Anda di halaman 1dari 12

JAWABAN UTS

MATA KULIAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Nama Rana
Nim 20190104014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


MUHAMMADIYAH MAUMERE

2020/2021

1. Perkembangan peserta didik adalah mata kuliah mendukung


kompetensi pedagogik, jelaskan dan berikan contohnya!
Jawab :
Pedagogik adalah ilmu menuntun anak yang membicarakan masalah atau persoalan-
persoalan dalam pendidikan dan kegiatan-kegiatan mendidik, seperti tujuan pendidikan,
alat pendidikan, cara melaksanakan pendidikan, anak didik, pendidik, dan sebagainya.
Dalam UU No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi pedagogik merupakan
kemampuan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran yang berhubungan
dengan peserta didik, meliputi pemahaman wawasan atau landasan kependidikan,
pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum atau silabus, perancangan
pembelajaran, pelaksanaan pembalajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan
teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasi bebbagai potensi yang dimilikinya. Mata kuliah perkembangan peserta
didik adalah salah satu mata kuliah yang mendukung kompetensi pedagogik karena mata
kuliah perkembangan peserta didik mengajarkan teori mendidik yang mempersoalkan apa
dan bagaimana cara mendidik sebaik-baiknya serta mengajarkan untuk mengenali dan
mengaktualisasikan potensi yang dimiliki peserta didik. Dalam mata kuliah perkembangan
peserta didik, mahasiswa dituntut untuk:

a. Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan


Dalam hal ini, guru sebagai salah satu pendidik yang memiliki peran penting
dalam upaya peningkatan mutu pendidikan bangsa, tentulah harus memiliki
pemahaman wawasan dan landasan pendidikan sebagai pengetahuan dasar yang
kelak akan di ajarkan kepada peserta didik.
b. Pemahaman peserta didik
Peserta didik merupakan setiap orang yang siap menerima pengaruh dari
seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Seorang
pendidik tentulah harus memahami peserta didiknya agar tercapai proses
pembelajaran yang efektif sehingga mendapat hasil yang optimal. Beberapa aspek
penting yang harus dipahami oleh seorang pendidik adalah tingkat kecerdasan,
kreativitas,kondisi fisik, maupun pengembangan kognitif dari peserta didik.
c. Pengembangan kurikulum/silabus
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pembelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Silabus adalah
seperangkat rencana dan pengaturan untuk membantu mengembangkan seluruh
potensi yang meliputi kemampuan fisik, intelektual, emosional, juga moral agama.
Pengembangan kedua aspek tersebut diperlukan agar tudak terjadi kejenuhan
dalam proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran akan lebih efektif.
Sebagai pendidik akan lebih baik jika kita menyesuaikan kurikulum/silabus
dengan kemampuan dan kebutuhan peserta didik sehingga akan mendapat hasil
yang optimal.
d. Perancangan pembelajaran
Perancangan pembelajaran sangat penting dalam persiapan sebelum
menyampaikan materi kepada peserta didik. Perancangan pembelajaran yang baik
akan menuntun kea rah yang sistematis, sehingga materi yang disampaikan tidak
terlalu kacau.
e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dan dialogis
Disamping segai pengajar, guru juga bertindak sebagai pendidik. Pelaksanaan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis diharapkan dapat membentuk karakter
dari peserta didik.
f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran
Di zaman yang semakin maju, pendidik diharapkan dapat menggunakan
teknologi yang sedang berkembang di masyarakat terutama guna mendukung
proses pembelajaran itu sendiri.
g. Evaluasi hasil belajar
Evaluasi hasil belajar diperlukan guna melihat seberapa besar kesuksesan
hasil dari proses pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya.

2. Jelaskan secara singkat karakteristik perkembangan intelektual remaja


dan bagaimana aplikasinya di sekolah!

