Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

OBAT TRADISIONAL
TEKNIK PEMBUATAN MINUMAN INSTAN DARI DAUN KELOR

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK : 3 (TIGA)
ANGGOTA KELOPOK :
1.NI LUH NOVINAYANTI
2.QURRATUL AINI (A191033)
3.IDA AYU BULAN KARIANI
4.KHAERUNNISA
5.NI PUTU NATASYA DEWANTI
6.RAHAYU PRATIWI
7.MUHARRAMATUL IZZA
8.PURNAMA SARI
9.AGAS HERFIANDIKA
10.HENDRI WIJAYA
SEMESTER : 3 (TIGA)
PROGRAM STUDI :D3 FARMASI
DOSEN PEMBIMBING : ATRI SRI ULANDARI, S.SC., M.FARM.

POLITEKNIK
MEDICA FARMA HUSADA
MATARAM
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya, walaupun dalam makalah ini, masih banyak terdapat
kekurangan dan masih banyak terdapat kesalahan dalam makalah ini, dengan
materi  “FORMULASI MINUMAN DAUN KELOR“

Penulis menyadari bahwa tidak mampu menyelesaikan makalah ini tanpa bantuan
berbagai pihak. Dalam kesempatan ini izinkan penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang secara materil memberikan bantuan demi terselesaikannya makalah ini.

Kami harap makalah kami ini dapat memberikan informasi, pengetahuan, dan bacaan yang
disukai oleh pembaca kelak. Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini jauh dari
sempurna, oleh karena itu kami menerima kritik dan saran untuk menunjang kinerja kami
untuk menjadi lebih baik.

Mataram,10 November 2020

Penulis

Kelompok 3
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tanaman kelor, atau dalam bahasa latin disebut Moringa Oleifera, sangat populer
dengan sebutan “The Tree of Life” maupun “Miracle Tree”. Tanaman ini berasal dari
India, tetapi telah ditanam di seluruh dunia dan di banyak negara. Kelor adalah salah satu
tanaman perdu yang mampu meningkatkan tingkat kesehatan yang telah populer sejak
lama (Krisnandi,2013). Daun Kelor memiliki begitu banyak manfaat, seperti kandungan
gizi dibanding daun dari tanaman lain. Dari tradisi kuno India, ayurveda telah ditemukan
300 penyakit yang diobati dengan daun pohon kelor ini . Penelitian ilmiah baru-baru ini
telah membuktikan bahwa daun kelor ini merupakan sumber gizi karena kandungan
nutrisi nya. Daun kelor (Moringa oleifera Lam) dapat dikunsumsi secara segar sebagai
sayuran, atau dikonsumsi dalam bentuk teh daun kelor, tepung atau serbuk maupun
kapsul daun kelor (Folid,2007).
Serbuk daun kelor dapat dicampurkan dalam jus maupun makanan yang
dikonsumsi. Beberapa kasus kesehatan yang terbantu dengan konsumsi daun kelor antara
lain : diabetes, hipertensi, fungsi hati, mudah lelah, peradangan, asam urat, peningkatan
daya tahan tubuh, gangguan usus, insomnia, malnutrisi / kurang gizi, karena daun
mengandung sejumlah berlebihan dari nutrisi penting seperti zat besi, kalsium dan
vitamin A. Kandungan senyawa novel isothiocynate, yang merupakan kelas
bioavailabilitas fitokimia yang dilaporkan terdapat dalam daun dan polong kelor. Kelor
mengandung lebih banyak dan lebih padat vitamin, mineral, antioksidan kuat tertinggi,
asam amino esensial lengkap dan ditambah beberapa senyawa lain (Simbolon, 2007).
Kandungan nilai gizi yang sangat baik pada daun kelor membuat daun ini dapat
dijadikan sebagai minuman instan yang memiliki manfaat fungsional. Teknologi Pangan
UPH memiliki visi menjadi salah satu pusat pengembangan teknologi pangan di
Indonesia. Pengabdian kepada Masyarakat yang merupakan salah satu wadah Tridharma
Perguruan Tinggi yang menjadi salah satu sarana untuk mencapai visi tersebut. Berbagai
mitra dipilih guna memperkenalkan minuman fungsional instan dari daun kelor
(Suwondo,1992).
Teh adalah minuman yang sangat umum dalam kehidupan kita
seharihari.Kebiasaan minum teh tidak hanya dikenal di Indonesia tetapi juga hampir di
seluruh dunia. Teh ternyata mengandung banyak manfaat bagi kesehatan. Menurut
beberapa hasil penelitian, teh memiliki kandungan senyawa yang mampu mengobati
sejumlah penyakit ringan dan mencegah serangan berbagai penyakit berat. Selain itu
karena teh adalah minuman alami, maka relatif aman dari efek samping yang merugikan
kesehatan (Ajisaka, 2012).
Teh adalah jenis minuman yang paling banyak dikonsumsi setelah air
(Damayanthi, 2008), selain sebagai minuman yang menyegarkan, teh telah memiliki
khasiat bagi tubuh (Silaban, 2005), dapat dinikmati dengan penyeduhan. Teh tidak hanya
terbuat dari pucuk daun tanaman teh, namun dapat dibuat dari daun yang lain seperti,
daun alpukat, daunsirsak, bunga rosela, daun pacar air, dan daun kopi.
Penelitian Siringoringo (2012), memanfaatkan daun kopi sebagai teh seduhan
yang menghasilkan uji organoleptik terbaik dengan interaksi lama fermentasi 90 menit
dan suhu pengeringan 95 derajat Celcius. Daun kopi ini memiliki kandungan tanin yang
baik sehingga memiliki rasa yang agak pahit dan tidak jauh berbeda dengan teh yang
berasal dari daun teh. Produk teh tidak hanya dihasilkan dari daun teh, namun dapat
dihasilkan dari daun lain seperti daun kelor.Kelor sudah dikenal luas di Indonesia,
khususnya di daerah pedesaan, tetapi belum dimanfaatkan secara maksimal dalam
masyarakat.
Di Indonesia pohon kelor banyak ditanam sebagai pagar hidup, ditanam di
sepanjang ladang atau tepi sawah, berfungsi sebagai tanaman penghijau. Selain itu
tanaman kelor juga dikenal sebagai tanaman obat berkhasiat dengan memanfaatkan
seluruh bagian dari tanaman kelor mulai dari daun, kulit batang, biji, hingga akarnya
(Simbolan et al, 2007).
.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Morfologi Dun Kelor?
2. Apa Saja Senyawa Yang Terkandung Dalam Daun Kelor?
3. Apa Yang Dimaksud Dengan Teh?
4. Apa Saja Fomulasi Minuman Daun Kelor?
5. Bagaimana Cara Pembuatan Teh Daun Kelor

