerah operasional meliputi wilayah Kabupaten Lombok Barat
dan Kota Mataram. Sedangkan untuk wilayah Kota Mataram berdasarkan data
PDAM Menang tahun 2008 bahwa jumlah pelanggan secara keseluruhan di Kota
Mataram berjumlah 35.153 pelanggan. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih
bagi masyarakat Kota Mataram sebagian besar dilakukan oleh PDAM Menang
tersebut sedangkan lainnya memperoleh air bersih dengan sistem non perpipaan
seperti Sumur gali, Sungai dan Jet Pump.
Sumber air PDAM terdiri dari air tanah dengan total kapasitas produksi
sebesar 2300 L/detik, namun untuk saat ini baru sebesar 674 L/detik kapasitas
produksi yang terpasang, dengan demikian masih tersisa kapasitas produksi
sebesar 7,94 L/detik yang melalui instalasi pengolahan air bersih Cakupan
layanan oleh sistem perpipaan ini baru mencapai 55,02% dari penduduk
perkotaan atau baru mencapai 296.720 jiwa.

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 47


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

3.1.4. Limbah Cair Rumah Tangga

Sampai saat ini upaya pelestarian lingkungan melalui penanganan


pembuangan limbah cair rumah tangga (grey water) belum dilakukan secara
optimal, masih banyak dijumpai pembuangan air limbah secara sembarangan di
Kota Mataram. Tidak sedikit pembuangan limbah cair rumah tangga melalui
saluran selokan atau langsung ke sungai tanpa melalui proses pengolahan
sebelumnya.
Sistem sanitasi yang digunakan di Kota Mataram sistem on site dengan
septic tank tanpa menggunakan peresapan mencapai 60 % total kepala keluarga.
Sedangkan untuk pengolahan limbah dengan off site system sudah dilaksanakan
pembangunannya mulai tahun 1996 dengan rencana pelayanan mencapai 4.000
unit Sambungan Rumah (SR). Kondisi sampai dengan saat ini yang terpasang
baru mencapai 1.400 SR sebagai lokasi uji coba di Kelurahan Ampenan Tengah
dan Ampenan Utara, akan tetapi sistem ini belum dapat dioperasionalkan karena
faktor kendala teknis terutama sekali masyarakat yang akan dilayani, termasuk
kendala pada sistem.

3.1.5. Limbah Padat (Sampah)

Mengkaji dan mengelola masalah persampahan merupakan suatu


keharusan diberbagai negara baik negara maju maupun negara berkembang.
Demikian halnya di Kota Mataram, masalah sampah menjadi salah satu prioritas
pembangunan Kota Mataram, dengan masuknya program pembangunan sarana
perkotaan, dimana salah satu masalahnya adalah penanganan masalah
persampahan.
Pengelolaan sampah di Kota Mataram ditangani oleh Dinas Kebersihan
Kota Mataram. Menurut data Dinas Kebersihan, pelayanan kebersihan kepada
masyarakat telah menjangkau 82,6% wilayah Kota Mataram atau telah
menjangkau 19 kelurahan dari 23 kelurahan yang ada sebelum pemekaran
wilayah m enjadi 50 kelurhanan saat ini. Sedangkan tingkat pelayanan
pengangkutan sampah ke TPA sudah mencapai 60% dari jumlah timbulan
sampah yang ada di Kota Mataram, namun demikian hingga saat ini upaya
untuk mereduksi sampah sebelum diangkut dan ditimbun di TPA baik oleh
masyarakat maupun pemerintah dirasakan masih sangat kurang.
Sampah yang berasal dari kota dibuang pada satu Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) yang berlokasi di Desa Suka Makmur, Kecamatan Gerung,
Kabupaten Lombok Barat, berjarak ± 20 km dari Kota Mataram yang dikenal
dengan sebutan TPA Kebon Kongok. TPA Kebon Kongok memiliki luas 8,6 ha
termasuk sarana dan prasarananya, dan menggunakan sistem penimbunan
terkendali. Secara umum kondisi lahan TPA saat ini telah tertimbun sampah,
sehingga untuk meningkatkan daya tampung dapat dilakukan dengan menambah
tinggi timbunan sampah hingga ketinggian 10 m, sehingga kapasitas TPA untuk
penimbunan adalah 297.500 m3. Ke depan TPA Kebon Kongok akan diperluas
dengan target perluasasn lahan dapat mencapai 20 Ha.

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 48


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

Skema 1. Proses Pengelolaan Sampah

Sumber : Laporan Pemantauan Sampah Harian Kota Mataram tahun 2009

3.1.6. Drainase Lingkungan

Sumber air permukaan/sungai di Kota Mataram berasal dari 4 (empat)


sungai besar yang yang melintasi wilayah Kota Mataram, yaitu Sungai
Jangkok, Sungai Ancar, Sungai Brenyok, dan Sungai Midang yang hulunya
berada di sekitar lereng Gunung Rinjani dan bermuara di pantai barat (Selat
Lombok) yakni batas bagian barat wilayah Kota Mataram. Keempat sungai
tersebut banyak dimanfaatkan untuk drainase dan dijadikan mayor drainase.
Sedangkan minor drainase menggunakan saluran buatan yang melayani
kawasan-kawasan tertentu yaitu perumahan, industri, komersial dan lain-lain.

Tabel 3.10. Drainase Buatan di Kota Mataram


Drainase Buatan Kondisi
No Konstruksi
Saluran Panjang (Km) Proyek (Km)
1 Primer 33.00 Permanen 0.00
2 Sekunder 31.80 Masih ada tanah 18.00
3 Tersier 37.68 Sebagian besar tanah 0.00
Jumlah 102.48 18.00
Sumber : Dinas PU Kota Mataram, 2005

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 49


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

Kondisi untuk masing-masing sungai bahwa Sungai Jangkok dalam


kondisi baik sepanjang 3.315 meter, rusak ringan sepanjang 4.725 meter dan
rusak berat 2.625 meter, Sungai Ancar kondisi baik sepanjang 6.200 meter, rusak
ringan sepanjang 3.720 meter dan rusak berat 2.480 meter, Sungai Unus kondisi
baik sepanjang 3.480 meter, rusak ringan sepanjang 5.800 meter dan rusak berat
3.480 meter, dan Sungai Brenyok kondisi baik sepanjang 2.400 meter, rusak
ringan sepanjang 960 meter dan rusak berat 1.440 meter.
Keberadaan dan kondisi sungai atau saluran drainase di Kota Mataram
dipengaruhi oleh musim hujan setiap tahunnya. Musim hujan di Kota Mataram
antara bulan Oktober sampai dengan April dan sebaliknya adalah musim
kemarau. Suhu udara berkisar 23 oC sampai dengan 31,4C dengan kelembaban
udara bervariasi dari 74 persen sampai dengan 84 persen. Curah hujan tertinggi
tercatat pada bulan Pebruari sebesar 249,6 mm dan hari hujan terbanyak tercatat
pada bulan Januari sebesar 27.

Tabel 3.11. Hari Hujan Dan Curah Hujan di Kota Mataram


Curah
Hari
No Bulan Hujan
Hujan
(mm)
1 Januari 27 234,4
2 Februari 19 249,6
3 Maret 19 328
4 April 19 151,6
5 Mei 15 131,4
6 Juni 2 3
7 Juli 4 33,5
8 Agustus 4 1
9 September 1 0
10 Oktober 6 31
11 November 10 146
12 Desember 25 237
Sumber : Dinas PU Kota Mataram, 2005

3.1.7. Pencemaran Udara

Secara garis besar kualitas udara Ambien Kota Mataram masih baik,
meskipun masih terdapat beberapa parameter yang melebihi baku mutu, yaitu
parameter kebisingan. Hal ini dapat dilihat dari hampir semua hasil pemantauan
dibeberapa lokasi di kota Mataram sudah melebihi baku mutu yang telah
ditetapkan. Hal ini dapat dapat terjadi karena salah satunya yaitu makin pesatnya
pertumbuhan penduduk sehingga tingkat aktifitas manusia makin meningkat.
Berdasarkan uji Emisi gas buang Kendaraan di kota Mataram 18 Juni
2008, yang dilakukan kerjasama antara Pemerintah Kota Mataram dengan
Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia dari 174 Kendaraan
yang diuji, 94 unit (54.02 %) kendaraan lulus uji, sedangkan 80 unit (45.98%)
kendaraan tidak lulus uji.

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 50


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

Selain itu parameter Timah Hitam pada lokasi pengukuran Terminal


Mandalika (080 35„ 41,8”LS / 1160 09„ 23,4” BT) dan Perempatan Gubernuran
(080 34„ 57,3”LS / 1160 06 „ 31,3” BT) sudah melebihi baku mutu yang
ditetapkan. (Pemantauan Kualitas Udara Ambien Kota Mataram, 2003). Namun
berdasarkan pemantauan pada tahun 2005 dilokasi yang sama tidak lagi terdapat
parameter tersebut.

Tabel 3.12. Jumlah kendaraan bermotor di Kota Mataram dirinci per Bulan
Mobil Mobil Sepeda
No Uraian Bus
Penumpang Barang Motor
1 Januari 15.366 11.219 2.446 29.031
2 Februari 15.622 11.254 2.437 29.313
3 Maret 15.753 11.295 2.428 29.446
4 April 15.838 11.349 2.420 29.607
5 Mei 15.975 11.382 2.412 29.769
6 Juni 16.040 11.426 2.408 29.874
7 Juli 16.137 11.485 2.396 30.018
8 Agustus 16.283 11.524 2.395 30.202
9 September 16.421 11.576 2.387 30.684
10 Oktober 16.535 11.622 2.382 30.539
11 Nopember 16.661 11.675 2.374 30.710
12 Desember 16.763 11.219 2.375 30.860
Jumlah 193.394 137.026 28.860 360.053
Sumber : Mataram Dalam Angka 2007/2008

Yang tidak kalah menariknya dan menjadi perhatian khusus Pemerintah


Kota Mataram yaitu penataan sarana transportasi tradisional, kendaraan tidak
bermotor, yang lebih banyak di kenal masyarakat dengan sebutan “cidomo“
sebagai salah satu angkutan alternatif dan menjadi ciri khas angkutan tradisional
di Kota Mataram.
Penggunaan sarana transportasi cidomo masih banyak dibutuhkan
masyarakat khususnya untuk beberapa wilayah yang belum dapat diakses oleh
angkutan umum. Sarana transportasi ini memiliki keunikan sekaligus menjadi
fenomena menarik bagi wisatawan yang berkunjung ke kota ini.
Namun demikian kehadiran sarana transportasi ini menjadi dilematis
manakala para kusir belum memberikan perhatian dalam limbah kotoran kuda,
sehingga mengganggu kebersihan kota ini yang memiliki motto ”IBADAH”
(Indah, Bersih, Aman, Damai, Agamis dan Harmonis). Padahal bila keberadaan
cidomo ditata dengan baik agar tidak mengganggu ketertiban lalu lintas serta
senantiasa dijaga kebersihannya, maka sarana transportasi ini sangat menunjang
kebutuhan sarana transportasi bagi warga Kota Mataram. Saat ini penataan dan
pengaturan angkutan cidomo berada pada dinas perhubungan, yang notabene
tidak serta merta mengurusi persoalan limbah kotoran kuda. Sehingga masih
perlu adanya suatu koordinasi dengan pihak terkait yang menangani limbah.

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 51


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

3.1.8. Limbah Industri

Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari


aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan,
manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah
pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah
konsumsi. Adalah usaha tahu tempe merupakan industri kecil yang berkembang
dan menghasilkan limbah cair di Kota Mataram.
Sejak tahun 2005, dinas terkait telah mengupayakan pembangunan IPAL
dengan model perpipaan bagi industri tahu tempe di wilayah Kekalik, Karang
Baru dan Abian Tubuh. Pembangunannya oleh pemerintah dan pemeliharaanya
oleh pengusaha, 1 IPAL untuk 5-6 pengusaha. Namun masyarakat kurang peduli
untuk memelihara sarana IPAL yang telah dibangun tersebut, sehingga
terbengkalai dan rusak tak terpakai.

