BAB 3 Profil Sanitasi Kota Mataram PDF
BAB 3 Profil Sanitasi Kota Mataram PDF
Tabel 3.1 : Hasil Inspeksi Sanitasi Sarana Rumah Sehat di Kota Mataram
Tahun 2008
Jumlah Jumlah yang
No Puskesmas %
diperiksa memenuhi syarat
1 Ampenan 10.485 7.301 69,63
2 Tanjung Karang 8.863 6.557 73,98
3 Karang Pule 8.818 5.499 62,36
4 Mataram 8.182 7.889 96,42
5 Pagesangan 8.714 7.889 90,53
6 Cakranegara 8.571 7.004 81,72
7 Karang Taliwang 7.892 5.538 70,17
8 Dasan Cermen 4.259 3.029 71,12
Kota Mataram 65.784 50.702 77,07
Tahun 2007 21.736 12.850 59,12
Tahun 2006 19.447 11.498 59,12
Sumber : Profil Kesehatan Kota Mataram 2008
Tabel 3.3. Cakupan Jamban Keluarga (JAGA) di Kota Mataram Tahun 2008
Cakupan Jaga
Jumlah Jumlah
No Puskesmas Memenuhi Syarat
KK Jiwa
Sarana %
1 Ampenan 12.593 56.914 8.175 71,82
2 Tanjung Karang 9.967 44.587 7.066 79,24
3 Karang Pule 7.951 36.570 5.436 74,32
4 Mataram 11.948 54.394 7.889 72,52
5 Pagesangan 12.679 57.471 8.550 74,39
6 Cakranegara 10.601 48.254 7.004 72,57
7 Karang Taliwang 7.892 36.274 5.538 76,34
8 Dasan Cermen 4.602 20.067 3.029 75,47
Kota Mataram 78.233 354.531 52.687 74,31
Sumber : Profil Kesehatan Kota Mataram 2008
Dari tabel di atas terlihat bahwa cakupan Jamban yang memenuhi syarat
mengalami peningkatan, pada tahun 2007 tercatat cakupan jamban keluarga
sebesar 74% menjadi 74,31% di tahun 2008. Wilayah Puskesmas Tanjung
Karang menempati posisi tertinggi sebesar 79,24%, sedangkan posisi terrendah
adalah Puskesmas Ampenan sebesar 71,82%.
Tabel 3.4. Hasil Inspeksi Sanitasi JAGA di Kota Mataram Tahun 2008
Jumlah KK dengan Cakupan
No Puskesmas
KK diperiksa JAGA %
1 Ampenan 12.593 8.294 65,86
2 Tanjung Karang 9.967 6.870 68,93
3 Karang Pule 7.951 4.626 58,18
4 Mataram 11.948 7.693 64,39
5 Pagesangan 12.679 7.920 62,47
6 Cakranegara 10.601 5.356 50,52
7 Karang Taliwang 7.892 5.883 74,54
8 Dasan Cermen 4.602 3.438 74,71
Kota Mataram 78.233 50.080 64,01
Tahun 2007 21.736 12.614 58,03
Tahun 2006 19.447 12.402 63,77
Sumber : Profil Kesehatan Kota Mataram 2008
Dari tabel di atas terlihat bahwa dari 78.233 KK yang diperiksa hanya
50.080 KK yang mempunyai JAGA (64,01%). Cakupan terendah di wilayah
Puskesmas Cakranegara (50,52%) dan tertinggi di wilayah Puskesmas Karang
Taliwang (74,54%).
Berdasarkan tabel 3.3. terlihat bahwa cakupan Sarana Air Bersih setiap
tahun meningkat tidak signifikan karena jumlah pertambahan sarana kurang
seimbang dengan peningkatan jumlah kepala keluarga. Tahun 2006 sebesar
83,48% menjadi 83,52% tahun 2007 dan tahun 2008 sebesar 83,69%.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pencemaran sarana air bersih
dengan resiko pencemaran amat tinggi, tinggi dan sedang semakin menurun
yaitu pencemaran amat tinggi dari sebesar 4,26% tahun 2007 menjadi 3,25%
tahun 2008, pencemaran tinggi dari sebesar 13,28% tahun 2007 menjadi 12,68%
tahun 2008 dan pencemaran sedang dari sebesar 23,99% tahun 2007 menjadi
18,72% tahun 2008. Sedangkan untuk pencemaran rendah mengalami
peningkatan dari sebesar 58,47% tahun 2007 menjadi 65,34% tahun 2008.
