Anda di halaman 1dari 24

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN ANALISIS INSTRUMEN


“VALIDASI METODE ANALISIS DAN PENETAPAN KADAR
PARASETAMOL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS”

NAMA : RANTI JAYA ZHAFIRA


STAMBUK : 15020180033
KELAS : C1C2
KELOMPOK : 4 (EMPAT)
ASISTEN : FANNY SYAHRAENI HAERUL

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
VALIDASI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Validasi merupakan konfirmasi terhadap prosedur pengukuran
suatu metode, dan pengadaan bukti yang objektif untuk melihat
kinerja serta menenetukan bahwa metode tersehut telah memenuhi
peryaratan tertentu dalam penggunaannya. Sedangkan validasi
metode analisis merupakan suatu proses penilaian terhadap metode
analisis
tertentu berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan
bahwa metode yang digunakan memenuhi persyaratan dalam
penggunaannya.
Penentuan kadar senyawa aktif sebagai salah satu bentuk
pengukuran analitik, pada prinsipnya bertujuan untuk mencari “nilai
sebenarnya” dari suatu parameter kuantiias kimiawi. Nilai sebenamya,
adalah nilai yang mengkarakterisasi suatu kuantitas secara benar, dan
didefinisikan pada kondisi tertentu yang eksis pada saat kuantitas
tersebut diukur. Nilai sebenamya dapat diperoleh dengan baik jika
metode yang dipakai merupakan standar baku, serta menggunakan
instrumen yang telah terkalibrasi dan keduanya telah memenuhi
parameter-parameter validasi.
Metode yang digunakan untuk penetapan kadar parasetamol
dalam penelitian ini yaitu metode spektrofotometri UV-
Vis. Spektrofotometri UV-Visible merupakan suatu metode yang tidak
baku. Oleh karena itu, sebelum metode yang digunakan untuk
penetapan suatu kadar diterapkan dalam suatu pengujian
laboratorium, terlebih dahulu dilakukan validasi. Validasi metode
analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu
berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa

RANTI JAYA ZHAFIRA FANNY SYAHRAENI HAERUL


15020180033
VALIDASI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

metode tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya.


Metode analisis dapat memberikan data yang dipercaya jika
memenuhi beberapa parameter validasi yang telah disyaratkan, yaitu
ketelitian (presisi), kecermatan (akurasi), linieritas, batas deteksi
(LOD), batas kuantitasi (LOQ), selektivitas, dan ketangguhan metode.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini, yaitu:
1. Untuk memahami prinsip dan kegunaan validasi.
2. Untuk mengetahui cara melakukan validasi spektrofotometer Uv-
Vis.
3. Untuk mengetahui kadar parasetamol dalam sediaan tablet
dengan metode spektrofotometer Uv-Vis.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini, yaitu:
1. Untuk mempraktekkan bagaimana cara melakukan validasi metode
analisis spektrofotometri UV-Vis.
2. Menentukan kadar parasetamol dalam sediaan tablet dengan
meode spektrofotometer Uv-Vis.

RANTI JAYA ZHAFIRA FANNY SYAHRAENI HAERUL


15020180033
VALIDASI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Umum


Validasi metoda analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap
parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk
membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan
untuk penggunaannya. Validasi metode analisis bertujuan untuk
memastikan dan mengkonfirmasi bahwa metode analisis tersebut
sudah sesuai untuk peruntukannya (Gandjar, 2007).
Klasifikasi Metode Analisis. Menurut USP 30 NF25 (2007), metode
analisis diklasifikasikan dalam 3 kategori, yaitu:
Kategori I : Metode analisis yang digunakan untuk penetapan kadar
komponen utama dalam bahan baku obat dan sediaan
obat jadi atau bahan aktif lainnya seperti pengawet.
Kategori II : Metode analisis yang digunakan untuk penetapan
cemaran dalam bahan baku obat atau hasi! degradasinya
dalam sediaan obat jadi.
Kategori III : Metode analisis yang digunakan untuk penetapan kinerja
dan kualitas sediaan obat jadi, seperti uji disolusi dan uji
pelepasan obat.
Prosedur analisis yang harus divalidasi meliputi beberapa jenis
pengujian, yaitu adanya pengotor, uji limit untuk mengendalikan
keberadaan pengotor, serta uji kuantitatif komponen aktif atau
komponen lain dalam produk obat obatan. Selain itu, terdapat 8
parameter validasi metode analisis yaitu spesifisitas,
presisi/ketelitian, akurasi/ketepatan, linearitas, kisaran, limit deteksi,
limit kuantitasi, dan ketangguhan. Pemilihan parameter yang akan
diuji tergantung dari jenis dan metode pengujian yang akan divalidasi
(Chan, 2004).