Jawab :
Intelektual merupakan kemampuan untuk melakukan abstraksi serta berpikir logis dan
cepat sehingga dapat bergerak dan menyesusaikan diri terhadap situasi baru. Piaget
membagi empat tahapan perkembangan intelektual/kognitif, yaitu tahap sensori motoris,
tahap praoperasional, tahap operasional konkret, dan tahap operasional formal. Setiap
tahapan memiliki karakteristik tersendiri sebagai aplikasi kemampuan intelektual individu
sesuai dengan tahap perkembangannya.
1. Karakteristik tahap sensori-motoris
Perkembangan intelektual pada tahap ini, dibagi oleh piaget menjadi enam fase, yang
terjadi ketika kita baru lahir sampai berusia 2 tahun. Pada tahap ini, perkembangan
intelektual individu ditandai dengan:

a) Segala tindakannya masih bersifat naluriah


b) Aktivitas pengalaman didasarkan pada pengalaman indra
c) Individu baru dapat melihat dan meresapi pengalaman, namun belum mampu
mengategorikannya
d) Individu mulai belajar mengenai objek-objek konkret melalui skema-skema sensori-
motoris nya.
2. Karakteristik tahap praoperasional
Pada tahap ini, karakteristik perkembangan terjadi ketika anak mulai beranjak remaja.
Tahap ini ditandai dengan karakteristik menonjol yakni:
a) Individu telah mengombinasikan dan mentransformasikan berbagai informasi
b) Individu telah mampu mengemukakan alas an-alasan dalam menyatakan ide-ide
c) Individu telah mengerti adanya hubungan sebab akibat dalam suatu peristiwa konkret,
meskipun logika hubungan sebab akibat belum tepat
d) Cara berpikir individual bersifat egosentris ditandai oleh tingkah laku berpikir
imajinatif, berbahasa egosentris, memiliki aku yang tinggi, menampakkan dorongan
ingin tahu yang tinggi, dan perkembangan bahasa mulai pesat.
3. Karakteristik tahap operasional konret
Karakterisrik perkembangan intelektual pada tahap ini terjadi ketika seorang individu
remaja. Tahap operasional komkret ditandai dengan karakteristik menonjol bahwa segala
sesuatu dipahami sebagaimana tampak saja atau sebagaimana kenyataan mereka alami.
Jadi, cara berpikir individu belum menangkap yang abstrak meskipun cara berpikirnya
sudah tampak simetris dan logis. Dalam memahami konsep, individu sangat terikat kepada
proses mengalami sendiri. Artinya, mudah memahami konsep apabila pengertian konsep
tersebut dapat diamati atau melakukan sesuatu yang berkaitan dengan konsep tersebut.

4. Karakteristik tahap operasional formal


Tahap ini terjadi ketika individu beranjak dewasa. Tahap operasional formal ditandai
dengan karakteristik menonjol sebagai berikut:
a) Individu dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi Individu
mulai mampu berpikir logis dengan objek-objek yang abstrak
b) Individu mulai mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat hipotesis
c) Individu bahkan mulai mampu membuat perkiraan (forecasting) di masa depan
d) Individu mulai mampu untuk menginstropeksi diri
e) Individu mulai mampu membayangkan peranan-peranan yang akan diperankan
sebagai orang dewasa Individu mulai mampu untuk menyadari diri mempertahankan
kepentingan masyarakat di lingkungannya dan seseorang dalam masyarakat.
Aplikasi di sekolah:
Berdasarkan empat tahap perkembangan intelektual remaja, karakteristik perkembangan
intelektual remaja terjadi pada tahap praoperasional dan tahap operasional konkret.
Beberapa hal yang paling menonjol yang terjadi di sekolah ketika anak memasuki usia
remaja adalah anak memiliki egosentris, memiliki ke-aku yang tinggi, menampakkan
dorongan ingin tahu yang tinggi, bahkan segala sesuatu yang dipahami belum mencapai
ranah logistik yang tinggi. Melalui proses pembelajaran,pendidik  dapat membantu
mengembangkan kemampuan intelektual anak agar potensi yang dimiliki setiap individu
terwujud sesuai dengan perbedaan masing-masing.
Sebelum mencap kemapuan intelektual dari seorang individu, sebaiknya pendidik terlebih
dahulu memahami faktor yang mempengaruhi perkembangan dan perbedaan kemampuan
intelektual pada anak, seperti hereditas, kematangan alat berpikir, pengalaman fisik,
pengalaman sosial, juga keseimbangan yang telah dicapainya. Sebagai seorang pendidik,
beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan kemampuan intelektual dari anak
adalah sebagai berikut:
a) Seorang pendidik seharusnya dapat menerima peserta didik secara positif dengan segala
kekurangan dan kelebihan individu.
b) Menciptakan suasana dimana peserta didik tidak merasa terlalu dinilai oleh orang lain.
c) Memberikan pengertian dan pengarahan pada peserta didik.
d) Memberikan suasana psikologis yang aman bagi peserta didik untuk mengemukakan
pikiran-pikirannya sehingga terbiasa berani mengembangkan pemikirannya sendiri.

