Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/309555791

MITIGASI BENCANA BERBASIS POTENSI WISATA: STUDI KASUS PANTAI


PANDAWA, DESA KUTUH, KECAMATAN KUTU SELATAN, KABUPATEN BADUNG,
PROVINSI BALI

Conference Paper · July 2016


DOI: 10.13140/RG.2.2.19594.88002

CITATIONS READS

0 4,838

1 author:

Edwin Maulana
Parangtritis Geomaritime Science Park
66 PUBLICATIONS   29 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Edwin Maulana on 31 October 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Prosiding Seminar Nasional Kelautan 2016
Universitas Trunojoyo Madura, 27 Juli 2016

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI v

STUDI JUVENIL KARANG YANG MENEMPEL PADA RUMPON BUATAN DI 1-5


PERAIRAN PULAU MANDANGIN, KECAMATAN SAMPANG, KABUPATEN
SAMPANG JAWA TIMUR
Mahmud, Oktiyas Muzaki Luthfi

ANALISIS BEBERAPA ASPEK BIOLOGI KEPITING BAKAU (Scylla serrata) DI 6-10


PERAIRAN SUKOLILO, PANTAI TIMUR SURABAYA
Yusrudin

ANALISIS BERAT DAGING DAN IKG (INDEKS KEMATANGAN GONAD) TIRAM 11-17
Crassostrea iredalei BERDASARKAN FASE BULAN
Dini Febby Priyantini, Diana Arfiati, Andi Kurniawan

PERSENTASE PENUTUPAN DAN TIPE LIFE FORM TERUMBU KARANG DI PULAU 18-25
MANDANGIN KABUPATEN SAMPANG
Fahror Rosi, Insafitri, Makhfud Effendy

LAJU PERTUMBUHAN KARANG PORITES SP. PADA SUBSTRAT YANG BERBEDA 26-32
DI PULAU GILI RAJEH KABUPATEN SUMENEP
Moh. Imron Faqih, Mahfud Effendy, Insafitri

KARBON ORGANIK DI BAWAH PERMUKAAN TANAH PADA KAWASAN 33-42


REHABILITASI MANGROVE, TAMAN HUTAN RAKYAT NGURAH RAI, BALI
I Gst. Agung Indah Mahasani, I Wayan Gede Astawa Karang, I Gede Hendrawan

DISTRIBUSI UKURAN KARANG PORITES SEBAGAI PENYUSUN UTAMA 43-47


MIKROATOL DI DAERAH RATAAN TERUMBU (REEF FLAT) PERAIRAN KONDANG
MERAK KABUPATEN MALANG
Kuncoro Aji, Oktiyas Muzaky Luthfi

KARAKTERISTIK MINYAK IKAN MURNI SARDIN (Sardinella sp.) DAN CUCUT 48-56
(Centrophorus sp.) SEBAGAI BAHAN SUPLEMEN MAKANAN KAYA OMEGA-3 DAN
SQUALEN
Sugeng Heri Suseno, Muhamad Musbah, Nilam Puspa Ruspatti

KAJIAN KONSTRUKSI DAN LOKASI JARING WARING TERHADAP UPAYA 57-63


PENCEGAHAN TERPERANGKAP IKAN HIU PAUS (Rhincodon typus) DI SELAT
MADURA
Mochamad Arief Sofijanto, Dwi Ariyoga Gautama, Bagus Ramadhan, Fernandes
Kambu, Ananda R Taruna

RASIO JENIS KELAMIN DAN TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN TONGKOL 64-69
(Euthynnus Affinis) YANG TERTANGKAP OLEH PUKAT CINCIN DENGAN LAMPU
SETAN DI PERAIRAN LAMONGAN
Mochamad Arief Sofijanto, Risti Kristina, Hari Subagio

LAJU PERTUMBUHAN KARANG JENIS GONIASTREA SP DI KEDALAMAN 70-74


BERBEDA DI PULAU MANDANGIN SAMPANG
Wildanun Mukholladun, Insafitri, Makhfud Effendy

PENAMBAHAN KOMBINASI BAYAM DAN AIR KAPUR PADA PAKAN UNTUK 75-81
MEMPERCEPAT DURASI MOULTING KEPITING BAKAU (Scylla Serrata) JANTAN
Sumaryam, Muhammad Hayatul Fauzi

v
Prosiding Seminar Nasional Kelautan 2016
Universitas Trunojoyo Madura, 27 Juli 2016

KARAKTERISTIK DAN PENGARUH ARUS TERHADAP AKUMULASI LOGAM BERAT 82-88


TIMBAL (PB) PADA SEDIMEN DI PERAIRAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP
Ani Ma’rifah, Aries Dwi Siswanto, Agus Romadhon

