Tinjauan Pustaka Praktikum Uji Kekerasan
Tinjauan Pustaka Praktikum Uji Kekerasan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uji Kekerasan
1. Metode gores
3. Metode Identasi
Metode uji kekerasan yang diajukan oleh J.A. Brinell pada tahun 1900 ini
merupakan ujikekerasan lekukan yang pertama kali banyak digunakan
serta disusun pembakuannya. Uji kekerasan ini berupa pembentukan
lekukan pada permukaan logam memakai bola baja yang dikeraskan yang
ditekan dengan beban tertentu. Beban diterapkan selama waktu tertentu,
biasanya 30 detik, dan diameter lekukan diukur dengan mikroskop,
setelah beban tersebut dihilangkan. Permukaan yang akan dibuat lekukan
harus relatif halus, rata dan bersih dari debu atau kerak.
Uji brinell dilakukan dengan penekanan sebuah bola baja yang terbuat
dari baja chrom yang telah dikeraskan dengan diameter tertentu, oleh
gaya tekan secara statis kedalam permukaan logam yang diuji harus rata
5
dan bersih. Setelah gaya tekan ditiadakan dan bola baja dikeluarkan dari
bekas lekukan, maka diameter paling atas dari lekukan tadi diukur secara
teliti untuk kemudian dipakai untuk penentuan kekerasan logam yang
diuji dengan menggunakan rumus:
2P
BHN=
πD …………………(1)
¿¿
2
Keterangan:
P = Beban yang diberikan (KP atau Kgf).
D = Diameter indentor yang digunakan.
d = Diameter bekas lekukan.
Bila memakai bola baja untuk uji brinell, biasanya yang terbuat dari baja
chrom yang telah disepuh atau ada juga cementite carbide, bola brinell
ini tidak boleh berdeformasi sama sekali disaat proses penekanan
kepermukaan logam uji. Standar dari bola brinell yaitu mempunyai Ø 10
mm atau 0,3937 in, dengan penyimpangan maksimal 0,005 mm atau
0,0002 in. Selain yang telah distandarkan seperti diatas terdapat juga
bola-bola brinell dengan diameter lebih kecil (Ø 5 mm, Ø 2,5 mm, Ø 2
mm, Ø 1,25 mm, Ø 1 mm, Ø 0,65 mm) yang juga mempunyai toleransi-
toleransi tersendiri. Misalnya untuk diameter 1 s/d 3 mm adalah lebih
kurang 0,0035 mm, antara 3 s/d 6 adalah 0,004 mm dan antara 6 s/d 10
6
(www.gantep.edu.tr)
Indentor atau “penetrator” dapat berupa bola baja atau kerucut intan
dengan ujung yang agak membulat (biasa disebut “brale”). Diameter
bola baja umumnya 1/16 inchi, tetapi terdapat juga indentor dengan
diameter lebih besar, yaitu 1/8, 1/4, atau 1/2 inchi untuk bahan-bahan
yang lunak. Pengujian dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan
beban minor 10 kg, dan kemudian beban mayor diaplikasikan. Beban
mayor biasanya 60 atau 100 kg untuk indentor bola baja dan 150 kg
untuk indentor brale. Mesikpun demikian, dapat digunakan beban dan
indentor sesuai kondisi pengujian. Karena pada pengujian Rockwell,
angka kekerasan yang ditunjukkan merupakan kombinasi antara beban
dan indentor yang dipakai, maka perlu diberikan awalan huruf pada
angka kekerasan yang menunjukkan kombinasi beban dan penumbuk
tertentu untuk skala beban yang digunakan.
Dial pada mesin terdiri atas warna merah dan hitam yang didesain untuk
mengakomodir pengujian skala B dan C yang seringkali dipakai. Skala
kekerasan B digunakan untuk pengujian dengan kekerasan medium
8
seperti baja karbon rendah dan baja karbon medium dalam kondisi telah
dianil (dilunakkan). Range kekerasannya dari 0–100. Bila indentor bola
baja dipakai untuk menguji bahan yang kekerasannya melebihi B 100,
indentor dapat terdefomasi dan berubah bentuk. Selain itu, karena
bentuknya, bola baja tidak sesensitif brale untuk membedakan kekerasan
bahan-bahan yang keras. Tetapi jika indentor bola baja dipakai untuk
menguji bahan yang lebih lunak dari B 0, dapat mengakibatkan
pemegang indentor mengenai benda uji, sehingga hasil pengujian tidak
benar dan pemegang indentor dapat rusak.
(www.gantep.edu.tr)
Untuk cara pemakaian skala ini, lebih dahulu ditentukan dan dipilih
ketentuan angka kekerasan maksimum yang boleh digunakan oleh
skala tertentu. Jika pada skala tetentu tidak tercapai angka kekerasan
yang akurat, maka kita tentukan skala lain yang dapat menunjukan
angka kekerasan yang jelas. Sebagaimana rumus tertentu, maka skala
memiliki standar atau acuan. Untuk mendapatkan nilai HRB harus
menggunakan sebuah indentor berupa bola baja yang disepuh dengan
ukuran Ø 1/16” dan ini digunakan untuk jenis logam yang tidak
mendapatkan perlakuan pengerasan sebelummya (sepuh) dan untuk
semua jenis non-ferrous dalam kondisi padat.
(www.Gordonengland.co.uk)
Banyak produk yang diproduksi terbuat dari berbagai jenis logam dan
paduan bervariasi dalam kekerasan, ukuran, dan ketebalan tertentu.
Untuk mengakomodasi pengujian beragam produk tersebut, maka ada
beberapa jenis indentor yang berbeda yang dikembangkan untuk uji
Rockwell untuk digunakan dalam hubungannya dengan berbagai tingkat
kekuatan standar. Setiap kombinasi jenis indentor dan gaya yang telah
ditunjuk sebagai skala kekerasan Rockwell yang berbeda. ASTM
mendefinisikan tiga puluh skala Rockwell yang berbeda, seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 2.1. Skala kekerasan Rockwell dibagi menjadi
dua kategori:
1) ASTM
a) ASTM E 18-2000, metode uji Standar dengan metode Rockwell
dan Rockwell Hardness Superficial untuk bahan logam
b) ASTM E 110-82, Cara uji ini untuk Kekerasan lekukan metalik
bahan oleh portable hardness testers
11
2) OIML
a) OIML International rekomendation No. 11 (1974), untuk verifikasi
dan kalibrasi "Rockwell B" kekerasan standar blok
b) OIML International rekomendation No. 12 (1974), untuk verifikasi
dan kalibrasi "Rockwell C" kekerasan standar blok
c) OIML International rekomendation No. 36 (1976), untuk verifikasi
indentor untuk mesin pengujian kekerasan (Sistem: Brinell -
Rockwell B, F,dan T - Vickers - Rockwell C, A, dan N)
3) ISO
a) ISO 6508-1 bahan logam - uji kekerasan Rockwell (skala A, B, C,
D,E, F, G, H, K, N, T) - Bagian 1: Cara uji, 1999/09/01
b) ISO 6508-2 bahan logam - uji kekerasan Rockwell (skala A, B, C,
D,E, F, G, H, K, N, T) - Bagian 2: Verifikasi mesin pengujian,
1999/09/01
Beban Beban
Simbol Warna
Kel Indentor minor total
Skala Dial
(Kg) (Kg)
A Brale 10 60 Hitam
D Brale 10 100 Hitam
E Bola Baja 1/8 – Inch 10 100 Merah
II F Bola Baja 1/16 – Inch 10 60 Merah
G Bola Baja 1/16 – Inch 10 150 Merah
H Bola Baja 1/8 – Inch 10 60 Merah
K Bola Baja 1/8 – Inch 10 150 Merah
Beban
Skala Simbol Aplikasi
(Kg)
H 60 Alumunium, Zinc
kedalamanindentasi(mm)
RB=130− …………….(2)
0,002
kedalaman indentasi(mm)
RC =100− ……………(3)
0,002
Keterangan :
d d
(www.Gordonengland.co.uk)
2P
VHN =1,854 ………………………….(4)
(d 1 +d 2 )2
Keterangan :
VHN = Vickers Hardness Number
P = beban tekan (Kg)
d = Panjang diagonal rata-rata (mm)
Ketika diagonal utama dari penekanan telah terhitung dari uji Vickers
dapat dihitung dengan rumus yang ada tapi dapat lebih jelas jika
menggunakan table konversi yang ada. Uji Vickers tercatat sebagai 800
HV/10 dengan arti nilai kekerasan 800 dengan menggunakan 10 kgf gaya
penekan. Berbagai perbedaan perubahan gaya pembebanan akan
memberikan jejak pembebanan yang berbeda pula, dan hasilnya akan
mudah terbaca jika menggunakan ketentuan yang telah ada pada table
konversi dan menggunakan metode pengujian kekerasan. Disisi lain
pengunaan table dapat digunakan sebagai pembanding dengan pengujian
yang pernah dilakukan sebelumnya. Jika terdapat perbedaan hasil maka
akan menjadi pertimbangan pada pengujian selanjutnya.
17
1) Uji ini tidak dapat digunakan untuk pengujian rutin karena pengujian
ini sangat lamban, perlu waktu lama untuk menentukan hasil
kekerasan bahan
2) Memerlukan persiapan permukaan benda uji yang hati-hati dan
dengan biya yang mahal, dan
3) Terdapat pengaruh kesalahan manusia yang besar pada penentuan
panjang diagonal.
(www.eng.sut.ac.th)
18