Anda di halaman 1dari 10

DAMPAK LOKASI PASAR TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT PENDAPATAN

PEDAGANG (STUDI PADA RELOKASI PASAR DINOYO MENJADI PASAR


MERJOSARI KOTA MALANG)
Puspa Ratnaningrum Suwarduki, Ainur Rochmah, Wahyu Satrio Aulia, Ahmad Fakhrudin, Afif Mahardika
Setiawan, Anita Wijayanti, Bildiosta Sappar.

ABSTRACT
PERMENDAG of 2008 confirms that the market is an area where the sale and purchase of goods by the
seller over a number of well known as shopping malls , traditional markets , shops , plaza , center of
commerce and other designations . A trader not only receive the benefit of the other party received the
goods , but there is a social need which creates a reciprocal relationship and emotional personal relations .
Relocation markets will certainly bring out the pros and cons of the parties involved. This is because traders
refuse relocation to reason there will be a traffic jam due to the narrowness of the roads in the area
Merjosari . In addition , difficult road toward Merjosari which can result in a lonely visitors so the impact
on revenue decreases traders changed . This study will explain how much influence the amount of
population support , accessibility of distance , completeness facilities to the level of market income
Merjosari
Keyword : Market, Merchant, Market Relocation

ABSTRAK
PERMENDAG tahun 2008 menegaskan bahwa pasar adalah area tempat jual beli barang dengan
jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan,
plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Seorang pedagang tidak hanya menerima keuntungan
dari pihak lain yang menerima barang, tetapi terdapat kebutuhan sosial yang menciptakan hubungan timbal
balik dan terjalinnya hubungan personal secara emosional. Relokasi pasar dapat dipastikan akan
menghasilkan pro dan kontra dari pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, hal ini dikarenakan para
pedagang menolak adanya relokasi dengan alasan nantinya akan terjadi kemacetan karena sempitnya jalan
di daerah Merjosari. Selain itu, sulitnya jalan menuju ke arah Merjosari yang dapat berakibat pada sepinya
pengunjung, sehingga berdampak pada pendapatan pedagang yang berubah menurun. Penelitian ini akan
menjelaskan seberapa besar pengaruh jumlah penduduk pendukung, aksesibilitas, jarak, kelengkapan
fasilitas terhadap tingkat pendapatan pasar Merjosari.
Kata kunci: Pasar, Pedagang, Relokasi Pasar
dilakukan upaya memindahkan pasar, maka
pertimbangannya adalah rancangan bangunan pasar
PENDAHULUAN yang sesuai dan akomodatif, tingkat harga sewa yang
Peranan pasar sangatlah penting dalam memadai, rencana yang terperinci dan jarak lokasi
kegiatan perekonomian yang bertujuan untuk berjualan dari tempat lokasi berjualan semula.
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mencapai Pemilihan lokasi pasar haruslah tepat karena
kepuasan dalam proses transaksi ekonomi berupa menjadi pemacu biaya yang signifikan dan memiliki
barang dan jasa. Pasar adalah suatu wilayah tertentu kekuatan untuk membuat strategi dalam bisnis.
yang menghubungkan antara produsen dan Menurut Diana (dalam Indah, 2013:16) faktor-faktor
konsumen untuk melakukan transaksi jual beli. Jenis penentu berkembangnya lokasi perdagangan
pasar dibedakan menjadi pasar tradisional dan pasar meliputi: jumlah penduduk, aksesibilitas, jarak dan
modern. Pasar memiliki berbagai fungsi dan peran, kelengkapan fasilitas perdagangan. Pemindahan
salah satunya adalah sebagai tempat berkumpul atau lokasi pasar tentunya akan mempengaruhi jumlah
interaksi sosial dan berkreasi (Nuswantoro, 1993: pendapatan yang diperoleh pedagang. Menurut
40). Pola pengelolaan lokasi pasar dilakukan dengan Bintari dan Suprihatin (dalam Agung, 2011:37)
banyak cara, antara lain adalah pemugaran, faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan
stabilitas/pengaturan, dan relokasi/pemindahan. meliputi: kesempatan kerja yang tersedia, kecakapan
Adapun upaya pemindahan lokasi pasar sering kali dan keahlian, motivasi, keuletan bekerja, dan banyak
terdapat kendala, yaitu rancangan bangunan yang sedikitnya modal yang digunakan.
tidak sesuai dan faktor finansial yang terkait dengan Penilitian ini ditujukan untuk mengetahui
tarif sewa ruang di dalam pasar. Sehingga apabila pengaruh lokasi pasar terhadap tingkat pendapatan
pedagang di Pasar Dinoyo dan Pasar Merjosari serta
mengetahui dampak lokasi pasar terhadap perubahan rumus Malhorta yaitu minimal minimal 4 atau 5
tingkap pendapatan pedagang. Model konseptual dikalikan jumlah indikator atau jumlah pertanyaan
yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebagai yang ada (Widayat dalam Skripsi Hendro Eko
berikut: Efendy, 2012:49). Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini menggunakan daftar pertanyaan atau
Dampak lokasi Pasar Pendapatan
kuesioner dalam proses penggumpulan data. Analisis
Sumber: Olahan Penulis, 2013 yang digunakan dalam adalah uji validitas dan
Gambar 1. Model Konseptual reliabilitas, analisis statistik deskriptif, uji asumsi
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian klasik, dan analisis linear berganda.
ini adalah sebagai berikut:
Lokasi Perdagangan (X) HASIL
Lokasi penelitian yang dipilih adalah pasar
Merjosari, Pasar Merjosari merupakan salah satu
Penduduk pasar tradisional yang terletak di kawasan
Pendukung (X1) persawahan di Kecamatan Lowokwaru. Pasar
Merjosari merupakan Pasar Penampungan
Aksesibilitas
Sementara (PPS) dari Pasar Dinoyo. Secara teknis
(X2) Pendapatan pengelolaan pasar ini diserahkan sepenuhnya oleh
Jarak (X3) (Y) Persatuan Pedagang Pasar Dinoyo Kota Malang
(P3DKM) dibawah naungan Dinas Pasar Kota
Malang. Daerah ini merupakan salah satu tempat
Kelengkapan yang dianggap kurang strategis oleh sebagian
Fasilitas (X4) pedagang.
