Kumpulan Materi Hygiene Sanitasi Dan Kes
Kumpulan Materi Hygiene Sanitasi Dan Kes
OLEH:
KEMENTERIAN PARIWISATA
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NUSA DUA BALI
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan kesempatan serta kemudahan untuk menyelesaikan Tugas Mandiri
Materi Hygiene, Sanitasi Dan Keselamatan Kerja (HSK). Terlepas dari itu semua
saya menyadari masih banyak kekurangan dalam karya makalah yang saya buat.
Mungkin dari segi bahasa, susunan kalimat atau hal lain yang tidak saya sadari. Oleh
karenanya saya sangat mengharapkan kritik dan saran sebagai sarana perbaikan untuk
kedepan yang lebih baik. Dan semoga makalah tentang “Materi Hygiene, Sanitasi
Dan Keselamatan Kerja (HSK)” ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan
masyarakat luas. Akhir kata saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas
perhatiannya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................1
Daftar Isi...................................................................................................................2
PEMBAHASAN MATERI........................................................................................3
1 Pengertian Dan Manfaat Sanitasi Dan Hygiene...............................................3
2 Sanitasi Hotel...................................................................................................6
3 Personal Hygiene Staff Hotel...........................................................................16
4 Penerapan Sanitasi Dan Hygiene Di Kitchen Hotel.........................................19
5 Sanitasi Dalam Penyelenggaraan Makanan.....................................................22
6 Risiko Hygiene Terhadap Kerusakan Makanan...............................................28
7 Pengaruh Daging Merah Terhadap Kesehatan.................................................34
8 Ruang Lingkup Sanitasi Lingkungan...............................................................41
9 Keselamatan Dan Kecelakaan Kerja................................................................44
10 Alat Pelindungan Diri....................................................................................49
11 Api Dan Kebakaran........................................................................................52
12 Penanganan Pada Kecelakaan........................................................................56
13 Kesehatan Keselamatan Kerja Di Perhotelan................................................61
14 Penyakit Akibat Kerja....................................................................................65
15 Persyaratan Kesehatan Lingkungan Dan Bagunan Hotel..............................69
16 Limbah Industri Perhotelan............................................................................74
17 Pengelolaan Limbah Cair.............................................................................. 80
KESIMPULAN…………………………………..…………………...…...………..84
DAFTAR PUSTAKA………………………….……………………………....…...85
2
PEMBAHASAN MATERI
3
makanan yang aman untuk dikonsumsi. Aman artinya bebas dari hal-hal yang
membahayakan, merugikan dan bebas dari kerusakan.
B. Sanitasi
Pengertian sanitasi ada beberapa yaitu:
1. Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan
kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
2. Upaya menjaga pemeliharaan agar seseorang, makanan, tempat kerja atau
peralatan agar hygienis (sehat) dan bebas pencemaran yang diakibatkan
oleh bakteri, serangga, atau binatang lainnya.
3. Menurut Dr.Azrul Azwar, MPH, sanitasi adalah cara pengawasan
masyarakat yang menitikberatkan kepada pengawasan terhadap berbagai
faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat.
4. Menurut Ehler & Steel, sanitation is the prevention od diseases by
eliminating or controlling the environmental factor which from links in the
chain of tansmission.
5. Menurut Hopkins, sanitasi adalah cara pengawasan terhadap factor-faktor
lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap lingkungan.
Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang
menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup
manusia. Sedangkan hygiene adalah bagaimana cara orang memelihara dan
juga melindungi diri agar tetap sehat.
4
3) Mencegah timbulnya penyakit menular.
4) Mencegah kecelakaan dalam bekerja.
5
INTISARI
2. SANITASI HOTEL
6
Dalam industri kepariwisataan hotel merupakan sektor industri yang
bergerak dalam bidang jasa dan sangat berpengaruh terhadap
perkembangan kepariwisataan, dimana hotel dituntut dapat memberikan
kepuasan kepada tamu baik dari fasilitas yang disediakan dalam memenuhi
kebutuhan tamu. Oleh sebab itu, pihak hotel harus mampu menciptakan
suasana yang di butuhkan oleh tamu, salah satu caranya meningkatkan
Hygiene dan Sanitasi. Pada semua department, Hygiene merupakan usaha
kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha
kesehatan individu, maupun usaha kesehatan pribadi manusia. Sedangkan
Sanitasi berarti usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan
kegiatannya kepada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
Penerapan Hygiene dan Sanitasi perlu dilakukan diantaranya
penerapan Hygiene Sanitasi Kitchen Department, peralatan dapur,
karyawaan dapur, serta penerapan Hygiene Sanitasi makanan dan
minuman karena dapur adalah tempat mengolah suatu makanan, untuk itu
para juru masak yang bertugas harus benar-benar memperhatikan segala
sesuatu yang akan dikerjakan dan dihasilkan, sehingga segala sesuatu yang
dijual kepada tamu baik berupa makanan dan minuman adalah hasil pilihan
dan olahan yang baik. Jasa pelayanan hotel disamping mempunyai dampak
positif sebagai tempat istirahat yang baik dan kesenangan hidup juga dapat
menimbulkan dampak terhadap masalah kesehatan masyarakat misalnya,
para wisatawan juga dapat membawa penyakit yang belum ada didaerah
yang dikunjungi, misalnya penyakit AIDS. Oleh karena itu perlu sekali
dilakukan usaha desinfeksi semua peralatan bekas pakai, seperti tempat
tidur, kamar mandi, jamban, perlatan makan dan minum.
Hotel yang saniter akan sangat menunjang dalam memberikan
kepuasan kepada para pengunjung. Dalam hal ini sanitasi dapat mempunyai
peranan Phisik dan Psikologi.
1) Peranan Phisik
7
Sanitasi diharapkan dapat memberikan jaminan kebersihan umum di
luar atau di dalam bangunan hotel. Pengertian kebersihan disini dalam arti
luas yang meliputi: kebersihan air, makanan-minuman, kuman – kuman
dapur, WC, peralatan serta bebas dari ganguan serangga dan binatang
pengerat (Tikus).
2) Peranan Psikologis
Peranan sanitasi hotel disini adalah dapat menjamin rasa kepuasan dari
para tamu/pengunjung hotel tersebut maupun para karyawan/pengelolaan
hotel. Kepuasan tersebut dalam arti memberikan rasa “relax”, comfort,
security, safety dan Privacy.
B. Manfaat Sanitasi Hotel
Sanitasi hotel mempunyai manfaat yaitu :
Manfaat dari segi kesehatan
1) Menjamin lingkungan kerja yang saniter.
2) Melindungi tamu maupun karyawan hotel dari gangguan faktor
lingkungan yang merugikan kesehatan fisik maupun mental
3) Mencegah terjadinya penularan penyakit dan penyakit akibat kerja
4) Mencegah terjadinya kecelakaan.
5) Manfaat dari segi “Business Operational’ Hotel
6) Keadaan hotel yang saniter sangat berguna untuk “Sales Promotion”
yang secara tidak langsung dapat meningkatkan jumlah tamu.
7) Meningkatkan nilai peringkat dari hotel tersebut.
C. Klasifikasi Sanitasi Hotel
Klasifikasi dapat dibedakan berdasarkan sasaran sanitasi hotel
tersebut. Pada Umumnya sasaran sanitasi hotel menyangkut dua hal yaitu
sanitasi“Lodging” dan sanitasi “Catering”.
1) Sanitasi Lodging
Adalah pengawasan sanitasi yang menyangkut urusan
kerumahtanggaan ( House Keeping) hotel, yang meliputi bangunan
8
dan fasilitasnya seperti halaman, sampah, pembuangan air kotor, dll
Ruang lingkup sanitasi “lodging” meliputi :
a) Wilayah luar bangunan hotel (external hotel area) yang terdiri dari :
halaman, tempat parkir, pertamanan, pembuangan sampah,
pembuangan air kotor.
b) Wilayah di dalam hotel (Internal hotel area) yang tefrdiri dari :
sanitasi umum, sanitasi kamar, sanitasi toilet, sanitasi ornament
2) Sanitasi Catering
Catering dalam kegiatan hotel adalah segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan makanan yang diolah dan dihidangkan dalam
sebuah hotel. Kegiatan catering ini bisa berupa penyediaan makanan
dan minuman untuk keperluan hotel sendiri dan penyediaan makanan
untuk diluar hotel (Outside catering).Pada umumnya pengawasan ini
diperlukan untuk mencegah tersebarnya bermacam – macam penyakit
lewat makanan, hal ini dapat ditujukan pada :
9
f. Pintu ruangan dapat menutup sendiri sebagian tertutup dengan
kawat kasa.
4) Persyaratan yang lainnya :
a. Karyawan catering harus mempunyai sertifikat kesehatan yang
masih berlaku.
b. Pakaian karyawan catering harus bersih dan ganti setiap dan ini
disediakan oleh pesusahaan/hotel dengan dilengkapi penuitup
kepala.
c. Harus ada WC dan urinoir tersendiri bagi karyawan catering dan
tidak berhubungan langsung pintunya dengan dapur.
d. Dianjurkan hotel menyediakan almari locker untuk menyimpan
pakaian atau peralatan pribadi dari setiap karyawan. Untuk
meyakinkan tamu hotel akan kebersihan dari fasilitas yang ada
dalam hotel seperti : Lap makan, kamar, bowl wc dan dapat
digunakan semacam segel sanitasi kertas.
D. Sasaran sanitasi di wilayah luar bangunan hotel
Adapun tempat-tempat diluar bangunan hotel yang perlu diperhatikan
dalam penerapan Hygiene dan sanitasi hotel, antara lain :
1) Tempat parkir
a. Cukup luas untuk menampung kendaraan tamu hotel sebagai patokan
untuk setiap 5 kamar perlu disediakan 1 tempat parkir.
b. Lantai parkir harus keras, sebaiknya diaspal atau dibeton, sehingga
tidak becek pada waktu hujan dan tidak berdebupada waktu musim
kemarau.
c. Diberikan lampu penerangan sesuai luas tempat parkir.
d. Perlu dipasang rambu – rambu lalu lintas untuk mencegah terjadinya
kesemrawutan.
e. Perlu disediakan gardu parkir lengkap dengan WC dan urinoir
10
2) Pertamanan dan pertanaman
Yang dimaksud disini ialah sebidang tanah yang ditanami oleh
berbagai macam tanaman dengan maksud untuk memperindah
pemandangan, mencegah terjadinya erosi, menjaga kesegaran udara.
3) Penyediaan air
Penyediaan air untuk hotel perlu mendapat perhatian dan harus
memenuhi persyaratan standart sesuai peraturan yang berlaku (Permenkes
No. 416/Menkes/PU/IX/1990).Penyediaan air untuk hotel dapat diperoleh
dari :
a. Air ledeng ( PAM)
b. Air tanah (Sumur bor)
11
Semua jenis air yang diperoleh dari berbagai macam sumber air ( air
ledeng, air sumur bor ) diadakan pengolahan kembali yang dimaksud ialah:
a. Pengendapan (Sedimentation)
Agar segala jenis kotoran yang mungkin ada di dalam air mengendap.
Untuk membantu proses pengendapan ini dapat digunakan zat koagulasi
untuk mengumpulkan partikel–partikel kotoran sehingga mudah
diendapkan.
b. Penyaringan
Kotoran–kotoran yang tidak dapat diendapkan dan masih melayang–
layang dalam air dapat ditangkap oleh filter ( Saringan). DisinfeksiBila air
telah melalui saringan dan secara fisik telah bersih, misal perlu dilakukan
disinfeksi untuk membunuh kuman–kuman yang kemungkingan masih ada
dalam air tersebut. Zat disinfektan yang digunakan yang biasannya
digunakan ialah zat chlor ada juga dengan mengunakan ozon ( O3) dengan
menggunakan alat tertentu. Untuk mendapatkan air panas, maka air perlu
dipanaskan pada tangki pemanas (boiler) kemudian disalurkan melalui pipa
khusus air panas.
c. Pembuangan Sampah
Secara umum cara – cara penanganan sampah meliputi 4 kegiatan, yaitu :
1. Penampungan
2. Pengumpulan
3. Pengangkutan
4. Pembuangan
5.
d. Sasaran sanitasi di wilayah dalam bangunan hotel
Sasaran sanitasi di wilayah dalam bangunan hotel meliputi sanitasi
umum, sanitasi kamar dan lain-lain.
12
e. Sanitasi umum
f. Sanitasi kamar
Kamar merupakan suatu bagian dari hotel yang sangat penting agar
para tamu bebas dapat beristirahat dan melakukan apa saja tanpa terganggu.
