Anda di halaman 1dari 14

ANGGARAN NERACA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Penganggaran Perusahaan


Dosen Pengampu : M Luthfi Hamdani, S.M., M.M.

Disusun oleh :
Suci Wijayanti (185211012)
Stevani Rusiana (185211044)
Sri Fatmawati Dwi Lestari (185211136)

KELAS E
MANAJEMEN BISNIS SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A. Definisi Anggaran Neraca...............................................................................................2
B. Tujuan dan Manfaat........................................................................................................2
C. Bentuk Neraca.................................................................................................................3
D. Faktor Yang Berpengaruh...............................................................................................3
E. Istilah – Istilah Dalam Neraca.........................................................................................4
F. Contoh Kasus..................................................................................................................6
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses penyusunan anggaran merupakan proses penyusunan rencana jangka
pendek, yang dalam perusahaan berorientasi laba, pemilihan rencana didasarkan atas
dampak rencana kerja tersebut terhadap laba. Sistem penganggaran memiliki peran
yang penting dalam pencapaian tujuan perusahaan. Keberhasilan anggaran untuk
mendukung tujuan perusahaan dapat ditentukan dari sejauh manakah anggaran dapat
memenuhi fungsi-fungsinya. Hal ini tidak terlepas dari sistem penganggaran yang
direncanakn dengan baik. Permasalahan yang dihadapi adalah apakah sistem
penganggaran yang diterapkan perusahaan dapat digunakan sebagai alat perencanaan
dan pengendalian manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan dengan maksimal.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi anggaran neraca?
2. Apa tujuan dan manfaat dari anggaran neraca?
3. Bagaimana bentuk neraca?
4. Apa faktor yang mempengaruhi anggaran neraca?
5. Apa saja istilah – istilah dalam neraca ?
6. Bagaimana contoh kasus penyusunan anggaran neraca?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi anggaran neraca
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari anggaran neraca
3. Untuk mengetahui bentuk neraca
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi anggaran neraca
5. Untuk mengetahui istilah – istilah dalam neraca
6. Untuk mengetahui contoh kasus penyusunan anggaran neraca
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Anggaran Neraca


Anggaran neraca adalah anggaran yang merencanakan keadaan keuangan sebuah
perusahaan pada suatu periode. Dalam anggaran neraca tersebut tercantum jumlah
kekayaan , jumlah utang dan modal sendiri dari sebuh perusahaan. Jumlah kekayaa
terlihat pada bagiann aktiva, sedangkan jumlah utang dan modal sendiri terlihat pada
bagian pasiva.
Anggaran neraca adalah tahap akhir dari seluruh tahap yang harus dilalui untuk
menyusun anggaran induk suatu badan usaha. Berdasarkan berbagai anggaran parsial
yang dimiliki suatu perusahaan mulai dari anggaran penjualan, anggaran produksi,
berbagai anggaran biaya, anggaran kas dan anggaran laba, perusahaan dapat menyusun
anggaran neraca.
Secara umum, neraca terdiri dari dua bagian besar, yaitu sisi aktiva dan sisi
pasiva/kewajiban. Sisi aktiva berisi daftar kekayaan perusahaan beserta rincian jenis dan
jumlahnya. Sedangkan sisi kewajiban berisi kewjiban perusahaan kepada pihak kreditor
dan kepada pemegang saham atau pemilik perusahaan.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam menyusun anggaran neraca adalah urutan
penyusunan rekening. Rekening- rekening aktiva disusun berdasarkan urutan
likuiditasnya, yaitu taksiran kecepatan aktiva tersebut dapat dicairkan menjadi uang tunai.
Semakin mudah dan semakin cepat suatu aktiva tertentu menjadi uang tunai, maka
semakin didahulukan posisi pencatatannya didalam neraca. Pada sisi kewajiban,
penyusunannya dimulai dengan kewajiban yang lebih dulu jatuh tempo hingga yang
paling lama jatuh tempo.

B. Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari anggaran laporan keuangan salah satunya menyusun anggaran neraca.
Anggaran neraca disusun atas dasar neraca awal periode disesuaikan dengan data yang
termuat pada berbagai anggaran periode yang bersangkutan. Anggaran neraca mempunyai
beberapa manfaat yaitu :
1. Sebagai pedoman kerja bagi perusahaan, khususnya perusahaan manufaktur dalam
melakukan kegiatan produksinya. Terutama dalam hal modal kerja yang dapat
bersumber dari kas maupun utang.
2. Sebagai pengecek terakhir mengenai kekuatan matematis dari semua jadwal lainya.
3. Sebagai alat pengawas kerja yang membantu manajemen dalam memimpin jalannya
perusahaan.
4. Anggaran neraca dapat digunakan untuk menyoroti sumberdaya dan kewajiban masa
depan.