RANTI JAYA ZHAFIRA FANNY SYAHRAENI HAERUL


15020180033
VALIDASI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

a. Akurasi
Accuracy adalah ukuran yang menunjukkan derajat
kedekatan hasil analis dengan kadar analit yang sebenarnya.
Accuracy dinyatakan sebagai persen perolehan kembali
(recovery) analit yang ditambahkan. Kecermatan hasil analis
sangat tergantung kepada sebaran galat sistematik didalam
keseluruhan tahapan analisis. Oleh karena itu untuk mencapai
kecermatan yang tinggi hanya dapat dilakukan dengan cara
mengurangi galat sistematik tersebut seperti menggunakan
peralatan yang telah dikalibrasi, menggunakan pereaksi dan
pelarut yang baik, pengontrolan suhu, dan pelaksanaannya yang
cermat, taat asas sesuai prosedur (Gandjar, 2007).
Accuracy dapat ditentukan melalui dua cara, yaitu metode
simulasi (spiked-placebo recovery) atau metode penambahan
baku (standard addition method) (Riyadi, 2009). Kecermatan hasil
analis sangat tergantung kepada sebaran galat sistematik di
dalam keseluruhan tahapan analisis. Dalam metode simulasi,
sejumlah analit bahan murni ditambahkan ke dalam plasebo, lalu
campuran tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan
kadar standar yang ditambahkan (kadar yang sebenarnya).
Recovery dapat ditentukan dengan cara membuat sampel
plasebo (eksepien obat, cairan biologis) kemudian ditambah
analit dengan konsentrasi tertentu (biasanya 80% sampai 120%
dari kadar analit yang diperkirakan), kemudian dianalisis dengan
metode yang akan divalidasi (Riyadi, 2009).
Dalam metode adisi (penambahan baku), sampel dianalisis
lalu sejumlah tertentu analit yang diperiksa (pure analit/standar)
ditambahkan ke dalam sampel, dicampur dan dianalisis lagi.

RANTI JAYA ZHAFIRA FANNY SYAHRAENI HAERUL


15020180033
VALIDASI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Selisih kedua hasil dibandingkan dengan kadar yang sebenarnya.


Pada metode penambahan baku, pengukuran blanko tidak
diperlukan lagi. Metode ini tidak dapat digunakan jika
penambahan analit dapat mengganggu pengukuran, misalnya
analit yang ditambahkan menyebabkan kekurangan pereaksi,
mengubah pH atau kapasitas dapar, dll. Recovery dinyatakan
sebagai rasio antara hasil yang diperoleh dengan hasil yang
sebenarnya. Biasanya persyaratan untuk recovery adalah tidak
boleh lebih dari 5% (Riyadi, 2009).
b. Presisi
Precision adalah ukuran yang menunjukkan derajat
kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran
hasil individual dari rata rata jika prosedur diterapkan secara
berulang pada sampel sampel yang diambil dari campuran yang
homogen. Presicion diukur sebagai simpangan baku atau
simpangan baku relatif (koefisien variasi). Precision dapat
dinyatakan sebagai repeatability (keterulangan) atau
reproducibility (ketertiruan). Repeatability adalah keseksamaan
metode jika dilakukan berulang kali oleh analis yang sama pada
kondisi sama dan dalam interval waktu yang pendek.
Repeatability dinilai melalui pelaksanaan penetapan terpisah
lengkap terhadap sampel sampel identik yang terpisah dari batch
yang sama, jadi memberikan ukuran keseksamaan pada kondisi
yang normal (Riyadi, 2009).
Reproducibility adalah keseksamaan metode jika dikerjakan
pada kondisi yang berbeda. Biasanya analisis dilakukan dalam
laboratorium laboratorium yang berbeda menggunakan peralatan,
pereaksi, pelarut, dan analis yang berbeda pula. Analisis
dilakukan terhadap sampel sampel yang diduga identik yang
dicuplik dari batch yang sama. Kriteria seksama diberikan jika

