Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Organisasi sangat erat kaitannya dengan kepemimpinan, yang mana


fungsi seorang pemimpin adalah untuk mempengaruhi orang lain untuk
mencapai tujuan. Dalam pencapaian tujuannya pemimpin dapat mengambil
macam - macam kepemimpinan yang salah satunya adalah kepemimipinan
partisipatif yang pengambilan keputusannya meminta bawahan untuk
terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut. Dalam organisasi
kepemimpinan partisipatif sangat efisien digunakan karena mengikut
sertakan bawahan - bawahan dalam pengambilan keputusan

Gaya kepemimpinan partisipatif lebih menekankan pada tingginya


dukungan dalam pembuatan keputusan dan kebijakan tetapi sedikit
pengarahan. Gaya pemimpin yang tinggi dukungan dan rendah pengarahan
dirujuk sebagai “partisipatif” karena posisi kontrol atas pemecahan masalah
dan pembuatan keputusan dipegang secara bergantian. Dengan penggunaan
gaya partisipatif ini, pemimpin dan bawahan saling tukar - menukar ide
dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan. Dibandingkan gaya
kepemimpinan yang lain, kepemimpinan partisipatif membuat hubungan
antara pemimpin dan karyawannya lebih dekat karena pemimpin tersebut
terjun langsung ke dalam aktivitas organisasi dan tidak hanya memberi
perintah saja. Pemimpin yang menerapkan gaya ini cenderung berorientasi
kepada bawahan dengan mencoba untuk lebih memotivasi bawahan
dibandingkan mengawasi mereka dengan ketat. Mereka mendorong para
anggota untuk melaksanakan tugas - tugas dengan memberikan kesempatan
bawahan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, menciptakan
suasana persahabatan serta hubungan - hubungan saling mempercayai dan
menghormati dengan para anggota kelompok.

1
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah yang telah dibuat dapat ditarik rumusan
masalah sebagai berikut :
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan ?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan ?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan partisipatif ?
1.2.4 Apa ciri - ciri gaya kepemimpinan partisipatif ?
1.2.5 Apa kelebihan dan kekurangan di dalam gaya kepemimpinan
partisipatif ?
1.2.6 Bagaimana karakteristik pengambilan keputusan di dalam gaya
kepemimpinan partisipatif ?
1.2.7 Apa manfaat potensial dari partisipasi di dalam gaya
kepemimpinan partisipatif ?
1.2.8 Apa tujuan partisipan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif ?
1.2.9 Apa dampak dari partisipasi di dalam gaya kepemimpinan
partisipatif ?
1.2.10 Apa keterbatasan pengambilan keputusan partisipatif di dalam
gaya kepemimpinan partisipatif ?

1.3 Tujuan Penulisan


Penulisan makalah ini terdapat beberapa tujuan. Adapun beberapa
tujuannya adalah sebagai berikut :
1.3.1 Ingin mengetahui tentang kepemimpinan.
1.3.2 Ingin mengetahui tentang gaya kepemimpinan.
1.3.3 Ingin mengetahui tentang gaya kepemimpinan partisipatif
1.3.4 Ingin mengetahui ciri - ciri gaya kepemimpinan partisipatif.
1.3.5 Ingin mengetahui kelebihan dan kekurangan di dalam gaya
kepemimpinan partisipatif.
1.3.6 Ingin mengetahui karakteristik pengambilan keputusan di dalam
gaya kepemimpinan partisipatif.
1.3.7 Ingin mengetahui manfaat potensial dari partisipasi di dalam
gaya kepemimpinan partisipatif.

2
1.3.8 Ingin mengetahui tujuan partisipan di dalam gaya
kepemimpinan partisipatif.
1.3.9 Ingin mengetahui dampak dari partisipasi di dalam gaya
kepemimpinan partisipatif.
1.3.10 Ingin mengetahui keterbatasan pengambilan keputusan
partisipatif di dalam gaya kepemimpinan partisipatif.

1.4 Manfaat Penulisan


Setelah menulis makalah ini, ada beberapa manfaat yang kami
dapatkan. Manfaat - manfaatnya adalah sebagai berikut :
1.4.1 Mengetahui tentang kepemimpinan.
1.4.2 Mengetahui tentang gaya kepemimpinan.
1.4.3 Mengetahui tentang gaya kepemimpinan partisipatif.
1.4.4 Mengetahui ciri - ciri gaya kepemimpinan partisipatif.
1.4.5 Mengetahui kelebihan dan kekurangan di dalam gaya
kepemimpinan partisipatif.
1.4.6 Mengetahui karakteristik pengambilan keputusan di dalam gaya
kepemimpinan partisipatif.
1.4.7 Mengetahui manfaat potensial dari partisipasi di dalam gaya
kepemimpinan partisipatif.
1.4.8 Mengetahui tujuan partisipan di dalam gaya kepemimpinan
partisipatif.
1.4.9 Mengetahui dampak dari partisipasi di dalam gaya
kepemimpinan partisipatif.
1.4.10 Mengetahui keterbatasan pengambilan keputusan partisipatif di
dalam gaya kepemimpinan partisipatif.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kepemimpinan


Definisi kepemimpinan menurut para ahli, antara lain :
Menurut Tead, Terry, Hoyt (dalam Kartono, 2003), definisi
kepemimpinan adalah kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau
bekerja sama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk
membimbing orang lain dalam mencapai tujuan - tujuan yang diinginkan
kelompok.
Menurut Young (dalam Kartono, 2003), definisi kepemimpinan
adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang
sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang
berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus
yang tepat bagi situasi yang khusus.
Menurut  Sulivan dan Decker  (1989), bahwa kepemimpinan adalah
penggunaan keterampilan seseorang dalam mempengaruhi  orang lain dan
untuk melaksanakan sesuatu dengan sebaik - baiknya sesuai dengan
kemampuannya.
Kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki
seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, menuntun atau
membimbing, menggerakan orang lain agar dapat melaksanakan tugas untuk
mencapai tujuan organisasi. (LAN Republik Indonesia, 1996 (LAN RI,
1996)).
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau
kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok,
memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan
oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

4
2.2 Definisi Gaya Kepemimpinan
Definisi gaya kepemimpinan, antara lain :
Raph White dan Ronald Lippitt dalam Winardi (2000), menyatakan
bahwa gaya kepemimpinan adalah suatu gaya yang digunakan oleh seorang
pemimpin untuk mempengaruhi bawahan. Adapun gaya kepemimpinan
tersebut adalah gaya pemimpin yang otokratis yang didasarkan atas
kekuatan pada tangan seseorang, gaya kepemimpinan demokratis hanya
memberi perintah setelah mengadakan konsultasi terlebih dahulu dengan
bawahan, gaya kepemimpinan Laissez - Faire tidak pernah mengendalikan
bawahaannya sepenuhnya.
Definisi gaya kepemimpinan menurut Nawawi (2003, Halaman : 115),
adalah perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam
mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap, dan perilaku para anggota
organisasi atau bawahannya. Menurut Tjiptono (2006, Halaman : 161), gaya
kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam
berinteraksi dengan bawahannya. Gaya kepemimpinan adalah merupakan
cara - cara orang memimpin. Sifat, kebiasaan, tempramen, watak, dan
kepribadian sendiri yang unik khas. Sebagai gaya yang diterapkan oleh
seorang pemimpin pada situasi tertentu, demi tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan. (Mangkuprawira, 2004, Halaman : 23).
Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku seseorang pemimpin untuk
memimpin bawahan, mengatur dan merumuskan, menerapkan suatu
pekerjaan dan tugas yang dilaksanakan oleh masing - masing bawahan
dalam arti kapan dilakukan dan di mana melaksanakannya, dan bagaimana
tugas - tugas itu dicapai. Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang
digunakan pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Dari gaya
kepemimpinan ini dapat diambil manfaatnya untuk dipergunakan sebagai
pemimpin dalam memimpin bawahan atau para pengikutnya. Gaya
kepemimpinan merupakan norma perilaku yang dipergunakan oleh
seseorang pemimpin pada saat mencoba mempengaruhi perilaku orang lain
atau bawahan.

5
2.3 Definisi Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan partisipatif didefinisikan sebagai persamaan kekuatan
dan sharing dalam pemecahan masalah dengan bawahan dengan melakukan
konsultasi dengan bawahan sebelum membuat keputusan. (Bass (1990)
dalam Zhang (2005)). Kepemimpinan partisipatif berhubungan dengan
penggunaan berbagai prosedur keputusan yang memperbolehkan pengaruh
orang lain mempengaruhi keputusan pemimpin. Istilah lain yang biasa
digunakan untuk mengacu aspek - aspek kepemimpinan partisipatif
termasuk konsultasi, pembuatan keputusan bersama, pembagian kekuasaan,
desentralisasi, dan manajemen demokratis.
Kepemimpinan partisipatif menyangkut usaha - usaha oleh seorang
manajer untuk mendorong dan memudahkan partisipasi orang lain dalam
pengambilan keputusan yang jika tidak akan dibuat tersendiri oleh manajer
tersebut. Kepemimpinan ini mencakup aspek - aspek kekuasaan seperti
bersama - sama menanggung kekuasaan, pemberian kekuasaan, dan proses -
proses mempengaruhi yang timbal balik. Sedangkan yang menyangkut
aspek - aspek perilaku kepemimpinan seperti prosedur - prosedur spesifik
yang digunakan untuk berkonsultasi dengan orang lain untuk memperoleh
gagasan dan saran - saran, serta perilaku spesifik yang digunakan untuk
proses pengambilan keputusan dan pendelegasian kekuasaan.

2.4 Ciri - Ciri Gaya Kepemimpinan Partisipatif


Ciri - ciri gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain :
1. Wewenang pemimpin tidak mutlak.
2. Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada
bawahan.
3. Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan
bawahan.
4. Komunikasi berlangsung secara timbal balik, baik yang terjadi antara
pimpinan dan bawahan maupun sesama bawahan.
5. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan, atau kegiatan
para bawahan dilakukan secara wajar.

6
6. Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan.
7. Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran,
pertimbangan, atau pendapat.
8. Tugas - tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat
permintaan daripada instruksi.
9. Pimpinan memperhatikan dalam bersikap dan bertindak, adanya saling
percaya, dan saling menghormati.
Sedangkan menurut Burhanuddin, bahwa ada beberapa ciri atau
karakteristik gaya kepemimpinan partisipatif, sebagai berikut :
1. Bekerja secara aktif dengan bawahan baik perseorangan maupun
kelompok.
2. Mengikut sertakan bawahan secara tepat dalam pengambilan
keputusan.
3. Mementingkan menjalankan tugas guna untuk mempertahankan
kepemimpinan dan kekuasaannya.
4. Menerima masukan dan nasihat yang bersifat membangun demi
perkembangan organisasi.
5. Memberikan motivasi secara penuh pada anggota organisasi.

2.5 Kelebihan dan Kekurangan di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif


Kelebihan dan kekurangan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara
lain :
1. Kelebihan di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif.
Kelebihan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain :
a. Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan
organisasi.
b. Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan
keputusan diambil dengan dorongan dan bantuan dari
pemimpin.
c. Kegiatan - kegiatan didiskusikan, langkah - langkah umum
untuk tujuan kelompok dibuat, dan jika dibutuhkan petunjuk -

7
petunjuk teknis pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif
prosedur yang dapat dipilih.
d. Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih
dan pembagian tugas ditentukan oleh kelompok.
e. Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas.
f. Pemimpin adalah objektif atau fact - minded dalam pujian dan
kecamannya dan mencoba menjadi seorang anggota kelompok
biasa dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan banyak
pekerjaan.
2. Kekurangan di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif.
Kekurangan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain :
a. Proses pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih
banyak.
b. Sulitnya pencapaian kesepakatan.
c. Banyak membutuhkan komunikasi dan koordinasi.
d. Membutuhkan waktu yang relatif lama dalam mengambil
keputusan.
e. Memberikan persyaratan tingkat “skilled” (kepandaian) yang
relatif tinggi bagi pemimpin.
f. Diperlukan adanya toleransi yang besar kepada ke dua belah
pihak karena jika tidak dapat menimbulkan kesalah pahaman.

2.6 Karakteristik Pengambilan Keputusan di dalam Gaya Kepemimpinan


Partisipatif
Terdapat macam - macam pengambilan keputusan, yang memberikan
kepada orang lain suatu pengaruh tertentu terhadap keputusan - keputusan
pemimpin tersebut.
Terdapat 4 karakteristik yang terkait dengan kepemimpinan
partisipatif, yaitu :

1. Keputusan Otokratik.

8
Manajer membuat keputusan sendiri tanpa menanyakan opini
atau saran dari orang lain, dan orang - orang tersebut tidak mempunyai
pengaruh langsung terhadap keputusan tersebut, tidak ada partisipasi.

2. Konsultasi.
Manajer menanyakan opini dan gagasan, kemudian mengambil
keputusannya sendiri setelah mempertimbangkan secara serius saran -
saran dan perhatian mereka. Kepemimpinan ini memiliki tiga varietas,
antara lain :
a. Pemimpin membuat keputusan tanpa konsultasi terlebih dahulu,
namun kemudian bersedia memodifikasi karena adanya
keberatan atau keprihatinan pengikutnya.
b. Pemimpin memberi usulan sementara dan secara aktif
mendorong orang untuk menyarankan cara - cara
memperbaikinya.
c. Pemimpin menggunakan sebuah masalah dan meminta orang
lain untuk berpartisipasi dalam mendiagnosis dan
mengembangkan bermacam - macam pemecahan umum, namun
kemudian membuat keputusan sendiri.
3. Keputusan Bersama.
Manajer bertemu dengan orang lain untuk mendiskusikan
masalah keputusan tersebut, dan mengambil keputusan bersama,
manajer tidak mempunyai pengaruh lagi terhadap keputusan terakhir
seperti peserta lainnya.

4. Pendelegasian.
Manajer memberi wewenang kepada seorang individu atau
kelompok, kekuasaan, serta tanggung jawab untuk membuat
keputusan, manajer tersebut biasanya memberi spesifikasi mengenai
batas - batas dalam mana pilihan terakhir harus berada, dan
persetujuan terlebih dahulu mungkin atau mungkin tidak perlu diminta
sebelum keputusan tersebut dilaksanakan.

9
Keputusan Konsultasi. Keputusan Delegasi.
Autokratik. Bersama.

Tanpa Pengaruh Pengaruh Besar


Yang Lain. Dari yang Lain.

2.7 Manfaat Potensial dari Partisipasi di dalam Gaya Kepemimpinan


Partisipatif
Gaya kepemimpinan partisipatif memberikan manfaat potensial, yaitu :
1. Kualitas Keputusan.
Melibatkan orang lain dan membuat keputusan akan
meningkatkan kualitas keputusan karena partisipan memiliki
informasi dan pengetahuan yang tidak dimiliki oleh pemimpin.
2. Penerimaan Keputusan.
Partisipan akan memandang sebagai keputusan mereka, yang
selanjutnya memotivasi untuk menerapknnya dengan berhasil.
3. Kepuasan terhadap Proses Keputusan.
Partisipan merasa diperlakukan secara bermartabat dan
terhormat saat dilibatkan dan akhirnya meningkatkan kepuasan.
4. Pengembangan Keterampilan Partisipan.
Pengalaman membantu membuat keputusan rumit dapat
menghasilkan pengembangan keterampilan dan kepercayaan yang
lebih besar oleh partisipan.

10
2.8 Tujuan Partisipan di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Tujuan partisipan di dalam gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain :
1. Konsultasi ke Bawah.
Tujuan partisipan konsultasi ke bawah di dalam gaya
kepemimpinan partisipatif, antara lain :
a. Meningkatkan kualitas keputusan - keputusan dengan menarik
pengetahuan dan keahlian para bawahan dalam pemecahan
masalah.
b. Meningkatkan penerimaan bawahan terhadap keputusan -
keputusan dengan memberikan mereka rasa turut memilikinya
(sens of belonging).
c. Mengembangkan keterampilan dan pengetahuan dalam
pengambilan keputusan para bawahan dengan memberikan
kepada mereka pengalaman dalam membantu menganalisa
masalah - masalah keputusan dan mengevaluasi pemecahan -
pemecahannya.
d. Memudahkan pemecahan suatu konflik serta membangun tim.
2. Konsultasi Lateral.
Tujuan partisipan konsultasi lateral di dalam gaya
kepemimpinan partisipatif, antara lain :
a. Meningkatkan kualitas keputusan dengan saling membagi
pengetahuan dan keterampilan di antara para manajer.
b. Memudahkan koordinasi dan kerja sama di antara para manajer
dari berbagai sub unit organisasi dengan tugas - tugas yang
saling tergantung sama lain.
3. Konsultasi ke Atas.
Tujuan partisipan konsultasi ke atas di dalam gaya
kepemimpinan partisipatif, antara lain :

11
a. Menarik keahlian dari atasan yang mungkin lebih besar.
b. Mengetahui bagaimana atasan merasa mengenai suatu masalah
tertentu dan bagaimana ia kemungkinannya akan bereaksi
terhadap berbagai usulan.
4. Konsultasi dengan Pihak Luar.
Tujuan partisipan konsultasi dengan pihak luar di dalam gaya
kepemimpinan partisipatif, antara lain :
a. Membantu memastikan bahwa keputusan - keputusan yang
mempengaruhi mereka dipahami dan dimengerti.
b. Mengetahui kebutuhan - kebutuhan serta preferensi - preferensi
mereka.
c. Memperkuat jaringan kerja eksternal.
d. Memperbaiki koordinasi.
e. Memecahkan masalah bersama yang berhubungan dengan
pekerjaan.

2.9 Dampak dari Partisipasi di dalam Gaya Kepemimpinan Partisipatif


Dampak dari partisipasi di dalam gaya kepemimpinan partisipatif,
antara lain :
Secara kontras, penemuan dari studi kasus yang deskriptif mengenai
para manajer yang efektif mendukung secara konsisten keuntungan
kepemimpinan partisipatif. Secara singkat, setelah lebih dari empat puluh
tahun penelitian mengenai kepemimpinan partisipasi, kita mendapatkan
konklusi bahwa kepemimpinan partisipatif kadang - kadang menghasilkan
kepuasan, usaha, dan kinerja lebih tinggi di waktu lain serta tidak demikian
adanya.

2.10 Keterbatasan Pengambilan Keputusan Partisipatif di dalam Gaya


Kepemimpinan Partisipatif
Pengambilan keputusan partisipatif memiliki keterbatasan (Yukl,
1998, Halaman : 140), yakni :

12
1. Bentuk partisipasi efektif pada situasi - situasi tertentu namun tidak
pada situasi lainnya. (Vrom dan Jago, 1988). Karena partisipasi
memakan waktu, kadang bertele - tele. Dalam keadaan darurat untuk
berkonsultasi dan berdiskusi tidak efektif. Seorang pemimpin harus
cepat dan tanggap dalam membuat keputusan dan mengambil
kebijakan sesuai dengan situasi dan kebutuhan manajemen dan
organisasi.
2. Kecenderungan terjadinya partisipasi semu (pseudo participation), di
mana manajer mencoba untuk melibatkan bawahan dalam tugas tetapi
bukan dalam proses pengambilan keputusan. Kebanyakan para
manajer mencoba berkonsultasi dengan bawahannya akan tetapi
masukan dan gagasan dari para bawahan tidak diakomodir dalam
pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan.

2.11 Perbedaan Antara Gaya Kepemimpinan Partisipatif dengan Gaya


Kepemimpinan Demokratis
Perbedaan antara gaya kepemimpinan partisipatif dengan gaya
kepemimpinan demokaratis, antara lain :

1. Gaya Kepemimpinan Partisipatif.


Karakterisrtik gaya kepemimpinan partisipatif, antara lain :
a. Manajemen partisipatif senantiasa melibatkan diri atau involve
dalam suatu masalah yang dihadapi karyawan, hingga masalah
tuntas.
b. Ada ruang di mana karyawan diberikan kesempatan untuk
berkreasi, dalam batas tertentu.
c. Cocok untuk organisasi dalam kondisi yang stabil.
d. Tugas cukup, dengan resource yang cukup, dan waktu yang
realistis.
e. Pendekatan organisasi dilakukan secara sistem dan human.
f. Pendekatan ini bagus untuk long - term, tetapi memerlukan
pemimpin yang cukup kharismatik.

13
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis.
Karakteristik gaya kepemimpinan demokratis, antara lain :
a. Segalanya diserahkan ke karyawan.
b. Pemimpin hanya mengarahkan dengan tidak dominan.
c. Suara karyawan sangat didengar.
d. Pendekatan ini cocok untuk organisasi yang bersifat terbuka dan
tidak terlalu heterogen, di mana setiap karyawan sudah
mempunyai area yang dominan.
e. Pendekatan ini bisa dibentuk secara sempurna dalam waktu
yang cukup lama.
f. Bagus untuk diterapkan dalam kondisi yang sudah ideal, di
mana setiap karyawan sudah punya kompetensi masing - masing
dan sudah cukup matur.
g. Kalau kondisi sudah ideal seperti ini, biasanya isunya hanya
satu, yaitu kaderisasi.

14
BAB III
PENUTUP

3.1Kesimpulan
Gaya kepemimpinan partisipatif lebih menekankan pada tingginya
dukungan dalam pembuatan keputusan dan kebijakan tetapi sedikit
pengarahan. Gaya pemimpin yang tinggi dukungan dan rendah pengarahan
dirujuk sebagai “partisipatif” karena posisi kontrol atas pemecahan masalah
dan pembuatan keputusan dipegang secara bergantian. Dengan penggunaan
gaya partisipatif ini, pemimpin dan bawahan saling tukar - menukar ide
dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan. Dibandingkan gaya
kepemimpinan yang lain, kepemimpinan partisipatif membuat hubungan
antara pemimpin dan karyawannya lebih dekat karena pemimpin tersebut
terjun langsung ke dalam aktivitas organisasi dan tidak hanya memberi
perintah saja. Pemimpin yang menerapkan gaya ini cenderung berorientasi
kepada bawahan dengan mencoba untuk lebih memotivasi bawahan
dibandingkan mengawasi mereka dengan ketat. Mereka mendorong para
anggota untuk melaksanakan tugas - tugas dengan memberikan kesempatan
bawahan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, menciptakan
suasana persahabatan serta hubungan - hubungan saling mempercayai dan
menghormati dengan para anggota kelompok.

3.2 Saran

Kami berharap agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami dengan


baik, tentang model kepemimpinan partisipatif dalam keperawatan. Agar
menjadi pedoman kita sebagai perawat.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ach.Wazir WS.,et al.,ed. (2004).Panduan Penguatan Managemen Lembaga


Swadaya Masyarakat.Jakarta:Sekertariat Bina desa

Badan Pemberdayaan Masyarakat.(2005), Simposium Managemen Pembangunan


Partisipatif,Pemprof Jatim.Surabaya

Janssen,Arnold.(1999). Melatih Kepemimpinan Partisipatif.Jakarta :LPBAJ

Sutikno,Bambang. (2007). The power of empathy in leadership. Jakarta:


Gramedia pustaka utama

16

Anda mungkin juga menyukai