Volume limbah kotoran kuda ini lebih dari setengahnya tidak tertampung
dan tidak terkelola dengan baik. Dari jumlah kuda sebanyak 1.150 ekor bisa
dibayangkan berapa jumlah kotoran yang tercecer dan mencemari jalan-jalan dan
udara di kota Mataram. Sudah berbagai cara diupayakan dalam penanganan
limbah kotoran kuda ini namun belum ada satu pola yang dapat berjalan secara
efektif untuk mengendalikan pencemaran lingkungan dari limbah ini.
Sementara untuk wabah penyakit Diare menepati peringkat ke-9 dari
tabel 3.4 di atas. Dan cakupan diare tertinggi berada di wilayah Puskesmas
Karang Taliwang (168,44%) dan terrendah di Puskesmas Pagesangan (35,45%).
Kalau dilihat dari target 24.819 (7% penduduk) Kota Mataram hanya mencapai
22.840 (92,03% penduduk). Insidens diare yang ditemukan di pelayanan
Puskesmas hanya mencapai 22,84/1.000 penduduk (di bawah hasil survey tahun
2000 yaitu 301/1.000 penduduk).
Sumber air di Kota Mataram meliputi sumber air tanah, air permukaan,
mata air dan air hujan. Dengan cadangan air baku di Kota Mataram sebesar
726.205.482 m3 yang digunakan untuk kebutuhan domestik, industri, pertanian
dan kebutuhan lainnya, sedangkan pemanfaatan sumberdaya air relatif kecil
yaitu sekitar 12%. Sisa cadangan air yang tersedia sebesar 641.004.113,98 m3 , hal
ini tergambar dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.9. Kuantitas Air menurut Aktiva dan Pasiva Kota Mataram
AKTIVA PASIVA SALDO
Satuan Juta Eksploitasi Satuan Juta Satuan Juta
Cadangan
m3 Pemanfaatan m3/thn m3/thn
1 Mata Air 93.661.920,00 a Domestik 22.417.268,84
2 Sungai 622.520.640,00 Rumah Tangga 22.136.213,00
3 Air Tanah 10.022.922,00 Hotel 65.535,75
Perkantoran 75.828,75
Pertokoan/R.S. 123.406,50
Peribadatan 400,04
Pelabuhan Udara 1.825,00
Terminal Bus 10.950,00
Sekolah 3.109,80
b Industri 301.988,74
c Pertanian 52.905.396,03
Sawah 52.633.584,00
Perkebunan 2.649,02
Perikanan 154.481,76
Peternakan 114.681,25
d Lain-lain 9.576.714,41
726.205.482,00 Total 85.201.368,02 641.004.113,98
Sumber : Laporan Akhir Neraca Sumberdaya Alam Spasial Kota Mataram, 2006
Pada saat ini kebutuhan Air Bersih untuk Kota Mataram dilayani oleh
PDAM Menang Kota Mataram. Pelayanaan Air Bersih oleh PDAM Menang
Mataram dengan daerah operasional meliputi wilayah Kabupaten Lombok Barat
dan Kota Mataram. Sedangkan untuk wilayah Kota Mataram berdasarkan data
PDAM Menang tahun 2008 bahwa jumlah pelanggan secara keseluruhan di Kota
Mataram berjumlah 35.153 pelanggan. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih
bagi masyarakat Kota Mataram sebagian besar dilakukan oleh PDAM Menang
tersebut sedangkan lainnya memperoleh air bersih dengan sistem non perpipaan
seperti Sumur gali, Sungai dan Jet Pump.
Sumber air PDAM terdiri dari air tanah dengan total kapasitas produksi
sebesar 2300 L/detik, namun untuk saat ini baru sebesar 674 L/detik kapasitas
produksi yang terpasang, dengan demikian masih tersisa kapasitas produksi
sebesar 7,94 L/detik yang melalui instalasi pengolahan air bersih Cakupan
layanan oleh sistem perpipaan ini baru mencapai 55,02% dari penduduk
perkotaan atau baru mencapai 296.720 jiwa.
Secara garis besar kualitas udara Ambien Kota Mataram masih baik,
meskipun masih terdapat beberapa parameter yang melebihi baku mutu, yaitu
parameter kebisingan. Hal ini dapat dilihat dari hampir semua hasil pemantauan
dibeberapa lokasi di kota Mataram sudah melebihi baku mutu yang telah
ditetapkan. Hal ini dapat dapat terjadi karena salah satunya yaitu makin pesatnya
pertumbuhan penduduk sehingga tingkat aktifitas manusia makin meningkat.
Berdasarkan uji Emisi gas buang Kendaraan di kota Mataram 18 Juni
2008, yang dilakukan kerjasama antara Pemerintah Kota Mataram dengan
Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia dari 174 Kendaraan
yang diuji, 94 unit (54.02 %) kendaraan lulus uji, sedangkan 80 unit (45.98%)
kendaraan tidak lulus uji.
Tabel 3.12. Jumlah kendaraan bermotor di Kota Mataram dirinci per Bulan
Mobil Mobil Sepeda
No Uraian Bus
Penumpang Barang Motor
1 Januari 15.366 11.219 2.446 29.031
2 Februari 15.622 11.254 2.437 29.313
3 Maret 15.753 11.295 2.428 29.446
4 April 15.838 11.349 2.420 29.607
5 Mei 15.975 11.382 2.412 29.769
6 Juni 16.040 11.426 2.408 29.874
7 Juli 16.137 11.485 2.396 30.018
8 Agustus 16.283 11.524 2.395 30.202
9 September 16.421 11.576 2.387 30.684
10 Oktober 16.535 11.622 2.382 30.539
11 Nopember 16.661 11.675 2.374 30.710
12 Desember 16.763 11.219 2.375 30.860
Jumlah 193.394 137.026 28.860 360.053
Sumber : Mataram Dalam Angka 2007/2008
Secara umum terdapat dua sistem pengolahan limbah cair yang kerap
diterapkan yaitu sistem pengolahan secara individu di masing-masing rumah
atau sering disebut on-site system, dan pengolahan secara kolektif atau komunal
yang sering disebut off-site system.
Kota Mataram telah menerapkan kedua system tersebut, baik limbah cair
rumah tangga grey water maupun black water, walaupun belum dapat dikatakan
sepenuhnya berjalan dengan baik. Karena belum ada peraturan daerah yang
dikeluarkan dan terkait secara khusus dalam pengelolaan limbah cair.
Limbah cair grey water di Kota Mataram bersumber dari limbah
domestik rumah tangga. Kapasitas air limbah Kota Mataram terendah 0,5
m3/hari hingga tertinggi sebanyak 20 m3/hari. Kapasitas air limbah terbesar
berasal dari air limbah rumah tangga.
Sedangkan limbah cair black water sebagian kecil disalurkan ke saluran
pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat. Pemerintah Kota Mataram
telah berupaya melaksanakan program penyehatan lingkungan, kegiatan yang terkait
dengan pengelolaan limbah cair rumah tangga ini telah dilaksanakan dari tahun ke tahun
dengan membangun sarana MCK umum atau IPAL komunal di beberapa kelurahan.
Melihat kondisi penanganan air limbah cair yang begitu kompleks
maka hal ini tidak bisa dipandang sebelah mata, artinya pengelolaan limbah cair
rumah tangga merupakan tanggung jawab bersama sebelum terjadi pencemaran
yang meluas yang akan merugikan kota dari ancaman terhadap kesehatan
masyarakat, pencemaran air tanah dan sungai.
Dari tabel di atas terlihat bahwa dari 78.233 KK yang diperiksa hanya
50.465 KK yang memenuhi syarat (64,51%). Dari tahun 2005 sampai tahun
2007 terjadi penurunan SPAL yang memenuhi syarat (dari 63,56% menjadi
56,53%).
Gambar Sarana MCK, Septik Tank dan SPAL yang telah dibangun
Untuk limbah tinja (black water) pada umumnya ditangani secara on-site
menggunakan jamban dengan septic tank, dari WC disalurkan ke septic tank
dan/atau sumur resapan yang sebagian belum memenuhi syarat dalam
penempatannya, dimana jarak antara sumur dengan septic tank adalah 10 meter.
Hal ini dapat menimbulkan pencemaran air tanah/air sumur dimana sebagian
penduduk masih menggunakan air tanah.
3.2.5. Peran serta Masyarakat dan Jender dalam Penanganan Limbah Cair
3.2.6. Permasalahan
Luas daerah pelayanan dalam tiga tahun terakhir tidak ada perubahan
yakni luas jangkauan pelayanan sampah di Kota Mataram berkisar 82,70% atau
dengan luas ± 5.070 Ha dari luas Kota Matarm yang 6.130 Ha. Sedangkan
Jumlah penduduk yang terlayani sekitar 276.645 jiwa atau sekitar ± 76,30% dari
total jumlah penduduk Kota Mataram pada Tahun 2009, meningkat
dibandingkan dengan tahun 2008, jumlah penduduk yang terlayanai sebesar
264.888 jiwa atau 74.90%.
Tabel 3.17. Timbulan dan Jumlah Sampah yang terangkut Tahun 2008 – 2009
1. Proses Pemilahan
Kegiatan pemilahan sampah merupakan bagian yang sangat penting
dalam upaya mengurangi timbunan sampah yang akan dibawa ke TPA. Kegiatan
pemilahan ini dilakukan dengan memasukkan sampah ke dalam 3 wadah/tempat
berdasarkan jenisnya.
2. Pengumpulan
Sistem pengumpulan sampah, khususnya sampah rumah tangga yang
saat ini dilakukan berdasarkan kondisi dan kultur masyarakat. Umumnya di kota-
kota besar pengumpulan sampah dilakukan sebagai berikut :
o Tiap Rumah Tangga menyediakan tempat atau wadah sampah tertutup
yang dilapisi kantong plastik, untuk menampung sampah yang tidak
dapat dimanfaatkan.
o Dipo adalah tempat penampungan sampah sementara (TPS) yang
meliputi satu kelurahan kurang lebih 30.000 warga, dengan daya
tampung sampah sekitar 150 meter kubik.
o Pool Container, biasanya terletak di pinggir jalan di sebuah lokasi
pemukiman dan memiliki volume kurang lebih 6-10 meter kubik,
berbentuk sebuah bak penampungan besi. Pool caontainer ini diangkut
oleh truk dinas kebersihan dengan sistem hidrolik.
3. Pengangkutan
Proses Pengangkutan sampah dari tempat penampungan sementara
(TPS) ke tempat pengelolaan akhir (TPA) dilakukan oleh dinas kebersihan.
Pengangkutan sampah dilakukan dengan sistem pembagian lokasi, setiap truk
pengangkut sampah mempunyai tugas di wilayah tertentu. Jenis angkut yang
digunakan dalam pengangkutan sampah ke TPA antara lain:
Truk Terbuka, memiliki kapasitas cukup besaruntuk mengangkut sampah
dari TPS ke TPA dengan menutup bagian atas dengan jarring atau terpal.
Truk Kompaktor, mengangkut sampah dari pemukiman sebagai tempat
pembuangan sampah sementara.
Truk Tripper, mengangkut sampah dari TPS ke TPA.
Truk Hidrolik Kontainer, bertugas mengangkut kontainer yang sudah penuh
ke TPA.
o Exavator : 1 unit
o Wholl Loader : 1 unit
o Jumlah TPPS : 104 unit
Pembuatan Sanitasi
Dasar meliputi Kelurahan
1. MCK, Septik Tank Tanjung Karang
dan SPAL
Pembuatan Sanitasi
Dasar meliputi Kelurahan
2. MCK, Septik Tank Karang BAru
dan SPAL
Pembuatan Sanitasi
Dasar meliputi Kelurahan
3. MCK, Septik Tank Ampenan Utara
dan SPAL
Pembuatan Sanitasi
Dasar meliputi Kelurahan
4. MCK, Septik Tank Rembiga
dan SPAL
Pembuatan Sanitasi
Dasar meliputi Kelurahan
5. MCK, Septik Tank Selagalas
dan SPAL
3.4.6. Permasalahan
Air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kualitas dan
keberlanjutan hidup manusia. Oleh karenanya air minum mutlak harus tersedia
baik dalam segi kualitas maupun kuantitas. Pada hakekatnya Alam telah
menyediakan air minum yang dibutuhkan, akan tetapi desakan pertumbuhan
penduduk yang tidak merata serta keberagaman aktivitasnya telah menimbulkan
berbagai dampak perubahan tatanan dan keseimbangan lingkungan yang
menyebabkan potensi air yang ada di alam terganggu kuantitas dan kualitasnya
sehingga tidak layak lagi dikonsumsi secara langsung.
Diperlukan prasarana dan sarana air minum untuk merekayasa agar air
yang tersedia di alam dapat aman dan sehat dikonsumsi. Berkaitan dengan hal
tersebut, Pemerintah mempunyai perhatian yang cukup besar untuk
mengembangkan prasarana dan sarana air minum. Sejak awal tahun 1979
sampai dengan saat ini penyediaan air minum khususnya perpipaan telah
dibangun dan dikembangkan menggunakan berbagai pendekatan baik yang
bersifat sektoral maupun pendekatan keterpaduan dan kewilayahan (perkotaan
dan perdesaan).
seperti tertuang dalam PP. No. 16 Tahun 2005 tentang, Pengembangan Sistem
Penyediaan Air minum (SPAM).
Tabel 3.19. Cakupan Sarana Air Bersih Menurut Kecamatan Tahun 2008
Jumlah Jenis Sarana Air Bersih Cakupan
Puskesmas
Jiwa SR KU SGL SPT PMA Jiwa %
Ampenan 56.914 4.207 77 5.525 5 4 50.090 88,01
Tj. Karang 44.587 5.602 47 1.939 38.410 86,15
Karang Pule 36.570 4.377 21 1.169 28.045 76,69
Mataram 54.394 4.501 52 4.177 44.170 81,20
Pagesangan 57.471 5.719 70 3.604 47.665 82,94
Cakranegara 48.254 4.077 80 2.565 14 113 40.270 83,45
Kr.Taliwang 36.274 3.658 45 2.425 31.090 85,71
Dsn Cermen 20.067 1.659 30 1.647 16.980 84,62
Total 354.531 33.800 422 23.051 19 117 296.720 83,69
Sumber : Profil Kesehatan Kota Mataram 2008
Tabel 3.20. Kualitas Air Bersih Berdasarkan Hasil Inspeksi Sanitasi Menurut
Jenis Sarana Air Bersih di Kota Mataram Tahun 2008
Tingkat Pencemaran
Jumlah Amat
Jenis Sarana Tinggi Sedang Rendah
Diperiksa Tinggi
Jml % Jml % Jml % Jml %
Sumur Gali 8.029 521 6,49 2.031 25,30 2.998 37,34 2.479 30,88
Samb. Rumah 7.983 - - - - - - 7.983 100,00
Kran Umum - - - - - - - - -
SPT / PMA - - - - - - - - -
Total 16.012 521 6,49 2.031 25,30 2.998 37,34 10.462 65,34
Th.2007 14.938 636 4,26 1.984 13,28 3.584 23,99 8.734 58,47
Th. 2006 14.577 501 3,44 1.801 12,36 3.737 25,64 8,538 58,57
Sumber : Profil Kesehatan Kota Mataram 2008
Tabel 3.21 : Kualitas Air Berdasarkan Hasil Inspeksi Sanitasi di Kota Mataram
Tahun 2008
Jenis Sarana Air Bersih
Jumlah Jumlah
Pusk Amat tinggi Tinggi Sedang Rendah
SAB diperiksa
Jmlh % Jmlh % Jmlh % Jmlh %
AMP 9.818 2.108 150 7,12 287 13,61 525 24,91 1.146 54,36
TKR 7.588 1.521 35 2,30 70 4,60 139 9,14 1.277 83,96
KRP 5.567 1.374 10 0,73 87 6,33 347 25,25 930 67,69
MTR 8.730 1.782 50 2,81 188 10,55 655 36,76 889 49,89
PGS 9.393 2.230 66 2,96 348 15,61 436 19,55 1.380 61,88
CKR 6.849 2.728 123 4,51 320 11,73 344 12,61 1.941 71,15
KRT 6.128 1.594 62 3,89 222 13,93 213 13,36 1.097 68,82
DSC 3.336 2.675 25 0,93 509 19,03 339 12,67 1.802 67,36
Total 57.409 16.012 521 3,25 2.031 12,68 2.998 18,72 10.462 65,34
2007 60.384 14.938 636 4,26 1.984 13,28 3.584 23,99 8.734 58,47
2006 59.564 14.577 501 3,44 1.801 12,36 3.737 25,64 8.538 58,57
2005 57.607 14.993 471 3,14 1.593 10,62 3.566 23,78 9.363 62,45
Sumber : Profil Kesehatan Kota Mataram 2008
Tabel 3.22. Tarif Dasar Air PDAM Menang Mataram Tahun 2007
BLOK KONSUMSI (M3)
NO KLASIFIKASI PELANGGAN
0 - 10 > 10 - 20 > 20 - 30 > 30
I Kelompok I
1 Sosial A Rp. 300 Rp. 350 Rp. 400 Rp. 500
2 Sosial B Rp. 350 Rp. 500 Rp. 750 Rp. 1,000
3 Sosial C Rp. 400 Rp. 600 Rp. 1,000 Rp. 1,250
4 Sosial D Rp. 450 Rp. 650 Rp. 1,250 Rp. 1,500
II Kelompok II
1 Rumah Tangga A Rp. 450 Rp. 750 Rp. 1,500 Rp. 1,750
2 Rumah Tangga B Rp. 500 Rp. 850 Rp. 1,750 Rp. 2,000
3 Rumah Tangga C Rp. 550 Rp. 900 Rp. 2,000 Rp. 2,250
4 Rumah Tangga D Rp. 600 Rp. 1,000 Rp. 2,250 Rp. 2,500
5 Instansi Pem.Kab/Kota Rp. 750 Rp. 1,200 Rp. 2,500 Rp. 3,000
6 Niaga Kecil Rp. 900 Rp. 2,000 Rp. 3,000 Rp. 3,500
7 Niaga Sedang Rp. 1,000 Rp. 2,500 Rp. 3,500 Rp. 4,000
1. Bronkaptering
Bronkaptering Sarasuta
Unit Bronkaptering Sarasta terletak di desa Lingsar Kecamatan
Lingsar Kabupaten Lombok Barat. Bronkaptering Sarasuta berada pada
ketinggian + 96 m dpl. Kapasitas sumber mata air Sarasuta diperkirakan
sebesar ± 200 L/D, akan tetapi saat ini debit yang
dimanfaatkan/diproduksi hanya sebesar 77 L/D. Bronkaptering mata air
Sarasuta dibangun sekitar tahun 1971 dengan konstruksi beton bertulang
berbentuk segi empat.
Adapun Dimensi Bronkaptering MA. Sarasuta adalah sebagai berikut :
Panjang :3m
Lebar :3m
Dalam : 3,0 m + 0,8 m tinggi bebas
Lubang Kontrol (manhole) : 0,8 x 0,8 cm (1 unit)
Pipa Outlet : ACP Ø 500 mm
Bronkaptering Sarasuta
Bronkaptering Saraswaka
Unit Bronkaptering Mata Air Saraswaka terletak sekitar ± 500 m
dari Mata Air Sarasuta dengan ketinggian + 99 m diatas permukaan laut
(dpl). Bronkaptering Saraswaka dibangun sekitar tahun 1971, dengan
kapasitas sumber diperkirakan sebesar ± 100 L/D. Unit Bronkaptering
ini berupa bak terbuka dengan dinding dari konstruksi batu kali setinggi
± 1 m, yang berfungsi sebagai dinding penahan masuknya limpasan air
hujan. Dalam perkembangannya sekitar tahun 2004 pada bagian atas
bronkaptering tersebut dipasang penutup/atap dari seng.
Air dari bronkaptering ini pada awalnya sebagian dialirkan ke bak
penampung Sarasuta II, sebagian lagi langsung ke daerah pelayanan
Gunung Sari dan Senggigi. Akan tetapi saat ini pipa yang menuju bak
penampung Sarasuta II sudah di tutup (di dop), sehingga aliran
seluruhnya menuju daerah pelayanan Gunung Sari dan Senggigi dengan
debit pengambilan sebesar 23 L/D.
Dalam upaya meningkatkan kapasitas sumber, pada tahun 2006 di
sekitar lokasi bronkaptering dibangun 3 unit sumur berbentuk segi empat
dengan kedalaman sekitar 2 m. Dinding Sumur I dan Sumur II terbuat
dari pasangan batu kali, sedangkan Sumur III terbuat dari pasangan bata.
Ke tiga sumur tersebut saling berhubungan satu sama lain. Sumur I
berhubungan dengan Sumur II melalui buis beton Ø 400 mm sepanjang ±
15 m, sedangkan Sumur II berhubungan dengan Sumur III melalui pipa
PVC Ø 200 mm sepanjang ± 10 m. Air dari Sumur I mengalir ke Sumur
II, selanjutnya mengalir ke Sumur III. Dari Sumur III air dialirkan ke
reservoir Bug-Bug melalui pipa PVC Ø 300 mm sepanjang ± 2500 m.
Sistem pengaliran dari Sumur I hingga reservoir Bug-Bug dilakukan
secara gravitasi. Berdasarkan informasi dari PDAM Mataram yang
dimanfaatkan dari mata air Saraswaka untuk pelayanan Kota Mataram ini
sebesar ± 66 L/det.
Bronkaptering Saraswaka
Reservoir Bug-Bug mendapat pasokan air dari mata air Sarasuta sebesar
77 L/d dan dari mata air Saraswaka dan BBI sebesar 76 L/D. Selanjutnya air
dari reservoir Bug-Bug I dan reservoir Bug-Bug II dialirkan secara gravitasi ke
daerah pelayanan Kota Mataram.
Skema 4.
Sistem Pengaliran Pada Reservoir Bug-Bug
Tabel 3.24. Hasil Pelaksanaan Survey PHBS di Kota Mataram Tahun 2008
SPM/ Tahun 2007 Tahun 2008
No Indikator TARGET Target Hasil Target Hasil
2010 (%) Survey (%) (%) Survey (%)
Tabel 3.25. Persentase Rumah Tangga Ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
RUMAH TANGGA
Kecamatan Puskesmas
Dipantau Ber PHBS * %
Ampenan Ampenan 210 34 16.19
Sekarbela Tanjung Karang 210 73 34.76
Sekarbela Karang Pule 210 41 19.52
Selaparang Mataram 210 48 22.86
Mataram Pagesangan 210 10 4.76
Sandubaya Cakranegara 210 51 24.29
Cakranegara Kr. Taliwang 210 6 2.86
Cakranegara Dasan Cermen 210 42 20.00
Jumlah 1,680 305 18.15
Sumber : Profil Kesehatan Kesehatan Kota Mataram 2008
1. Pendapatan
Sektor Kesehatan juga memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kota Mataram melalui retribusi pelayanan kesehatan. Realisasi
penerimaan pendapatan melalui Dinas Kesehatan Kota Mataram tahun 2008
seperti pada dalam tabel berikut :
Dari tabel diatas terlihat bahwa dari tahun 2006 sampai 2008 Pendapatan
Asli Daerah (PAD) dari sektor kesehatan terus mengalami peningkatan bahkan
tiap tahunnya dapat melampaui target yang telah ditetapkan. Penerimaan dari
retribusi pelayanan kesehatan memiliki kontribusi yang sangat besar yaitu
117,35%. Rincian realisasi penerimaan PAD tahun 2008 menurut sumber
penerimaan dapat dilihat pada grafik berikut :
Sumbangan
Pihak ke III; Retribusi Yankes;
26,00% 117,35%
Retribusi Leges;
850,30%
2. Belanja
Anggaran rutin dan pembangunan Dinas Kesehatan yang bersumber
dari APBD Kota Mataram tahun 2008 meningkat 73,05% menjadi Rp.
40.579.949.986,- dari Rp. 29.643.224.432,- pada tahun 2007 yang rinciannya
dapat dilihat sebagai berikut :