RANTI JAYA ZHAFIRA FANNY SYAHRAENI HAERUL


15020180033
VALIDASI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

metode memberikan simpangan baku relatif (RSD) atau koetisien


variasi (CV) 2% atau kurang, Akan tetapi kriteria ini sangat
fleksibel tergantung pada konsentrasi analit yang diperiksa,
jumlah sampel, dan kondisi laboratorium (Riyadi, 2009).
c. Linieritas dan Rentang
Linearitas menunjukkan kemampuan suatu metode analisis
untuk memperoleh hasil pengujian yang sesuai dengan
konsentrasi analit dalam sampel pada kisaran konsentrasi
tertentu. Sedangkan rentang metode adalah pernyataan batas
terendah dan tertinggi analit yang sudah ditunjukkan dapat
ditetapkan dengan kecermatan, keseksamaan, dan linearitas
yang dapat diterima. Rentang dapat dilakukan dengan cara
membuat kurva kalibrasi dari beberapa set larutan standar yang
telah diketahui konsentrasinya (Ermer & Miller 2005).
Persamaan garis yang digunakan pada kurva kalibrasi
diperoleh dari metode kuadrat terkecil, yaitu y = a + bx.
Persamaan ini akan menghasilkan koefisien korelasi (r). Koefisien
korelasi inilah yang digunakan untuk mengetahui linearitas suatu
metode analisis. Penetapan linearitas minimum menggunakan
lima konsentrasi yang berbeda. Nilai koefisien korelasi yang
memenuhi persyaratan adalah lebih besar dari 0.9970 (ICH,
1995). Linearitas juga dapat diketahui dari kemiringan garis,
intersep, dan residual (Ermer & Miller 2005).
d. Selektivitas (Spesifisitas)
Selektivitas atau spesifisitas suatu metode adalah
kemampuannya yang hanya mengukur zat tertentu saja secara
cermat dan seksama dengan adanya komponen lain yang
mungkin ada dalam matriks sampel. Selektivitas seringkali dapat
dinyatakan sebagai derajat penyimpangan (degree of bias)
metode yang dilakukan terhadap sampel yang mengandung

RANTI JAYA ZHAFIRA FANNY SYAHRAENI HAERUL


15020180033
VALIDASI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

bahan yang ditambahkan berupa cemaran, hasil urai, senyawa


sejenis, senyawa asing lainnya, dan dibandingkan terhadap hasil
analisis sampel yang tidak mengandung bahan lain yang
ditambahkan. Penyimpangan hasil jika ada merupakan selisih
dari hasil uji keduanya. Jika cemaran dan hasil urai tidak dapat
diidentifikasi atau tidak dapat diperoleh, maka selektivitas dapat
ditunyukkan dengan cara menganalisis sampel yang
mengandung cemaran atau hasil uji urai dengan metode yang
hendak diuji lalu dibandingkan dengan metode lain untuk
pengujian kemurnian seperti kromatografi, analisis kelarutan fase,
dan differential scanning calorimetry. Derajat kesesuaian kedua
hasil analisis tersebut merupakan ukuran selektivitas (Riyadi,
2009).
e. Limit Deteksi dan Limit Kuantitasi
Limit deteksi merupakan jumlah atau konsentrasi terkecil
analit dalam sampel yang dapat dideteksi, namun tidak perlu
diukur sesuai dengan nilai sebenarnya. Limit kuantitasi adalah
jumlah analit terkecil dalam sampel yang dapat ditentukan secara
kuantitatif pada tingkat ketelitian dan ketepatan yang baik. Limit
kuantitasi merupakan parameter pengujian kuantitatif untuk
konsentrasi analit yang rendah dalam matriks yang kompleks dan
digunakan untuk menentukan adanya pengotor atau degradasi
produk. Limit deteksi dan limit kuantitasi dihitung dari rerata
kemiringan garis dan simpangan baku intersep kurva standar
yang diperoleh (ICH, 2005).
2.2. Uraian Bahan
1. Metanol (Dirjen POM, 1979 : 706)
Nama resmi : METANOL
Nama lain : Metanol
Rumus molekul : CH3OH

RANTI JAYA ZHAFIRA FANNY SYAHRAENI HAERUL


15020180033
VALIDASI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Bobot molekul : 34,00 g/mol

Rumus struktur :
Pemerian : Cairan tidak berwarna, gliserin, bau khas
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi
2. Parasetamol / C8H9NO2 (Dirjen POM, 2014: 998)
Nama resmi : ACETAMINOPHEN
Nama lain : Parasetamol
Rumus moleku : C8H9NO2
Bobot molekul : 151,16 g/mol

Rumus struktur :
Pemerian : Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa sedikit
pahit.
Kelarutan : Laut dalam air mendidih dan dalam natrium
hidroksida 1 N; mudah larut dalam etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus
cahaya. Simpan dalam suhu ruang, hindarkan
dari kelembapan dan panas.
2.3. Prosedur Kerja (Anonim, 2020 : 7-8)
a. Pembuatan Larutan Baku Parasetamol Konsentrasi 330 ppm
Sebanyak 16,6 mg parasetamol baku dimasukkan dalam
labu takar 50 mL dan dilarutkan dengan metanol sampai tanda
batas sehingga akan diperoleh kosentrasi 330 ppm. Dari larutan
baku kosentrasi 330 ppm inilah yang akan digunakan untuk
pembuatan seri konsentrasi.

RANTI JAYA ZHAFIRA FANNY SYAHRAENI HAERUL


15020180033
VALIDASI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

b. Penetapan Panjang Gelombang Maksimum


Dipipet 0,36 mL dari larutan induk kemudian dimasukkan
dalam labu takar 10 mL, diencerkan dengan metanol sampai tanda
batas kemudian larutan tersebut dikocok hingga homogen dan
dimasukkan kedalam kuvet kemudian dibaca absorbansinya pada
panjang gelombang 200 400 nm.
c. Penetapan Operating Time
Dari larutan baku Parasetamol 330 ppm dibuat larutan baku
dengan konsentrasi 12,0 ppm dengan cara seperti pada
pembuatan seri konsentrasi. Larutan baku dengan konsentrasi
12,0 ppm tersebut dikocok hingga homogen dan dimasukkan ke
dalam kuvet kemudian dibaca absorbansinya pada panjang
gelombang maksimum sampai diperoleh absorbansi yang relatif
konstan dengan rentang pembacaan setiap 1 menit sekali
pembuatan kurva baku.
Larutan baku dengan seri konsentarsi 3,0; 6,0; 9,0; 12,0; dan
15,0 ppm didiamkan selama waktu operating time kemudian
dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum. Dari
data hasil absorbansi, selanjutnya dihitung persamaan kurva
bakunya sehingga diperoleh persamaan garis.
d. Ketelitian (Precision)
Dari larutan baku parasetamol 330 ppm dibuat larutan baku
dengan konsentrasi 12,0 ppm dengan cara seperti pada
pembuatan seri konsentrasi. Larutan baku parasetamol dengan
konsentrasi 12,0 ppm tersebut didiamkan selama waktu operating
time kemudian dibaca absorbansinya pada panjang gelombang
maksimum. Uji ketelitian ini diiakukan dengan lima kali
pengulangan.

RANTI JAYA ZHAFIRA FANNY SYAHRAENI HAERUL


15020180033
VALIDASI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

e. Ketepatan (Accuracy)
Ditimbang setara 16,6 mg serbuk tablet parasetamol sampel
secara duplo dan masing masing dimasukkan ke datam labu takar.
Pada salah satu labu takar ditambahkan 2 mL larutan baku
Parasetamol dengan konsentrasi 330 ppm. Kedua sampel
selanjutnya mengalami perilakuan yang sama yaitu ditambahkan
metanol hingga volumenya 50 mL. Dikocok hingga homogen
kemudian dari masing masing larutan tersebut diambil 0,09 mL dan
diencerkan dengan metanol hingga volumenya tepat 10 mL lalu
dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum dan
operating time. Uji ketepatan metode dilakukan dengan
penambahan larutan baku 330 ppm dengan pengulangan
sebanyak 5 kali. Hasil absorbansi digunakan untuk menghitung
harga perolehan kembali (recovery).
f. Penetapan Kadar Sampel
Ditimbang 16,6 mg zat aktif parasetamol lalu larutkan
dengan metanol hingga volumenya 50 mL dari larutan tersebut
diencerkan dengan metanol seperti pada pembuatan seri
kosentrasi hingga 3 ppm. Selanjutnya, dua puluh tablet yang telah
memenuhi keseragaman bobot kemudian digerus hingga halus
dan homogen. Sampel serbuk ditimbang dan dilarutkan, buat
perhitungan penimbangan sampel untuk menentukan berat sampel
dan volume larutan yang dibutuhkan masing masing sampel dan
larutkan hingga kosentrasi 330 ppm lalu encerkan hingga
kosentrasi 3 ppm, kemudian dibaca absorbansinya pada Panjang
gelombang maksimum dan operating time. Penetapan kadar
dilakukan dengan pengulangan sebanyak tiga kali.

RANTI JAYA ZHAFIRA FANNY SYAHRAENI HAERUL


15020180033
VALIDASI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

BAB 3
METODE KERJA
3.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah corong
kaca, gelas kimia, gunting, labu takar, lumpang, alu, mikropipet, pipet
tetes, sendok tanduk/stainless, spektrofotometer Uv-Vis, kuvet,
aluminium foil, kertas saring, kertas timbang, dan timbangan analitik.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
Metanol,senyawa parasetamol baku/standar,tablet parasetamol
(generik/bermerek).
3.3 Cara Kerja
1. Penentuan panajng gelombang maksimum

a. Pembuatan larutan induk parasetamol konsentrasi 400 ppm


1) Timbang serbuk parasetamol baku dan dilarutkan di labu ukur
dengan pelarut etanol
2) Kemudian di sonikator, untuk membantu proses kelarutan
serbuk parasetamol
3) Setelah larut sempurna,di tambahkan pelarutnya hingga batas
tanda. Di dapatkanlah larutan induknya.
4) Kemudian diencerkan menjadi 100 ppm yaitu dipipet larutan
baku, dan dipindahkan ke labu ukur. Di dapatkanlah
konsentrasi larutan 100 ppm
5) Kemudian di encerkan lagi menjadi larutan baku yang ingin
diukur dalam penentuan panjang gelombang maksimum, yaitu
siapkan larutan stok, di pipet larutan stok 100 ppm. Masukkan
ke labu ukur,di tambahkan pelarut etanol sampai tanda. Di
dapatkanlah larutan baku 6 ppm
b. Penetapan panjang gelombang maksimum

RANTI JAYA ZHAFIRA FANNY SYAHRAENI HAERUL


15020180033
VALIDASI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

1) Nyalakan spektrofotometer dan dihubungkan dengan


computer
2) Kemudian diraning selama 20 menit
3) Kemudian diatur range panjang gelombang maksimum yaitu
200-400 ppm
4) Kemudian di base line terlebih dahulu, dengan cara mengisi
kedua kuvet dengan blanko
5) Kemudian di raning. Di klik base line. Sehingga di dapatkan
panjang gelombang 200-400 nm
6) Kemudian diukur panjang gelombang maksimimnya, yaitu
dengan cara di ganti 1 kuvet yang berisi blanko dengan
sampel yaitu di isi dengan larutan baku 6 ppm
7) Kemudian di raning pada panjang gelombang 200-400 nm
8) Kemudian di lihat puncak panjang gelombang maksimumnya
9) Dan di catat absorbannya

2. Penentuan presisi
1) Siapkan larutan baku parasetamol 100 ppm dan di pipet sekian
mL
2) Kemudian di masukkan ke dalam labu ukur dan dicukupkan
volumenya sampai batas tanda
3) Homogenkan. Dan di dapatkanlarutan baku 8 ppm
4) Selanjutnya nyalakan spektrovotometer
5) Kemudian dijalankan selama 20 menit
6) Siapkan larutan blanko yang berisi pelarut yang digunakan dan
masukkan ke dalam kuvet dan masukkan sampel pada kuvet
yang ke 2
7) Kemudian dimasukkan ke dalam spektro dan di running pada
panjang gelombang 254
8) Kemudian di lihat absorbannya dan catat

RANTI JAYA ZHAFIRA FANNY SYAHRAENI HAERUL


15020180033
VALIDASI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

9) Selanjutnya di lakukan replikasi, yaitu diraning pada panjang


gelombang 254 ppm
10) Kemudian siapkan larutan blanko yang beri pelarut yang
digunkan dan masukkan ke dalam kuvet dan masukkan sampel
pada kuvet yang ke 2
11) Kemudian dimasukkan ke dalam spektro dan di raning
12) Di lihat absorbannya untuk replikasi ke 2
13) Pengukuran dilakuakan sebanyak 10 kali
14) Catat dan hitung pada perhitungan presisi
3. Penentuan parameter akurasi paracetamol
a. Pembuatan Larutan Sampel Paracetamol Tablet
1) Disiapkan sampel paracetamol, lalu digerus sedimikian rupa
sesuai perhitungan rata rata tiap tablet. Lalu ditimbang serbuk
tablet setara 40 mg Paracetamol
2) Lalu dilarutkan dengan menggunakan etanol hingga 100 mL,
lalu serbuk paracetamol dimasukkan alam gelas kimia lalu
ditambahkan pelarut yang digunakan, lalu di aduk hingga
homogen
3) Lalu disaring untuk memisahkan zat zat tambahan yang tidak
terlarut dalam pelarut menggunakan kertas saring dan corong
4) Lalu dipipet sekian mL, lalu dimasukkan Labu ukur 50 mL
untuk medapatkan larutan 20 ppm, lalu dicukupkan volumenya
dengan pelarut hingga tanda batas, lalu dikocok hingga
homogen
b. Penentuan akurasi dengan metode spike
1) Disiapkan sample 2 ppm dari 20 ppm dan sampel + baku
2) Disiapkan spektrofotometer dengan menekan tombo on, lalu
dijalankan sebelum digunakan
3) Dimasukkan blanko dan sampel pada kuvet dan dibersihkan
terlebih dahulu

RANTI JAYA ZHAFIRA FANNY SYAHRAENI HAERUL


15020180033
VALIDASI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

4) Di ukur sampel 2 ppm pada spektrofotometer Uv Vis, dengan


memasukkan terlebih dahulu blankonya lalu dimasukkan
sampelnya
5) Lalu dijalankan pada panjang gelombang maksimum yang
sudah didapatkan
6) Lalu dicatat absorban dari sampel tersebut
7) Lalu dilakukan replikasi ke-2 dengan cara yang sama
8) Pengukuran dilakukan 10 kali replikasi
9) Untuk Sample+Baku, dila kukan hal yang sama seperti
prosedur sebelumnya, dimana juga dilakukan 10 kali replikasi
10) Lalu dihitung pada perhitungan Akurasi
4. Parameter Linearitas dan Penentuan Kadar Parasetamol Secara
Spektrofotometer Uv-Vis
a. Pembuatan kurva baku untuk penentuan linearitas
Dari larutan induk 100 ppm dibuat larutan baku dengan seri
konsentrasi 2; 4; 6; 8 dan 10 ppm sebanyak 25 mL. larutan seri
yang telah dibuat kemudian diukur serapan masing-masing
konsentrasinya pada panjang gelombang maksimum yang
diperoleh sebanyak 2 kali pembacaan. Data hasil absorbansi
yang diperoleh, selanjutnya dihitung persamaan kurva bakunya
sehingga diperoleh persamaan garis y = a + bx
b. Pembuatan larutan siap ukur baku paracetamol
1) Dibuat seri 1 diencerkan dari larutan stok 100 ppm baku
paracetamol
2) Dipipet sekian mL dari larutan baku 100 ppm, lalu dimasukkan
dalam labu ukur untuk seri konsentrasi 1 yaitu 2 ppm.
3) Dicukupkan volumenya dengan pelarut yang digunakan yaitu
etanol, lalu dihomogenkan dan didapatkan Seri Konsentrasi 1
Larutan 2 ppm Baku paracetamol

RANTI JAYA ZHAFIRA FANNY SYAHRAENI HAERUL


15020180033
VALIDASI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

4) Selanjutnya dibuat Larutan 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, dan 10 ppm


baku paracetamol dengan cara yang sama dengan larutan 2
ppm baku paracetamol
5) Disiapkan sampel yang akan diukur kadarnya yaitu dari
Larutan stok 20 ppm yang sebelumnya sudah dibuat, dipipet
dan dimasukkan ke dalam labu ukur, dicukupkan volumenya
dan dihomogenkan dan didapatkan larutan sampel
c. Larutan standar dan larutan sampel dianalisis dengan
spektrofotometer uv-vis
1) Siapkan spektrofotometer
2) Nyalakan spektrofotometer uv-vis
3) Stabilkan/running selama 20 menit
4) Atur panjang gelombang maksimum sesuai dengan yang
didapat sebelumnya
5) Disiapkan kuvet, dibilas dengan aquadest dan pelarut yang
digunakan, lalu dikeringkan
6) Disiapkan Larutan blanko terlebih dahulu, dimasukkan
kedalam kuvet
7) Siapkan larutan seri konsentrasi pertama yaitu 2 ppm yang
akan diukur absorbannya.
8) Masukkan kedalam kuvet dan masukkan kedalam
kompartemen spektrofotometer yang digunakan
9) Kemudian di running (dijalankan) pada panjang gelombang
maksimum.
10) Kemudian catat hasil absorbansi yang didapatkan
11) Dilakukan hal yang sama untuk konsentrasi 4 ppm, 6 ppm, 8
ppm, dan 10 ppm
12) Dibuatkan replikasi pada sampel yaitu replikasi 1, replikasi 2,
dan replikasi 3

RANTI JAYA ZHAFIRA FANNY SYAHRAENI HAERUL


15020180033
VALIDASI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

13) Replikasi 1 dimasukkan kedalam kuvet lalu masukkan kuvet


kedalam kompartemen spektrofotometer Uv-Vis untuk
mengetahui absorbannya dan kadarnya
14) Kemudian ukur absorban pada panjang gelombang
maksimum, kemudian dirunning
15) Dilakukan hal yang sama untuk replikasi 2 dan 3
16) Dicatat hasil absorbansinya
17) Kemudian dibuat kurva linear dari seri konsentrasi .
18) Setelah menggunakan kuvet bersihkan kuvet dengan pelarut
yang digunakan dan air, lalu lap hingga bersih dan kering

RANTI JAYA ZHAFIRA FANNY SYAHRAENI HAERUL


15020180033
VALIDASI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum


1. Panjang Gelombang Maksimum
No Pengumpulan Data dan Hasil Jawaban
1 Stok Larutan baku 1.Larutan stok paracetamol 400 ppm
2 Cara buat larutan stok :
1. Berat yg ditimbang 2. 0,211 g
2. Volume akhir 3. 50 mL
3. Pelarut 4. Etanol
3 Cara membantu kelarutan 5. dengan menggunakan
sonikator/sonikasi
4 Larutan stok 100 ppm, dibuat
dengan cara : 6.12,5 mL
1. Volume yang dipipet dari 7. 50 mL
stok awal
2. Volume akhir?
5 Larutan baku yang digunakan untuk 8.larutan baku paracetamol 6 ppm
penentuan lamda maks
Cara membuatanya :
1. Volume yang dipipet dari stok 9. 3,00 mL
100 ppm 10. 50 mL
2. Volume akhir
6 Range Panjang gelombang 11. 200-400 nm
Alasannya 12.karena larutan yang akan di ukur
tidak berwarna atau bening
7 Panjang gelombang maksimum 13. 254 nm
Absorban 14. 0,501

2. Penentuan Presisi
Replikasi Absorbansi
1 0.782
2 0.785
3 0.789
4 0.789
5 0.790

RANTI JAYA ZHAFIRA FANNY SYAHRAENI HAERUL


15020180033
VALIDASI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

6 0.791
7 0.791
8 0.792
9 0.794
10 0.794

3. Akurasi
Replikasi Absorbansi
Sampel Spike
1 0.230 1.586
2 0.231 1.587
3 0.231 1.587
4 0.232 1.588
5 0.233 1.589
6 0.233 1.590
7 0.234 1.591
8 0.235 1.592
9 0.236 1.593
10 0.237 1.594
4. Linearitas dan Kadar Paracetamol
No Konsentrasi Absorbansi
1 2 ppm 0.207
2 4 ppm 0.330
3 6 ppm 0.420
4 8 ppm 0.520
5 10 ppm 0.666
a. Pembahasan
Validasi merupakan metode analisis adalah suatu tindakan
penilaian terhadap parameter tertentu berdasarkan percobaan

RANTI JAYA ZHAFIRA FANNY SYAHRAENI HAERUL


15020180033
VALIDASI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

laboratorium untuk membuktikan bahwa metode tersebut memenuhi


persyaratan untuk penggunaannya.
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau
absorban suatu sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrovotometer
UV-Vis adalah pengukuran serapan cahaya di daerah ultraviolet (200-
350nm) dan sinar tampa (350-800nm) oleh suatu cahaya.
Adapun tujuan pratikum ini yaitu untuk mempraktekkan
bagaimana cara melaukan validasi metode analisis spektrofotometer
UV-Vis dan menentukan kadar parasetamol dalam sediaan tablet
dengan metode spektrofotometer UV-Vis.
Pada praktikum ini digunakan metode validasi spektrofotometer
untuk menentukan kadar parasetamol pada suatu sampel. dimana
untuk metode validasi memliki beberapa parameter, diantaranya
penentuan panjang gelombang maksimum, penetapan linearitas,
penetapan presisi, penetapan akurasi dan penetapan kadar sampel.
Untuk parameter pertama yaitu penentuan panjang gelombang
maksimum digunakan larutan baku parasetamol konsentrasi 400ppm.
Untuk larutan sampel merupakan larutan bening atau tidak berwarna
maka dari itu panjang gelombang yang digunkaan yaitu panjang
gelombang 200-400nm. untuk hasil pengukuran dengan
spektrofotometri di dapatkan absorban sebesar 0,501 dengan panjang
gelombang 254nm.
Parameter kedua yaitu penetapan presisi.. Larutan baku yang
digunakan untuk penetapan presisi adalah larutan baku parasetamol
dengan konsentrasi 8ppm yang diperoleh dari hasil pengenceran
larutan baku paracetamol 100ppm. pada percobaan ini dilaukan
sebanyak sepuluh kali replikasi dengan panjang gelombang
maksimum yang sama yaitu 254nm. Untuk nilai SD yang di diperoleh
sebesar 0,0562 dan %RSD sebesar 0,0674%. Hasil yang diperoleh

RANTI JAYA ZHAFIRA FANNY SYAHRAENI HAERUL


15020180033
VALIDASI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

memenuhi persyaratan sebab menurut literatur kriteria penerimaan


presisi jika nilai SD atau KV ≤ 2.
Parameter ketiga yaitu penetapan akurasi dimana digunakan
metode spike. Larutan baku yang digunakan adalah Larutan bau
parasetamol dengan konsentrasi 20ppm dan larutan sampel dengan
konsentrasi 2ppm yang akan dianalisis. dilaukan 10x replikasi untuk
Campuran larutan baku (spike) dan larutan sampel. Diperoleh hasil
konsentrasi akurasi sebesar 106,9505% dimana untuk akurasi
parasetamol memenuhi syarat sebab batasan %R adalah 80-110.
Parameter keempat yaitu penentuan linearitas dan kadar
parasetamol menggunakan larutan stok awal sampel yang tersedia
yaitu larutan baku paracetamol 100 ppm. Larutan sampel yang akan
dianalisis, diencerkan menggunakan larutan stok awal sampel.
Dilakukan sebanyak 3 kali perlakuan. Cara memegang kuvet adalah
pegang bagian yang buram, atau jika kuvet tertutup, memegang
bagian penutup dan bawah kuvet dan bagian yang transparan tidak
boleh dipegang. Cara mengisi kuvet yaitu dibilas terlebih dahulu kuvet
yang akan digunakan dengan pelarut yang digunakan Ketentuan
kadar parasetamol dalam tablet. Tablet paracetamol mengandung
paracetamol tidak kurang dari 90 % dan tidak lebih dari 110 % dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Validasi metode lineritas, disini dapat dilakukan dengan variasi
konsentrasi baku 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm,8 ppm, 10 ppm. Setelah itu
diukur nilai absorban. Kemudian dihitung nilai r nya.

RANTI JAYA ZHAFIRA FANNY SYAHRAENI HAERUL


15020180033
VALIDASI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dari percobaan ini yaitu, penentuan kadar
paracetamol menggunakan spektrofotometri UV-VIS digunakan
beberapa parameter, dan diketahui bahwa ketentuan kadar
parasetamol dalam tablet yaitu mengandung paracetamol tidak kurang
dari 90% dan tidak lebih dari 110% dari jumlah yang tertera pada
etiket.
5.2 Saran
Sebaiknya sebelum melakukan percobaan, alat dan bahan yang
digunakan dalam kedaan baik dan lengkap agar diperoleh hasil yang
yang maksimal dan juga kestabilan dari sampel harus perhatikan. Dan
kami mengharapkan kepada kakak asisten untuk selalu membimbing
kami agar proser praktikum dapat berjalan dengan baik.

RANTI JAYA ZHAFIRA FANNY SYAHRAENI HAERUL


15020180033
VALIDASI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2020, Penuntun Praktikum Analisi Instrumen, Universitas Muslim


Indonesia, Makassar.

Chan, C. C,. Lam, Herman. Lee, Y. C. dan Zhang, Xue-Ming. 2004.


Validasi Metode Analisis dan Verifikasi Performa Instrumen.
John Wiley & Sons. Kanada.

Ditjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen


Kesehatan RI.

Ditjen POM, 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Departemen


Kesehatan RI.

Dachriyanus. 2004. Analisis Struktur Senyawa Organik Secara


Spektroskopi Edisi I. Padang: Penerbit Andalas University Press.

Ermer, J.H. dan Miller, McB. 2005. Validasi Metode dalam Analisis
Farmasi. Panduan Praktik Terbaik. Wiley-Vch. Verlag GmbH &
Co. KGAA. Weinheim.

Gandjar, G.I dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:


Pustaka Belajar.

[ICH] Konferensi Internasional tentang Harmonisasi. 2005.


Validasi Prosedur Analitis: Teks dan Metodologi Q2 (R1).
http://www.ich.org [diakses tanggal 06 Juni 2013].

Moffat, A.C., dkk. 2005. Analisis Clarke Tentang Obat dan Racun. Edisi
ketiga. London: Pers Farmasi

Riyadi, Wahyu. 2009. Validasi Metode Analisis.

RANTI JAYA ZHAFIRA FANNY SYAHRAENI HAERUL


15020180033
VALIDASI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

LAMPIRAN
Penentuan Akurasi
Siapkan larutan baku parasetamol 100 ppm dan di pipet sekian mL

Kemudian di masukkan ke dalam labu ukur dan dicukupkan


volumenya sampai batas tanda.Homogenkan

Dan di dapatkanlarutan baku 8 ppm.Selanjutnya nyalakan


spektrofotometer Kemudian dirunning selama 20 menit.

Siapkan kuvet larutan blanko yang berisi pelarut yang digunakan


dan juga sampel larutan baku 8 ppm

Kemudian dimasukkan ke dalam spektro dan di running pada


panjang gelombang 254 Kemudian di lihat absorbannya dan catat.

Dilakukan hingga 10x replikasi.

RANTI JAYA ZHAFIRA FANNY SYAHRAENI HAERUL


15020180033

Anda mungkin juga menyukai