Berdasarkan kuesioner yang disebarkan
kepada responden yaitu sejumlah 60 pedagang Pasar
Sumber: olahan penulis Merjosari yang sebelumnya merupakan pedagang
Gambar 2. Model Hipotesis dari Pasar Dinoyo Kota Malang maka gambaran
METODE karekteristik responden yang diteliti meliputi jenis
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian kelamin, umur, pendapatan dan jenis dagangan
ini adalah pendekatan kuantitatif (Sugiono, sebagai berikut :
2008:13). Adapun penelitian ini menggunakan Tabel 1. Jenis Kelamin Responden
metode eksplanatori. Singarimbun dalam Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
Singarimbun dan Effendi (Ed, 2008: 5) menyebutkan Laki-laki 32 53,3
Perempuan 28 46,7
bahwa penelitian eksplanatori digunakan apabila
Jumlah 60 100
peneliti menjelaskann hubungan kausal antara
Sumber: Olahan Penulis, Tahun 2013
variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.
Tabel 2. Umur Responden
Peneliti melakukan penelitian mengenai Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)
dampak lokasi pasar terhadap perubahan tingkat 17 s/d 24 5 8.3
pendapatan pedagang yang ada pada pasar relokasi
25 s/d 32 10 16.7
sementara dari Pasar Dinoyo yang terletak di
lingkungan Kelurahan Merjosari, Kecamatan 33 s/d 40 14 23.3
Lowokwaru. Variabel yang digunakan dalam 41 s/d 48 13 21.7
penelitan ini adalah varibel independen dan
49 s/d 56 12 20.0
dependen yang meliputi penduduk pendukung,
57 s/d 64 5 8.3
aksesibilitas, jarak, kelengkapan fasilitas dan tingkat
pendapatan dengan menggunakan skala likert 65 s/d 72 1 1.7
sebagai skala pengukurannya. Menurut Sugiyono Jumlah 60 100
(2011:93) skala Likert digunakan untuk mengukur
Sumber: Olahan Penulis, Tahun 2013
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
Tabel 3. Pendapatan Responden
sekelompok orang tentang fenomena sosial dalam Pendapatan Jumlah (orang) Persentase (%)
penelitian. Penelitian ini menggunakan Rp 0,- s/d Rp 7 11,7
nonprobability sampling dengan metode sampling 500.000,-
purposive. Jumlah populasi dalam penelitian tidak Rp 500.000,- s/d Rp 15 25
dapat diketahui oleh peneliti, sehingga penentuan 1.000.000,-
jumlah sampel dapat dicari dengan menggunakan Rp 1.000.000,- s/d 11 18,3
Rp 1.500.000,-
Rp 1.500.000,- s/d 4 6,7 35,425% tanggap responden menyatakan tingkat
Rp 2.000.000,- pendapatan sangat tinggi, 44,375% jawaban
> Rp 2.000.000,- 23 38,3
responden menyatakan tingkat pendapatan tinggi,
Jumlah 60 100
13,342% jawaban responden menyatakan tingkat
Sumber: Olahan Penulis, Tahun 2013
pendapatan sedang 60,583 % jawaban responden
Tabel 4. Jenis Dagangan
Jenis Dagangan Jumlah (orang) Persentase (%)
menyatakan tingkat pendapatan rendah, 0,825%
Sepatu/sandal 6 10 jawaban responden menyatakan sangat rendah.
Pakaian 16 26,7
Buah 4 6,7
Berikut ini adalah distribusi frekuensi untuk
Kue 3 5 Pasar Merjosari:
Kosmetik 2 3,3
Distribusi frekuensi penduduk pendukung
Warung 3 5
Sayuran 6 10 Pasar Merjosari (X1) menunjukkan bahwa sebanyak
Pecah belah 2 3,3 33,9% tanggap responden menyatakan aksebilitas
Emas 5 8,3 sangat tinggi, 23,9% jawaban responden menyatakan
Lain-lain 13 21,7 aksesbilitas tinggi, 16,633% jawaban responnden
Jumlah 60 100 menyatakan aksesbilitas sedang, 12,767% jawaban
Sumber: Olahan Penulis, Tahun 2013 responden menyatakan aksesbilitas rendah, 12,8%
Statistik deskriptif juga digunakan untuk jawaban responden menyatakan sangat rendah.
memberikan gambaran mengenai jawaban responden Jawaban responden atas aksesibilitas juga
atas variabel-variabel penelitian. Distribusi frekuensi tergambarkan dalam distribusi frekuensi variabel
variabel penduduk pendukung Pasar Dinoyo (X1) aksesiblitas Pasar Merjosari (X2) yang menunjukkan
menunjukkan bahwa sebanyak 46,7% tanggap bahwa sebanyak 33,9% tanggap responden
responden menyatakan jumlah penduduk pendukung menyatakan aksebilitas sangat tinggi, 23,9%
sangat tinggi, 38,3% jawaban responden menyatakan menyatakan aksesbilitas tinggi, 16,633%
penduduk pendukung tinggi, 6,7% jawaban menyatakan aksesbilitas sedang, 12,767%
responden menyatakan penduduk pendukung menyatakan aksesbilitas rendah, 12,8% menyatakan
sedang, 8,3% jawaban responden menyatakan sangat rendah.
