Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK

ELEKTRONIKA DISKRIT

LM35 DAN RELAY

Dosen Pembimbing:

Torib Hamzah, S.Pd., M.Pd

Abdul Kholiq, S.ST, MT

Disusun Oleh :

Isthiaiyatul Mamudah

P27838018016

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK


TAHUN AJARAN 2018/2019

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sensor merupakan komponen yang mempunyai peranan penting dalam sebuah sistem
pengaturan otomatis. Ketepatan dan kesesuaian dalam memilih sebuah sensor akan sangat
menentukan kinerja dari sistem pengaturan secara otomatis. Sensor sering digunakan untuk
pendeteksian pada saat melakukan pengukuran atau pengendalian. Untuk mengukur suhu pada
rentang tertentu harus digunakan suatu komponen diantaranya adalah LM35. Setiap sensor dan
komponen-komponen lain pasti memiliki karakteristik berbeda-beda.
Pada umumnya relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan
oleh arus listrik. Dengan adanya alat ini, diharapkan kita dapat mewujudkan sistem rangkaian listrik
yang lebih terjamin dalam hal keamanan dan kehandalan sehingga tidak membahayakan manusia dan
lingkungannya, serta memperkecil resiko pada kerusakan alat-alat listrik.

1.2 Batasan Masalah


1. Dapat mengetahui dan memahami pengertian, fungsi, jenis-jenis dan cara memasang LM35 sera
prinsip kerja dari relay.
2. Dapat mengetahui rusak tidaknya LM35 dan relay.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari LM35 serta bagaimana prinsip kerja dari LM35?
2. Apa pengertian, fungsi, jenis-jenis serta prinsip kerja dari relay?
3. Bagaimana cara mengetahui rusak tidaknya LM35 dan relay?

1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
1. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik LM35.
2. Mahasiswa dapat mengetahui kaki-kaki relay dan prinsip kerja relay.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat menggunakan LM35
2. Mahasiswa dapat menggunakan relay.
3. Mahasiswa dapat mengetahui rusak atau tidaknya LM35 dan relay.
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian, fungsi dan jenis-jenis dari relay serta prinsip kerja
dari LM35.
2. Mahasiswa dapat memahami cara memasang LM35 dan relay dalam rangkaian elektronika.
1.5.2 Manfaat Praktis
Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dari LM35 dan relay dalam rangkaian
elektronika.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian LM35


Sensor suhu LM35 merupakan komponen elektronik dalam bentuk chip IC dengan 3 kaki (3
pin) yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis, berupa suhu atau temperature
sekitar sensor menjadi besaran elektris dalam bentuk perubahan tegangan. Sensor suhu LM35
memiliki parameter bahwa setiap kenaikan 1 ºC tegangan keluarannya naik sebesar 10 mV dengan
batas maksimal keluaran sensor adalah 1,5 V pada suhu 150 °C. 

Gambar 2.1 Contoh LM35


(Sumber : http://elektrosmart22.blogspot.com/2016/11/sensor-suhu-lm35.html)

Gambar diatas menunjukan bentuk dari LM35 tampak depan. Tiga pin LM35 menujukan
fungsi masing-masing pin diantaranya, pin satu berfungsi sebagai sumber tegangan kerja dari LM35,
pin dua atau tengah digunakan sebagai tegangan keluaran atau V out dengan jangkauan kerja dari 0
Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan antar 4
Volt sampai 30 Volt.

2.1.2 KARAKTERISTIK LM35


Berikut ini adalah karakteristik dari sensor LM35.
1. Sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC.
2. Ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC .
3. Jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
4. Bekerja pada tegangan 4-30 volt.
5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
6. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
7. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.
2.1.3 Cara Kerja IC LM35
Sensor LM35 bekerja dengan mengubah besaran suhu menjadi besaran tegangan.
Tegangan ideal yang keluar dari LM35 mempunyai perbandingan 100°C setara dengan 1 volt.
Sensor ini mempunyai pemanasan diri (self heating) kurang dari 0,1°C, dapat dioperasikan
dengan menggunakan power supply tunggal dan dapat dihubungkan antar muka (interface)
rangkaian control yang sangat mudah. IC LM 35 sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas
dalam bentuk Integrated Circuit (IC), dimana output tegangan keluaran sangat linear terhadap
perubahan suhu. Sensor ini berfungsi sebagai pegubah dari besaran fisis suhu ke besaran
tegangan yang memiliki koefisien sebesar 10 mV/°C yang berarti bahwa kenaikan suhu 1° C
maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV.

2.1.5 Kelebihan dan Kekurangan dari LM35


 Adapun kelebihan dari IC LM35, yaitu:
a. Rentang suhu yang jauh, antara -55 sampai +150 oC.
b. Low self-heating, sebesar 0.08 oC.
c. Beroperasi pada tegangan 4 sampai 30 V.
d. Rangkaian tidak rumit.
e. Tidak memerlukan pengkondisian sinyal.
 Adapun kekurangan dari IC LM35:
a. Membutuhkan sumber tegangan untuk beroperasi.

2.2 Pengertian Relay


Relay merupakan komponen elektronika berupa saklar atau switch elektrik yang dioperasikan
secara listrik dan terdiri dari 2 bagian utama yaitu elektromagnet (coil) dan mekanikal (seperangkat
kontak saklar/switch). Komponen elektronika ini menggunakan prinsip elektromagnetik untuk
menggerakan saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik
yang bertegangan lebih tinggi.
Berikut beberapa fungsi saat di aplikasikan ke dalam sebuah rangkaian elektronika.
1. Mengendalikan sirkuit tegangan tinggi dengan menggunakan bantuan signal tegangan rendah.
2. Menjalankan logic function atau fungsi logika.
3. Memberikan time delay function atau fungsi penundaan waktu.
4. Melindungi motor atau komponen lainnya dari korsleting atau kelebihan tegangan.
Jenis relay berdasarkan posisi awal dari kontak point-nya dibagi menjadi dua yaitu tipe
Normally Close (NC) dan tipe Normally Open (NO).
Gambar 2.2 Tipe Normally Open (NO) dan tipe Normally Close(NO)
(Sumber : https://www.teknik-otomotif.com/2017/09/fungsi-relay-dan-macam-macam-relay.html)

 Relay tipe Normally Close atau NC yaitu relay yang kondisi awalnya sebelum diaktifkan akan
berada pada posisi terhubung atau menutup (close).
 Relay tipe Normally Open atau NO yaitu relay yang kondisi awalnya sebelum diaktifkan akan
berada pada posisi terputus atau terbuka (open)

2.2.1 Jenis - jenis relay berdasarkan jumlah pole dan throw


Pada relay juga terdapat pole dan throw. Pole artinya yaitu banyaknya kontak yang
dimiliki oleh relay, sedangkan throw artinya banyaknya kondisi yang dimiliki oleh kontak
point.
Jenis relay berdasarkan jumlah pole dan throw nya dibagi menjadi empat yaitu :
1. Relay tipe Single Pole Single Throw (SPST)
Relay tipe Single Pole Single Throw (SPST) ini memiliki empat kaki terminal, dua
kaki terminal sebagai kontak point (saklar) dan dua terminal lainnya untuk kumparan
elektromagnet. Dua terminal yang digunakan sebagai kontak point satu sebagai pole dan
satu lagi sebagai throw.
2. Relay tipe Single Pole Double Throw (SPDT)
Relay tipe Single Pole Double Throw (SPDT) ini memiliki lima kaki terminal, tiga
kaki terminal digunakan sebagai kontak point (saklar) dan dua kaki terminal lainnya
digunakan sebagai kumparan elektromagnet. Tiga terminal yang digunakan sebagai
kontak point satu sebagai pole dan dua sebagai throw.
3. Relay tipe Double Pole Single Throw (DPST)
Relay tipe Double Pole Single Throw (DPST) ini memiliki memiliki enam kaki
terminal, empat kaki sebagai terminal kontak point (saklar) dan dua kaki terminal lainnya
digunakan sebagai kumparan elektromagnet. Empat terminal yang digunakan sebagai
kontak point yang terdiri dari dua pasang saklar single pole double throw.
4. Relay tipe Double Pole Double Throw (DPDT)
Relay tipe Double Pole Double Throw (DPDT) ini memiliki delapan buah terminal,  
enam terminal digunakan sebagai kontak point (saklar) dan dua terminal digunakan
sebagai kumparan elektromagnet. Enam terminal yang digunakan sebagai kontak point
yang terdiri dari dua pasang saklar single pole double throw.
Untuk lebih jelasnya untuk memahami tipe relay berdasarkan jumlah pole dan throw-
nya, perhatikan gambar di bawah ini :

Gambar 2.3 Jenis relay berdasarkan jumlah pole dan throw-nya


(Sumber : https://www.teknik-otomotif.com/2017/09/fungsi-relay-dan-macam-macam-relay.html)

2.2.2 Pengukuran Kondisi Relay Menggunakan Multimeter.


a. Pengukuran dengan kondisi relay tak diaktifkan :
 Atur posisi saklar multimeter pada posisi Ohm (Ω).
 Hubungkanlah salah satu probe multimeter pada terminal “COM” serta probe lainnya pada
terminal NC atau normally close, pastikanlah nilai yang ada pada display multimeter ialah
“0” Ohm. Kondisi tersebut berarti menandakan bahwa antara terminal “COM” serta
terminal Normally Close (NC) terhubung dengan baik.
 Selanjutnya pindahkanlah probe multimeter yang ada di terminal NC (Normally Close) ke
Terminal NO (Normally Open), pastikanlah bahwa nilai yang ada pada display multimeter
ialah “Tak terhingga”. Kondisi tersebut berarti menandakan bahwa antara terminal “COM”
serta terminal NO tak mempunyai kondisi open dengan baik.
 Setelah itu hubungkanlah probe multimeter ke terminal coil atau terminal 2 point. Hal ini
bertujuan untuk mengukur nilai resistansi coil apakah nilainya sesuai dengan spesifikasi
yang ditetapkan oleh si pembuat relay tersebut.
b. Pengukuran dengan kondisi relay diaktifkan.
 Aktifkanlah relay dengan cara menghubungkan arus listrik sesuai dengan tegangan
relaynya, semisal memakai baterai 9V untuk mengaktifkannya. Pada saat relay aktif
sesudah dialiri arus listrik maka akan terdengar suara “klik”. Suara tersebut mencirikan
kondisi relay sudah berpindah dari posisi NC ke posisi NO.
 Pastikanlah posisi saklar multimeter masih berada pada posisi Ohm (Ω).
 Selanjutnya hubungkanlah salah satu probe multimeter pada terminal “COM” serta probe
yang lainnya di NC, pastikan bahwa nilai yang ditunjukkan pada display ialah “Tak
terhingga”.  Kondisi tersebut berarti menandakan bahwa antara terminal “COM” serta
terminal NC tak terhubung sama sekali ketika relay diaktifkan ataupun ketika relay dalam
kondisi open dengan baik.
 Setelah itu pindahkanlah probe multimeter yang ada di terminal NC ke NO, pastikan
bahwa nilai yang ada pada display multimeter ialah “0” Ohm. Itu berarti kondisi tersebut
menandakan bahwa antara terminal “COM” serta terminal NO terhubung dengan baik
ketika relay diaktifkan.
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


a. LM35.
b. Resistor.
c. Relay.
d. Transistor NPN.
e. Project board.
f. Power supply.
g. Multimeter.
3.2 Langkah Percobaan
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Menyusun rangkaian resistor, LM35, transistor dan relay.
c. Memberi catu daya pada rangkaian.
d. Mengukur tegangan pada output LM35 dan kondisi relay pada saat sensor dalam keadaan normal
dan pada saat keadaan diubah-ubah. Memasukkan data ke dalam tabel pengamatan.
e. Mengambil suatu kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan.
3.3 Tabel Pengamatan

L S 1

V C C V C C 5 J 1
3 B e b a n
4 1
1 2
2
D 1
D IO D E R E L A Y S P D T

U 1
1

L M 3 5 /S O
V cc

R 1
2 Q 2
O u tp u t N P N
G N D

R
+ C 1
1 u F
3

Gambar 3.1 Rangkaian LM35 dan relay


Tabel 3.1 Tabel pengamatan LM35 dan Relay

No Kondisi (LM35) Output LM35 (volt) Kondisi Relay

1 Suhu Ruangan

2 Suhu Solder

3 Suhu Tubuh
BAB 4
ANALISIS DAN KESIMPULAN

4.1 Analisis
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat dianalisis bahwa LM35 dapat bekerja ketika diberi
suhu panas. Contohnya pada saat suhu solder 70 0C relay dalam keadaan Normally Close (NC) dan
LED menyala. Namun pada saat kita menggunakan suhu ruangan dan suhu tubuh relay dalam
keadaan normally open (NO) dan lampu LED tidak menyala. Contohnya ketika suhu dalam ruangan
tersebut 250C maka relay akan berada dalam kondisi normally open dan LED tidak akan menyala.
Kesulitan dalam praktikum ini adalah penempatan kaki relay pada rangkaian.

4.2 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa LM35 dapat bekerja
pada suhu panas. LM35 adalah sensor suhu sedangkan relay adalah komponen elektronika berupa
saklar atau switch elektrik yang dioperasikan secara listrik dan terdiri dari 2 bagian utama yaitu
elektromagnetik (coil) dan mekanikal (seperangkat kontak saklar/switch). Kontak point relay terdiri
dari 2 jenis yaitu pertama Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada pada posisi open (terbuka) dan Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan
akan selalu berada pada posisi close (tertutup).
DAFTAR PUSTAKA

[1]. Immersa. 2014. “Pengertian Relay”


http://www.immersa-lab.com/pengertian-relay-fungsi-dan-cara-kerja-relay.htm
Diakses : 18 November 2018
[2]. Noname. 2016. “Kelebihan dan kelemahan sensor LM35”
https://www.tneutron.net/mikro/kelebihan-dan-kelemahan-sensors-lm35/
Diakses : 17 November 2018
[3]. Noname. 2016. “Sensor suhu LM35”
http://elektrosmart22.blogspot.com/2016/11/sensor-suhu-lm35.html
Diakses : 17 November 2018
[4]. Noname. 2017. “Cara Mengukur Relay Menggunakan Multimeter”
https://news.ralali.com/cara-mengukur-relay-menggunakan-multimeter/
Diakses : 18 November 2018
[5]. Noname. 2017. “Fungsi Relay”
https://www.teknik-otomotif.com/2017/09/fungsi-relay-dan-macam-macam-relay.html
Diakses : 18 November 2018
LAMPIRAN

1. FOTO PRAKTIKUM
2. LAPORAN SEMENTARA
FOTO PRAKTIKUM

GAMBAR KETERANGAN

Anda mungkin juga menyukai