PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA POLITIK DAN IDEOLODI NEGARA A.Pengertian pancasila Pancasila adalah ideologi, pandangan hidup, dasar negara dan sumber dari segala hukum yang yang mengakar kuat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai ideologi maka bagi siapa yang melakukan pemberontakan, koorporasi, dan radikalisme yang menantang ideologi ini, maka sebagai bangsa yang berdaulat semua elemen bangsa siap mendukung dan berdiri di depan dalam mendukung Pancasila agar tetap berdiri. Karena sehelai sayap pun mengalami problem Garuda akan terganggu membentangkan sayapnya. Oleh sebab itu pancasila merupakan etika dalam segala aspek kehidupan seperti pendidikan, sosial, budaya, kegiatan ekonomi termasuk etika dalam malaksanakan politik. Selain itu setiap butir asas-asas Pancacila juga menjadi akar dan pondasi dalam membentuk suatu golongan, kelompok, organisasi, institusi, dan serikat. Dalam menjalankan kehidupan demokrasi dan pesta demokrasi , pembentukan partai politk mencerminkan setiap butir nilai nilai pancasila.Dalam aplikasinya pandangan hidup,dasar negara,norma dan nilai,serta etika adalah unsur-unsur yang tidak dapat di pisahkan Fuanding Father membuat pondasi negara, dengan jiwa, pikiran, gagasan, dan ide, yang dibuat sedemikian rupa sehingga telah mewakili pikiran dan jiwa semua warga Indonesia. Seperti Pancasila telah dibuat mewakili jiwa dan pemikiran bangsa Indonesia, maka setiap sila Pancasila juga saling menjiwai dan mempengaruhi satu dengan yang lain.Seperti setiap sila Pancasila saling menjiwai satu dengan yang lain maka sebagian bangsa yang beretika Pancasila, warga negara pun juga perlu mengikuti karakter Pancasila, yaitu saling menjiwai. Dengan demikian cerminan etika itu dapat terlaksana dalam kehidupan berpolitik sehingga Garuda makin tinggi terbang membentangkan sayapnya. B.Pengertian etika dan politik Etika adalah suatu ajaran yang berkaitan dengan bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran tertentu dan bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral.Etika termasuk kedalam dua kelompok filsafat praktis yang dibagi kedalam dua kelompok yaitu etika umum dan etika khusus. Etika umum mempertanyakan apa yang menjadi prinsip-prinsip hidup manusia dalam melakukan tindakan. Sedangkan etika khusus mempertanyakan bagaimana prinsip-prinsip kehidupan itu dikaitkan dengan berbagai aspek kehidupan seperti pendidikan, politik, ekonomi dan rohaniah Dalam kehidupan berpolitik etika memiliki dasar-dasar filosofis, yaitu: nilai, norma dan moral. Menilai berarti menimbang, membendingkan dengan kegian lainnya kemudian menentukan keputusan apakah kegiatan itu berguna atau tidak berguna tergantung kadar nilai dalam suatu aktivitas. Nilai, norma, dan moral memiliki kaitan satu dengan yang lainnya. Nilai memiliki dua sudut pandang dalam pelaksanaanya yaitu nilai subjektif dan nilai objektif. Tetapi yang perlu dipahami bagaimana membuat nilai itu berguna dalam kehidupan kita. Agar nilai itu lebih berguna dalam kehidupan kita, maka nilai itu perlu ditransformasikan kedalam sikap dan tingkah laku kita. Maka wujud yang lebih konkrit dari nilai itu adalah norma. Terdapat berbagai macam norma dan dari berbagai norma yang ada norma hukumlah yang paling kuat kadar nilainya, karena dapat dipaksakan dengan lembaga hukum yang diakui oleh negara. Selanjutnya nilai , norma, beriringan dengan moral dan etika. Istilah moral mengandung integritas dan martabat manusia sebagai pribadi yang bernilai dan bernorma. Dalam kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh moralitas yang dimilikinya. Maka moral yang dimiliki seseorang itu tercermin dari sikap dan tingkah lakunya. Maka dalam wilayah yang inilah kita memasuki moral menentukan tingkah laku seseorang. C.Pengertian politik Politik berasal adari kata “ politics “ yang memiliki makna umum yaitu pengambilan keputusan yang dilakukan oleh lembaga- lembaga, badan-badan, institusi-institusi, kelompok-kelompok politik untuk menentukan kebijakan- kebijakan dalam suatu sistem yang telah diundangkan untuk mencapai tujuan- tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya demi kepentingan universal. D.Nilai-nilai pancasila sebagai sumber etika politik Sebagai dasar filsafah yang telah dibuat oleh fauanding father, Pancasila merupakan sumber derivasi peraturan yang memuat setiap sila di dalammya, mulai batang tubuh UUD 1945, peraturan daerah, peraturan pemerintah, peraturan kementerian, ketetapan MPR dan termasuk juga payung hukum dalam pelaksanaan perpolitikan. Sila I “ Ketuhanan Yang Maha Esa dan sial ke-II “ Kemanusiaan Yang Adil dan Beradap” adalah sumber dari moral kehidupan berbangsa dan benegara. Negara indonesia yang bedasarkan sila I “ Ketuhanan Yang Maha Esa “ bukanlah negara Terokrasi. Dalam penyelengraan negara dan kekuasaan negara pada legitimasi religius. Namun harus kita bedakan jika kita berbicara tentang kepala negara yang tidak mutlak berdasarkan legitimasi religius, melainkan berdasarkan pada legitimasi hukum dan demokrasi. Oleh sebab itu legitmsi ini berkaitan dengan legitimsi moral yang dilakukan dalam hal berpolitik dan aspek lainnya seperti kepemimpinan. Selainsila I , sial ke-II ‘Kemanusiaa Yang Adil Dan Beradap ‘ juga merupakan sumber nilai-nilai moralitas dalam kehidupan Negara. Pada hakeikatnya manusia sebagai mahkluk yang Berketuhanan Yang Maha Esa merupakan suatu persekutun hidup yang memiliki tujuan hidup dan cita-cita bersama yaitu untuk bersatu seperti yang terdapat dalam sila ke-III ‘Persatuan Indonesia’. Manusia merupakan unsur yang mutlak dalam pembentukan dan keberlangsungan suatu negara. Oleh sebab itu manusia itu yang memiliki jiwa perikemanusiaan dan perikeadilan memiliki hidup dalam negara dan dilindungi oleh Hukum. Hidup yang dilindungi oleh Hukum ini juga merupakan penentu hak-hak dasar manusia sebagai mahkluk ciptaan Tuhan dan memiliki derajat yang sama di dalamnya. Salain itu juga prinsip kemanusiaan harus diikutkan dalam moralitas kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama dalam melaksanakan hak- hak politik nya. Dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara, etika politik diwajibkan harus mengikuti 1) asas ligalitas, dijalankan sesuai dengan hukum yang berlaku; 2)legitimasi demokratis, yaitu di sahkan dana dijalankan secara demokratis; 3) legimasai moral, yaitu dijalankan dan disahkan dengan prinsip-prinsip moral dan tidak bertentangan dengannya. Pelaksanaan dan penyelenggaraan negara juga harus berdasarkan peleksaan hukum dan prinsip ‘legalitas’. Oleh sebab itu keadilan dalam kehidupan bersama sebagiamana sila ke-V (Keadilan Sosial). Maka dalam pelaksanaan dan penyelengaraan negara, politik, pembagian dan kewenangan harus berdasarkan asas hukum tersebut. Negara Indonesia juga merupakan negara yang berdaulat yang kedaulatan ini di serahkan sepenuhnya ketangan rakyat. ( sila IV ). Rakyat merupakan asal mula kekuasaan negara, maka penyelengaraan negara, pengambilan keputusan dan kebijakan harus berdasarkan legitimasi demokratis persetujuaan dari rakyat. Oleh sebab itu peleksanaan politik praktis seperti pelaksanaan kegiatan eksekutif, yudikatif , legislatif, konsep pengambilan keputusan pertisipasi harus berkenaan dengan legitimasi dari rakyat. Etika politik merupakan pedoman mutlak dalam pelaksanaan dan penyelengaraan negara. Pancasila sebagai sumber etika itu, memuat dan mengarahkan pelaksanaan politik negara berdasarkan pada legitimasi moral, legitimasi religius dan berdasarkan pada prinsip hukum dan legalitas. Selain itu juga sebagian negara yang berdaulat, segala kegiatan politik, penyelengaraan dan peleksanaan negara juga harus berdasarkan legitimasi demokratis untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan bersama itu tercermin dalam jiwa Persatuaan Indonesia. Karena Pancasila mengandung nilai, norma etika dan moral, maka dalam prakarsa Negara Garuda yang mencengkram Semboyan “ Bhineka Tunggal Ika” harus mengepakkan sayapnya dan terbang setinggi mungkin membawa cita cita dan harapan negara kita.