3. Jelaskan secara singkat karakteristik perkembangan emosi remaja dan


bagaimana aplikasinya dalam pendidikan!

Jawab :
Emosi merupakan perasaan-perasaan yang dipengaruhi oleh warna afektif. Karakteristik
perkembangan emosi remaja sejalan dengan perkembangan masa remaja itu sendiri, yaitu
sebagai berikut.
a) Perubahan fisik tahap awal pada periode pra remaja disertai sikap kepekaan terhadap
rangsangan-rangsangan dari luar menyebabkan respon yang berlebihan sehingga mereka
mudah tersinggung dan cengeng, tetapi juga cepat merasa senang bahkan meledak-ledak
b) Perubahan fisik yang semakin tampak jelas pada periode remaja awal menyebabkan
mereka cenderung menyendiri sehingga tidak jarang pula merasa terasing, kurang
perhatian, atau bahkan merasa tidak ada orang yang mau memperdulikannya.
c) Periode remaja tengah sudah semakin menyadari pentingnya nilai-nilai yang dapat
dipegang teguh sehinga jika melihat fenomena yang terjadi di masyarakat yang
menunjukkan adanya kontradiksi dengan membentuk nilai-nilai mereka sendiri yang
mereka anggap benar, baik dan pantas untuk dikembangkan dikalangan mereka sendiri.
Terlebih jika ada orang dewasa/orang tua disekitarnya yang ingin memaksakan nilai-
nilainya.
d) Periode remaja akhir mulai memadang dirinya sebagai orang dewasa dan mulai
menunjukkan pemikiran, sikap, dan perilaku yang semakin dewasa. Oleh sebab itu,
orang tua dan masyarakat mulai memberikan kepercayaan yang selayaknya kepada
mereka. Interaksi dengan orang lain pun semakin baik dan lancer dan emosinya mulai
stabil. Perasaan yang sring muncul pada tahap ini seperti cinta/kasih sayang, gembira,
rasa marah, juga ketakutan dan kecemasan.
Aplikasi dalam pendidikan:
Tahap emosi remja yang cenderung labil pada perkembangannya di sekolah, dapat
dibantu dengan cara menanamkan nilai-nilai dan moral yang baik kepada peserta didik. Hal
tersebut dapat diwujudkan dengan adanya beberapa mata pelajaran di sekolah, seperti
pendidikan agama, budi pekerti, bimbingan konseling, serta beberapa mata pelajaran sejenis
yang diharapkan mampu menumbuhkembangkan nilai dan moral agar perkembangan emosi
peserta didik ebih stabil.
Diskusi terhadap masalah nilai dan moral antara guru dan peserta didik dianggap penting
agar tercipta sikap keterbukaan pada peserta didik. Sebagai akibatnya, pada diri peserta
didik itu sendiri tidak tercipta emosi-emosi yang negatif karena masalah yang dipendamn
terlalu lama. Selain diskusi, pertimbangan dalam menyelesaikan konflik juga penting untuk
diajarkan, disanalah pendidik membentuk karakter peserta didik agar lebih konsisten, logis,
dan bijak dalam menemukan jalan keluar dari suatu permasalahan.

4. Jelaskan secara singkat karakteristik perkembangan bahasa anak


remaja dan bagaimana aplikasinya dalam pembelajaran!

Jawab :
Bahasa adalah suatu kode atau sistem simbol dan urutan kata-kata yang diterima secara
konvensional untuk menyampaikan konsep-konsep atau ide-ide dan berkomunikasi
melalui penggunaan simbol-simbol yang di sepakati dan kombinasi simbol-simbol yang di
atur oleh ketentuan yang ada. Keterampilan bahasa bukan hanya sekedar bahasa lisan,
melainkan juga bahasa tulisan dan bahasa isyarat. Karakteristik perkembangan bahasa
remaja dijelaskan oleh tiga teori utama, yaitu:
a. Model behaviors 
Inti pandangan model ini adalah language is a function of reinforcement. Orang tua dan
guru mengajar anak berbicara dengan memberikan penguatan sebagai prinsip pendekatan
behaviorist terhadap tingkah laku verbal. Dengan pemberian penguatan ini anak belajar
memberi nama pada benda-benda secara tepat sehingga anak mengetahui arti kata-kata itu.
Hal ini dapat terjadi karena setiap kali anak berbuat suatu kesalahan akan segera dikoreksi
oleh guru juga orang tuanya atau masyarakat verbal lainnya melalui penguatan yang
selektif.
Penguasaan gramatika juga terjadi dengan cara yang sama. Menurut teori ini, anak-anak
mulanya merupakan tabula rasa. Kata-kata yang di dengarnya disimpan dalam ingatan
melalui asosiasi. Kemudian dalam observasinya sehari-hari terhadap lingkungan, ia
melihat adanya suatu hubungan antara entry (kombinasi antara objek dengan person)
dengan suatu aksi tertentu. Lama-lama terjadi asosiasi yang kuat antara keduanya dan
asosiasi tersebut disimpannya dalam ingatan. Makin banyak asosiasi yang terjadi dan
disimpan dalam ingatannya.

