Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

BIOLOGI TERAPAN

Penerapan Biologi Di Bidang Lingkungan Dan Energy, Manfaat Biologi Di Bidang


Lingkungan Dan Energy, Dan Pemanfaatan Biologi Di Bidang Lingkungan Dan
Energi.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

MINADIA PURWANI NIM 1710204074

NURUL AFFIZA NIM 1710204068

DOSEN PENGAMPU:

NILPIA ELDALISNA S.Pd.i,M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


JURUSAN TADRIS BIOLOGI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya dalam
menyajikan dan menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin kami akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
tugas ini.

Bacaan atau makalah ini di susun agar para pembaca dapat memperluas Ilmu
Pengetahuan atau wawasannya tentang penerapan Biologi dalam lingkungan dan
Energi. Namun dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
guna perbaikan makalah berikutnya.

Sungai Penuh, 23 Oktober 2020

Kelompok 5

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................1

DAFTAR ISI.....................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................3

A. Latar Belakang.......................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................3
C. Tujuan....................................................................................................................4
D. Metode...................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5

A. Pengertian Bioteknologi........................................................................................5
B. Bioteknologi dalam Bidang Lingkungan dan Energi............................................7

BAB III PENUTUP.........................................................................................................17

A. Kesimpulan..........................................................................................................17
B. Saran....................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bioteknologi adalah terapan biologi yang melibatkan disiplin ilmu
mikrobilogi, biokimia, genetika, dan biologi monokuler. Definisi bioteknologi
secara klasik atau konvensional adalah teknologi yang memanfaatkan agen hayati
atau bagian-bagiannya untuk menghasilkan barang dan jasa dalam skala industri
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan jika ditinjau secara modern,
bioteknolofi adalah pemanfaatan agen hayati atau bagian-bagian yang sudah
direkayasa secara in vitro untuk mrenghasilkan barang dan jasa pada skala
industri. Bioteknologi dikembangkan untuk meningkatkan nilai bahan mentah
dengan memanfaatkan kemampuan mikroorganisme atau bagian-bagiannya
misalnya bakteri. Selain itu bioteknologi juga memanfaatkan sel tumbuhan atau sel
hewan yang dibiakkan sebagai bahan dasar sebagai proses industri. Penerapan
bioteknologi pada umumnya mencakup produksi sel atau biomassa dan perubahan
atau transformasi kimia yang diinginkan. Transformasi kimia itu lebih lanjut dapat
dibagi menjadi dua sub bagian, yakni:
1. Pembentukan suatu produk akhir yang diinginkan, contohnya enzim anti biotik,
asam orgainik dan steroid.
2. Penguraian bahan sisa produksi, contohnya buangan air limbah, destruksi
buangan industri, atau tumpahan minyak.
Dewasa ini, penerapan bioteknologi sangat penting diberbagai bidang,
misalnya di bidang pengolahan bahan pangan, farmasi, kedokteran, pengolahan
limbah, pertambangan, dan lingkungan dan energi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Bioteknologi ?
2. Apa saja contoh pemanfaatan bioteknologi dibidang Lingkungan dan Energi ?