C. TUJUAN
Untuk Mengetahui Formulasi Dan Cara Pembuatan Minuman Daun Kelor Serta Zat Yang
Terkndung Di Dlam Tanman Kelor
BAB II
PEMBAHASAN

A.Morfologi Daun Kelor


Tanaman Kelor (Moringa oleifera) Kelor (Moringa oleifera) tumbuh dalam bentuk
pohon, berumur panjang (perenial) dengan tinggi 7 - 12 m. Batang berkayu (lignosus), tegak,
berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar. Percabangan simpodial, arah cabang tegak
atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Perbanyakan bisa secara generatif (biji)
maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di
ketinggian ± 1000 m dpl, banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar di halaman rumah atau
ladang. Kelor merupakan tanaman yang dapat mentolerir berbagai kondisi lingkungan, sehingga
mudah tumbuh meski dalam kondisi ekstrim seperti temperatur yang sangat tinggi, di bawah
naungan dan dapat bertahan hidup di daerah bersalju ringan. Kelor tahan dalam musim kering
yang panjang dan tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan tahunan berkisar antara 250
sampai 1500 mm. Meskipun lebih suka tanah kering lempung berpasir atau lempung, tetapi dapat
hidup di tanah yang didominasi tanah liat. Bagian tanaman ini yang sering digunakan sebagai
obat adalah biji dan daun, berkhasiat digunakan sebagai antidiabetes dan antioksidan (Jaiswal et
al., 2009).
Klasifikasi Tanaman Kelor Klasifikasi tanaman kelor menurut (Roloff et al., 2009)
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Ordo : Capparales
Famili : Moringaceae
Genus : Moringa Spesies : Moringa

B.Senyawa Yang Terkandung Dalam Daun Kelor


Senyawa Fitokimia Tanaman Kelor Fitokimia merupakan ilmu pengetahuan yang
menguraikan aspek kimia suatu tanaman. Kajian fitokimia meliputi uraian yang mencakup aneka
ragam senyawa organic yang dibentuk dan disimpan oleh organisme, yaitu struktur kimianya,
biosintesisnya, perubahan serta metabolismenya, penyebarannya secara alamiah dan fungsi
biologisnya, isolasi dan perbandingan komposisi senyawa kimia dari bermacam-macam jenis
tanaman (Harborne,1987;Sirait, 2007). Fitokimia terdiri dari senyawa metabolit primer dan
sekunder (Edeoga et al., 2005).
Metabolit primer (polisakarida, protein, lemak,dan asam nukleat) merupakan penyusun
utama makhluk hidup, sedangkan metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang umumnya
mempunyai kemampuan bioaktivitas dan berfungsi sebagai pelindung tumbuhan dari gangguan
hama penyakit untuk tumbuhan itu sendiri atau lingkungannya (Lenny, 2006). Metabolit
sekunder antara lain fenol, flavonoida, saponin, terpenoid, steroida, tannin, plobatamin, kumarin,
alkaloida dan merupakan bioaktif pada tanaman. Kelor mengandung beberapa senyawa fitokimia
berupa steroid, flavonoid, alkaloid, fenol, dan tanin (Ikalinus, 2015).
Senyawa steroid yang terdapat dalam tumbuhan dapat berperan sebagai pelindung.
Senyawa ini tidak hanya bekerja menolak beberapa serangga tetapi juga menarik beberapa
serangga lain (Robinson, 1995). Beberapa jenis senyawa steroid yang digunakan dalam dunia
obat-obatan antara lain estrogen merupakan jenis steroid hormon seks yang digunakan untuk
kontrasepsi sebagai penghambat ovulasi, progestin merupakan 9 steroid sintetik digunakan untuk
mencegah keguguran dan uji kehamilan, glukokortikoid sebagai anti inflamasi, alergi, demam,
leukemia, dan hipertensi (Doerge, 1982).
Tanin memiliki aktivitas sebagai antibiotik. Prinsip kerja tanin sebagai antibiotik adalah
dengan cara membentuk kompleks dengan enzim ekstraseluler yang dihasilkan oleh patogen atau
dengan mengganggu proses metabolisme patogen tersebut. Tanin terkondensasi memiliki
aktivitas sebagai antioksidan dan dapat melindungi kulit dari kerusakan yang ditimbulkan oleh
radiasi ultraviolet (Cordoves et al, 2001).
Dalam bidang kesehatan, alkaloid berfungsi sebagai analgesik, mengubah kerja jantung,
mempengaruhi peredaran darah dan pernafasan, antimalaria, stimulan uterus, dan anestetika
lokal (Sirait, 2007). Senyawa fenol sering digunakan sebagai antibakteri. Mekanisme fenol
sebagai anti bakteri adalah karena fenol mengubah permeabilitas membran sitoplasma yang
menyebabkan kebocoran nutrien dari dalam sel sehingga sel bakteri akan mati atau terhambat
pertumbuhannya dan mengendapkan protein. (Pratt and Hudson, 1990). Flavonoid adalah
golongan senyawa polifenol yang diketahui memiliki sifat sebagai penangkap radikal bebas,
penghambat enzim hidrolisis dan oksidatif, dan bekerja sebagai antiinflamasi (Pourmourad et al,
2006). Flavonoid berfungsi mengatur pertumbuhan, fontosintesis, antimikroba dan antivirus.
Flavonoid bermanfaat untuk melindungi struktur sel, meningkatkan efektifitas vitamin C,
antiinflamasi, mencegah keropos tulang dan sebagai antibiotik (Haris, 2011).

C. Pengertian Teh
Teh merupakan bahan baku minuman penyegar yang telah dikenal luas dan digemari oleh
masyarakat di seluruh dunia. Rasa dan aromanya yang khas serta harga yang relatif terjangkau
membuat minuman teh menjadi bagian dari pilihan gaya hidup di berbagai lapisan masyarakat
dan cocok diminum di segala kondisi. Sehingga kini meminum teh di sore hari (afternoon tea)
tidak hanya menjadi tradisi keluarga bangsawan di kerajaan Inggris ataupun upacara ritual dalam
budaya Jepang, tetapi juga bisa dinikmati di saat-saat santai oleh masyarakat biasa di desa-desa
di pedalaman India, serta menjadi minuman favorit keluarga oleh sebagian besar masyarakat di
Indonesia. Teh merupakan salah satu komoditi ekspor Indonesia yang terkenal di pasaran dunia.
Beberapa penelitian tentang teh hingga sekarang masih saja intensif dilakukan oleh para ahli
untuk mempelajari tentang khasiat teh (Horstein dan Teranishi, 1995).
Sejauh ini, di samping dapat meningkatkan proses metabolisme, teh berkhasiat sebagai
anti kanker, anti bakteri (Graham, 1985), antioksidan, anti karsinogenik, menurunkan tekanan
darah, dan menurunkan kandungan kolesterol dalam darah, serta pemanfaatannya lainnya bagi
peningkatan kualitas hidup manusia (Hamilton-Miller, 2001). Pada prinsipnya tipe teh yang
diproduksi dan dikonsumsi di dunia adalah teh hitam dan teh hijau, dengan sejumlah kecil dalam
bentuk teh oolong dan teh pouchong (Horstein dan Teranishi,1995). Pengelompokan ini
didasarkan pada proses fermentasi dalam pengolahan teh. Teh hitam merupakan teh yang
terfermentasi secara penuh, sedangkan teh hijau tidak terfermentasi sama sekali, sementara teh
oolong dan teh pouchong hanya terfermentasi sebagian (Egan, Kirk, Sawyer, 1981). Pada
pengolahan teh hitam, teh mengalami beberapa tahap pengolahan seperti pelayuan,
penggulungan, fermentasi, pengeringan, dan sortasi (Werkhoven, 1974).
D. Formulasi Minuman Daun Kelor

Bahan :
Air 1 liter
Bubuk daun kelor instan 67 gram
Non-dairy creamer 27 gram
Susu bubuk full cream 14 gram
Bubuk daun kelor kering* 1,5 gram
CMC 3 gram

Alat :
Nampan
Kain penutup
Panci
Blender
Kompor
Timbangan
Saringan

E. Cara Pembuatan Minuman Daun Kelor


1. Cara pengeringan dan pengolahan daun kelor menjadi bubuk daun kelor dengan tehnik
blansir atau perebusan
1. Mengambil atau memetik daun kelor yang segar
2. Cuci daun kelor dengan air bersih hingga terbebas dari kotoran
3. Air dipanaskan dengan suhu 100o c
4. Daun kelor di bungkus menggunakan kain lalu di blansir selama 3 menit
5. Daun kelor di angkat lalu di celupksn dalam air dingin hingga daun kelor menjadi
dingin
6. Daun kelor di angkat lalu kain diperas
7. Daun kelor di susun pada nampan lalu di jemur di bawah sinar matahari
8. Setelah kering ,Lalu di lakukan pengecilan ukuran partikel atau diserbuk
9. Melakukan penggilingan dengan peralatan yang sesuai sehingga dihasilkan bubuk
daun kelor dengan ukuran yang kecil dan seragam. Hal ini akan mempermudah dalam
pengaplikasian bubuk daun kelor ke dalam berbagai produk pangan, sebagai contoh
pada saat digunakan dalam pembuatan minuman instan.

2. Teknik pengolahan daun kelor menjadi minuman fungsional


1. Daun kelor dan air hangat ditimbang dengan perbandingan (1:2)
2. Campuran tersebut di blender lalu di saring dengan kain saring untuk mendapat air
saringan pertama
3. Lalu ampas daun kelor di tambahkan air dalam jumlah yang sama
4. Campuran tersebut di blender lalu di saring dengan kain saring untuk mendapat air
saringan kedua
5. Lalu minuman dapat di sajikan

PEMBAHASAN

Produk teh tidak hanya dihasilkan dari daun teh, namun dapat dihasilkan dari
daun lain seperti daun kelor.Kelor sudah dikenal luas di Indonesia, khususnya di daerah
pedesaan, tetapi belum dimanfaatkan secara maksimal dalam masyarakat. Di Indonesia
pohon kelor banyak ditanam sebagai pagar hidup, ditanam di sepanjang ladang atau tepi
sawah, berfungsi sebagai tanaman penghijau. Selain itu tanaman kelor juga dikenal
sebagai tanaman obat berkhasiat dengan memanfaatkan seluruh bagian dari tanaman
kelor mulai dari daun, kulit batang, biji, hingga akarnya (Simbolan et al, 2007).
Kelor (Moringa oleifera) memiliki nutrisi yang tinggi karena daunnya mengandung
vitamin A yang setara dengan 10 kali vitamin A yang terdapat pada wortel, setara dengan
17 kali kalsium yang terdapat pada susu, setara dengan 15 kali kalsium pada pisang,
setara dengan 9 kali protein yang terdapat pada yoghurt dan setara 25 kali zat besi pada
bayam (Jonni, 2008).
Daun kelor dalam pembuatan teh menggunakan tambahan perasa alami kulit jeruk
purut agar rasa lebih segar dan baik untuk kesehatan tubuh. Jeruk (atau limau/limo) purut
(Citrus hystrix) merupakan tumbuhan perdu yang dimanfaatkan terutama buah dan
daunnya sebagai bumbu penyedap masakan. Dalam perdagangan internasional dikenal
sebagai kaffir lime. Jeruk purut (Citrus hyistix) memiliki kandungan tanin, steroid
triterpenoid, minyak atsiri dan sitrat (Suparni dan Ari wulandari, 2013). Kulit buah
berkhasiat stimultan, berbau khas aromatik, rasanya agak asin, kelat, dan lama-kelamaan
agak pahit. Buahnya dapat membantu mengatasi gejala influenza, badan terasa lelah,
mengatasi rambut kepala yang bau, serta mengatasi kulit bersisik dan mengelupas.
(wijaya, 2010).
Adapun bahan yang digunakan untuk membuat minuman kelor diantaranya Air
,bubuk daun kelor,non-dairy creamer,susu bubuk full cream,bubuk daun kelor kering,dan
CMC.

Pembuatan teh tidak lepas dari proses pengeringan. Pengeringan daun teh
memiliki cara yang bervariasi, di antaranya pengeringan secara langsung di bawah sinar
matahari atau sering disebut sundried.Proses ini membutuhkan waktu yang lama, daun
teh yang dijemur harusdibolak-balik. Basket-fired adalah proses pengeringan teh yang
dilakukandengan meletakkan daun pada wadah pipih dan lebar yang terbuat dari
daunbambu, kemudian diletakkan di atas arang panas. Oven-dried adalah carapengerigan
daun teh menggunakan oven (Somantri dan Tantri, 2011)
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan formulasi pembuatan minuman daun kelor dapat disismpulkan
bahwa
Memiliki banyak manfaat diantaranya mengontrol diabetes,menurunkan berat
badan,meningkatkan energi meredakan kram menstruasi,meningkatkan daya tahan
tubuh,menyehatkan jantung dan rambut.

B. SARAN
Sebaiknya kelor tetap dikemangkan di masyarakat karena banyak manfaat yang dapat
membantu meningkatkan dan menjaga Kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Christiani Tangkeallo, Tri Dewanti Widyaningsih. (20140. Aktivitas Antioksidan Serbuk


Minuman Instan Berbasis Miana Kajian Jenis Bahan Baku dan Penambahan Serbuk Jahe.
Universitas Brawijaya, Malang.

Foild N, Makkar HPS & Becker. (2007). The Potential Of Moringa Oleifera forAgricultural and
Industrial Uses. Mesir: Dar Es Salaam.

Krisnandi, 2013. Super Nutrisi Kelor. http://kelorina.com.( diakses : 16 Oktober 2012).

Simbolan JM, M Simbolan, N Katharina. (2007). Cegah Malnutrisi dengan Kelor. Yogyakarta:
Kanisius.

Soetanto, H., Sulistyani, Rachmawati, E., Karyono, S. dan Roeskitaningsih. (2004). Potensi
Tanaman Kelor sebagai Antibiotika dan Antioksidan. Laporan Penelitian Kerjasama antara
Universitas Brawijaya dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)- Jakarta.

S.Suwondo, S.Sidik, R.S. Sumadilaga, R.M. Soelarko. “Aktivitas Antibakteri Daun Sirih (Piper
betle L.) terhadap Bakteri Gingivitis dan Bakteri Pembentuk Plak/Karies Gigi (Streptococcus
mutans)”. Warta Tumbuhan Obat Indonesia. Vol.1 no:1.1992

Anda mungkin juga menyukai