Anda di halaman 1dari 11

LABORATORIUM FARMAKOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESI

LEMBAR KERJA PERCOBAAN

SISTEM PENCERNAAN

OLEH :

NAMA : MAULYA FARADINA

STAMBUK : 15020200038

KELAS : C2

KELOMPOK : II (DUA)

ASISTEN : ANDI FITRI AZIZAH

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2020
LEMBAR KERJA PERCOBAAN
SIMULASI PROSES KIMIA DAN FISIKA DARI PROSES DIGESTI

1. Simulasi Perkiraan Proses Digesti Zat Pati Oleh Enzim Amilase Saliva

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Enzim adalah suatu kelompok protein yang menjalankan dan mengatur
peerubahan-perubahan kimia dalam sistem biologi. Zat ini dihaasilkan oleh
organ-organ hewan dan tanaman, yang secara katalitik menjalankan berbagai
reaksi, seperti pemecahan hidrolisis, oksidasi, reduksi isomerisasi. (Sumrdjo,
2009).
Enzim juga berarti biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa
yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi
kimia. kelangsungan proses metabolisme yang diorganisasi hanya mungkin
terjadi bila setiap sel mempunyai sendiri perlengkapan enzim yang dditetapkan
secara genetik.
Di dalam sisteem pencernaan terdapat berbagai macam bioenzim. salah
satunya enzim amilase saliva. Amilase merupakan enzim yang bertugas sebagai
katalisator sistem pencernaan dalam proses hidrolisis amilum yang
menghasilkan glukosa/maltosa. Pencernaan karbohidrat kompleks melibatkan
dua enzim, yaitu amilase sativa dan alfa-amilase pankreatik. Enzim-enzim ini
bekerja efektif pada PH antara 6,7 sampai 7,5. karbohidrat mulai di cerna secara
kimiawi pada mulut selama mengunyah oleh amilase saliva yang berasal dari
kelenjar paratiroid dan submandibular. Amilase sativa meemecahkan
polisakarida menjadi disakarida dan monosakarida.
Pencernaan merupakan proses pemecahan senyawa kompleks menjadi
senyawa yang lebih kecil. proses pemecahan senyawa tersebut menghasilkan
energi yang penting bagi kebutuhan sel, jaringan, organ dan makhluk hidup.
Pencernaan adalah proses kimia. proses kimia membutuhkan adanya enzim
untuk perubahan kimia bahan dasarnya. Dalam proses pencernaan, enzim
dihasilkan oleh berbagai organ seperti usus halus, kelenjar ludah, dan lambung.
Enzim bersifat spesifik dalam proses pemecahan bahan kompleks. (karbohidrat,
protein, vitamin dan mineral). (Guytun, 1992).
Proses hidrolisis dari zat pati menjadi maltosa dibantu oleh enzim
amilase yang dihasilkan oleh kelenjar saliva dan kemudian disekresikan ke
dalam mulut. Untuk menentukan terjadinya proses hidrolisis enzimatis telah
terjadi dapat diamati dengan aksi dari kerja enzim yaitu dengan melihat adanya
substrat dan produk yang dihasilkannya, kontrol harus disiapkan sebagai
standar, yaitu kontrol negatif dan kontrol positif. kontrol negatif digunakan
untuk memastikan adanya zat kontaminan dalam reagen. Sedangkan kontrol
positif untuk memastikan bahwa semua zat-yang diperlukan sudah sesuai dan
hasilnya seperti yang diharapkan.
Proses digesti dari zat pati menjadi maltosa dapat diamati dengan
menggunakan Pengujian enzim yaitu uji IKI untuk mendeteksi adanya zat pati
dan uji Benedict untuk mengamati adanya gula tereduksi seperti glukosa dan
maltosa. Uji IKI memperlihatkan perubahan warna reagen dari warna karamel
menjadi warna biru sampai hitam menunjukkan adanya zat pati, sedangkan uji
Benedict memperlihatkan perubahan warna reagen biru terang menjadi hijau
sampai orange kemerah-merahan coklat dengan peningkatan jumlah maltosa
yang dihasilkan.
I.2 Maksud dan Tujuan

I.2.1 Maksud
Mahasiswa mampu melakukan simulasi perkiraan proses digesti zat pati
oleh enzim amilase saliva.
I.2.2 Tujuan
a. Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana aktivitas enzim dapat
diperkirakan dengan pengujian enzim : Uji IKI dan uju Benedict
b. Mahasiswa dapat mendefinisikan istilah enzim, katalis, hidrolase, substrat
dan kontrol
c. Mahaiswa mampu memahami spesifikasi dari kerja enzim amilase
d. Mahasiswa mampu menyebutkan produk hasil akhir dari digesti karbohidrat
e. Mhasiswa mampu menunjukkan uji kimia yang cocok untuk menentukan
apakah proses digesti dari makanan telah terjadi
f. Mahasiswa mampu mendiskusikan efek yang mungkin terjadi dari pengaruh
pH dan suhu terhadap aktivitas enzim amilase.
I.3 Prinsip
Pada percobaan ini kita dapat mengetahui dan memahami tentang cara
kerja enzim amilase, aktivitas enzim dalam pengujian enzim IKI dan Benedict,
serta proses digesti zat pati oleh enzim amilase saliva.

II. METODE KERJA


II.1 Alat
1. Tube/tabung
2. Alat inkubasi
3. Record data
4. Lemari penguji

II.2 Bahan
1. Amilase
2. Strach
3. Matose
4. pH 2,0 Buffer
5. pH 7,0 Buffer
6. pH 9,0 Buffer
7. Deionized Water
8. Benedict
9. IKI
II.3 Prosedur Kerja
Instruksi percobaan
INKUBASI
1. Tarik tabung reaksi ke penahan pertama (1) di unit inkubasi. Tujuh
tabung reaksi lagi secara otomatis ditempatkan di unit inkubasi.
2. Tambahkan zat yang ditunjukkan di bawah ini ke tabung. 1 sampai 8 :
Tabung 1: amilase, pati, buffer pH 7,0
Tabung 2: amilase, pati, buffer pH 7,0
Tabung 3: amilase, pati, buffer pH 7,0
Tabung 4: amilase, air deionisasi, buffer pH 7,0
Tabung 5: air deionisasi, pati, buffer pH 7,0
Tabung 6: air deionisasi, maltosa, buffer pH 7,0
Tabung 7: amilase, pati, buffer pH 2,0
Tabung 8: amilase, pati, buffer pH 9,0
Untuk menambahkan zat ke dalam tabung reaksi, seret tutup pipet
botol pada larutan rak ke atas tabung reaksi.
3. Klik nomor (1) di bawah tabung tes pertama. Tabung akan turun ke
inkubasi satuan. Semua tabung lainnya harus tetap dalam posisi
terangkat.
4. Klik Boil to boil tube 1. Setelah mendidih beberapa saat, otomatis tube
akan naik.
5. Klik angka (2) di bawah tabung reaksi kedua. Tabung akan turun ke
inkubasi satuan. Semua tabung lainnya harus tetap dalam posisi
terangkat
6. Klik Frezee to frezee tube 2. Setelah diam beberapa saat, tube akan
otomatis naik
7. Klik Inkubasi untuk memulai proses. Perhatikan bahwa suhu inkubasi
diatur pada 37 °C dan timer disetel pada 60 menit. Unit inkubasi dengan
lembut akan mengaduk rak tabung reaksi, mencampur isi semua tabung
reaksi secara merata selama inkubasi. Stimulasi memampatkan priod
waktu 60 menit menjadi 10 detik waktu nyata. Jadi apa yang akan
menjadi file Inkubasi 60 menit dalam waktu nyata hanya membutuhkan
10 detik dalam simulasi. Ketika waktu inkubasi berlalu, rak tabung reaksi
akan naik secara otomatis, dan pintu ke kabinet uji akan terbuka.
Setelah pintu lemari pengujian terbuka, perhatikan dua reagen
di lemari pengujian. Tes IKI untuk Kehadiran pati dan reagen benediktus
mendeteksi adanya gula pereduksi, seperti glukosa atau maltosa, yang
merupakan produk pencernaan pati. Di bawah reagen ada delapan
tabung uji kecil yang mana Anda akan membutuhkan sedikit larutan uji
dari sampel yang diinkubasi dalam inkubasi unit, ditambah setetes IKI.
8. Tarik tabung pertama di unit inkubasi ke tabung uji kecil pertama di sisi
kiri lemari pengujian untuk menuang kira-kira setengah dari isi dalam
tabung reaksi ke dalam tabung uji. Langkah decanting secara otomatis
akan diulangi untuk sisa tabung di unit inkubasi.
9. Seret tutup penetes IKI ke tabung pengujian pertama untuk
mengeluarkan setetes IKI ke dalam pengujian tabung. Dropper secara
otomatis akan berpindah dan mengeluarkan IKI ke sisa tabung
10. Periksa tabung untuk perubahan warna. Warna biru kehitaman
menunjukkan pati positif uji. Jika pati tidak ada, campuran akan terlihat
seperti IKI encer, uji pati negatif. Jumlah pati menengah menghasilkan
warna abu-abu pucat. Klik Rekam data untuk menampilkan hasil di grid
(dan catat hasil Anda di bagan 1).
11. Tarik tutup penetes reagen Benedict ke tabung reaksi di penahan
pertama (1) di unit inkubasi untuk membuang lima tetes reagen
Benediktus ke dalam tabung. Penetes akan secara otomatis bergerak
melintasi dan mengeluarkan reagen benedict ke tabung yang tersisa.
12. Klik Rebus. Seluruh rak tabung akan turun ke unit inkubasi dan secara
otomatis rebus isi tabung selama beberapa saat.
13. Periksa tabung untuk perubahan warna. Warna hijau sampai kemerahan
menandakan berkurangnya gula hadir; ini adalah tes gula positif. Sampel
berwarna oranye mengandung lebih banyak gula dari sampel hijau.
Warna coklat kemerahan menunjukkan lebih banyak gula. Sebuah
negative Uji gula ditunjukkan dengan tidak adanya perubahan warna
dari warna biru cerah aslinya. Klik Rekam Data untuk menampilkan
kesusahan Anda di grid (dan catat hasil Anda di bagan 1).
14. Setelah Anda menyelesaikan expriment, ikuti Kuis pasca-lab online
untuk aktivitas 1.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


III.1 Hasil Percobaan
Tabel 1. Simulasi Perkiraan Proses Digesti Zat Pati Oleh Enzim Amilase Saliva

Tube no 1 2 3 4 5 6 7 8
Additives amylase, amylase amylase, amylase, deionized deionize amylase, amylase,
starch, starch, starch, deionized water, d water, starch, starch,
pH 7,0 pH 7,0 pH 7,0 water, starch, maltose, pH 2,0 pH 9,0
buffer buffer buffer pH 7,0 pH 7,0 pH 7,0 buffer buffer
buffer buffer buffer

Incubation Boil Frezee 37°C for 37°C for 37°C for 37°C for 37°C for 37°C for
Condition first, first the 60 60 60 60 60 60
then incubate minutes minutes minutes minutes minutes minutes
incubate at 37°C
at 37 °C for 60
for 60 minutes
minutes
IKI test + - - - + - + +
Benedict’ - ++ ++ - - ++ + +
s test
III.2 Pembahasan

Enzim sangat dipengaruhi oleh suhu. Apabila suhunya tinggi maka akan
menyebabkan rusaknya enzim. Kerusakan pada enzim tersebut menyebabkan
zat pati pad tube 1 tidak memecah menjadi maltosa, sehingga pada test IKI
terjadi perubahan dari warna karamnel menjadi warna biru kehitaman. Jadi,
pada proses pemanasan dapat menyebabkaan menurunnya kerja enzim
sehingga tidak maksimal hingga tidak dapatnya memecah pati menjadi maltosa.
Sedangkan pada proses pendinginan, menyebabkan enzim tidak berfungsi
dengan baik.
Pada tube 3 ketika dilaakukan uji IKI tidak memberikan efek apapun
pada perubhan warnanya. Namun, setelah ditetesi uji Benedict maka yang
terjadi adalah adanya perubahan warna menjadi orange terang yang
menunjukkan adanya kndungan maltosa yang telah terurai oleh pati. Pada tube
3 diberikan perlakuan dengan suhu 37o C dan waktu 60 menit.
Enzim amilase hanya dapat bekerja dengan baik pada rentang pH
antara 6-8. Jika rentang pH cenderung lebih kecil dari pH 6 (1, 2, 3, 4, 5)
ataupun pH lebih besar dari 8 (9, 10, 11, 12, 13, 14) menyebabkan enzim
bekerja kurang maksimal, yang menyebabkan amilum uang dipecah juga
kurang optimal atau setengahnya saja.
Berdasarkan hasil simulasi digesti zat pati oleh enzim saliva lipase kita
dapat mengetahui perbandingan perlakuan dari beberapa tube berdasarkan
campuran senyawa yang dicampurkan kemudian diberi pereaksi IKI dan
pereaksi Benedict. Setelah itu, dapat disimpulkan bahwa terntayata perubahan
pH, Pross pemanasan, pendinginan maupun inkubasi pada 37o C memiliki hasil
yang berbeda-beda. Pada pH < 6 maupun > 8 cenderung bereaksi kurang
optimal. Itulah sebabnya pada lambung, enzim amilase saliva kurang aktif di
dalam lambung, karena di dalam lambung mengandung pH asam ataau < 6.
IV. KESIMPULAN

Sistem pencernaan atau biasa disebut sistem gastrointestinal terdiri atas


saluran pencernaan atau biasa disebut dengan saluran gastrointestinal dan juga
kelenjar – kelenjar aksesoris lainnya yang berperan untuk mensekresikan enzim
dan juga cairan yang dibutuhkan dalam proses pencernaan. saluran pencernaan
terdiri dari mulut, faring, esofagus, lambung, usus kecil, kolon (usus beesar),
rektum dan anus. fungsi utama dari sistem penceraan ini yaitu :
1. untuk mencerna makanan
2. Untuk Merombak makanan menjadi bentuk atau komponen yang paling
sederhana
3. Untuk Mengekstrak nutrien atau nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk di
absorpsi
4. Untuk mengeliminasi bahan buangan atau bahan-bahan yang sudah tidak
dibutuhkan lagi olreh tubuh.
Sebagian besar makanan yang kita konsumsi tidak dapat langsung diserap
oleh tubuh, akan tetapi makanan tersebut harus melewati yang namanya proses
digesti yaitu proses perombakan molekul makanan menjadi molekul yang lebih
kecil dengan adanya baantuan enzim. Enzim merupakan protein yang berukuran
molekul besar yang di produksi oleh sel tubuh. enzim ini juga merupakan katalis
biologis yang terdapat pada tubuh yang perannya atau fungsinya untuk
meningkatkan laju dari reaksi kimia tanpa menjadi bagian dari produk. Enzim pada
saluran pencernaan biasa disebut sebagai enzim hidrolitik atau enzim hidrolase
yang mana enzim ini akan merombak molekul organik pada makanan atau biasa
disebut sebagai substrat setelah adanya penambahan air pada ikatan molekular
sehingga ikatan yang diantara subunit dan juga monomer dapat terputus dan
dapat menghasilkan atau mebentuk molekul-molekul yang lebih kecil, sehingga
dapat diserap oleh tubuh.
Enzim hidrolitik ini bekerja secara spesifik artinya tiap-tiap enzim hanya
mampu menghidrolisis satu jenis molekul dari substrat saja. selain itu enzim juga
membutuhkan lingkungan atau kondisi lingkungan yang spesifik sehingga enzim ini
dapat bekerja secara optimal. sebagai contoh pada lingkungan yang ekstrim
seperti lingkungan dengan suhu yang tinggi, enzim ini dapat mengalami
penguraian atau terdenaturasi, hal ini dikarenakan karena temperatur tersebut
bukan merupakan temperatur yang spesifik bagi enzim, sehingga enzim dapat
mengalami perusakan atau struktur dari protein enzim dapat mengalami
penguraian.
kelenjar-kelenjar yang berperan untuk mensekresikan enzim pencernaan.
1. Kelenjar saliva, kelenjar saliva ini mensekresikan enzim amilase untuk
mencerna pati menjadi glukosa dan juga maltosa
2. Kelenjar lambung atau lambung, lambung memproduksi enzim pepsin dimana
enzim tersebut dapat bekerjaa dengan adanya asam klorida. Pepsin ini yang
akan merombak atau mencerna protein menjadi molekul yang sederhana atau
polipeptida.
3. Liver, liver ini berperan untuk memproduksi empedu yang digunakan untuk
emulsifikasi lemak
4. Pankreas, memproduksi tiga enzim yaitu :
a. Lipase pankreas, berperan untuk mencerna lemak menjadi asam lemak dan
juga gliserol
b. Amilase pankreas, berfungsi mensekresikan enzim amilase untuk mencerna
pati menjadi glukosa dan juga maltosa
c. Enzim protease, berperan untuk mencerna protein menjadi polipeptida dan
assam amino.
d. Usus halus, terdapat enzim yang berperan untuk mencerna pati dan juga
protein. di usus halus terdapat 3 jenis enzim yang berperan untuk mrombak
gula. Maltase berperan untuk merombak malttosa menjadi glukosa, Sukrase
yang berperan untuk mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa,
Laktase berperan untuk merombak laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
e. Enzim peptidase ini akan mengubah dipeptida menjadi asam amino
f. Enzim lipase pada usus halus yang berperan untuk mengubah lemak
menjadi asam lemak dan juga gliserol.
Pereaksi IKI dapat bereaksi dengan pati (amilum) dengan terjadinya
perubahan warna dari caramel menjadi warna biru hingga kehitaman. Sedangkan
pereaksi benedict akan berubah warna menjadi hijau, bitu hingga ke oranges dan
merah kecoklatan tergantung kandungan amilum pada gula pereduksi. Selain itu,
ketika pH > 8 atau < 6 maka menyebabkan kurang optimalnya kinerja enzim.

V. REFERENSI
- Penuntun Anatomi dan fisiologi manusia
- Athur C. Guytun, 1992
- Sumardjo, Damin. 2008. Pengantar kimia. Jakarta : Buku kedokteran EGC.

ParafAsisten

Anda mungkin juga menyukai