b. Model linguistic
Menurut Chomsky, anak-anak dilahirkan dengan dilengkapi kemampuan untuk
berbahasa. Melalui kontak dengan lingkungan social, kemampuan berbahasa tersebut akan
tampak dalam berperilaku berbahasa. Dari sudut pandang ini, bahasa adalah suatu
kemampuan yang khas yang dimiliki manusia. Selain itu perolehan bahasa tidak dengan
cara induksi melainkan karena manusia secara biologis memang sudah di programkan
untuk memperoleh bahasa. Hampir semua anak memformulasikan data-data bahasa yang
diperoleh melalui hipotesis testing dan lambat laun akan menguasai teori tentang gramatik.
Seorang anak bukanlah suatu tabula rasa, melainkan telah mempunyai faculty of
language. Faculty ini adalah khas manusia. Faculty ini berdiri sendiri dan tidak
bergantung pada faculty lain seperti berfikir, pengamatan, dan sebagainya. Apabila
seorang anak memiliki faculty of language maka semua anak di dunia ini akan
mengembangkan tipe-tipe bahasa yang sama yang berarti ada suatu ciri universal dalam
segala macam bahasa.

c. Model kognitif
Model ketiga ini adalah pandangan terbaru mengenai perolehan bahasa pada anak.
Pandangannya disebut dengan model proses atau analisis strategi. Inti dari pendekatan
baru ini adalah suatu model kognitif untuk bahasa yang mencoba menjelasakan bagaimana
bahasa itu diproses secatra kognitif dan bagaimana manifestasinya dalam tingkah laku.
Model ini berusaha menghubungkan segi performance dan segi kompetensi. Hal yang
belum diungkapkan oleh kedua pendekatan tersebut.

Aplikasi dalam pembelajaran:


Bahasa adalah alat komunikasi yang paling efektif dalam pergaulan sosial. Penggunaan
bahasa yang baku dan komunikatif dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan
berbahasa pada peserta didik. Semua pihak yang berperan dalam proses pembelajaran
akan dapat ikut serta secara aktif dan produktif sehingga mendapat hasil yang optimal.
Selain itu, sebagai pendidik sebaiknya kita melihat sebatas mana kemampuan peserta didik
dalam berbahasa sesuai dengan tingkatan/jenjang peserta didik. Penempatan berbahasa
yang benar akan menciptakan hasil yang lebih optimal juga. Apabila kegiatan
pembelajaran efektif, maka perkembangan bahasa anak akan dapat berjalan secara
optimal, begitu pula sebaliknya. Proses pembelajaran dengan sistem diskusi juga dapat
mengembangkan kemampuan berbahasa peserta didik. Seperangkat sistem dalam
berbahasa seperti fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan diskurs juga diharap dapat
berkembang. Beberapa faktor yang juga mempengaruhi perkembangan bahasa adalah
tempat, peserta komunikasi, tujuan komunikasi, isi komunikasi, gaya komunikasi, sarana
komunikasi, serta bentuk dan jenis komunikasi juga berpengaruh didalamnya.
5. Jelaskan secara singkat karakteristik perkembangan bakat anak remaja
dan apa yang dapat dilakukan guru dalam perkembangan bakat
tersebut!

Jawab :
Menurut menurut Depdiknas (2003) anak berbakat adalah mereka yang oleh psikolog
dan atau guru diidentifikasi oleh peserta didik yang telah mencapai prestasi memuaskan,
dan memiliki kemampuan intelektual umum yang berfungsi pada taraf cerdas, kreatifitas
yang memadai dan keterikatan terhadap tugas tergolong baik. Anak-anak berbakat
istimewa secara alami memiliki karakteristik yang khas yang membedakannya dengan
anak-anak normal. Karakteristik ini mencakup beberapa domain penting, termasuk di
dalamnya, seperti : domain intelektual-koginitif, domain persepsi-emosi, domain motivasi
dan nilai-nilai hidup, domain aktifitas, serta domain relasi sosial.
a. Karakteristik intelektual-kognitif
Anak berbakat pada tingkatan ini memiliki karakteristik seperti mempunyai ide-ide
yang orisinil, gagasan yang diluar kemampuan anak pada umumnya, memiliki ide kreatif,
mampu menghubungkan ide-ide yang tampak tidak berkaitan menjadi suatu konsep yang
utuh, mempunyai nalar yang tinggi, mampu mengatasi masalah yang rumit dengan cepat
serta pemecahan yang sederhana dan mudah dipahami, mempunyai perbendaharaan
kosakata yang banyak dan dapat mengartkulasikannya dengan jelas, mampu
berkomunikasi dengan baik dan cepat memahami pembicaraan atau pembelajaran yang
diberikan, memiliki daya ingat yang lama, serta kemampuan luar biasa lainnya yang
berhubungan dengan kecerdasan kognitif.

b. Karakteristik persepsi/emosi
Kecerdasan dalam tingkatan ini memiliki karakteristik emosi yang khas seperti,
perasaan yang sangat peka, gaya humor yang tidak lazim, perspektif dengan emosi orang
lain, eka terhadap perubahan kecil di lingkungan sekitar, introvert, terbuka dengan
pengalaman dan hal baru, memiliki ketulusan hati yang lebih dalam disbanding anak lain
pada umumnya, dan kecerdasan emosi lainnya.

c. Karakteristik motivasi dan nilai-nilai hidup


Anak berbakat pada tingkat ini biasanya memiliki sifat perfectsionis, memiliki standar
yang tinggi baik terhadap orang lain maupun dirinya, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,
madiri dan merasa tidak perlu bantuan orang lain serta tidak terpengaruh dengan pujian
dari luar, selalu berusaha mencari kebenaran, melakukan sesuatu atas dasar nilai filsafat
yang seringkali sulit dipahami orang lain, senang menghadapi resiko dan tantangan, peduli
dengan moralitas, memiliki minat yang beragam, serta kecersan lain yang berhubungan
dengan nilai kehidupan.

d. Karakteristik aktifitas
Anak berbakat pada tingkat ini umumnya mempunyai energy yang seolah tak pernah
habis, selalu aktif beraktifitas, sulit tidur dan cepat terbangun, sangat waspada, mampu
berkonsentrasi pada satu persoalan dalam waktu yang lama, tekun, gigih, pantang
menyerah, cepat bosan dengan situasi ruti, pikiran tidak pernah diam, selalu memunculkan
hal baru untuk dilakukan, spontanitas yang tinggi, dan lain sebagainya.

e. Karakteristik relasi sosial


Umunya anak senang mempertanyakan atau menggugat sesuatu yang telah mapan, sulit
berkompromi dengan pendapat umum, merasa diri berbeda, lebih maju dari orang lain,
merasa sendirian dalam berpikir atau saat merasakan suatu bentuk emosi, mudah jatuh iba,
empatik, senang membantu, senang berteman dan berdiskusi dengan orang yang usianya
lebih tua, dan lain sebagainya.

Hal yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan bakat peserta didik:
Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pendidik dalam mengembangkan bakat
peserta didik adalah pendidik terlebih dahulu harus memahami bakat apa yang dimiliki
peserta didik sehingga akan lebih mudah mengembangkannya. Setelah mengetahui apa
bakat yang dimiliki peserta didik, pendidik dapat memfasilitasi sarana dan prasarana yang
dibutuhkan dalam pengembangan bakat peserta didik tersebut. Namun, tidak sedikit dari
kita yang sulit menemukan apa sebenarnya bakat yang kita miliki, maka tugas pendidik
adalah memotivasi anak agar tidak putus asa dan pendidik dapat melakukan aksi-aksi yang
dapat membangkitkan minat anak. Proses pembelajaran yang digunakan diharap lebih
dinamis sehingga kreatifitas anak dan partisipasi anak dalam belajar akan lebih meningkat
dan perkembangan bakat anak dapat terasah.
6. Bagaimana karakteristik perkembangan sosial anak remaja, dan
bagaimana aplikasinya dalam pendidikan!