3
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Bioteknologi
2. Mengetahui apa saja peranan dan manfaat Bioteknolgi dalam Lingkungan dan
Energi.
D. Metode
Dalam pembuatan makalah ilmiah ini, kami menggunakan metode pustaka.
Yaitu dengan cara mencari sumber-sumber reverensi diberbagai media seperti
buku dan internet.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi adalah ilmu yang menggunakan prinsip-prinsip kehidupan
maupun sistem kehidupan organisme untuk menghasilkan produk yang berguna
dan ramah lingkungan. Secara tidak sadar, bioteknologi sudah diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Contohnya pembuatan yogurt menggunakan bakteri
Lactobacillus sp. Aplikasi Bioteknologi pada beberapa bidang :
1. Bioteknologi merah mewakili bioteknologi dalam bidang kesehatan. Dengan
mottonya “heal the world”, bioteknologi merah menghasilkan banyak produk
yang berperan serta dalam meningkatkan taraf kesehatan umat manusia.
Beberapa produk yang sangat umum digunakan dalam kesehatan adalah vaksin
dan antibiotik. Keduanya berupa suatu sistem yang dibuat untuk memperkuat
dan melatih respon imun tubuh terhadap penyakit tertentu. Bioteknologi merah
memiliki beberapa produk yang saat ini masih menjadi kontroversi seperti
cloning (kloning) yaitu penggandaan suatu makhluk hidup dan rekayasa
genetika. Dengan kloning, sangat memungkinkan dibuat suatu organisme baru
yang sangat persis dengan aslinya, baik itu manusia maupun hewan. Contoh
nyata hasil kloning adalah eve (manusia kloning pertama) dan domba Dolly.
Sedangkan rekayasa genetika memungkinkan untuk memodifikasi kecacatan
atau kekurangan pada makhluk hidup. Dengan rekayasa genetika, autisme dapat
dibasmi, down syndrome dapat dihilangkan, warna kulit seseorang dapat
diubah, tinggi badan dapat diatur, bentuk wajah dapat dimodifikasi, dsb.
Walaupun memiliki maksud yang baik, secara tidak langsung rekayasa genetika
mewakili sifat manusia yang tidak pernah puas dan tidak bersyukur dengan apa
yang diperoleh.
2. Bioteknologi hijau mewakili bioteknologi yang bergerak dalam bidang
agrikultur dan pangan. Tak mau kalah dengan bioteknologi merah, bioteknologi

5
hijau memiliki motto “feed the world”. Sesuai dengan mottonya, bioteknologi
hijau dapat memecahkan masalah pangan di dunia. GM Food (Genetically
Modified Food) adalah salah satu produk bioteknologi hijau yang sangat
terkenal. GM Food memiliki komposisi gizi yang dapat diatur sesuai kebutuhan
gizi manusia. Salah satu produk GM Food adalah makanan-makanan yang telah
difortivikasi dengan vitamin maupun mineral, seperti margarin dan mentega
yang di fortivikasi dengan vitaminA.
Golden rice merupakan perbincangan hangat di kalangan ilmuwan
bioteknologi. Golden rice merupakan hasil rekayasa pada padi, sehingga bulir-
bulir padi yang dihasilkan berwarna kuning keemasan karena telah difortivikasi
dengan beta karoten. Golden rice dibuat untuk menanggulangi defisiensi
vitamin A pada anak-anak kecil di Afrika.
3. Bioteknologi biru adalah bioteknologi yang bergerak dalam bidang perairan dan
kelautan. Bioteknologi biru berupaya untuk mengembalikan keseimbangan
ekosistem laut sebagai akibat dari pemanasan global. Namun, bioteknologi biru
juga dapat menjadi industri yang hebat tanpa merusak lingkungan. Salah
satunya adalah produksi nori (rumput laut) secara masal, rekayasa genetika
pada ikan untuk memodifikasi ukuran ikan, dan pembuatan golden pearl di
filipina. Golden pearl adalah mutiara berwarna emas yang dihasilkan oleh
tiram-tiram mutiara yang telah direkayasa genetikanya sehingga dapat
menghasilkan mutiara yang berkilauan seperti emas.
4. Bioteknologi abu-abu adalah bioteknologi yang bergerak dalam bidang
lingkungan. Tujuan utama bioteknologi abu-abu sesuai mottonya “help the
world” adalah penyelamatan lingkungan yang kian lama kian rusak oleh
perbuatan manusia. Produk bioteknologi abu-abu yang sangat familiar adalah
biodegradable plastic, merupakan plastik yang mudah didegradasi oleh
organisme-organisme uniseluler berupa mikroba. Sudah banyak market-market
di Indonesia yang menggunakan biodegradable plastic ini. Kebanyakan