C. Bentuk Neraca
Keterangan Tahun A Tahun B Naik(Turun)
Aktiva
Harta xx xx xx(xx)
Total Aktiva xx xx xx(xx)
Pasiva
Utang xx xx xx(xx)
Modal xx xx xx(xx)
Total Pasiva xx xx xx(xx)

D. Faktor Yang Berpengaruh


1. Tabel faktor yang mempengaruhi Elemen Neraca
Akun Neraca Faktor Yang Berpengaruh
Aktiva
Kas Saldo awal pada suatu periode ditambah dengan penerimaan kas
dan dikurangi dengan pengeluaran kas pada suatu periode.
Piutang Usaha Saldo awal piutang usaha ditambah dengan penjualan kredit pada
satu periode dikurangi dengan penerimaan piutang usaha.
Persediaan Persediaan pengaman/ safety stock
Pelengkapan Usaha Jumlah transaksi pembelian dan pemakaiannya pada suatu
periode tertentu.
Aktiva Tetap Nilai aktiva tetap pada awal suatu periode ditambah dengan
rencana pembelian aktiva tetap baru dikurangi dengan nilai
aktiva tetap yang dijual pada suatu periode.
Kewajiaban
Utang Usaha Saldo utang usaha pada awal periode ditambah dengan
pembelian kredit yang direncanakan dikurangi dengan jumlah
utang usaha yang akan dibayar pada satu periode tertentu.
Utang Bank Saldo utang bank pada awal periode ditambah dengan jumlah
kredit baru yang akan diterima dari bank dikurangi dengan utang
bank yang jatuh tempo dan akan dibayar pada periode tertentu.
Obligasi Saldo utang obligasi pada awal periode ditambah dengan jumlah
obligasi baru yang akan diterbitkan pada periode ini dikurangi
dengan obligasi yang jatuh tempo dan akan dibayar pada periode
tertentu.
Modal Saham Jumlah lembar saham yang beredar pada awal periode ditambah
dengan jumlah lembar saham baru yang akan diterbitkan,
dikalikan dengan nominalnya.
Laba Ditahan Saldo laba ditahan pada awal periode ditambah dengan laba
usaha yang dianggarkan dikurangi dengan jumlah deviden yang
direncanakan akan dibagikan pada periode tersebut.

2. Tabel pengaruh transaksi pada Akun


Transaksi Aktiva Utang Laba ditahan
Penjualan tunai Kas bertambah - Bertambah
Penjualan Kredit Piutang Bertambah - Bertambah
Pembayaran biaya Kas Berkurang - Berkurang
tunai
Pengakuan Biaya - Utang bertambah Berkurang
Kredit

E. Istilah – Istilah Dalam Neraca


Istilah dalam neraca meliputi aset (harta atau aktiva), utang, dan modal. Aset adalah
kekayaan yang mempunyai manfaat ekonomi berupa benda berwujud dan benta tak
berwujud yang dapat dikuasai oleh yang berhak akibat transaksi. Aset terdiri atas aset
lancar dan aset tak lancar. Aset lancar ( Current asset) adalah aset yang mempunyai umur
ekonomis paling lama setahun dalam siklus kegiatan yang normal. Aset tak lancar disebut
juga aset tetap ( Fixed asset) adalah aset yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu
tahun dalam siklus kegiatan yang normal.