Jawab :
Perkembangan sosial adalah berkembangnya tingkat hubungan antar manusia
sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia. Hubungan sosial dimulai
dari tingkat yang sederhana yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin
dewasa, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian, tingkat hubungan
sosial juga berkembang menjadi amat kompleks. Kemampuan sosial anak diperoleh dari
berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya. Pada
masa remaja, berkembang ”social cognition”, yaitu kemampuan untuk memahami orang
lain. Remaja memahami orang lain sebagi individu yang unik, baik menyangkut sifat
pribadi, minat,nilai-nilai, maupun perasaannya. Pada masa ini juga berkembang sikap
”conformity”, yaitu kecenderungan untuk menyerah atau megikuti opini, pendapat, nilai,
kebiasaan, kegemaran atau keinginan orang lain (teman sebaya). Apabila kelompok teman
sebaya yang diikuti menampilkan sikap dan perilaku yang secara moral dan agama dapat
dipertanggungjawabkan maka kemungkinan besar remaja tersebut akan menampilkan
pribadinya yang baik. Sebaliknya, apabila kelompoknya itu menampilkan sikap dan
perilaku yang melecehkan nilai-nilai moral maka sangat dimungkinkan remaja akan
melakukan perilaku seperti kelompoknya tersebut. Perkembangan sosial manusia
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: keluarga, kematangan anak, status ekonomi
keluarga, tingkat pendidikan, dan kemampuan mental terutama emosi dan inteligensi

Aplikasi dalam pendidikan :


Dalam proses belajar di sekolah, kematangan perkembangan sosial ini dapat
dimanfaatkan atau dimaknai dengan memberikan tugas-tugas kelompok, baik yang
membutuhkan tenaga fisik maupun tugas yang membutuhkan pikiran. Hal ini dilakukan
agar peserta didik belajar tentang sikap dan kebiasaan dalam bekerja sama, saling
menghormati dan bertanggung jawab. Selain itu, pendidik juga harus mampu
mengembangkan proses pendidikan yang bersifat demokratis, guru harus berupaya agar
pelajaran yang diberikan selalu cukup menarik minat anak, sebab tidak jarang anak
menganggap pelajaran yang diberikan oleh guru kepadanya tidak bermanfaat. Tugas guru
tidak hanya semata-mata mengajar tetapi juga mendidik. Artinya, selain menyampaikan
pelajaran sebagai upaya mentransfer pengetahuan kepada peserta didik, juga harus
membina para peserta didik menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab. Dengan
demikian, perkembangan hubungan sosial remaja akan dapat berkembang secara
maksimal.
7. Kemukakan perbedaan dan persamaan antara kecerdasan emosi dan kecerdasan
spiritual dan bagaimana aplikasi perkembangan kecerdasan emosi dan kecerdasan
spiritual dalam pendidikan!

Jawab :
Persamaan antara kecerdasan emosional dan spiritual adalah kedua macam kecerdasan
tersebut dapat membuat orang yang memiliki kecerdasan itu bersikap fleksibel/mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan, memiliki kesadaran yang tinggi, mampu
menghadapi penderitaan dan rasa sakit dengan lapang dada, mampu mengambil pelajaran
berharga dari suatu kegagalan, mandiiri, mampu mengontrol dan mengelola emosi, dapat
memotivasi diri, dan sama-sama berperan dalam mencapai kesuksesan hidup. Perbedaan
antara kedua kecerdasan tersebut adalah ketika kita memiliki kecerdasan spiritual, maka
kita akan lebih mengetahui makna hidup sebenarnya, untuk apa kita diciptakan, apa tujuan
sebenarnya hidup kita, dan membuat si pemilik kecerdasan ini memiliki perasaan aman
dan tentram dalam kehidupannya jika dibandingkan dengan kecerdasan emosional.

Aplikasi dalam pendidikan :


Aplikasi perkembangan kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual dalam pendidikan,
sebagai peserta didik, akan mengikuti proses pembelajaran dengan optimal, tidak
mengedepankan ego, tidak mudah putus asa, jujur, bertanggung jawab, visioner, disiplin,
serta memiliki motivasi yang tinggi dalam mengikuti pelajaran. Sebagai pendidik yang
memiliki kecerdasan emosi dan spiritual tentulah si pendidik akan mengajarkan suatu materi
seoptimal mungkin, bertanggung jawab, disiplin, mampu memberikan motivasi, dan berusaha
menjadi pendidik sebaik mungkin bagi peserta didiknya.

Anda mungkin juga menyukai