Anda di halaman 1dari 4

Nama : Indah Cahyaningtyas

Nim : 12190456

Matkul : Hukum Bisnis

2. - Rahasia bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai Nasabah
Penyimpan dan Simpanannya serta Nasabah Investor dan Investasinya.

- Menurut Pasal 1 angka 28 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (“UU


Perbankan”) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (“UU
10/1998”) bahwa rahasia bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan
mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya. Informasi data nasabah bank jika dalam hal ini
mengenai informasi nasabah penyimpan dan simpanannya berarti termasuk kedalam rahasia bank.
Secara eksplisit kewajiban bank untuk merahasiakan keterangan nasabahnya diatur di dalam Pasal
40 ayat (1) UU 10/1998, namun yang wajib dirahasiakan itu terbatas kepada nasabah penyimpan
dan simpanannya, kecuali dalam hal sebagaimana dimaksud dalam hal sebagai berikut:

 Untuk kepentingan perpajakan berdasarkan permintaan Menteri Keuangan


 Untuk penyelesaian piutang bank yang sudah diserahkan kepada Badan Urusan Piutang dan
Lelang Negara Panitia Urusan Piutang Negara
 Untuk kepentingan peradilan dalam perkara pidana
 Dalam perkara perdata antara bank dengan nasabahnya
 Dalam rangka tukar menukar informasi antar bank
 Atas permintaan, persetujuan atau kuasa dari nasabah penyimpanan yang dibuat secara
tertulis

Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa Bank. Sedangkan nasabah penyimpan adalah nasabah
yang menempatkan dananya di bank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan
nasabah yang bersangkutan. Apabila nasabah bank adalah Nasabah Penyimpan yang sekaligus juga
sebagai Nasabah Debitur, bank wajib tetap merahasiakan keterangan tentang nasabah dalam
kedudukannya sebagai Nasabah Penyimpan. Keterangan mengenai nasabah selain sebagai Nasabah
Penyimpan, bukan merupakan keterangan yang wajib dirahasiakan bank. Bagi bank yang melakukan
kegiatan sebagai lembaga penunjang pasar modal, misalnya bank selaku kustodian dan atau Wali
Amanat, tunduk pada ketentuan perundang – undangan di bidang pasar modal. Mengenai
kerahasiaan data nasabah ini sebagaimana dipertegas oleh Pasal 2 ayat (2) Peraturan Bank
Indonesia Nomor 2/19/PBI/2000 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin
Tertulis Membuka Rahasia Bank(“PBI 2/19/2000”) bahwa data nasabah yang wajib dirahasiakan
hanya data nasabah penyimpan, sehingga di sini data nasabah selain nasabah penyimpan tidak
termasuk kedalam pengertian rahasia bank.

Izin Membuka Rahasia Bank

Sebagaimana telah di jelaskan di atas bahwa keterangan mengenai Nasabah Penyimpan dan
simpanannya wajib dirahasiakan, namun pemberian data dan informasi (rahasia bank) kepada pihak
lain dimungkinkan/ dikecualikan untuk hal-hal tertentu. Pada Pasal 3 ayat (1) PBI
2/19/2000 menegaskan bahwa pelaksanaan ketentuan permintaan rahasia bank terkait masalah di
atas, wajib terlebih dahulu memperoleh perintah atau izin tertulis untuk membuka rahasia bank dari
pimpinan Bank Indonesia (“BI”). Apabila tidak memiliki izin, maka tentu dapat dipidana
berdasarkan Pasal 47 ayat (1) dan ayat (2) UU 10/1998 yang berbunyi sebagai berikut:

Pasal 47 ayat (1) UU 10/1998

Barang siapa  tanpa membawa perintah tertulis atau izin dari Pimpinan Bank Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, Pasal 41A, dan Pasal 42, dengan sengaja memaksa bank
atau Pihak Terafiliasi untuk memberikan keterangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40,
diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 2 (dua tahun dan paling lama 4 (empat) tahun
serta denda sekurang-kurangnya Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dan paling banyak
Rp200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah).

Pasal 47 ayat (2) UU 10/1998

Anggota Dewan Komisaris,  Direksi,  pegawai bank  atau  Pihak Terafiliasi lainnya  yang  dengan
sengaja memberikan keterangan yang wajib dirahasiakan  menurut Pasal 40, diancam dengan
pidana penjara sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun serta denda
sekurang kurangnya Rp  4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah) dan paling banyak
Rp  8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).

3. - Agen asuransi merupakan orang yang bekerja memasarkan produk asuransi untuk dan atas nama
perusahaan asuransi. Yang artinya Perusahaan Asuransi memberikan kuasa kepada sang agen untuk
bertindak dan sang agen tidak boleh melewati batas kuasa yang diberikan oleh perusahaan. Agen
asuransi memberikan informasi terkait produk tersebut kepada calon nasabahnya. Para agen ini
dibekali dengan informasi yang lengkap yang bisa memberikan masukan kepada calon nasabahnya
untuk mendapatkan produk asuransi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan sang calon nasabah.
Seorang agen bukan hanya sekedar menjual produk asuransi, tetapi juga memberikan konsultasi
serta nasihat keuangan kepada calon nasabah.

- Hal yang perlu diperhatikan agar terhindar dari penipuan asuransi

 Mengerti isi polis asuransi : calon pemegang polis akan diberi waktu untuk mempelajari polis
yang akan dibelinya. Kita dapat melihat pelayanan yang ditawarkan perusahaan asuransi itu,
perlindungan apa saja yang diberikan.
 Membandingkan produk asuransi : Ada banyak perusahaan asuransi yang menawarkan
produk asuransi yang beragam. Begitu juga dengan kelebihan dan kekurangannya. Kita bisa
membandingkan satu produk dengan produk lainnya.
 Tahu rekam jejak perusahaan : Ketahui rekam jejak perusahaan asuransi yang akan di pilih.
Karena ada banyak saat ini perusahaan asuransi yang baik dan terpercaya memiliki rekam
jejak yang bagus pula. Untuk mengetahui rekam jejak perusahaan asuransi itu bisa melalui
media sosial atau situs resminya.
 Ketahui rekanannya : Perusahaan asuransi pasti memiliki banyak rekanan kerja yang
bekerjasama dalam pelayanan kepada pemegang polis. Oleh karena itu kita harus tahu
apakah rekanan itu adalah yang terpercaya atau malah memiliki track record yang jelek.
 Jangan menandatangani kertas/formulir kosong : jangan pernah kita menandatangani
sebuah kertas/formulir kosong. Ini bisa jadi isi formulirnya direkayasa oleh agen perusahaan
asuransi.
 Cari perusahaan asuransi yang memiliki Kredibilitas Perusahaan yang Baik : Perusahaan
Asuransi yang benar adalah memiliki kredibilitas yang baik. Besarnya sebuah perusahaan
tidak menjamin jika perusahaan tersebut merupakan Perusahaan Asuransi terbaik di
Indonesia. Ada beragam faktor yang menjadi penanda kenapa sebuah Perusahaan Asuransi
dapat dipercaya. Beberapa di antaranya yakni Risk Based Capital (RBC) di atas 120%, punya
banyak rekanan berkualitas, serta testimoni Nasabah yang positif.

4. Menurut saya yang berhak menggunakan merek “BENSU” adalah pihak I Am Geprek Bensu karena
dari berita yg di kutip diatas pihak I Am Geprek Bensu sudah mendaftarkan merek tersebut lebih
dulu yakni pada Mei 2017, sedangkan Ruben Onsu baru mendaftarnya pada Agustus 2017. Hak atas
merek berisi hak untuk menggunakan merek yang telah terdaftar tersebut dalam jangka waktu
sesuai ketentuan undang-undang (10 tahun dan dapat diperpanjang). Ketentuan tentang merek
diatur dalam UU No. 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis.

5. Jika akun rekening elektronik saya berhasil dibobol pihak lain secara ilegal, hal yang pertama saya
lakukan adalah melapor kepada customer service bank untuk pemblokiran transaksi pada rekening
elektronik saya. Lalu melaporkannya kepada pihak yang berwajib agar dilakukan investigasi lebih
mendalam. Pelaku mendapat sanksi hukum sesuai Undang – undang Nomor 1 tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik, yang selanjutnya disebut UU ITE memang sudah sangat tegas
diatur bahwa10 :

Pasal 46 Ayat (1) :

“(1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).”

Pasal 30 Ayat (1) :

“(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer
dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain dengan cara apa pun.”

Pelaku juga dapat juga dijerat pasal 32 dan 35 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik mengingat sebelum pelaku menemukan akses ke akun rekening
elektronik saya , pelaku sebelumnya berhasil membobol akun rekening elektronik.

7.  Harus memberlakukan sanksi dan denda dengan tegas. Sanksi dan denda karena tidak
memiliki NPWP, antara lain:

1. Bagi Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak mendaftar, tidak memiliki NPWP, atau
menyalahgunakannya, sehingga merugikan negara, akan dipidana paling lama 6 (enam)
tahun penjara, dan didenda paling banyak 4 (empat) kali lebih besar jumlah pajak terutang
yang belum atau kurang bayar.
2. Wajib Pajak dengan penghasilan yang dikenakan PPh Pasal 21, jika tidak memiliki NPWP,
akan dikenakan tarif 20% lebih besar dari tarif aslinya. Misalnya, seseorang yang mestinya
membayar PPh 21 sebesar 15% jika dia memiliki NPWP, menjadi 18% (atau 20% lebih besar)
jika tidak memiliki NPWP. Inilah sebabnya perusahaan sangat berkepentingan dengan NPWP
karyawan. Perusahaan harus mengeluarkan anggaran ekstra 20% untuk membayar pajak
penghasilan karyawan yang tidak memiliki NPWP.

Dan juga sosialisasi pendaftaran NPWP perlu dilakukan agar masyarakat luas sadar akan
kewajiban mereka membayar pajak, karena menurut saya masih banyak masyarakat yang
awam mengenai NPWP

Anda mungkin juga menyukai