KAJIAN PARAMETER OSEANOGRAFI DAN PERBANDINGAN KONSENTRASI 89-94


LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DI PERAIRAN MENGARE GRESIK DAN PULAU
TALANGO BAGIAN UTARA, MADURA
Aprilia Suryanti, Aries Dwi Siswanto, Agus Romadhon

STUDI DAN PENGARUH KONSENTRASI NITRAT TERHADAP KLOROFIL-A DI 95-101


PERAIRAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP
M. Habibi Syaifullah Akbar, Aries Dwi Siswanto, Muhammad Zainuri

KARAKTERISTIK PASANG SURUT DI PERAIRAN KALIANGET KABUPATEN 102-108


SUMENEP
Mifroul Tina Khotip, Aries Dwi Siswanto, Insafitri

KARAKTERISTIK GELOMBANG DI PERAIRAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP 109-114


Syaifuddin, Aries Dwi Siswanto, Zainul Hidayah

KANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI 115-119


PERAIRAN KABUPATEN BANGKA
Umroh, Aries Dwi Siswanto, Ary Giri Dwi Kartika

STUDI DAN HUBUNGAN ARUS TERHADAP SEBARAN DAN FLUKTUASI NUTRIEN 120-125
(N DAN P) DI PERAIRAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP
Wiwid Prahara Agustin, Agus Romadhon, Aries Dwi Siswanto

JENIS SEDIMEN PERMUKAAN DI EKOSISTEM TERUMBU KARANG PULAU GILI 126-133


LABAK KABUPATEN SUMENEP
Septian Dwi Suryantya Putra, Aries Dwi Siswanto, Insafitri

TSUNAMI MENTAWAI 25 OKTOBER 2010 (SIMULASI COMCOT 1.7) DAN 134-150


DAMPAKNYA KINI TERHADAP PANTAI BARAT MENTAWAI
Herdiana Mutmainah, Dominika Wara Christiana, Gunardi Kusumah

DISTRIBUSI SPASIAL SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN SUMATERA BARAT 151-158


DIKAITKAN DENGAN KEJADIAN INDIAN OCEAN DIPOLE (IOD) PADA MUSIM
PERALIHAN (AGUSTUS-OKTOBER) (STUDI KASUS: PULAU PASUMPAHAN DAN
SIBONTA)
Ulung Jantama Wisha, Try Al Tanto, Ilham

EKSTRAKSI GARIS PANTAI MENGGUNAKAN CITRA SATELIT LANDSAT DI PESISIR 159-166


TENGGARA BALI (STUDI KASUS KABUPATEN GIANYAR DAN KLUNGKUNG)
I Nengah Jaya Nugraha, I Wayan Gede Astawa Karang, I.G.B. Sila Dharma

HUBUNGAN KANDUNGAN NATRIUM CHLORIDA (NaCl) DAN MAGNESIUM (Mg) 167-172


DARI GARAM RAKYAT DI PULAU MADURA
Muhammad Zainuri, Khoirul Anam, Aliffia Putri Susanti

VARIASI KONDISI AIRTANAH SEBAGIAN PESISIR KABUPATEN REMBANG 173-179


KAITANNYA DENGAN BENTUKLAHAN
Theresia Retno Wulan, Wiwin Ambarwulan, Etik Siswanti, Edwin Maulana, I
Wayan Wisnu Yoga Mahendra, Dwi Sri Wahyuningsih

KESESUAIAN EKOWISATA SELAM DI PULAU MANDANGIN KABUPATEN 180-188


SAMPANG
Firman Farid Muhsoni

vi
Prosiding Seminar Nasional Kelautan 2016
Universitas Trunojoyo Madura, 27 Juli 2016

REKAYASA TEKNOLOGI POLIKULTUR IKAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus 189-201


Vannamei) DAN IKAN BANDENG (Chanos chanos Forskal) BERBASIS PENGGUNAAN
PAKAN BUATAN YANG DIPERKAYA VITAMIN C UNTUK PERCEPATAN
PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN DALAM MENUNJANG AGROMINA KOTA
PEKALONGAN
Istiyanto Samidjan, Diana Rachmawati

REKAYASA TEKNOLOGI BUDIDAYA IKAN GABUS MELALUI PERKAWINAN SILANG 202-208


INDUK IKAN GABUS (Channa striatus) DARI PERAIRAN RAWA PENING DENGAN
INDUK DARI PERAIRAN UMUM UJUNG PANGKAH UNTUK MENGHASILKAN BENIH
UNGGUL DENGAN PENDEKATAN KARAKTERISTIK GENETIK MIKROSATELIT
Istiyanto Samidjan, Diana Rachmawati, Agus Indarjo

PEMODELAN DINAMIKA SISTEM EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBERDAYAAN 209-215


USAHA GARAM RAKYAT DI PESISIR SELAT MADURA (STUDI KASUS KONVERSI
LAHAN GARAM TRADISIONAL MENJADI LAHAN GARAM GEOMEMBRAN)
Zainul Hidayah