penduduk pendukung rendah, 0% jawaban
responden menyatakan sangat rendah. Jawaban responden atas variabel jarak
Distribusi frekuensi variabel aksesibilitas tergambar dalam distribusi frekuensi varibel jarak
Pasar Dinoyo (X2) menunjukkan bahwa sebanyak Pasar Merjosari (X3) yang menunjukkan bahwa
58,4% jawaban responden menyatakan aksebilitas sebanyak 28,8% tanggap responden menyatakan
sangat tinggi, 32.2% jawaban responden menyatakan jarak sangat tinggi, 25,4% menyatakan jarak tinggi,
aksesbilitas tinggi, 3,37% jawaban responnden 22% jarak sedang 13,6% menyatakan jarak rendah,
menyatakan aksesbilitas sedang, 8,3% jawaban 10,2% menyatakan sangat rendah. Distribusi
responden menyatakan aksesbilitas rendah, 0,6% frekuensi variabel kelengkapan fasilitas perdagangan
jawaban responden menyatakan sangat rendah. Pasar Merjosari (X4) menunjukkan bahwa sebanyak
Distribusi variabel jarak Pasar Dinoyo (X3) 28,3% tanggap responden menyatakan kelengkapan
menunjukkan bahwa sebanyak 43,3% tanggap fasilitas tinggi, 20% kelengkapan fasilitas sangat
responden menyatakan jarak tinggi, 48,3% jawaban tinggi, 20% menyatakan kelengkapan fasilitas
responden menyatakan jarak sangat tinggi, 6,7% sedang 18,3% jawaban responden menyatakan
jawaban responnden menyatakan jarak sedang 1,7% kelengkapan fasilitas rendah, 13,3% jawaban
jawaban responden menyatakan jarak rendah, 0% responden menyatakan sangat rendah.
jawaban responden menyatakan sangat rendah. Jawaban responden atas variabel tingkat
Distribusi frekuensi variabel kelengkapan pendapatan tergambar dalam distribusi frekuensi
fasilitas Pasar Dinoyo (X4) menunjukkan bahwa variabel tingkat pendapatan Pasar Merjosari yang
sebanyak 35% tanggap responden menyatakan menunjukkan bahwa sebanyak 38,911% tanggap
kelengkapan fasilitas sangat tinggi, 25% jawaban responden menyatakan tingkat pendapatan sangat
responden menyatakan kelengkapan fasilitas tinggi, tinggi, 20,022% menyatakan tingkat pendapatan
21,7% jawaban responnden menyatakan tinggi, 15,278% menyatakan tingkat pendapatan
kelengkapan fasilitas sedang 13% jawaban sedang 14,7 % menyatakan tingkat pendapatan
responden menyatakan kelengkapan fasilitas rendah, rendah, 11,089% menyatakan sangat rendah.
5% jawaban responden menyatakan sangat rendah. Hasil penelitan yang valid bila terdapat
Distribusi frekuensi variabel tingkat pendapatan persamaan atatara data yang terkumpul dengan data
Pasar Dinoyo menunjukkan bahwa sebanyak
yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. dapat dikatakan andal (reliable) bila memiliki
Valid tidaknya suatu item instrumen dapat diketahui koefisien keandalan reliabilitas sebesar 0,60 atau
dengan membandingkan rhitung dengan rtabel (dengan n lebih, untuk uji reabilitas sebagai berikut:
sebesar 60 didapatkan rtabel sebesar 0,2542). Apabila
rhitung > rtabel dan apabila nilai signifikansi lebih kecil Tabel 7. Reability Statistics Pasar Dinoyo
dari pada 0,05 maka dapat dinyatakan item Cronbach’s Alpha N of item
pertanyaan tersebut valid dan sebaliknya. Berikut 0,642 12
adalah hasil uji validitas dari kedua pasar: Sumber : Olahan Penulis, Tahun : 2013
Tabel 5. Hasil Uji Validitas Variabel Lokasi Tabel 8. Reability Statistics Pasar Merjosari
pasar Pasar Dinoyo
Cronbach’s Alpha N of item
Variabel Item rhitung Sig. Keterangan
0,910 12
1 2 3 4 5
Sumber : Olahan Penulis, Tahun : 2013
Lokasi Pasar X1.1 .676 000 Valid
X2.1 .556 000 Valid Berdasarkan data tabel diatas dapat ketahui
X2.2 .563 000 Valid bahwa nilai Cronbach’s Alpha 0,642 dan 0,910
X2.3 .351 006 Valid dengan jumlah item pertanyaan sebanyak 12. Suatu
X3.1 .574 000 Valid kuesioner dapat dikatakan reliabel jika nilai
X4.1 .355 005 Valid Cronbach’s Alpha reliabel > 0,60. Disimpulkan
Pendapatan Y1.1 .530 000 Valid bahwa kuesioner tersebut dikatakan reliable karena
Y1.2 .583 000 Valid memiliki koefisien keandalan reliabilitas > 0,60.
Y1.3 .391 002 Valid
Y1.3.1 .510 000 Valid Model regresi yang baik merupakan model
Y1.4 .502 000 Valid
regresi yang memiliki sebaran jawaban variabel
Y1.4.1 .444 000 Valid
bebas dan variabel terikat yang normal atau bila
Sumber : Olahan Penulis, Tahun : 2013 digambarkan dalam diagram P-P Plot membentuk
Tabel 6. Hasil Uji Validitas Variabel Lokasi garis lurus diagonal. Semakin pola sebaran
pasar Pasar Merjosari menyerupai garis maka semakin bagus model regresi
untuk dilakukan pengujian, dan mengurangi resiko
tidak adanya signifikansi pengaruh antara variabel
Variabel Item rhitung Sig. Keterangan bebas dengan variabel terikat. Pengujian asumsi ini,
1 2 3 4 5 dapat digunakan metode Kalmogorov-Sminorv.
Lokasi Pasar X1.1 .791 000 Valid Berdasarkan pengujian Kolmogorov-Sminorov,
X2.1 .689 000 Valid didapatkan nilai signifikan sebesar 0,871 untuk
X2.2 .767 000 Valid Pasar Dinoyo dan didapatkan nilai signifikan
X2.3 .635 000 Valid sebesar 0,996 untuk Pasar Merjosari, nilai tersebut
X3.1 .709 000 Valid lebih besar daripada a = 0,05. Dikarenakan nilai
X4.1 .703 000 Valid signifikansi lebih besar daripada a =0,05, maka
Pendapatan Y1.1 .808 000 Valid dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas
Y1.2 .720 000 Valid residual telah terpenuhi atau juga dapat dikatakan
Y1.3 .713 000 Valid populasi berdistribusi normal.
Y1.3.1 .781 000 Valid
Y1.4 .660 000 Valid Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
Y1.4.1 .533 000 Valid multikolinearitas. Ada tidaknya multikolinearitas
dapat dilihat dari variance Inflation Factor (VIF).