1. Aset tak berwujud dan aset tetap tak berwujud


Aset tak berwujud (Intangible assets) meliputi aset tetap tak berwujud, aset
lancar tak berwujud, dan aset lainnya tak berwujud. Aset tetap tak berwujud
(Intangible fixed asset) meliputi goodwill, hak paten, hak guna usaha, dan lainnya.
Aset lancar tak berwujud (Intangible current asset) meliputi piutang usaha, sewa
dibayar dimuka, asuransi bayar dimuka, dan lainnya. Aset lainnya yang tak
berwujud meliputi biaya pendirian perusahaan (beban ditangguhkan)
a. Investasi dan Investasian
Investasi artinya proses menanamkan atau proses menyertakan, dalam
hal ini proses menanamkan modal. Investasian artinya yang diinvestasikan
atau yang disertakan. Dalam neraca terdapat istilah investasi jangka
pendek (Short term investment) salah satu unsur aset lancar dan investasi
jangka panjang (Long term investment) salah satu unsur aset tidak lancar.
Jadi, dalam neraca istilah investasi dianggap sebagai aset, padahal
investasi artinya cara atau proses menanamkan modal.
b. Akumulasi Depresiasi dan Depresiasi Terakumulasi
Dalam aset tetap berwujud dan aset tetap tak berwujud terdapat istilah
accumulated (terakumulasi) dan dalam piutang terdapat istilah allowance
(cadangan) dimana keduanya sebagai pengurang aset tetap. Penyusutan
aset tetap berwujud disebut depresiasi, penyusutan aset tetap tak berwujud
disebut amortisasi, penyusutan aset tetap sumber daya alam disebut deplesi
dan penyusutan piutang disebut penghapusan. Penyusutan aset tetap
berwujud yang dicatat di sisi debit adalah beban depresiasi yang dicatat
disisi kredit adalah depresiasi terakumulasi atau cadangan untuk
depresiasi.
2. Piutang Dagang ( piutang usaha) dan Utang Dagang ( utang usaha)
Istilah piutang dagang dan utang dagang hanya cocok digunakan pada
perusahaan dagang, sedangkan piutang usaha dan utang usaha dapat digunakan
untuk semua jenis usaha. Kata “usaha” merupakan kata dasar dari perusahaan,
sedangkan kata “dagang” menunjukkan salah satu jenis usaha.
3. Sediaan dan Persediaan
Aset berupa sediaan merupakan kata benda, sedangkan istilah persediaan
bukan merupakan kata benda. Sediaan produk dalam proses disebut juga sediaan
barang dalam proses atau sediaan barang dalam pengolahan, tetapi jg disebut
persediaan barang setengah jadi.
4. Kewajiban dan Modal Sendiri
a. Sisa hasil usaha dan laba ditahan
Laba ditahan merupakan salah satu unsur modal sendiri pada suatu saat
wajib dibayarkan oleh perusahaan kepada pemilik modal (investor) dalam
bentuk deviden. Pada saat perusahaan dibubarkan (dilikuidasi), perusahaan
wajib mengembalikan hasil aset yang dilikuidasi kepada pemilik modal
bila masih ada sisanya setelah seluruh utang kepada pihak eksternal
dibayar.
b. Dasar penyusunan neraca
Neraca disusun berdasarkan tingkat kelancaran (likuiditas), tetapi pada
kenyataannya tidak selalu demikian. Contoh :
1) Dapat saja modal sendiri yang bersifat sangat permanen diklaim
oleh pemilik modal sebelum setahun.
2) Seorang anggota koperasi belum sampai setahun boleh keluar dari
koperasi, sehingga modal sendiri berupa simpanan pokok dan
simpanan wajib berkurang.
3) Untuk perusahaan perseorangan prive sebagai pengurang modal
dapat saja ditarik setiap saat oleh pemilik modal.
F. Contoh Kasus
PT. Tintamas adalah sebuah produsen pulpen yang berlokasi di Jakarta. Berkaitan dengan
proses penyusunan proyeksi neraca perusahaan tersebut untuk akhir tahun 2019, tim
penyusunan anggaran perusahaan tersebut mengumpulkan sebagai berikut :
PT.Tintamas
Neraca
Per 31 Desember 2018

Kas Rp1.625.000.000 Utang Usaha Rp600.000.000


Piutang Usaha Rp550.000.000 Utang Bank Rp700.000.000
Perlengkapan Kantor Rp4.000.000
Persediaan bahan baku Rp200.000.000
Rp2.000.000.00
persediaan barang jadi Rp150.000.000 Modal Saham 0
Aktiva Tetap Rp1.200.000.000 Laba ditahan Rp429.000.000
  Total kewajiban
Total Aktiva Rp3.729.000.000 dan Equitas Pemilik Rp3.729.000.000