6
organisasi yang bergerak dalam bidang bioteknologi abu-abu bersifat non-profit
dan bertujuan untuk menyelamatkan bumi kita tercinta.
5. Bioteknologi putih adalah penerapan bioteknologi dalam bidang industri.
Bioteknologi putih juga memiliki satu motto terkenal, yaitu “fuel the world”.
Bioteknologi putih berkaitan dengan erat untuk memperbaiki bumi. Salah satu
faktor yang merusak atmosfer bumi adalah karbon dioksida yang dihasilkan
oleh pembakaran di pabrik maupun kendaraan bermotor. Bioteknologi putih
memperkirakan semuanya itu. Pembuatan cerobong asap dengan prinsip
koagulasi memungkinkan gas karbon dioksida yang dihasilkan pabrik dapat
dikumpulkan dan tidak lepas ke udara bebas. Selain itu, pembuatan bio-ethanol
dan bio-diesel merupakan bentuk kepedulian untuk mengurangi emisi karbon
dioksida pada asap kendaran bermotor. Kedua bahan bakar tersebut
menggunakan tumbuh-tumbuhan dan alga sebagai bahan baku produksi. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi pemakaian minyak bumi yang semakin menipis.

B. Bioteknologi dalam Bidang Lingkungan dan Energi


Beberapa contoh Bioteknologi dalam bidang lingkungan dan energi antara
lain biofuel, biodiesel, energi dari limbah biomassa dan lainnya.
a. Biofuel
Bahan bakar hayati atau biofuel adalah setiap bahan bakar
baik padatan, cairan ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik.
Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak
langsung dari limbah industri, komersial, domestik atau pertanian. Ada tiga cara
untuk pembuatan biofuel: pembakaran limbah organik kering (seperti buangan
rumah tangga, limbah industri dan pertanian), fermentasi limbah basah (seperti
kotoran hewan) tanpa oksigen untuk menghasilkan biogas (mengandung hingga
60 %  metana), atau fermentasi tebu atau jagung untuk
menghasilkan alkohol dan ester, dan energi dari hutan (menghasilkan kayu dari
tanaman yang cepat tumbuh sebagai bahan bakar).

7
Proses fermentasi menghasilkan dua tipe biofuel: alkohol dan ester. Bahan-
bahan ini secara teori dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar
fosil tetapi karena kadang-kadang diperlukan perubahan besar pada mesin,
biofuel biasanya dicampur dengan bahan bakar fosil. Uni Eropamerencanakan
5,75 persen etanol yang dihasilkan dari gandum, bit, kentang atau jagung
ditambahkan pada bahan bakar fosil pada tahun 2010 dan 20 persen pada 2020.
Sekitar seperempat bahan bakar transportasi di Brazil tahun 2002 adalah etanol.
Biofuel menawarkan kemungkinan memproduksi energi tanpa
meningkatkan kadar karbon di atmosfer karena berbagai tanaman yang
digunakan untuk memproduksi biofuel mengurangi kadar karbondioksida di
atmosfer, tidak seperti bahan bakar fosil yang mengembalikan karbon yang
tersimpan di bawah permukaan tanah selama jutaan tahun ke udara. Dengan
begitu biofuel lebih bersifat carbon neutral dan sedikit meningkatkan
konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer (meski timbul keraguan apakah
keuntungan ini bisa dicapai di dalam prakteknya). Penggunaan biofuel
mengurangi pula ketergantungan pada minyak bumi serta meningkatkan
keamanan energi.
Ada dua strategi umum untuk memproduksi biofuel. Strategi pertama
adalah menanam tanaman yang mengandung gula (tebu, bit gula, dan sorgum
manis ) atau tanaman yang mengandung pati/polisakarida (jagung), lalu
menggunakan fermentasi ragi untuk memproduksi etil alkohol. Strategi kedua
adalah menanam berbagai tanaman yang kadar minyak sayur/nabatinya tinggi
seperti kelapa sawit, kedelai, alga, atau jathropa. Saat dipanaskan, maka
keviskositasan minyak nabati akan berkurang dan bisa langsung dibakar di
dalam mesin diesel, atau minyak nabati bisa diproses secara kimia untuk
menghasilkan bahan bakar seperti biodiesel. Kayu dan produk-produk
sampingannya bisa dikonversi menjadi biofuel seperti gas
kayu, metanol atau bahan bakar etanol.

8
b. Energi Bahan Bio dari Limbah
Penggunaan limbah biomassa untuk memproduksi energi mampu
mengurangi berbagai permasalahan manajemen polusi dan pembuangan,
mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, serta mengurangi emisi gas rumah
kaca. Uni Eropa telah mempublikasikan sebuah laporan yang menyoroti potensi
energi bio yang berasal dari limbah untuk memberikan kontribusi bagi
pengurangan pemanasan global. Laporan itu menyimpulkan bahwa pada tahun
2020 nanti 19 juta ton minyak tersedia dari biomassa, 46% dari limbah bio:
limbah padat perkotaan, residu pertanian, limbah peternakan, dan aliran limbah
terbiodegradasi yang lain.
Tempat penampungan akhir sampah menghasilkan sejumlah gas karena
limbah yang dipendam di dalamnya mengalamipencernaan anaerobik. Secara
kolektif gas-gas ini dikenal sebagai landfill gas (LFG) atau gas tempat
pembuangan akhir sampah. Landfill gas bisa dibakar baik secara langsung
untuk menghasilkan panas atau menghasilkan listrik bagi konsumsi publik.
Landfill gas mengandung sekitar 50% metana, gas yang juga terdapat di
dalam gas alam.
Biomassa bisa berasal dari limbah materi tanaman. Gas dari tempat
penampungan kotoran manusia dan hewan yang memasuki atmosfer merupakan
hal yang tidak diinginkan karena metana adalah salah satu gas rumah kaca yang
potensil pemanasan globalnya melebihi karbondioksida. Frank Keppler dan
Thomas Rockmann menemukan bahwa tanaman hidup juga memproduksi
metana CH4.
c. Bahan bakar berbentuk cair bagi transportasi
Sebagian besar bahan bakar transportasi berbentuk cairan, sebab berbagai
kendaraan biasanya membutuhkan kepadatan energi yang tinggi. Kendaraan
biasanya membutuhkan kepadatan kekuatan yang tinggi yang bisa disediakan
oleh mesin pembakaran dalam. Mesin ini membutuhkan bahan bakar
pembakaran yang bersih untuk menjaga kebersihan mesin dan

9
meminimalisir polusi udara. Bahan bakar yang lebih mudah dibakar dengan
bersih biasanya berbentuk cairan dan gas. Dengan begitu cairan (serta gas-gas
yang bisa disimpan dalam bentuk cair) memenuhi persyaratan pembakaran
yang portabel dan bersih. Selain itu cairan dan gas bisa dipompa, yang berarti
penanganannya mudah dimekanisasi, dan dengan begitu tidak membutuhkan
banyak tenaga.
d. Biofuel generasi pertama
Biofuel generasi pertama menunjuk kepada biofuel yang terbuat
dari gula, starch, minyak sayur, atau lemak hewanmenggunakan teknologi
konvensional. Biofuel generasi pertama yang umum didaftar sebagai berikut.
1. Minyak sayur
Minyak sayur dapat digunakan sebagai makanan atau bahan bakar;
kualitas dari minyak dapat lebih rendah untuk kegunaan bahan bakar.
Minyak sayur dapat digunakan dalam mesin diesel yang tua (yang
dilengkapi dengan sistem injeksi tidak langsung, tapi hanya dalam iklim
yang hangat. Dalam banyak kasus, minyak sayur dapat digunakan untuk
memproduksi biodiesel, yang dapat digunakan kebanyakan mesin diesel bila
dicampur dengan bahan bakar diesel konvensional. MAN B&W
Diesel, Wartsila dan Deutz AG menawarkan mesin yang dapat digunakan
langsung dengan minyak sayur. Minyak sayur bekas yang diproses menjadi
biodiesel mengalami peningkatan, dan dalam skala kecil, dibersihkan dari air
dan partikel dan digunakan sebagai bahan bakar.
2. Biodiesel
Biodiesel merupakan biofuel yang paling umum di Eropa. Biodiesel
diproduksi dari minyak atau lemak menggunakantransesterifikasi dan
merupakan cairan yang komposisinya mirip dengan diesel mineral. Nama
kimianya adalah methyl asam lemak (atau ethyl) ester (FAME). Minyak
dicampur dengan sodium hidroksida dan methanol (atau ethanol_ dan reaksi

10
kimia menghasilkan biodiesel (FAME) dan glycerol. 1 bagian glycerol
dihasilkan untuk setiap 10 bagian biodiesel.
3. Bioalkohol
Alkohol yang diproduksi secarai biologi, yang umum adalah ethanol,
dan yang kurang umum adalah propanol dan butanol, diproduksi dengan
aksi mikroorganisme dan enzym melalui fermentasi gula atau starch, atau
selulosa. Biobutanol seringkali dianggap sebagai pengganti langsung bensin,
karena dapat digunakan langsung dalam mesin bensin.
Butanol terbentuk dari fermentasi ABE (aseton, butanol, etanol) dan
eksperimen modifikasi dari proses tersebut memperlihatkan potensi yang
menghasilkan energi yang tinggi dengan butanol sebagai produk cair.
Butanol dapat menghasilkan energi yang lebih banyak dan dapat terbakar
"langsung" dalam mesin bensin yang sudah ada (tanpa modifikasi
mesin). Dan lebih tidak menyebabkan korosi dan kurang dapat tercampur
dengan air dibanding ethanol, dan dapat didistribusi melalui infrastruktur
yang telah ada. Dupont dan BP bekerja sama untuk menghasilkan butanol.
Bahan bakar etanol merupakan biofuel paling umum di dunia,
terutama bahan bakar etanol di Brasil. Bahan bakar alkoholdiproduksi
dengan cara fermentasi gula yang dihasilkan dari gandum, jagung, bit
gula, tebu, molasses dan gula atau amilum yang dapat dibuat minuman
beralkohol (seperti kentang dan sisa buah, dll). Produksi etanol
menggunakan digesti enzimuntuk menghasilkan gula dari
amilum, fermentasi gula, distilasi dan pengeringan. Proses ini membutuhkan
banyak energi untuk pemanasan (seringkali menggunakan gas alam).
Produksi etanol selulosa menggunakan tanaman non-pangan atau
produk sisa yang tak bisa dikonsumsi, yang tidak mengakibatkan dampak
pada siklus makanan.
Memproduksi etanol dari selulosa merupakan langkah-tambahan
yang sulit dan mahal dan masih menunggu penyelesaian masalah teknis.

11
Ternak yang memakan rumput dan menggunakan proses digestif yang
lamban untuk memecahnya menjadiglukosa (gula). Dalam
laboratorium ethanol selulosik, banyak proses eksperimental sedang
dilakukan untuk melakukan hal yang sama, dan menggunakan cara tersebut
untuk membuat bahan bakar ethanol.
Ethanol dapat digunakan dalam mesin bensin sebagai
pengganti bensin, ethanol dapat dicampur dengan bensin dengan persentase
tertentu. Kebanyakan mesin bensin dapat beroperasi menggunakan
campuran ethanol sampai 15% dengan bensin. Bensin dengan ethanol
memiliki angka oktan yang lebih tinggi, yang berarti mesin dapat terbakar
lebih panas dan lebih efisien.
Bahan bakar etanol memiliki BTU yang lebih rendah, yang berarti
memerlukan lebih banyak bahan bakar untuk melakukan perjalan dengan
jarak yang sama. Dalam mesin kompresi-tinggi, dibutuhkan bahan bakar
dengan sedikit ethanol dan pembakaran lambat untuk mencegah pra-
ignisi yang merusak (knocking).
Ethanol sangat korosif terhadap sistem pembakaran, selang dan
gasket karet, aluminium, dan ruang pembakaran. Oleh karena itu
penggunaan bahan bakar yang mengandung alkohol ilegal bila digunakan
pesawat. Untuk campuran ethanol konsentrasi tinggi atau 100%, mesin perlu
dimodifikasi.
Ethanol yang meyebabkan korosif tidak dapat disalurkan melalui
pipa bensin, oleh karena itu diperlukan truk tangki stainless-steel yang lebih
mahal, meningkatkan konsumsi biaya dan energi yang dibutuhkan untuk
mengantar ethanol ke konsumen.
Banyak produsen kendaraan sekarang ini memproduksi kendaraan
bahan bakar fleksibel, yang dapat beroperasi dengan kombinasi bioethanol
dan bensin, sampai dengan 100% bioethanol.