Apabila nilai VIF > 10 maka menunjukkan adanya
Sumber : Olahan Penulis, Tahun : 2013 multikolinearitas. Sebaliknya, multikolinearitas VIF
Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rhitung < 10 maka menunjukkan tidak adanya
lebih besar dari rtabel sehingga kuesioner dapat multikolinearitas. Hasil perhitungan diatas untuk
dikatakan valid karena lebih dari 0,254. Pasar Dinoyo didapatkan nilai VIF variabel
penduduk pendukung (X1), variabel aksesibilitas
Penelitian ini menggunakan uji reliabilitas. (X2), variabel jarak (X3), variabel kelengkapan
Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan suatu fasilitas (X4) secara berturut-turut adalah 1,543;
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. 1,439; 1,481; 1,070, nilai tersebut menujukkan
Pengujian reabilitas tiap item pernyataan dari bahwa nilai VIF lebih kecil dari 10, yang artinya
variabel, digunakan alpha cronbach’s. Instrumen tidak terjadi multikolinearitas. Sedangkan
didapatkan nilai Toleransi variabel penduduk
pendukung (X1), variabel aksesibilitas (X2), variabel
jarak (X3), variabel kelengkapan fasilitas (X4)
secara berturut-turut adalah 0,648; 0,695; 0,675;
0,935, nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai
Toleransi lebih dari 0,10 yang artinya tidak terjadi
multikolonieritas.
Sedangkan hasil perhitungan untuk Pasar
Merjosari didapatkan nilai VIF variabel penduduk
pendukung (X1), variabel aksesibilitas (X2), variabel
jarak (X3), variabel kelengkapan fasilitas (X4)
secara berturut-turut adalah 1,879; 2,481;
1,904;1,523, nilai tersebut menujukkan bahwa nilai
VIF lebih kecil dari 10, yang artinya tidak terjadi
multikolinearitas. Sedangkan didapatkan nilai Gambar 4. Grafik Scatterplot Pasar Merjosari
Toleransi variabel penduduk pendukung (X1), Sumber : Olahan Penulis, Tahun : 2013
variabel aksesibilitas (X2), variabel jarak (X3),
variabel kelengkapan fasilitas (X4) secara berturut-
turut adalah 0,532; 0,403; 0525; 0657, nilai tersebut Uji autokorelasi bertujuan menguji ada
menunjukkan bahwa nilai Toleransi lebih dari 0,10 tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu pada
yang artinya tidak terjadi multikolonieritas. periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi juga disebut
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk Independent Errors. Regresi Berganda
melihat model regresi yang akan diuji terdapat mengasumsikan residu observasi seharusnya tidak
ketidaksamaan varian. Model regresi yang baik berkorelasi (atau bebas). Asumsi ini bisa diuji
adalah dimana terdapat kesamaan varian pada model dengan teknik statistik Durbin-Watson, yang
regresi yang ditandai dengan pola menyebebar pada menyelidiki korelasi berlanjut antar error
grafik Scatterplot. Berdasarkan grafik Scatterplot, (kesalahan). Durbin-Watson menguji residual yang
baik pada grafik Scatterplot Pasar Dinoyo maupun berdekatan saling berkorelasi. Statistik pengujian
pada grafik Scatterplot Pasar Merjosari terlihat bervariasi antara 0 hingga 4 dengan nilai 2
bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar mengindikasikan residu tidak berkorelasi. Nilai > 2
baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu mengindikasikan korelasi negatif antar residu, nilai <
Y. Dapat disimpulkan dari pengujian yang dilakukan 2 mengindikasikan korelasi positif.
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
regresi. Berdasarkan uji autokorelasi Pasar Dinoyo
diperoleh nilai DW=1,804. Sementara nilai dL=
1,444 dan dU= 1,727. Sehingga DW berada diantara
dU dan 4-dU, yaitu 1,727<1,804<2,273. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi. DW
lebih besar daripada 2-dL, yaitu 1,804>0,556 yang
berarti terjadi autokorelasi negatif. Sedangkan untuk
uji autokorelasi Pasar Merjosari diperoleh nilai
DW=1,316. Sementara nilai dL= 1,444 dan dU=
1,727. Sehingga DW berada diantara dU dan 4-dU,
yaitu 1,727<1,316<2,273. Jadi dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi autokorelasi. Hasil pengujian
menunjukkan DW lebih besar daripada 2-dL, yaitu
1,316>0,556 yang berarti terjadi autokorelasi
negatif.
Analisis regresi linear berganda digunakan
Gambar 3. Grafik Scatterplot Pasar Dinoyo untuk mengetahui besarnya pengaruh 4 (empat)
Sumber : Olahan Penulis, Tahun : 2013 variabel bebas yaitu variabel penduduk pendukung
(X1), variabel aksesibilitas (X2), variabel jarak (X 3),
dan variabel kelengkapan fasilitas (X4) terhadap
variabel terikat yaitu variabel tingkat pendapatan
pedagang (Y). Adapun hasil dari analisis regresi konstanta meskipun seluruh variabel
linier berganda Pasar Dinoyo menunjukkan bentuk independen bernilai nol.
persamaan sebagai berikut : Y = 15.731+ 0, 889 2. Koefisien variabel penduduk pendukung (X1),
(X1) + 0. 375 (X2) + 0.175 (X3) - 0.165 (X4) variabel aksesibilitas (X2) dan variabel
Berikut penjelasan berdasarkan persamaan kelengkapan fasilitas (X4) sama-sama
regresi linier berganda yang terbentuk yaitu: memiliki nilai positif. Hal ini berarti, tingkat
pendapatan akan semakin meningkat apabila
1. Konstanta diketahui sebesar 15,731 berarti terjadi peningkatan penduduk/ pedagang pasar
bahwa seorang pedagang tetap dapat dan aksesbilitas. Sedangkan variabel Jarak
meningkatkan pendapatannya sebesar nilai (X3) memiliki nilai min yang hal ini akan
konstanta meskipun seluruh variabel menghambat perkembangan pedagang pasar
independen bernilai nol. dalam mengembangkan usahanya.
2. Koefisien variabel penduduk pendukung ( X1), 3. Koefisien regresi untuk variabel penduduk
variabel aksesibilitas (X2) dan variabel jarak pendukung (X1) didapatkan nilai sebasar
(X3) sama-sama memiliki nilai positif. Hal ini 1.425. Hal ini, mengasumsikan variabel
berarti, tingkat pendapatan akan semakin kualitas pedagang akan naik sebesar 1.425
meningkat apabila terjadi peningkatan apabila terjadi kenaikan sebesar satu-satuan
penduduk/ pembeli pasar dan aksesbilitas. pada variabel jumlah penduduk/ pedagang
Sedangkan variabel kelengkapan fasilitas (X4) pasar.
memiliki nilai min yang hal ini akan 4. Koefisien regresi untuk variabel aksesibilitas
menghambat perkembangan pedagang pasar (X2) didapatkan nilai sebesar 0.615. Hal ini,
dalam mengembangkan usaha. mengasumsikan bahwa variabel kualitas
3. Koefisien regresi untuk variabel penduduk pedagang akan naik sebesar 0.615 apabila
pendukung (X1) didapatkan nilai sebasar 0, aksesibilitas mengalami kenaikan satu-satuan.
889. Hal ini, mengasumsikan variabel kualitas 5. Koefisien regresi untuk variabel koefisien
pedagang akan naik sebesar 0, 889 apabila jarak (X3) didapatkan nilai sebasar -0.046. hal
terjadi kenaikan sebesar satu-satuan pada ini, mengasumsikan bahwa variabel kualitas
variabel pendukung pedagang. pedagang akan turun sebesar -0.046 apabila
4. Koefisien regresi untuk variabel aksesibilitas jarak pencapaian lokasi mengalami penurunan
(X2) didapatkan nilai sebesar 0. 375. Hal ini, satu-satuan.
mengasumsikan bahwa variabel kualitas 6. Koefisien regresi untuk variabel kelengkapan
pedagang akan naik sebesar 0. 375 apabila fasilitas (X4) didapatkan nilai sebasar 0.915.
aksesibilitas mengalami kenaikan satu-satuan. hal ini, mengasumsikan bahwa variabel
5. Koefisien regresi untuk variabel koefisien kualitas pedagang akan naik sebesar 0.915
jarak (X3) didapatkan nilai sebesar 0.175. Hal apabila ketersediaan fasilitas mengalami
ini, mengasumsikan bahwa variabel kualitas kenaikan satu-satuan
pedagang akan naik sebesar 0.175 apabila Hasil analisis tersebut kemudian dapat
jarak pencapaian lokasi mengalami kenaikan digunakan untuk melakukan uji hipotesis secara
satu-satuan. simultan dengan menggunakan uji F dan uji
6. Koefisien regresi untuk variabel kelengkapan hipotesis secara parsial dengan menggunakan uji t.
fasilitas (X4) didapatkan nilai sebasar -0.165. Hasil dari perhitungan uji simultan untuk pasar
Hal ini, mengasumsikan bahwa variabel dinoyo menunjukkan bahwa signifikansi hasil
kualitas pedagang akan turun sebesar -0.165 penelitian sebesar 0.028 sedangkan alpha (α) yang
apabila Ketersediaan fasilitas mengalami digunakan dalam penelitian ini adalah 0.05 sehingga
penurunan satu-satuan. signifikansi 0.028<0.05 yang berarti bahwa secara
simultan (bersama-sama) variabel penduduk
Hasil analisis regresi linier berganda Pasar
pendukung (X1), aksesibilitas (X2), jarak (X3), dan
Merjosari menunjukkan bentuk persamaan sebagai
kelengkapan fasilitas (X4) berpengaruh secara
berikut: Y = 7.715 + 1.425 (X1) + 0.615 (X2) -
signifikan terhadap variabel pendapatan (Y).
0.046 (X3) + 0.915 (X4). Berikut penjelasan
Sedangkan untuk Pasar Merjosari hasil dari
berdasarkan persamaan regresi linier berganda
perhitungan uji simultan menunjukkan bahwa
yang terbentuk yaitu:
signifikansi hasil penelitian sebesar 0,000
1. Konstanta diketahui sebesar 7.715 berarti sedangkan alpha (α) yang digunakan dalam
bahwa seorang pedagang tetap dapat penelitian ini adalah 0.05 sehingga signifikansi
meningkatkan pendapatannya sebesar nilai 0,000<0.05 yang berarti bahwa secara simultan
(bersama-sama) variabel penduduk pendukung (X1), signifikan antara variabel Jarak (X3) terhadap
aksesibilitas (X2), jarak (X3), dan kelengkapan variabel tingkat pendapatan (Y).
fasilitas (X4) berpengaruh secara signifikan d. Kelengkapan fasilitas (X4) mempunyai nilai
terhadap variabel pendapatan (Y). signifikansi sebesar 0.031 dan alpha (α) sebesar
0.05 maka 0.031<0.05 sehingga H0 diterima, hal
Uji t dilakukan untuk mengukur besarnya ini berarti secara parsial ada pengaruh secara
pengaruh tiap variabel bebas terhadap variabel signifikan antara variabel kelengkapan fasilitas
terikat. Hasil perhitungan dari uji t pada Pasar (X4) terhadap variabel tingkat pendapatan (Y)
Dinoyo adalah sebagai berikut :
PEMBAHASAN
a) Penduduk pendukung (X1) mempunyai nilai Data yang diperoleh peneliti merupakan hasil
signifikansi sebesar 0.091 dan alpha (α) sebesar dari penyebaran sejumlah 60 kuesioner kepada
0.05 maka 0.091>0.05 sehingga H0 diterima dan koresponden yang berasal dari pedagang yang
H1 ditolak, hal ini bearti bahwa secara parsial berada di Pasar Merjosari dengan menggunakan
ada pengaruh secara signifikan antara variabel perhitungan dari rumus Malhorta untuk menentukan
Penduduk pendukung (X1) terhadap variabel proporsi sampel yang tepat, dengan asumsi peneliti
tingkat pendapatan (Y). bahwa jumlah sampel yang digunakan dapat
b) Aksesibilitas (X2) mempunyai nilai signifikansi mewakili dari populasi pedagang. Penggunaan
sebesar 0.168 dan alpha (α) sebesar 0.05 maka jumlah sampel tersebut dkarenakan dari pihak Dinas
0.168>0.05 sehingga H0 diterima, hal ini berarti Pasar Kota Malang ataupun pihak Persatuan
secara parsial tidak ada pengaruh secara Pedagang Pasar Dinoyo Kota Malang (P3DKM)
signifikan antara variabel aksessibilitas (X2) peneliti tidak mendapatkan data yang valid dari
terhadap variabel tingkat pendapatan (Y). jumlah dan jenis barang jualan pedagang yang
c) Jarak (X3) mempunyai nilai signifikansi sebesar berada di Pasar Merjosari. Kriteria utama dalam
0.796 dan alpha (α) sebesar 0.05 maka pengambilan responden adalah pedagang yang
0.796>0.05 sehingga H0 diterima, hal ini berarti menjadi koresponden dari kuesioner haruslah
secara parsial tidak ada pengaruh secara pedagang berasal dari Pasar Dinoyo yang lalu
signifikan antara variabel jarak (X3) terhadap dipindahkan ke Pasar Merjosari, dengan maksud
variabel tingkat pendapatan (Y). data yang didapatkan dari kuesioner dapat menjawab
d) Kelengkapan fasilitas (X4) mempunyai nilai dari rumusan masalah.