Syarat sanitasi kamar hotel meliputi :
1. Kebersihan umum
Kamar harus selalu dibersihkan oleh karena kamar dapat dikotori oleh
debu, zat kimia bahkan lumut, jamur atau kuman. Pengotoran oleh debu dapat
dihilangkan dengan jalan menyapu dan membersihkan ruangan termasuk
perabotan kamar yang ada secara rutin. Pengotoran oleh zat kimia misalnya
noda-noda pada lantai, dinding, taplak meja dan lain-lain dibersihkan dengan
memakai zat kimia tertentu yang dapat dipakai untuk menghilangkan noda-
noda tersebut. Sedangkan pengotoran oleh lumut atau cendawan dapat terjadi
13
apabila dalam keadaan lembab, ini dapat dicegah dengan mencari sumber
terjadinya kelembaban tersebut kemudian diperbaiki.
Kebersihan dan persyaratan fasilitas dan peralatan kamar juga perlu
diperhatikan. Fasilitas-fasilitas yang perlu diperhatikan dalam kamar antara
lain :
a. WC/Urinoir
b. Kamar mandi
c. Tempat tidur
d. Penerangan
2. Kamar Mandi
Persyaratan untuk kamar mandi :
a. Bersih dan tidak berbau
b. Lantai tidak boleh licin
c. Dibuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak merembeskan air
d. Dinding kamar mandi harus dari bahan kedap air
e. Bila memakai bath tubo perlu di lengkapi dengan shower, kran air dingin
dan panas, tirai penutup dan keset kaki serta di lengkapi kaca toilet.
3. Tempat Tidur
14
Secara umum, persyaratan untuk kamar tidur sebagai berikut :
a. Kondisi ruangan tidak pengap dan berbau.
b. Bebas dari kuman-kuman patogen.
c. Bersih dan tertata rapi.
d. Suhunya sekitar 18-28 0 c.
e. Kelembaban sekitar 40-70 %
f. Dinding, pintu, jendela yang tembus pandang atau cahaya dilengkapi
dengan tirai.
INTISARI
Hotel dapat diartikan sebagai tempat menginap bagi umum yang dikelola
secara komersil, terdiri dari beberapa kamar dan menyediakan juga
makanan/minuman. Selain itu, kebersihan dan kesehatan hotel juga sangat
mempengaruhi minat para wisatawan. Karenanya, kebersihan ini akan dapat
membantu meningkatkan kepariwisataan di Indonesia. Oleh sebab itu, pihak hotel
harus mampu menciptakan suasana yang di butuhkan oleh tamu, salah satu caranya
meningkatkan Hygiene dan Sanitasi Penerapan Hygiene dan Sanitasi perlu
dilakukan diantaranya penerapan Hygiene Sanitasi Kitchen Department, peralatan
dapur, karyawaan dapur, serta penerapan Hygiene Sanitasi makanan dan minuman
karena dapur adalah tempat mengolah suatu makanan, untuk itu para juru masak yang
bertugas harus benar-benar memperhatikan segala sesuatu yang akan dikerjakan dan
dihasilkan, sehingga segala sesuatu yang dijual kepada tamu baik berupa makanan
dan minuman adalah hasil pilihan dan olahan yang baik. Hotel yang saniter akan
sangat menunjang dalam memberikan kepuasan kepada para pengunjung. Dalam hal
ini sanitasi dapat mempunyai peranan Phisik dan Psikologi.
15
3. PERSONAL HYGIENE STAFF HOTEL
B. Personal Grooming
Kata grooming berarti penampilan yang rapi, serasi, dan harmonis. Dalam kata
penampilan (appeaerance) tercakup aspek keadaan fisik tubuh, tata rias, sedemikian
16
rupa sehingga menghasilkan penampilan yang serasi dan rapi.Tidak ada wisatawan
yang senang dilayani dengan karyawan yang kurang rapi. Penampilan yang rapi,
serasi, dan bersih dapat menyenangkan orang yang diajak berbicara atau dilayani.
1) Rambut (Hair)
2) Kulit (Skin)
Kebersihan kulit sangat perlu diperhatikan karena kulit yang bersih kan
memberikan kesan yang baik kepada tamu. Selain dengan mandi,menjaga
kesehatan kulit juga dapat dilakukan dengan memakai moisturising pada bagian
luar kulit.
17
3) Gigi (teeth)
4) Tangan (Hands)
18
7) Posture (Postur tubuh)
Posture adalah sikap tubuh atau posisi tubuh pada waktu melaksanakan tugas.
Postur tubuh ini juga dapat mempengaruhi tamu terhadap pelayanan yang
diterima dan yang akan diterima. Postur tubuh yang tegap dan sigap memberikan
kesan bahwa karyawan tersebut siap melayani dan meyakinkan akan melayani
dengan baik.
INTISARI
Fitness (kesegaran jasmani) adalah suatu keadaan jasmani yang yang sehat dan bugar
dari seorang individu dan siap untuk menjalankan aktivitasnya. Habit (kebiasaan)
dalah segala tingkah,pola,dan perilaku seorang individu yang dilakukannya relatif
sering, dan dilakukan secara tidak sadar. Neat and clean (kerapian dan kebersihan)
adalah suatu keadan fisik jasmani seseorang dari segi kerapaian dan kebersihannya
yang diniliai orang lain yang dapat dilihat secara kasat mata.
Dapur hotel merupakan salah satu bagian hotel yang tugas utamanya adalah
mengolah makanan atau memproduksi makanan. Dapur hotel memegang peranan
yang tidak kalah penting dengan bagian-bagian lain yang ada di hotel Dapur juga
merupakan salah satu departemen / bagian tersendiri dalam sebuah hotel berbintang
karena itu dalam perencanaannya harus sangat matang, baik itu pencanaan, dan
19
pengelolaannya karena dapur merupakan salah satu urat nadi dalam kegiatan
operasional hotel yang mendatangkan profit bagi hotel tersebut.Maka dalam hal ini
perencanaan kedepan dibidang F&B departement lebih di tekankan pada penerapan
sanitasi dan hygiene di Kitchen hotel agar operasional dan produk makanan yang
dihasilkan terjaga dengan baik.
1) Hygiene Perorangan
Dalam hal ini perlu ditekankan kepada juru masak agar selalu
menjaga hygiene diri sendiri dalam hal ini petugas atau karyawan yang
berhubungan langsung dengan bahan-bahan makanan, baik sebelum, sedang
dan sesudah bahan makanan diolah, sehingga makanan yang dihasilkanpun
merupakan makanan yang aman, bebas dari pencemaran dan bakteri atau
lainnya yang mungkin bisa timbul dari rangkaian kegiatan tersebut.
Hygiene perorangan mencakup semua segi kebersihan dari pribadi
karyawan tersebut. Menjaga hygiene perorangan berarti menjaga kebiasaan
hidup bersih dan menjaga kebersihan seluruh anggota tubuh
2) Hygiene Makanan
Bahan makanan yang dipergunakan dalam pengelolaan makanan
sebagian besar berupa bahan makanan nabati yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan seperti sayur, buah. Sedang bahan hewani berasal dari binatang
20
seperti daging, unggas, ikan dan lain-lain. Bahan makanan hewani lebih
mudah busuk/rusak jika dibandingkan dengan bahan makanan nabati. Namun
demikian, dengan kemajuan teknologi saat ini, banyak ditemukan teknik
pengawetan bahan makanan sehingga dapat mempertahankan dan
memperpannjang masa penyimpanan bahan makanan tersebut. Jadi
penyimpanan bahan makanan juga harus diperhatikan agar saat bahan
digunakan bahan tersebut masih dalam kondisi yang baik.
INTISARI
Dapur hotel merupakan salah satu bagian hotel yang tugas utamanya adalah
mengolah makanan atau memproduksi makanan. Maka dari itu penerapan Sanitasi
Dan Hygiene Di Kitchen Hotel sangatlah penting. Sanitasi dan Hygiene yang harus
21
diterapkan adalah hygiene perorangan, hygiene makanan, sanitasi dan hygiene tempat
kerja, dan yang terakhir sanitasi dan hygiene barang dan peralatan. Keempat factor
tersebut harus diterapkan demi menunjang tujuan kitchen yang kondusif, bersih,
nyaman, rapi serta tertata dengan baik, agar para pekerja bisa bekerja dengan lancar
dan bisa menghasilkan produk-produk makanan yang sesuai dengan selera konsumen
hotel.
22
c. Seandainya bahan makanan yang disimpan ada yang busuk harus cepat
dibuang dan sebaiknya ruang penyimpanan disemprot dengan
desinfektan pada waktu-waktu tertentu.
d. Perlu diperhatikan bahwa ada saat penyemprotan bahan makanan tidak
boleh berada di dalam gedung.
3) Sanitasi Alat Dapur
Bahan makanan atau makanan dapat terkontaminasi oleh alat dapur
yang kotor. Oleh sebab itu, pencucian alat dapur seharusnya mendapatkan
perhatian yang sungguh-sungguh. Pencucian perlengkapan dapur dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu secara manual dan machine.
4) Sanitasi Wilayah Steward
Lemari dan rak penyimpanan alat-alat masak dalam gudang
(stewarding room) prlu diawasi sehingga kemungkinan adanya kerusakan
karena berkarat dapat diketahui lebih dini. Selain itu pengaturan dan
penyimpanan alat-alat masak dalam lemari dan rak-rak tersebut perlu disusun
secara rapi dan bersih. Di dekat kamar mandi disediakan tempat cuci tangan
yang dilengkapi dengan sabun, serbet kertas, dan kalau mungkin alat
pengering tangan dari listrik sehinggan karyawan yang baru dari kamar mandi
langsung mencuci tangannya terlebih dahulu sebelum mulai kerja kembali.
5) Faktor Kimia
Sanitasi makanan yang buruk yang disebabkan oleh factor kimia
karena hal-hal sebagai berikut:
a. Adanya pencemaran gas atau cairan yang merugikan kesehatan atau
adanya partikel-partikel yang beracun, misalnya alat-alat dapur yang
dibuat dari bahan yang mudah beraksi dengan bahan makanan yang
diolah, seperti alt dapur yang terbuat dari tembaga dengan kuningan yang
digunakan untuk mengolah bahan makanan yang asam.
b. Obat-obat penyemprot hama yang digunakan untuk sayuran dan buah
ketika ditanam
23
c. Zat-zat kimia yang digunakan untuk mempertahankan kesegaran bahan
makanan
d. Zat pewarna tekstil yang digunakan untuk memberi warna pada makanan
e. Ketidaktahuan masyarakat atas penggunaan obat insektisida yang
disemprotkan pada ikan yang sedang mengalami proses pengasinan
dengan tujuan agar ikan tersebut tidak dihinggapi lalat. Kalau lalat
tesebut hinggap maka ia akan membawa mikroorganisme pada ikan asin
tersebut dan hal ini menyebabkan iakn tidak tahan lama.
f. Penggunaan wadah bekas obat-obatan pertanian untuk kemasan makanan
dan lain-lain.
6) Faktor Mikrobiologis
Sanitasi makanan yang buruk yang disebabkan oleh factor
mikrobiologis karena adanya pencemaran oleh bakteri, virus, jamur dan
parasit. Umunya yang terbanyak disebabkan oleh bakteri. Bakteri adalah
tumbuhan bersel satu yang tidak berklorofil dan ukurannya sangat kecil
(Kinton and Ceserane 1984). Sebagai contoh adalah apabila enam puluh buah
bakteri Escherichia coli dibaiskan maka panjangnya hama selebar satu helai
rambut manusia sehingga bakteri hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
Bakteri yang dapat dilihat melalui mikroskop ialah bakteri cocco, bacilli
spirilla, vibrio, streprobacilli dan streptococci.
a. Factor yang sangat mendukung berkembangnya bakteri. Factor yang
sangat mendukung berkembangnya bakteri adalah:
b. Adanya makanan yang diperlukan
c. Tersedianya air
d. Temperature yang sesuai
e. Waktu yang cukup untuk berkembang
Bahaya atau tidaknya berkembang bakteri tersebut tergantung pada
jenis mikroorganisme apa yang berkembang dan hasil samping dari
pertumbuhannya.
