Anda di halaman 1dari 2

KOMPETENSI GURU DIUJI LANGSUNG DI MASA PANDEMI

Menurut UUD 1945, Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa. Guru sebagai pendidik perlu untuk mengerti akan profesi keguruan yang diperlukan
demi mewujudkan tujuan pendidikan tersebut. Profesi adalah sebuah pekerjaan dengan
jabatan dalam suatu birokrasi yang menuntut keahlian tertentu dan memiliki etika khusus
terhadap masyarakat profesi[ CITATION Yog12 \l 1033 ]. Dengan adanya etika profesi dan
kode etik guru, diharapkan seorang guru bisa menjadi guru yang profesional sehingga dapat
menguasai pekerjaannya baik secara konsep maupun teknik.
Profesionalisme seorang guru sangat diperlukan dalam bidang pendidikan karena
ditangan guru pembelajaran dan hasil belajar siswa dipertaruhkan demi mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Guru adalah sebuah profesi yang bertugas mendidik, mengajar, melatih dan mengevaluasi
peserta didiknya. Menjadi seorang guru tidaklah mudah, tidak cukup modal pintar bicara saja
tetapi juga dituntut untuk bisa ikhlas, sabar, dan pengabdian. Menjadi seorang guru
hendaknya adalah sebuah panggilan bukan hanya sebagai profesi saja. Guru yang baik
dituntut untuk menjadi guru yang profesional.
Untuk menjadi guru profesional pada era pandemi ini, para guru mau tidak mau harus
mampu untuk bisa menggunakan perangkat elektronik yang terhubung dengan internet
sehingga bisa tetap melakukan kegiatan belajar mengajar kapanpun dan dimanapun. Kondisi
seperti ini menjadikan guru dan siswa dalam sebuah dilema yang harus dihadapi. Era baru
dalam kenormalan yang mengharuskan para guru dan siswa tetap belajar meski harus tetap di
rumah saja. Home schooling atau belajar dari rumah dan menggunakan fasilitas elektronik
yang terhubung dengan sambungan internet menjadi jalan untuk dapat mewujudkan
pembelajaran jarak jauh ini.
Berbagai masalah awal yang dihadapi dalam kenormalan baru ini. Antara lain adalah
Tidak semua guru memiliki kompetensi yang memadai dalam menjalankan tugasnya untuk
melaksanakan pembelajaran dari rumah. Terutama bagi mereka yang sudah berusia lanjut
yang belum sering berhubungan dengan internet. Selain itu, kesiapan para siswa dalam
menerima pembelajaran dengan menggunakan perangkat canggih juga menjadi hambatan,
seperti yang kami alami di sekolah yang saya ajar, tidak semua siswa memiliki perangkat
canggih yang bisa digunakan untuk menjalankan pembelajaran, sehingga para guru harus bisa
menyiasati bagaimana caranya agar tersampaikan materinya yaitu dengan mendatangi siswa
ke rumah masing-masing. Kegiatan ini membuat pekerjaan guru lebih banyak karena harus
melakukan pembelajaran dua cara yaitu secara daring (dalam jaringan) dan luring (luar
jaringan).
Selain permasalahan tersebut di atas masih ada lagi yang harus dihadapi yaitu tersedianya
internet di Indonesia belum merata. Seperti yang terjadi di Banten [ CITATION Kom20 \l
1033 ]. Di sebuah daerah di Banten belum dilalui jaringan internet sehingga para guru harus
mendatangi siswanya ke rumah masing-masing. Tentu saja cara seperti ini akan menghambat
pembelajaran karena guru harus menyediakan waktu dan tenaga lebih banyak. Belum lagi
Orang tua yang belum memahami betul arti dan pentingnya dari pembelajaran di rumah.
Banyak protes yang dilakukan oleh orang tua karena mereka juga mendadak jadi guru bagi
anak mereka di rumah.
Masih banyak lagi permasalahan awal yang dihadapi baik dari sisi guru, siswa maupun
orang tua. Tetapi pemerintah tidaklah tinggal diam yaitu sudah mengusahakan banyak sekali
upaya-upaya agar pembelajaran bisa terlaksana dengan baik di tengah-tengah pandemi ini.
Harapannya agar segera berlalu pandemi COVID-19 ini sehingga pembelajaran bisa
terlaksana secara normal dan setiap segi kehidupan dapat berfungsi seperti sedia kala.
[ CITATION San20 \l 1033 ]

Bibliography
CITATION Yog12 \l 1033 : , (Rachman, 2012),
CITATION Kom20 \l 1033 : , (TV, 2020),
CITATION San20 \l 1033 : , (Ariawan, 2020),

https://doi.org/10.31237/osf.io/xe95j

Anda mungkin juga menyukai