12
Alkohol dapat bercampur dengan bensin dan air, jadi bahan bakar
etanol dapat tercampur setelah proses pembersihan dengan menyerap
kelembaban dari atmosfer. Air dalam bahan bakar ethanol dapat mengurangi
efisiensi, menyebabkan mesin susah dihidupkan, menyebabkan gangguan
operasi, dan mengoksidasi aluminum (karat pada karburator dan komponen
dari besi).
4. BioGas
Biogas diproduksi dengan proses digesti anaerobik dari bahan
organik oleh anaerobe. Biogas dapat diproduksi melalui bahan sisa yang
dapat terurai atau menggunakan tanaman energi yang dimasukan ke
dalam pencerna anaerobik untuk menambah gas yang dihasilkan. Hasil
sampingan, digestate, dapat digunakan sebagai bahan bakar bio atau pupuk.
Biogas mengandung methane dan dapat diperoleh dari digester
anaerobik industri dan sistem pengelolaan biologi mekanik. Gas sampah
adalah sejenis biogas yang tidak bersih yang diproduksi dalam tumpukan
sampah melalui digesti anaerobik yang terjadi secara alami. Bila gas ini
lepas ke atmosfer, gas ini merupakan gas rumah kaca.
Minyak dan gas dapat diproduksi dari sejumlah limbah biologi:
1) Depolimerisasi termal limbah dapat mengekstrak metana dan minyak
lain yang serupa dengan minyak bumi.
2) GreenFuel Technologies Corporation mengembangkan sistem bioreactor
yang telah dipatenkan menggunakan nontoxic fotosintesis ganggang
untuk mengambil gas buangan dari cerobong asap dan menghasilkan
biofuel seperti biodiesel, biogas dan bahan bakar kering sebanding
dengan batubara.
e. Biofuel generasi kedua
Para pendukung biofuel mengklaim telah memiliki solusi yang lebih baik
untuk meningkatkan dukungan politik serta industri untuk, dan percepatan,
implementasi biofuel generasi kedua dari sejumlah tanaman yang tidak

13
digunakan untuk konsumsi manusia dan hewan, di antaranya cellulosic
biofuel. Proses produksi biofuel generasi kedua bisa menggunakan berbagai
tanaman yang tidak digunakan untuk konsumsi manusia dan hewan yang
diantaranya adalah limbah biomassa, batang/tangkai gandum, jagung, kayu, dan
berbagai tanaman biomassa atau energi yang spesial (contohnya Miscanthus).
Biofuel generasi kedua (2G) menggunakan teknologi biomassa ke cairan,
diantaranya cellulosic biofuel dari tanaman yang tidak digunakan untuk
konsumsi manusia dan hewan.
Sebagian besar biofuel generasi kedua sedang dikembangkan
seperti biohidrogen, biometanol, DMF, Bio-DME, Fischer-Tropsch diesel,
biohydrogen diesel, alkohol campuran dan diesel kayu. Produksi cellulosic
ethanol mempergunakan berbagai tanaman yang tidak digunakan untuk
konsumsi manusia dan hewan atau produk buangan yang tidak bisa dimakan.
Memproduksi etanol dari selulosa merupakan sebuah permasalahan teknis yang
sulit untuk dipecahkan. Berbagai hewan ternak pemamah biak (seperti sapi)
memakan rumput lalu menggunakan proses pencernaan yang berkaitan dengan
enzim yang lamban untuk menguraikannya menjadi glukosa (gula). Di dalam
labolatorium cellulosic ethanol, berbagai proses eksperimen sedang
dikembangkan untuk melakukan hal yang sama, lalu gula yang dihasilkan bisa
difermentasi untuk menjadi bahan bakar etanol. Para ilmuwan juga sedang
bereksperimen dengan sejumlah organisme hasil rekayasa genetik penyatuan
kembali DNA yang mampu meningkatkan potensi biofuel seperti pemanfaatan
tepung Rumput Gajah (Panicum virgatum). Jerami tanaman minyak biji Rapa
sebagai salah satu sumber energi alternatif penting dimasa depan.
f. Bioremediasi
Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk
mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-
enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun
dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang

14
disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung
pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi
tidak kompleks, dan akhirnya menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak
beracun.
Sejak tahun 1900an, orang-orang sudah
menggunakan mikroorganisme untuk mengolah air pada saluran air. Saat ini,
bioremediasi telah berkembang pada perawatan limbah buangan yang
berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk didegradasi), yang
biasanya dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk dalam polutan-
polutan ini antara lain logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan
senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan lain-
lain. Banyak aplikasi-aplikasi baru menggunakan mikroorganisme untuk
mengurangi polutan yang sedang diujicobakan. Bidang bioremediasi saat ini
telah didukung oleh pengetahuan yang lebih baik mengenai bagaimana polutan
dapat didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi jenis-jenis mikroba yang
baru dan bermanfaat, dan kemampuan untuk meningkatkan bioremediasi
melalui teknologi genetik. Teknologi genetik molekular sangat penting untuk
mengidentifikasigen-gen yang mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi.
Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman
kita tentang bagaimana mikroba-mikroba memodifikasi polutan beracun
menjadi tidak berbahaya.
Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium
dapat lebih efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan
yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalah bakteri "pemakan minyak".
Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya
ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh lebih cepat jika
dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan yang diciptakan
di laboratorium yang telah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum
berhasil dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai

15
komponen berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun belum mampu
untuk mendegradasi komponen-komponen molekular yang lebih berat yang
cenderung bertahan di lingkungan.
1. Jenis-jenis bioremediasi
Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut:
a. Biostimulasi
Nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas, ditambahkan ke
dalam air atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan
aktivitas bakteri remediasi yang telah ada di dalam air atau tanah tersebut.
b. Bioaugmentasi
Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan
tertentu ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar. Cara ini
yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu
tempat. Namun ada beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini
digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar
agar mikroorganisme dapat berkembang dengan optimal. Para ilmuwan
belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam
bioremediasi, dan mikroorganisme yang dilepaskan ke lingkungan yang
asing kemungkinan sulit untuk beradaptasi.
c. Bioremediasi Intrinsik
Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air atau tanah
yang tercemar. Di masa yang akan datang, mikroorganisme rekombinan
dapat menyediakan cara yang efektif untuk mengurangi senyawa-senyawa
kimiawi yang berbahaya di lingkungan kita. Bagaimanapun, pendekatan
itu membutuhkan penelitian yang hati-hati berkaitan dengan
mikroorganisme rekombinan tersebut, apakah efektif dalam mengurangi
polutan, dan apakah aman saat mikroorganisme itu dilepaskan ke
lingkungan.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bioteknologi adalah terapan biologi yang melibatkan disiplin ilmu
mikrobilogi, biokimia, genetika, dan biologi monokuler. Definisi bioteknologi
secara klasik atau konvensional adalah teknologi yang memanfaatkan agen hayati
atau bagian-bagiannya untuk menghasilkan barang dan jasa dalam skala industri
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan jika ditinjau secara modern,
bioteknolofi adalah pemanfaatan agen hayati atau bagian-bagian yang sudah
direkayasa secara in vitro untuk mrenghasilkan barang dan jasa pada skala
industri. Bioteknologi dikembangkan untuk meningkatkan nilai bahan mentah
dengan memanfaatkan kemampuan mikroorganisme atau bagian-bagiannya
misalnya bakteri. Selain itu bioteknologi juga memanfaatkan sel tumbuhan atau sel
hewan yang dibiakkan sebagai bahan dasar sebagai proses industri. Penerapan
bioteknologi pada umumnya mencakup produksi sel atau biomassa dan perubahan
atau transformasi kimia yang diinginkan.
B. Saran
Penulis mengharapkan ilmu Biologi Terapan ini, terutama pada bidang
Lingkungan dan Energi dapat dimanfaatkan dan diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari serta dapat dikembangkan sebagai energy terbarukan.

17
DAFTAR PUSAKA

http://maujud-d.blogspot.com/2013//08/biologi-terapan

www.id.wikipedia.org/wiki/bioteknologi

www.id.wikipedia.org/wiki/biofuel

Anda mungkin juga menyukai