24
Kemungkinan masuknya bakteri ke dalam makanan. Kemungkinan
masuknya bakteri ke dalam makanan adalah:
a. Pada waktu makanan disiapkan
b. Pada waktu makanan diolah
c. Pada waktu makanan disimpan
d. Pada waktu makanan disajikan
Makanan merupakan salah satu media yang diperlukan bagi
tumbuhnya bakteri, ada yang tumbuh pada makanan yang tingkat
keasamannya rendah, ada yang memerlukan gula, ada yang memerlukan
protein untuk pertumbuhannya. Factor-faktor yang mempengaruhi tumbuh
dan berkembangnya bakteri adalah:
a. Temperature yang sesuai dengan tumbuhnya bakteri yang memerlukan
pemyakit (patogen) secara cepat yaitu pada suhu 37ºC, tetapi ia dapat
tumbuh pada suhu antara 10º-60ºC.
b. Dengan merebus atau memanaskan sampai mendidih selama beberapa
menit bakteri akan mati, tetapi untuk memusnahkan toksinnya harus
direbus minimal setengah jam, sedangkan membnuh bakteri yang tahan
panas tinggi harus dipanaskan pada suhu 120ºC.
c. Menyimpan makanan pada suhu yang rendah (minimal 7ºC) tidak berarti
bakteri akan mati, melainkan hanya membuat bakteri tersebut nonaktif.
Bila temperature yang diperlukan untuk tumbuhnya bakteri tersebut
memungkinkan, maka ia akan aktif kembali.
d. Dalam pertumbuhannya bakteri memerlukan air. Oleh sebab itu, bahan
makanan yang mengandung cairan lebih cepat busuk dibandingkan
dengan bahan makanan atau makanan kering.
e. Setiap dua puluh menit bakteri akan berkembang, karena dalam jangka 5
samapai 6 jam, berjuta-juta bakteri akan tumbuh.
Berdasarkan factor-faktor di atas apabila ingin mneyimpan makanan harus
menghindari situasi dan kondisi yang memungkinkan untuk berkembangnya
25
bakteri secara baik. Kelompok bakteri yang dapat menyebakan keracunan
pada manusia adalah:
- Keracunan makanan karena bakteri salmonella disebabkan oleh:
Banyaknya bakteri yang berkembang dalam jumlah yang banyak karena
pendinginan yang kurang sempurna sehingga bakteri dapat aktif,
Makanan disimpan pada suhu kamar dimana suhu tersebut merupakan
suhu yang paling tepat bagi berkembangnya bakteri,Makanan yang
diolah tidak cukup matang sehingga bakteri yang tahan panas belum
mati, Makanan yang dudah disimpan dan didinginka tidak cukup panas
waktu dihangatkan, Alat-alat dapur yang kurang bersih dalam
pencuciannya. Kontaminasi dari tenaga pengolah yang kurang
memperhatikan hygiene dan bahan mentah yang terkontaminasi.
- Keracunan makanan karena bakteri staphylococcus ureus disebabkan
oleh: Toksin yang dihasilkan oleh bakteri tersebut, Bakteri ini
berkembang dengan baik apabila suhu pendinginan tidak sesuai dengan
jenis makanan atau bahan makanan yang disimpan, Kontaminasi
makanan yang telah matang, Kontaminasi dari tenaga pengolah yang
terkena infeksi, Makanan disimpan pada suhu kamar, Proses fermentasi
pada makanan
- Keracunan yang disebabkan oleh bakteri clostridium welchii
Terdapat bakteri clostridium welchi dalam jumlah yang banyak pada
makanan. Bakteri berkembang baik pada makanan karena suhu
pendinginan yang tidak sesuai dengan makanan yang disimpan sehingga
bakteri menjadi aktif. Menyimpan makanan pada suhu kamar
Makanan sisa yang akan disajikan kembali, tetapi pemanasannya tidak
sempurna.
- Keracunan karena bakteri clostridium botolinum, biasanya disebabkan
oleh pada waktu pengalengan bahan makanan, asam tidak memenuhi
26
syarat dam ikan asap yang dikemas dengan system vakum tidak
sempurna.
- Keracunan karena infeksi bacillus cercus disebabkan oleh:
Masuknya bakteri bacillus circus dalam pencernaan dan tubuh,
Pendinginan makanan yang tidak sempurna, Memasak makanan terlalu
awal dari waktu penyajian dan tidak disimpan secara tepat, Makanan
yang tidak habis dan disajikan kembali, tetapi pemanasannya tidak
sempurna.
- Keracunan karena infeksi escheria colli, disebabkan oleh: Pendinginan
yang tidak sempurna, Waktu memasak yang tidak cukup matang, Alat-
alat kurang bersih, Hygiene dari tenaga pengolah yang kurang bersih.
- Keracunan karena infeksi vibrio parahaemolytieus disebabkan oleh:
Makanan yang tidak matang waktu mengolahnya, Temperature
pendingin yang tidak sesuai dengan makanan yang disimpan,
Kontaminasi silang, Alat-alat yang kotor, Menggunakan air laut untuk
memasak
INTISARI
1) Faktor Fisik, yang dimaksud dengan factor fisik disini adalah ruangan yang
kurang mendapat pertukaran udara yang kurang lancar, suhu panas atau
lembab, dan lain-lain. Untuk menghindari kerusakan makanan yang
disebabkan oleh factor fisik maka perlu diperhatikan beberapa hal yakni
Sanitasi Ruang Dapur, sanitasi pembuangan sampah, sanitasi tempat
penyimpanan bahan makanan, sanitasi wilayah steward dan sanitasi alat
dapur.
2) Faktor kimia, sanitasi makanan yang buruk yang disebabkan oleh factor kimia
karena karena beberapa hal berikut adanya pencemaran gas atau cairan yang
27
merugikan kesehatan ke alat dapur yang mudah bereaksi dengan gas atau
cairan tsb, Obat-obat penyemprot hama yang digunakan untuk sayuran dan
buah ketika ditanam, Zat-zat kimia yang digunakan untuk mempertahankan
kesegaran bahan makanan.
3) Faktor mikrobiologis, sanitasi makanan yang buruk yang disebabkan oleh
factor mikrobiologis karena adanya pencemaran oleh bakteri, virus, jamur dan
parasit. Umunya yang terbanyak disebabkan oleh bakteri.
28
bertambah dua kali lipat setiap 15 menit dan dalam 5 jam menjadi 1 juta.
Bakteri akan berhenti berkembang biak pada temperature di atas 74ºC dan di
bawah 4ºC. Pada temperature dingin bakteri akan beristirahat. Bakteri
Patogen berkembang biak pada suhu 37 ºC sama dengan suhu tubuh
manusia. Bakteri ini dapat tertularkan melalui makanan yang tersentuh oleh
tangan kotor, lap kotor dan berdebu, meja dan peralatan dapur yang kotor.
Bahan–bahan makanan seperti Milk, Butter, Margarine Yoghurt,
Cheese dapat disimpan pada temperature 4 ºC. Untuk telur disimpan pada
temperature -6ºC hingga 7ºC. Buah–buahan dan sayur–sayuran disimpan
pada temperature 10ºC. Daging disimpan pada temperature 5ºC hingga 8ºC.
Seafood dapat disimpan pada temperature 2ºC hingga 5ºC. Untuk “Danger
Zone” (zona bahaya) 37ºC hingga 69ºC dimana bakteri bisa berkembang
secara cepat dengan kelipatan 2 (dua).
B. Keracunan Makanan Biologis
Berbagai macam tanaman dan hewan mangandung toksin–toksin alami
yang bisa menimbulkan keracunan jika dimakan. Diantaranya termasuk :
Jamur, Tanaman jamur yang mengandung toksin dari tampak
luarnya mirip sekali dengan jenis- jenis yang tidak mengandung
toksin dan beracun jika dimakan mentah ataupun dimasak. Maka
penting sekali agar membeli jamur hanya dari sumber yang dapat
diandalkan.
Kentang Hijau, Ini mangandung solanin yang bisa menimbulkan
sakit atau kematian jika dimakan dalam jumlah besar. Kentang yang
hijau harus senantiasa dibuang.
Hidangan hasil laut, Beberapa bahan makanan hasil laut
mangandung racun atau logam – logam berat. Termasuk dalam ini
tiram, kerang dan segolongan ikan. Maka penting sekali bahwa
29
penyediaan bahan makanan hasil laut akan diperoleh dari sumber –
sumber yang terpercaya.
C. Keracunan Makanan Kimiawi
Makanan bisa tanpa sengaja tercemar oleh racun kimiawi disepanjang
jalur produksi. Bagaimana itu terjadi, dan apa yang bisa dilakukan untuk
pencegahannya, meliputi hal – hal sebagai berikut:
Sisa penyemprotan bahan kimia atau obat anti hama; Maka
jadikan kebiasaan yang baik untuk mencuci semua sayuran dan buah
– buahan sebelum dipakai.
Pembasmi kuman terbuat dari bahan kimia, obat semprot
serangga, bahan pembersih, racun tikus; Bahan– bahan kimia
tersebut harus disimpan terpisah dari makanan, alat dan perkakas
dapur yang dipergunakan untuk membuat makanan. Dan harus
merupakan bahan – bahan yang diperbolehkan untuk dipakai sekitar
lingkungan makanan dan harus dipergunakan semata – mata sesuai
spesifikasi pabriknya.
Tempat Penyimpanan Makanan; Keracunan seng bisa timbul
apabila makanan yang berkadar asam dibiarkan terlalu lama didalam
kaleng berlapis seng. Juga jangan menyimpan makanan didalam
tempat tempat terbuat dari tembaga.
Bahan tambahan dalam makanan; Segolongan orang, terutama
penderita asma sangat peka terhadap tambahan – tambahan yang
dipakai dalam pengolahan dan / atau pembuatan makanan. Diantara
tambahan itu yang memicu reaksi alergi terhadap MSG (monosodium
glutamate), tartrazine (pewarna kuning untuk makanan) serta
produk–produk belerang yang dipakai untuk memperlambat oksidasi
(misalnya pemutih kentang atau sayuran dan juga yang dipakai dalam
pengawetan buah– buahan yang dikeringkan).
30
Zat Makanan; Semua organisme mikro membutuhkan zat makanan
untuk bisa tahan hidup. Beberapa jenis makanan khususnya
merupakan sumber baik dari zat makanannya. Undang – undang
kesehatan mencantumkan makanan seperti itu pada daftar “Bahan
Makanan Yang Bisa Membahayakan” karena bakteri peracun
makanan cepat tumbuh dan berkembang biak didalamnya. Bahan
makanan tersebut pada umumnya mengandung protein yang cukup
tinggi, mangandung pati masak, lembab dan rendah kadar asamnya.
D. Jenis-Jenis Kerusakan Makanan
Dilihat dari penyebabnya, kerusakan makanan dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
1. Kerusakan mikrobiologis
Kerusakan mikrobiologis adalah jenis kerusakan makanan yang
disebabkan oleh pertumbuhan mikroorganisme, seperti bakteri, ragi,
kapang. Kerusakan mikrobiologis dapat terjadi di awal kerusakan atau
mengawali kerusakan; atau setelah terjadi kerusakan lain (menjadi
kerusakan sekunder). Mikroorganisme akan merusak makanan melalui
proses hdrolisis atau degradasi makro-molekul yang ada pada makanan
menjadi mikro-molekul (terjadi kerusakan kimia). Akibat proses tersebut,
makanan akan mengalami perubahan bau pada cita rasa makanan.
Kerusakan mikroorganisme kadang dapat dilihat dengan mata dengan
terbentuknya lendir, gas, pengeluaran cairan atau jamur pada makanan.
2. Kerusakan kimia
Kerusakan kimia terjadi karena adanya reaksi kimia yang terjadi pada
makanan misalnya pada lemak, karbohidrat dan protein, sehingga
menimbulkan perubahan bau seperti tengik, bau asam atau bau busuk;
atau terjadi reaksi browning pada bahan makanan.
3. Kerusakan fisik
31
Kerusakan fisik terjadi karena adanya perlakukan fisik seperti
pengeringan, pembakaran, pendinginan dan pencahayaan. Contoh
kerusakan fisik:
Gosong akibat pembakaran dalam waktu lama dan suhu tinggi
pengerasan tekstur makanan “case hardening” akibat pengeringan
pelunakan tekstur makanan yang didinginkan “chilling injures”
akibat disimpan di lemari pendingin
pelunakan dan keluarnya cairan makanan beku saat diletakkan di
ruang kamar yang dikenal dengan istilah “freezing injures”, akibat
disimpan di lemari pembeku
4. Kerusakan mekanis
Kerusakan yang terjadi akibat benturan, gesekan, bantingan saat
pengepakan dan pengangkutan makanan yang dilakukan kurang hati-hati,
sehingga bahan makanan menjadi memar, retak, pecah, belah atau remuk.
Kerusakan ini dapat menjadi awal terjadinya kerusakan lain misalnya
kerusakan mikrobiologis atau kerusakan kimia.
5. Kerusakan fisiologis
Kerusakan fisiologis disebabkan oleh reaksi metabolism bahan
makanan atau enzyme-enzym yang terdapat pada makanan sehingga
terjadi proses autolisis. Proses fisiologis merupakan proses biokimia,
sehingga kecepatan reaksinya dipengaruhi oleh factor suhu. Ciri dari
terjadinya kerusakan fisiologis adalah daging buah menjadi lunak atau
terlalu empuk.
