Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PANCASILA

GRACELYANTI GIRSANG
HELYATUL SADDIAH
JAYANTO PURBA

DOSEN PEMB.:Dr.YUNIARTI MUNAF


PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
POLITIK DAN IDEOLODI NEGARA
A.Pengertian pancasila
Pancasila adalah ideologi, pandangan hidup, dasar
negara dan sumber dari segala hukum yang yang
mengakar kuat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Sebagai ideologi maka bagi siapa yang
melakukan pemberontakan, koorporasi, dan
radikalisme yang menantang ideologi ini, maka sebagai
bangsa yang berdaulat semua elemen bangsa siap
mendukung dan berdiri di depan dalam mendukung
Pancasila agar tetap berdiri. Karena sehelai sayap pun
mengalami problem Garuda akan terganggu
membentangkan sayapnya.
Oleh sebab itu pancasila merupakan etika dalam
segala aspek kehidupan seperti pendidikan,
sosial, budaya, kegiatan ekonomi termasuk etika
dalam malaksanakan politik. Selain itu setiap
butir asas-asas Pancacila juga menjadi akar dan
pondasi dalam membentuk suatu golongan,
kelompok, organisasi, institusi, dan serikat.
Dalam menjalankan kehidupan demokrasi dan
pesta demokrasi , pembentukan partai politk
mencerminkan setiap butir nilai nilai
pancasila.Dalam aplikasinya pandangan
hidup,dasar negara,norma dan nilai,serta etika
adalah unsur-unsur yang tidak dapat di pisahkan
Fuanding Father membuat pondasi negara, dengan
jiwa, pikiran, gagasan, dan ide, yang dibuat
sedemikian rupa sehingga telah mewakili pikiran
dan jiwa semua warga Indonesia. Seperti Pancasila
telah dibuat mewakili jiwa dan pemikiran bangsa
Indonesia, maka setiap sila Pancasila juga saling
menjiwai dan mempengaruhi satu dengan yang
lain.Seperti setiap sila Pancasila saling menjiwai
satu dengan yang lain maka sebagian bangsa yang
beretika Pancasila, warga negara pun juga perlu
mengikuti karakter Pancasila, yaitu saling menjiwai.
Dengan demikian cerminan etika itu dapat
terlaksana dalam kehidupan berpolitik sehingga
Garuda makin tinggi terbang membentangkan
sayapnya.
B.Pengertian etika dan politik
Etika adalah suatu ajaran yang berkaitan dengan
bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran
tertentu dan bagaimana kita harus mengambil sikap yang
bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran
moral.Etika termasuk kedalam dua kelompok filsafat
praktis yang dibagi kedalam dua kelompok yaitu etika
umum dan etika khusus. Etika umum mempertanyakan
apa yang menjadi prinsip-prinsip hidup manusia dalam
melakukan tindakan. Sedangkan etika khusus
mempertanyakan bagaimana prinsip-prinsip kehidupan
itu dikaitkan dengan berbagai aspek kehidupan seperti
pendidikan, politik, ekonomi dan rohaniah
Dalam kehidupan berpolitik etika memiliki
dasar-dasar filosofis, yaitu: nilai, norma dan
moral. Menilai berarti menimbang,
membendingkan dengan kegian lainnya
kemudian menentukan keputusan apakah
kegiatan itu berguna atau tidak berguna
tergantung kadar nilai dalam suatu aktivitas.
Nilai, norma, dan moral memiliki kaitan satu dengan yang
lainnya. Nilai memiliki dua sudut pandang dalam
pelaksanaanya yaitu nilai subjektif dan nilai objektif. Tetapi
yang perlu dipahami bagaimana membuat nilai itu berguna
dalam kehidupan kita. Agar nilai itu lebih berguna dalam
kehidupan kita, maka nilai itu perlu ditransformasikan
kedalam sikap dan tingkah laku kita. Maka wujud yang lebih
konkrit dari nilai itu adalah norma. Terdapat berbagai macam
norma dan dari berbagai norma yang ada norma hukumlah
yang paling kuat kadar nilainya, karena dapat dipaksakan
dengan lembaga hukum yang diakui oleh negara. Selanjutnya
nilai , norma, beriringan dengan moral dan etika. Istilah moral
mengandung integritas dan martabat manusia sebagai pribadi
yang bernilai dan bernorma. Dalam kepribadian seseorang
sangat ditentukan oleh moralitas yang dimilikinya. Maka moral
yang dimiliki seseorang itu tercermin dari sikap dan tingkah
lakunya. Maka dalam wilayah yang inilah kita memasuki moral
menentukan tingkah laku seseorang.
C.Pengertian politik
Politik berasal adari kata “ politics “ yang
memiliki makna umum yaitu pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh lembaga-
lembaga, badan-badan, institusi-institusi,
kelompok-kelompok politik untuk menentukan
kebijakan- kebijakan dalam suatu sistem yang
telah diundangkan untuk mencapai tujuan-
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya demi
kepentingan universal.
D.Nilai-nilai pancasila sebagai sumber
etika politik
Sebagai dasar filsafah yang telah dibuat oleh
fauanding father, Pancasila merupakan sumber
derivasi peraturan yang memuat setiap sila di
dalammya, mulai batang tubuh UUD 1945,
peraturan daerah, peraturan pemerintah, peraturan
kementerian, ketetapan MPR dan termasuk juga
payung hukum dalam pelaksanaan perpolitikan. Sila
I “ Ketuhanan Yang Maha Esa dan sial ke-II “
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradap” adalah
sumber dari moral kehidupan berbangsa dan
benegara.
Negara indonesia yang bedasarkan sila I “
Ketuhanan Yang Maha Esa “ bukanlah negara
Terokrasi. Dalam penyelengraan negara dan
kekuasaan negara pada legitimasi religius.
Namun harus kita bedakan jika kita berbicara
tentang kepala negara yang tidak mutlak
berdasarkan legitimasi religius, melainkan
berdasarkan pada legitimasi hukum dan
demokrasi. Oleh sebab itu legitmsi ini berkaitan
dengan legitimsi moral yang dilakukan dalam hal
berpolitik dan aspek lainnya seperti
kepemimpinan.
Selainsila I , sial ke-II ‘Kemanusiaa Yang Adil Dan Beradap ‘
juga merupakan sumber nilai-nilai moralitas dalam
kehidupan Negara. Pada hakeikatnya manusia sebagai
mahkluk yang Berketuhanan Yang Maha Esa merupakan
suatu persekutun hidup yang memiliki tujuan hidup dan
cita-cita bersama yaitu untuk bersatu seperti yang
terdapat dalam sila ke-III ‘Persatuan Indonesia’. Manusia
merupakan unsur yang mutlak dalam pembentukan dan
keberlangsungan suatu negara. Oleh sebab itu manusia
itu yang memiliki jiwa perikemanusiaan dan perikeadilan
memiliki hidup dalam negara dan dilindungi oleh Hukum.
Hidup yang dilindungi oleh Hukum ini juga merupakan
penentu hak-hak dasar manusia sebagai mahkluk ciptaan
Tuhan dan memiliki derajat yang sama di dalamnya.
Salain itu juga prinsip kemanusiaan harus diikutkan dalam
moralitas kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama
dalam melaksanakan hak- hak politik nya.
Dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara, etika politik
diwajibkan harus mengikuti 1) asas ligalitas, dijalankan sesuai
dengan hukum yang berlaku; 2)legitimasi demokratis, yaitu di
sahkan dana dijalankan secara demokratis; 3) legimasai moral,
yaitu dijalankan dan disahkan dengan prinsip-prinsip moral dan
tidak bertentangan dengannya. Pelaksanaan dan
penyelenggaraan negara juga harus berdasarkan peleksaan
hukum dan prinsip ‘legalitas’. Oleh sebab itu keadilan dalam kehidupan
bersama sebagiamana sila ke-V (Keadilan Sosial). Maka dalam pelaksanaan
dan penyelengaraan negara, politik, pembagian dan kewenangan harus
berdasarkan asas hukum tersebut. Negara Indonesia juga merupakan negara
yang berdaulat yang kedaulatan ini di serahkan sepenuhnya ketangan rakyat. (
sila IV ). Rakyat merupakan asal mula kekuasaan negara, maka
penyelengaraan negara, pengambilan keputusan dan kebijakan harus
berdasarkan legitimasi demokratis persetujuaan dari rakyat. Oleh sebab itu
peleksanaan politik praktis seperti pelaksanaan kegiatan eksekutif, yudikatif ,
legislatif, konsep pengambilan keputusan pertisipasi harus berkenaan dengan
legitimasi dari rakyat.
Etika politik merupakan pedoman mutlak dalam
pelaksanaan dan penyelengaraan negara. Pancasila
sebagai sumber etika itu, memuat dan mengarahkan
pelaksanaan politik negara berdasarkan pada legitimasi
moral, legitimasi religius dan berdasarkan pada prinsip
hukum dan legalitas. Selain itu juga sebagian negara yang
berdaulat, segala kegiatan politik, penyelengaraan dan
peleksanaan negara juga harus berdasarkan legitimasi
demokratis untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan
bersama itu tercermin dalam jiwa Persatuaan Indonesia.
Karena Pancasila mengandung nilai, norma etika dan
moral, maka dalam prakarsa Negara Garuda yang
mencengkram Semboyan “ Bhineka Tunggal Ika” harus
mengepakkan sayapnya dan terbang setinggi mungkin
membawa cita cita dan harapan negara kita.

Anda mungkin juga menyukai