Skema 2. Alur IPAL Industri Model perpipaan yang terbangun

Limbah => Bak Penampungan => bio filter =>

Sedimentasi/pengendapan => bak kontrol => badan air / sungai

Limbah Industri merupakan sampah yang berasal dari seluruh rangkaian


proses produksi (bahan-bahan kimia serpihan/potongan bahan), perlakuan dan
pengemasan produk (kertas, kayu, plastik, kain/lap yang jenuh dengan pelarut
untuk pembersihan). Sampah industri berupa bahan kimia yang seringkali
beracun memerlukan perlakuan khusus sebelum dibuang.
Di Kota Mataram tidak terdapat industri besar, kecuali industri kecil dan
industri berskala rumah tangga. Untuk saat ini pengelolaan limbah industri kecil
dan rumah tangga belum ditangani secara baik. Semisal beberapa industri rumah
tangga yang tidak melakukan proses pengelolaan limbah dan masih membuang
limbahnya langsung ke sungai. Misalnya sisa oli motor yang mengandung bahan
B3 belum dikelola secara baik dan sementara hanya dikumpulkan dan dibawa ke
Surabaya oleh pengusaha luar.
Pada saat yang sama kini berkembang penggilingan (penggelondongan)
emas di Sekarbela dan beberapa wilayah di Kota Mataram, dimana limbah yang
mengandung mercury di buang ke saluran selokan atau ke sumur buatan. Untuk
industri kerajinan emas dan perak rata-rata air limbah secara kumulatif yang
dibuang melalui saluran drainase sebanyak 0`01 m3/hari. Air limbah yang
dikeluarkan industri emas dan perak, selain serbuk emas dan perak juga dapat
berupa air raksa dan beberapa zat kimia pelarut lainnya yang bersifat berbahaya.

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 52


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

Terdapat beberapa kasus pengaduan terhadap pencemaran lingkungan di


kota Mataram dan telah dilakukan penanganannya, antara lain :

Masalah Yang Diadukan


Limbah dari mesin penggilingan / penggelondongan emas di sekarbela
Pembuangan limbah bekas cucian ke saluran air di belakang SMP Negeri 1
Mataram
Penghentian sementara produksi Roti Salsa Bakery yang berada di Jalan
Pendidikan No 28 karena dianggap dapat mengganggu keamanan dan
ketertiban serta kestabilan warga serta tidak memiliki ijin usaha (HO)
Laporan limbah an. Kafe Heny di Jalan Pendidikan No 66 Mataram Kafe
tersebut diindikasikan membuang limbah usahanya langsung ke saluran ar
yang berada di depan Kafe sehingga menimbulkan genangan dan bau yang
menyengat.
Check on the spot dampak pembuatan sumur bor untuk kepentingan pribadi
di Jalan Dewa Ruci Lingkungan Negara Sakah Barat Kecamatan
Cakranegara

Sumber : Kantor LH Kota Mataram tahun 2009

3.1.9. Limbah Medis

Penanganan Limbah Medis di Kota Mataram saat ini sebagian masih


ditangani oleh RSU Mataram dan beberapa rumah sakit lain yang memiliki alat
pengolahan limbah medis. Sedangkan limbah radiologi hingga saat ini belum ada
pengolahannya.
Pengelolaan Limbah Medis yang ada menerapkan teknologi pembakaran,
teknologi pembakaran merupakan salah satu cara pemusnahan sampah dengan
cara mengurangi volume maupun berat sampah melalui proses pembakaran.
Pada teknologi ini pemusnahan dilakukan dengan insenator. Sampah dibakar
secara terkendali sehingga berubah menjadi gas, asap dan abu. Teknologi ini
harus mampu menghasilkan limbah gas yang sesuai standar baku mutu udara,
memerlukan biaya tinggi dan diperlukan perencanaan yang matang.
Teknologi pembakaran sampah di Kota Mataram dengan Incenerator
dimiliki antara lain oleh :
1. Rumah Sakit Umum Daerah Mataram dengan kapasitas Incenerator 1 M³
dengan 3 Burner. Sampah infectius yang dibakar per hari kurang lebih
0.75-1 M³
2. Rumah Sakit Jiwa Selagalas dengan kapasitas incenerator 0.5 M³. Sampah
infectious yang dibakar per hari kurang lebih 0,25-0,50 M³.
3. Rumah Sakit Islam dengan kapasitas incenerator 0,50 M³. Sampah
Infectius yang dibakar lebih 0,25-0,50 M³.
4. Balai Laboratoruim Kesehatan Mataram dengan kapasitas incenerator 0,50
M³. Sampah infectius yang dibakar per 3 hari sebsar 0,25-0,50 M³.

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 53


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

Untuk Limbah cair Rumah Sakit menurut keterangan dinas Lingkungan


Hidup belum ada pengolahannya, volumenya mencapai 2 drum dan yang dapat
diolah hanya ½ drum saja, sisanya belum diketahui dibuang kemana.
Kecuali terhadap penangangan sampah medis yang mengandung limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3), antara pihak Dinas Kebersihan Kota
Mataram dan Rumah Sakit Umum Provinsi NTB telah melakukan kerjasama
melalui surat perjanjian kerjasama tentang Pemungutan retribusi dan pelayanan
persampahan kebersihan Rumah Sakit Umum Provinsi NTB.
Selain rumah sakit yang memproduksi limbah medis, yakni puskesmas dan
laboratorium. Dan keduanya sesuai pantauan tidak memiliki sarana pengolahan
untuk limbah medis. Seyogyanya hal ini menjadi perhatian khusus ke depan.

3.2. Pengelolaan Limbah Cair

Secara umum terdapat dua sistem pengolahan limbah cair yang kerap
diterapkan yaitu sistem pengolahan secara individu di masing-masing rumah
atau sering disebut on-site system, dan pengolahan secara kolektif atau komunal
yang sering disebut off-site system.
Kota Mataram telah menerapkan kedua system tersebut, baik limbah cair
rumah tangga grey water maupun black water, walaupun belum dapat dikatakan
sepenuhnya berjalan dengan baik. Karena belum ada peraturan daerah yang
dikeluarkan dan terkait secara khusus dalam pengelolaan limbah cair.
Limbah cair grey water di Kota Mataram bersumber dari limbah
domestik rumah tangga. Kapasitas air limbah Kota Mataram terendah 0,5
m3/hari hingga tertinggi sebanyak 20 m3/hari. Kapasitas air limbah terbesar
berasal dari air limbah rumah tangga.
Sedangkan limbah cair black water sebagian kecil disalurkan ke saluran
pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat. Pemerintah Kota Mataram
telah berupaya melaksanakan program penyehatan lingkungan, kegiatan yang terkait
dengan pengelolaan limbah cair rumah tangga ini telah dilaksanakan dari tahun ke tahun
dengan membangun sarana MCK umum atau IPAL komunal di beberapa kelurahan.
Melihat kondisi penanganan air limbah cair yang begitu kompleks
maka hal ini tidak bisa dipandang sebelah mata, artinya pengelolaan limbah cair
rumah tangga merupakan tanggung jawab bersama sebelum terjadi pencemaran
yang meluas yang akan merugikan kota dari ancaman terhadap kesehatan
masyarakat, pencemaran air tanah dan sungai.

Diagram. Proporsi Saluran Pembuangan Air Limbah di Kota Mataram

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 54


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

3.2.1. Landasan Hukum/Legal Operasional

Landasan hukum untuk pengelolaan Limbah Cair di Kota Mataram


tertuang dalam :
1. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2002 tentang UKL dan
UPL (UKL adalah singkatan dari Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
sedangkan UPL adalah singkatan dari Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup)
2. Peraturan Daerah Kota Mataram No. 5 Tahun 2005 Tentang Retribusi
Penyedotan Kakus
3. Peraturan Walikota No. 34 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas Pokok
dan Fungsi Kantor Lingkungan Hidup Kota Mataram
4. Retribusi terkait Izin pengeboran, penurapan mata air, pengambilan air
bawah tanah dan air permukaan.
5. Rancangan Peraturan Daerah tentang Izin penyimpanan Limbah B3
sementara
6. Rancangan Peraturan Daerah tentang pengelolaan Air tanah

3.2.2. Aspek Institusional

Mencermati peraturan yang ada, tidak dijelaskan secara implisit lembaga


pengelola limbah cair domestik, namun secara kelembagaan berdasarkan
tupoksinya maka yang memiliki kewenangan dalam penangangan atau
pengelolaan limbah cair domestik berada pada Kantor Lingkungan Hidup,
berkoordinasi dengan instansi terkait yakni Dinas Kebersihan, Dinas Kesehatan
dan Dinas Pekerjaan Umum. Keempat SKPD ini merupakan instansi terkait yang
terlibat langsung terhadap penanganan sub-sektor sanitasi di Kota Mataram.

3.2.3. Cakupan Pelayanan

Tabel 3.13. Cakupan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Memenuhi


Syarat di Kota Mataram Tahun 2008
Cakupan SPAL
Jumlah Jumlah
No Puskesmas Memenuhi Syarat
KK Jiwa
Sarana %
1 Ampenan 12.593 56.914 8.181 71,87
2 Tanjung Karang 9.967 44.587 6.438 72,20
3 Karang Pule 7.951 36.570 5.618 76,81
4 Mataram 11.948 54.394 7.905 72,66
5 Pagesangan 12.679 57.471 7.539 65,59
6 Cakranegara 10.601 48.254 6.436 66,69
7 Karang Taliwang 7.892 36.274 5.339 73,59
8 Dasan Cermen 4.602 20.067 3.009 74,97
TOTAL 78.233 354.531 50.465 71,17
Tahun 2007 75,00
Tahun 2006 71,90
Sumber : Profil Kesehatan Kota Mataram 2008

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 55


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

Dari tabel di atas Saluran pembuangan air limbah (SPAL) yang


memenuhi syarat di Kota Mataram terjadi penurunan dari 75% tahun 2007
menjadi 71,17% tahun 2008. Dilihat per puskesmas cakupan terendah di wilayah
Puskesmas Pagesangan sebesar 65,59% dan tertinggi di wilayah Puskesmas
Karang Pule 76,81%.

Tabel 3.14. Hasil Inspeksi Sanitasi KK dengan SPAL di Kota Mataram


Jumlah
Jumlah KK
No Puskesmas Memenuhi %
diperiksa
Syarat
1 Ampenan 12.593 8.181 64,96
2 Tanjung Karang 9.967 6.438 64,59
3 Karang Pule 7.951 5.618 70,66
4 Mataram 11.948 7.905 66,16
5 Pagesangan 12.679 7.539 59,46
6 Cakranegara 10.601 6.436 60,71
7 Karang Taliwang 7.892 5.339 67,65
8 Dasan Cermen 4.602 3.009 65,38
Kota Mataram 78.233 50.465 64,51
Tahun 2007 21.736 12.287 56,53
Tahun 2006 19.447 11.712 60,23
Sumber : Profil Kesehatan Kota Mataram 2008

Dari tabel di atas terlihat bahwa dari 78.233 KK yang diperiksa hanya
50.465 KK yang memenuhi syarat (64,51%). Dari tahun 2005 sampai tahun
2007 terjadi penurunan SPAL yang memenuhi syarat (dari 63,56% menjadi
56,53%).

Gambar Sarana MCK, Septik Tank dan SPAL yang telah dibangun

Kelurahan Pagesangan Kelurahan Cakra Kelurahan Sayang-sayang


Selatan

3.2.4. Aspek Teknis dan Teknologi

a. Sistem terpusat/offsite system


Di Kota Mataram terdapat fasilitas pengolahan terpusat (offsite system)
untuk Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Instalasi Pengolahan Limbah
Tinja (IPLT), namun hingga buku putih ini disusun dari kedua fasilitas tersebut
tidak difungsikan.

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 56


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

Berdasarkan hasil pemantauan, Pemerintah Kota Mataram memiliki


Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk limbah rumah tangga, berlokasi
di Ireng Daya Lombok Barat merupakan penyerahan dari PU Provinsi NTB,
hingga saat ini tidak berfungsi karena status penyerahan yang belum selesai.
Pemerintah Kota Mataram juga memiliki pengolahan Air Limbah
domestic dengan pola IPAL Komunal (Sewerage system) untuk 60 KK, saat
sekarang hanya sebagian beroperasi. Sedangkan fasilitas pengolahan limbah
bersama (septic tank komunal) pada tahun 2006 dibangun pada 9 kelurahan.
Pada tahun 2007 oleh dinas Pekerjaan Umum Kota Mataram telah dibangun
fasilitas MCK Umum di 6 kelurahan, tahun 2008 dibangun di 13 kelurahan dan
pada tahun 2009 di 8 kelurahan, diharapkan tahun 2010 terbangun 4 lokasi lagi.

Skema 3. Alur IPAL Komunal Rumah Tangga

Bak kontrol awal => Bak sedimentasi awal =>

Bak saringan => Sedimentasi II =>

Bak kontrol akhir /pemberian Kaporit => Sumur resapan

Gambar Proses pengerjaan IPAL Komunal bersama Masyarakat

Sedangkan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) yang berlokasi di


Kebon kongo dengan kapasitas 12-13 m3 memiliki luas lahan 1,5 ha terbagi
untuk beberapa kolam Aeorob dan kolam Masturi, saat ini dilayani oleh 4 unit
kendaraan penyedot tinja berkapasitas antara 2500-5000 liter, dengan tarif sekali
penyedotan antara Rp.60.000,- sampai Rp.100.000,-. Secara teknis IPLT Kebon
Kongo menggunakan system gravitasi dalam pengoperasioannya. Fasilitas IPLT
ini belum ada pihak yang mengelola, dalam petunjuk teknis kewenangannya
berada dibawah Kantor Lingkungan Hidup dan Dinas Kebersihan sebagai
pelaksana.

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 57


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

b. Sistem setempat/onsite system

Untuk limbah tinja (black water) pada umumnya ditangani secara on-site
menggunakan jamban dengan septic tank, dari WC disalurkan ke septic tank
dan/atau sumur resapan yang sebagian belum memenuhi syarat dalam
penempatannya, dimana jarak antara sumur dengan septic tank adalah 10 meter.
Hal ini dapat menimbulkan pencemaran air tanah/air sumur dimana sebagian
penduduk masih menggunakan air tanah.

3.2.5. Peran serta Masyarakat dan Jender dalam Penanganan Limbah Cair

Partisipasi masyarakat dalam penanganan limbah cair tergolong cukup


baik, hal ini ditandai dengan keterlibatan masyarakat pada saat membangun
fasilitas pengolahan limbah cair rumah tangganya. Sosialisasi pemerintah untuk
memberikan pemahaman dan pengetahuan terhadap masyarakat dan Jender
menjadi faktor penyebab adanya keterlibatan masyarakat dalam upaya
penanganan limbah cair rumah tangga. Dengan masuknya program penyehatan
lingkungan dan sanitasi dari beberapa pelaksana program, baik nasional maupun
internasional. Saat ini masyarakat Kota Mataram sudah lebih memahami
perannya di dalam kegiatan penyehatan lingkungan.

3.2.6. Permasalahan

Permasalahan yang umum dijumpai dalam pembuangan air limbah tahu


tempe terutama bagi industri-industri tahu tempe yang memiliki lokasi relatif
dekat dengan sungai, dan beberapa diantaranya menggunakan saluran
lingkungan sehingga seringkali menjadi masalah pencemaran sungai dan udara
terutama aroma yang kurang sedap. Sebagian diantaranya membuat saluran
terpisah dari saluran lingkungan menggunakan pipa PVC dengan kapasitas yang
kurang memadai sehingga meluap dari bak penampung.
Pada saat ini di Kota Mataram terdapat pelayanan penyedotan tinja
komersial yang dijalankan oleh masyarakat, namun hingga kini belum dapat
terdeteksi kemana limbah tinja itu dibuang. Menurut perkiraan limbah tinja
sementara dibuang ke sungai dekat wilayah Tanjung karang. Hal ini sebenarnya
dapat mencemari lingkungan, namun belum ada tindakan atau sanksi yang tegas.
Mengingat belum adanya aturan dan masih adanya perbedaan persepsi siapa
pemberi izin operasional usaha penyedotan tinja tersebut.

3.3. Pengelolaan Persampahan (Limbah Padat)

Berdasarkan data yang ada dinyatakan bahwa timbulan sampah di Kota


Mataram pada tahun 2009 setiap harinya mencapai 1.080 m3/hari yang berasal
dari permukiman, pasar komersil, perkantoran, fasilitas umum, sampah jalan,
kawasan industri, saluran drainase dan lain-lain. Dengan volume tersebut yang
dapat diangkut sampai ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) berdasarkan sarana

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 58


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

dan prasarana yang ada sekitar 75,98%. Sedangkan sisanya ditanggulangi


dengan kebijakan kerja tambahan dan pemusnahan yang dilakukan secara
langsung oleh masyarakat.

Tabel 3.15. Volume Sampah di Kota Mataram tahun 2009

3.3.1. Landasan Hukum/Legal Operasional

Landasan operasional untuk pengelolaan Persampahan (Limbah Padat) di


Kota Mataram diatur dalam :
1. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
2. Peraturan Daerah Kota Mataram No. 10 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sampah
3. Peraturan Daerah Kota Mataram No. 4 Tahun 2005 Tentang Retribusi
Pelayanan Persampahan / Kebersihan
4. Peraturan Walikota No. 19 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas Pokok
dan Fungsi Dinas Kebersihan Kota Mataram
5. Rencana Strategis Program penanganan Persamapahan Dinas Kebersihan
Kota Mataram

3.3.2. Aspek Institusional

Pengelolaan Persampahan di Kota Mataram secara formal dilaksanakan


oleh Kantor Kebersihan Kota Mataram. Dalam pengelolaannya terdapat
kelompok stakeholder sebagai berikut :
1. Dinas Kebersihan Kota Mataram sebagai pelaksana teknis terhadap
Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
Dengan tugas sebagaimana tertuang dalam Peraturan Walikota No. 19
tahun 2008, tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebersihan.
2. Pihak terkait dalam lingkup pemerintah Kota Mataram, yakni Kantor
Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Kesehatan.
3. Pelaku usaha dan masyarakat sebagai sasaran pemberdayaan.
4. Kerjasama dengan pihak lain untuk pengelolaan sampah lintas daerah
dan membangun kemitraan dengan pihak swasta dalam pengelolaan
sampah.

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 59


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

3.3.3. Cakupan Pelayanan

Luas daerah pelayanan dalam tiga tahun terakhir tidak ada perubahan
yakni luas jangkauan pelayanan sampah di Kota Mataram berkisar 82,70% atau
dengan luas ± 5.070 Ha dari luas Kota Matarm yang 6.130 Ha. Sedangkan
Jumlah penduduk yang terlayani sekitar 276.645 jiwa atau sekitar ± 76,30% dari
total jumlah penduduk Kota Mataram pada Tahun 2009, meningkat
dibandingkan dengan tahun 2008, jumlah penduduk yang terlayanai sebesar
264.888 jiwa atau 74.90%.

Tabel 3.16. Pelayanan Persampahan di Kota Mataram


Tingkat Pelayanan
No Uraian
2007 2008 2009
1 Luas Daerah Pelayanan 5.070 Ha 5.070 Ha 5.070 Ha
249.299 264.888 276.645 jiwa
2 Jumlah Penduduk Terlayani jiwa jiwa
3 Penduduk terlayanai terhadap
70.00% 74.90% 76.30%
penduduk perkotaan
Sumber : Profil Adipura Kota Mataram 2009

Sedangkan pelayanan persampahan di Kota Mataram mencakup 6 (enam)


wilayah kecamatan, 50 Kelurahan dan 304 Lingkungan. Berdasarkan Jumlah dan
lokasi timbulan sampah yang terangkut pada tahun 2009 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.17. Timbulan dan Jumlah Sampah yang terangkut Tahun 2008 – 2009

Sumber : RTRW Kota Mataram Tahun 2006

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 60


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

Volume timbulan sampah harian berdasarkan petikan data tahun 2010


adalah sebesar 1087 m3, dengan perkiraan sumber sampah dari rumah tangga
sebesar 550m3, sampah sejenis sampah rumah tangga 530 m3 , sampah spesifik
sebesar 3m3 serta sampah dari sumber lainnya sebesar 4 m3. Sedangkan proporsi
komposisi sampah berdasarkan jenis sampah, yakni sampah organik hanya
31.30% dan sampah non-organik sebesar 68.70%, proporsi tersebut tergambar
dalam diagram dibawah ini.

Diagram. Proporsi komposisi Timbulan sampah

Untuk memusnahkan sampah dapat dilakukan melalui berbagai tindakan


diantaranya Reduce, Reuse dan Recycling (3R), komposting dan kegiatan
pemanfaatan sumberdaya yang lain. Kegiatan 3R (Reuse, Reduce dan Recycling)
di Kota Mataram dapat dikelompokkan menjadi 6 (enam) kategori teknologi
yaitu :.
a. Teknologi pengomposan, teknologi ini merupakan salah satu cara mengolah
sampah organik agar dapat dimanfaatkan kembali yakni dengan mengelola
sampah menjadi pupuk. Di Kota Mataram Teknologi pengomposan sudah
dilaksanakan dengan melibatakan Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani)
sebagai produsen merangkan konsumen dan hasil pengomposan.
b. Teknologi daur ulang,. Teknologi ini pada intinya cara pengolahan sampah
anorganik agar dapat dimanfaatkan kembali dengan cara mengolah sampah
menjadi barang yang bernilai ekonomis. Teknologi daur ulang dapat berupa:
1. Teknologi pembuatan kertas daur ulang. Semua kertas dapat di daur
ulang, misalnya kertas koran, buku telepon bekas, kardus, dll . Di Kota
Mataram kegiatan ini dilakukan oleh Pemerintah Kota bekerja sama
dengan pihak swasta yaitu Bale Kertas
2. Teknologi pembuatan plastik. Plastk yang dapat di daur ulang dapat
berupa plastik bekas seperti kantong plastik dipisahkan dengan plastik
bekas botol aqua. Plastik sebaiknya digunakan semaksimal mungkin
karena tidak dapat diuraikan oleh alam.

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 61


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

Di Kota Mataram kegiatan ini dilakukan oleh Pemerintah Kota bekerja


sama dengan pihak swasta yaitu APPLH serta swasta lain. Beberapa perusahaan
pengumpul dan pemecah sampak plastic adalah:
 UD. Semangat di Kelurahan Babakan Kecamatan Cakranegara dapat
mengirim kurang lebih 5 M³ per minggu sampah plastic yang telah di pecah
ke Surabaya.
 UD. Tunas Dedoro di Kelurahan Babakan Kecamatan Cakranegara dapat
dapat Cakranegara dapat mengirim kurang lebih 10 M³ per bulan sampah
plastic yang telah di pecah ke Surabaya.
 Di Kelurahan Karang Lelede Kecamatan Cakranegara dapat mengirim
kurang lebih 5-10 M³ per 3 bulan sampah yang telah di pecah ke Surabaya.

3. Teknologi logam, penerapan daur ulang logam di Kota Mataram


dilakukan oleh para pengerajin kaleng di Lingkungan Getap.

3.3.4. Aspek Teknis dan Teknologi

Pola pengelolaan sampah yang berkembang saat ini di Kota Mataram


adalah sebagai berikut :
1. Sistem individual langsung yaitu pengumpulan sampah yang dilakukan
secara door to door dengan mendatangi sumber sampah, dimana sampah
tersebut akan diangkut dengan menggunakan truk biasa atau dump truk.
2. Sistem individual tak langsung yaitu pengumpulan sampah yang
dilakukan secara door to door yang dilakukan oleh petugas kebersihan
dengan menggunakan gerobak serta truk kecil dan sampah yang ada
ditampung di tempat penyimpanan sementara yang berupa kontainer
kapasitas 6 - 8 m3, dan kemudian sampah yang terkumpul tersebut
dipindahkan ke TPS.
3. Sistem Komunal yaitu pengumpulan sampah yang dilakukan oleh
masing-masing penghasil sampah dan dibuang ke tempat-tempat yang
telah disediakan oleh dinas kebersihan. Sebagai tempat penampungannya
berupa kontainer, kemudian di buang ke TPA. Selain itu dilakukan
penangan secara langsung oleh para penghasil sampah, yaitu dengan
dibakar atau ditimbun pada lahan–lahan kosong.
a. Tempat Penampungan Sementara (TPS)
Di Kota Mataram masalah sampah dan upaya penanganannya
dilakukan melalui suatu konsep yaitu bahwa masalah ini merupakan
tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat yang
diwujudkan dalam bentuk pembagian peran dan tanggung jawab.
Sampah yang berada pada sumber sampah yang dipindahkan ke TPS
menjadi tanggung jawab masyarakat, penangannya dikoordinir oleh
perangkat daerah pada tingkat kelurahan ke bawah. Secara operasioanal
masyarakat dapat melakukan sendiri dengan pola sampah dimasukkan
ke dalam kantong dan kemudian dibuang ke TPS.

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 62


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

b. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)


Pengelolaan sampah dengan sistem ini dapat dilakukan kerjasama
antara pihak swasta, masyarakat dan sub Dinas Kebersihan yang
meliputi :
o Pihak masyarakat dapat melakukan kegiatan pemisahan sampah
sesuai dengan sampah yang dihasilkan yaitu memisahkan sampah
kering dan sampah basah yang terkumpul pada tempat terpisah.
o Sedangkan pihak swasta dapat bekerjasama dalam pengolahan
sampah yang bersifat daur ulang yaitu sampah-sampah kering yang
dapat mereka beli dan dapat didaur ulang.
o Pihak sub dinas melakukan pengangkutan sisa-sisa sampah yang
telah terpisah untuk diangkut ke TPA.
o Peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam pemilihan awal
sampah yang dihasilkan.
o Mengurangi beban dinas kebersihan dalam pengangkutan sampah.
o Beban TPA berkurang dengan berkurangnya sampah yang diangkut
ke TPA.

Mekanisme pengelolaan persampahan di Kota Mataram mencakup proses


pemilahan di sumber sampah rumah tangga, proses pengumpulan yang
dilakukan dari sumber sampah, proses pemindahan dari sumber samaph ke
lokasi pewadahan, kemudian proses pengangkutan dari lokasi pewadahan untuk
diangkut ke TPA dan selanjutnya proses pengelolaan smapah di TPA.