signifikansi sebesar 0.608 dan alpha (α) sebesar Gambaran umum koresponden, peneliti
0.05 maka 0.608>0.05 sehingga H0 diterima, hal memberikan gambaran terhadap kondisi pedagang
ini berarti secara parsial tidak ada pengaruh dari distrbusi jenis kelamin, umur, pendapatan, jenis
secara signifikan antara variabel kelengkapan dagangan responden. Dilanjutkan dengan statistik
kasilitas (X4) terhadap variabel tingkat deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran
pendapatan (Y). atas jawaban koresponden atas variabel yang
Berdasarkan hasil perhitungan uji parsial uji jabarkan dalam kuesioner, yang terdiri dari variable
(t) pada Pasar Dinoyo maka dapat dijelaskan lokasi perdagangan (X) sebagai variable independen
hasilnya sebagai berikut: dan variabel pendapatan (Y) sebagai variabel
a. Penduduk pendukung (X1) mempunyai nilai dependen.Penggunaan uji kualitas data yang terdiri
signifikansi sebesar 0.003 dan alpha (α) sebesar dari uji validitas dan uji relibilitas, dalam uji
0.05 maka 0.003<0.05 sehingga H0 ditolak dan validitas dimaksudkan untuk data dari sampel yang
H1 diterima, hal ini berarti bahwa secara parsial terkumpul dapat dinyatakan valid atau tidak valid
ada pengaruh secara signifikan antara variabel dengan membandingkan rhitung dan rtabel (dengan n
penduduk pendukung (X1) terhadap variabel sebesar 60 didapatkan rtabel sebesar 0,2542), hasil
tingkat pendapatan (Y). yang diujikan didapati bahwa variabel yang
b. Aksesibilitas (X2) mempunyai nilai signifikansi dugunakan pada hasil uji validitas untuk lokasi Pasar
sebesar 0.009 dan alpha (α) sebesar 0.05 maka Dinoyo dan Merjosari, keseluruhan dari item yang
0.009<0.05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, digunakan dinyatakan valid. Uji relibilitas
hal ini bearti bahwa secara parsial ada pengaruh dimaksudkan untuk menunjukan alat ukur yang tepat
secara signifikan antara variabel aksessibilitas untuk item dari variabel dengan menggunakan alpha
(X2) terhadap variabel tingkat pendapatan (Y). cronbach’s, dengan pengujian tersebut dihasilkan
c. Jarak (X3) mempunyai nilai signifikansi sebesar seluruh item dari variabel yang digunakan peniliti
0.918 dan alpha (α) sebesar 0.05 maka dinyatakan reliable.
0.918>0.05 sehingga H0 diterima, hal ini berarti
secara parsial tidak ada pengaruh secara
Uji asusmsi klasik yang terdiri dari uji digunakan dalam penelitian ini adalah 0.05 sehingga
normalitas, uji multikolinieritas, uji signifikansi 0.028<0.05. Hasil pengujian untuk Pasar
heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Uji Merjosari menunjukkan variabel penduduk
normalitas dituangkan dalam sebuah grafik P-P Plot, pendukung (X1), aksesibilitas (X2), jarak (X3), dan
maka terlihat plot dari residual tersebut membentuk kelengkapan fasilitas (X4) juga berpengaruh secara
suatu pola yang mendekati garis lurus. Pola pada signifikan terhadap variabel pendapatan (Y) sebesar
kedua grafik P-P Plot dari Pasar Dinoyo dan 0,000 dan alpha (α) yang digunakan dalam
Merjosari diidentifikasi bahwa residual memiliki penelitian ini adalah 0.05 sehingga signifikansi
distribusi normal karena plot dari residual tersebut 0,000<0.05.
membentuk pola garis lurus. Uji multikolinier yang Berdasarkan hasil perhitungan uji parsial (uji
kuat pada variabel terikat untuk mendeteksi t) pada Pasar Dinoyo maka dapat dijelaskan secara
multikolinearitas dapat dilihat dari Variance parsial ada pengaruh secara signifikan antara
Inflation Factor (VIF), dinyatakan bahawa nilai VIF variabel penduduk pendukung 0.091>0.05 (X1)
variabel independen (X) Pasar Dinoyo bahwa nilai terhadap variabel tingkat pendapatan (Y), yang
VIF tidak terjadi multikolinearitas, untuk nilai ditunjukkan H0 diterima dan H1 ditolak. Sedangkan
Toleransi menunjukkan tidak terjadi 0.168>0.05 (X2), 0.796>0.05 (X3), 0.608>0.05 (X4)
multikolonieritas, sedangkan untuk Pasar Merjosari H0 diterima sehingga, tidak ada pengaruh secara
secara nilai VIF tidak terjadi multikolinearitas. Nilai signifikan antara variabel jarak terhadap variabel
Toleransi menunjukkan tidak terjadi tingkat pendapatan (Y). Pengujian ini jika
multikolonieritas. Sedangakan Uji dibandingkan dengan dengan Pasar Merjosari dapat
Heteroskedastistas dengan melihat grafik Scatterplot, dijelaskan secara parsial ada pengaruh secara
baik pada grafik scatterplot Pasar Dinoyo maupun signifikan antara variabel penduduk pendukung
pada grafik scatterplot Pasar Merjosari terlihat 0.003<0.05 (X1), 0.009<0.05 (X2), 0.031<0.05 (X4)
bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar terhadap variabel tingkat pendapatan (Y), yang
baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu ditunjukkan H0 ditolak dan H1 diterima. Sedangkan,
Y dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi 0.918>0.05 (X3) H0 diterima sehingga, tidak ada
heteroskedastisitas pada model regresi. Berdasarkan pengaruh secara signifikan antara variabel jarak
tabel autokorelasi Pasar Dinoyo dan Pasar Merjosari terhadap variabel tingkat pendapatan (Y).
