Anda di halaman 1dari 12

Pengaruh Board Structure terhadap Firm Performance

melalui Intellectual Capital Pada Perusahaan Sektor Barang


Konsumsi, Perdagangan, Jasa dan Investasi Pada Perusahaan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Gabriella Karuniajaya Hartono dan Saarce


Akuntansi Bisnis Universitas Kristen Petra
Email: elsyehat@petra.ac.id

ABSTRAK

Penilitian ini bertujuan untuk menguji adanya hubungan antara board structure
terhadap firm performance melalui intellectual capital perusahaan. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari sektor barang konsumsi (sub-sektor
rokok, farmasi, kosmetik dan keperluan rumah tangga, peralatan rumah tangga,
beserta makanan dan minuman) dan sektor perdagangan, jasa dan investasi (sub-
sektor perdagangan besar dan perdagangan eceran) yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia mulai dari tahun 2010-2015. Data dikumpulkan dari laporan tahunan
untuk periode 2010-2015. Dengan total obeservasi 295 tahun pengamatan. Teknik
analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan WarpPLS 5.0 untuk
mendeskripsikan hubungan antar variabel. Board structure menggunakan
pengukuran board size, board composition, dan board meeting. Intellectual capital
diukur dengan value added intellectual capital. Firm performance menggunakan
return on asset. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat pengaruh signifikan
antara board structure terhadap intellectual capital, board structure terhadap firm
performance dan intellectual capital terhadap firm performance.

Kata kunci : Board Size, Board Composition, Board Meeting, Intellectual Capital, Firm
Performance.

ABSTRACT

This study aimed to examine the relationship of board structure towards firm
performance with intellectual capital as an intervening variable. The sample used
in this study comprised of corporations within consumer goods sector (cigarette,
pharmacy, cosmetic, household necessities, household-appliance, food and
beverages sub-sectors) trade, service, and investment sectors (whole-sale and
retail sub-sectors) listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) during 2010 to 2015.
The data collected from the 2010-2015 annual reports with a total of 295 observed
reports. The data is analyzed by using WarpPLS 5.0 to describe the relationship
among the variables. Board structure was measured from board size, board
composition, and board meeting, intellectual capital was measured using value
added intellectual capital, and the last return on asset was used as a measurement
for firm performance. The results showed that there was significant influence of
board structure towards intellectual capital, board structure towards firm
performance and intellectual capital towards firm performance.

Keywords: Board Size, Board Composition, Board Meeting, Intellectual Capital, Firm
Performance

157
158 Business Accounting Review, Vol. 5, No. 2, Agustus 2017 (157-168)

PENDAHULUAN kontrol. Teori keagenan pertama kali muncul


dalam penelitian ekonomi dan telah menyebar
Corporate governance telah menjadi ke penelitian akuntansi dan manajemen
populer di Indonesia saat banyak perusahaan dalam organisasi (Nyberg et al, 2010;. Boyd,
mengalami kebangkrutan selama ekonomi dan 1994; Cerbioni dan Parbonetti, 2007). Pada
krisis keuangan pada periode 1997-1998, dan dasarnya masalah dalam teori agensi ini
banyak orang yang menganggap bahwa berbicara mengenai kurangnya kesesuaian
masalah yang dihadapi oleh `perusahaan- tujuan antara pemegang saham (principal)
perusahaan besar disebabkan oleh kesalahan yang memiliki perusahaan, dan manager
manajemen seperti kurangnya transparansi (agent) yang mengendalikan perusahaan
dalam laporan keuangan (Basyith, 2016). sehingga menimbulkan perilaku oportunistik
Memang, kesalahan dari corporate governance oleh manager (Jensen dan Meckling, 1976).
tidak terlepas dari tanggung jawab
manajemen perusahaan dalam mengelola Corporate Governance
perusahaan yang mengabaikan prinsip-prinsip Menurut Organization for Economic
corporate governance seperti transparansi, Corporation and Development (2004), corporate
akuntabilitas, responsibilitas, independensi governance merupakan tata kelola perusahaan
dan kewajaran dan kesetaraan, maka dari itu yang melibatkan hubungan antara
perlu untuk terus menyebarluaskan prinsip- manajemen perusahaan, dewan, pemegang
prinsip tersebut kepada manajemen. saham dan pemangku kepentingan lainnya.
Selanjutnya, pemerintah saat ini juga telah Corporate governance juga menyediakan
berpartisipasi aktif dalam mendukung struktur untuk tujuan perusahaan yang telah
pelaksanaan good corporate governance ditetapkan, cara mencapai tujuan tersebut
dengan memberlakukan peraturan tata kelola dan memantau kinerja ditentukan. Corporate
perusahaan. Selain itu, perusahaan juga governance perusahaan yang baik harus
dinilai sesuai dengan tata kelola perusahaan memberikan insentif yang tepat untuk dewan
bagi perusahaan yang melakukan kepatuhan dan manajemen untuk mengejar tujuan demi
yang ditetapkan oleh pemerintah. Hal kepentingan perusahaan dan pemegang
tersebut bertujuan untuk memotivasi saham dan harus memfasilitasi pengawasan
perusahaan untuk mengintensifkan yang efektif.
pelaksanaan corporate governance dan juga Corporate governance didefinisikan
meningkatkan kinerja perusahaan mereka. oleh Shleifer dan Vishny (1997) sebagai cara
Corporate governance juga terkait dimana pemasok keuangan untuk perusahaan
dengan intellectual capital di mana memastikan diri mendapatkan laba atas
perusahaan harus melaporkan intellectual investasi mereka. La Porta et al. (2000)
capital mereka. Intellectual capital terbagi menyebut corporate governance perusahaan
atas tiga elemen utama yaitu human capital, sebagai seperangkat mekanisme dimana
structural capital dan relational capital investor luar melindungi diri terhadap
(Bontis, 1998). Pengungkapan intellectual pengambilalihan oleh manajer dan pemegang
capital dapat memfasilitasi penilaian akurasi saham pengendali. Good corporate governance
dari nilai perusahaan (Bukh, 2003), yang pada yang baik, menurut Muh (2009: 2) secara
akhirnya akan meningkatkan kinerja singkat dapat didefinisikan sebagai
perusahaan (firm performance). Sebuah seperangkat sistem yang mengatur dan
persaingan bisnis yang ketat baik nasional mengendalikan perusahaan untuk
maupun global bersama dengan pertumbuhan menciptakan nilai tambah bagi pemangku
jumlah perusahaan yang telah terdaftar kepentingan. Hal ini karena tata kelola
mendorong manajemen untuk lebih efektif dan perusahaan yang baik dapat mendorong
efisien dalam mengelola kinerja perusahaan terbentuknya pola kerja manajemen bersih,
(firm performance). transparan, dan profesional. Good corporate
governance yang baik dapat didefinisikan
Agency Theory sebagai struktur, sistem, dan proses yang
Menurut Jensen dan Meckling (1976) digunakan oleh organ perusahaan dalam
menyatakan bahwa teori ini berfokus kepada upaya untuk memberikan nilai tambah
hubungan antara principal dan agent dan perusahaan secara berkelanjutan dan dalam
menganalisa mengenai masalah keagenan jangka panjang, dengan memperhatikan
yang timbul dari pemisahan kepemilikan dan kepentingan stakeholders lainnya,
Hartono : Pengaruh Board Structure 159

berdasarkan hukum dan norma-norma yang pengurusan pengelolaan suatu perusahaan


berlaku (Corporate Governance Perception dan meningkatkan kinerja perusahaan yang
Index, 2008). Penerapan good corporate bekerja secara full time di perusahaan (Adams
governance yang baik juga memberikan et al., 2010). Sedangkan outside directors atau
manfaat untuk susunan dan anggota independent non-executive directors
perusahaan dalam mendukung pencapaian merupakan orang-orang yang tidak
kinerja perusahaan dan pemenuhan diperkerjakan secara langsung di perusahaan
akuntabilitas, mengurangi biaya agensi, dan yang tidak memiliki ketergantungan
menjaga independensi dan profesionalisme psikologi maupun ekonomi pada manajemen
organ perusahaan dan anggota, memenuhi perusahaan dan merupakan direksi yang tidak
kepatuhan, mengelola risiko dan banyak hal bekerja secara full time(Baysinger and Butler,
yang mempengaruhi keberlangsungan 1985).
perusahaan, dan menyadari etika, adil, dan
hubungan kerja yang bermartabat. Board Meeting
Pengertian good corporate governance Setiap dewan secara efektif
menurut Keputusan Menteri Badan Usaha melakukan fungsi pengawasan dan memonitor
Milik Negara Nomor 117/M-MBU/2002 yaitu kinerja manajemen, maka dari itu dewan
suatu proses dan struktur yang digunakan harus mengadakan board meeting secara
oleh organ BUMN untuk meningkatkan rutin. Mengukur intensitas, efektivitas
keberhasilan usaha dan akuntabilitas pemantauan dan pemakaian perusahaan
perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang adalah frekuensi meeting yang dilakukan oleh
saham dalam jangka panjang dengan tetap board of directors (Jensen 1993). Salah satu
memperhatikan kepentingan stakeholder yang mendukung adalah bahwa frekuensi
lainnya, berlandaskan peraturan perundangan board meeting adalah ukuran kegiatan dewan
dan nilai-nilai etika. dan efektivitas kemampuan pemantauan
(Conger et al. 1998 dan Vefeas 1999).
Board Size
Board size atau ukuran dewan Intellectual Capital
komisaris adalah jumlah personel dewan Menurut Stewart (1997), intellectual
komisaris dalam suatu perusahaan (Yana, capital adalah pembentukan materi
2011). Terdapat beberapa argumen yang pengetahuan, informasi, kekayaan intelektual,
bertentangan antara jumlah board yang besar. dan pengalaman yang dapat dimanfaatkan
Dengan jumlah board yang lebih besar dapat untuk menciptakan kemakmuran. Para
melakukan pemonitoran yang lebih efektif peneliti mengidentifikasi tiga struktur utama
terhadap manajemen dan juga akan dari intellectual capital yaitu human capital
memberikan pool of expertise yang lebih (HC), structural capital (SC), dan customer
banyak dalam board (Adams and Mehran, capital (CC).
2003). Hal tersebut juga didukung oleh
Vakilifard et al., (2011) yang menyatakan Human Capital
bahwa dengan adanya large board maka akan Human capital mengacu kepada
membantu perusahaan untuk melakukan karyawan dalam perusahaan (Bontis, 1999).
koneksi dengan lingkungannya. Board size Menurut Bulan dan Kym (2006) human
yang lebih besar juga akan meningkatkan capital adalah hal yang utama dari intellectual
kinerja perusahaan dan pengawasan yang capital yang mencakup pengetahuan,
lebih (Klein, 1998; Adams and Mehran, 2003; pengalaman dan keterampilan khusus
Coles et al., 2008). karyawan yang digunakan dalam rangka
menciptakan nilai ekonomi (Cohen dan
Board Composition Kaimenakis, 2007; Roos et al. 2005).
Board of directors umumnya dibagi Abeysekera (2007) mengatakan bahwa human
menjadi dua, yaitu inside directors/ executive capital sebagai pelatihan dan pengembangan,
directors dan outside directors/ independent keterampilan kewirausahaan, masalah
non-executive directors (Adams et al., 2010; ekuitas, keselamatan karyawan, hubungan
Hart, 1995). Inside directors atau executive karyawan dan kesejahteraan karyawan.
directors merupakan direksi eksekutif dalam
suatu perusahaan yang bertugas memberikan Structural Capital
bimbingan melalui saran, nasihat, Menurut Chu et al. (2006), structural
pengarahan, bantuan, yang berkenaan dengan capital adalah sistem umum dan prosedur
160 Business Accounting Review, Vol. 5, No. 2, Agustus 2017 (157-168)

untuk memecahkan masalah dan inovasi. Hal et al, 2011;. Abdul Rashid et al, 2012). Mereka
ini terdiri dari organizational capital dan berpendapat bahwa board size yang besar
technolocy capital sesuai dengan model cukup mengurangi kemampuan dewan untuk
intelektus (CIC 2002) yang dikutip oleh Bueno melakukan tindakan strategis (Goodstein et
et al. (2004) dan kadang-kadang disebut al., 1994), memiliki masalah koordinasi
sebagai organizational capital (Mouritsen et (Lipton dan Lorsh, 1992), dan biasanya tidak
al., 2001). Menurut Roos et al. (2005) melekat dalam pengambilan keputusan
structural capital termasuk proses, sistem, karena pendapat yang berbeda-beda (Jensen,
struktur, brands, properti intelektual dan 1993).
intangible asset lainnya yang dimiliki oleh Namun, argumen untuk large board,
perusahaan namun tidak muncul pada neraca yang terutama berasal dari resource
perusahaan. dependence theory (Pfeffer, 1972, 1973),
menekankan bahwa dengan adanya jumlah
Relational Capital board yang semakin banyak (larger board)
Relational capital mengacu pada menunjukkan adanya pool of expertise yang
pengetahuan dalam hubungan eksternal tinggi pula. Hal tersebut akan memberikan
perusahaan. Hal ini mencakup pengetahuan banyaknya perspektif dalam pengambilan
tentang hubungan organisasi dengan saluran keputusan (Lipton dan Lorsh, 1992). Adanya
pasar, pelanggan, pemasok dan pemerintah larger board akan meningkatkan efektifitas
dan industri jaringan yang memungkinkan pemantauan dalam menangani kegiatan
untuk membeli dan menjual barang dan jasa organisasi. Sejumlah studi menyatakan hasil
secara efisien dan efektif melalui pengetahuan sesuai dengan resource dependence theory,
preferensi pelanggan dan faktor-faktor yang karena mereka menemukan bahwa large
menyebabkan hubungan yang memuaskan board akan membuat kinerja organisasi
dengan mereka, dan seterusnya (Bontis, 1999;. menjadi lebih baik (Dalton dan Dalton, 2005;
Tayles et al, 2007). Belkhir, 2009).
H1a: Board size berpengaruh positif
Firm Performance terhadap Intellectual Capital
Kinerja merupakan suatu hasil kerja Independent directors mempunyai
yang dicapai seseorang dalam melaksanakan kewenangan dalam mengawasi top managers
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang karena mereka dimotivasi untuk
didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan meningkatkan reputasi sebagau ahli dalam
kesungguhan serta waktu adalah konsep decision control. Appuhami dan Bhuyan (2015)
kinerja yang dikemukakan oleh Dubrin (2005). menambahkan bawa adanya boards yang
Firm performance adalah kemampuan anggotanya berasal dari independent directors
perusahaan guna mencapai tujuan dengan cenderung mengurangi eksploitasi yang
menggunakan sumber daya dengan efisien dilakukan top management atas kekayaan
dan efektif (Daft, 2010). Dalam firm para shareholders dan menggunakan
performance ini, peneliti akan memlilih firm intellectual capital secara efisien untuk
financial performance sebagai salah satu memberi nilai tambah kepada perusahaan.
indikator yang digunakan dalam firm Ada berbagai penelitian yang dianggap board
performance. Financial performance adalah composition komisaris independen sebagai
ukuran seberapa baik perusahaan dapat penentu dalam mempengaruhi tingkat
memanfaatkan aset dari kegiatan utama pengungkapan. Beberapa penelitian
bisnisnya dan menghasilkan keuntungan bagi menemukan hubungan positif antara board
para investor (Stanwick & Stanwick, 2010). composition dan intellectual capital(. Misalnya
Li et al, 2008; Patelli dan Prencipe, 2007).
Appuhami dan Bhuyan juga menemukan
Pengaruh Board Structure terhadap bahwa board composition secara signifikan
Intellectual Capital mempengaruhi efisiensi intellectual capital.
Banyak penelitian dilakukan untuk Oleh karena itu hipotesa dalam penelitian ini
menyelidiki dampak dari board size atas adalah
organisasi seperti strategi manajemen H1b: Board Composition berpengaruh
(Goodstein et al., 1994); kinerja perusahaan positif terhadap Intellectual Capital
(Mak dan Kusnadi, 2005; Coles et al, 2008.); Board meeting yang rutin dilakukan
dan intellectual capital (Cerbioni dan menjadi bukti dari komitmen yang tinggi atas
Parbonetti, 2007; Abeysekera, 2010;. Hidalgo keaktifan anggota dewan (Khanchei, 2007).
Hartono : Pengaruh Board Structure 161

Hal ini memberikan peningkatan kapasitas Performance yang tinggi akan direspon positif
pemonitoran dan penyelasaian masalah yang oleh investor untuk menginvestasikan
timbul dalam organisasi. Board meeting yang dananya pada perusahaan sehingga firm value
efektif merupakan sebuah peran yang sangat juga meningkat. Adi et al. (2013), Gamayuni
penting dalam mengurangi ketidakuntungan (2015), Pertiwi dan Pratama (2012), dan
atas board diversity dan akan meningkatkan Ulupui (2007) menemukan bahwa ROA
kinerja intellectual capital (Al-Musali dan (financial performance) berpengaruh positif
Ismail, 2015). Penelitian Haji and Ghazali dan signifikan terhadap firm value.
(2013) menemukan bahwa adanya hubungan H2b: Board Composition berpengaruh
positif antara board meeting dengan level dan positif terhadap Firm Performance
kualitas intellectual capital disclosure. Hal ini Board meeting yang dilakukan secara
berarti jika frekuensi board meeting rutin dapat menghasilkan kualitas yang tinggi
meningkat, maka kualitas dan level dalam memantau manajemen yang
pengungkapan atas intellectual capital pun berdampak positif pada firm financial
ikut meningkat. performance (Ntim, 2009). Conger et al. (1998)
H1c: Board Meeting berpengaruh positif menunjukkan bahwa board meeting menjadi
terhadap Intellectual Capital sumber daya penting dalam meningkatkan
efektivitas dewan. Hal ini membantu direksi
untuk terus mengikuti perkembangan
Pengaruh Board Structure terhadap organisasi (Mangena & Tauringana 2008).
Firm Performance Board meeting yang rutin juga memungkinkan
Larger board dilihat bahwa mereka direksi untuk menyusun strategi tentang cara
mengarah ke kinerja yang lebih baik karena untuk menggerakkan organisasi kearah yang
berbagai macam keterampilan hadir untuk lebih maju di masa depan. Menurut Lipton
pengambilan keputusan yang lebih baik dan dan Lorsch (1992) board meeting secara rutin
memantau kinerja CEO. Adams dan Mehran memungkinkan direksi untuk berinteraksi
(2005) menemukan hubungan positif antara dengan dewan perusahaan lain sehingga
board size dan firm performance. Selain itu, menciptakan dan memperkuat ikatan kohesif
Rechner dan Dalton (1991) juga melaporkan antara mereka.
bahwa larger board berkaitan dengan kinerja H2c: Board Meeting berpengaruh positif
yang kuat. terhadap Firm Performance
H2a: Board size berpengaruh positif
terhadap firm performance Pengaruh Intellectual Capital Terhadap
Menurut teori keagenan (agency Firm Performance
theory), proporsi yang lebih besar dari Meskipun ada berbagai definisi mengenai
independent directors umumnya memberikan intellectual capital namun tetap ada kesepakatan
firm performance yang lebih baik. Secara bahwa intellectual capital mencakup tiga
umum, telah disimpulkan oleh Ramdani dan komponen utama dalam sebuah perusahaan:
Van (2009) bahwa proporsi independent Human Capital (HC), Structural Capital (SC) dan
directors memiliki efek pada firm performance. Relational Capital (RC) (Bontis, (1998); Verguwen
Penelitian sebelumnya meneliti hubungan dan Alem , (2005); Yang dan Lin, (2009); Ghosh
antara board composition dan firm dan Wu, (2007); Friz-enz (1997);. Rodger, (2003);
performance menemukan bahwa perusahaan Edvinsson, (1997); Amir dan Lev, (1996) dan
dengan dewan direksi yang didominasi oleh Calisir et al, (2011)).
orang luar dapat menghasilkan firm Human Capital (HC) yang digambarkan
performance yang lebih baik (Adams & sebagai keterampilan, kemampuan, pengetahuan
Mehran, 1995; John & Senbet, 1998). dan pengalaman yang dimiliki oleh karyawan
Financial performance yang diukur (Roos dan Roos, 1997). Structural capital (SC)
menggunakan ROA memiliki pengaruh positif didefinisikan sebagai pengetahuan yang tetap
dan signifikan terhadap firm value yang dalam perusahaan (Bontis 1998). Hal ini termasuk
diukur menggunakan Tobin’s Q (Sudiyatno et proses organisasi, rutinitas, prosedur, sistem,
al., 2012). Penelitian tersebut memberikan norma-norma, budaya dan database. ). Oleh
hasil bahwa ROA dapat meningkatkan nilai karena itu, secara empiris penting untuk menguji
bagi perusahaan. ROA digunakan sebagai apakah structural capital berpengaruh pada firm
ukuran kinerja perusahaan (financial performance yang diproksikan dengan return on
performance) untuk investasi yang akan asset (ROA).
dilakukan oleh investor. Financial
162 Business Accounting Review, Vol. 5, No. 2, Agustus 2017 (157-168)

H3: Intellectual Capital berpengaruh positif 8. Capital Employed Efficiency


terhadap firm performance Diukur dengan menggunakan skala
rasio dengan rumus:
𝑉𝐴
METODE PENELITIAN CEE = 𝐶𝐸

Dalam penelitian ini board strcucture Penelitian ini menggunakan skala


sebagai variabel independen, firm performance pengukuran rasio. Jenis data yang digunakan
sebagai variabel dependen, dan intellectual dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
capital sebagai variabel intervening. Berikut dengan analisis data sekunder yang diambil
ini adalah definisi operasional dari masing- dari laporan keuangan. Sumber data dalam
masing variabel diatas: penelitian ini adalah data yang diperoleh
melalui laporan keuangan perusahaan yang
1. Board Size terdaftar di BEI pada tahun 2010–2015.
Board size diukur dengan menggunakan Laporan keuangan didapat dari situs resmi
skala nominal yaitu dengan melihat jumlah Bursa Efek Indonesia (idx.co.id).
dewan komisaris pada laporan keuangan. Sampel yang akan diteliti dalam
penelitian ini adalah 295 tahun perusahaan
2. Board Composition yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Board composition diukur dengan pada tahun 2010-2015. Penelitian ini
menggunakan skala rasio yaitu dengan menggunakan teknik analisis data structural
rumus: equation modelling (SEM). Kriteria yang akan
ditentukan adalah : (1) Perusahaan yang
Board terdaftar di BEI pada tahun 2010-2015. (2)
Jumlah Komisaris Independen
composition=Total Jumlah Dewan Komisaris Perusahaan dari sektor barang konsumsi,
perdagangan, jasa dan investasi. (3)
Melakukan Initial Public Offering (IPO)
3. Board Size sebelum tahun 2010. (4) Laporan keuangan
Board size diukur dengan menggunakan harus dalam satuan rupiah Indonesia.
skala nominal yaitu dengan melihat jumlah
rapat pada laporan keuangan. ANALISA DAN PEMBAHASAN

4. Firm Performance Penelitian ini menggunakan PLS


Diukur dengan menggunakan skala (Partial Least Square) dengan software
rasio yaitu dengan rumus return on asset WarpPLS 5.0. Evaluasi PLS dilakukan dengan
(ROA): evaluasi outer model dan inner model.

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ Tabel 1. Deskripsi Statistik


Return on Asset : 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

5. Human Capital Efficiency


Diukur dengan menggunakan skala
rasio yaitu dengan rumus:
𝑉𝐴
HCE = 𝐻𝐶

6. Structural Capital Efficiency


Diukur dengan menggunakan skala Goodness of Fit Test – Inner Model
Tabel 2. Model Fit and Quality Indices
rasio dengan rumus:
SC = VA - HC
𝑆𝐶
SCE = 𝑉𝐴

7. Intellectual Capital Efficiency


Diukur dengan menggunakan skala
rasio dengan rumus:

ICE = 𝐻𝐶𝐸 + 𝑆𝐶𝐸


Hartono : Pengaruh Board Structure 163

No Indicator Weight Mean


Indicator
1 Z1 ROA 1 0.09789

Pengujian Hipotesa
Tabel 6. Path Coefficient and P Values
BSTRUC VAIC

Coeff P Coeff P
Values Values

VAIC 0.412 <0.001 - -

FIRMPERF 0.173 0.001 0.627 <0.001

Pengaruh board structure terhadap


intellectual capital menunjukkan path
The Profile of Variable
coefficient 0.412 dan p values <0.001. Karena
Tabel dibawah ini akan menunjukkan
nilai p kurang dari 1% dapat disimpulkan
nilai indicator weights masing-masing variabel
bahwa terdapat pengaruh signifikan pada
yang digunakan dalam penelitian
tingkat α = 1%. Tanda positif menunjukkan
bahwa dengan adanya board structure yang
Tabel 3. Indicator Weights of Board
lebih tinggi dalam perusahaan akan
Structure
berpengaruh terhadap intellectual capital
No Indicator Weight Mean perusahaan yang lebih tinggi.
Indicator Pengaruh board structure terhadap
intellectual capital menunjukkan path
coefficient 0.173 dan p values 0.001. Karena
1 X1 BSIZE 0.612 4.423729 nilai p sebesar 1% maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh signifikan pada
2 X1 BCOM 0.587 0.40504 tingkat α = 1%. Tanda positif menunjukkan
bahwa dengan adanya board structure yang
lebih tinggi dalam perusahaan akan
3 X1 BMEET -0.391 6
berpengaruh terhadap firm performance
perusahaan yang lebih tinggi.
Pengaruh intellectual capital terhadap
Tabel 4. Indicator Weights of Intellectual firm performance menunjukkan path
Capital coefficient sebesar 0.627 dengan p values
No Indicator Weight Mean sebesar <0.001 dan signifikan pada tingkat α =
1%. Dengan adanya tanda positif,
Indicator menunjukkan bahwa dengan meningkatnya
intellectual capital dalam perusahaan akan
1 Y1 ICE 0.656 3.68775 meningkatkan firm performance perusahaan.
2 Y2 CEE 0.656 0.47232
Tabel 7. Indirect Effects and P Values
BSTRUCT
Tabel 5. Indicator Weights of Firm
Performance
Coeff P Values
164 Business Accounting Review, Vol. 5, No. 2, Agustus 2017 (157-168)

FIRMPERF 0.258 <0.001 efisien untuk memberi nilai tambah kepada


perusahaan.
Pengaruh tidak langsung board
structure terhadap firm performance Pengaruh board meeting terhadap
ditunjukkan dalam tabel 4.8. Pengaruh tidak intellectual capital
langsung board structure terhadap firm H1c dari penelitian ini diterima. Hal ini
performance menunjukkan path coefficient berarti bahwa dengan board meeting dapat
sebesar 0.258 dan p value <0.001, sehingga mempengaruhi efisiensi intellectual capital di
pengaruh tidak langsung dapat dikatakan sebuah perusahaan. Board meeting yang rutin
signifikan pada α = 1%. Hal ini berarti dilakukan menjadi bukti dari komitmen yang
intellectual capital merupakan variabel tinggi atas keaktifan anggota dewan
mediasi yang sesuai dalam pengaruh board (Khanchei, 2007). Hal ini memberikan
structure terhadap firm performance. peningkatan kapasitas pemonitoran dan
penyelasaian masalah yang timbul dalam
Pembahasan Hipotesa organisasi. Board meeting yang efektif
1. Pengaruh board size terhadap merupakan sebuah peran yang sangat penting
intellectual capital dalam mengurangi ketidakuntungan atas
H1a dari penelitian ini diterima. Hal ini board diversity dan akan meningkatkan
kinerja intellectual capital (Al-Musali dan
berarti semakin banyaknya jumlah board
Ismail, 2015).
of directors di sebuah perusahaan maka
akan cenderung meningkatkan efisiensi 2. Pengaruh board size terhadap firm
atas penggunaan intellectual capital performance
perusahaan. Haji dan Ghazali (2013) H2a dari penelitian ini diterima. Hal ini
Dengan adanya larger board maka akan berarti bahwa board size dapat mempengaruhi
semakin banyak sumber daya manusia dari firm performance di sebuah perusahaan.
board yang digunakan untuk Board size mengacu pada jumlah direksi di
memperhatikan dan menangani setiap
perusahaan. Hal ini merupakan faktor penting
kejadian yang ada didalam organisasi.
untuk menentukan efektivitas pada sebuah
Dimana, bahwa intellectual capital
perusahaan. Jensen dan Meckling (1976)
merupakan salah satu sumber daya yang
berpendapat bahwa board size yang lebih
dimiliki perusahaan. Maka dengan
besar (larger board) dapat meningkatkan
semakin banyaknya jumlah board,
diharapkan dapat bekerja lebih baik efektivitas dewan perusahaan dan mendukung
sehingga dapat meningkatkan efisiensi manajemen dalam mengurangi biaya agensi
atas setiap penggunaan intellectual capital yang dihasilkan dari manajemen yang buruk
yang dimiliki perusahaan. dan mengarah ke hasil keuangan yang lebih
baik.
Pengaruh board composition terhadap
Pengaruh board composition terhadap
intellectual capital
firm performance
H1b dari penelitian ini diterima. Hal ini H2b dari penelitian ini diterima. Hal ini
berarti bahwa dengan board composition berarti bahwa board composition dapat
dapat mempengaruhi efisiensi intellectual mempengaruhi firm performance di sebuah
capital di sebuah perusahaan. Appuhami dan perusahaan. Menurut teori keagenan (agency
theory), proporsi yang lebih besar dari
Bhuyan (2015) menambahkan bawa adanya
independent directors umumnya memberikan
boards yang anggotanya berasal dari firm performance yang lebih baik. Secara
independent directors cenderung mengurangi umum, telah disimpulkan oleh Ramdani dan
eksploitasi yang dilakukan top management Van (2009) bahwa proporsi independent
atas kekayaan para shareholders dan directors memiliki efek pada firm performance.
menggunakan intellectual capital secara
Pengaruh board meeting terhadap firm
performance
Hartono : Pengaruh Board Structure 165

H2c dari penelitian ini diterima. Hal ini menggunakan value added intellectual capital
berarti bahwa board meeting dapat sebagai variabel intervening. Untuk
mempengaruhi firm performance di sebuah mengukur firm performance, peneliti
perusahaan. Board meeting yang dilakukan menggunakan return on asset (ROA) sebagai
secara rutin dapat menghasilkan kualitas variabel dependen.
yang tinggi dalam memantau manajemen Dengan jumlah total sampel 295 tahun
yang berdampak positif pada firm financial perusahaan, hasil pengujian pada penelitian
performance (Ntim, 2009). ini menunjukkan bahwa:
1. Hipotesa H1a diterima karena
3. Pengaruh intellectual capital penelitian ini menemukan bahwa
terhadap firm performance board size berhubungan signifikan
H3 dari penelitian ini diterima. Hal ini positif terhadap intellectual capital.
2. Hipotesa H1b diterima karena
berarti intellectual capital dapat
penelitian ini menemukan bahwa
mempengaruhi return on asset di sebuah board composition berhubungan
perusahaan. Human Capital (HC) yang signifikan positif terhadap intellectual
digambarkan sebagai keterampilan, capital.
kemampuan, pengetahuan dan pengalaman 3. Hipotesa H1c diterima karena
yang dimiliki oleh karyawan (Roos dan Roos, penelitian ini menemukan bahwa
1997). Investasi dalam kemampuan karyawan board meeting berhubungan signifikan
positif terhadap intellectual capital.
memiliki dampak langsung pada financial
4. Hipotesa H2a diterima karena
performance (Becker et al, 2001). Structural penelitian ini menemukan bahwa
capital (SC) didefinisikan sebagai board size berhubungan signifikan
pengetahuan yang tetap dalam perusahaan positif terhadap firm performance.
(Bontis 1998). Hal ini termasuk proses 5. Hipotesa H2b diterima karena
organisasi, rutinitas, prosedur, sistem, norma- penelitian ini menemukan bahwa
board composition berhubungan
norma, budaya dan database. Investasi dalam
signifikan positif terhadap firm
structural capital ini memiliki dampak
performance.
langsung yang positif pada financial 6. Hipotesa H2c diterima karena
performance yang diproksikan dengan return penelitian ini menemukan bahwa
on asset (ROA). board meeting berhubungan signifikan
positif terhadap firm performance.
KESIMPULAN 7. Hipotesa H3 diterima karena
penelitian ini menemukan bahwa
Tujuan yang dilakukan dalam intellectual capital berhubungan
penelitian ini adalah untuk menganalisa signifikan positif terhadap firm
pengaruh board structure terhadap firm performance.
performance dengan menggunakan intellectual Dalam penelitian ini, menemukan
capital sebagai variabel intervening. Sampel bahwa pengaruh tidak langsungnya, yaitu
perusahaan yang digunakan yaitu sektor yang melalui variabel intervening, adalah
barang konsumsi (sub-sektor rokok, farmasi, sebagai berikut:
kosmetik dan keperluan rumah tangga, 1. Intellectual capital dapat memediasi
peralatan rumah tangga, beserta makanan pengaruh board structure terhadap
dan minuman) dan sektor perdagangan (sub- firm performance.
sektor perdagangan besar dan perdagangan
eceran. Sebanyak perusahaan dari kedua SARAN
sektor tersebut yang terdaftar di Bursa Efek Setelah melakukan analisa atau hasil
Indonesia diteliti selama tahun 2010-2015. penelitian yang diperoleh maka saran yang
Jumlah sampel akhir sebanyak 295 firm year. diberikan terkait hasil menunjukkan bahwa
Peneliti menggunakan board structure yang board structure memiliki pengaruh yang
terdiri dari board size, board composition dan signifikan positif terhadap intellectual capital,
board meeting sebagai variabel independen board structure memiliki pengaruh yang
untuk mengukur corporate governance. signifikan positif terhadap firm performance
Sedangkan, intellectual capital diukur dan intellectual capital memiliki pengaruh
166 Business Accounting Review, Vol. 5, No. 2, Agustus 2017 (157-168)

yang signifikan positif terhadap firm baik selalu berinvestasi pada human capital
performance. Dengan ini, perusahaan yang untuk mengembangkan kemampuan kerja
melakukan peningkatan board structure mereka secara keseluruhan. Structural capital
dengan proksi board size yang semakin yang kuat memiliki lingkungan yang
banyak pada level tertentu di sebuah mendukung untuk karyawan dalam
perusahaan, maka akan cenderung meningkatkan produktivitas, keuntungan, dan
meningkatkan efisiensi atas penggunaan mengurangi total biaya produksi sehingga
intellectual capital. Dengan adanya larger membuat firm performance lebih baik.
board maka akan semakin banyak sumber Hubungan antara organisasi dan masyarakat,
daya manusia dari board yang digunakan kualitas hubungan dan kemampuan membuat
untuk memperhatikan dan menangani setiap pelanggan baru merupakan faktor penting
kejadian yang ada di dalam organisasi. Maka bagi firm performance yang lebih baik..
semakin banyak jumlah board, diharapkan
dapat bekerja lebih baik sehingga dapat KETERBATASAN PENELITIAN
meningkatkan efisiensi atas setiap Dalam penelitian ini terdapat
penggunaan intellectual capital yang dimiliki keterbatasan yaitu pada saat penelitian
oleh perusahaan. Sedangkan pada proksi dilakukan yaitu adalah:
board composition, adanya boards yang 1. Penelitian ini memperhitungkan direct
anggotanya berasal dari independent directors effect dan indirect effect antar variabel.
cenderung mengurangi eksploitasi yang Total effect dari board structure terhadap
dilakukan top management atas kekayaan intellectual capital adalah sebesar
para shareholders dan menggunakan (0.412)2 x 100% = 16.9744%, sedangkan
intellectual capital secara efisien untuk 83.0256% sisanya dipengaruhi oleh
memberi nilai tambah pada perusahaan. Pada faktor-faktor lain yang tidak ada dalam
proksi board meeting, keefektifan dan efisiensi penelitian ini.
board meeting yang rutin dilakukan 2. Total effect board structure terhadap firm
memberikan peningkatan kapasitas performance adalah sebesar (0.431)2 x
pemonitoran dan penyelesaian masalah dalam 100% = 18.5761% dan sisanya sebesar
sebuah organisasi. Sehingga, board meeting 81.4239% dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang efektif merupakan sebuah peran yang lain yang tidak ada di dalam penelitian
penting dalam mengurangi ketidakuntungan ini.
atas board diversity dan meningkatkan 3. Total effect intellectual capital terhadap
kinerja intellectual capital. firm performance adalah sebesar (0.627)2
Pada perusahaan yang melakukan x 100% = 39.3129%, dan sisanya sebesar
peningkatan board structure dengan proksi 60.6871% dipengaruhi oleh faktor-faktor
board size, maka adanya larger board pada lain yang tidak ada di dalam penelitian
level tertentu akan mengarah pada firm ini.
performance yang baik karena berbagai
macam keterampilan hadir untuk
pengambilan keputusan yang lebih baik dan DAFTAR REFERENSI
memantau kinerja CEO. Sedangkan pada Adekunle, S. A., & Aghedo, E. M. (2014). Corporate
proksi board composition, semakin besar Governance and Financial Performance of
proporsi independent directors umumnya Selected Quoted Companies in Nigeria.
memberikan firm performance yang lebih baik. European Journal of Business and
Pada proksi board meeting yang rutin Management, 6(9).
dilakukan akan menghasilkan kualitas yang Altuner, D., Celk, S., & Gulec, T. C. (2015). The
tinggi dalam memantau manajemen yang Linkages among Intellectual Capital,
berdampak positif terhadap firm performance. Corporate Governance and Corporate Social
Board meeting menjadi sumber daya penting Responsibility. Corporate Governance, 15(4);
dalam meningkatkan efektifitas dewan. Hal 491-507.
ini membantu direksi untuk terus mengikuti Appuhami, R., & Bhuyan, M. (2015). Examining
perkembangan organisasi. the Influence of Corporate Governance on
Sedangkan dengan intellectual capital Intellectual Capital Efficiency: Evidence from
yang mencakup human capital, structural Top Service Firms in Australia. Managerial
capital, dan relational capital akan Auditing Journal, 30(4/5); 347-372.
meningkatkan firm performance. Hal ini Aras, G., & Crowther, D. (2005). Governance and
menegaskan bahwa firm performance yang Sustainability: An Investigation into the
Hartono : Pengaruh Board Structure 167

Relationship Between Corporate Governance International Journal of Business in Society,


and Corporate Sustainability. Management 10(5); 590-602.
Decision, 46(3); 433-446. Jensen, M.C. and Meckling, W. (1976), Theory of
Berthelot, S., Morries, T., & Morril, C. (2010). the firm: managerial behaviour, agency costs,
Corporate Governance Rating and Financial and ownership structure, Journal of Finanical
Performance: a Canadian Study. Corporate Economics, Vol. 4 No. 4, pp. 305-60
Governance: The International Journal of John, H., Jr, S., & Yost, K. (2013). Corporate Risk
Business in Society, 10(5); 635-646. and Corporate Governance: Another View.
Bhunia, A. (2010). Financial Performance of Indian Managerial Finance, 39(3); 204-227.
Pharmaceutical Industry. Asian Journal of Katchova, A., & Enlow, S. (2013). Financial
Management Research. Performance of Publicly Traded Agribusiness.
Bhunia, A., & Mukhuti, S. S. (2011). Financial Agricultural Finance Review, 73(1); 56-73.
Performance Analysis. Current Research Kharal, M., & Zia-ur-Rehman, M. (2014).
Journal of Social Sciences, 3(3); 269-275. Intellectual Capital & Firm Performance: An
Burgman, R., & Roos, G. (2007). The Importance of Empirical Study on the Oil & Gas Sector of
Intellectual Capital Reporting: Evidence and Pakistan. International Journal of Accounting
Implications. Journal of Intellectual Capital, and Financial Reporting, Vol. 4, No. 1.
5(1); 7-51. Koerniadi, H., Krishnamurti, C., & Tourani-Rad,
Chahine, S., & Safieddine, A. (2008). Corporate A. (2014). Corporate Governance and the
Governance and the Monitoring of Banks in Variability of Stock Returns. International
Lebanon. Corporate Governance: The Journal of Managerial Finance, 10(4); 494-
International Journal of Business in Society, 510.
8(3); 258-270. Komite Nasional Kebijakan Governance
Clamayuni, R. R. (2015). The Effect of Intangible (KNKG).2006. Pedoman Umum Good
Asset, Financial Performance and Financial Corporate Governance Indonesia. Jakarta.
Policies on the Firm Value. International Maditinos, D. (2011). The Impact of Intellectual
Journal of Scientific & Technology Research, Capital on Firms' Market Value and Financial
4(1). Performance. Journal of Intellectual Capital.
Coskun, D., & Sayilir, D. (2012). Relationship Mishra, S., & Mohanty, P. (2014). Corporate
Between Corporate Governance and Financial Governance as a Value Driver for Firm
Performance of Turkish Companies. Performance: Evidence from India. Corporate
International Journal of Business and Social Governance, 14(2); 265-280.
Science, 3(14). Mollah, S., Faroque, O., & Karim, W. (2012).
Daiwai, T. A., Basiruddin, R., & Rasid, Z. A. (2015). Ownership Structure, Corporate Governance
A Critical Review of Relationship Between and Firm Performance: Evidence from an
Corporate Governance and Firm African Emerging Market. Studies in
Performance: GCC Banking Sector Economics and Finance, 29(4); 301-319.
Performance. Corporate Governance, 15(1); Moneva, J., & Ortas, E. (2010). Corporate
15-30. Environmental and Financial Performance: a
Forum for Corporate Governance in Indonesia multivariate approach. Industrial
(2001). Peranan Dewan Komisaris dan Management & Data Systems, 110(2); 193-
Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate 210.
Governance. Seri Tata Kelola Mutbah, A. S., & Alfattani, W. (2015). Impact of
Perusahaan, Jilid II. Retrieved April 3, 2013. Intellectual Capital on Corporate
http://www.fcgi.or.id Responsibility Evidence from Islamic Banking
Haji, A. A., & Ghazali, N. A. (2013). A Longitudinal Sector in GCC. International Journal of
Examination of Intellectual Capital Finance and Accounting, 2(6); 307-311.
Disclosures and Corporate Governance. Asian Nkundabanyanga, S. K. (2016). Board Governance,
Review Accounting, 21(1); 27-52. Intellectual Capital and Firm Performance:
Hidalgo, R., Garcia-Meca, E., & Martinez, I. (2011). Importance of Multiplicative Effects. Journal
Corporate Governance and Intellectual of Economic and Administrative Sciences,
Capital Disclosure. Journal of Business 32(1); 20-45.
Ethics, 100(3); 483-495. Nkundabanyanga, S. K., Ntayi, J., Ahiauzu, A., &
Jamall, D., Hallal, M., & Abdallah, H. (2010). Sejjaaka, S. (2014). Intellectual Capital in
Corporate Governance and Corporate Social Ugandan Service Firms as Mediator of Board
Responsibility: Evidence from the Healthcare Governance and Firm Performance. African
Sector. Corporate Governance: The Journal of Economic and Management
Studies, 5(3); 300-340.
168 Business Accounting Review, Vol. 5, No. 2, Agustus 2017 (157-168)

Obembe, O. B., & Soetan, R. O. (2015). Governance Best Practices. Corporate


Competition, Corporate Governance and Governance, 16(2); 361-376.
Corporate Performance: Substitutes of
Complements? Empirical Evidence from
Nigeria. African Journal of Economic and
Management Studies, 6(3); 251-271.
OECD (2004), OECD principles of corporate
governance, available at:
www.oecd.org/dataoecd/32/18/31557724
Pedrini, M. (2007). Human Capital Convergences
in Intellectual Capital and Sustainability
Reports. Journal of Intellectual Capital, 8(2);
346-366.
Rao, K. K., Tilt, C., & Lester, L. (2012). Corporate
Governance and Environmental Reporting: an
Australian Study. Corporate Governance: The
International Journal of Business in Society,
12(2); 143-163.
Safeiddine, A., Jamall, D., & Noureddine, S. (2009).
Corporate Governance and Intellectual
Capital: Evidence from an Academic
Institution. Corporate Governance: The
International Journal of Business in Society,
9(2); 146-157.
Sallebrant, T., Hansen, J., Bontis, N., & Hofman-
Bang, P. (2007). Managing Risk with
Intellectual Capital Statements. Management
Decision, 45(9); 1470-1483.
Setiawan, D., & Phua, L. K. (2013). Corporate
Governance and Dividend Policy in Indonesia.
Business Strategy Series, 14(5/6); 135-143.
Shahwan, T. M. (2015). The Effects of Corporate
Governance on Financial Performance and
Financial Distress: Evidence from Egypt.
Corporate Governance, 15(5); 641-662.
Stanwick, P., & Stanwick, S. (1998). The
Relationship Between Corporate Social
Performance and Organizational Size,
Financial Performance, and Environtmental
Performance: An Empirical Examination.
Journal of Business Ethics, 17(2).
Stuebs, M., & Li Sun, J. (2016). Corporate
Governance and Environmental Activity.
Accounting for the Environment.
Sumedrea, S. (2013). Intellectual Capital and Firm
Performance: A Dynamic Relationship in
Crisis Time. International Economic
Conference of Sibiu 2013 Post Crisis Economy:
Challenges and Opportunities, 137-144.
Tuan, L. T. (2014). Corporate Governance and
Brand Performance. Management Reseach
Review, 37(1); 45-65.
Zehri, C., Abdelbaki, A., & Bouabdellah, N. (2012).
How Intellectual Capital Affects a Firm's
Performance. Australian Journal of Business
and Management Research, 2(8); 24-31.
Zuckweller, K., Rosacker, K., & Hayes, S. (2016).
Business Students Perceptions of Corporate

Anda mungkin juga menyukai