KAJIAN KORELASI ANTARA TINGGI TERBANG DAN RESOLUSI FOTO UDARA 216-225
HASIL AKUSISI DENGAN UAV DI KAWASAN PESISIR (STUDI KASUS:
PEMOTRETAN DI KANTOR PARANGTRITIS GEOMARITIME SCIENCE PARK)
Anggara Setyabawana Putra, Wiwin Ambarwulan, Edwin Maulana, Theresia
Retno Wulan, Nita Maulia, Mega Dharma Putra, Dwi Sri Wahyuningsih, Farid
Ibrahim, Tri Raharjo

MEMANFAATKAN LIMBAH GARAM UNTUK KESEHATAN MANUSIA DAN HEWAN 226-231


Iwan Setyabudi, Herry Agoes Hermadi

UJI AKURASI DATA UAV (UNMANNED AERIAL VEHICLE) FOTO UDARA DI 232-240
KAWASAN PANTAI PELANGI, PARANGTRITIS, KRETEK, BANTUL
Theresia Retno Wulan, Wiwin Ambarwulan, Anggara Setyabawana Putra, Edwin
Maulana, Nita Maulia, Mega Dharma Putra, Dwi Sri Wahyuningsih, Farid Ibrahim,
Tri Raharjo

PERANCANGAN KAPAL ANGKUT IKAN HIDUP (KAIH) UKURAN 300 GT SISTEM 241-248
TERBUKA UNTUK IKAN KERAPU
Yulia Ayu Nastiti, Alam Baheramsyah, Sutopo Purwono Fitri

KELANGKAAN SUMBER DAYA PERIKANAN DAN KEMISKINAN NELAYAN: 249-254


MASALAH KEBUDAYAAN ATAU AKIBAT DARI PENETRASI KAPITALISME?
Kusnadi

EFEKTIVITAS UPAYA MITIGASI ABRASI BERBASIS EKOSISTEM DI KABUPATEN 255-260


KULONPROGO, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Dwi Sri Wahyuningsih, Edwin Maulana, Theresia Retno Wulan, Wiwin
Ambarwulan, Mega Dharma Putra, Farid Ibrahim, Zheni Setyaningsih, Anggara
Setyabawana Putra

MITIGASI BENCANA BERBASIS POTENSI WISATA, STUDI KASUS: PANTAI 261-266


PANDAWA, DESA KUTUH, KECAMATAN KUTU SELATAN, KABUPATEN BADUNG,
PROVINSI BALI
Theresia Retno Wulan, Wiwin Ambarwulan, Dwi Sri Wahyuningsih, Edwin
Maulana, Tri Raharjo, Farid Ibrahim, Mega Dharma Putra, Zheni Setyaningsih,
Erwin Isna Megawati

STRATEGI PENGHIDUPAN MASYARAKAT PADA PERIODE KRISIS BENCANA 267-275


BANJIR PADA LAHAN PERTANIAN DI PESISIR KABUPATEN BANTUL (STUDI
KASUS: MASYARAKAT DUSUN DEPOK, DESA PARANGTRITIS, KECAMATAN
KRETEK, KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA)
Theresia Retno Wulan, Edwin Maulana,Nita Maulia, Wiwin Ambarwulan, Tri
Raharjo, Farid Ibrahim, Mega Dharma Putra, Dwi Sri Wahyuningsih, Zheni
Setyaningsih

vii
Prosiding Seminar Nasional Kelautan 2016
Universitas Trunojoyo Madura, 27 Juli 2016

KAJIAN POTENSI PENGEMBANGAN MANGROVE DI PESISIR PUGER KABUPATEN 276-284


JEMBER, JAWA TIMUR, INDONESIA
Anita Dewi Moelyaningrum, Ellyke, Rahayu S Pujiati, Khoiron

APLIKASI TEKNOLOGI ENZIM PROTEASE PAPAIN DALAM PAKAN BUATAN 285-289


SEBAGAI PEMACU PERTUMBUHAN UPAYA PERCEPATAN PRODUKSI LELE
SANGKURIANG DI KAWASAN KAMPUNG LELE DESA WONOSARI, KECAMATAN
BONANG, KABUPATEN DEMAK
Diana Rachmawati, Johannes Hutabarat, Istiyanto Samidjan

ANALISIS HISTOPATOLOGI OTOT IKAN MAS (Cyprinus carpio) YANG TERINFEKSI 290-294
KOI HERPES VIRUS (KHV) PADA KOLAM PEMELIHARAAN IKAN MAS
Zulfa Rahmawati, Uun Yanuhar, Diana Arfiati

KUALITAS PENGOLAHAN IKAN KAYU DI KABUPATEN SIKKA 295-300


Diani Susanti Liufeto, Y. S. Darmanto, Tri Winarni Agustini

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI POLIKULTUR IKAN NILA MERAH LARASATI 301-309


(Oreochromis Nilaticus) DAN IKAN BANDENG (Chanos chanos Forskal) BERBASIS
PENGGUNAAN PROBIOTIK UNTUK PERCEPATAN PERTUMBUHAN DAN
KELULUSHIDUPAN DALAM MENUNJANG AGROMINA KOTA PEKALONGAN
Istiyanto Samidjan, Diana Rachmawati, Agus Indarjo, Hadi Panggono

PENINGKATAN RASIO EFISIENSI PROTEIN, PERTUMBUHAN DAN 310-315


KELULUSHIDUPAN UDANG WINDU (Penaeus monodon) MELALUI PENAMBAHAN
ENZIM FITASE DALAM PAKAN BUATAN
Diana Rachmawati, Istiyanto Samidjan, Heryoso Setiyoso

KAJIAN KANDUNGAN HITAMIN IKAN CAKALANG (Katuswonus Pelamis) SEGAR 316-320


DAN ASAP PADA UNIT PENGOLAHAN IKAN ASAP DI KOTA AMBON
Christy Radjawane, Y. S. Darmanto, Fronthea Swastawati

SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG CACING TANAH (Lumbricus 321-327


Rubellus) DALAM PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN KERAPU MACAN
(Epinephelus Fuscoguttatus)
Diana Rachmawati, Istiyanto Samidjan, Sarjito

ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH IKAN TAWES (Barbonymus gonionotus) DARI 328-333
BENDUNG ROLAK SONGO HILIR SUNGAI BRANTAS
Zahrotun Nasichah, Putut Widjanarko, Andi Kurniawan, Diana Arfiati

IDENTIFIKASI SPESIES ALGA KOMPETITOR Eucheuma cottonii PADA LOKASI 334-338


YANG BERBEDA DI KABUPATEN SUMENEP
Moh Hadi Hosnan, Apri Arisandi, Hafiludin

viii
Prosiding Seminar Nasional Kelautan 2016
Universitas Trunojoyo Madura, 27 Juli 2016 ISBN: 978-602-19131-4-7

MITIGASI BENCANA BERBASIS POTENSI WISATA:


STUDI KASUS PANTAI PANDAWA, DESA KUTUH, KECAMATAN KUTU SELATAN,
KABUPATEN BADUNG, PROVINSI BALI
Theresia Retno Wulan1,2,4, Wiwin Ambarwulan2, Dwi Sri Wahyuningsih1, Edwin Maulana1,3,
Tri Raharjo1, Farid Ibrahim1, Mega Dharma Putra1, Zheni Setyaningsih1, Erwin Isna Megawati1

1Parangtritis
Geomaritime Science Park, Yogyakarta
2Badan
Informasi Geospasial, Bogor
3Magister Manajemen Bencana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
4Mahasiswa Doktor Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

E-mail: noibako@gmail.com

ABSTRAK

Pantai Pandawa merupakan salah satu destinasi wisata andalan Pulau Bali.Pantai Pandawa terletak di
Desa Kutuh, Kecamatan Kutu Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Paper ini disusun untuk
mengetahui upaya-upaya mitigasi bencana kaitannya dengan potensi wisata di Pantai Pandawa.
Pengumpulan data dilakukan dengan survei lapangan, pemotretan dengan menggunakan UAV
(Unmanned Aerial Vehicle), dan wawancara mendalam (in-depth interview). Metode yang digunakan
adalah analisis deskriptif eksploratif. Mitigasi bencana kepesisiran terdiri dari mitigasi struktural dan non-
struktural.Mitigasi non-struktural meliputi early warning system, penjaga pantai dan masyarakat siaga
bencana. Mitigasi struktural terdiri dari mitigasi mekanik, vegetatif, dan kombinasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa mitigasi struktural mekanik dan non struktural menjadi pilihan warga masyarakat
di Desa Kutuh sebagai upaya mitigasi bencana, sekaligus sebagai daya tarik wisata. Pengelolaan
kawasan yang dilakukan pemerintah bersama masyarakat menjadikan objek wisata di Pantai Pandawa
terus meningkat dari segi keamanan dan kenyamanan untuk para wisatawan.
Kata Kunci: Mitigasi Bencana, Pantai Pandawa

PENDAHULUAN

Letak geografis Indonesia yang berada di antara dua benua dan dua samudera, serta terdiri atas
gugusan pulau menyebabkan terjadinya dinamika kondisi alam yang memicu terjadinya bencanaalam.
Dengan garis pantai sepanjang 95.161 km, pesisir Indonesia termasuk wilayah yang rawan terjadi
bencanaalam (Lasabuda, 2013). Bencanaalam yang berpotensi terjadi di wilayah pesisir di antaranya
yaitu abrasi dan tsunami. Abrasi pantai merupakan mundurnya garis pantai dari posisiasalnya serta
menyebabkan kerusakan pada pantai (Triatmojo, 1999; Tarigan, 1997), sedangkan tsunami merupakan
salah satu tipe gelombang panjang yang mengakibatkan kerusakan dahsyat jika menghantam
pantai/pesisir (Ilyas, 2006; Maghfiroh et al., 2014).
Tsunami adalah salah satu bencana susulan yang beresiko tinggi terjadi di wilayah pesisir sebagai
akibat dari terjadinya bencanalain, salah satunyaadalah gempa bumi. Tsunami hebat pernah terjadi di
Indonesia pada 24 Desember 2004 dan menelan banyak korban serta harta benda. Hal ini
menyebabkan trauma tersendiri bagi masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di wilayah pesisir
(Karminarsih, 2007). Wilayah pesisir di Indonesia merupakan salah satu wilayah yang padat pemukiman
dan pembangunan, bahkan beberapa kota besar di Indonesia terletak di daerah pesisir dan menjadi
tujuan utama pariwisata, oleh sebab itu mitigasi bencana kepseisiran perlu dilakukan. Berdasarkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2006 tentang pedoman umum mitigasi bencana,
kegiatan mitigasi bencana di daerah dilaksanakan untuk mengetahui potensi bencana yang ada di
daerah dan melakukan upaya antisipasi penanganannya. Pengurangan risiko melalui mitigasi dilakukan
sebelum bencana terjadi, sehingga masyarakat dapat terhindar dari risiko bencana. Secara sederhana
posisi mitigasi dalam siklus manajemen bencana dapat dilihat pada Gambar 1.
Mitigasi terbagi menjadi dua, yaitu mitigasi struktural dan mitigasi non struktural. Mitigasi struktural
adalah tindakan untuk mengurangi dampak yang diakibatkan oleh bencana secara fisik, seperti
pembangunan infrastruktur dalam rangka meminimalisasi dampak dan penggunaan pendekatan
teknologi. Mitigasi non struktural adalah tindakan yang terkait dengan kebijakan, pengembangan
pengetahuan, termasuk di antaranya peningkatan kapasitas masyarakat melalui perencanaan
kedaruratan (Rahman, 2015). Menurut Coburn et al. (1994) upaya mitigasi bencana dapat digolongkan
sebagai berikut:
a. Konstruksi dan teknik sipil

261
Prosiding Seminar Nasional Kelautan 2016
Universitas Trunojoyo Madura, 27 Juli 2016

Tindakan-tindakan teknik sipil terbagi menjadi dua yaitu: (1) tindakan-tindakan yang
menghasilkan struktur lebih kuat dan tahan terhadap bahaya serta (2) tindakan-tindakan yang
menciptakan struktur-struktur perlindungan terhadap bencana.
b. Perencanaan fisik
Pengaruh bencana alam seperti banjir dan tanah longsor dengan mealokasikan pemisahan
pembangunan antara sektor industri (aktivitas-aktivitas industri yang berbahaya) dengan pusat
pemukiman.
c. Ekonomi
Perlindungan bencana yang paling baik terhadap bencana di masa mendatang adalah ekonomi
yang kuat dimana keuntungan dibagi ke seluruh masyarakat atau bisa disebut pembangunan
ekonomi yang adil.
d. Masyarakat
Masyarakat dalam hal ini berperan penting untuk menyelamatkan diri mereka sendiri dengan
kesiapsiagaan. Kesadaran atau kesiapsiagaan tersebut dapat diwujudkan dengan sejumlah cara
seperti sosialisasi ke semua lapisan masyarakat.

Gambar 1. Siklus manajemen bencana


Sumber: Carter, 2008
Pantai Pandawa merupakan salah satu pantai yang menjadi objek pariwisata di Kabupaten Badung,
Kuta Selatan. Tingginya tingkat pembangunan dan pengembangan wilayah pesisir Pantai Pandawa
yang menjadi objek utama pariwisata menuntut masyarakat untuk melakukan mitigasi terhadap
bencana yang berpotensi terjadi di wilayah pesisir, khususnya di wilayah pesisir Pantai Pandawa.
Penelitian sebelumnya tentang mitigasi bencana di Bali khususnya abrasi di Kawasan Pantai Kuta
Kelurahan Kuta Kecamatan Kuta Tengah Kabupaten Badung menunjukkan tidak Efektivitasnya upaya
mitigasi abrasi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya bangunan-bangunan pelindung yang tidak dapat
bertahan karena sebagian bangunan hancur. Upaya mitigasi oleh hotel-hotel di Kawasan Pantai Kuta
Kelurahan Kuta Kecamatan Kuta Tengah Kabupaten Badung ini tidak terintegrasi karena
penanganannya lebih ditujukan untuk melindungi dan mengamankan pantainya masing-masing
(Handoko, 2007).
Penelitian sebelumnya tentang mitigasi bencana di Yogyakarta khususnya gempa bumi di Kabupaten
Bantul termasuk dalam penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan ini merupakan
pengembangan perangkat pelatihan yang berupa modul mitigasi dan manajemen bencana alam,
gempa bumi, alat simulasi gempa bumi dan VCD teknik bencana alam gempa bumi. Tujuan survei ini
adalah untuk mendapatkan gambaran awal tentang kesadaran dan kesiapan komunitas SMP terhadap
bencana alam gempa bumi. Cara/prosedur pelatihan teknik mitigasi dan manajemen bencana alam
gempa bumi yang dilakukan dengan memadukan penyampaian teori dan praktik dirasakan sangat
efektif bagi komunitas SMP (Dwisiwi et al., 2012).
Penelitian sebelumnya tentang efektivitas tsunami berbasis masyarakat di Sanur, Bali menggunakan
dua metode yaitu metode pengumpulan data dan metode analisis data. Metode pengumpulan data
terdiri dari dua metode yaitu wawancara dan kuesioner. Metode analisis data antara analisis
stakeholder, analisis deskriptif kualitatif, analisis deskriptif kuantitatif, analisis efektitatif ketersampaian
upaya dengan metode pembobotan. Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan evaluasi lembaga
peringatan dini tentang tsunami. Penelitian tersebut berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat. Kelemahan dalam penelitian yaitu peneliti tidak mempertimbangkan adanya
perbedaan waktu antara upaya yang diberikan oleh lembaga terkait dengan lama tinggal responden di
wilayah studi (Kemala dan Suhirman, 2013). Berbagai penelitian terdahulu dapat diadopsi dan dilakukan

262
Prosiding Seminar Nasional Kelautan 2016
Universitas Trunojoyo Madura, 27 Juli 2016

komparasi dengan upaya mitigasi di Pantai Pandawa. Penelitian ini bertujuan untuk menemukenali jenis
mitigasi di Pantai Pandawa kaitannya dengan daya tarik pariwisata.

MATERI DAN METODE

Lokasi penelitian berada di pesisir Pantai Pandawa yang merupakan salah satu destinasi wisata
andalan Pulau Bali. Pantai Pandawa terletak di Desa Kutuh, Kecamatan Kutu Selatan, Kabupaten
Badung, Provinsi Bali (Gambar 2). Pantai Pandawa memiliki tipologi berpasir putih. Pantai Pandawa
merupakan pantai yang terletak di wilayah Selatan Pulau Bali sehingga berhadapan langsung dengan
Samudra Hindia.

Gambar 2. Lokasi Penelitian


Sumber: SRTM 30m
Pantai Pandawa merupakan salah satu destinasi pariwisata yang cukup ramai di Pulau Bali, maka tidak
dapat dihindari adanya kegiatan pembangunan fasilitas umum ataupun bangunan lain untuk menunjang
kegiatan ekowisata disana. Wilayah Selatan Bali memiliki arus yang cukup besar yang dapat
mengancam laju abrasi semakin besar. Abrasi yang terjadi dapat mengakibatkan gerusan lokal (local
scouring) pada kaki bangunan.
Basis data spasial yang diguanakan dalam penelitian penelitian ini menggunakan SRTM (Shuttle Radar
Topography Mission) dan foto udara. SRTM digunakan untuk mengetahui topografi di wilayah Pantai
Pandawa, sedangkan foto udara digunakan untuk interpretasi detail Pantai Pandawa dari udara.
Pengumpulan data dilakukan dengan survei lapangan, pemotretan UAV (Unmanned Aerial Vehicle),
dan wawancara mendalam (in-depth interview). Metode yang digunakan adalah metode deskriptif
eksploratif dengan mengumpulkan data yang telah terkumpul, kemudian menganalisisnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Wilayah perairan selatan Bali memiliki arus yang besar dan gelombang yang cukup tinggi karena
berhadapan langsung dengan Samudra Hindia sehingga dapat mengancam laju abrasi semakin besar.
Abrasi yang terjadi dapat mengakibatkan gerusan lokal (local scouring) pada kaki bangunandan
menyebabkan kemuduran pada garis pantai. Berdasarkan hasil pemotretan foto udara dapat dilihat
bahwa jarak garis Pantai Pandawa cukup dekat dengan bangunan yang ada dibelakangnya, sehingga
adanya abrasi akan semakin memperparah Pantai Pandawa dan bangunan yang ada dibelakangnya
(Gambar 3). Mitigasi struktural maupun non struktural sangat diperlukan untuk menghindari maupun
mencegah dampak dari abrasi.

263
Prosiding Seminar Nasional Kelautan 2016
Universitas Trunojoyo Madura, 27 Juli 2016

Gambar 3. Foto Udara Pantai Pandawa


Sumber: Ibrahim, 2016
Mitigasi struktural merupakan tindakan untuk mengurangi dampak yang diakibatkan oleh bencana
secara fisik, seperti pembangunan infrastruktur dan pembangunan tanggul bantaran sungai. Mitigasi
struktural mekanik di Pantai Pandawa dilakukan dengan memasang papan penunjuk jalur evakuasi,
rambu-rambu penunjuk keterdapatan arus balik di pantai, dan rambu-rambu penunjuk jalur evakuasi
yang merupakan informasi sebagai arahan pada pengunjung maupun masyarakan ketika terjadi
tsunami. Selain itu pembangunan seawall atau breakwater dapat mengurangi dan menahan serangan
dan mengurangi energi dari gelombang namun tetap memberikan keindahan pantai. Salah satu bentuk
mitigasi struktural di Pantai Pandawa dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Salah satu bentuk mitigasi structural di Pantai Pandawa


Sumber: Putra, 2016
Mitigasi vegetative dengan menanam mangrove associate (Asosiasi Mangrove) disepanjang garis
pantai seperti cemara udang. Pantai Pandawa sendiri memiliki ciri tipologi pantai berpasir, sehingga
cemara udang dapat mengurangi transpor sedimen. Cemara udang akan memberikan keindahan pada
wilayah pantai. Upaya mitigasi struktural baik mekanik maupun vegetatif, selain dapat membantu
pencegahan bencana juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Kondisi tersebut yang
membedakan mitigasi yang dilakukan di Pantai Pandawa dengan daerah lain.
Tindakan mitigasi struktural lebih efektif jika disertai dengan mitigasi non struktural, seperti yang
dilakukan di Pantai Pandawa. Upaya mitigasi non struktural yang dilakukan di Pantai Pandawa adalah
dengan memberikan pendidikan kepada masyarakat mengenai kesiapsiagaan akan bencana yang
berpotensi terjadi di Pantai Pandawa. Pendidikan yang diberikan berupa jenis-jenis bencana apa saja
yang berpotensi tinggi terjadi di Pantai Pandawa, karakteristik bencana, tanda-tanda sebelum bencana
terjadi, serta langkah-langkah tepat yang harus dilakukan pascabencana. Melalui pemberian pendidikan
mengenai bencana ini, diharapkan tingkat kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat akan
meningkat. Salah satu bentuk mitigasi non struktural dapat dilihat pada Gambar 5.

264
Prosiding Seminar Nasional Kelautan 2016
Universitas Trunojoyo Madura, 27 Juli 2016

Gambar 5. EWS Tsunami di Pantai Pandawa


Sumber: Putra, 2016
Tindakan mitigasi non struktural lain dilakukan yaitu pelatihan atau simulasi saat terjadi bencana.
Melalui pelatihan ini, masyarakat diharapkan dapat menerapkan pendidikan mengenai bencana yang
telah didapatkan serta lebih siaga dan siap saat terjadi bencana. Pelatihan dan simulasi ini juga
berfungsi untuk melatih kesiapan masyarakat agar tidak panik saat bencana terjadi dan mengetahui
dengan baik langkah-langkah yang tepat saat terjadi dan pasca terjadinya bencana.
Pembentukan tim yang berasal dari masyarakat pesisir Pantai Pandawa guna mempersiapkan aksi
cepat tanggap saat terjadinya bencana juga kami nilai cukup efektif sebagai upaya mitigasi non
struktural. Tim ini terdiri atas bagian dari masyarakat yang telah dilatih khusus oleh lembaga
penanggulangan sehingga memiliki kemampuan khusus dalam penanganan bencana. Tim ini
diharapkan dapat bekerja cepat saat terjadi dan pasca terjadinya bencana sebelum bantuan datang.
Peran serta pecalang juga turut membantu mitigasi bencana dengan mengawasi wilayah pantai dan
memberi peringatan jika tanda-tanda terjadinya bencana muncul.
Berdasarkan Peraturan Daerah Bali Nomor 3 Tahun 2001 tentang Desa Pakraman, pecalang
melaksanakan tugas-tugas pengamanan dalam wilayah desa pakraman dalam hubungan tugas dan
agama. Dalam pelaksanaannya, pecalang di wilayah Pantai Pandawa juga melakukan penjagaan
terhadap wilayah pantai dan memperingatkan jikaakan terjadi bencana. Selain merupakan upaya
mitigasi nonstruktural, peran serta pecalang merupakan suatu keunikan tersendiri di Pantai Pandawa.
Masyarakat juga berpartisipasi dalam penyebarluasan informasi mengenai kesiapsiagaan terhadap
bencana untuk membentuk masyarakat yang siaga bencana.
Masyarakat Desa Kutuh didaerah Pantai Pandawa menggunakan mitigasi struktural mekanik dan non
struktural sebagai upaya mitigasi bencana, sekaligus sebagai daya tarik wisata. Penguatan bangunan
penahan gelombang sebaiknya diusahakan di setiap pesisir untuk memperkuat kawasan pesisir.
Pembentukan masyarakat tangguh bencana perlu diupayakan untuk membentuk karakter masyarakat
siaga bencana. Penegakan peraturan sempadan pantai diupayakan untuk meminimalkan risiko
bencana. Pengelolaan kawasan yang dilakukan pemerintah bersama masyarakat menjadikan objek
wisata di Pantai Pandawa terus meningkat dari segi keamanan dan kenyamanan untuk para wisatawan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Pantai Pandawa merupakan salah satu pantai di Pulau Bali yang berbatasan langsung dengan
Samudera Hindia. Letak geografis Pantai Pandawa menyebabkan Pantai Pandawa berisiko terhadap
tsunami dan abrasi. Berbagai upaya mitigasi berbasis potensi wisata dilakukan untuk meminimalkan
risiko bencana di Pantai Pandawa. Mitigasi struktural yang telah diterapkan terdiri dari pembangunan
talud dan penahan abrasi dengan batu andesit. Penataan kombinasi talud dan penahan abrasi dengan
batu andesit ditata sedemikian rupa sehingga eye catching dan dapat menarik wisatawan. Mitigasi non-
struktural yang dilakukan berupa pemasangan Early Warning System(EWS), Pos Jaga SAR, rambu-
rambu peringatan bahaya ombak laut, penempatan pecalang, dan pembentukan masyarakat peduli
bencana.
265
Prosiding Seminar Nasional Kelautan 2016
Universitas Trunojoyo Madura, 27 Juli 2016

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih dihaturkan kepada Prof. Dr.rer.nat. Junun Sartohadi dan Syamsul Bachri, Ph.D.
atas bimbingannya selama ini. Rasa terima kasih sebesar-besarnya juga dihaturkan kepada rekan-
rekan Parangtritis Geomaritime Science Park dan Badan Informasi Geospasial. Ucapan terima kasih
sebesar-besarnya juga disampaikan kepada para narasumber yang membantu dalam kelancaran
penelitian upaya mitigasi di Pantai Pandawa.

DAFTAR PUSTAKA

Carter, W. N. (2008). A Disaster Manager’s Handbook. Mandaluyong City, Phil.: Asian Development
Bank. ISBN 978-971-561-006-3
Coburn, A. W., Spence, R. J. S., & Pomonis, A. (1994). Mitigasi Bencana. Edisi Kedua. Cambridge
Architectural Research Limited. The Oast House, Malting Lane, Cambridge, United Kingdom.
Dwisiwi, Rahayu, S. R., Surachman, Sudomo, Joko, Wiyatmo, & Yusman (2012). Pengembangan
Teknik Mitigasi dan Manajemen Bencana Alam Gempa Bumi bagi Komunitas SMP di Kabupaten
Bantul Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,
Universitas Negeri Yogyakarta.
Handoko, P. (2007). Mediasi Konflik Penanganan Kerusakan Pantai (Studi Kasus Penanganan Abrasi
Pantai Kuta Bali. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Ilyas, T. (2006). Mitigasi Gempa dan Tsunami di Daerah Perkotaan. Seminar Bidang Kerekayasaan
Fatek-Unsrat 2006.
Kasminarsih, E. (2007). Pemanfaatan Ekosistem Mangrove bagi Minimalisasi Dampak Bencana di
Wilayah Pesisir. JMHT, XIII(3), 182-187.
Kemala, D., & Suhirman (2013). Efektivitas Ketersampaian Upaya Peningkatan Pengetahuan dan
Kesadaran Masyarakat terhadap Tsunami dalam Penerapan Peringatan Dini Tsunami Berbasis
Masyarakat (Studi Kasus: Sanur, Bali).
Lasabuda, R. (2013). Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan dalam Perspektif Negara Kepulauan
Republik Indonesia. Jurnal Ilmiah Platax, I(2).
Maghfiroh, A., Sambodho, K., & Armono, H. D. (2014). Simulasi Penjalaran dan Prediksi Run-Up
Gelombang Tsunami di Pantai Malang. Tulisan Ilmiah: Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas
Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Peraturan Daerah Bali No.3 Tahun 2001 tentang Desa Pakraman.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No.33 Tahun 2006 tentang Pedoman Umum Mitigasi Bencana.
Rahman, A. Z. (2015). Kajian Mitigasi Bencana Tanah Longsor di Kabupaten Banjarnegara. Jurnal
Manajemen dan Kebijakan Publik, 1(1).
Tarigan, M. S. (1997). Perubahan Garis Pantai di Wilayah PesisirPerairan Cisadane, Provinsi Banten.
Makara Sains, 11(1), 49-55.
Triatmodjo, B. (1999). Teknik Pantai. Beta Offset–Yogyakarta.

266

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai