Anda di halaman 1dari 4

Resume Materi Swamedikasi

“Sistem Pencernaan”

Oleh :

Ni Putu Tika Setia Sari


NIM. 171200189/ A2-B Farmasi Klinis

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BALI INTERNATIONAL
DENPASAR
2020
Sistem Pencernaan

1. Stomatitis
Stomatitis atau radang mukosa mulut adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut,
biasanya berupa bercak putih kekuningan. Bercak ini dapat berupa bercak tunggal maupun
berkelompok. Radang mukosa mulut dapat menyerang selaput lendir pipi bagian dalam, bibir
bagian dalam, lidah, gusi serta langit– langit dalam rongga mulut. Munculnya radang mukosa
mulut ini disertai rasa sakit dan merupakan penyakit mulut yang paling sering ditemukan.
Stomatitis dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti kebersihan mulut yang kurang, sering
mengkonsumsi makanan yang panas dan pedas, sering merokok, penggunaan pasta gigi yang
tidak cocok, infeksi jamur,alergi, luka pada bibir akibat tergigit atau benturan, Gejala stomatitis
yaitu adanya pembengkakan dan kemerahan di dalam mulut atau luka menyakitkan yang dapat
membuat individu merasa tidak nyaman saat mengkonsumsi makanan. Salah satu gejala
stomatitis yaitu sariawan dan gusi bengkak.
a. Sariawan
Sariawan adalah luka atau peradangan yang terjadi pada bibir atau dalam mulut yang yang
dapat menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman sehingga dapat menganggu penderita saat
makan, minum atau berbicara. Sariawan dapat muncul di bagian manapun di dalam mulut, mulai
dari lidah, bibir, pipi bagian dalam, hingga gusi. Sariawan yang muncul dapat berbentuk oval
atau bulat, biasanya berwarna putih atau kuning dengan tepian berwarna merah, dan memiliki
ukuran serta jumlah yang bervariasi. Sariawan biasanya dapat pulih dengan sendirinya dalam
waktu 1–2 minggu. Sariawan dapat disebabkan beberapa kondisi seperti cedera karena tergigit
atau kesalahan dalam menyikat gigi, infeksi jamur, virus, atau bakter dimulut, kekurangan
vitamin C, stress, merokok ataupun faktor genetic.
Pengobatan sariawan : Umumnya sariawan tidak perlu diobati karena biasanya akan sembuh
dengan sendirinya kurang lebih dalam 1-2 minggu. Pengobatan yang dapat dilakukan secara non
farmakologi yaitu berkumur dengan air garam, garam dapat menarik cairan pada luka sariawan
sehingga proses pengeringan luka sariawan lebih cepat. Sedangkan untuk pengobatan
swamedikasi sariawan dapat digunakan obat-obatan yang dapat meredakan sariawan dan panas
dalam seperti produk tablet herbal Kuldon, Sariaman.
b. Bau Mulut
Bau mulut adalah kondisi dimana seseorang memiliki aroma napas yang tidak
sedap. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi, kebersihan mulut yang
tidak terjaga, kondisi kesehatan tertentu, atau gaya hidup yang tidak baik, seperti merokok dan
sering mengonsumsi alcohol. Bau mulut dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti makanan
berupa bawang merah, bawang putih, makan-makanan bercitarasa pedas, jus jeruk, soda, dan
kopi; makanan yang tersisa di mulut atau menyangkut di gigi dan kawat gigi dapat menyebabkan
pertumbuhan bakteri dan plak di mulut, bakteri dan plak yang ada di mulut kemudian akan
menyebabkan bau napas menjadi tidak sedap; merokok dan mengonsumsi alcohol, merokok dan
mengonsumsi alkohol dapat meninggalkan zat di mulut. Zat tersebut akan mengendap dan
menyebabkan mulut berbau tidak sedap; kebersihan mulut yang tidak terjaga seperti jarang
menyikat gigi yang dapat menyebabkan sisa makanan yang ada di mulut membusuk sehingga
napas menjadi bau..
Pencegahan dan pengobatan bau mulut : selalu menjaga kebersihan mulut dengan rajin
menggosok gigi. Lakukan juga pembersihan pada lidah untuk menghilangkan bakteri yang ada
pada permukaannya. Hindari kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol. Perbanyak
mengkonsumsi air putih.
2. Maag
Maag adalah suatu kondisi dimana asam lambung meningkat sehingga timbul rasa nyeri dan
tidak nyaman pada lambung. Gejala maag seperti nyeri perut, dada terbakar. Terapi non
farmakologi yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengobati maag adalah dengan
mengurangi kebiasaan begadang, hindari mengkonsumsi makanan pedas dan usahakan mengatur
pola waktu makan. Sedangkan untuk terapi farmakologi swamedikasi maag adalah dengan
mengkonsumsi obat dengan kandungan Magnesium hydroxide, simethicone seperti Promag dan
Mylanta.
3. Diare
Diare adalah kondisi dimana frekuensi buang air besar lebih sering dari biasanya dengan
feses yang dikeluarkan lebih encer dan berair. Konsep pengobatan diare mencegah dehidrasi
dengan rehidrasi yaitu mengganti cairan yang hilang dapat melalui mulut (minum) maupun
melalui infus (pada kasus dehidrasi berat). Obat diare yang dapat digunakan untuk swamedikasi
yaitu tablet norit, kaolin, pectin, atau attapulgit yang bekerja dengan mengurangi frekuensi buang
air besar, memadatkan feses,menyerap kelebihan air dan toksin penyebab diare.
4. Konstipasi
Konstipasi adalah kondisi dimana frekuensi buang air besar lebih jarang dari biasanya atau
kurang dari tiga kali dalam seminggu. Konsep pengobatan konstipasi adalah dengan perbanyak
konsumsi serat dan buah secara rutin lebih sering mengkonsumsi air putih dan menghindari
mengkonsumsi minuman beralkohol. Lebih rutin melakukan olahraga, menggunakan pelunak
feses dan pencahar juga dapat membantu mengobati kosntipasi, dan jangan mengabaikan
keinginan buang air besar serta upayakan buang air besar secara teratur.
Kesimpulan: Dengan selalu memperhatikan life stlye atau pola hidup yang baik dan benar
seperti rutin mengkonsumsi air putih, rutin mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan
berserat, mengindari kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol serta rutin berolahraga
maka akan mempengaruhi sistem kerja dari metabolisme tubuh yang nantinya akan berdampak
pada sistem-sistem pencernaan.

Anda mungkin juga menyukai