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi, 1. Pengaruh lokasi pasar terhadap tingkat
tabel autokorelasi Pasar Dinoyo diperoleh DW pendapatan di Pasar Dinoyo
(1,804) > 2-dL (0,556) dan Pasar Merjosari DW Sesuai pengujian yang telah dilakukan peneliti
(1,316) >2-dL (0,556), yang berarti dari kedua tabel bentuk pengaruh variabel lokasi perdagangan
autokorelasi menunjukan terjadi autokorelasi negatif. (X1) mulai dari penduduk pendukung,
Dilanjutkan dengan penggunaan analisis regresi aksesibilitas, jarak, dan kelengkapan fasilitas
linear berganda dengan menggunakan tabel dinyatakan tidak ada pengaruh terhadap variabel
Coeficients, terdiri juga atas uji parsial (uji T) tingkat pendapatan (Y1) yang terdiri atas
menggunakan tabel Coeficients dan uji simultas (uji kesempatan kerja, kecakapan dan keahlian,
F) menggunakan tabel ANOVA. Berdasarkan keuletan bekerja dan modal.
penggunaan analisis regresi linier berganda diketahui 2. Pengaruh lokasi pasar terhadap tingkat
tingkat pendapatan Pasar Dinoyo akan semakin pendapatan di Pasar Merjosari
meningkat apabila terjadi peningkatan penduduk/ Pengujian yang telah dilakukan menunjukan
pembeli pasar dan aksesbilitas. Hal ini ditunjukkan, pengaruh variabel lokasi perdagangan (X1)
koefisien variabel penduduk pendukung 0, 889 (X1), untuk penduduk pendukung, aksesibilitas dan
variabel aksesibilitas 0. 375 (X2), dan variabel jarak kelengkapan fasilitas tidak ada pengaruh
0.175 (X3) sama-sama memiliki nilai positif. terhadap tingkat pendapatan (Y1) yang terdiri
Sedangkan variabel kelengkapan fasilitas -0.165 atas kesempatan kerja, kecakapan dan keahlian,
(X4) memiliki nilai minus yang hal ini akan keuletan bekerja dan modal. Sedangkan untuk
menghambat perkembangan pedagang pasar dalam jarak tidak ada pengaruh terhadap tingkat
mengembangkan usahanya. Diperoleh hasil dari pendapatan.
perhitungan uji simultan untuk Pasar Dinoyo 3. Dampak Lokasi Pasar Terhadap Perubahan
menunjukkan bahwa signifikansi hasil penelitian Tingkat Pendapatan Pedagang
variabel penduduk pendukung (X1), aksesibilitas a. Jumlah penduduk/pembeli pada pasar
(X2), jarak (X3), dan kelengkapan fasilitas (X4) Menurut responden (pedagang) dari hasil
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kuesioner yang sudah diberikan, untuk
pendapatan (Y) sebesar 0.028 dan alpha (α) yang pasar dinoyo 46,7% menjawab sangat
setuju, sedangkan untuk di Pasar Merjosari pendapatan. Sehingga hasil penjualan baik
hanya 15% menjawab sangat setuju. barang dan jasa di Pasar Dinoyo dapat
Sehingga untuk jumlah penduduk/pembeli dikatakan stagnan atau tidak ada dampak
lebih ramai di Pasar Dinoyo. Kesimpulan yang mendasar.
menurun. 2. Jika dibandingkan dengan Pasar Dinoyo,
b. Akses untuk mencapai lokasi: Aksesbilitas lokasi Pasar Merjosari baik dari penduduk
di Pasar Dinoyo 58,4% responden pendukung, aksesibilitas dan kelengkapan
menjawab sangat setuju, sedangkan di fasilitas terdapat pengaruh pada tingkat
Pasar Merjosari hanya 12,67% menjawab pendapatan. Sedangkan untuk jarak tidak ada
setuju. Sehingga aksesbilitas untuk pengaruh terhadap tingakt pendapatan, hal ini
mencapai lokasi lebih mudah ke Pasar karena jarak antara Pasar Dinoyo dan Pasar
Dinoyo. Kesimpulan menurun. Merjosari yang tidak terlalu jauh.
c. Jarak: Jarak lokasi untuk Pasar Dinoyo 3. Perbandinngan dampak lokasi antara Pasar
43,3% responden menjawab sangat setuju, Dinoyo dan Pasar Merjosari terhadap
sedangkan untuk Pasar Merjosari hanya perubahan tingkat pendapatan pedagang
13,6% responden yang menjawab sangat penduduk pendukung, aksesibilitas, jarak,
setuju. sehingga jarak lokasi pasar lebih dan kelengkapan fasilitas pengaruh terhadap
dekat ke Pasar Dinoyo. Kesimpulan tingkat pendapatan masing-masing variabel
menurun. mengalami penurunan. Sahingga
d. Kelengkapan fasilitas Kelengkapan fasilitas mengakibatkan sebagian pedagang pasar
yang ada di Pasar Dinoyo 35% responden memilih untuk segera kembali lagi ke Pasar
menjawab sangat setuju, sedangkan untuk Dinoyo setelah dilakukannya renovasi /
Pasar Merjosari menunjukkan bahwa pembangunan kembali Pasar Dinoyo.
secara keseluruhan atau sebanyak 20% Adapun saran – saran yang diajukan oleh
tanggap responden menyatakan peneliti dari penelitian yang telah dilakukan tersebut
kelengkapan fasilitas sangat setuju. antara lain:
Sehingga fasilitas yang disediakan oleh 1. Pedagang diharapkan untuk meningkatkan
Dinas di Pasar Merjosari lebih lengkap. profesionalisme dan daya saing dalam
Kesimpulan menurun. penjualan, karena dengan kemampuan
e. Pendapatan: Pendapatan pedagang untuk profesionalisme yang tinggi dapat
Pasar Dinoyo secara keseluruhan atau meningkatkan kualitas penjualan. Sikap
sebanyak 35,425% tanggap responden profesionalisme penjualan dapat
menjawab sangat setuju, sedangkan untuk ditingkatkan dengan melakukan pelatihan
Pasar Merjosari menunjukkan bahwa dan pendampingan mengenai pemahaman
secara keseluruhan atau sebanyak 14,7% menganai implementasi sistem marketing
tanggap responden menyatakan tingkat sederhana yang tentunya sangat berguna
pendapatan sangat tinggi. Sehingga dalam meningkatkan kemampuan dan
pendapatan yang diperoleh pedagang lebih kredibilitas kemampuan perdagangan.
tinggi di Pasar Merjosari. Kesimpulan 2. Peneliti salanjutnya hendaknya dapat
menurun. mempertimbangkan pemahaman variabel
lainnya selain penduduk pendukung,
Menunjukkan bahwa jumlah pembeli, akses aksesibilitas dan kelengkapan fasilitas
untuk mencapai lokasi, jarak, serta kelengkapan terdapat pengaruh pada tingkat pendapatan
fasilitas dari Pasar Dinoyo ke Pasar Merjosari agar dapat diketahui seberapa besar
mengalami penurunan, sehingga hal itu akan pengaruhnya terhadap pendapatan pedagang
berdampak pada tingkat pendapatan pedagang baik Pasar Dinoyo dan Pasar Merjosari.
yang juga mengalami penurunan.

DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN Buku
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, Alwi, Hasan. (2003). Kamus Besar Bahasa
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
1. Pengaruh lokasi perdagangan Pasar Dinoyo Nuswantoro. 1993. Behaviorisme Sebagai Psikologi
mulai dari penduduk pendukung, Perilaku Modern. Bandung: alfabeta
aksesibilitas, jarak, dan kelengkapan fasilitas
tidak ada pengaruh terhadap tingkat
Yunus, Auliya I. 2011. Potret Kehidupan Sosial Suranto. 2010. Manajemen Dan Tingkat Kepuasan
Ekonomi Pedagang Kaki Lima di Kota Pedagang Penggunapada Subterminal
Makassar (Kasus Penjual Pisang Epe di Agribisnis Sewukan Di Kabupaten
Pantai Losari. Makassar:Universitas Magelang. Semarang: Universitas
Hasanuddin. Diponegoro
Damsar. 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Diana. 2013. dalam Indah,:16 Faktor-Faktor
Jakarta: Kencana Prenata Media Group. Penentu Berkembangnya Lokasi pasar.
Soekanto, Soejono. 2006. Sosiologi Suatu
Pengantar, Jakarta: PT. RajaGrafindo Internet
Persada PERMENDAG. 2008. Nomor 53 Tahun 2008
Sukirno, Sadoko. 1998. Pengantar Teori Tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan
Mikroekonomi. Jakarta:PT Raja Grafindo Pasar Tradisional , Pusat Perbelanjaan dan
Persada Pasar Modern. Online,. Website :
Tarigan, R. (2006), Perencanaan Pembangunan www.kemendag.go.id, diakses : 20 Mei 2013
Wilayah, Edisi Revisi. Jakarta: . Bumi Aksara,
Jurnal
Catatan
Irawan, Johan W. 2012. Dampak Relokasi Pasar
Babat Terhadap Kondisi Fisik Pasar dan 1. Pendahuluan(latar belakang, rumusan
Sosial Ekonomi Pedagang dan Pembeli.
Malang: Universitas Brawijaya masalah, tujuan jadi satu di
Nelson dalam Abdul Hamdi Nur. 1996. Halaman 3. pendahuluan
Teori Lokasi Kegiatan Perdagangan
Haryanto, Doddy A. 2011. Dampak Relokasi
2. tinjauan pustaka (masukkan teori yg
Kampus Universitas Diponegoro Terhadap
Usaha Makanan di Sekitarnya (Studi Kasus: dipakek analisis saja)
Pleburan dan Tembalang). Semarang:
Universitas Diponegoro. 3. metpen gak usah secara lengkap,
Pratiwi, Azizah. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Terhadap singkat2 aja
Kesuksesan Usaha Jasa (studi pada usaha
jasa mikro-kecil di sekitar kampuss undip 4. pembahasan diperbaiki
pleburan). Semarang: Universitas
Diponegoro. 5. kesimpulan dan saran
Mattanete, Hastan. 2008. Analisis Kepuasan
Pedagang terhadap pengelolaan pasar dan daftar pustaka dicantumkan yang ada dalam
strategi pengembangan pasar (kasus di pasar
jurnal saja, jgn dicopas semua
citeureup I Kabupaten bogor). Bogor: Institut
Pertanian Bogor
formatnya seperti itu, dan kontennya
Triyaningsih, SL. Dan Wibowo, Edi. 2012. Analisis
Tingkat Pendapatan Bersih Para Pedagang diperbaiki dan berdayakan yang angkatan
Ditnjau Dari Karaktaristik Pedagang (Studi
2011 dan PH ya.
Pada Pedagang Yang Menetap Di Pasar
Klithikan Notoharjo Surakarta). Palembang:
Universitas Sriwijaya.
Ayuningsasi, Anak Agung Ketut. 2011. Analisis
Pendapatan Pedaganag Sebelum Dan
Sesudah Program Revitalisasi Pasar
Tradisional Di Kota Denpasar (Studi Kasus
Pasar Sudha Merta Desa Sidakarya). Bali:
Universitas Udayana.
Mayasari, Indah. 2013. Pengaruh Keberadaan Mall
Wiltop Trade Center (WTC) Batanghari
Terhadap Kondisi Sosial dan Ekonomi
Masyarakat di Kota Jambi. Jakarta:
Universitas Pendidikan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai