Anda di halaman 1dari 11

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN PAPASAN

(Coccinia grandis L.) DAN FRAKSI-FRAKSINYA DENGAN METODE


DPPH SERTA PENETAPAN KADAR FENOLIK TOTALNYA

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

NAIMAH LATEH
K100100041

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SURAKARTA
SURAKARTA
2015 

1
 
2
 
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN PAPASAN (Coccinia
grandis L.) DAN FRAKSI-FRAKSINYA DENGAN METODE DPPH SERTA
PENETAPAN KADAR FENOLIK TOTALNYA

ANTIOXIDANT ACTIVITY OF IVY GOURD (Coccinia grandis L.) LEAF EXTRACT


AND FRACTIONS USING DPPH METHOD AND TOTAL PHENOLIC CONTENT.

Naimah Lateh#, Dedi Hanwar


Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jalan Ahmad Yani Tromol Pos I, Pabelan Kartasura, Surakarta 57102
#Email: naiim_pharmacy@hotmail.com

ABSTRAK

Buah dan akar papasan (Coccinia grandis L.) menunjukkan adanya aktivitas
antioksidan, serta pengobatan lain seperti penyembuhan luka, ulkus, sakit kuning, diabetes
dan antipiretik. Coccinia grandis memiliki kandungan kimia antara lain flavonoid, saponin,
fenolik. Bagian daun papasan belum diteliti aktivitas antioksidannya oleh karena itu
penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antioksidan fraksi-fraksi dan ekstrak
etanol daun papasan serta menetapkan kadar fenolik total. Metode ekstraksi yang
digunakan adalah meserasi dengan menggunakan etanol 96%, sedangkan fraksinasi
menggunakan pelarut heksan, etil asetat, dan etanol.Aktivitas antioksidan dengan ekstrak
fraksi ditetapkan dengan DPPH. Kandungan total fenolik ditetapkan dengan metode Folin-
Ciocalteu. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 pada
ekstrak sebesar 300,18 ppm, fraksi n-heksan sebesar 325,34 ppm, fraksi etil asetat sebesar
342,91 ppm, dan fraksi etanol sebesar 559,91 ppm. Kandungan fenolat berturut–turut
adalah 28,50; 21,52; 63,59 dan 28,66 GAE.

Kata kunci : daun papasan (Coccinia grandis L.), fenolik, antioksidan, DPPH

ABSTRACT

Papasan (Coccinia grandis L.) fruits and roots have antioxidant activity and other
treatments such as healing wounds, ulcers, jaundice, diabetes and antipyretic. Coccinia
grandis has chemical constituents include flavonoids, saponins, phenolic. Papasan leaves
are unexplored for antioxidant activity, therefore this study aims to determine the
antioxidant activity of the fractions and ethanol extract of papasan leaves and the total
phenolic content. Maceration by ethanol was used for extraction, while the fractionation
using hexane, ethyl acetate, and ethanol. The antioxidant activity of the extract and
fractions were determined by DPPH. The total content phenolic was determined by the
Folin-Ciocalteu method. The results showed antioxidant activity with IC50 values of
300.18, 325.34, 342.91 and 559.91 ppm for the extract, n-hexane fraction, ethyl acetate
fraction and ethanol fraction respectively. Meanwhile, the total phenolic content for the
extract and fractions were 28.50, 21.52, 63.59 and 28.66 GAE respectively.

Keywords: ivy gourd leaf (Coccinia grandis L.), phenolics, antioxidant, DPPH

1
 
PENDAHULUAN
Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat reaktif karena
mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital terluarnya
(Deshpande, 2011). Untuk mencapai kestabilan atom atau molekul, radikal bebas akan
bereaksi dengan molekul disekitarnya untuk memperoleh pasangan elektron. Reaksi ini
akan berlangsung terus menerus dalam tubuh dan bila tidak dihentikan akan menimbulkan
berbagai penyakit seperti kanker, jantung, katarak, penuaan dini, serta penyakit degeneratif
lainnya. Oleh karena itu, tubuh memerlukan suatu substansi penting yaitu antioksidan yang
mampu menangkap radikal bebas tersebut sehingga tidak dapat menginduksi suatu
penyakit (Kikuzaki, dkk., 2002).
Di dalam tubuh terdapat senyawa yang disebut antioksidan yaitu zat yang
memperlambat atau menghambat stress oksidatif pada molekul target (Priyanto,
2010).Antioksidan alamidari ekstraktanamanmemberikan ukuran produksi yang
memperlambat preoses kerusakan oksidatif dan antioksidan juga dapat diperoleh dari
asupan makanan yang banyak mengandung vitamin C, vitamin E dan betakaroten serta
senyawa fenolik. Bahan pangan yang dapat menjadi sumber antioksidan alami, seperti
rempah-rempah, coklat, biji-bijian, buah-buahan, sayur-sayuran seperti daun papasan dan
sebagainya (Bhadauria et al., 2012).
Sebagian besar penelitian papasan adalah pada bagian akar dan bagian buah,
sedangkan daun yang banyak digunakan sebagai sayur belum banyak diteliti. Papasan
(Coccinia grandis L) adalah suatu tanaman merambat milik keluarga Cucurbitaceae. Buah
memiliki sel mast menstabilkan; antianafilaksis dan potensi antihistamine. Fraksi ekstrak
hidrometanolik dari akar C.grandis menunjukkan aktivitas antioksidan yang kuat,
mengurangi kemampuan daya aktivitas radikal bebas dan kemampuan chelating logam
ketika dibandingkan dengan standar seperti asam askorbat, α-tokoferol, kurkumin, dan
butylated hidroksitoluene. (Bhadauria et al., 2012). Di beberapa negara Asia seperti
Thailand menyiapkan tonik tradisional seperti minuman untuk tujuan pengobatan
(Ashwini, 2012).
METODOLOGI
Alat dan Bahan
Alat yang yang digunakan adalah spektofotometer UV – Vis (UV Mini
SHIMADZU). Bahan kimia yang digunakan adalah etanol p.a (Merck), pereaksi DPPH
(Sigma), etanol 96 % teknis, akuades, reagen Folin Ciocalteu (Merck), Na karbonat
(Merck), asam galat (Sigma), Vitamin E (Sigma), alumunium foil, heksan teknis, etil
asetat.

2
 
Jalan Penelitian
1. Pembuatan ekstrak
Daun papasan yang sudah dihaluskan kemudian diekstraksi dengan metode
maserasi.sebanyak 0,44 kg sampel direndam dalam pelarut etanol 96 % ( 1: 6) sambil
diaduk dan didiamkan selama 3 hari. Maserat disaring dengan corong pisah dan diuapkan
dengan vacum rotary evaporator dan dikentalkan dengan waterbath untuk mendapatkan
ekstrak kental. Maserat dipisahkan dan proses diulangi 2 kali dengan jenis dan jumlah
pelarut yang sama. Semua maserat dikumpulkan dan diuapkan dengan penguap vakum
hingga diperoleh ekstrak kental.
2. Fraksinasi
Fraksinasi ekstrak etanol daun papasan menggunakan isonikasi. Fraksinasi
dilakukan dengan ekstrak kental daun papasan sebanyak 3 gramekstrak etanol daun
papasan kemudian diekstraksi 10 kali dengan menggunakan n-heksan dan disonikasi
selama 10 menit hingga diperoleh fraksi n-heksan. Ampas disari kembali sebanyak 7 kali
menggunakan etil asetat hingga diperoleh fraksi etil asetat. Selanjutnya ampas disari
kembali menggunakan etanol 96% sebanyak 3 kali hingga diperoleh fraksi etanol.
Masing-masing fraksi dipekatkan menggunakan penangas air. Fraksinasi diulang sebanyak
3 kali.
3. Penentuan kandungan fenolik
Larutan ekstrak 0,1 mL dengan konsentrasi 100 µg/mL ditambah dengan 7,5 mL air
suling dan 0,5 mL reagen Folin Ciocalteu. Setelah dicampur dalam Labu takar, diamkan
pada suhu ruangan selama 5 menit yang kemudian ditambahkan 1,5 mL Na karbonat
konsentrasi 2 g/ 100 mL. Jika sudah tercampur semua, didiamkan selama 120 menit.
Absorbansi diukur pada spektrofotometer dengan lamda 750 nm ( Sejed et al. , 2010).
Kandungan total fenolat dinyatakan dalam GAE (gallic acid equivalent) per gram ekstrak.
4. Penentuan aktivitas antioksidan
Metode DPPH
Diambil ekstrak dan fraksi-fraksi ekstrak etanol daun lempuyang wangi dengan
konsentrasi 80 µg/mL, 160 µg/mL, 240 µg/mL, 320 µg/mL, 400 µg/mL dimasukkan dalam
labu takar, masing-masing konsentrasi sampel ditambahkan dengan larutan stok DPPH 1
mL kemudian ditambahkan etanol pro analisis sampai volume 5 mL. Kontrol yang
digunakan adalah larutan stok DPPH 1 mL ditambahkan etanol pro analisis sampai volume
5 mL dan dilakukan replikasi 3 kali. Diinkubasi selama 30 menit pada tempat gelap,
kemudian DPPH, blanko dan sampel dimasukkan dalam kuvet dan dibaca absorbansinya
pada panjang gelombang 515,5 nm.

3
 
HASIL DAN PEM
MBAHASA
AN
Hasil renddemen ekstraak kental addalah 14,24 % b/b. Warrna ekstrak hijau tua daan
sebagiian ekstrak membentuk
m kristal.

Gambar 1. E
Ekstrak daun papasan
p

Uji aktivitaas penangkaap radikal ekkstrak daun papasan


p mennggunakan metode
m DPP
PH
dan sebagai
s pem
mbandingnyaa digunakann vitamin E. Vitaminn E digunaakan sebaggai
pembaanding dikaarenakan vittamin ini telah diketahhui secara luas memillilki aktivitas
antiokksidan. Metoode DPPH diipilih karenaa cepat, sedeerhana, pekaa serta hanyaa memerlukaan
sedikitt sampel (H
Hanani et al.,
a 2005). Aktivitas antiradikal
a D
DPPH dilakkukan dengaan
mereaksikan senyyawa uji denngan larutann DPPH 0,044 mM.Senyawa uji berp
peran sebaggai
penang
gkap radikaal memberik
kan hidrogeen kepada DPPH,
D sehinngga terben
ntuk DPPH--H
tereduuksi yang berrwarna kuninng (Huang et
e al., 2004).
Aktivitas antiradikal diukur denngan metodde spektrofootometri yaiitu mengukuur
absorbbansi DPPH
H pada panjaang gelombbang maksim
mal. Absorbbansi yang diukur
d adalaah
absorbbansi sisa DPPH
D setelahh bereaksi dengan
d samppel. Absorbaansi dibaca pada panjanng
gelom
mbang maksim
mal (λ mak) karena
k pada λ max terseebut sensitivvitas tinggi, dan
d kesalahaan
absoluute lebih renddah. Pada peenelitian ini diperoleh λ max yaitu 515,5
5 nm.
Absorbanssi yang didaapat digunakkan untuk perhitungan
p % penangkkapan radikkal
(lampiiran).

N
Nilai IC50 Sam
mpel dan Pe
embanding
559.91
60
00
50
00 Vit E
25.34
32 1
342.91
40
00 300.18 ESK
30
00 FNH
20
00 FEA
10
00 6.489 FET
0
Vit E ESK FN
NH FEA FET

Gambarr 2. Grafik Aktivitas Penaangkap Radikaal (%) Berbagaai konsentrasi Senyawa uji, ekstrak papasan
(EKS), fraksi n-heksa ksi etil asetat (FEA), fraksi etanol (FET) dan vitamin E.
an (FNH), frak
Konsenttrasi sampel seb
banding dengan
n aktivitas antirradikalnya.

4
Nilai IC50 tergantung jumlah DPPH yang terduksi oleh antioksidan selama reaksi
terjadi. Aktivitas penangkap radikal berbanding terbalik dengan IC50. Semakin kecil nilai
IC50 yang ditunjukkan maka semakin besar aktivitas antioksidan yang dimiliki.
Tabel 1. Hasil pengujian aktivitas antiradikal dari 5 sampel
Sampel IC50*±SD (µg/mL)
Ekstrak papasan 300,18 ± 0
Fraksi n-heksan 325,34 ± 27,618
Fraksi etil asetat 342,91 ± 2,703
Fraksi etanol 559,91 ± 26,472
Vitamin E 6,489 ± 0

Menurut Reynertson (2007) senyawa dikatakan sebagai antioksidan yang sangat


aktif apabila nilai IC50 ≤50µg/mL, nilai IC50 antara 50-100 µg/mL merupakan antioksidan
aktif, antioksidan dengan aktivitas sedang nilai IC50 antara 100-200 µg/mL, dan
antioksidan tidak aktif apabila memberikan nilai IC50 diatas 200 µg/mL. Hasil dari
penelitian ekstrak nilai semua sampel ini memiliki aktivitas yang sangat rendah dan
termasuk ke dalam kategori antioksidan tidak aktif menurut Reynertson.
Hasil pengujian aktivitas penangkap radikal ekstrak daun papasan dan fraksi-
fraksinya (Table 1) menunjukkan bahwa IC50 dari ekstrak dan fraksi berturut-turut dari
yang paling kecil ke yang paling besar adalah sebagai berikut: Ekstrak papasan, fraksi n-
heksan, fraksi etil asetat dan fraksi etanol (300,18; 325,34; 342,91 dan 559,91 µg/mL). Hal
tersebut menunjukkan bahwa komponen aktif yang mampu menangkap atau mereduksi
radikal bebas yang terdapat dalam ekstrak papasan paling banyak dibanding dengan fraksi
n-heksan, fraksi eti asetat dan fraksi etanol, karena nilai IC50 ekstrak daun papasan paling
kecil dibandingkan 3 fraksi lainnya. Hal ini dimungkinkan karena kandungan senyawa
aktif sebagai antiradikal dalam ekstrak daun papasan paling banyak atau paling aktif
dibandingkan dengan kandungan senyawa aktif yang terdapat pada ketiga fraksi lainnya.
Sebagai pembandingan digunakan vitamin E yang sudah diketahui sebagai
antioksidan. Vitamin E sebagai pembanding memiliki aktivitas terkuat dengan IC50 6,489
µg/mL. Hal ini dikarenakan vitamin E merupakan senyawa murni. Mekanisme reaksi α-
tokopherol (Vitamin E) dengan DPPH melalui dua tahap reaksi, pada tahap pertama, suatu
molekul dari DPPH bereaksi dengan suatu molekul dari α-tokopherol membentuk radikal
α-tokopherol. Kemudian radikal α-tokopherol bereaksi dengan molekul DPPH lainnya
membentuk α-tokopherolquinon, maka dua molekul DPPH dapat direduksi oleh sebuah
molekul α-tokopherol.
Pada penentuan kandungan fenolik total dapat dilakukan dengan menggunakan
pereaksi Folin- Ciocalteu (Lee et al., 2003). Metode ini berdasarkan kekuatan mereduksi

5
 
dari gugus hidroksi fenolik. Semua senyawa fenolik termasuk fenol sederhana dapat
bereaksi dengan reagen Folin- Ciocalteu walaupun bukan menangkap radikal (antiradikal)
efektif (Huang et al., 2005).
Penentuan operating time (OT) asam galat sebagai standar dengan reagen Folin-
Ciocalteu pada panjang gelombang maksimal referen 750 nm (Lee et al, 2003)
menunjukkan absorbansi yang stabil pada 84-88 menit. Penentuan panjang gelombang
maksimal dimaksudkan untuk mengetahui panjang gelombang yang memiliki absorbansi
terbesar. Hasil percobaan menunjukkan serapan terbesar terjadi pada panjang gelombang
760,5nm. Sebagai standart penentuan senyawa fenolik total menggunakan asam galat
karena asam galat turunan asam hidroksil benzoat dengan ciri mempunyai gugus fenol.

Kurva Baku Asam Galat
1
y = 0.098x + 0.058
0.8 R² = 0.994
Absorbansi

0.6
0.4
0.2
0
0 2 4 6 8 10
Konsentrasi (ppm)

Gambar 3. Profil Penentuan Kurva Baku Asam Galat dengan Persamaan Regresi Linier

Kandungan fenolik total dalam tumbuhan dinyatakan dalam GAE (gallic and
equivalent) yaitu jumlah kesetaraan milligram asam galat dalam 1 gram sampel (Lee et al,
2003) . Hasil percobaan menunjukkan kadar fenolik total pada fraksi etil asetat lebih besar
dibandingkan dengan ekstrak papasan dan fraksi lainnya.
Tabel 2. Penentuan Kadar Fenolik Total Ekstrak Daun Papasan dan Fraksi-fraksinya
Rerata Kadar fenolik total (mg/g) ± SD
Ekstrak 28,50 ± 1,225
Fraksi n-heksan 21,52 ± 0,692
Fraksi etil asetat 63,59 ± 3,603
Fraksi etanol 28,66 ± 1,469

Hasil dari tabel di atas menunjukkan bahwa kadar fenolik yang paling tinggi
terdapat pada fraksi etil asetat. Hal ini dimungkinkan karena ekstrak etil asetat memberikan
perbedaan yang nyata terhadap ekstrak, fraksi n-heksan dan fraksi etanol. Perbedaan yang
nyata yang dimaksud adalah kadar kandungan fenolik total. Urutan kandungan fenolik total
dalam ekstrak secara berturut-turut adalah fraksi etil asetat > ekstrak etanol > ekstrak>

6
 
fraksi n-heksan. Rohman, dkk (2006) melaporkan bahwa pelarut etil asetat sangat cocok
untuk mengekstraksi senyawa fenolik dan kandungan fenolik total yang terdapat di dalam
ekstrak etil asetat lebih besar dibandingkan dengan ekstrak metanol dan kloroform.
Kelarutan senyawa fenolik bergantung pada pelarut yang digunakan. Komponen polifenol
memiliki spektrum yang luas dengan sifat kelarutan yang berbeda-beda (Nur dan Astawan,
2011). Hal inilah yang menyebabkan sulitnya prosedur ekstraksi yang cocok untuk
mengekstrak fenolik pada tanaman (Naczk dan Shahidi, 2004). Tingginya total polifenol
pada pelarut etil asetat diduga adanya golongan polifenol yang memiliki berat molekul
yang sama dengan pelarut etil asetat seperti tanin dan flavanol (Nur dan Astawan, 2011).
Senyawa polifenol dapat berperan sebagai antioksidan yang efektif karena
mempunyai suatu gugus –OH yang terikat pada karbon cincin aromatik. Produk radikal
bebas senyawa-senyawa ini akan terstabilkan secara resonansi dan karena itu tidak reaktif
dibandingkan dengan kebanyakan radikal bebas lain (Fessenden dan Fessenden, 1986).
Senyawa fenolik telah diketahui mempunyai aktivitas sebagai penangkap radikal, oleh
karena itu diperlukan penetapan kadar fenolik total untuk mengetahui korelasi antara
kandungan fenolik dan nilai IC50 yang terdapat dalam ekstrak daun papasan beserta fraksi-
fraksinya.

600
Aktivitas Antioksidan (Nilai IC50) ppm

Fraksi etanol
500
400
Fraksi n-heksan Fraksi etil asetat
300
Ekstrak
200
100 y = -0.879x + 413.3
R² = 0.019
0
0 20 40 60 80
Kadar Fenolik Total (GAE)

Gambar 4. Aktivitas Antioksidan dengan Nilai IC50 (ppm) dan kadar fenolik Ekstrak (EKS), Fraksi n-
heksan (FNH), Fraksi Etil Asetat (FEA), dan Fraksi Etanol (FET).

Tabel 3. Hubungan antara aktivitas antioksidan (IC50) dengan kadar fenolik total (GAE)

No Sampel Rerata IC50 RerataGAE(mg/g)


(µg/mL)
1 Ekstrak 300,18 28,50 Y = -0,879x + 413,
2 Fraksi n-heksan 325,34 21,52 R2= 0,019
3 Fraksi etil asetat 342,91 63,59
4 Fraksi etanol 559,91 28,66

7
 
Kandungan fenolik total dari fraksi etil asetat lebih besar dibanding sama ekstrak
dan fraksi-fraksi yang lain. Namun aktivitas antioksidannya menunjukkan kebalikan
dimana potensi antioksidan paling tinggi ditunjukkan oleh ekstrak papasan, bukan fraksi
etil asetat. Hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya perbedaan jenis senyawa yang
aktif pada masing-masing ekstrak dan fraksi-fraksinya yang telah diuji.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. Aktivitas antioksidan ekstrak daun papasan (Coccinia grandis L.) memiliki nilai IC 50

untuk ekstrak 300,18 ppm, fraksi n- heksan 325,34 ppm, fraksi etil asetat sebesar
342,91 ppm, dan fraksi etanol sebesar 559,91 ppm serta sebagai kontrol adalah vitamin
E memiliki nilai IC50 sebesar 6,49 ppm.
2. Kandungan fenolik pada daun papasan (Coccinia grandis L.) untuk ekstrak nilai rerata
sebesar 28,49 GAE, fraksi n-heksan nilai rerata sebesar 21,52 GAE, fraksi etil asetat
nilai rerata 63,59 GAE, dan fraksi etanol nilai rerata sebesar 28,66 GAE.
3. Ekstrak etanol daun papasan (Coccinia grandis L.) dan fraksi-fraksinya tidak memiliki
hubungan kadar fenolik terhadap aktivitas antioksidan.
 
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menguji aktivitas antioksidan dengan
metode yang lain yang lebih efektif. Selain itu menguji dari bagian lain dari tanaman
papasan.

DAFTAR ACUAN
Ashwin I.M, et al., 2012, In Vitro Antioxidant And Anti Inflammatory Activity Of
Coccinia Grandis, Int J Pharm Pharm Sci, Vol 4, Issue 3

B. Shyam Kumar., et al, 2010, Hepatoprotective activity of Coccinia indica leaves extract,
Int J Pharm Biomed Res , 1(4), 154-156

Deshpande S.V.,et al, 2011, A Study On Antioxidant Activity Of Fruit Extracts Of


Coccinia Grandis L.Voigt, International Journal of Drug Research and
Technology, Vol.1 (1), 69-72

Hanani, E., Mun’im, A., Sekarini, R., 2005, Identifikasi senyawa Antioksidan dalam Spons
Callyspongia Sp Dari kepulauan seribu, Majalah Ilmu kefarmasian, 2(3), 127-133.

Huang C, DKK,2005, Identification of an Antifungal Chitinase from a Potential Biocontrol


Agent, Bacillus cereus.,Journal of Biochemistry and molecular Biology, 38 , 82-88
8
 
Lee KW, Kim YJ, Lee HJ, Lee CY, 2003,Cocoa Has More PhenolicPhytochemical and A
Higher Antioxidant Capacity than Teas and Red Wine, J. Agric. Food Chem, 51 (25),
7292-7295

Kikuzaki, H., et al., 2002, Antioxidants Properties of Ferulic Acid and Its Related
Compound, J. Agric.Food Chem, 50,2161-2168

Preeti Bhadauria.,et al, 2012, In vitro Antioxidant Activity of Coccinia Grandis Root
Extracts, Indo Global Journal of Pharmaceutical Sciences; 2(3), 230-238

Priyanto, 2010, Antioksidan, (Hadi Sunaryo), Toksikologi, Mekanisme, Terapi Antidotum,


Dan Penilaian Risiko, 98

Reynertson, K.A., 2007, Phytochemical Analysis of Bioactive Constituens form Edible


Myrtaceae Fruit, Dissertation, The city University of New York, New York

Sejed, I., Saka, M., Misan, A., & Mandia, A., 2010, Antioxidant Activity of Wheat and
Buck Wheat Flaurs, University of Novi Sad, No. 118, 59 – 68

Wang, S. Y., Chang, H. N., Lin, K. T., Lo, C. P., Yang, N. S., & Shyur, L. F. (2003).
Antioxidant properties andphytochemical characteristics of extracts from Lactuca
indica. Journal of Agricultural and Food Chemistry,51(5), 1506-1512

9
 

Anda mungkin juga menyukai