6. Kerusakan biologis
Kerusakan biologis adalah kerusakan yang disebabkan oleh organisme
seperti tikus, serangga dan hama lainnya yang merusak bahan makanan.
Jenis kerusakan ini dapat terlihat pada bahan makanan, dan biasanya akan
diikuti oleh jenis kerusakan mikrobiologis.
32
Biasanya kerusakan bahan makanan tidak terjadi secara terpisah, artinya
berbagai jenis kerusakan makanan dapat terjadi pada bahan makanan secara
bersamaan, atau kerusakan jenis tertentu akan diikui oleh jenis kerusakan lainnya.
Sebagai contoh kerusakan fisiologis akan diikuti oleh kerusakan fisik dan
mikroorganisme; atau kerusakan mekanik diikuti oleh kerusakan mikrobiologis,
fisik dan seterusnya. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah kerusakan
makanan diantaranya:
1. Pengurangan water activity, dengan melakukan pengeringan atau
pengawetan makanan dengan memberi garam atau gula pada bahan
makanan. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi kadar air beba agar
mikroorganisme tidak berkembang dengan cepat.
2. Pengaturan suhu, dapat dilakukan dengan pendinginan, pemanasan
maupun pembekuan. Tujuannya untuk menghambat pertumbuhan
mikroorganisme sehingga bahan makanan bisa bertahan lebih lama.
3. Menghilangkan oksigen
INTISARI
Hygiene bahan pangan merupakan hal penting, karena akan mempengaruhi
pada kualitas makanan yang akan dikonsumsi. Kualitas makanan juga dapat
diupayakan dengan memperbaiki aroma, tekstur, suasana dan penampilan. Masalah
sanitasi bahan makanan ini nampaknya masih banyak orang yang mengabaikannya.
Banyak orang yang menganggap dalam hal makanan yang terpenting adalah rasa
yang enak dan penampilan yang menarik. Tetapi bagaimana membuat penampilan
yang bersih, baik, dan aman untuk dimakan belum sepenuhnya menjadi perhatian.
Sanitasi dan higiene diperlukan mulai dari perencanaan menu, pembelian bahan,
penerimaan barang, penyimpanan, pengeluaran barang, persiapan pengolahan,
pengolahan, kegiatan menjaga makanan sebelum disajikan, kegiatan penyajian,
sampai pada kegiatan pencucian dan perawatan. Selain itu, terdapat beberapa jenis
kerusakan makanan yang dapat diidentifikasi, diantaranya adalah kerusakan
mikrobiologis, kimia, fisik, biologis, mekanis dan fisiologis. Untuk mencegah
33
kerusakan makanan tersebut dapat dilakukan beberapa langkah pencegahan dengan
memperhatikan kebersihan bahan dan peralatan serta cara penyimpanan bahan
makanan yang baik dan benar.
34
kandungan myoglobin yang relatif lebih tinggi dibandingkan daging putih.
Daging ayam hanya mengandung 0.05 persen myoglobin, daging babi
mengandung 0.1-0.3 persen, dan daging sapi muda 0.4-1 persen. Sedangkan
daging sapi tua memiliki 1.5 hingga 2 persen myoglobin. Dalam
definisi USDA, hanya daging ayam dan daging ikan yang dikategorikan
daging putih. Berikut beberapa contoh daging merah yang sering dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kandungan Gizi Daging Merah.
1. Protein. Tiap 100 gram daging merah mengandung protein 20-25 gram.
Protein dari daging sapid an daging kambing lebih mudah dicerna tubuh
balita sebanyak 94%, dibandingkan protein dari gandum yang hanya
tercerna 86% dan protein dari kacang-kacangan yang Cuma 78%.
2. Lemak. Bila seluruh lemak yang ibisanya menempel pada permukaan
dihilangkan, daging merah sebenarnya memiliki kandungan lemak jenuh
dan lemak tran yang relative rendah sehingga tidak memicu gangguan
kesehatan. Kolesterol yang terkandung di dalamnya tidak memicu
kenaikan kadar kolesterol di dalam darah.
3. Energi. Konsumsi 100 gram daging merah dapat memenuhi 27% dari
kebutuhan energi dalam sehari.
4. Vitamin D. Daging merah juga termasuk sumber vitamin D yang
dibutuhkan untuk membentuk tulang dan gigi yang kuat.
5. Vitamin B kompleks. Daging mengandung aneka jenis vitamin B,
termasuk riboflavin, niasin, asam pantotenat, vitamin B6 dan vitamin
B12. Vitamin B12 dibutuhkan balita untuk membantu kerja sistem saraf
otak, kemampuan berkonsentrasi dan mengingat.
6. Zat besi (Fe). Zat gizi pembentuk sel-sel darah ini dapat memenuhi 21%
kebutuhan tubuh balita. Zat besi dari daging, lebih mudah diserap tubuh
balita dibandingkan dari sayuran. Mineral yang satu ini dibutuhkan untuk
menghantarkan oksigen, membentuk energi dan sel-sel otak.
35
7. Asam lemak omega-3. Daging merah menduduki posisi ke-2 sebagai
sumber asam lemak omega-3, setelah ikan laut. Di dalam 150 mg daging
merah terkandung sekitar 30 mg asam lemak omega-3. Senyawa ini
penting untuk membantu fungsi jantung, sistem saraf pusat dan hati.
8. Zat seng (Zn). Zat gizi ini diperlukan tubuh balita untuk membentuk dan
mamperkuat sistem imun, proses pertumbuhan, dan mempercepat
penyembuhan luka. Daging sapi mengandung zat seng sebanyak 4,0
mg/100 gram, sedangkan daging anak sapi sebanyak 4,2 mg/100 gram.
9. Selenium. Zat antioksidan yangemmbantu meningkatkan kekuatan
system imun balita ini cukup banyak terdapat dalam daging merah.
Daging sapi mengandung selenium sebanyak 17 mg/100 gram, sedangkan
daging anak sapi sebanyak 10 mg/100 gram.
C. Manfaat Daging Merah
Daging merah merupakan sumber dari beberapa kebutuhan tubuh kita,
seperti:
1) Sumber Protein
Manfaat pertama kita makan daging adalah asupan protein. Kita tahu
bahwa daging terkenal kandungan proteinnya. Satu hal yang harus diingat,
apakah daging merah atau putih yang kita konsumsi, pilihlah tanpa lemak.
Bila tidak, kadar kolesterol darah kita pun meningkat karena konsumsi lemak
tadi.
2) Sumber Energi
Kita tidak harus meninggalkan konsumsi daging jika sudah terbiasa
makan daging dalam diet harian. Jika mencoba meninggalkannya, bisa jadi
diet harian kita kurang seimbang. Daging adalah salah satu sumber energi
bagi tubuh. Bila kita tinggalkan, maka kita hanya memiliki energi lebih sedikit
untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
3) Sumber Vitamin B12
36
Jenis vitamin ini sebagian besar berasal dari hewan, salah satunya
adalah daging merah. Vitamin B sangat penting bagi wanita hamil.
Kekurangan vitamin ini dapat mempengaruhi perkembangan janin dalam
rahim.
4) Anti-karsinogen
Produk susu dan daging sapi mengandung asam linoleat yang
merupakan senyawa anti-karsinogen, pencegah kanker. Beberapa penelitian
juga membuktikan asam linoleat mengobati kanker payudara. Kabar baik nih
buat para wanita.
5) Meningkatkan kekebalan tubuh
Daging merah mengandung mineral seng, yang memperkuat sistem
kekebalan tubuh. Manfaat lain dari seng adalah memperlambat penuaan.
6) Kecerdasan otak
Lemak baik dan nutrisi dalam daging merah membantu pertumbuhan
otak dan kecerdasan kita. Inilah alasan besar mengapa kita harus
mengonsumsi daging merah.
7) Mengandung omega-3
Kita pikir hanya salmon dan ikan berminyak yang dianggap sebagai
sumber terbaik asam lemak omega-3. Daging merah juga mengandung asam
lemak omega-3.
Daging merah sebenarnya mengandung zat gizi yang cukup banyak.
Tapi sering dianggap buruk hanya karena kita salah dalam mengkonsumsinya.
Sesuatu yang baik, jika dikonsumsi berlebihan maka akan berakibat buruk,
termasuk daging merah.
D. Bahaya Daging Merah
Selain manfaat, daging merah juga mempunyai banyak bahaya bila
dikonsumsi Lebih. Bukan hanya bahaya untuk kesehatan, tapi juga
kecantikan. Berikut ini beberapa bahaya atau Imbas buruk konsumsi daging
merah lebih:
37
1. Masalah Pencernaan
Mengkonsumsi daging merah Lebih Bisa menyebabkan terjadinya
masalah di sistem pencernaan. Kandungan bakteri Eschericia coli di
daging merah ini Bisa menyebabkan sakit perut yang merupakan gejala
masalah pencernaan. Bakteri ini muncul saat daging merah tak
diperlakukan dengan sehat atau tak Higienis.
2. Risiko penyakit Alzheimer
Penyakit alzheimer yaitu penyakit yang menyerang di otak manusia.
Mengkonsumsi daging merah Lebih Bisa menyebabkan munculnya risiko
penyakit alzheimer. Hal ini terjadi di karenakan daging merah
mengandung zat besi yang bila Lebih Bisa menyebabkan perubahan di
jaringan saraf dan sistem di otak yang akhirnya berkembang dan
menyebabkan alzheimer.
3. Melemahkan sistem kekebalan tubuh
Bila mengkonsumsi daging merah sudah menjadi kebiasaan sehari-
hari, maka ini Bisa menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh.
Hal ini terjadi dengan cara perlahan, yaitu saat daging merah masuk
kedalam sistem pencernaan dan menjadi racun. Daging merah bertemu
enzim dan cairan dalam pencernaan dan memunculkan racun. Bukan
hanya itu, kandungan gula yang sangat kecil di daging merah ini juga
akan menjadi racun yang Bisa menyerang sistem kekebalan tubuh.
4. Obesitas
Daging merah mengandung lemak yang cukup tinggi, begitu juga
kandungan kolesterol. bila dikonsumsi Lebih tentu akan membuat
tumpukan lemak dan kolesterol dalam tubuh. Kandungan lemak ini Bisa
menyebabkan perut menjadi buncit dan berat badan meningkat drastis.
Kelebihan berat badan atau obesitas inilah yang akan menyebabkan
masalah hingga Agresi jantung dan strok.
5. Menyebabkan diabetes
38
Diabetes juga merupakan penyakit serius yang juga Bisa dikarenakan
oleh konsumsi daging merah Lebih. Kandungan lemak dan hormon di
daging merah memicu datangnya diabetes. Bahkan olahan Boga daging
merah seperti sosis, bakso, daging asap, dan lainnya Bisa melonjakkan
risiko diabetes hingga 50%.
6. Osteoporosis atau keropos di tulang
Penyakit oesteoporosis ini bukan hanya menyerang di orang yang
sudah berusia lanjut aja, tapi juga di remaja atau anak muda. Osteoporosis
atau pengkroposan tulang ini dikarenakan tak seimbangnya hormon
dalam menyerap Boga yang mengandung kalsium. Penyerapan kalsium
menjadi lambat dan menyebabkan tulang menjadi kropos.
7. Berkurangnya kesuburan
Jarang yang tahu kalau mengkonsumsi daging merah Lebih ternyata
Bisa meyebabkan berkurangnya kesuburan. Hal ini dikarenakan di
karenakan perubahan hormon yang dikarenakan oleh daging merah.
Bukan hanya di karenakan itu, obesitas dan diabetes pun Bisa
memperparah keadaan yang ada.
8. Risiko penyakit endometriosis
Penyakit endometriosis yaitu penyakit yang menyerang jaringan rahim
wanita. Kandungan lemak jenuh di daging merah Bisa mempengaruhi
hormon dan membuat wanita mendapatkan perubahan hormon saat masuk
Daur menstruasi. bila ini terjadi akan menyebabkan endometriosis.
9. Risiko pengerasan pembuluh darah
Mengkonsumsi daging merah Lebih juga Bisa menyebabkan
datangnya risiko pengerasan pembuluh darah. Hal ini dikarenakan di
karenakan daging merah yang masuk dalam tubuh menyebabkan senyawa
karnitin. Senyawa tersebut lah yang menyebabkan terjadinya pengerasan
di pembuluh darah.
10. Tekanan darah tinggi
39
Hal ini sudah menjadi pengetahuan yang Generik untuk setiap orang
bahwa daging merah Bisa menyebabkan kenaikan darah. Bahkan daging
kambing pun Bisa menyebabkan kenaikan hingga berkali lipat. Oleh
sebab itu jangan mengkonsumsi daging merah terutama daging kambing
dengan cara Lebih.
11. Kolesterol tinggi
Daging merah mengandung lemak jenuh dalam jumlah yang besar.
Bahkan lebih besar dibandingkan dengan jenis makan lainnya. Oleh sebab
itu bila dikonsumsi Lebih Bisa menyebabkan kenaikan kadar kolesterol
yang cukup tinggi dalam tubuh. Kolesterol yang tinggi ini Bisa
menyebabkan risiko penyakit jantung, penumpukan plak di pembuluh
darah, dan penyakit lainnya.
12. Risiko penyakit jantung
Seperti yang telah disinggung dalam Elaborasi diatas bahwa
mengkonsumsi daging merah Lebih Bisa menyebabkan penyakit jantung.
Bakteri yang berkembang dari daging merah tersebut nantinya akan
merusak sistem pencernaan dan menyebabkan pembentukan
trimetilamina – N – oksida. Bahan inilah yang membentuk terjadinya
pengerasan pembuluh darah yang menyebabkan penyakit jantung.
13. Risiko penyakit stroke
Bukan hanya sebatas penyakit jantung aja yang akan terjadi. Bahkan
hingga di tahap penyakit stroke yang membuat seorang penderitanya tak
Bisa Dinamis. Penyakit ini terjadi saat kadar kolesterol dalam tubuh
sangat tinggi yang menghambat kerja pembuluh darah. Dan kolesterol ini
Bisa menjadi plak dalam pembuluh darah yang menghambat Genre darah
dan oksigen ke otak.
14. Risiko penyakit diabetes tipe 2
Daging merah yang dikonsumsi Lebih Bisa menyebabkan datangnya
risiko penyakit diabetes tipe 2. Penyakit ini akan menyerang organ tubuh
40
kita dan tubuh dengan cara menyeluruh karena kekurangan insulin.
Insulin sendiri dibuat oleh pankreas yang berfungsi mengolah kadar gula
dalam darah menjadi energi. bila mengkonsumsi daging merah Lebih,
maka glikemik yang berat dalam tubuh akan membuat tubuh menerima
lemak lebih banyak. Inilah yang menyebabkan datangnya penyakit
diabetes tipe 2
INTISARI
41
Kesehatan lingkungan adalah karakteristik dari kondisi lingkungan yang
mempengaruhi derajat kesehatan. Untuk itu kesehatan lingkungan merupakan
salah satu dari enam usaha dasar kesehatan masyarakat. Istilah kesehatan
lingkungan seringkali dikaitkan dengan istilah sanitasi/sanitasi lingkungan yang
oleh Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO), menyebutkan pengertian sanitasi
lingkungan/kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk mengawasi beberapa
faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia, terutama terhadap
hal-hal yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan dan daya
tahan hidup manusia (Kusnoputranto, 1986).
Sanitasi, menurut kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai pemelihara
kesehatan. Menurut WHO, sanitasi adalah upaya pengendalian semua faktor
lingkungan fisik manusia, yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan
hal-hal yang merugikan, bagi perkembangan fisik, kesehatan, dan daya tahan
hidup manusia.
Sedangkan menurut Chandra (2007), sanitasi adalah bagian dari ilmu
kesehatan lingkungan yang meliputi cara dan usaha individu atau masyarakat
untuk mengontrol dan mengendalikan lingkungan hidup eksternal yang
berbahaya bagi kesehatan serta yang dapat mengancam kelangsungan hidup
manusia. Menurut Kusnoputranto (1986) ruang lingkup dari kesehatan
lingkungan meliputi:
42
9. Kesehatan kerja, terutama pengendalian dari bahaya-bahaya fisik, kimia dan
biologis.
10. Pengendalian kebisingan.
11. Perumahan dan pemukiman, terutama aspek kesehatan masyarakat dari
perumahan penduduk, bangunan-bangunan umum dan institusi.
12. Perencanaan daerah dan perkotaan.
13. Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara, laut dan darat.
14. Pencegahan kecelakaan.
15. Rekreasi umum dan pariwisata.
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi,
bencana alam, perpindahan penduduk dan keadaan darurat.
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin agar lingkungan pada
umumnya bebas dari risiko gangguan kesehatan.
Dari ruang lingkup sanitasi lingkungan di atas tempat-tempat umum merupakan
bagian dari sanitasi yang perlu mendapat perhatian dalam pengawasannya
(Kusnoputranto, 1986).
INTISARI
43
9.KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA
44
a. Banyaknya angka kecelakaan kerja yang terjadi di dunia kerja
b. Kurangnya standar kerja yang terdapat di suatu perusahaan
c. Kerugian yang dapat ditimbulkan akibat terjadinya kecelakaan kerja
d. Daya saing pasar global suatu negara ditentukan oleh tingkat kecelakaan kerja
yang terjadi di negara tersebut. Semakin tinggi tingkat kecelakaan kerja yang
terjadi di suatu negara, semakin rendah daya saing Negara tersebut di pasar
global. Dapatkan Kalian mencari tahu apa penyebab hal tersebut?
e. Masih kurangnya kesadaran sebagian masyarakat termasuk kalangan dunia
usaha tentang pentingnya aspek K3
f. K3 menjadi issu global yang mempengaruhi perdagangan dan arus barang
antar Negara
C. Pengertian Keselamatan dan Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja diartikan sebagai suatu kejadian yang tak terduga
dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses suatu kegiatan yang telah
direncanakan. Sedangkan pengertian kecelakaan akibat kerja adalah
Kecelakaan yang terjadi terkait dengan pekerjaan, yaitu kecelakaan yang
diakibatkan langsung oleh pekerjaan, atau pada saat melaksanakan pekerjaan.
Kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja dapat menyebabkan kerugian
besar, antara lain kerusakan sarana produksi, biaya pengobatan, kompensasi
akibat kecelakaan kerja dan pekerja tidak dapat bekerja kembali karena
kecacatan yang ditimbulkannya.
Kecelakaan kerja berhubungan erat dengan keselamatan kerja, karena
kecelakaan kerja adalah upaya menuju keselamatan kerja.Ketentuan
keselamatan kerja seperti tertuang pada Bab III pasal 3 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 menyatakan bahwa tujuan
keselamatan kerja adalah untuk:
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
45
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
Berdasarkan Hukum K3 yang dimaksud dengan norma keselamatan
kerja adalah sarana atau alat untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja
yang tidak diduga yang disebabkan oleh kelalaian kerja serta lingkungan kerja
yang tidak kondusif. Berdasarkan aturan K3, Norma keselamatan kerja
diharapkan mampu:
1. Menihilkan kecelakaan kerja sehingga mencegah terjadinya cacat atau
kematian terhadap pekerja dan mencegah terjadinya kerusakan tempat
dan peralatan kerja.
2. Mencegah pencemaran lingkungan hidup dan masyarakat sekitar
tempat kerja.
3. Menjadi instrumen yang menciptakan dan memelihara derajat
kesehatan kerja setinggi-tingginya
D. Istilah Terkait dengan Kecelakaan Kerja
Beberapa istilah terkait dengan kecelakaan kerja antara lain adalah:
a. “Tempat kerja” ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau
sering dimasuki kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana
terdapat sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci dalam pasal
2; yang termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan,
halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian- bagian atau
yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut (Undang-Undang
No. 1 Tahun 1970 tentang “Keselamatan Kerja”, pasal 1).
46
b. Insiden (near miss) adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan, yang
jika sedikit saja keadaan berbeda dapat menyebabkan cedera,
kerusakan properti/peralatan, kebakaran dan lain-lain kecelakaan
kerja. Istilah insiden menggambarkan kejadian bahaya terjadi namun
belum ada korban.
c. Accident adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak
dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu
aktifitas dan dapat menimbulkan kerugian baik korban manusia dan
atau harta benda. Dikatakan “accident” jika potensi bahaya terjadi dan
menimbulkan korban.
i. Unsafe condition atau keadaan tak aman adalah suatu kondisi fisik
atau keadaan berbahaya yang dapat langsung mengakibatkan
terjadinya kecelakaan.
47
E. Penyebab Kecelakaan Kerja
c. Lingkungan yang tidak aman baik berasal dari fasilitas fisik, kimia dan
biologis atau mikrobiologis, antara lain:
1) Ada api di tempat penyimpanan bahan yang mudah terbakar
2) Lantai licin atau terpapar minyak
3) Air dan aliran listrik berdekatan
INTISARI
Kecelakaan kerja diartikan sebagai suatu kejadian yang tak terduga dan tidak
dikehendaki yang mengacaukan proses suatu kegiatan yang telah direncanakan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
menyatakan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3
adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Banyaknya angka kecelakaan kerja karena rendahnya standar dalam dunia
industry menjadi salah satu penyebabnya, hal ini juga mempengaruhi persaingan
dagang antar negara. Oleh sebab itu pemerintah juga memiliki peran penting dalam
mengtasi hal ini. Kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja dapat menyebabkan
48
kerugian besar, antara lain kerusakan sarana produksi, biaya pengobatan, kompensasi
akibat kecelakaan kerja dan pekerja tidak dapat bekerja kembali karena kecacatan
yang ditimbulkannya.
Ketentuan keselamatan kerja seperti tertuang pada Bab III pasal 3 Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 menyatakan bahwa tujuan
keselamatan kerja adalah untuk:
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
Kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh :
1. Mesin/peralatan
2. Bahan-bahan
3. Lingkungan yang tidak aman
4. Factor manusia itu sendiri
49
b. Seperangkat alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang saat melaksanakan pekerjaan yang mencegah tenaga kerja
terkena bahaya di tempat kerja (Sartika, 2005).
c. Alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit
yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya(hazards) di tempat
kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik
dan lainnya (Occupational Safety and Health Administration = OSHA).
d. Peralatan keselamatan yg harus dipergunakan oleh personil apabila berada
dalam tempat kerja yang berbahaya.
e. Alat yg berfungsi untuk melindungi tenaga kerja dalam melakukan
pekerjaan agar terhindar dari bahaya di tempat kerja di tempat.
50
bakteri yang terdapat pada tangan mencemari makanan yang diolah. Jenis
pelindung tangan termasuk diantaranya sarung tangan; bisa terbuat dari kulit,
kain kanvas, kain atau kain berpelapis, karet, dan sarung tangan yang tahan
bahan kimia.
f. pelindung kaki adalah alat yang berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpa
atau berbenturan dengan benda-benda berat, tertusuk benda tajam, terkena
cairan panas atau dingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrim, terkena
bahan kimia berbahaya dan jasad renik, tergelincir. Jenis pelindung kaki
termasuk diantaranya sepatu keselamatan yang berguna diantaranya untuk
menghindarkan diri dari bahaya listrik dan tempat kerja yang basah atau licin.
Khusus untuk bekerja di area dapur yang kadang kala bekerja pada daerah
yang basah dan licin maka digunakan sepatu yang bagian bawahnya terbuat
dari bahan karet agar tidak mudah terpeleset, disamping dapat menghindarkan
diri dari korsleting listrik.
g. Pakaian pelindung adalah pakaian yang berfungsi untuk melindungi badan
sebagian atau seluruh bagian badan dari bahaya temperatur panas atau dingin
yang ekstrim, benda-benda panas, percikan bahan-bahan kimia, cairan panas,
uap panas. Jenis pakaian pelindung antara lain termasuk diantaranya celemek
(Apron/Coveralls), dan pakaian pelindung yang menutupi sebagian atau
seluruh bagian badan.
C. Pemilihan APD
Pemilihan APD dipengaruhi oleh berbagai faktor, beberapa
diantaranya adalah:
a. Jenis pekerjaan yang akan dilakukan.
b. Enak dan nyaman dipakai
c. Tidak mengganggu saat melaksanakan pekerjaan dan tidak membatasi ruang
gerak.
d. Efektif memberikan perlindungan terhadap bahaya yang mungkin timbul di
tempat kerja.
e. Tidak menggangu performance pekerja
INTISARI
Alat pelindungan diri adalah Suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari
potensi bahaya di tempat kerja Alat pelindungan diri merupakan suatu hal penting
dalam suatu industry pekerjaan dalam meminimalisir kecelakaan kerja. Setiap pekerja
51
maupun perusahaan harus memiliki standar dalam keselamatan kerja termasuk dalam
perlindungan diri seorang pekerja Alat pelindungan diri terbagi dalam bermacam-
macam jenis, dari ujung kepala sampai ujung kaki yang memiliki peranan dan
standarnya masing masing.
52
e. Memadamkan Kebakaran: adalah tehnik untuk menghentikan proses
pembakaran/ nyala api, dengan menghilangkan salah satu elemen pembentuk
nyala api.
f. Nyala api adalah proses perubahan zat awal, menjadi zat yang baru melalui
reaksi kimia oksidasi eksotermal .
g. Evacuation : proses penyelamatan diri melalui rute penyelamatan darurat
kebakaran yang dibangun permanen di dalam gedung (lorong, tangga darurat
dll), digunakan saat terjadi kebakaran.
h. Penyebaran panas adalah proses penyebaran panas , asap, gas yang berasal
dari hasil pembakaran, melalui kondusksi dan konveksi.
53
e. Kebakaran yang disebabkan oleh faktor lainnya seperti minyak goreng, lemak
dan kelompok minyak yang digunakan untuk pengolahan makanan lainnya.
D. Penyebab Kebakaran
Faktor penyebab kebakaran dapat disebabkan oleh 2 hal pokok yaitu:
a. Faktor manusia
1) Terbatasnya pengetahuan tentang kebakaran.
2) Kelalaian manusia misalnya membuang sumber api (bahan yang dapat
menyulut terjadinya api) sembarangan atau membakar limbah yang
mengandung bahan yang mudah meledak (tabung bekas hair spray, tabung
bekas lainnya yang mengandung gas).
3) Kesengajaan
b. Faktor Alam/lingkungan
1) Tersambar halilintar atau petir
2) Reaksi antara bahan kimia, sehingga menimbulkan api
3) Akumulasi Listrik statis pada material, telepon selular
Pada bidang Jasa Boga, kebakaran banyak disebabkan oleh tabung gas
atau ledakan kompor. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi kebocoran
selang gas.
E. Pencegahan Kebakaran dari Tabung Gas
Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
kebakaran dari kompor gas antara lain:
a. Ruangan masak atau dapur harus memiliki sirkulasi udara, bias
lobang angin, jendela, pintu atau memasang Exhaust Fan atau
Blower atau ventilasi.
b. Upayakan jumlah gas (kalau ada) didalam dapur tdk cukup untuk
terjadinya kebakaran.
c. Jika tercium bau gas jangan menghidupkan api atau menyalakan
listrrik, buka pintu2 jendela agar gas terbuang keluar) biasanya gas
LPG berada diatas/dekat permukaaan lantai.
54
d. Kran/Katup tabung gas harus selalu dalam keadaan tertutup jika tdk
sedang dipakai, apalagi malam ketika mau tidur.
F. Alat Pemadam Kebakaran
Terdapat berbagai jenis alat pemadam kebakaran, namun pembahasan
pada buku ini lebih diarahkan pada alat pemadam api ringan yang disingkat
menjadi APAR dalam bahasan K3. Alat Pemadam Api Ringan adalah alat
pemadam api yang digunakan untuk mematikan api pada saat pertama kali
muncul (lihat Gambar 14.). Penggunaan APAR secara efektif akan mampu
mencegah terjadinya bahaya kebakaran yang lebih besar, oleh karena itu maka
APAR harus dipasang dan disimpan sesuai aturan yang tertuang pada
Peraturan Menteri Tenaga Kerjadan Transmigrasi no. Per-04/MEN/1980.
INTISARI
Kebakaran adalah nyala api yang besar dan tidak dikendalikan atau dikontrol
dan yang dikehendaki. Kebakaran merupakan salah satu hal yang berbahaya dan
sering terjadi dalam industry kerja. Kebakaran dapat menyebabkan kerugian yang
sangat besar. Adapun proses terjadinya kebakaran dikarenakan 1 adanya bahan yang
mudah terbakar, 2 adanya sumber api yng menyebabkan bahan tsb terbakar, 3 adanya
perantaran dalam hal ini berupa oksigen atau udara.
55
12. PENANGANAN PADA KECELAKAAN
56
Cara memberikan pertolongan pertama pada kasus kecelakaan kerja
yang terjadi saat mengolah dan menyajikan makanan antara lain pada:
A. Luka Bakar
Luka bakar merupakan jenis kecelakaan yang dapat disebabkan oleh
api, listrik, bahan kimia, radiasi, gesekan, sinar matahari, benda atau cairan
panas. Saat bekerja di dapur, luka bakar dapat disebabkan antara lain oleh
sentuhan dengan peralatan panas, air panas, percikan minyak, listrik, bahan
kimia pembersih, dan terbakar oleh api. Berdasarkan tingkat keparahan luka
atau seberapa besar kerusakan yang diakibatkan pada kulit dan dibawah kulit,
luka bakar dibedakan atas:
b) Luka Bakar Tingkat I
Luka bakar tingkat I disebut luka bakar ringan yaitu luka bakar yang
terjadi pada lapisan luar kulit paling luar (epidermis). Tanda-tandanya
adalah kulit memerah dan mungkin muncul bengkak dan rasa sakit.
c) Luka Bakar Tingkat II
Luka bakar tingkat II terjadi jika luka menembus ke lapisan kulit
kedua (dermis). Luka bakar tingkat II ditandai oleh kulit melepuh dan
sangat kemerahan, tampak bercak-bercak, timbul pembengkakan dan rasa
sakit pada kulit yang terbakar.
c) Luka Bakar Tingkat III
Merupakan luka bakar yang paling parah karena terjadi pada semua
lapisan kulit, sehingga lemak, saraf, otot dan bahkan tulang mungkin
terpengaruh. Ditandai dengan beberapa bagian hangus atau tampak putih
kering, rasa sakit yang amat, atau tidak terasa sakit sama sekali jika
terjadi kerusakan saraf yang berat.
57
permukaan tubuh. Luas permukaan tubuh dibagi menjadi 11 area dengan
masing-masing area 9% (Rule of Nine), dan satu area dengan luas 1 % untuk
daerah kelamin. Pembagian 11 area antara lain meliputi seluruh kepala 1 area;
dada 1 area; perut 1 area; anggota gerak atas 2 area; punggung dan bokong 2
area, anggota gerak bawah 4 area.
58
e) Cegah kerusakan jaringan lebih lanjut dan segera dibawa ke dokter
D. Korban Sengatan Listrik
Saat bekerja menggunakan pesawat masak, kadangkala seseorang
dapat tersengat aliran listrik, akibat kabel yang bocor. Jika kita melihat
seseorang terkena sengatan listrik yang kuat, langkah-langkah yang dapat
dilakukan adalah:
a) Sebagai penolong, maka harus berdiri di atas bahan karet, karton, papan,
atau karpet yang dalam keadaan kering.
b) Gunakan tongkat kering/papan kering untuk melepaskan korban dari
kawat beraliran listrik yang menempel pada tubuh korban.
c) Beri nafas buatan sesegera mungkin setelah korban terlepas dari aliran
listrik dan segera minta bantuan medis.
E. Korban Patah Tulang
Korban patah tulang dapat terjadi akibat terjatuh dari ketinggian atau
terpeleset dan terbentur benda saat melakukan pekerjaan di ruang pengolahan
makanan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menolong korban
yang mengalami patah tulang adalah:
a) Jangan menggerakkan atau memindahkan korban, tunggu sampai
pertolongan medis datang. Jika korban hars dipindahkan dari tepat yang
membahayakan, pasangkan pembelat (bidai) sebelum menggerakkan atau
mengangkat penderita.
b) Upayakan korban terhindar dari hambatan pernapasan, jika diperlukan
lakukan pernafasan buatan.
c) Jangan letakkan bantal di bawah kepala, tapi letakkan di kiri dan kanan
kepala untuk menjaga agar leher tidak bergerak
F. Korban terpapar suhu dingin yang ekstrim
Biasanya banyak menimpa pekerja yang bekerja di ruang penyimpanan
bahan makanan beku. Tahapan yang terjadi pada seseorang yang terpapar
suhu dingin yang ekstrim adalah hipotermia dan frostbite. Hipotermia adalah
59
O
penurunan suhu tubuh lebih dari 3 C dari suhu normal, gejala yang
ditimbulkannya berupa menggigil, mati rasa, gerakan melambat, dan
kesadarannya menurun. Sedangkan frostbite adalah terdapatnya organ tubuh
yang beku, antara lain dagu, ujung jari tangan dan kaki, cuping hidung, serta
cuping telinga. Beberapa hal yang dapat dilakukan jika menjumpai korban
yang terpapar suhu dingin ekstrim antara lain:
a) Pindahakan pasien ke tempat yang lebih hangat.
b) Rendam dalam wadah berisi air hangat selama kurang lebih selama 45
menit.
c) Segera minta bantuan medis.
INTISARI
A. Luka Bakar
B. Pasien yang berhenti bernafas
C. Pasien mengalami perdarahan
D. Korban Sengatan Listrik
E. Korban Patah Tulang
F. Korban terpapar suhu dingin yang ekstrim
60
13. KESEHATAN KESELAMATAN KERJA DI PERHOTELAN
A. Kecelakan Akibat Kerja Dan Pencegahannya
Kecelakaan ialah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan.
Tidak terduga oleh karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur
kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Peristiwa kecelakaan
disertai kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai
yang paling berat. Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang
berhubungan dengan pekerjaan pada suatu perusahaan.
B. Pencegahan
Kecelakaan akibat kerja dapat di cegah dengan :
a) Peraturan perundangan
b) Standarisasi
c) Pengawasan
d) Penelitian bersifat teknis
e) Penelitian secara statistik
f) Pendidikan dan latihan-latihan
g) Pengarahan
h) Usaha keselamtan pada tingkat perusahaan
C. Keselamatan Umum
1. Tata Tertib Dan Tanggung Jawab
Suatu industri harus mempunyai tata tertib yang telah disusun dan
harus ditaati. Sebagai penanggung jawab adalah pimpinan utama suatu
perusahaan atau industri. Ini berarti bahwa pimpinan utama harus
bertanggung jawab kepada seluruh pekerjanya.
2. Urutan Latihan Dan Disiplin Pribadi
Tanggung jawab pimpinan utama meliputi kewajiban memberi
pelatihan pada suatu bagian atau kesatuan tertentu yang dibentuk untuk
menjadi bagian atau regu keamanan.
a. Kesatuan itu harus mencakupi kebutuhan disiplin, dan latihan
61
b. Pertanggungan masing-masing harus dipisahkan tegas
c. Baik segenap pekerja maupun bagian keamanan, harus mengerti apa yang
dilakukan dan dikehendaki
d. Pada setiap kecelakaan yang pernah terjadi harus diselediki dan dipelajari,
agar jangan sampai terulang lagi
e. Untuk mencegah dan mengatasi kecelakaan, lengkapilah dengan fasilitas
lain
3. Urutan Pertanggung Jawaban
Urutan pertanggung jawaban keselamatan kerja, sesudah pimpinan
utama adalah sebagai berikut:
a. Bagian Keamanan, bagian keamanan pada suatu industri harus diberi
latihan dan mempunyai tugas
62
3. Jangan duduk, meletakkan tangan, atau menginjakkan kaki pada tempat
yang membahayakan. Selain itu jangan membiarkan benda kerja, alat-alat
potong berserakan di tempat sekitar tempat kerja
5. Ditempat bekerja peralatan dijaga harus tetap bersih dan tidak berlumuran
minyak
E. Mesin
Keselamatan Kerja Dalam Menggunakan Mesin:
Pencegahan
63
2. Gunakan Bahan-Bahan Yang Tidak Baik Sebagai Penghatar Listrik
3. Keringakan tangan sebelum menggunakan peralatan yang beraliran
listrik
G. Udara Kotor
1. zat-zat cair yang cepat menguap dan biasanya mudah terbakar, begitu
pula zat-zat padat yang dapat menimbulkan kebakaran
2. zat-zat cair yang agresif atau menggigit dan menusuk kulit manusia
3. zat-zat yang dapat menimbulkan keracunan.
INTISARI
64
untuk berfikir sebelum bertindak merupakan pencegahan yang paling baik seperti
menaruh barang berbahaya dengan baik agar tidak menciderai orang lain maupun diri
sendiri. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Api, Tanda bahaya, karena kebakaran itu merupakan suatu malapetaka yang
paling berbahaya, maka diperlukan suatu tanda/ kode khusus yang berarti ada
kebakaran.
2. Mesin, selain untuk menjaga durability mesin juga perlu diperhatikan
prosedur dalam menggunakan mesin agar tidak membahayakan.
3. Listrik, saat berurusan dengan alat elektronik maupun listrik tentunya sangat
dianjutkan menggunakan sepatu dan sarung tangan karet agar listrik tidak
dapat tersalurkan ke tubuh kita.
4. Udara kotor, keadaan pencemaran udara yang signifikan menyebabkan udara
kotor ataupun saat bekerja membersihkan ruangan yang berdebu
membutuhkan penutup hidung agar penafasan kita tidak terganggu dan bisa
menggunakan masker.
5. Bahan kimia, banyak terdapat bahan kimia yang sangat berbahaya jika terkena
tubuh.
6. P3K, pengetahuan dan wawasan mengenai pertolongan pertama pada
kecelakaan sangat dibutuhkan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
terjadi.
65
faktor penyebab, sering kali terjadi karena kurangnya kesadaran karyawan
serta kualitas dan keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak
karyawan dan pekerja yang meremehkan risiko kerja, seperti tidak
menggunakan alat-alat pelindung diri dan pengaman walaupun sudah
disediakan. Dalam bekerja, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena apabila
seseorang mengalami sakit dalam bekerja akan berdampak pada diri, keluarga,
dan lingkungannya. Tujuan memahami penyakit akibat kerja ini adalah untuk
memperoleh informasi dan pengetahuna agar lebih mengerti tentang penyakit
akibat kerja dan dapat mengurangi korban serta risiko untuk mengalami
penyakit dan dapat bekerja dengan produktif.
B. Penyebab Penyakit Akibat Kerja
Terdapat beberapa penyebab PAK yang umum terjadi di tempat kera,
berikut beberapa jenis yang digolongkan berdasarkan penyebab PAK yang
ada di tempat kerja:
a. Golongan fisik: bising, radiasi, suhu ekstrim, tekanan udara, vibrasi,
penerangan.
Grandjean (1980) menyarankan sistem desain pencahayaan di
tempat kerja sebagai berikut:
Hindari sumber pencahayaan lokal langsung dalam penglihatan
pekerja
Hindari penggunaan cat mengkilap terhadap mesin-mesin, meja,
kursi, dan tempat kerja
Hindari pemasangan lampu FL yang tegak lurus dalam garis
penglihatan
b. Golongan kimiawi: semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, gas,
larutan, kabut
c. Golongan biologik: bakteri, virus, jamur, dan lain-lain
66
d. Golongan fisiologik/ergonomik: desain tempat kerja, beban kerja
e. Golongan psikososial: stres psikis, monotomi kerja, tuntutan pekerjaan.
C. Macam-Macam Penyakit Akibat Kerja
Pencemaran udara oleh partikel dapat disebabkan karena peristiwa
alamiah maupun ulah manusia, yaitu lewat kegiatan dalam perusahaan,
misalnya jika diperhoelan sering terjadi dibagian dapur. Partikel yang
mencemari udara dapat menimbulkan berbagai masalah pada saluran
pernapasan atau pneumoconiosis. Pneucomoniosis adalah penyakit saluran
pernapasan yang disebabkan oleh adanya partikel (debu) yang masuk atau
mengandap di salam paru-paru. Penyakit ini banyak jenisnya, tergantung dari
jenis partikel yang masuk ke dalam paru-paru. Beberapa jenis
pneumononiosis yang banyak dijumpai yaitu silikosis, asbestosis, bisinosis,
antrakosis dan beriliosis.
D. Faktor-Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja
1. Faktor Fisik
Suara tinggi atau bising yang dapat menyebabkan gangguan
pendengaran
Temperatur tinggi dapat penyebabkan hiperpireksia
Pencegahan:
67
Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang kebersihan
dan desinfeksi.
Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan pekerja untuk
memastikan dalam keadaan sehat dan punya cukup kekebalan alami
untuk bekerja serta dilakukan imunisasi untuk menghindari penyakit
infeksi
Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara penggunan yang
benar (sterilisari alat-alat dan bahan makanan sebelum digunakan)
Pengelolaan limbah yang benar
Menggunakan alat pelindung diri dan menjaga kebersihan diri
(personal hygiene)
Selain melakukan pencegahan-pencegahan diatas, terdapat beberapa
pencegahan yang dapat ditempuh yaitu pemeriksaan kesehatan meliputi:
a. Pemeriksaan sebelum penempatan
Pemeriksaan ini dilakukan sebelum seseorang diperkerjakan
atau ditempatkan pada bagian tertentu dengan ancaman terhadap
kesehatan yang mungkin terjadi. Pemeriksaan kesehata berkala
Pada pemeriksaan ini tidak diperlukan pemeriksaan medis
lengkap seperti diwal. Pemeriksaan ini difokuskanpada organ dan
sistem tubuh yang memungkinkan terpengaruh oleh bahan maupun
alat yang digunakan oleh karyawan selam bekerja.
INTISARI
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat
kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja.Dalam bekerja, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan
karena apabila seseorang mengalami sakit dalam bekerja akan berdampak pada diri,
keluarga, dan lingkungannya. Tujuan memahami penyakit akibat kerja ini adalah
68
untuk memperoleh informasi dan pengetahuna agar lebih mengerti tentang penyakit
akibat kerja dan dapat mengurangi korban serta risiko untuk mengalami penyakit dan
dapat bekerja dengan produktif.
Terdapat beberapa penyebab dan faktor risiko dari penyakit akibat kerja,
diantaranya dapat disebabkan oleh:
a. Golongan fisik: bising, radiasi, suhu ekstrim, tekanan udara, vibrasi,
penerangan.
b. Golongan kimiawi: semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, gas, larutan,
kabut
c. Golongan biologik: bakteri, virus, jamur, dan lain-lain
d. Golongan fisiologik/ergonomik: desain tempat kerja, beban kerja
e. Golongan psikososial: stres psikis, monotomi kerja, tuntutan pekerjaan.
Untuk jenis penyakit akibat kerja yang sering dirasakan oleh pekerja atau
karyawan disebuah perusahaan dan perhotelan dapat berupa masalah kesehatan pada
saluran pernapasan dan juga sakit pada punggung serta nyeri sendi dan juga kelelahan
fisik maupun psikis akibat tekanan pekerjaan.
Hotel merupakan suatu industri atau usaha jasa yang dikelola secara
komersial. Artinya dalam menyediakan jasa yang biasa juga dsebut sebagai
“product” kepada calon konsumen dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan
yang sebesar-besarnya. Kesehatan lingkungan hotel atau motel sebagai bangunan
umum, perlu diperhatikan. Mulai dari kualitas bangunan, utilitas, peralatan/sarana,
suplai makanan, kesehatan pekerja, kamar mandi, sampai pada pembuangan dan
desinfeksi tempat atau barang-barang bekas pakai orang sebelum dapat dipergunakan
oleh orang lain. Oleh karena itu hendaknya industri perhotelan selalu memperhatikan
69
standar ataupun persyaratan yang telah ditetapkan sebelumnya. Di bawah ini
merupakan penjelasan mengenai persyaratan untuk lingkungan dan bangunan hotel.
A. Persyaratan Menurut Permenkes RI No. 80 / Menkes / Per / II / 1990
a. Umum
70
5) Pintu, Dapat mencegah masuknya serangga, tikus dan binatang
pengganggu lain.
6) Pencahayaan, Di dalam lingkungan hotel dan di setiap kamar / ruang
harus tersedia sarana pencahayaan dengan intensitas berdasarkan
fungsinya sebagaimana tercantum dalam table berikut ini:
71
2) Tiap air limbah harus diolah sehingga mutu effluent sesuai dengan
ketentuan perundangan yang berlaku.
c. Toilet dan Kamar Mandi
1) Di dalam toilet harus tersedia jamban, peturasan, dan tempat cuci
tangan.
2) Harus selalu dalam keadaan bersih
3) Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin, dan mudah
dibersihkan.
4) Dilengkapi dengan penahan bau (bowl atau leher angsa).
5) Letaknya tidak berhubungan langsung (harus terdapat ruang antara)
dengan tempat pengelolaan makanan, kamar tamu, dan kamar tidur.
6) Toilet wanita harus terpisah dengan toilet pria.
7) Toilet tenaga kerja harus terpisah dengan toilet pengunjung.
8) Tersedia kaca rias, tempat sampah, tempat abu rokok, tissue,
gantungan baju, pengharum ruangan, ember, dan alat pengering
tangan.
9) Harus dilengkapi dengan tanda – tanda sanitasi yang berisi pesan
mengenai kebersihan / kesehatan.
10) Setiap kamar tidur harus dilengkapi dengan kamar mandi dan
jamban.
d. Tempat Sampah
1) Harus terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap
air dan mempunyai permukaan halus bagian dalamnya.
2) Mempunyai tutup yang mudah dibuka atau ditutup tanpa mengotori
tangan.
3) Mudah diisi dan dikosongkan.
4) Jumlah dan volume tempat sampah disesuaikan dengan produksi
sampah yang dihasilkan pad setiap tempat kegiatan.
5) Sampah dari setiap ruangan harus dibuang setiap hari.
72
6) Harus tersedia TPS.
7) TPS harus terletak di tempat yang mudah dijangkau oleh kendaraan
pengangkut sampah dan minimal setiap 3 kali 24 jam harus
dikosongkan.
e. Peralatan Pencegah Masuknya Serangga
1) Sarana penyimpanan air harus tertutup dan bebas jentik nyamuk.
2) Pada titik tembus pipa dengan dinding harus rapat.
3) Setiap bangunan hotel harus dilengkapi dengan alat yang dapat
mencegah masuknya serangga dan tikus.
INTISARI
73
Berdasarkan PP No. 18/1999 Jo.PP 85/1999 Limbah didefinisikan sebagai
sisa/buangan dari suatu usaha dan atau kegiatan manusia. Hampir semua kegiatan
manusia akan menghasilkan limbah. Limbah tersebut sering kali dibuang ke
lingkungan, sementara jumlah limbah yang dihasilkan terus meningkat seiring dengan
pertambahan penduduk dan kemajuan teknologi serta perekonomian. Ketika
mencapai jumlah atau konsentrasi tertentu, limbah yang dibuang kelingkungan dapat
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.
Di bawah ini akan dijelaskan tentang pengelompokkan limbah berdasarkan
beberapa kategori:
A. Limbah Menurut Jenis Zatnya
1. Limbah organik
Adalah limbah yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup. Limbah
organik mengandung unsur karbon, sehingga apabila dibakar akan
menghasilkan jelaga atau jejak hitam sebagai ciri khas dari pembakaran
karbon. Limbah organik mudah diuraikan oleh mikroorganisme sehingga
mudah membusuk. Contoh limbah organic : sisa bahan pangan, sisa olahan
makanan, sisa sayuran, sisa buah-buahan, sisa-sisa tanaman, sisa kotoran
manusia atau hewan, bangkai dan lain-lain.
2. Limbah anorganik
Adalah limbah yang bukan berasal dari sisa makhluk hidup. Limbah
anorganik mengandung unsur-unsur kimia anorganik yang sifatnya sulit
sekali diuraikan oleh mikroorganisme sehingga apabila dibiarkan begitu saja
akan menumpuk dan memenuhi area. Oleh itu limbah anorganik harus
dikelola baik tanpa maupun melalui proses daur ulang. Contoh limbah
anorganik : sisa-sisa logam, kaleng bekas, kaca, karet, plastic deterjen dan
lain-lain.
74
Adalah semua limbah yang berwujud padat. Limbah padat sering
disebut sampah. Bentuk, jenis, komposisi sampah dipengaruhi oleh taraf
hidup masyarakat dan jumlah sampah dipengaruhi oleh kepadatan / populasi
penduduk. Semakin padat populasi penduduk maka jumlah sampah juga
akan semakin banyak. Limbah padat ada yang jenis organik maupun jenis
anorganik. Limbah padat atau sampah telah mengakibatkan tingkat
pencemaran air, tanah dan udara melampaui baku mutu lingkungan.
Contoh limbah padat : logam berat (berasal dari industri-industri
logam, pemakaian bahan logam, pencucian bahan logam dari sampah), kaca
(digunakan dalam bentuk botol, arsitektur, komponen kendaraan, elektronik,
sanitasi dll), plastik (digunakan dalam bentuk pembungkus, kemasan, botol,
pipa, peralatan rumah tangga, komponen kendaraan, elektronik, arsitektur
dll), kertas (digunakan dalam bentuk lembaran kertas, karton, kardus,
pembungkus, kemasan, sanitasi dll) serta kain/tekstil (digunakan dalam
bentuk pakaian, selimut, kanvas lukis, sanitasi, mebel, tenda dll). Selain itu
ada sludge yaitu lumpur padat yang dihasilkan dari pengolahan limbah cair
industry, biasanya mengandung serat dan komponen lain yang bisa
dimanfaatkan untuk kompos, media tanam.
2. Limbah cair
Adalah semua limbah yang berwujud cair dengan komposisi 99,9 %
air dan 0,1 % bahan buangan yang terlarut maupun tersuspensi didalamnya.
Limbah cair diklasifikasikan menjadi 4 kelompok yaitu :
a. Limbah cair domestik ( domestic wastewater)
Yaitu limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga,
restoran, penginapan, mall dan lain-lain. Contoh : air bekas cucian
pakaian atau peralatan makan, air bekas mandi, tinja, cair dll.
b. Limbah cair industri (industrial wastewater)
75
Yaitu limbah cair hasil buangan industri. Contoh ; air sisa cucian
daging, buah atau sayur dari industry pengolahan makanan, air sisa
pewarnaan pada industry tekstil dll.
c. Rembesan dan Luapan ( infiltration and inflow )
Rembesan yaitu : limbah cair yang berasal dari berbagai sumber
saluran pembuangan yang rusak, pecah atau bocor sehingga merembes
ke dalam tanah. Luapan yaitu : limbah cair yang meluap dari saluran
pembuangan yang terbuka karena debitnya melebihi daya tampungnya.
Contoh : air buangan dari talang atap, AC, tempat parker, halaman,
bangunan industry/perdagangan, pertanian dan perkebunan dll.
3. Limbah gas
Yaitu ; bahan buangan yang berupa gas berasal dari asap kendaraan
bermotor maupun gas yang berasal dari pabrik-pabrik industri. Penyumbang
terbesar limbah gas adalah pembakaran bahan bakar fosil seperti bensin,
solar, kerosin dan lain-lain yang menghasilkan CO2 sebagai penyebab dari
global warming atau pemanasan global. Global warming atau pemanasan
global adalah naiknya suhu bumi karena adanya gas-gas rumah kaca (GRK)
yang menyelimuti bumi sehingga radiasi matahari ke bumi yang seharusnya
dapat dipantulkan kembali ke atmosfer menjadi tertahan sehingga suhu bumi
menjadi naik. Naiknya suhu bumi menimbulkan dampak yang sangat luas
yaitu :
mencairnya es dikutub, sehingga mengakibatkan permukaan air laut naik
dan ini dapat menimbulkan tenggelamnya pulau-pulau kecil dan juga
masuknya air laut menjorok ke daratan yang rendah dan merusak tambak.
Terjadinya perubahan iklim yang tidak menentu sehingga timbul
fenomeda la nina maupun el nino
Terjadinya musim hujan yang berkepanjangan sehingga terjadi banjir di
suatu daerah tertentu sedang di daerah lain mengalami musim panas yang
76
berkepanjangan sehingga menimbulkan kekeringan dan berakibat
kelaparan yang melanda daerah-daerah tertentu.
77
air bekas cucian kendaraan bermotor,dll. Limbah rumah tangga yang
berwujud gas biasanya hanya berupa asap yang dihasilkan selama proses
memasak ataupun membakar sampah padat.
3. Limbah perhotelan/pusat perdagangan/mall
Adalah semua jenis limbah yang dihasilkan oleh kegiatan perhotelan,
atau penginapan, pusat perdagangan atau mall.Hotel atau mall merupakan
sarana umum yang bertujuan memberikan jasa pelayanan kepada
masyarakat / pelanggan, oleh sebab itu perlu dijaga kebersihannya. Limbah
yang dihasilkan dari tempat-tempat ini meliputi :
sampah basah, berupa sisa bahan olahan, sisa makanan/masakan yang
mudah sekali diuraikan oleh mikroorganisme sehingga mudah
membusuk dan menimbulkan bau yang menyengat. Sampah basah ini
biasanya beasal dari ruang dapur, restaurant atau employee dining room.
Termasuk di sini adalah limbah yang berasal dari kloset atau kamar
mandi yaitu air bekas mandi, air bekas cucian pakaian / peralatan rumah
tangga, tinja dll
Sampah kering, berupa sampah yang bisa terbakar atau tidak mudah
terbakar.Misalnya kertas, tekstil, kulit, kayu, plastic, kaleng-
kaleng/botol-botol bekas, pecahan kaca, bekas lampu, logam-logam
bekas bongkaran bangunan, kondom, , bangkai hewan, daun-
daunan/ranting dari halaman dll
4. Limbah pertanian dan peternakan
Adalah limbah yang dihasilkan dari sisa kegiatan pertanian dan
peternakan. Kegiatan pertanian akan menghasilkan limbah berupa sisa hasil
panen, sisa kemasan pupuk, kemasan insektisida, bahan-bahan kimia yang
berasal dari proses pemupukan dan pemberantasan hama dll. Sedangkan
limbah peternakan berupa kotoran ternak, kemasan pakan ternak, kemasan
78
obat-obatan yang digunakan dan juga menghasilkan limbah gas berupa
metana.
5. Limbah rumah sakit
Adalah semua jenis limbah yang dihasilkan dari rumah sakit yang bisa
berwujud padat maupun cair yang berasal dari kegiatan medis maupun non
medis di rumah sakit. Limbah rumah sakit digolongkan menjadi 2, yaitu :
Limbah medis, yaitu limbah yang langsung dihasilkan dari kegiatan
diagnosis maupun tindakan medis terhadap pasien. Limbah ini bisa
berwujud padat seperti kapas, kasa, perbam, injeksi, botol injeksi, botol
infus, selang infus, kateter, masker, ampul, kemasan pil/kapsul dll.
Sedangkan yang berwujud cair misalnya air bekas bilasan dari ruang
bedah, air bekas otopsi dll yang apabila tidak dikelola dengan baik akan
menimbulkan bau yang tidak sedap atau dapat menjadi media penularan
penyakit. Selain itu juga ada limbah radioaktif yang berasal dari ruang
radiologi seperti bekas foto hasil rontgen dll.
Limbah non medis, yaitu limbah yang dihasilkan dari selain kegiatan
medis di rumah sakit. Limbah non medis ini bisa berwujud padat yang
berasal dari ruang kantor administrasi, ruang tunggu, ruang rawat inap,
unit gizi/dapur, unit pelayanan, halaman parker atau taman. Contohnya
adalah : kertas, botol tinta, polpen bekas, sisa makanan, sisa bahan
makanan, bekas kemasan makanan, kayu, daun-daun, ranting dll. Yang
berwujud cair berasal dari kloset / WC, dapur, lavatory berupa tinja, air
bekas mandi, air bekas cucian pakaian pasien/selimut dll.
INTISARI
79
wilayah akan sangat berdampak pada produk-produk yang dihasilkan wilayah yang
bersangkutan. Dengan menurunnya kualita slingkungan, kualitas kesehatan penduduk
yang tinggal di sekitar wilayah yang tercemar juga akan menjadi buruk dan
berdampak pada menurunnya daya kreatifitas penduduk.
Untuk limbah perhotelan memiliki karakteristiknya tersendiri. Limbah-limbah
pada kawasan wisata bahari berasal dari limbah hotel dan limbah yang berasal dari
perumahan. Limbah-limbah tersebut berupa limbah domestik, dan yang paling
dominan adalah limbah jenis organik, seperti kotoran manusia, serta air limbah rumah
tangga. Sedangkan limbah anorganik berupa plastik dan bahan-bahan kimia, yang
diakibatkan oleh penggunaan deterjen, sampo dan penggunaan bahan kimia lainnya.
akan tetapi masih terdapat hotel-hotel yang belum mengelola limbahnya dengan baik.
Untuk menjaga agar lingkungan sekitar hotel tetap baik, setiap hotel harus
mellakukan pengolahan limbah dengan baik dan benar. Sehinga masyarakat dan
lingkungan sekitar tetap terjaga dan tidak dirugikan.
80
kontaktor anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan plastik tipe sarang
tawon. Jumlah bak kontaktor anaerob terdiri dari tiga buah ruangan.
Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri
anaerobik atau fakultatif aerobik. Setelah beberapa hari operasi, pada
permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikroorganisme.
Mikroorganisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang belum
sempat terurai pada bak pengendap secara ananerob atau tanpa udara.
Air limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak kontaktor
aerob. Bak kontaktor atau biofilter aerob ini terdiri dari tangki aerasi dan
biofilter aerob. Di dalam ruang biofilter aerob ini juga ini diisi dengan media
dari bahan pasltik tipe sarang tawon. Setelah air limbah di aerasi atau
dihembus dengan udara dialirkan ke tangki atau bak biofilter aerob sehingga
mikroorganisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air
limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media. Dengan demikian
air limbah akan kontak dengan mikroorgainisme yang tersuspensi dalam air
maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat
meningkatkan efisiensi penguraian zat organik, deterjen serta mempercepat
proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan ammonia menjadi lebih
besar. Selanjutnya, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini
lumpur aktif yang mengandung massa mikro-organisme diendapkan dan
dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur.
Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak
kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk
membunuh mikroorganisme patogen.
Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat
langsung dibuang ke sungai atau saluran umum. Dengan kombinasi proses
anaerob dan aerob tersebut selain dapat menurunkan zat organik (BOD,
COD), ammonia, deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya.
81
B. Keuntungan Proses Biofilter “Anaerob-Aerob”
Proses dengan biofilter “anaerob-aerob” ini mempunyai beberapa
keuntungan antara lain :
Adanya air buangan yang melalui media penyangga yang terdapat pada
biofilter mengakibatkan timbulnya lapisan mikroorganisme yang
menyelimuti permukaan media atau yang disebut juga biological film. Air
limbah yang masih mengandung zat organik yang belum teruraikan pada
bak pengendap bila melalui lapisan lendir ini akan mengalami proses
penguraian secara biologis. Efisiensi biofilter tergantung dari luas kontak
antara air limbah dengan mikroorganisme yang menempel pada
permukaan media filter tersebut. Makin luas bidang kontaknya maka
efisiensi penurunan konsentrasi zat organiknya (BOD) makin besar.
Selain menghilangkan atau mengurangi konsentrasi BOD dan COD, cara
ini dapat juga mengurangi konsentrasi padatan tersuspensi atau suspended
solids (SS) , deterjen (MBAS), ammonium dan posphor.
Biofilter juga berfungsi sebagai media penyaring air limbah yang melalui
media ini. Sebagai akibatnya, air limbah yang mengandung suspended
solids dan bakteri E.coli setelah melalui filter ini akan berkurang
konsentrasinya. Efesiensi penyaringan akan sangat besar karena dengan
adanya biofilter up flow yakni penyaringan dengan sistem aliran dari
bawah ke atas akan mengurangi kecepatan partikel yang terdapat pada air
buangan dan partikel yang tidak terbawa aliran ke atas akan
mengendapkan di dasar bak filter. Sistem biofilter anaerob-aerob ini
sangat sederhana, operasinya mudah dan tanpa memakai bahan kimia
serta kebutuhan energinya sangat kecils. Poses ini cocok digunakan untuk
mengolah air limbah dengan kapasitas yang tidak terlalu besar
Dengan kombinasi proses “anaerob-aerob”, efisiensi penghilangan
senyawa phospor menjadi lebih besar bila dibandingankan dengan proses
82
anaerob atau proses aerob saja. Selama berada pada kondisi anaerob,
senyawa phospor anorganik yang ada dalam sel-sel mikrooragnisme akan
keluar sebagai akibat hidrolisa senyawa phospor.
INTISARI
83
KESIMPULAN
84
DAFTAR PUSTAKA
http://jihansyafrida.blogspot.co.id/2014/02/pengertian-sanitasi-dan-hygiene.html
http://hayatichaniago.blogspot.co.id/2012/12/hygiene-dan-sanitasi.html
http://tyamsii.blogspot.co.id/2012/12/sanitasi-hotel.html
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 2002. Sanitasi Makanan dan Minuman pada
Institusi Pendidikan Tenaga Sanitasi. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/daging-merah-vs-daging-putih/
https://putraprabu.wordpress.com/2008/12/27/Hygiene -dan-sanitasi-makanan/
http://ridhayanisaputra.blogspot.co.id/2013/04/kesehatan-keselamatan-kerja-di.html
http://poenixarmy.blogspot.com/2014/08/artikel-hygiene-sanitasi-keselamatan.html
http://tyamsii.blogspot.co.id/2012/12/sanitasi-hotel.html
http://www.psychologymania.com/2012/10/ruang-lingkup-sanitasi-lingkungan.html
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131572389/pendidikan/materi-ajar-k3-ft-uny-20152-
kecelakaan-akibat-kerja-dan-penyakit-akibat-kerjabadraningsih-l.pdf
http://ridhayanisaputra.blogspot.co.id/2013/04/kesehatan-keselamatan-kerja-di.html
http://kesling0.blogspot.com/2012/02/permenkes-no-80menkesperii1990.html
http://yuniambarwatiatmo.blogspot.com/2012/01/tinjauan-teori-tentang-sanitasi-hotel.html
https://www.smallcrab.com/makanan-dan-gizi/600-faktor-resiko-hygiene-pada-bahan-
makanan
https://dokumen.tips/documents/sampah-limbah-hotel.html
https://utamisubardo.wordpress.com/2013/04/21/limbah-dan-jenisnya/
http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuPetnisLimbLH/09HOTEL.pdf
85