Anda di halaman 1dari 33

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN

PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URINE

OLEH

NAMA : ILAN SAFITRI BASDIN

STAMBUK : 15020170078

KELAS : C4

KELOMPOK : IV (EMPAT)

ASISTEN : CIKAL FIARSI NAHIR

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

FAKULTAS FARMASI

MAKASSAR

2020
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kimia klinik merupakan ilmu dasar yang memerlukan
pemahaman dalam menganalisis berbagai cairan tubuh atau
spesimen jaringan atau tentang fisiologi dan proses biokimia tubuh
dalam keadaan normal dan terjadi penyakit.
Seseorang yang sehat secara fisik belum tentu sehat secara
klinis, banyak kemungkinan berbagai penyakit ada dalam dirinya.
Maka seseorang harus melakukan pemeriksaan secara berkala agar
organ dalam tubuh dapat diketahui apakah normal atau sudah tidak
abnormal. Dalam hal menjaga kesehatan merupakan prioritas utama
dari mahkluk hidup apalagi manusia.
Ekskresi adalah proses pembuangan zat-zat yang sudah tidak
diperlukan oleh tubuh. Salah satu bentuk ekskresi adalah buang air
kecil, hasil buangan itu antara lain berupa urin. Zat buangan lainnya
dapat berupa keringat, gas karbondioksida,serta zat warna empedu.
Pemeriksaan/parameter yang sering digunakan dalam
pengelolaan penyakit disebut urinalisis.Urin merupakan cairan sisa
yang diekskresikan oleh ginjal, dimana ginjal berfungsi untuk
mengatur jumlah air di dalam tubuh agar sesuai dengan kebutuhan.
Fungsiutamaurinadalahuntukmembuangzatsisasepertiracun, obat-
obatandaridalamtubuh.Sistemurinadalah organ yang memproduksi,
menyimpan, danmengalirkanurin.
Pada praktikum ini dilakukan pemeriksaan urin secara fisika
yang meliputi bobot jenis, warna, bau, ataupun pH dari urin serta
mengamati zat organik yang terkandung dalam urin berupa eritrosit,
leukosit, glukosa dan kristal asam urat. Dimana dari hasil
pemeriksaan tersebut dapat diinterpretasikan kemungkinan penyakit
yang diderita oleh seseorang (probandus).

ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA


NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN

1.2 Maksud Praktikum


Adapun maksud praktikum ini yaituuntukmelakukan
pemeriksaan fisika dan zat organik dalam urin serta interpretasinya.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk
menentukan sifat fisik dari urin (warna,bau, pH, bobot jenis dan
sedimen) dan untuk menentukan zat organik yang terdapat dalam
urin.

ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA


NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa hasil metabolism
yang tidak dapat dimanfaatkan lagi atau sering juga disebut bahan
yang berlebihan yang berasal dari sel atau organisme. Filtrasi
merupakan proses penyaringan zat beracun yang terkandung dalam
darah oleh kapsul bowman di badan Malpighi. Hasil dari penyaringan
ini adalah urin primer yang mengandung beberapa zat yang masih
dibuthkan dalam tubuh. Zat tersebut antara lain glukosa, asam
amino, dan asam urat (Sarwadi 2014, h.41).
Urin atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan
oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang
molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan
untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di dalam
ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya
dibuang keluar tubuh melalui uretra (Chandri2008, h.23)
Berat jenis urin menunjukkan kemampuan ginjal untuk
menghasilkan urin pekat atau encer. Volume sekresi urindan
kepekatan urin yang dihasilkan merupakan mekanisme kerja ginjal
untuk menjaga homeostasis dari cairan tubuh dan elektrolit.
Kepekatan urin dipengaruhioleh pasokan air, kondisi ginjal dan anti
diuretik hormon (Chandri 2008, h. 27).
Jenis sampel Urin (Faridah2016, h.4) :
a. Urin Sewaktu
Untuk bermacam-macam pemeriksaaan dapat digunakan
urin sewaktu, yaituurin yang dikeluarkan pada satu waktu yang
tidak ditentukan dengan khusus. Urinsewaktu ini biasanya cukup

ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA


NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN
baik untuk pemeriksan rutin yang menyertaipemeriksaan badan
tanpa pendapat khusus.

b. Urin Pagi
Yang dimaksudkan urin pagi adalah urin yang pertama-
tama dikeluarkan padapagi hari setelah bangun tidur. Urin ini
lebih pekat dari urin yang dikeluarkansiang hari, jadi baik untuk
pemeriksaan sedimen, berat jenis, protein, dll. Dan baikjuga untuk
tes kehamilan berdasarkan adanya HCG ( Human
ChorionicGonadotrophin) dalam urin.
c. Urin Postprandial
Sampel urin ini berguna untuk pemeriksaan terhadap
glukosuria; urin yangpertama kali dilepaskan 1,5 – 3 jam setelah
makan. Urin pagi tidak baik untukpemeriksaan penyaring
terhadap adanya glukosuria.
Urin normal berwarna kuning pucat sampai kuning. Warnaurin
ditentukan besarnya diuresis, makin besar diuresismakin muda
warnanya. Warna urinjuga ditentukan warna pigmen terlarut.
Kejernihan berkaitan dengan adanya zat-zatterlarut dalam urin dan
berkaitan dengan pemeriksaansedimen urin secara mikroskopis.
Terjadinya kekeruhan ini dapat disebabkan adanya sedimen organik
maupunanorganik. Berat jenis sangat erat berhubungandengan
diuresis, makin besar diuresis makin rendah beratjenis dan begitu
sebaliknya. berat jenis urin 24 jam normal berkisar antara 1,016-
1,022. Hal ini terjadi karena berat jenis sangat tergantung
padakandungan benda-benda padat dan besar volume urin.Semakin
besar volume urin semakin rendah berat jenis (Susilawati2003, h.3).
Derajat keasaman urinberkaitan dengan pengaturan
keseimbangan asam dan basadi dalam cairan tubuh. Sekresi asam
oleh ginjal dapatberubah sesuai dengan perubahan konsentrasi CO2,

ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA


NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN
kadarK+, kadar karbonat anhidrase dan kadar aldosteron. batas-
batas pH urin normal adalah dari 4,6-8,5.Terjadinya perubahan pH
dapat disebabkan perubahan ureamenjadi ammonia dan hilangnya
CO karena didiamkan. Pemeriksaan sedimen dalam urindapat
memberikan gambaran kondisi saluran urin mulaidari ginjal sampai
uretra. Sedimen digolongkan menjadisedimen organik dan anorganik,
sertaberkaitanerat dengantingkat kekeruhan urin
(Susilawati 2003, h.3).
Penentuan glukosa dalam urin adalah untuk mengetahui kadar
glukosa dalam darah secara tidak langsung. Untuk penentuan
glukosa dalam urin menggunakan dua kelompok metode, yaitu
metode reaksi reduksi (Fehling dan Benedict) dan metode enzimatik.
Pemeriksaan reduksi menggunakan reagen Fehling dan Bendict.
Dinyatakan negatif apabila tidakada perubahan warna, tetap biru
sedikit kehijauan.(tidak ada glukosa). Positif 1(+) ;warna hijau
kekuningan dan keruh (terdapat 0,5 –1 % glukosa), positif 2 (++) ;
warna kuning keruh(terdapat 1-1,5 % glukosa), positif 3 (+++) ; warna
jingga seperti lumpur keruh (2 –3,5 % glukosa), positif 4 (++++) ;
warna merah keruh (> 3,5 % glukosa). Normal; reduksi urin negative
(Ma’rufah 2013, h.2).
2.2 Uraian Bahan
Larutan Benedict CuSO4 (Ditjen POM, 1979 h.731)
Nama resmi : TEMBAGA II SULFAT
Nama lain : Kupri Sulfat
Rumus Molekul : CuSO4
Pemerian : Prisma tri klinik, serbuk hablur, biru
Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air dan 3 bagian
gliserol, sangat sukar larut dalam etanol.
Kegunaan : Komposisi Benedict
2.3 Uraian Sampel

ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA


NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN
Urin (Djojodibroto 2001, h. 67)
Komposisi : Air (96%), urea (2%), dan natrium klorida
(2%)
Warna : Kuning muda atau kuning jerami,jernih
Bau : Tajam dan khas
Reaksi : Sedikit asam terhadap lakmus
pH rata-rata : Kurang dari 7
Berat jenis : 1,015-1,030
2.4 Prosedur Kerja (Anonim2019, h. 2-7)
a. Pemeriksaan Bobot Jenis Urin
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Ditimbang piknometer kosong
3) Dipipet urin ke dalam piknometer hingga mencapai mulut
piknometer
4) Didinginkan hingga 25̊C dalam wadah yang berisi es batu
5) Dipantau suhu dengan menggunakan termometer
6) Ditimbang berat piknometer + urin 25̊C
7) Dicatat masing-masing bobotnya
b. Pemeriksaan Warna Urin
1) Pipet kurang lebih 5 mL urin kedalam tabung reaksi.
2) Tinjaulah dalam sikap serong pada cahaya tembus.
3) Nyatakan hasil pengamatan dengan perkataan tidak
berwarna, kuning, kuning muda, kuning tua, kuning bercampur
merah, merah beercampur kuning, merah, coklat, kuning
bercampur hijau, putih serupa susu, dan lain-lain.
c. Pemeriksaan Bau Urin
1) Pipet kurang lebih 5 mL urin ke dalam tabung reaksi.
2) Kemudian cium bau yang ditimbulkan oleh urin tersebut.

ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA


NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN
3) Nyatakan hasil pengamatan dengan perkataan bau makanan,
obat-obatan, bau amoniak, bau ketonuria, bau busuk. Normal
bila bau asam-asam organik yang mudah menguap.
d. Pemeriksaan pH Urin
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Dipipet urin ± ½ tabung reaksi
3) Dipipet urin ke plat tetes
4) Dicelupkan kertas lakmus biru dan merah
5) Diamati perubahan warna lakmus
6) Dilakukan pengujian dengan menggunakan pH universal
7) Diamati pHnya dan dicatat
e. Pemeriksaan sedimen urin
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Urin disentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 3000
rpm
3) Supernatannya dibuang, diambil endapannya
4) Diteteskan di atas objek glass
5) Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 40x
6) Digambar (Eritrosit, leukosit, dan Kristal asam urat)
f. Pemeriksaan Glukosa urin
1) Masukkan 5 mL reagen benedict ke dalam tabung reaksi
kemudian teteskan 8 tetes urin
2) Celupkan tabung ke dalam air mendidih selama kurang lebih 5
menit atau panaskan di atas api selama kurang lebih 2 menit
3) Angkat dan kocok perlahan-lahan setelah itu amati warnanya.
Nilai normal adalah negatif. Nilai normal adalah negative.
a. Hasil negative (-) : larutan tetap biru jernih atau sedikit
kehijau-hijauan agak keruh tanpa
endapan
b. Positif + (1+) : hijau kekuning-kuningan keruh

ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA


NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN
c. Positif ++(2+) : kuning keruh
d. Positif +++(3+) : Jingga atau warna lumpur
e. Positif ++++(4+) : merah keruh

BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat yang digunakan


Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu
bunsen, botol cokelat, dek gelas, gegep kayu, mikroskop, objek
gelas, oven, pipet tetes, piknometer, rak tabung,sentrifuge, tabung
sentrifuge, tabung reaksi, termometer dan timbangan analitik.
3.2 Bahan yang digunakan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini
yaitu aluminium foil, kertas pH universal, reagen benedict dan urin.
3.3 Cara Kerja
1. Pemeriksaan bobot jenis
Disiapkan alat dan bahan. Kemudian ditimbang piknometer
kosong.Setelah itu dipipet urin kedalam piknometer hingga
mencapai mulut piknometer.Setelah itu didinginkan hingga 25 oC
dalam wadah yang berisi es batu.Lalu dipantau suhu dengan
menggunakan piknometer.Dan ditimbang piknometer yang telah
berisi urin yang telah didinginkan pada es batu.Dihitung dan catat
masing – masing bobotnya.
2. Pemeriksaan warna urin
Pertama – tama dipipet urin sebanyak 5 mL ke dalam tabung
reaksi.Setelah itu ditinjau dalam sikap serong pada cahaya

ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA


NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN
tembus.Kemudian diamati pengamatan dinyatakan tidak
berwarna, kuning, kuning muda, kuning tua, kuning bercampur
merah, merah bercampur kuning,, merah, coklat, kuning
bercampur hijau, putih serupa susu, dan lain-lain.
3. Pemeriksaan bau urin
Pertama – tama dipipet urin sebanyak 5 mL kedalam tabung
reaksi.Kemudian dicium bau yang ditimbulkan.Hasil pengamatan
dinyatakan bau makanan, obat–obatan, bau amoniak, bau
ketonuria dan bau busuk.

4. Pemeriksaan pH urin
Dipipet urin kurang lebih ½ tabung reaksi. Dipipetnurin ke plat
tetes. Lalu dicelupkan kertas lakmus biru dan merah. Diamati
perubahan warna lakmus. Dilakukan pengujian dengan
menggunakan pH universal. Kemudian diamati perubahan warna
dan catat pHnya.
5. Pemeriksaan Sedimen Urin
Disiapkan alat dan bahan. Lalu diambil urin dan dimasukkan
dalam tabung sentrifuge, selanjutnya disentrifuge selama 10
menit dengan kecepatan 3000 rpm. Setelah itu supernatant
dibuang.Endapan diambil dan diteteskan diatan objek glass.Lalu
diamati pada mikroskop dengan perbesaran 40x.Digambar
(eritrosit, leukosit, dan kristal asam urat).
6. Pemeriksaan Glukosa urin
Disiapkan alat dan bahan. Dimasukkan 5 mL reagen Benedict ke
dalam tabung reaksi dan ditambahkan 8 tetes urin. Dicelupkan
tabung ke dalam air mendidih selama kurang lebih 5 menit atau
panaskan diatas api selama kurang lebih 2 ment.Angkat dan
kocok perlahan-lahan setelah itu amati warnanya..

ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA


NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum


a. Pemeriksaan fisik
Urin Warna Bau pH BJ Sedimen urin
Urin puasa Kunng Khas 6 1,0064g/mL Kristal dan
muda leukositf
Urin sewaktu Kuning Khas 6 1,0176g/mL Kristal

b. Pemeriksaan glukosa urin


Urin Warna Hasil
Urin puasa Biru jernih Negatif (-)
Urin sewaktu Biru agak kehijaun Negatif (-)

c. Perhitungan BJ urin
Diketahui :
Urin puasa
Pikno kosong = 32,77 gram
Pikno + urin = 83,73 gram
Volume urin = 50 mL
Urin sewaktu
Pikno kosong = 31,85 gram

ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA


NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN
Pikno + urin = 82,73 gram
Volume urin = 50 mL

4.2 Pembahasan
Urin merupakan cairan sisa metebolisme tubuh yang
diekskresikan oleh organ tubuh yaitu ginjal agar dikeluarkan dari
tubuh untuk menjaga atau mempertahankan homeostasis
(kekonstanan lngkungan internal) tubuh. Urin terdiri dari 96% air dan
4% zat-zat terlarut.
Urin dapat digunakan sebagai parameter dalam berbagai
pengujian atau tes dari berbagai penyakit. Pemeriksaan urin ini
dilakukan untuk mengetahui fungsi ginjal baik atau tidak.
Pada praktikum ini dilakukan pemeriksaan fisika urin seperti
pemeriksaan warna, bau, bobot jenis, pH, dan sedimen urin serta
pemeriksaan zat organik dalam urin yaitu pemeriksaan glukosa pada
urin. Pada percobaan ini digunakan 2 macam urin yaitu urin sewaktu
dan urin puasa. Urin sewaktu adalah urin yang diperoleh beberapa
menit sebelum percobaan, sedangkan urin puasa adalah urin yang
diperoleh setelah dipuasakan selama beberapa jam.
Adapun tujuan pemeriksaan bobot jenis yaitu untuk
mengetahui kepekatan urin dengan mengukur bobot jenisnya. Bobot
jenis urin berhubungan dengan proses diuresis atau proses
pengeluaran urin. Semakin tinggi bobot jenis urin maka semakin
rendah diuresisnya, begitupun sebaliknya.Dimana bobot jenis normal
pada urin adalah 1,005-1,026.
Adapun hasil yang diperoleh dari pemeriksaan bobot jenis urin
yaitu pada urin sewaktu diperoleh bobot jenisnya adalah 0,9844 g/mL
dan urin puasa diperoleh bobot jenis yaitu 0,9955 g/mL. Hal ini
menunjukkan hasil pemeriksaan bobot jenis urin tidak masuk dalam

ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA


NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN
range yang telah ditentukan dan disebabkan karena adanya faktor
kesalahan.
Adapun tujuaan pemeriksaan warna urin adalah untuk
menentukan warna yang ditimbulkan oleh urin. Prinsip pemeriksaan
warna ini adalah dilakukan pengamatan warna urin secara langsung
dengan bantuan cahaya. Urin yang normal memiliki warna antara
kuning muda dan kuning tua. Warna urin yang tidak normal dapat
disebabkan karena kekurangan air minum sehingga disarankan agar
mengkonsumsi air minum 8 pelas per hari. Dari hasil praktikum,
diperoleh kedua sampel urin berwarna kuning pucat dan kuning
muda yang menandakan urin tersebut normal.
Adapun tujuan pemeriksaan bau urin yaitu untuk mengetahu
bau yang ditimbulkan urin. Prinsip pemeriksaan bau urin adalah
pemeriksaan bau secara langsung dengan penggunakan indera
penciuman. Bau urin normal dapat disebabkan oleh sebagian macam
asam-asam organik yang mudah menguap. Sedangkan bau urin
yang tidak normal disebabkan oleh makanan, obat-obatan, bau
ketonuria, dan baubusuk. Dari hasil praktikum, diperoleh hasil kedua
sampel urin berbau amoniak yang menandakan urin tersebut normal.
Adapun tujuan dilakukannya pemeriksaan pH urin adalah
untuk mengetahui derajat keasaman urin, karena bila terjadi kelainan
pada pH urin, maka dapat diperkirakan terjadi infeksi saluran kemih.
pH urin normal berkisar antara 4,8-8,0. Adapun hasil praktikum
diperoleh yaitu pH urin sewaktu adalah 6 dan urin puasa adalah 8.
Hal ini menunjukkan pH urin tersebut berada pada range yang
normal.
Adapun tujuan pemeriksaan sedimen urinadalah
untukmengamati komponen-komponen dalam urin, yaitu eritrosit,
leukosit, dan Kristal asam urat. Urin normaltidak ditemukan eritrosit
sedangkan leukosit ditemukan dalam jumlah kecil yakni 0-5/LPK.

ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA


NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN
Dari hasil praktikum, diperoleh hasil bahwa kedua sampel urin tidak
mengandung eritrosit dan leukosit.
Adapun tujuan pemeriksaan zat organik yaitu untuk
melakukan pemeriksaan secara kualitatif adanya glukosa dalam urin.
Prinsip pemeriksaan zat organik urin yaitu berdasarkan reaksi
reduksi urin terhadap reagen Benedict.
Adapun faktor kesalah yang terdapat dalam praktikum ini
adalah diantaranya reagen atau pereaksi yang digunakan kurang
baik, adanya kontaminasi dari urin, praktikan yang tidak teliti dalam
melakukan percobaan dan laik-lain.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa pada urin
sewaktu memiliki warna biru agak kehijauan berbau khas, memilki pH
6, berat jenis 1,0176g/mL. Sedangkan pada urin puasa memiliki
warna urine biru jernih , berbau khas, memilki pH 6, dengan berat
jenis 1,0064g/mL.

5.2 Saran
Diharapkan sebaiknya asisten selalu mendampingi praktikan
hingga selesai praktikum.

ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA


NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2019, Penuntun Praktikum Kimia Klinik Dasar, Fakultas Farmasi


UMI, Makassar.

Chandri, 2008, Studi Kandungan Urin Anjing Kampung umur 3 dan 6


bulan dengan menggunakan Reagent Stript Test, IPB, Bogor.

Ditjen POM., 1979, Farmakope Indonesia edisi III, Departemen Kesehatan


Republik Indonesia, Jakarta.

Djojodibroto,&Dr.R Darmanto, 2001, Seluk Beluk Pemeriksaan Kesehatan


General Medical Check Up, Pustaka Populer Obor, Jakarta.

Faridah, 2016, Kimia Klinik : Mikroskopik Urin, Universitas Muhammadiyah


Semarang, Semarang.

Ma’rufah, 2013, Hubungan Glukosa Urin dengan Berat Jenis Urin,


Akademik Analisis Kesehatan Malang, Malang.

Sarwadi, 2014, Buku Pintar Anatomi Tubuh Manusia, Dunia Cerdas,


Jakarta.

Susilawati, 2003, Analisis Kimia-Fisik Urin Tikus Putih (Rattus norvegicus)


setelah Pemberian Ekstrak Daun Seledri (Apium graveolens
Linn.), Universitas Sebelas Maret, Semarang.
ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA
NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN

LAMPIRAN

1. Skema Kerja
a. Pemeriksaan Bobot jenis urin
Disiapkan alat dan bahan

Ditimbang piknometer kosong

Dipipet urin ke dalam piknometer hingga mencapai mulut piknometer

Didinginkan sampai suhu ruang (25o C)

Ditimbang piknometer yang berisi urin (25o C)

Dicatat masing-masing bobotnya


b. Pemeriksaan pH Urin
Dipipet urin ke dalam ½ tabung reaksi

ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA


NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN

Dipipet kedalam plat tetes

Dicelupkan kertas lakmus bru dan merah

Diamati perubahan lakmus

Dilakukan pemeriksaan dengan kertas pH universal

Diamati dan dicatat hasilnya


c. Pemeriksaan Bau Urin
Dipipet 5 mL urin ke dalam tabung reaksi

Dicium bau yang ditimbulkan oleh urin

Dinyatakan hasil pengamatan


d. Pemeriksaan warna urin
Dipipet kurang lebih 5 mL urin kedalam tabung reaksi.

Dimiringkan tabung reaksi.

Diamati dengan bantuan cahaya


e. Pemeriksaan sedimen urin
Dimasukkan urin dalam tabung sentrifuge

Disentrifuge urin selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm

Dibuang supernatant dan diambil endapan

Diteteskan di objek glass

ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA


NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN
Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 40x
f. Pemeriksaan zat organik urin
Dipipet kurang lebih 5 mL benedict kedalam tabung reaksi.

Ditetetskan 8 tetes urin

Dipanaskan tabung dengan penangas air kurang lebih 5 menit atau


dipanaskaan diatas api selama 2 menit

Di kocok dan diamati warnanya

Lampiran lembar kerja

1. Lembar kerja pemeriksaan warna, bau, dan pH urine


N Penilaian Hasil
o Urin puasa Urin sewaktu
1. Warna normal Kuning muda – Kuning muda
urin kuning – kuning
kecoklatan kecoklatan
Hasil warna Kuning muda Kuning
urin
2. Bau urin Khas Khas
normal
Hasil bau urin Khas khas
3. pH urin 4,8-8,5 4,8-8,5
normal
Hasil pH urin 6 6

4. Kesimpulan
a. Warna urin Memenuhi syarat Memenuhi
b. Bau urin Memenuhi syarat syarat
c. pH urin Memenuhi syarat Memenuhi
ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA
NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN
syarat
Memenuhi
syarat

2. Lembar kerja sedimen urine


No Penilaian Hasil
Urine puasa Urin sewaktu
1. Eritrosit Tidak ada Tidak ada
2. Leukosit Ada Tidak ada
3. Kristal Ada Ada
asam urat
4. Gambar - -
eritrosit
5 Gambar
leukosit

6. Gambar
Kristal

3. Lembar kerja bobot jenis urine


N Penilaian Hasil
o
Urine puasa Urine sewaktu
1. Volume 50 ml 50 ml
piknometer
2. Berat 32,77 g 31,85 g
piknometer
kosong
3. Berat pikno 83,09 g 82,73 g
+ urine
4. Berat urin 50 ml 50 ml
5. Rumus
perhitungan
berat pikno danurine−berat pikno kosong
BJ
volume urine
6. Hasil BJ 1,0064 g/ml 1,0176 g/ml

ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA


NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN
7. Nilai normal 1,015-1,025 1,015-1,025
BJ urin
8. Kesimpulan Memenuhi Memenuhi
syarat syarat

4. Lembar kerja glukosa urine


No Penilaian Hasil
1 Hasil percobaan Urin Puasa : Biru Jernih (-) Urin
Sewaktu : Biru Agak Kehijauan (-)
2 Proses reaksi
3 Kesimpulan Tidak ada kandungan glukosa
didalam urine

ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA


NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

TUGAS PENDAHULUAN

PEMERIKSAAN FISIK DAN ZAT ORGANIK DALAM URINE

OLEH :

NAMA : ILAN SAFITRI BASDIN

STAMBUK : 15020170078

KELAS : C4

KELOMPOK : IV (EMPAT)

ASISTEN : CIKAL FIARSI NAHIR

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA


NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN
FAKULTAS FARMASI

MAKASSAR

2020

1. Sebutkan semua pemeriksaan fisika dan zat organis serta standar

normalnya

Jawaban:

Menurut: santhi 2016


a. Organoleptis urin
1) warna urin
 merah : hemoglobin, mioglobin, porfirin
Penyebab non patologik : banyak macam obat, zat warna
 orange : pigmen empedu
 kuning : urin yang sangat pekat, bilirubin
 hijau : bakteri pseudomas
 biru : tdk ada penyebab patologik
Pengaruh obat: diuretik
 coklat : pigmen empedu
 hitam atau kecoklatan
2) bau urine
Urine baik tidak berbaru keras. Apabila urine dibiarkan
lama akan timbul amonia dari pemecahan ureum
3) volume urine
Normal= 1,5 L dalam 24 jam
4) buih urine
Bila urine dikocok akan ada buih jka buih berwarna
kuning dapat disebabkan oleh pigmen empedu
5) kekeruhan pada empedu
urine normal pada umumnya jernih

ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA


NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN
b. berat jenis urine
c. pemeriksaan protein urine
d. pemeriksaan glukosa urine
e. pemeriksaan aseton dalam urine
f. pemeriksaan bilirubin urine
g. pemeriksaan sedimen urine

2. Jelaskan interpretasi data hasil pemeriksaan urine untuk berat jenis


dan warna urine bila melebihi nilai normat dan dibawah nilai normal
Jawaban:
menurut Djojotabroto,2010)
warna urine normal adalah kuning muda atau kuning jerami.
Urine dikatakan tidak normal apabila mengandung albumin, gula,
aseton ataupun butir darah serta urine yang berwarna coklat disertai
buih biasanya disebabkan penyakit liver ataupun saluran empedu urine
yang berwarna merah karena mengkonsumsi obat-obatan bisa juga
karena ada darah saat menstruasi atau bisa juga karena saluran kemih
 bobot jenis
nilai normalnya adalah 1,00-1,026 prosedur dapat mengukur
kemampuan ginjal untuk mengonsentrasi unsur. Prosedu dimulai
dengan mengambil urin yang pertama waktu bangun pagi hari,
pasien memerlukan persiapan khusus

3. Cari gambar eritrosit dan leukost kristal pada urine


jawaban:

ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA


NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN
4. Tulisakan reaksi oksidasi reduksi glukosa dengan pereaksi benedict
Jawaban :
O O

R-C-H+ Cu2++ 2OH-→ R-C-OH + Cu2O+ H2O

DAFTAR PUSTAKA

Djojodibroto, 2010, seluk beluk pemeriksaan kesehatan: jakarta

Mary baradevo,2009 Klien gangguan ginjal, penerbit buku kedokteran


EGC: jakarta

Santi, 2016, Patologi klinik, Universitas udayana, Bali

ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA


NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN

ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA


NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN

ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA


NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN

ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA


NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN

ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA


NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN

ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA


NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN

ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA


NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN

ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA


NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN

ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA


NAHIR
15020170078
PEMERIKSAAN FISIKA DAN ZAT ORGANIK
DALAM URIN

ILAN SAFITRI BASDIN CIKAL FIARSA


NAHIR
15020170078

Anda mungkin juga menyukai