Sedangkan dari berbagai anggaran parsial yang lain, diketahui data-data penunjang sebagai
berikut:

a. Diperkirakan, perusahaan akan melakukan penjualan secara kredit sebesar Rp


1.000.000.000 sepanjang tahun 2019.
b. Sedangkan jumlah piutang yang akan diterima sepanjang tahun 2019, diperkirakan
sebesa Rp 700.000.000
c. Perusahaan merencanakan pembelian perlengkapan kantor pada tahun 2019 sebesar
Rp 40.000.000.
d. Diperkirakan, perlengkapan kantor yang akan digunakan sepanjang tahun 2019
sebesar Rp 36.000.000.
e. Berkaitan dengan aktiva tetap perusahaan, direncanakan 4 unit kendaraan perusahaan
akan dengan harga taksiran sebesar Rp 75.000.000 per unit.
f. Pada tahun 2019, perusahaan merencanakan membeli 5 unit kendaraan baru seharga
Rp 150.000.000. Perusahaan merencanakan membeli 10 unit komputer baru seharga
Rp 6.000.000 per unit dan unit printer baru seharga Rp 1.500.000 per unit. Perusahaan
juga merencanakan membeli 10 set meja tulis dan kursi dengan taksiran harga sebesar
Rp 2.000.000 per set. Di samping itu, dari seluruh pembelian aktiva tetap yang
direncanakan, sebanyak Rp 400.000.000 direncanakan akan diba pada tahun 2019.
g. Perusahaan merencanakan melakukan pembelian bahan baku secara kredit di
sepanjang tahun 2019 sebesar Rp 800.000.000.
h. Sementara itu, utang usaha yang direncanakan akan dibayar di tahun 2019 adalah
sebesar Rp 550.000,000.
i. Perusahaan merencanakan membayar utang bank sebesar Rp 200.000.000 pada tahun
2019. Pada tahun yang sama perusahaan tidak merencanakan untuk menambah utang
bank.
j. Perusahaan merencanakan akan membagikan dividen sebesar Rp 350.000.000 pada
tahun 2019.
k. Biaya produksi yang dikeluarkan sepanjang tahun 2019 adalah sebagai berikut: -
Biaya permakaian bahan baku sebesar Rp 300.000.000.
- Biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp. 80.000.000
- Biaya overhead pabrik sebesar Rp 170.000.000.
Dari seluruh biaya overhead pabrik tersebut, diperkirakan sebesar Rp 25.000.000
merupakan biaya penyusutan aktiva tetap.

l. Biaya operasional yang dikeluarkan sepanjang tahun 2019 adalah sebagai berikut:
- Biaya pemasaran sebesar Rp. 300.000.000
- Biaya administrasi dan umum sebesar Rp 80.000,000.
Dari seluruh biaya operasional tersebut, diperkirakan sebesar Rp 20.000.000
merupakan penyusutan aktiva tetap.
m. Dari jumlah penjualan sepanjang tahun 2019 tersebut, diperkirakan harga pokok
penjualanya sebesar Rp 600.000.000.

Berdasarkan data dan keterangan tersebut, maka dapat disusun proyeksi (anggaran) neraca
dengan menggunakan persamaan akuntansi, sebagaimana terlihat berikut ini:
Proyeksi Neraca 2019 (dalam Jutaan)

Piutang Perlengkapan Bahan Barang Aktiva Tetap Utang Utang Modal Laba
Kas Usaha kantor Baku jadi Utang Usaha usaha bank saham ditahan
1625 550 4 200 150 1200 600 700 2000 429
a 1000 1000
b 700 -700
c -40 40
d -36 -36
e 300 -300
f -445 845 400
g 800 800
h -550 -550
i -200 -200
j -350 -350
k -225 -300 550 -25
l -360 -20 -380
m -600 -600
a. Transaksi penjualan kredit ini akan menambah akun piutang usaha dan menambah
akun laba ditahan sebesar Rp 1.000.000.000.
b. Transaksi penerimaan piutang ini akan menambah akun kas dan mengurangi akun
piutang usaha sebesar Rp 700.000.000.
c. Transaksi pembelian peralatan kantor ini akan menambah akun peralatan kantor dan
mengurangi akun kas sebesar Rp 40.000.000.
d. Transaksi pemakaian peralatan kantor ini akan mengurangi akun peralatan kantor dan
mengurangi akun laba ditahan sebesar Rp 36.000.000.
e. Transaksi penjualan kendaraan ini akan menambah akun kas dan mengurangi akun
aktiva tetap sebesar Rp 300.000.000.
f. Transaksi pembelian kendaraan sebesar Rp 845.000.000; di mana sebanyak Rp
445.000.000 akan dibayar tunai dan sisanya akan dibayar secara kredit, akan
menambah akun aktiva tetap sebesar Rp 845.000.000 dan mengurangi akun kas
sebesar Rp 445.000.000 serta menambah akun utang usaha sebesar Rp 400.000.000.
g. Transaksi pembelian bahan baku secara kredit ini akan menambah akun persediaan
bahan baku dan menambah akun utang usaha sebesar Rp 800.000.000.
h. Transaksi pembayaran utang usaha ini akan mengurangi akun utang usaha dan
mengurangi akun kas sebesar Rp 550.000.000.
i. Transaksi pembayaran utang bank ini akan mengurangi akun utang bank dan
mengurangi akun kas sebesar Rp 200.000.000.
j. Transaksi pembagian dividen ini akan mengurangi akun kas dan mengurangi akun
laba ditahan sebesar Rp 350.000.000.
k. Transaksi pencatatan biaya produksi sebesar Rp 550.000.000 ini akan menambah
akun persediaan barang jadi sebesar Rp 550.000.000 dan mengurangi akun kas
sebesar Rp 225.000.000; mengurangi akun persediaan bahan baku sebesar Rp
300.000.000 dan mengurangi akun aktiva tetap (penyusutan) sebesar Rp 25.000.000.
l. Transaksi pencatatan biaya operasi sebesar Rp 380.000.000 ini akan mengurangi akun
kas sebesar Rp 360.000.000 dan mengurangi akun kas sebesar Rp 225.000.000 ; dan
mengurangi akun aktiva tetap (penyusutan) sebesar Rp 20.000.000 serta mengurangi
akun laba ditahan sebesar Rp 380.000.000.
m. Transaksi pencatatan harga pokok penjualan sebesar Rp 600.000.000 ini akan
mengurangi akun persediaan barang jadi sebesar Rp 600.000.000 dan mengurangi
akun laba ditahan sebesar Rp 600.000.000.
Berdasarkan kertas kerja penyusunan proyeksi neraca tersebut diatas, maka dapat disusun
proyeksi neraca PT. Tintamas per 31 Desember 2019, seperti berikut:

PT. Tintamas
Proyeksi Neraca
Per 31 Desember 2019
Rp1.250.000.00
Kas Rp455.000.000 Utang Usaha 0
Piutang Usaha Rp850.000.000 Utang Bank Rp500.000.000
Perlengkapan Kantor Rp8.000.000
Persediaan bahan baku Rp700.000.000
Rp2.000.000.00
persediaan barang jadi Rp100.000.000 Modal Saham 0
Aktiva Tetap Rp1.700.000.000 Laba ditahan Rp63.000.000
  Total kewajiban
Total Aktiva Rp3.813.000.000 dan Equitas Pemilik Rp3.813.000.000
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Anggaran neraca adalah anggaran yang merencanakan keadaan keuangan sebuah
perusahaan pada suatu periode. Dalam anggaran neraca tersebut tercantum jumlah
kekayaan , jumlah utang dan modal sendiri dari sebuh perusahaan. Jumlah kekayaa
terlihat pada bagiann aktiva, sedangkan jumlah utang dan modal sendiri terlihat pada
bagian pasiva. Tujuan dari anggaran laporan keuangan salah satunya menyusun anggaran
neraca. Anggaran neraca disusun atas dasar neraca awal periode disesuaikan dengan data
yang termuat pada berbagai anggaran periode yang bersangkutan.
Manfaat dari anggaran neraca diantaranya sebagai pedoman kerja bagi perusahaan
khususnya perusahaan manufaktur dalam melakukan kegiatan produksinya, sebagai
pengecek terakhir mengenai kekuatan matematis dari semua jadwal lainya. sebagai alat
pengawas kerja yang membantu manajemen dalam memimpin jalannya perusahaan.
Anggaran neraca dapat digunakan untuk menyoroti sumberdaya dan kewajiban masa
depan.
Istilah dalam neraca meliputi aset tak berwujud dan aset tetap tak berwujud ( investasi
dan investasian, akumulasi depresiasi dan depresiasi terakumulasi), piutang dagang
( piutang usaha) dan utang dagang ( utang usaha), sediaan dan persediaan, dan kewajiban
dan modal sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Rudianto. (2009). Penganggaran. Jakarta: Penerbit Erlangga.
M. Nafarin. 2007. Penganggaran perusahaan. Jakarta Selatan : Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai