Anda di halaman 1dari 4

Mata Kuliah : Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Nama : Martina Baen


NIM : 859378462
TUGAS TUTORIAL 3

1. Jelaskan dampak tunadaksa terhadap kemampuan akademik, sosial/emosional,


dan fisik/kesehatan!
2. Sebutkan empat kebutuhan khusus anak tuna daksa, serta berikan masing-
masing contohnya!
3. Jelaskan dampak tunalaras terhadap kemampuan akademik, sosial/emosional,
dan fisik/kesehatan!
4. Sebutkan faktor-faktor timbulnya kesulitan belajar yang dikemukakan oleh
Hallahan dan Kauffman (1991)!
5. Menurut Clement, terdapat sepuluh gejala yang sering dijumpai pada anak
berkesulitan belajar. Namun, pada perkembangannya para peneliti
mengelompokkan sepuluh gejala tersebut menjadi enam dengan
menggabungkan hal-hal yang sejenis. Sebutkan!
6. Sebutkan dan jelaskan prosedur intervensi kesulitan membaca!

Jawaban

1. Dampak tunadaksa terhadap kemampuan akademik, social/emosional dan


fisik/kesehatan
a. Dampak Kemampuan Akademik
Tingkat kecerdasan anak tunadaksa yang mengalami kelainan pada sistem
otot adalah normal, sedangkan tingkat kecerdasan anak tunadaksa yang
mengalami kelainan pada sistem celebral berentang mulai dari tingkat
yang sangat rendah sampai yang sangat tinggi. Kelainan presepsi, kognisi
dan simbolisasi mengalami kerusakan sehingga proses presepsi menerima
dan menafsirkan mengalami gangguan
b. Dampak social/emosional
Dampak social/emosional anak tunadasa bermula dari konsep diri anak
yang merasa dirinya cacat, tidak berguna dan menjadi beban bagi orang
lain yang mengakibatkan mereka malas belajar malas bermain bergaul dan
berinteraksi dengan orang lain dan kadang-kadang mereka pula
disingkirkan dari masyarakat
c. Dampak Fisik/kesahatan
Dari aspek fisik dan kesehatan, anak tunadaksa yang mengalamai cacat
fisik cenderung mengalami gangguan kesehatan yang lain, seperti sakit
gigi, kurangnya pendengaran, penglihatan dan gangguan berbicara
2. Kebutuhan khusus anak tuna daksa:
1) Kebutuhan akan keleluasaan gerak dan memosisikan diri
Kesulitan bergerak tentu saja membutuhkan alat bantu untuk bergerak
seperti kursi roda dan tongkat
2) Kebutuhan berkomunikasi
Mereka yang tidak mampu berkomunikasi membutuhkan alat bantu
komunikasi khusus seperti disediakan papan komunikasi untuk siswa
dapat menunjukkan gambar sesuai dengan kata yang disebutkan guru
3) Kebutuhan keterampilan memelihara diri
Anak-anak berkelainan fisik membutuhkan latihan bina diri seperti
merawat diri, membersihkan badan, menolong diridan berkomunikasi
4) Kebutuhan psikososial
Bagi anak yang berkelainan fisik, banyak yang mengalami tidak percaya
diri sehingga diperlukan dukungan dari luar diri anak seperti dukungan
dari keluarga maupun masyarakat
3. Dampak tunalaras terhadap kemampuan akademik, sosial/emosional, dan
fisik/kesehatan
1. Dampak akademik
Kelainan perilaku akan mengakibatkan adanya penyesuaian sosial dan
sekolah yang buruk. Akibat penyesuaian yang buruk tersebut maka dalam
belajarnya memperlihatkan ciri-ciri a. Pencapaian hasil belajar yang jauh
di bawah rata-rata,sering kali dikirim ke kepala sekolah atau ruangan
bimbingan untuk tindakan discipliner,sering kali tidak naik kelas atau
bahkan ke luar sekolahnya, sering kali membolos sekolah
2. Dampak sosail/emosional
Anak tulanaras dapat menimbulkan masalah yang dapat mengganggu bagi
orang lain, dengan ciri-ciri: perilaku tidak diterima oleh masyarakat dan
biasanya melanggar norma budaya, dan perilaku melanggar aturan
keluarga, sekolah, dan rumah tangga penderitaan bagi anak, seperti
tekanan batin dan rasa cemas, adanya rasa gelisah, seperti rasa malu,
rendah diri, ketakutan, dan sangat sensitif atau perasa
3. Dampak fisik/kesehatan
anak tunalaras menimbulkan dampak pada fisik dan kesehatan ditandai
dengan adanya gangguan makan, gangguan tidur, dan gangguan
gerakan.Sering kali anak merasakan ada sesuatu yang tidak beres pada
jasmaninya, ia mudah mendapat kecelakaan, merasa cemas terhadap
kesehatannya, merasa seolah-olah sakit. Kelainan lain yang berwujud
kelainan fisik, seperti gagap, buang air tidak terkendali, sering
mengompol, dan jorok.
4. Faktor-faktor timbulnya kesulitan belajar yang dikemukakan oleh Hallahan
dan Kauffman (1991) adalah sebagai berikut:
1. Faktor organis/biologis
2. Faktor genetis
3. Faktor lingkungan

5. Menurut Clement, terdapat sepuluh gejala yang sering dijumpai pada anak
berkesulitan belajar. Namun, pada perkembangannya para peneliti
mengelompokkan sepuluh gejala tersebut menjadi enam dengan
menggabungkan hal-hal yang sejenis. Adapun pengelompokannya adalah
sebagai berikut:
1. Masalah persepsi dan koordinasi
2. Gangguan dalam perhatian dan hiperaktif
3. Mengalami gangguan dalam masalah mengingat dan berfikir
4. Kurang mampu menyesuaikan diri
5. Menunjukkan gejala sebagai siswa yang tidak aktif.
6. Pencapaian hasil belajar yang rendah

6. Prosedur intervensi kesulitan membaca dilakukan melaui tahapan berikut:


a. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah dilakukan dengan mencari, menandai, dan
menemukan tipe-tipe kesulitan membaca
b. Diagnosis
Untuk menentukan sebab-sebab kesulitan membaca pada diri siswa
c. Penyusunan program layanan
Programa layanan intervensi belajar memberikan layana bantuan belajar
membaca dengan mendatangkan guru ahli (delivery) dan memberikan
pengajaran remedi (Kurikuler)
d. Evaluasi
Kegiatan evaluasi ditujukan untuk mengukur keberhasilan layanan
bantuan belajar. Penilaian proses untuk menganalisis pelaksanaan bantuan
mulasi dari tahap perencanaan, penyusunan program sampai pada kegiatan
layanan bantuan

Anda mungkin juga menyukai