1. Proses Pemilahan
Kegiatan pemilahan sampah merupakan bagian yang sangat penting
dalam upaya mengurangi timbunan sampah yang akan dibawa ke TPA. Kegiatan
pemilahan ini dilakukan dengan memasukkan sampah ke dalam 3 wadah/tempat
berdasarkan jenisnya.

2. Pengumpulan
Sistem pengumpulan sampah, khususnya sampah rumah tangga yang
saat ini dilakukan berdasarkan kondisi dan kultur masyarakat. Umumnya di kota-
kota besar pengumpulan sampah dilakukan sebagai berikut :
o Tiap Rumah Tangga menyediakan tempat atau wadah sampah tertutup
yang dilapisi kantong plastik, untuk menampung sampah yang tidak
dapat dimanfaatkan.
o Dipo adalah tempat penampungan sampah sementara (TPS) yang
meliputi satu kelurahan kurang lebih 30.000 warga, dengan daya
tampung sampah sekitar 150 meter kubik.
o Pool Container, biasanya terletak di pinggir jalan di sebuah lokasi
pemukiman dan memiliki volume kurang lebih 6-10 meter kubik,
berbentuk sebuah bak penampungan besi. Pool caontainer ini diangkut
oleh truk dinas kebersihan dengan sistem hidrolik.

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 63


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

Sistem pengumpulan sampah yang ada masih bervariasi baik individual


maupun komunal, langsung maupun tidak langsung. Pengumpulan individual
secara langsung dengan truk masih banyak digunakan sekalipun cara tersebut
tergolong tidak efisien dan relatif mahal, pun pengumpulan dengan gerobak
masih banyak dijumpai namun dibebrapa tempat masih menemui kendala

3. Pengangkutan
Proses Pengangkutan sampah dari tempat penampungan sementara
(TPS) ke tempat pengelolaan akhir (TPA) dilakukan oleh dinas kebersihan.
Pengangkutan sampah dilakukan dengan sistem pembagian lokasi, setiap truk
pengangkut sampah mempunyai tugas di wilayah tertentu. Jenis angkut yang
digunakan dalam pengangkutan sampah ke TPA antara lain:
 Truk Terbuka, memiliki kapasitas cukup besaruntuk mengangkut sampah
dari TPS ke TPA dengan menutup bagian atas dengan jarring atau terpal.
 Truk Kompaktor, mengangkut sampah dari pemukiman sebagai tempat
pembuangan sampah sementara.
 Truk Tripper, mengangkut sampah dari TPS ke TPA.
 Truk Hidrolik Kontainer, bertugas mengangkut kontainer yang sudah penuh
ke TPA.

4. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)


Pola pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang
dilakukan saat ini adalah Metode Sanitary Landfill. Sampah diletakkan pada
lokasi cekung, kemudian pada ketebalan tertentu diurug dengan tanah. Pada
bagian atas urugan digunakan lagi untuk menimbun sampah lalu diurug lagi
dengan tanah sehingga berbentuk lapisan-lapisan sampah dan tanah.
Bagian dasar konstruksi sanitary landfill dibuat lapisan kedap air yang
dilengkapi dengan pipa pengumpul dan penyalur air lindi (leachate) yang
terbentuk dari proses penguraian sampah organik.
Penimbunan saniter adalah teknik penimbunan sampah yang dapat
meminimumkan dampak yang merusak lingkungan dimana teknik yang
digunakan adalah dengan memadatkan sampah dengan ketebalan 3,5 – 5 m dan
kemudian ditimbun dengan tanah setebal 15 – 30 cm.
Jumlah fasilitas sarana dan prasarana kebersihan yang dimiliki oleh
Dinas Kebersihan Kota Mataram sampai dengan tahun 2009 adalah sebagai
berikut :
o Kontainer 6 – 8 m3 : 86 buah
o TPS : 79 buah
o Transfer Depo : 9 Unit
o Gerobak Sampah : 285 buah
o Dump Truck : 24 unit
o Amroll : 17 unit
o Phanter Pickup : 8 unit
o Mobil Tinja : 4 unit
o Buldozer : 1 unit

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 64


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

o Exavator : 1 unit
o Wholl Loader : 1 unit
o Jumlah TPPS : 104 unit

Gambar 3. Model Sanitary Landfill

3.3.5. Peran serta Masyarakat dan Jender dalam Pengelolaan Sampah

Peranserta masyarakat dalam pengelolaan kebersihan masih belum


optimal, ini dibuktikan dengan masih rendahnya kesadaran dan kepedulian
masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungannya, misalnya : membuang
sampah tidak pada tempatnya, tetapi membuang sampah justru di sungai atau di
jalan raya, sampah yang dibuang tidak menggunakan kantong bahkan tidak
dipisahkan. Rendahnya peran masyarakat dalam usaha pemilahan dan
pengurangan volume sampah sejak dari sumber, serta masih rendahnya
partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan sampah untuk kepentingan ekonomi
karena belum memahami secara mendalam tentang potensi sampah yang
memiliki nilai ekonomis untuk diusahakan.
Upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan peranserta masyarakat
oleh Dinas Kebersihan sudah lebih dari cukup dengan memberikan bimbingan
dan penyuluhan di beberapa kelurahan serta telah memebrikan pelatihan
pengelolaan dan pemanfaatan sampah menjadi barang yang memiliki nilai.
Misalkan Pelatihan komposting sampah dan bantuan peralatan komposting yang
telah dilaksanakan di beberapa lingkungan dalam rangka menerapkan konsep
3R, hingga saat masih berjalan. Demikian halnya kegiatan komposting yang
dilakukan di TPA Kebon Kongok, sementara hasil pupuk organik tersebut belum
di pasarkan secara komersial.

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 65


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

3.3.6. Permasalahan dalam Pengelolaan Sampah

Di Kota Mataram masalah sampah dan upaya penanganannya dilakukan


melalui suatu konsep yaitu bahwa masalah ini merupakan tanggung jawab
bersama antara pemerintah dengan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk
pembagian peran dan tanggung jawab. Sampah yang berada pada sumber
sampah yang dipindahkan ke TPS menjadi tanggung jawab masyarakat,
penangannya dikoordinir oleh perangkat daerah pada tingkat kelurahan ke
bawah. Secara operasional, masyarakat dapat melakukan sendiri dengan pola
sampah dimasukkan ke dalam kantong dan kemudian dibuang ke TPS. Produksi
sampah di Kota Mataram sekitar 1.087 m3/hari, dan yang dapat terangkut hanya
sekitar 813 m3/hari, selebihnya dikelola sendiri oleh masyarakat.
Dari paparan diatas dapat dinyatakan beberapa permasalahan yang
dihadapi terkait dengan pengelolaan persamapahan di Kota Mataram, yakni :
1. Terbatasnya sarana dan prasarana pengelolaan persampahan,
khususnya dengan alat berat yang sudah lama beroperasi di TPA.
Termasuk kendaraan operasional lapangan pengangkut sampah serta
sarana penunjang lainnya di lapangan yang jumlahnya sangat terbatas
tidak sebanding dengan volume sampah yang ada.
2. Masih minimnya pembiayaan program dan operasional bidang
kebersihan yang diterima, apabila melihat adanya potensi
pengembangan usaha dan nilai yang dapat menyumbang PAD.
3. Program Pemberdayaan Masyarakat untuk pengembangan usaha
pengelolaan potensi sampah secara komersial yang masih terbatas.

Gambar Lokasi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah di Kebon Kongok

Gerbang Masuk TPA Jembatan Timbang Alat berat yg digunakan

Pengumpulan sampah Pemilahan sampah Hasil Pengolahan Sampah

Kolam Lindi Lokasi Pengomposan Lokasi kolam IPLT

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 66


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

Peta Pelayanan Kebersihan dan Lokasi Sarana Persampahan di Kota Mataram


Gambar 4.

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 67


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

3.4. Pengelolaan Drainase

Dengan semakin pesatnya pembangunan Kota Mataram sebagai dampak


dari eskalasi pertumbuhan ekonomi wilayah yang cepat, yang berpengaruh pada
perubahan-perubahan tata guna lahan, dan kondisi topografi wilayah Kota
Mataram yang relatif datar, berimplikasi pada sistem drainase perkotaan akibat
perubahan sifat tanah yang sebelumnya lolos air (permeable) menjadi bersifat
kedap air (impermeable). Kondisi ini sering ditunjukkan dengan fenomena
luapan air (overtapping) dari saluran drainase yang memenuhi jalan-jalan
perkotaan, sehingga terjadi banjir dan/atau aliran air sepanjang jalan di Kota,
maupun genangan-genangan yang sangat menggangu aktivitas warga kota
sehari-hari terutama daerah yang memiliki kemiringan yang landai dengan
kisaran 0 – 5 %.
Lokasi daerah genangan yang terdapat di Kota Mataram sebanyak 17
titik lokasi genangan dengan total luas genangan 22,25 Ha yang tersebar pada 13
kelurahan di tiga kecamatan dengan sebaran daerah genangan di wilayah
kecamatan Cakranegara seluas 8 ha (35,96%), kecamatan Mataram seluas 6,25
Ha (28,09%), dan wilayah kecamatan Ampenan seluas 8 Ha (35,96%), dengan
rata-rata frekwensi genangan 2-3 pertahun. Tinggi genangan berkisar 0,20 M
samapai dengan 0,50 M, dengan lama genangan berkisar 2,0 jam sampai dengan
12 jam.
Daerah yang memiliki tingkat genangan yang cukup lama umumnya
berada dikecamatan Ampenan dengan kondisi topografi yang memiliki
kemiringan yang landai dengan kisaran 0 – 5 % dan dekat pantai. Sedangkan
kecamatan Mataram dan kecamatan Cakranegara lama genangan relatif sam
berkisar 2 jam sampai dengan 4 jam.

3.4.1. Landasan Hukum/Legal Operasional

Yang melandasi operasional pengelolaan drainase di Kota Mataram


adalah :
1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang pengelolaan DAK Sub
Bidang Pengelolaan Sanitasi Lingkungan;
2. Pedoman Konstruksi dan Bangunan Departemen Pekerjaan Umum;
3. Inspeksi dan Pemeliharaan Drainase Jalan Departemen Pekerjaan Umum;
4. Peraturan Daerah Kota Mataram tentang
5. Peraturan Walikota Mataram tentang Tupoksi Dinas Pekerjaan Umum.

3.4.2. Aspek Institusional

Secara kelembagaan yang melakukan pemeliharaan terhadap drainase


alam dan drainase buatan di Kota Mataram, berada pada Dinas Pekerjaan
Umum, Bidang Cipta Karya, seksi Sarana dan Prasarana. Dinas terkait dalam
pengelolaan drainase Kota Mataram adalah Kantor Lingkungan Hidup dan Dinas
Kesehatan.

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 68


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

3.4.3. Cakupan Pelayanan

Wilayah Kota Mataram memiliki 4 (empat) buah sungai yang merupakan


drainase utama untuk mengalirkan air hujan yang berasal dari Daerah Aliran
Sungai (DAS) dan air limbah dari masyarakat kota. Keempat sungai yang
mengalir di dalam Kota Mataram merupakan muara dari saluran drainase yang
ada di Kota Mataram dengan hierarkhi saluran drainase sebagai berikut :
 Saluran induk (primer) adalah saluran drainase yang bermuara pada sungai
atau badan air lainnya;
 Saluran skunder adalah saluran drainase yang bermuara pada saluran induk
atau saluran primer drainase;
 Saluran tersier adalah saluran drainase yang bermuara pada saluran skunder
drainase.

Ke-empat sungai tersebut meliputi Sungai Ancar, Jangkok, Brenyok dan


Sungai Unus, dan drainase buatan meliputi saluran primer sepanjang 33 km,
dengan sebagian besar dalam kondisi tersier sepanjang 37,68 km dengan
sebagian besar masih konstruksi tanah.

Tabel 3.18. Kondisi fisik Drainase Alam di Kota Mataram


Kondisi Drainase Alam Luas Luas
Nama Panjang
No Modulus DAS
Sungai Sungai Baik Sedang Rusak Berat Drainase (Km2)
1 Jangkuk 10.355,00 6.213,00 3.106,50 1.035,50 41,42 62,00
2 Ancar 11.263,00 6.757,80 3.378,90 1.126,30 33,79 226,00
3 Unus 8.700,00 5.220,00 2.160,00 870,00 21,75 63,00
4 Brenyok 4.800,00 2.880,00 1.440,00 480,00 7,20 55,77
Sumber: Rencana Induk Master Plan SDA WS Lombok, 2006

3.4.4. Aspek Teknis dan Operasional

Secara Teknis Dinas Pekerjaan Umum Kota Mataram dalam pelaksanaan


program penyehatan lingkungan permukiman melakukan penanganan Drainase
untuk pemeliharaan saluran drainase alam, rehabilitasi saluran dan pembuatan
saluran drainase pada beberapa wilayah di Kota Mataram.

3.4.5. Peran serta Masyarakat dan Jender dalam Pengelolaan Drainase


Lingkungan

Keterlibatan masyarakat didalam melakukan pemeliharaan saluran


drainase merupakan suatu kewajaran yang semestinya dilakukan, mengingat
pemeliharaan saluran drainase ini tentunya sangat berpengaruh terhadap kondisi
lingkungan dari tempat tinggal masyarakat setempat, terutama di musim
penghujan. Keterlibatan masyarakat dengan memberikan dukungan dan bantuan
tenaga saat pelaksanaan kegiatan pemeliharaan yang cukup baik.

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 69


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 70


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

DINAS : PEKERJAAN UMUM KOTA MATARAM


BIDANG : CIPTA KARYA
SEKSI : SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN
PROGRAM : PEMELIHARAAN SALURAN DRAINASE
KEGIATAN : PEMELIHARAAN SALURAN DRAINASE LINGKUNGAN
Pagu Nilai
Sumber
No. Uraian Pekerjaan Lokasi Volume Anggaran Kontrak
Dana
(Rp) (Rp.)
1 Normalisasi dan Pemeliharaan Drainase
Lingkungan di Kel. Bertais (Lingk.Gontoran) Kelurahan Bertais ( Lingk. Karang Gontoran ) 185.00 m' 50,000,000 49,735,000 DAU
2 Normalisasi dan Pemeliharaan Drainase
Lingkungan di Kel. Bertais (Lingk.Kr. Anyar) Kelurahan Bertais ( Lingk. Karang Anyar ) 267.00 m' 50,000,000 49,707,000 DAU
3 Normalisasi dan Pemeliharaan Drainase
Lingkungan di Kel. Mandalika Kelurahan Mandalika 248.00 m' 50,000,000 49,845,000 DAU
4 Normalisasi dan Pemeliharaan Drainase
Lingkungan di Kel. Selagalas Kelurahan Selagalas 250.00 m' 50,000,000 49,733,000 DAU
5 Rehabilitasi Saluran Drainase di Kel. Tanjung
Karang Kelurahan Tanjung Karang 130.00 m' 50,000,000 49,719,000 DAU
6 Rehabilitasi Saluran Drainase di Kel. Kekalik
Jaya Kelurahan Kekalik Jaya 115.00 m' 50,000,000 49,731,000 DAU
7 Rehabilitasi Saluran Drainase di Kel. Ampenan
Selatan Kelurahan Ampenan Selatan 235.00 m' 50,000,000 49,713,000 DAU
8 Rehabilitasi Saluran Drainase di Kel. Kebon Sari
Kelurahan Kebon Sari 150.00 m' 50,000,000 49,737,000 DAU
9 Pembuatan Saluran Drainase Lingk. di Kel.
Pejarakan Karya Kelurahan Pejarakan Karya 280.00 m' 68,555,000 68,261,000 DAU

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 71


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2007


Dinas Pekerjaan Umum
Bidang Cipta Karya
Seksi Sarana dan Prasarana Lingkungan
No Kegiatan Lokasi Gambar

Pembuatan Sanitasi
Dasar meliputi Kelurahan
1. MCK, Septik Tank Tanjung Karang
dan SPAL

Pembuatan Sanitasi
Dasar meliputi Kelurahan
2. MCK, Septik Tank Karang BAru
dan SPAL

Pembuatan Sanitasi
Dasar meliputi Kelurahan
3. MCK, Septik Tank Ampenan Utara
dan SPAL

Pembuatan Sanitasi
Dasar meliputi Kelurahan
4. MCK, Septik Tank Rembiga
dan SPAL

Pembuatan Sanitasi
Dasar meliputi Kelurahan
5. MCK, Septik Tank Selagalas
dan SPAL

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 72


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

3.4.6. Permasalahan

Adapun permasalahan yang terjadi akibat adanya genangan air di Kota


Mataram secara umum disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :
- Kondisi saluran drainase mengalami pendangkalan karena tertutup oleh
lumpur dan sampah
- Kondisi saluran tidak terawat dengan baik sehingga banyak kerusakan,
penuh dengan lumpur dan sedimentasi
- Outlet saluran dibagian hilir mengecil dan sistem drainase kurang baik
- Pemanfaatan saluran irigasi sebagai saluran drainase
- Dimensi saluran kecil tidak sesuai dengan kapasitas layanan terutama debit
air yang dapat ditampung
- Pengaturan sistem jaringan drainase yang tidak sesuai dengan elevasi area, di
samping kemiringan saluran yang tidak di sesuaikan dengan elevasi yang ada
- Terjadinya return water pada saat curah hujan tinggi dan muka air laut
pasang tertinggi.
- Bangunan pelengkap terutama gorong-gorong dimensinya rata-rata relatif
kecil sehingga terjadi penyempitan.

3.5. Penyediaan Air Bersih.

Air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kualitas dan
keberlanjutan hidup manusia. Oleh karenanya air minum mutlak harus tersedia
baik dalam segi kualitas maupun kuantitas. Pada hakekatnya Alam telah
menyediakan air minum yang dibutuhkan, akan tetapi desakan pertumbuhan
penduduk yang tidak merata serta keberagaman aktivitasnya telah menimbulkan
berbagai dampak perubahan tatanan dan keseimbangan lingkungan yang
menyebabkan potensi air yang ada di alam terganggu kuantitas dan kualitasnya
sehingga tidak layak lagi dikonsumsi secara langsung.
Diperlukan prasarana dan sarana air minum untuk merekayasa agar air
yang tersedia di alam dapat aman dan sehat dikonsumsi. Berkaitan dengan hal
tersebut, Pemerintah mempunyai perhatian yang cukup besar untuk
mengembangkan prasarana dan sarana air minum. Sejak awal tahun 1979
sampai dengan saat ini penyediaan air minum khususnya perpipaan telah
dibangun dan dikembangkan menggunakan berbagai pendekatan baik yang
bersifat sektoral maupun pendekatan keterpaduan dan kewilayahan (perkotaan
dan perdesaan).

3.5.1. Landasan Hukum/Legal Operasional

Secara umum Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem


Penyediaan Air Minum (KSNP SPAM) mengacu pada sasaran terukur yang
tertuang dalam Rencana Rencana Pembangunan Jangka Menegah Nasional
(RPJMN) 2004-2009 dan sasaran dalam pencapaian MDGs tahun 2015 serta
beberapa sasaran terukur lainnya. Selain itu juga menuju sasaran yang normatif
BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 73
KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

seperti tertuang dalam PP. No. 16 Tahun 2005 tentang, Pengembangan Sistem
Penyediaan Air minum (SPAM).

Dalam menyusun rencana optimalisasi SPAM, acuan utama adalah :


 Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 2005, tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM).
 Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997, tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002, Tentang Syarat-
Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2001,
Tentang Irigasi.
 Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 2 Tahun 1998, Tentang Pedoman Penetapan Tarif Air
Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum.
 Keputusan Menteri Kimpraswil No. 409 Tahun 2002, Tentang Pedoman
Kerjasama Pemerintah & Badan Usaha Swasta dalam Penyelenggaraan
dan atau Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi.
 Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya No. 61 Tahun 1998, Tentang
Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaksanaan & Pengawasan
Pembangunan, Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan.
 Peraturan Presiden No. 67 tahun 2005, tentang Kerjasama Pemerintah
dan Swasta dalam Bidang Prasarana.

3.5.2. Aspek Institusional

Secara kelembagaan yang memiliki kewenangan dalam pengelolaan Air


Bersih di Kota Mataram adalah PDAM Menang Mataram, mencakaup wilayah
pelayanan Kota Mataram dan Lombok Barat.
Perusahaan Daerah Air Minum Menang Mataram dibentuk atas dasar
Keputusan bersama Bupati Lombok Barat dan Walikota Mataram No. 45 Tahun
1998 dan No. 03/KPTS/1998 tentang Pemilikan Hak dan Kewajiban PDAM
Lombok Barat.
Adapun Fungsi dan tugas pokok PDAM Menang Mataram yaitu
menyelenggarakan pengolahan air bersih untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yang mencakup aspek sosial, kesehatan, dan pelayanan umum.
Untuk melaksanakan fungsi dan tugas pokok tersebut, PDAM berkewajiban
untuk:
a. Melaksanakan pelayanan umum/jasa kepada masyarakat konsumen
dalam penyediaan air bersih.
b. Menyelenggarakan pemanfaatan umum yang dapat dirasakan
masyarakat.
c. Memupuk pendapatan untuk membiayai kelangsungan hidup perusahaan
dan pengembangan daerah.
BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 74
KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

3.5.3. Cakupan Pelayanan

Cakupan pemanfaatan air bersih di Kota Mataram tahun 2008 adalah


sebagai berikut :

Tabel 3.19. Cakupan Sarana Air Bersih Menurut Kecamatan Tahun 2008
Jumlah Jenis Sarana Air Bersih Cakupan
Puskesmas
Jiwa SR KU SGL SPT PMA Jiwa %
Ampenan 56.914 4.207 77 5.525 5 4 50.090 88,01
Tj. Karang 44.587 5.602 47 1.939 38.410 86,15
Karang Pule 36.570 4.377 21 1.169 28.045 76,69
Mataram 54.394 4.501 52 4.177 44.170 81,20
Pagesangan 57.471 5.719 70 3.604 47.665 82,94
Cakranegara 48.254 4.077 80 2.565 14 113 40.270 83,45
Kr.Taliwang 36.274 3.658 45 2.425 31.090 85,71
Dsn Cermen 20.067 1.659 30 1.647 16.980 84,62
Total 354.531 33.800 422 23.051 19 117 296.720 83,69
Sumber : Profil Kesehatan Kota Mataram 2008

Sedangkan kualitas air bersih hasil inspeksi sanitasi berdasarkan tingkat


pencemarannya digolongkan menjadi empat yakni tingkat pencemaran amat
tinggi, tinggi, sedang dan rendah. Sebagaimana tertuang dalam table 3.4. ini.

Tabel 3.20. Kualitas Air Bersih Berdasarkan Hasil Inspeksi Sanitasi Menurut
Jenis Sarana Air Bersih di Kota Mataram Tahun 2008
Tingkat Pencemaran
Jumlah Amat
Jenis Sarana Tinggi Sedang Rendah
Diperiksa Tinggi
Jml % Jml % Jml % Jml %
Sumur Gali 8.029 521 6,49 2.031 25,30 2.998 37,34 2.479 30,88
Samb. Rumah 7.983 - - - - - - 7.983 100,00
Kran Umum - - - - - - - - -
SPT / PMA - - - - - - - - -
Total 16.012 521 6,49 2.031 25,30 2.998 37,34 10.462 65,34
Th.2007 14.938 636 4,26 1.984 13,28 3.584 23,99 8.734 58,47
Th. 2006 14.577 501 3,44 1.801 12,36 3.737 25,64 8,538 58,57
Sumber : Profil Kesehatan Kota Mataram 2008

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 75


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

Tabel 3.21 : Kualitas Air Berdasarkan Hasil Inspeksi Sanitasi di Kota Mataram
Tahun 2008
Jenis Sarana Air Bersih
Jumlah Jumlah
Pusk Amat tinggi Tinggi Sedang Rendah
SAB diperiksa
Jmlh % Jmlh % Jmlh % Jmlh %
AMP 9.818 2.108 150 7,12 287 13,61 525 24,91 1.146 54,36
TKR 7.588 1.521 35 2,30 70 4,60 139 9,14 1.277 83,96
KRP 5.567 1.374 10 0,73 87 6,33 347 25,25 930 67,69
MTR 8.730 1.782 50 2,81 188 10,55 655 36,76 889 49,89
PGS 9.393 2.230 66 2,96 348 15,61 436 19,55 1.380 61,88
CKR 6.849 2.728 123 4,51 320 11,73 344 12,61 1.941 71,15
KRT 6.128 1.594 62 3,89 222 13,93 213 13,36 1.097 68,82
DSC 3.336 2.675 25 0,93 509 19,03 339 12,67 1.802 67,36
Total 57.409 16.012 521 3,25 2.031 12,68 2.998 18,72 10.462 65,34
2007 60.384 14.938 636 4,26 1.984 13,28 3.584 23,99 8.734 58,47
2006 59.564 14.577 501 3,44 1.801 12,36 3.737 25,64 8.538 58,57
2005 57.607 14.993 471 3,14 1.593 10,62 3.566 23,78 9.363 62,45
Sumber : Profil Kesehatan Kota Mataram 2008

Tarif dasar air merupakan acuan dasar dalam perhitungan proyeksi


keuangan khususnya proyeksi pendapatan. Tarif dasar air tahun 2007 dapat
dilihat pada Tabel dibawah ini.

Tabel 3.22. Tarif Dasar Air PDAM Menang Mataram Tahun 2007
BLOK KONSUMSI (M3)
NO KLASIFIKASI PELANGGAN
0 - 10 > 10 - 20 > 20 - 30 > 30

I Kelompok I
1 Sosial A Rp. 300 Rp. 350 Rp. 400 Rp. 500
2 Sosial B Rp. 350 Rp. 500 Rp. 750 Rp. 1,000
3 Sosial C Rp. 400 Rp. 600 Rp. 1,000 Rp. 1,250
4 Sosial D Rp. 450 Rp. 650 Rp. 1,250 Rp. 1,500

II Kelompok II
1 Rumah Tangga A Rp. 450 Rp. 750 Rp. 1,500 Rp. 1,750
2 Rumah Tangga B Rp. 500 Rp. 850 Rp. 1,750 Rp. 2,000
3 Rumah Tangga C Rp. 550 Rp. 900 Rp. 2,000 Rp. 2,250
4 Rumah Tangga D Rp. 600 Rp. 1,000 Rp. 2,250 Rp. 2,500
5 Instansi Pem.Kab/Kota Rp. 750 Rp. 1,200 Rp. 2,500 Rp. 3,000
6 Niaga Kecil Rp. 900 Rp. 2,000 Rp. 3,000 Rp. 3,500
7 Niaga Sedang Rp. 1,000 Rp. 2,500 Rp. 3,500 Rp. 4,000

III Kelompok III


1 Inst Pem Prop Rp. 1,250 Rp. 2,500 Rp. 4,000 Rp. 4,500
2 Rumah Mewah Rp. 1,000 Rp. 2,000 Rp. 4,000 Rp. 4,500
3 Hotel Melati Rp. 1,500 Rp. 3,000 Rp. 4,500 Rp. 5,000
4 Industri & Niaga Besar Rp. 2,000 Rp. 3,500 Rp. 4,500 Rp. 5,000

IV Kelompok IV (Khusus) Berdasarkan Kesepakatan (TK)

Sumber : Master Plan Rencana Induk PDAM Menang Mataram


BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 76
KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

Adapun jumlah pelayanan Air Bersih oleh PDAM Menang Mataram


dalam tiga tahun terakhir (tahun 2008, 2009 dan 2010), menunjukan
kecenderungan yang meningkat dari tahun ke tahun, sebagaimana terlihat pada
tabel berikut ini.

Tabel 3.23. Pelayanan Air Bersih PDAM Menang Mataram


Tahun
URAIAN SATUAN
NO 2007 2008 2009 2010
1 Penduduk Terlayani % 25 29 34
Jiwa 265,572 320,494 381,576
2 Pelayanan SR : % 80 80 80
Jiwa 212,457 256,395 305,261
Jiwa/Samb. 4 4 4
Jml. Samb. 53,114 64,099 76,315
L/org/hr 123 123 128
L/det 303.28 366.00 453.42
Pelayanan HU : % 20 20 20
Jiwa 53,114 64,099 76,315
Jiwa/Samb. 100 100 100
Jml. Samb. 531 641 763
L/org/hr 30 30 30
L/det 18.44 22.26 26.50

Pelayanan Domestik Jml. Samb. 53,645 64,740 77,078


L/det 321.72 388.25 479.91
3 % 20 20 20
L/det 64.34 77.65 95.98
Pelayanan Non Domestik M3/Samb/hr 1.5 1.5 1.5
Jml. Samb. 3,706 4,473 5,529
4 Jumlah Sambungan Unit 57,352 69,213 82,607
5 Sub Total Kebutuhan L/det 386.06 465.90 575.90
6 Kehilangan Air % 34 32 30
L/det 201.85 220.93 246.81
7 Kebutuhan Rata-rata L/det 587.9 686.8 822.7
8 Kebutuhan Maksimum / Faktor 1.15 1.15 1.15
Debit Produksi L/det 676.1 789.9 946.1
9 Kebutuhan Jam Puncak Faktor 1.75 1.75 1.75
L/det 1,028.8 1,202.0 1,439.7
Sumber : Hasil Analisa Konsultan, Th. 2008

3.5.4. Aspek Teknis dan Operasional

Sistem penyediaan air bersih di Kota Mataram menggunakan sistem


perpipaan yang dilayani oleh PDAM. Dalam penyediaan air bersih bersumber
dari Mata Air yang berasal dari Mata Air Sarasuta, Mata Air Saraswaka, Mata
Air BBI (Balai benih Ikan) dan Mata Air Ranget. Sistem penyediaan air minum
Kota Mataram dibagi menjadi 2 sistem yang dikelompokan berdasarkan daerah
BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 77
KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

pelayanan unit reservoir distribusi, kedua sistem tersebut adalah : Sistem


Reservoir Bug-Bug dan Sistem Reservoir Telaga Sari.
Sistem Reservoir Bug-Bug ini menggunakan sumber air yang berasal
dari Mata Air Sarasuta, Mata Air Saraswaka dan Mata Air BBI (Balai benih
Ikan). Ketiga sumber mata air tersebut terletak di Desa Lingsar Kecamatan
Lingsar dan berada dalam satu wilayah yang saling berdekatan antara satu
dengan yang lainnya.
Unit-unit sistem reservoir Bug-Bug terdiri dari; Bronkaptering, Bak
Penampung, Pipa transmisi, Reservoir, Desinfeksi dan Pipa distribusi.
Selengkapnya mengenai unit-unit sistem Reservoir Bug-Bug adalah sebagai
berikut :

1. Bronkaptering
 Bronkaptering Sarasuta
Unit Bronkaptering Sarasta terletak di desa Lingsar Kecamatan
Lingsar Kabupaten Lombok Barat. Bronkaptering Sarasuta berada pada
ketinggian + 96 m dpl. Kapasitas sumber mata air Sarasuta diperkirakan
sebesar ± 200 L/D, akan tetapi saat ini debit yang
dimanfaatkan/diproduksi hanya sebesar 77 L/D. Bronkaptering mata air
Sarasuta dibangun sekitar tahun 1971 dengan konstruksi beton bertulang
berbentuk segi empat.
Adapun Dimensi Bronkaptering MA. Sarasuta adalah sebagai berikut :
Panjang :3m
Lebar :3m
Dalam : 3,0 m + 0,8 m tinggi bebas
Lubang Kontrol (manhole) : 0,8 x 0,8 cm (1 unit)
Pipa Outlet : ACP Ø 500 mm

Aliran mata air masuk ke dalam bangunan bronkaptering ini


melalui dinding samping dan dari bawah, dari dinding air keluar melalui
lubang persegi empat dengan ukuran (20 x 20) cm, sebanyak 18 buah
lubang.

Bronkaptering Sarasuta

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 78


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

 Bronkaptering Saraswaka
Unit Bronkaptering Mata Air Saraswaka terletak sekitar ± 500 m
dari Mata Air Sarasuta dengan ketinggian + 99 m diatas permukaan laut
(dpl). Bronkaptering Saraswaka dibangun sekitar tahun 1971, dengan
kapasitas sumber diperkirakan sebesar ± 100 L/D. Unit Bronkaptering
ini berupa bak terbuka dengan dinding dari konstruksi batu kali setinggi
± 1 m, yang berfungsi sebagai dinding penahan masuknya limpasan air
hujan. Dalam perkembangannya sekitar tahun 2004 pada bagian atas
bronkaptering tersebut dipasang penutup/atap dari seng.
Air dari bronkaptering ini pada awalnya sebagian dialirkan ke bak
penampung Sarasuta II, sebagian lagi langsung ke daerah pelayanan
Gunung Sari dan Senggigi. Akan tetapi saat ini pipa yang menuju bak
penampung Sarasuta II sudah di tutup (di dop), sehingga aliran
seluruhnya menuju daerah pelayanan Gunung Sari dan Senggigi dengan
debit pengambilan sebesar 23 L/D.
Dalam upaya meningkatkan kapasitas sumber, pada tahun 2006 di
sekitar lokasi bronkaptering dibangun 3 unit sumur berbentuk segi empat
dengan kedalaman sekitar 2 m. Dinding Sumur I dan Sumur II terbuat
dari pasangan batu kali, sedangkan Sumur III terbuat dari pasangan bata.
Ke tiga sumur tersebut saling berhubungan satu sama lain. Sumur I
berhubungan dengan Sumur II melalui buis beton Ø 400 mm sepanjang ±
15 m, sedangkan Sumur II berhubungan dengan Sumur III melalui pipa
PVC Ø 200 mm sepanjang ± 10 m. Air dari Sumur I mengalir ke Sumur
II, selanjutnya mengalir ke Sumur III. Dari Sumur III air dialirkan ke
reservoir Bug-Bug melalui pipa PVC Ø 300 mm sepanjang ± 2500 m.
Sistem pengaliran dari Sumur I hingga reservoir Bug-Bug dilakukan
secara gravitasi. Berdasarkan informasi dari PDAM Mataram yang
dimanfaatkan dari mata air Saraswaka untuk pelayanan Kota Mataram ini
sebesar ± 66 L/det.

Bronkaptering Saraswaka

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 79


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

 Bronkaptering BBI (Balai Benih Ikan)


Untuk meningkatkan kapasitas sumber air baku, pada tahun 2006,
PDAM membuat 2 unit bronkaptering di lokasi BBI (Balai Benih Ikan),
berjarak ± 50 m dari bronkaptering Sarasuta. Dari 2 unit bronkaptering
tersebut, hanya satu yang berhasil. Dari bronkaptering ini air dialirkan (di
tappingkan) terhadap pipa transmisi dari Sumur III menuju reservoir
Bug-Bug menggunakan pipa PVC Ø 300 mm. Pada saat kunjungan,
kondisi bangunan bronkaptering Balai Benih Ikan (BBI) masih cukup
baik. Debit yang dihasilkan dari Bronkaptering BBI ini sekitar ± 10 L/D.

Reservoir Bug-Bug mendapat pasokan air dari mata air Sarasuta sebesar
 77 L/d dan dari mata air Saraswaka dan BBI sebesar  76 L/D. Selanjutnya air
dari reservoir Bug-Bug I dan reservoir Bug-Bug II dialirkan secara gravitasi ke
daerah pelayanan Kota Mataram.

Skema 4.
Sistem Pengaliran Pada Reservoir Bug-Bug

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 80


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

Jaringan Pipa Distribusi Sistem Penyediaan Air Minum Kota Mataram


Gambar 5.

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 81


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

3.6. Komponen Sanitasi Lainnya

Pembangunan Kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang


bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berbagai kegiatan dilakukan untuk
dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat, sehingga nantinya
diharapkan masyarakat dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan.

3.6.1. Penanganan Limbah Industri dan Limbah Medis

Air Limbah di Kota Mataram bersumber dari limbah domestik yaitu


rumah tangga dan limbah non domestik yaitu rumah tangga (Tahu Tempe),
industri kerajinan emas dan perak, industri Tenun Ikat, Limbah Medis, dan
Umum. Kapasitas air limbah Kota Mataram dari kelima sumber terendah 0,5 m3
/hari hingga tertinggi sebanyak 40 m3 /hari. Kapasitas air limbah terbesar berasal
dari air limbah industri rumah tangga, industri tahu tempe yaitu sebesar 40 m3
/hari, sedangkan yang terkecil bersumber dari air limbah industri tenun ikat dan
pabrik minyak goreng. Untuk industri kerajinan emas perak rata-rata air limbah
secara kumulatif yang dibuang melalui saluran drainase sebanyak 0,01 m3/hari.
Permasalahan yang umum dijumpai dalam pembuangan air limbah tahu tempe
terutama bagi industri-industri tahu tempe yang memiliki lokasi relatif dekat
dengan sungai, dan beberapa diantaranya menggunakan saluran lingkungan
sehingga seringkali menjadi masalah pencemaran udara terutama aroma yang
kurang sedap. Sebagian diantaranya membuat saluran terpisah dari saluran
lingkungan menggunakan piva PVC dengan kapasitas yang kurang memadai
sehingga meluap dari bak penampung.
Untuk industri kerajinan emas dan perak rata-rata air limbah secara
kumulatif yang dibuang melalui saluran drainase sebanyak 0`01 m3/hari. Air
limbah yang dikeluarkan industri emas dan perak, selain serbuk emas dan perak
juga dapat berupa air raksa dan beberapa zat kimia pelarut. Air limbah rumah
tangga merupakan buangan air kotor dari rumah tangga dan fasilitas umum
berupa air limbah manusia (tinja) dan air limbah bekas cucian dan mandi. Sistem
on site dengan septictak tanpa peresapan, sedangkan air bekas cuci dan mandi
pada umumnya disalurkan melalui saluran yang menyatu dengan saluran
drainase.
Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah sisa suatu usaha dan
atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena
sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, dapat mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lainnya.
Sebagaimana definisi B3 di atas, meskipun B3 sangat berbahaya bagi
lingkungan hidup dan kesehatan manusia, namun banyak barang-barang yang
menghasilKan B3 memang sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia, seperti
sabun, pupuk, dan pestisida. Bahan berbahaya dan beracun (B3) umumnya
BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 82
KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

digunakan pada sektor industri, pertanian, pertambangan dan rumah tangga.


Penggunaan B3 pada berbagai sektor tersebut juga akan menghasilkan
limbah B3 yang memerlukan pengelolaan lebih lanjut. B3 adalah bahan yang
karena sifat atau konsentrasi- nya dan atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup,
dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia, serta makhluk hidup lainnya.
Di Kota Mataram salah satu sumber penghasil limbah B3 adalah Rumah
Sakit dan klinik kesehatan (berupa sisa-sisa bahan kimia dari hasil pemeriksaan
laboratorium dan limbah radioaktif hasil kegiatan rotgen) dan industri/bengkel
kendaraan (menghasilkan percikan bahan bakar berupa oli dan sampah baterai
dan accu). Limbah B3 tersebut berpotensi mencemari lingkungan karena
mengandung logam/senyawa yang berbahaya bagi kesehatan. Untuk saat in
limbah B3 yang berasal dari Rumah Sakit langsung dimusnahkan menggunakan
Insinerator,sedangkan limbah B3 yang berasal dari bengel berupa oli
dikumpulkan lalu dibawa/dijual ke perusahaan pengumpul di Surabaya

3.6.2. Kampanye PHBS

Indikator-indikator yang dipakai untuk melihat keadaan perilaku


masyarakat adalah : Rumah tangga yang melaksanakan PHBS
Kegiatan Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat pada Tahun 2008
bertujuan untuk tercapainya Rumah Tangga Sehat sebesar 56%. Bentuk kegiatan
yang dilaksanakan adalah Survei PHBS yang dilaksanakan oleh petugas
Puskesmas. Pada survey PHBS diharapkan terjadi diskusi, transfer pengetahuan
dan memperkenalkan indikator PHBS yang bermasalah dengan ibu rumah
tangga/kepala rumah tangga selaku responden.

Tabel 3.24. Hasil Pelaksanaan Survey PHBS di Kota Mataram Tahun 2008
SPM/ Tahun 2007 Tahun 2008
No Indikator TARGET Target Hasil Target Hasil
2010 (%) Survey (%) (%) Survey (%)

1. Persalinan oleh Nakes 90 % 80 67,90 80 89,90


2. ASI Ekslusif 80 % 80 59,40 80 59,50
3. Kepesertaan JPKM 80 % 80 57,30 80 58,30
4. Tidak Merokok 80 % 80 34,10 80 48,27
5. Aktifitas Fisik 80 % 80 54,80 80 80,10
6. Konsumsi Sayur & Buah 80 % 80 15,71 80 37,10
7. Jamban Keluarga 80 % 76 68,39 76 85,80
8. Sumber Air Bersih 90 % 84 77,85 84 94,00
9. Kepadatan Rumah 80 % 80 49,60 80 62,40
10. Lantai Rumah Tidak
80 % 80 81,61 80 94,00
Terbuat Dari Tanah
Rumah Tangga Sehat 65 % 32 7,68 56 18,15
Sumber : Data Primer Tahun 2008

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 83


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

Berdasarkan Tabel di atas, pada tahun 2008 pencapaian Rumah Tangga


Sehat di Kota Mataram meningkat sebesar 11,47% dibandingkan Tahun 2007.
Apabila dilihat dari 10 indikator PHBS, ada 5 indikator PHBS yang mencapai
target yaitu :
1) Konsumsi sayur dan buah (baru mencapai 37,10% dari target 80%)
2) Tidak merokok (48,27% dari target 80%)
3) Kepesertaan JPKM (58,30% dari target 80%)
4) ASI Ekslusif (59,50% dari target 80%)
5) Kepadatan rumah (62,40% dari target 80%)

Perkembangan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga semakin


meningkat. Meningkatnya budaya hidup sehat di kalangan masyarakat, dengan
menciptakan lingkungan rumah tangga yang bersih, sehat serta memanfaatkan
pekarangan melalui berbagai tanaman yang berguna untuk kesehatan dan
kesejahteraan keluarga.

Tabel 3.25. Persentase Rumah Tangga Ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
RUMAH TANGGA
Kecamatan Puskesmas
Dipantau Ber PHBS * %
Ampenan Ampenan 210 34 16.19
Sekarbela Tanjung Karang 210 73 34.76
Sekarbela Karang Pule 210 41 19.52
Selaparang Mataram 210 48 22.86
Mataram Pagesangan 210 10 4.76
Sandubaya Cakranegara 210 51 24.29
Cakranegara Kr. Taliwang 210 6 2.86
Cakranegara Dasan Cermen 210 42 20.00
Jumlah 1,680 305 18.15
Sumber : Profil Kesehatan Kesehatan Kota Mataram 2008

3.6.3. Program Air Minum dan Sanitasi

Program Air Minum dan Sanitasi atau WES (Water Envirioment


Sanitation) merupakan program yang telah dilaksanakan sejak tahun 2008,
kerjasama pemerintah Kota Mataram yang diwakili oleh POKJA AMPL dengan
pihak UNICEF, sebagai leading adalah Dinas Kesehatan Kota Mataram.
Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain :
1. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
a. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Cuci Tangan
Pakai Sabun (CTPS) se-Dunia dan Hari Sanitasi Internasional yang jatuh
pada tanggal 15 Oktober 2008. Kegiatan yang dipusatkan di Taman
Bumi Gora, Jalan Udayana Mataram, dirangkai dengan Lomba mewarnai
gambar dan mewarnai „bong‟ (bhs. Sasak; sejenis tong besar terbuat dari
tanah liat) tingkat Siswa Sekolah Dasar, sebagai peserta terdiri dari 10
Sekolah Dasar (SD) di Kota Mataram.
BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 84
KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

b. Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) pada murid-murid Sekolah


Dasar pada 6 enam kelurahan, dilaksanakan pada 15 Oktober 2009,
kegiatan dilaksanakan di Sekolah Dasar terpilih pada enam wilayah
kelurahan Kota Mataram.

Gambar . Kegiatan Memperingati Hari CTPS Se-Dunia tahun 2008

Gambar . Kegiatan Kampanye CTPS di Sekolah Dasar tahun 2009

2. Lomba Sanitasi tingkat Kelurahan


Lomba ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat
tentang upaya penyehatan lingkungan dengan sasaran untuk meningkatkan
motivasi kelurahan dalam pelayanan sanitasi dan meningkatkan kualitas
lingkungan yang sehat dan bersih. Kegiatan dilaksanakan pada 6 kelurahan,
2 kelurahan dimulai sejak tahun 2008 dan pada tahun 2009 menjadi 6
kelurahan. Adapun kelurahan dan lingkungan yang ikut dalam lomba
Sanitasi ini adalah sebagai berikut :

Tabel. 3.26 . Lokasi Kelurahan Peserta Lomba Sanitasi tingkat Kelurahan


No Kecamatan / Kelurahan Lingkungan
1. Sandubaya - Tembelok
Kelurahan Mandalika - Montong Are
2. Sekarbela - Jempong Timur
Kelurahan Jempong Baru - Jempong Barat
3. Mataram - Timbrah
Kelurahan Pagesangan Barat - Gubug Mamben
4. Sekarbela - Pande Besi
Kelurahan Karang Pule - Karang Seme
5. Selaparang - Bawak Bagek Utara
Kelurahan Dasan Agung - Pejeruk Timur
6. Ampenan - Kebon Talo
Kelurahan Ampenan Utara - Jempong
Sumber : Bidang Sosbud Bappeda Kota Mataram, 2010

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 85


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

3. Pelatihan Komposting Berbasis Komunitas


Kegiatan Sosialisasi, pelatihan dan bantuan peralatan Komposting Limbah
sampah organik dilaksanakan pula pada enam kelurahan seperti tersebut di
atas dengan jumlah peserta sebanyak 20 orang per kelurahan serta satu lokasi
di Karang Buaya merupakan kelompok swadaya dengan anggota 10 orang.
Kegiatan dilaksanakana pada tahun anggaran 2009, dalam rangka penerpaan
konsep 3R (Reuse, Reduce dan Recycling).

4. Penyusunan Awiq-awiq Lingkungan Bersih dan Sehat


Pada bulan Mei 2010, UNICEF bekerjasama dengan Kota Mataram, melalui
POKJA AMPL memfasilitasi kegiatan musyawarah masyarakat di beberapa
lingkungan pada enam kelurahan dalam rangka penyusunan Awiq-awiq
Lingkungan Bersih dan Sehat.

3.7. Pembiayaan Sanitasi Kota.

Kebijakan Anggaran Kinerja dalam rangka penyusunan Anggaran yang


berorientasi pada peningkatan pelayanan menuju terwujudnya kesejahteraan
masyarakat, maka kebijakan yang ditempuh adalah :
1. Penajaman program dan kegiatan Dinas / Instansi yang senantiasa
berpedoman pada TUPOKSI dan berlandaskan hasil MPBM 2005, serta
meningkatkan koordinasi dalam penyusunan program dan kegiatan Dinas /
Instansi agar terpadu dalam merespon aspirasi masyarakat .
2. Meningkatkan kemitraan dengan Stakeholders dalam rangka penciptaan
iklim dan kondisi yang mendukung kegiatan investasi oleh dunia usaha
(Swasta).
3. Menjalin hubungan dengan pemerintah pusat dan propinsi dalam rangka
penanganan program dan kegiatan strategis, terutama yang menyangkut
lingkup Regional dan Nasional.
4. Meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan
peningkatan peranserta aktif masyarakat untuk mendukung program dan
kegiatan pemerintah.
5. Efisiensi dan efektifitas pembiayaan melalui pengelolaan anggaran kinerja
yang berdaya guna dan berhasil guna terhadap program dan kegiatan yang
dilaksanakan melalui belanja aparatur dan belanja publik.
6. Meningkatkan kemitraan antar Pemda dan DPRD dalam rangka
merencanakan, menetapkan dan mengawasi kebijakan publik yang dapat
memacu masing-masing stakeholders untuk mewujudkan Good Governance.
7. Mendukung kegiatan pengawasan oleh lembaga-lembaga pemeriksa
fungsional maupun legislatif dan masyarakat dalam rangka terwujudnya
efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan
pembangunan.

Kebijakan tersebut ditetapkan dengan kesepakatan antara eksekutif dan legislatif.

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 86


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

Sebagai perbandingan pembiayaan pembangunan Kota Mataram di


bawah ini disajikan gambaran pembiayaan APBD Kota Mataram selama tiga
tahun terakhir (2003-2005), yang menjadi bahan rujukan dalam penyusunan
RPJMD, adalah sebagai berikut :

Tabel 2.27. Struktur Pembiayaan APBD Kota Mataram 2003 -2005


ANGGARAN
No. BIDANG
2003 2004 2005*)
I PEMBIAYAAN 17.499.688.043,58 17.844.472.981,23 18.247.957.544,54
II PAD 16.293.051.920,00 17.104.083.150,00 18.988.472.857,00
a. Pajak 7.805.000.000,00 8.140.000.000,00 8.340.000.000,00
b. Retribusi Daerah 6.057.450.000,00 6.454.583.150,00 7.292.793.600,00
c. Bagian Laba Usaha
580.601.920,00 650.000.000,00 694.993.612,00
Daerah
d. Lain-Lain PAD 1.850.000.000,00 1.860.000000,00 1.910.000.000,00
DANA
III
PERIMBANGAN
a. Bagi Hasil Pajak 17.039.209.154,00 17.039.209.154,00 16.272.891.569,50
b. Bagi Hasil Bukan
7.271.656.760,00 7.271.656.760,00 6.314.209.950,00
Pajak
c. DAU 146.070.000.000,00 152.623.000.000,00 167.660.000.000,00
d. DAK 4.229.923.000,00 5.770.000.000,00 7.910.000.000,00
e. Dana Darurat - - -
Bagi hasil Pajak &
7.925.450.001,00 8.880.840.401,00 11.077.448.261,56
Bantuan
LAIN-LAIN
IV PENDAPATAN 10.860.000.000,00 9.434.596.978,00 8.075.770.000,00
YANG SAH
TOTAL 226,275,816,558.36 229.968.359.425,01 254.546.750.182,60

A. PEMBIAYAAN BIDANG KESEHATAN

1. Pendapatan
Sektor Kesehatan juga memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kota Mataram melalui retribusi pelayanan kesehatan. Realisasi
penerimaan pendapatan melalui Dinas Kesehatan Kota Mataram tahun 2008
seperti pada dalam tabel berikut :

Tabel .3.28. Realisasi dan Penerimaan Pendapatan Dinas Kesehatan


No Jenis Penerimaan Target Realisasi %
1 Retribusi Pelayanan Kesehatan 350.000.000 410.707.552 117,35
2 Retribusi Leges 1.000.000 8.503.000 850,30
3 Sumbangan Pihak ke III 10.000.000 2.600.000 26,00
Jumlah 361.000.000 421.810.552 116,85
Tahun 2007 361.000.000 367.990.132 101,94
Tahun 2006 350.000.000 354.549.020 101,30
Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kota Mataram 2008

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 87


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

Dari tabel diatas terlihat bahwa dari tahun 2006 sampai 2008 Pendapatan
Asli Daerah (PAD) dari sektor kesehatan terus mengalami peningkatan bahkan
tiap tahunnya dapat melampaui target yang telah ditetapkan. Penerimaan dari
retribusi pelayanan kesehatan memiliki kontribusi yang sangat besar yaitu
117,35%. Rincian realisasi penerimaan PAD tahun 2008 menurut sumber
penerimaan dapat dilihat pada grafik berikut :
Sumbangan
Pihak ke III; Retribusi Yankes;
26,00% 117,35%

Retribusi Leges;
850,30%

2. Belanja
Anggaran rutin dan pembangunan Dinas Kesehatan yang bersumber
dari APBD Kota Mataram tahun 2008 meningkat 73,05% menjadi Rp.
40.579.949.986,- dari Rp. 29.643.224.432,- pada tahun 2007 yang rinciannya
dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 3.29. Anggaran rutin dan pembangunan Dinas Kesehatan


Jumlah Anggaran
Uraian
2007 2008
Belanja 29.643.224.432 40.579.949.986
Belanja tidak Langsung 14.400.479.972 15.656.730.310
Belanja Pegawai 14.400.479.972 15.656.730.310
Belanja Langsung 15.242.744.460 24.923.219.676
Belanja Pegawai 1.814.749.500 1.988.721.500
Belanja Barang dan Jasa 3.696.425.280 4.428.933.176
Belanja Modal 9.731.569.972 18.505.565.000
Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kota Mataram 2008

Sejak tahun 2003 Dinas Kesehatan Kota Mataram mendapatkan


alokasi Dana DAK Non DR di dalam anggaran pembangunan APBD Kota
Mataram sebesar Rp. 1.000.000.000,- (tahun 2003), Rp. 1.300.000.000,-
(tahun 2004), Rp. 1.640.000.000,- (tahun 2005), meningkat menjadi Rp.
8.620.000.000,- (tahun 2006), dan menurun menjadi Rp. 6.253.000.000,-
(tahun 2007 dan 2008). Dana DAK Bidang tahun 2008 diarahkan untuk
kegiatan :

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 88


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

1. Pembangunan, Rehabilitasi dan Peningkatan fisik Puskesmas


2. Pembangunan dan Rehabilitasi Pustu dan Polindes
3. Pengadaan Kendaraan Roda Empat (Puskesmas Keliling 1 unit)
4. Peralatan Kesehatan baik Medis maupun Non Medis

Sedangkan realisasi penggunaan anggaran tahun 2008 dapat dilihat pada


tabel berikut :

Tabel 3.30. Tabel Realisasi anggaran Dinas Kesehatan tahun 2008


No Jenis Belanja Jumlah Anggaran Realisasi %
1 Belanja Tidak Langsung 15.656.730.310 15.430.590.296 98,56
a. Belanja Pegawai 15.656.730.310 15.430.590.296 98,56
2 Belanja Langsung 24.923.219.676 19.067.548.581 76,51
a. Belanja Pegawai 1.988.721.500 1.719.938.000 86,49
b. Belanja Barang dan Jasa 4.428.933.176 4.046.317.995 91,36
c. Belanja Modal 18.505.565.000 13.301.292.586 71,88
BELANJA 40.579.949.986 34.498.138.877 85,01
Tahun 2007 29.643.224.432 27.195.596.867 91,74
Tahun 2006 25.875.642.557 23.449.141.062 90,62
Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kota Mataram 2008

B. PEMBIAYAAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

Tabel 3.31. Anggaran Pengelolaan Lingkungan Kota Mataram


Jumlah Anggaran
No. Sumber Anggaran
Tahun 2009 Tahun 2010
1. APBD
- Belanja Tidak Langsung 692,376,956 540,688,226
- Belanja Langsung 1,330,255,500 1,029,029,000
- Belanja Pegawai 152,255,000 111,325,000
- Belanja Barang dan Jasa 246,713,000 253,057,500
- Belanja Modal 931,287,500 659,646,500
2. APBN
3. Bantuan Luar Negeri
Total 2,022,632,456 1,569,717,226
Sumber : Profil Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram 2009

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 89


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

C. PEMBIAYAAN BIDANG PEKERJAAN UMUM

No FUNGSI/SUB INDIKASI KEGIATAN PAGU INDIKATIF SUMBER PENDANAAN


FUNGSI/PROGRAM
Kerangka Anggaran Tahun 2009 Tahun 2010 2011 (transisi) APBD APBD I APBN Lainnya
II
VI FUNGSI PERUMAHAN 390,000,000 400,000,000 400,000,000 √
II DAN
FASILITAS
UMUM
1 Program : Pengembangan 1 Pembinaan dan 66,550,000 73,205,000 76,865,250 √
dan pengelolaan penyuluhan/sosialisasi
Sumber Daya peraturan dan pengelolaan
Air dan Irigasi sumber daya air
2 Pendataan Prasarana dan 166,375,000 183,012,500 201,313,750 √
sarana pengairan, dan
permukiman di Daerah
Aliran Sungai
3 Pembuatan dan perbaikan √ √ √ √
tanggul/tebing sungai
2 Program Pengelolaan dan 1 Operasi dan pemeliharaan 199,650,000 219,615,000 241,576,500 √
perbaikan sarana sungai
dan prasarana 2 Perbaikan dan pemeliharaan
sumber daya air sarana dan prasarana, serta 899,190,325 989,109,358 1,088,020,293 √
dan irigasi serta bangunan pelengkap
pengendalian pengairan dan irigasi
banjir
3 Perbaikan dan pemeliharaan
saluran irigasi
4 Perencanaan teknis saluran
drainase dan irigasi (Master √
Plan)

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 90


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

5 Penanganan sistem drainase √


6 Rehabilitasi rumah waker √
7 Pembangunan pasar 19,000,000,000 14,500,000,000 √

3 Program : Penataan, 1 Pembangunan Rumah Sakit 20,000,000,000 20,000,000,000 √


pembangunan Umum Pemerintah
dan perbaikan 2 Perbaikan perumahan dan 1,000,000,000 200,000,000 √ √
prasarana dan permukiman
sarana umum, dan neonisasi lingkugan
dan lingkungan (PJU)
perumahan dan
permukiman
4 Program : Penyehatan 1 Pembuatan dan 1,348,250,000 250,000,000 √ √
Lingkungan perbaikan/normalisasi
Permukiman drainase lingkungan
(PLP)
2 Pembuatan saluran limbah 250,000,000 100,000,000 √ √
rumah tangga
3 Pembuatan MCK dan 600,000,000 200,000,000 √ √
sanitasi
4 Instalasi pengelolaan 566,667,000 200,000,000 √ √
lumpur tinja
5 Program : Penyediaan dan 1 Pengadaan alat-alat 1,000,000,000 100,000,000 √ √
Pengelolaan Air kebersihan
Bersih 2 Pengadaan dan pemasangan 665,500,000 732,050,000 805,255,000 √
pipa transmisi

6 Program : Peningkatan/pe 1 Perencanaan jalan dan 407,944,845 448,739,330 493,613,262 √


mbangunan dan jembatan
rehabilitasi/pem 2 Peningkatan/pembangunan 627,563,762 690,320,138 759,352,152 √

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 91


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

eliharaan jalan jalan dan jembatan


dan jembatan 3 Rehabilitasi/pemeliharaan 4,296,541,156 4,726,195,271 5,198,814,798 √
jalan dan jembatan
4 Pengawasan pembangunan 321,463,665 321,463,665 321,463,665 √
oleh proyek swasta
7 Program : Pembinaan dan 1 Penyusunan standar harga 167,477,820 167,477,820 167,477,820 √
pengawasan upah/bahan pekerjaan
serta pelayanan bidang konstruksi
usaha jasa 2 Penyusunan standar harga 144,484,455 144,484,455 144,484,455 √
konstruksi upah/bahan pekerjaan
bidang konstruksi
3 Pembinaan dan pelayanan
penertbitan Izin Usaha Jasa
Konstruksi (IUJK)
4 Pembinaan dan pelayanan
penertbitan Izin Usaha Jasa
Konstruksi (IUJK)
5 Penataan dan Pengelolaan
Administrasi Umum,
Kepegawaian, urusan rumah
tangga dan Perlengkapan
Kantor
8 Program : Penataan dan 1 Penataan dan Pengelolaan 264,365,937 264,365,937 264,365,937 √
Pengelolaan Administrasi Umum,
administrasi Kepegawaian, urusan rumah
kelembagaan tangga dan Perlengkapan
Kantor
2 Perencanaan & Evaluasi 89,862,570 94,355,699 99,073,483 √
Prog/ Keg. serta Pelaporan
3 Pengelolaan administrasi 1,978,068,496 2,076,971,920 2,180,820,516 √
keuangan

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 92


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

D. PEMBIAYAAN BIDANG KEBERSIHAN

INDIKASI KEGIATAN PAGU INDIKATIF SUMBER PENDANAAN


NO FUNGSI/SUB FUNGSI/PROGRAM Kerangka Anggaran Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 APBD II APBD I APBN Sumber
Transisi lainnya
11 Program : Peningkatan 1 Peningkatan Pelayanan 2,572,796,247 2,830,075,872 √
Pelayanan dan Pengelolaan Limbah, 3,113,083,459
Pengendalian Operasional Pengangkutan
Kebersihan Kota Sampah, Pemeliharaan dan
Pengelolaan TPA, serta
Pemeliharaan Peralatan dan
Angkutan Kebersihan
2 Penyediaan dan 326,494,300 359,143,730 √
Pemeliharaan Perlengkapan 395,058,103
Sarana Kebersihan
3 Penyediaan dan 209,880,750 241,362,863 √
Pemeliharaan Prasarana dan 277,567,292
Sarana Kebersihan
4 Pembinaan, Pengawasan dan 43,923,000 48,315,300 √
Operasional 53,146,830
Pemanfaatan/Pemusnahan
Limbah
5 Rekonstruksi Tempat 998,250,000 √
Pembuangan Akhir Sampah
(TPA)
6 Relokasi Tempat 25,000,000,000 √ √ √
Pembuangan Akhir Sampah 27,500,000,000
(TPA) √

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 93


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

12 Program : Pemberdayaan 1 Bimbingan dan 42,494,920 48,869,159 √


Masyarakat Dalam Penyuluhan/sosialisasi 56,199,532
Pengelolaan Kebersihan Lingkungan
Kebersihan
2 Pembinaan dan Pelatihan 45,626,250 52,470,188 √
Teknologi Pengelolaan 60,340,716
Sampah
3 Peningkatan Partisipasi dan 45,626,250 52,470,188 √
Pemberdayaan Masyarakat 60,340,716
dalam Pengelolaan
Kebersihan
4 Pembinaan dan Pengawasan 45,626,250 52,470,188 √
Institusi Kemasyarakatan 60,340,716
Pengelolaan Kebersihan
Lingkungan
13 Program : Penataan dan 1 Perencanaan dan Evaluasi 15,593,090 17,932,054 √
Pengelolaan Program/Kegiatan serta 20,621,862
administrasi Pelaporan
kelembagaan
2 Pengelolaan Administrasi 387,267,397 445,357,507 √
Perbendaharaan dan Tata 512,161,133
Usaha Keuangan
3 Penataan dan Pengelolaan 208,044,598 239,251,287 √
Administrasi Umum, 275,138,980
Kepegawaian, urusan rumah
tangga dan Perlengkapan
Kantor

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 94


KELOMPOK KERJA AMPL
KOTA MATARAM 2010

E. PEMBIAYAAN BIDANG AIR MINUM

Tabel 3.32. Neraca 3 tahun berjalan (2008 s/d 2010)


INCOME STATEMENT 2008 2009 2010
A Pendapatan
1 Penjualan Air jt rp 24,641 37,171 45,946
2 Pendapatan Administrasi jt rp 1,563 1,886 2,251
3 Pendapatan Non Air jt rp 1,232 1,859 2,297
4 Sambungan Baru jt rp 57,768 11,971 13,517
Pendapatan Total 85,203 52,886 64,011
B Biaya
1 Biaya Produksi Langsung 800 14,629 17,945 22,570
2 Biaya Personil 2,856 3,142 3,456
3 Biaya penggantian meter 600 -
4 Biaya Pemeliharaan & Lain-lain 8% 1,170 1,436 1,806
5 Biaya Pasang Sambungan jt rp 40,437 8,380 9,462
Total Biaya Langsung jt rp 59,093 30,902 37,293
6 Penyusutan & Amortisasi jt rp 3,055 3,055 7,693
Total Biaya Operasional jt rp 62,148 33,957 44,986
C Keuntungan Operasional jt rp 23,055 18,929 19,025
Pajak jt rp 3,458 2,839 2,854
Keuntungan Bersih jt rp 19,597 16,089 16,171
Sumber : Master Plan Rencana Induk PDAM Menang Mataram

BUKU PUTIH SANITASI Profil Sanitasi Kota Mataram 95

Anda mungkin juga menyukai